GERAKAN ROKOK TEPAT SASARAN GO PASAR MEL

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA

JUDUL KARYA TULIS
GERAKAN ROKOK TEPAT SASARAN (GO-PASAR) MELALUI
MODIFIKASI STRATEGI 4P KOTLER'S MARKETING MIX MENUJU
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGS) DI INDONESIA

Disusun oleh :

Dian Friantoro

(12812141022/2012)

Nurul Hikmah

(13803241039/2013)

Eryan Dwi Susanti

(13804241011/2013)


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya tulis yang berjudul
"Gerakan Rokok Tepat Sasaran (GO-PASAR) melalui Modifikasi Strategi 4P
Kotler's Marketing Mix menuju Sustainable Development Goals (SDGS) di
Indonesia” dapat terselesaikan dengan baik.
Banyak pihak yang telah mendukung terselesaikannya karya tulis ini. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
khususnya kepada:
1. Dr. Sugiharsono, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNY.
2. Siswanto, M.Pd, selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi UNY.
3. Adeng Pustikaningsih, M.Si selaku dosen pembimbing.
4. Pihak-pihak yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk

menyelesaikan karya ini.
Dalam penyusunan karya tulis ini masih terdapat beberapa kekurangan,
oleh karena itu saran dan kritik yang membangun bagi perbaikan kedepannya
sangat penulis harapkan. Selain itu penulis juga ingin memohon maaf apabila
terdapat banyak kekurangan. Terima kasih.

Penulis

iii

DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ........................................................................................ ii
Kata Pengantar ................................................................................................... iii
Daftar Isi............................................................................................................. iv
Daftar Gambar .................................................................................................... v
Daftar Tabel ....................................................................................................... v
Daftar Lampiran ................................................................................................. v
Abstrak ............................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................ 4
D. Manfaat ...................................................................................................... 4
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Rokok ........................................................................................................ 5
B. Perilaku Merokok....................................................................................... 8
C. Manajemen Pemasaran .............................................................................. 10
D. Sustainable Development Goals ............................................................... 11
E. Gerakan Rokok Tepat Sasaran ................................................................... 13
BAB III METODE PENULISAN
A. Metode Penulisan....................................................................................... 14
B. Jenis data yang digunakan ......................................................................... 14
C. Metode Penulisan ...................................................................................... 14
D. Teknik Interpretasi dan Analisis Data ....................................................... 14
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
A. Analisis Permasalahan ............................................................................... 16
B. Sintesis ....................................................................................................... 17
1. Konsep Gerakan Rokok Tepat Sasaran ................................................ 17
2. Modifikasi 4P Kotler's Marketing Mix .................................................. 19

3. Teknik Implementasi.............................................................................. 22
4. Prediksi Hasil ......................................................................................... 25
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 27
B. Saran .......................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 28
LAMPIRAN ........................................................................................................ 30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ 32

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo Gerakan Rokok Tepat Sasaran ................................................... 17
Gambar 2. Kemasan Rokok Tampak Depan ......................................................... 20
Gambar 3. Kemasan Rokok Tampak Belakang .................................................... 21
Gambar 4. Metode Top Down ............................................................................... 23
Gambar 5. Metode Bottom Up .............................................................................. 24

DAFTAR TABEL


Tabel 1. Perbandingan Tarif Cukai ....................................................................... 19

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pola Kemasan Rokok........................................................................ 30
Lampiran 2. Foto Kemasan Rokok sudah jadi ...................................................... 31

v

GERAKAN ROKOK TEPAT SASARAN (GO-PASAR) MELALUI
MODIFIKASI STRATEGI 4P KOTLER'S MARKETING MIX MENUJU
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGS) DI INDONESIA
Oleh : Dian Friantoro, Nurul Hikmah, Eryan Dwi Susanti
Universitas Negeri Yogyakarta
ABSTRAK
Indonesia adalah negara dengan tingkat konsumsi rokok terbesar keempat
didunia. Hal ini terlihat dalam total konsumsi rokok tahun 2013 sebesar 302 miliar
rokok. Pertumbuhan konsumsi rokok di Indonesia terbilang tinggi sebesar 5%
pertahun dan ternyata diikuti oleh peningkatan umur mulai merokok pada usia

