Industri Farmasi Perlu Fortifikasi.

.

123
17
OJan

18

[(OMPAS
o Setasa

Sen;n
4
19

OPeb

5
20

.Mar


o Rabu 0 Kam;s 0 Jumat o Sabtu
6

21

OApr

7

8

9

@

22

OMe; OJun


10
24

. 25

12

11
26

o M;nggu
14

13
27

o Jut 0 Ags OSep

28
OOkt


15
29
ONov

16
30

31

ODes

-- -- _.....--KESEHATAN

Industri Farmasi Perlu
Fortifikasi
BANDUNG,
KOMPAS
Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman
mengatakan, industri farmasi

memerlukan fortifikasi untuk
merespons berbagai tantangan
dalam pengembangan industri
farmasi nasional.
Demikian dikatakan Kusmayanto dalam seminar peringatan
ulang tahun emas Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Bandung, Jumat (20/3).
"Fortifikasi merupakan langkah penting agar kita tidak terlindas dampak globalisasi ekonomi," kata Kusmayanto. Lebih
dari 95 persen pasar obat didominasi kekuatan asing.
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah mengoptimalisasi
pemanfaatan kekayaan keanekaragaman hayati asli dalam negeri.
"Sekarang ini pengobatan herbal
terus populer. Sampai-sampai
produk berbahan kimia dinyatakan produk herbal. lronisnya,
belum banyak kekayaan hayati

---Kliping

Humos


asli yang kita kenali," katailya.
Pembicara lain, Direktur PT
Kimia Farma Sjamsul Arifin,
mengatakan, industri farmasi di
Indonesia masih jauh dari maildiri. Banyak faktdr menjadi penyebab, seperti visi industri yang
lebih mengandalkan impor, rendahnya penguasaan teknologi,
kurangnya sumber daya manusia,
tak ada dukungan dana, dan tidak
jelasnya peran pemerintah.
la mengatakan, China dan India tidak hanya mandiri dalam
penyediaan obat, tetapi menjadi
pengekspor bahan-bahan obat.
Di Indonesia, pasar obat-obatan sekitar Rp 30 triliun per tahun. "Bayangkan, kita mengimpor bahan dengan dollar, sementara menjual dengan rupiah dan
dibatasi harganya," kata Sjamsul.
la mengingatkan, industri farmasi tidak hanya mengemban fungsi
sosial, tetapi juga ekonomi. "Di
India dan China, industri farmasi
bisa jadi andalan devisa," kata
Sjamsul. (LSD) ...011;__


Unpad

2009
---