Program Diploma Tidak Tepat Sasaran.

O. Senin
2
3
18
19
npcb

o

o Selasa o Rabu o Kamis . Jumat
4

5

'W'

~
.Mar

6


8

21

7
22

nAp'

- nMei

9

23
() JI//I

10

24


.,) Sabtu
Minggu
14
15
16
12
13
26
27
28
29
30
31

11

25

n- JI//


nAgs

n Sep n Okl n

Nov

(') Des
/

Program Diploma
Tidak Tepat Sasaran
Cenderung Dijadikan Batu Loncatan
BANDUNG, KOMPAS - Programdiplomadisejumlah
perguruan tinggidievaluasi.Beberapa kampus mulai menutup program iniatau mengurangi kuota penerimaan mahasiswa baru. Program ini dinilai kurang tepat sasaran dan
cenderung dijadikan batu loncatan mahasiswa kejenjang
pendidikan sarjana.
"Dari hasil evaluasi, ternyata
banyak lulusan program diploma
yang justru melanjutkan ke ekstensi (sarjana). Akibatnya, tujuan pendidikan yang menghasilkan lulusan terampil dan praktisi ini tidak tercapai," ujar Rektor
Universitas Padjadjaran Ganjar

Kurnia, Kamis (19/3).
Dari hasilevaluasi,Unpad mulai
tahun ini tidak lagi membukajalur
ekstensi S-1Ekonomi."Dengan ini,
kami harapkan lulusan D-3 langsung cari keIja dan tidak lagimenggunakan ekstensi sebagaistudi lanjut," katanya. Menurut dia,beberapa program studi diploma akan ditutup jika memang kebutuhannya
sudahjenuh.
Menurut Pembantu Rektor Bidang Akademik Unpad Husein H
Bahti, program diploma seharusnya menjadi terminal akhir orang
mencari kerja. "Kenyataannya

~--

Kliping

malah jadi pemberhentian untuk
pindah jurusan kendaraan. Sebab,
dengan D-3, peluang ke S-llebih
mudah," ungkapnya.
Tahun ini Unpad telah mengurangi kuota penerimaan mahasiswa baru di program diploma secara
signifikan. Jika tahun sebelumnya

jumlahnya sekitar 3.800 orang, tahun ini, menurut Husein, hanya sekitar 2.000 orang. "Fikom, misalnya, sudah mengurangi dari 600 jadi tinggal 400 orang," tutur Wakil
Ketua Seleksi Masuk Unpad Mien
Hidayat. Di Unpad, program diploma hanya ada di beberapa fakultas,
yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Pertanian, Komunikasi, Sastra,
dan Ekonomi.
Di Universitas Pendidikan Indonesia, program diploma di bidang keguruan sudah ditutup. Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
UPI

Hum as

Unpod

Chaedaer Alwasilah, ini terjadi akibat tuntutan zaman. "Undang-undang mewajibkan guru profesional
adalah lulusan S-1. Lulusan PGSD
(pendidikan Guru Sekolah Dasarsetara diploma) pun kini dituntut
melanjutkan ke S-I," ujarnya.

Orientasi gelar
Menurut Ketua Bidang Organisasi Asosiasi Perguruan Tinggi
Swasta Indonesia (Aptisi)Wilayah

Jabar dan Banten Budi Djatmiko,
persoalan yang kini terjadi di program diploma adalah akibat kecenderungan paradigma mahasiswa
yangberorientasi pada gelar semata. Lulusap sarjana dianggap lebih
prospektif. Padahal, kenyataannya
tidakdemikian. .
"Dari hasil pertemuan kami
(Aptisi)dengan industri dan pasar
kerja, mereka justru mencari dan
menyenangi lulusan diploma karena lebih siap pakai, tidak seperti
sarjana yangsiap latih. Kenyataannya,justru minat (diploma) secara
nasional memang turun. Ini suatu
kondisiparadoks,"katanya.
Kondisi inijuga berlanjut di kegiatan akademis.Program diploma
yang semestinya menuntut fasilitas belajar dan biaya yang lebih
tinggi justru cenderung kalah dari
program

2009------------

sarjana.


(JON)

_.- ---