yang lebih muda. Perokok usia 10-14 tahun naik 2 kali lipat dalam 10 tahun
terakhir dari 9,5% pada tahun 2001 menjadi 17,5% pada tahun 2010. Kondisi ini
diperparah dengan lemahnya regulasi, penanaman nilai karakter yang belum
optimal dan lingkungan yang belum kondusif. Padahal rokok sangat berbahaya
bagi kesehatan karena mengandung nikotin, tar dan karbon monoksida yang dapat
mengakibatkan kanker, penyakit jantung dan bahkan kematian. Data dari Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2010 menyebutkan bahwa
kematian yang disebabkan oleh penyakit terkait tembakau berjumlah 190.260 jiwa
atau 12,7 persen dari seluruh kematian di tahun yang sama. Selain berdampak
pada kesehatan, rokok juga menyulut persoalan ekonomi. Terbukti pada tahun
2009 sekitar 50% rumah tangga termiskin terjerat konsumsi rokok. Pengeluran
rokok malah lebih besar dari pengeluaran untuk kebutuhan gizi, pendidikan dan
bahan bakar.
Karya tulis ini ditulis secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang
bersumber objek kajian penelitian berupa pustaka-pustaka seperti buku, artikel,
jurnal maupun sumber dari internet. Adapun tujuan penulisan karya tulis ini yakni
untuk mengetahui konsep dasar Gerakan Rokok Tepat Sasaran (GO-PASAR),
modifikasi 4P Kotler's Marketing Mix, langkah strategis implementasi GOPASAR dan mengetahui prediksi hasil GO-PASAR.
Gerakan Rokok Tepat Sasaran (GO-PASAR) adalah sebuah upaya
mengurangi konsumsi rokok dan jumlah perokok (terutama usia muda dan rumah

tangga miskin) di Indonesia menuju Sustainable Development Goals (SDGs).
GO-PASAR ini dalam pelaksanaannya menggunakan modifikasi 4P Kotler's
Marketing Mix atau konsep bauran pemasaran yang terdiri dari Produk (Product),
Harga (Price), Promosi (Promotion), Distribusi/ Tempat (Place). Dalam hal
produk, kemasan produk rokok akan diterapkan secara seragam dengan kemasan
bergambar penyakit secara penuh. Dalam hal harga, pajak produk rokok akan
ditingkatkan sehingga harganya kurang terjangkau. Dalam promosi, produk rokok
hanya dipromosikan pada media radio, koran atau majalah. Dalam distribusi,
produk rokok hanya didistribusikan pada tempat-tempat tertentu seperti di pusat
perbelanjaan, kafe dan outlet rokok khusus. Gerakan Rokok Tepat Sasaran ini
diharapkan dapat mengurangi konsumsi rokok Indonesia dalam mencapai
Sustainabable Development Goals (SDGs)
Kata Kunci: GO-PASAR, Marketing Mix, Rokok, SDGs

vi

1

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Rokok menjadi dilematika antara kesehatan dan ekonomi. Indonesia
adalah negara dengan tingkat konsumsi rokok terbesar keempat didunia. Total
konsumsi rokok tahun 2013 sebesar 302 miliar rokok dengan jumlah perokok
sebesar 27,6% atau sekitar 67 juta orang. Berarti bahwa setiap 4 orang
Indonesia ada satu orang perokok dan diasumsikan setiap orang merokok
4507 batang rokok dalam waktu satu tahun. Sehingga tidak heran bila
produsen rokok menentang dengan keras adanya pembubaran pabrik rokok
karena omzet yang diterimanya sangat besar. Peningkatan penjualan rokok
juga berpengaruh secara positif pada penerimaan negara dari sisi pajak dan
bea cukai rokok. Namun di sisi lain, pertumbuhan konsumsi rokok sebesar
5% per tahun ternyata diikuti pula oleh peningkatan umur mulai merokok
pada usia yang lebih muda. Perokok usia 10 – 14 tahun naik 2 kali lipat dalam
10 tahun terakhir dari 9,5% pada tahun 2001 menjadi 17,5% pada tahun 2010.
Hal ini mengindikasikan bahwa bahaya rokok sudah merambah pada generasi
muda Indonesia dan menjadi permasalahan serius karena menyangkut masa
depan bangsa. Rokok menjadikan remaja kecanduan dan dipercaya menjadi
pintu masuk bagi kalangan remaja untuk menikmati narkoba.Remaja yang
merokok mempunyai kemungkinan 3 kali lebih banyak dibanding mereka

yang tidak merokok untuk menggunakan alkohol, 8 kali lebih banyak
beresiko menghisap ganja, dan 22 kali lebih banyak menggunakan kokain
(dinkes.bengkuluprov.go.id, 2011). Sayangnya rokok yang memberikan
kecanduan itu pun belum dimasukkan pada zat aditif yang pantas dilarang
sehingga sangat sulit untuk menekan konsumsi rokok pada remaja.
Rokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Rokok mengandung 4.000 bahan
kimia yang berbahaya dan 69 diantaranya merupakan zat karsinogenik (zat
yang dapat menimbulkan kanker). Zat berbahaya seperti tar, karbon
monoksida, sianida, arsen, formalin, nitrosamin, dan lain-lain dapat

2

mengakibatkan kanker, penyakit jantung, pneumonia, gangguan reproduksi,
dan bahkan kematian. Data dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan tahun 2010 menyebutkan bahwa kematian yang disebabkan oleh
penyakit terkait tembakau berjumlah 190.260 jiwa atau 12,7 persen dari
seluruh kematian di tahun yang sama. Menurut Ketua Umum Ikatan Dokter
Indonesia, Kartono Muhammad, sebanyak 660 orang meninggal dunia setiap
hari akibat rokok dan setidaknya ada 27 warga Indonesia yang meninggal
setiap jamnya karena rokok (sindotrijaya, 2015).

Kondisi ini diperparah dengan lemahnya regulasi, penanaman nilai
karakter yang belum optimal, dan lingkungan yang belum kondusif. Regulasi
yang diterapkan pemerintah masih sangat longgar bagi produsen rokok untuk
memasarkan produknya. Pemberian gambar menyeramkan dalam kemasan
rokok pun tidak mampu menekan penjualan rokok secara signifikan.
Penelitian di berbagai negara yang telah menerapkan kebijakan gambar seram
dalam kemasan rokok mengungkap bahwa pengaruh yang ditimbulkan
dengan kebijakan ini baru dapat dirasakan dalam jangka menengah
(liputan6.com, 2014). Apalagi di Indonesia gambar menyeramkan dalam
kemasan rokok hanya 30% dari bagian kemasan. Undang-undang penyiaran
sudah membatasi waktu dan cara penanyangan iklan rokok di televisi. Akan
tetapi kebijakan ini tidak juga mampu menekan konsumsi rokok. Pasalnya
iklan rokok di televisi selalu menampilkan sosok yang gagah dan berani
sehingga remaja akan berfikir bahwa dengan merokok maka akan
menimbulkan kesan gagah dan pemberani. Penelitian yang dilakukan di
Universtas Hamka beserta Komnas anak tahun 2007 memperlihatkan bahwa
sebanyak 99,7% anak melihat iklan rokok di televisi, dimana 68%
mengatakan memiliki kesan positif terhadap iklan tersebut dan 50%
mengatakan lebih percaya diri seperti pada iklan (dinkes.bengkuluprov.go.id,
2011).

Lingkungan bermain menjadi faktor dominan remaja mengonsumsi rokok.
Remaja menjadi perokok pemula karena desakan teman-teman agar dapat
diterima di lingkungan bermainnya dan ada pula yang ingin dianggap keren

3

dan gagah. Prevalensi merokok di atas usia 15 tahun terus meningkat bahkan
prevalensi remaja perempuan naik 10 kali lipat sedangkan laki-laki naik dua
kali lipat (antaranews.com, 2015). Hal ini mengindikasikan bahwa remaja
menjadi target pemasaran yang menarik bagi produsen rokok untuk
memperbesar pasaran. Produsen rokok dalam menarik perhatian remaja
dengan beragam cara. Tidak hanya menayangkan iklan dengan model yang
gagah dan pemberani, tetapi variasi aroma rokok yang semakin beragam dan
disukai remaja ditambah dengan strategi pemasaran rokok sudah merasuk
secara perlahan dalam dunia remaja seperti menjadi sponsorship utama dalam
acara besar, musik, gaya hidup glamor, dan olahraga yang menarik remaja
bahkan beasiswa pendidikan dan fasilitas kesehatan gratis. Strategi produsen
rokok tersebut tidak lain adalah untuk memperluas pasaran dengan
meningkatkan pencitraan rokok melalui pengabdian masyarakat yang justru
semakin memperparah masa depan bangsa.
Selain berdampak pada kesehatan, rokok juga menyulut persoalan
ekonomi. Terbukti pada tahun 2009 sekitar 50% rumah tangga termiskin
terjerat konsumsi rokok. Berdasarkan studi Lembaga Demografi Universitas
Indonesia, pengeluaran keluarga menengah miskin untuk konsumsi rokok
melebihi pengeluaran makanan, pendidikan dan kesehatan, sehingga ada
kesempatan yang hilang akibat merokok (Kementerian Keuangan, 2014).
Berdasar latar belakang tersebut maka diperlukan inovasi untuk
mengambil jalan tengah antara dilematika kesehatan dan ekonomi pada
permasalahan rokok. Inovasi yang ditawarkan adalah Gerakan Rokok Tepat
Sasaran (GO-PASAR) melalui modifikasi strategi Kotler’s 4P Marketing Mix
menuju Sustainable Development Goals (SDGS) di Indonesia. Diharapkan
GO-PASAR mampu memasarkan rokok sesuai sasaran sehingga ancaman
kesehatan remaja dari bahaya merokok dapat ditekan sedemikian rupa tanpa
memberikan kerugian sisi ekonomi yang terlalu besar bagi produsen rokok.

4

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Gerakan Rokok Tepat Sasaran (GO-PASAR)?
2. Bagaimana modifikasi 4P Kotler’s Marketing Mix dalam GO-PASAR?
3. Bagaimana teknik implementasi GO-PASAR?
4. Bagaimana prediksi hasil dari penerapan GO-PASAR?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep Gerakan Rokok Tepat Sasaran (GO-PASAR).
2. Mengetahui modifikasi 4P Kotler’s Marketing Mix dalam GO-PASAR.
3. Mengetahui teknik implementasi GO-PASAR.
4. Mengetahui prediksi hasil dari penerapan GO-PASAR.
D. Manfaat
1. Pemerintah mendapat masukan bagaimana memfilter pemasaran rokok
agar tepat sasaran dan sebagai penekan angka kematian akibat rokok.
2. Perusahaan mampu memetakan pemasaran secara tepat sasaran sehingga
pemasaran rokok sesuai jalur yang dibenarkan
3. Masyarakat mendapatkan pemasaran yang sesuai dengan sasaran
sehingga tidak perlu resah dengan keterjangkauan anak-anak terhadap
rokok.
4. Anak-anak dan remaja terhindar dari jangkauan pemasaran rokok
sehingga terlindungi dari bahaya rokok.

5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Rokok
1. Pengertian Rokok
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) rokok adalah
gulungan

tembakau

kira-kira

sebesar

kelingking

yang

dibungkus.

Sedangkan menurut Heryani (2014) rokok adalah hasil olahan tembakau
yang terbungkus, dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana
Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan
tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Menurut Bambang Trim (2006)
rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang sekitar 120 milimeter
dengan diameter sekitar 10 milimeter yang berisi daun-daun tembakau yang
telah dicacah. Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan
mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat (Hans
Tendra, 2003).
Dapat disimpulkan bahwa rokok adalah sebuah gulungan berbentuk
silinder dari tembakau berdiameter 10 milimeter. Rokok yang sebelumnya
dicacah digulung menggunakan kertas dan ditambahkan filter rokok untuk
tempat menghisap. Rokok ini sangat berbahaya bagi kesehatan.
2. Kandungan Rokok
Menurut Muhibah (2011) racun rokok yang paling utama adalah sebagai
berikut:
a. Nikotin
Nikotin dapat meningkatkan adrenalin yang membuat jantung berdebar
lebih cepat dan bekerja lebih keras, frekuensi jantung meningkat dan
kontraksi jantung meningkat sehingga menimbulkan tekanan darah
meningkat
b. Tar
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel

6

pada paru-paru, mengandung bahan-bahan karsinogen (Mardjun, 2012).
c. Karbon monoksida (CO)
Merupakan gas berbahaya yang terkandung dalam asap pembuangan
kendaraan. CO menggantikan 15% oksigen yang seharusnya dibawa oleh
sel-sel darah merah. CO juga dapat merusak lapisan dalam pembuluh
darah dan meninggikan endapan lemak pada dinding pembuluh darah,
menyebabkan pembuluh darah tersumbat.
3. Jenis Rokok.
Menurut Mustikaningrum (2010) jenis rokok dibagi menjadi delapan, yaitu:
a. Rokok
Merupakan sediaan tembakau yang banyak digunakan.
b. Rokok Organik
Merupakan jenis rokok yang dianggap tidak mengandung bahan adiktif
sehingga dinilai lebih aman dibanding rokok modern.
c. Rokok Gulungan atau “Lintingan”
Peningkatan penggunaan rokok dengan cara melinting sendiri ini
sebagian besar disebabkan oleh budaya dan faktor finansial.
d. Bidis
Bidis berasal dari India dan beberapa negara Asia Tenggara. Bidis
dihisap lebih intensif dibandingkan rokok biasa, sehingga terjadi
peningkatan pemasukan nikotin yang dapat menyebabkan efek
kardiovaskuler.
e. Kretek
Mengandung 40% cengkeh dan 60% tembakau. Cengkeh menimbulkan
aroma yang enak, sehingga kretek dihisap lebih dalam daripada rokok
biasa.
f. Cerutu
Kandungan tembakaunya lebih banyak dibandingkan jenis lainnya,
seringkali cerutu hanya mengandung tembakau saja.

7

g. Pipa
Asap yang dihasilkan pipa lebih basa jika dibandingkan asap rokok
biasa, sehingga tidak perlu hisapan yang langsung untuk mendapatkan
kadar nikotin yang tinggi dalam tubuh.
h. Pipa Air
Sediaan ini telah digunakan berabad-abad dengan persepsi bahwa cara
ini sangat aman. Beberapa nama lokal yang sering digunakan adalah
hookah, bhang, narghile, shisha.
4. Pembagian Rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Rokok berdasarkan bahan baku atau isinya, dibedakan menjadi:
1) Rokok Putih
Isi rokok ini hanya daun tembakau yang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu (Mardjun, 2012). Rokok
putih mengandung 14 - 15 mg tar dan 5 mg nikotin
(Alamsyah, 2009).
2)

Rokok Kretek
Bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu
(Mardjun, 2012). Rokok kretek mengandung sekitar 20 mg tar dan
44-45 mg nikotin (Alamsyah, 2009).

3) Rokok Klembak
Bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan
kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
b. Rokok berdasarkan penggunaan filter menurut Mardjun (2012) dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Rokok Filter : rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus
2) Rokok Non Filter: rokok yang pada bagian pangkalnya tidak
terdapat gabus

8

5. Dampak Rokok Bagi Kesehatan
Menurut Riyadina W (1995) telah diketahui bahwa penyakit yang
ditimbulkan oleh rokok diantaranya: 1) Kanker Paru-paru, 2) Penyakit yang
berkaitan dengan pernapasan seperti asma, infeksi pernapasan, emfisema
dan penyakit serius lainnya, 3) Panyakit kanker lainnya dimulut,
tenggorokan, esophagus, system pencernaan, kandung kemih, ginjal,
pancreas, usus besar dan pada wanita adalah kanker leher rahim, 4) Penyakit
Jantung, 5) Stroke 6) Kardiovaskuler, 7) Gangguan kehamilan seperti bayi
prermatur, keguguran, kematian janin,. Kemaitan bayi sesudah lahir, 8)
gangguan kesehatan pada kulit seperti penuaaan dini.
Jadi dampak rokok bagi kesehatan sangat berbahaya. Rokok dapat
menyebabkan penyakit yang sangat mengerikan seperti kanker. Oleh karena
itu masyarakat harus memahami dampak rokok ini dan menghindari rokok
jika ingin terbebas dari bahaya rokok.

B. Perilaku Merokok
1. Klasifikasi Perokok
Sweeting (1990 dalam Alamsyah 2009) membagi perokok atas tiga
kategori yaitu : 1) Bukan Perokok, adalah seseorang yang belum pernah
mencoba merokok sama sekali ; 2) Perokok Eksperimen, adalah seseorang
yang telah mencoba rokok tapi tidak menjadikannya suatu kebiasaan ; 3)
Perokok tetap, adalah seseorang yang teratur merokok baik dalam hitungan
mingguan hingga intensitas yang lebih tinggi lagi. Adapun Sitepoe (2000
(dalam Alamsyah 2009) juga membagi perokok atas empat bagian yakni :
1)perokok ringan, adalah seseorang yang mengonsumsi rokok 1-10 batang
perhari; 2) perokok sedang, asalah seseorang yang mengonsumsi rokok 1120 batang perhari; 3) perokok berat adalah seseorang yang mengonsumsi
rokok lebih dari 20 batang perhari; 4) perokok yang menghisap rokok
dalam-dalam.

9

Dari beberapa klasifikasi perokok, dapat disimpulkan bahwa
seseorang yang mengonsumsi rokok 10 batang perhari masih termasuk
dalam kategori perokok ringan, yang dimungkinkan untuk menjadi perokok
tetap karena ia telah menjadikan kegiatan merokok sebagai salah satu
kebiasaan.
2. Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok Pada Remaja
Menurut Alamsyah (2009) factor-faktor yang mempengaruhi
kebiasaan merokok seseorang adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan Remaja
Pengetahuan remaja dapat mempengaruhi remaja dalam kebiasaan
merokok. Pengetahuan remaja dapat terdiri atas 1) pengetahuan bahaya
merokok terhadap kesehatan berupa jenis-jenis penyakit oleh rokok, 2)
Bahaya merokok terhadap kesehatan gigi dan mulut, 3) Zat berbahaya
yang terkandung dalam rokok.
b. Pengaruh Lingkungan Sosial
Situasi lingkungan sosial seseorang dapat mempengaruhi seseorang
terbiasa dalam merokok. Terdiri atas; 1) Orangtuan yang merokok, 2)
Saudara serumah yang merokok, 3) Teman yang merokok, 4) iklan
rokok
c. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang mendukung kebiasaan merokok adalah
sumber dana untuk membeli rokok, temat merokok dan waktu merokok.
d. Alasan Psikologis
Alasan psikologis seseorang mempenagruhi untuk kebiasaan merokok,
sebagai berikut, 1) Pengaruh perasaan positif adalah rokok dapat
menambah kenikmatan dan menyenangkan perasaan, 2) Pengaruh
perasaan negative bahwa rokok dalaha mengurangi perasaan seperti
marah, gelisah atau kesal, 3) Adiktif adalah perilaku merokok yang
kecanduan, 4) Keiasaan bahwa rokok sudah menjadi kebiasaan rutin, 5)
Gengsi seseorang yang merasa lebih hebat atau lebih tinggi derjatanya
bila merokok.

10

C. Manajemen Pemasaran
1. Pemasaran
Pemasaran adalah menurut Kotler (2005:10) proses sosial yang
dengan prose situ individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara

bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilau dengan pihak lain.
Sedangkan menurut Stanton dkk Pemasaran adalah suatu system total dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk mendistribusikan barang-barang
yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai sasaran serta tujuan
organisasi.
Dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah kegiatan menawarkan
barang ke individu atau kelompok setelah produksi dilakukan. Dengan itu
mereka akan merasakan kepuasan karena keinginan atau kebutuhannya
dapat tercapai.
2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Menurut Philip Kotler dan Kevin Keller dalam bukunya Marketing
Management (2012 ; p.47), mendefinisikan bauran pemasaran sebagai
seperangkat alat pemasaran perusahaan menggunakan untuk mengejar
tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Sedangkan menurut Dharmesta
(2003:78) mendefinisikan bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran
perusahaan meliputi produk, struktur harga, kegiatan promosi dan system
distribusi. Lamb dkk (2001:55) juga mengatakan bahwa bauran pemasaran
adalah paduan strategi produk, distribusi, promosi dan penentuan harga
yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang
saling memuaskan dengan pasar yang dituju.
Dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah sekumpulan
elemen (produk, harga, promosi dan distribusi) yang dikombinasikan
secara tepat agar menjadi suatu bauarn yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pemasaran. Kombinasi tersebut harus terbentuk secara
tepat karena apabila tidak tepat maka bauran yang dicapai akan tidak

11

optimal. Menurut Kotler (2001:24) bagian-bagian dari bauran pemasaran
sebagai berikut:
a. Produk (Product)
Suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, agar
produk yang dijual mau dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat
memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan dari konsumen. Produk
merupakan segala sesuatu yang ditawarkan untuk memuaskan keinginan
aau kebutuhan konsumen.
b. Harga (Price)
Sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki
atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli
dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk
satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Harga juga diartikan
sebagai sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi produk atau lainnya.
c. Tempat (Place)
Tempat diasosiasikan sebagai saluran distribusi yang ditujukan untuk
mencapai taget konsumen. Sistem distribusi ini mencakup lokasi,
transportasi, pergudangan, dan sebagainya. Tempat auat lokasi erat
kaitannya dengan pasa potensial sebuah perusahaan.
d. Promosi (Promotion)
Sebagai salah satu cara pemasaran untuk mengkomunikasikan dan menjual
suatu produk kepada konsumen yang berpotensi. Promosi adalah kegiatan
saat menawarkan produk ke konsumen sehingga mempengaruhi persepsi
konsumen.

D. Sustainable Developments Goals (SDGs)
Sustainable Development Goals atau tujuan pembangunan berkelanjutan
secara resmi pertama dibahas pada konferensi PBB tentang pembangunan
berkelanjutan yang diselenggarakan di Rio de Janeiro di Juni 2012 (Rio + 20).
SDGs atau disebut juga tujuan global merupakan tujuan yang disepakati

12

bersama untuk mewujudkan target pembangunan internasional. Draft Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) untuk tahun
2016-2030 sebagai berikut :
1) Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya di mana-mana
2) Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi,
dan mempromosikan pertanian berkelanjutan
3) Pastikan hidup sehat dan mempromosikan kesejahteraan bagi semua pada
segala usia
4) Menjamin kualitas pendidikan inklusif dan adil dan mempromosikan
kesempatan belajar seumur hidup untuk semua
5) Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan
anak perempuan
6) Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan
sanitasi untuk semua
7) Menjamin

akses

ke

energi

yang

terjangkau,

dapat

diandalkan,berkelanjutan, dan modern untuk semua
8) Mempromosikan

pertumbuhan

yang

berkelanjutan,

inklusif,

dan

berkelanjutan ekonomi, kesempatan kerja penuh dan produktif dan
pekerjaan yang layak untuk semua
9) Membangun infrstruktur, mempromosikan industrialisasi yang inklusif dan
berkesinambungan dan mendorong inovasi
10) Mengurangi kesenjangan dalam dan antara negara-negara
11) Membuat kota-kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, ulet dan
berkelanjutan
12) Pastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan
13) Mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan dampaknya
14) Melestarikan dan berkelanjutan menggunakan lautan, laut, dan sumber
daya laut untuk pembangunan berkelanjutan
15) Melindungi, mengembalikan dan mempromosikan penggunaan ekosistem
yang berkelanjutan, mengelola hutan, memerangi desertifikasi, secara

13

lestari dan menghentikan dan membalikkan degradasi lahan dan
menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati
16) Mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses bagi keadilan untuk semua dan
membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di semua
tingkatan
17) Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan berkelanjutan
E. Gerakan Rokok Tepat Sasaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gerakan adalah perbuatan,
pergerakan, usaha, atau kegiatan dalam lapangan sosial (politik dan
sebagainya), tindakan terencana yang dilakukan oleh suatu kelompok
masyarakat disertai program terencana dan ditujukan pada suatu perubahan
atau sebagai gerakan perlawanan untuk melestarikan pola-pola dan lembaga
lembaga masyarakat yang ada. Adapun tepat adalah betul atau lurus (arah,
jurusan), kena benar (pada sasaran, tujuan, maksud, dan sebagainya). Selain
itu, sasaran adalah rincian singkat dan tegas mengenai apa yang akan dicapai.
Dapat disimpulkan bahwa Gerakan Rokok Tepat Sasaran atau GO-PASAR
adalah suatu gerakan yang tujuannya untuk mengarahkan rokok kepada
konsumen yang tepat. Tepat disini dalam artian tepat usia, tepat ekonomi, tepat
kondisi, tepat promosi, tepat harga, tepat lokasi dan sebagainya.

14

BAB III
METODE PENULISAN

A. Metode Penulisan
Karya tulis ilmiah yang berjudul “Gerakan Rokok Tepat Sasaran
(GO-PASAR) melalui Modifikasi Strategi 4p Kotler's Marketing Mix
menuju Sustainable Development Goals (SDGS) di Indonesia” ditulis
menggunakan metode penulisan deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Dalam penulisannya menggambarkan secara rinci tentang konsep,
modifikasi bauran pemasaran, teknik implementasi, dan prediksi hasil
yang diperoleh setelah dilaksanakannya Gerakan Rokok Tepat Sasaran.
B. Jenis Data yang Digunakan
Jenis data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
yaitu data sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data
sekunder ini merupakan data yang penulis peroleh dari dokumentasidokumentasi tentang permasalahan rokok di Indonesia.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan karya
tulis ilmiah ini yaitu dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan yaitu
menggunakan kajian dari pustaka-pustaka yang dapat mendukung dan
mempertajam analisis dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Penulis
mengumpulkan data melalui studi pustaka (library research), yakni
menggunakan objek kajian penulisan berupa pustaka-pustaka seperti buku,
artikel, jurnal maupun sumber dari internet yang memiliki substansi
tentang pokok pembahasan masalah. Dari berbagai sumber data tersebut
kemudian diolah menjadi suatu karya tulis.
D. Teknik Interpretasi dan Analisis Data
Data-data yang sudah terkumpul kemudian diolah dan disusun secara
sistematis menjadi sebuah karya tulis ilmiah. Data yang ada juga
diintrepretasikan dalam teknik analisis data. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu deskriptif kualitatif.

15

Proses pelaksanaan analisis tersebut dapat dilakukan melalui beberapa
tahap, yaitu:
a.

Pengumpulan Data
Data yang berupa buku, artikel, jurnal, dan majalah ilmiah, internet
dikumpulkan untuk kemudian diambil bagian-bagian yang paling
relevan dengan topik yang dibahas.

b.

Reduksi data
Reduksi data merupakan analisis yang berfungsi menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasikan

data

sedemikian

rupa

sehingga

diperoleh

kesimpulan akhir dari data yang diperoleh.
c.

Penyajian Data
Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan

kemungkinan

adanya

penarikan

kesimpulan

dan

pengambilan tindakan. Dalam penyajian data ini kecenderungan
mengarah pada penyederhanaan data kompleks ke dalam kesatuan
bentuk yang sederhana dan selektif sehingga mudah dipahami.
d.

Penarikan kesimpulan
Setelah dilakukan pengumpulan data, pemilihan data, dan penyajian
data, maka langkah yang berikutnya adalah melakukan penarikan
kesimpulan dengan tujuan untuk menjawab rumusan masalah.
Penulisan

ini

diuraikan

secara

detail

mengenai

gambaran

permasalahan yang ada di lapangan serta gagasan konkrit yang
diberikan.

16

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Permasalahan
Permasalahan rokok di Indonesia sebenarnya merupakan hal yang
dilematis. Di satu sisi rokok menjadi salah satu ladang mata pencaharian
terbanyak masyarakat Indonesia dan menghasilkan pendapatan dari cukai
untuk menambah pendapatan Indonesia. Namun disisi lain, rokok merupakan
salah satu produk yang dijual namun berbahaya bila dikonsumsi dengan diberi
label "Merokok Membunuhmu". Berawal dari premis tersebut, muncullah
banyak permasalahan terkait rokok. Pro dan kontra rokok di Indonesia
menambah

kegundahan

perokok,

perusahaan

rokok,

pemerintah

dan

masyarakat tentunya.
Apabila dilihat dari total konsumsi rokok masyarakat Indonesia pada tahun
2013 sebesar 302 miliar rokok dengan jumlah perokok sekitar 67 juta orang.
Bukan suatu hal yang mengagetkan bila Indonesia menjadi salah satu negara
yang memiliki jumlah perokok terbanyak didunia. Padahal setiap orang cukup
memahami bahwa rokok adalah produk yang dapat membahayakan kesehatan.
Rokok dapat mengakibatkan kanker paru-paru, penyakit jantung, gangguan
kehamilan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Dapat dibayangkan
bahwa dapat dimungkinkan sebanyak 660 orang meninggal dunia setiap hari
akibat rokok dan setidaknya ada 27 warga Indonesia yang meninggal setiap
jamnya karena rokok. Inilah fakta yang mengkhawatirkan.
Suatu permasalahan yang perlu disoroti secara mendalam adalah fakta
bahwa pertumbuhan konsumsi rokok sebesar 5% per tahun ternyata diikuti
pula oleh peningkatan umur mulai merokok pada usia yang lebih muda.
Perokok usia 10 – 14 tahun naik 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir dari 9,5%
pada tahun 2001 menjadi 17,5% pada tahun 2010. Bahkan menurut Alamsyah
(2009) prevalensi remaja yang merokok adalah 30,14%.
Perilaku konsumen dalam membeli produk dipengaruhi oleh bauran
pemasaran yang terdiri dari harga, produk, lokasi dan promosi. Apabila

17

dikaitkan dengan keputusan konsumen dalam membeli rokok maka bauran
pemasaran ini dapat dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat menuju
segmentasi pasar akan produk rokok yang memang sesuai dengan yang
diharapkan. Gerakan Rokok Tepat Sasaran (GO-PASAR) melalui modifikasi
bauran pemasaran rokok merupakan solusi berdasarkan permasalahan yang
telah dijelaskan.

B. Sintesis
1. Konsep Gerakan Rokok Tepat Sasaran (GO-PASAR)
Gerakan Rokok Tepat Sasaran (GO-PASAR) merupakan suatu
gerakan melalui modifikasi bauran pemasaran yang terdiri dari modifikasi
harga, produk, lokasi dan promosi. Tujuan gerakan ini adalah
mengarahkan produk rokok kepada konsumen yang tepat berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu dalam mencapai Sustainable Development Goals
(SDGs) di Indonesia. Tujuan tersebut diuraikan menjadi beberapa misi
yakni pencegahan konsumsi rokok pada anak-anak dan remaja,
pencegahan konsumsi rokok pada rumah tangga miskin, penurunan umur
mulai merokok, pepenurunan konsumsi rokok nasional, penurunan jumlah
kematian akibat rokok dengan tidak merugikan konsumen maupun
produsen rokok.

Gambar 1. Logo Gerakan Rokok Tepat Sasaran

18

Logo gerakan tepat sasaran digunakan untuk melabeli produk
rokok yang telah terstandardisasi oleh pemerintah. Standardisasi tersebut
meliputi standar harga, standar produk, standar lokasi pemasaran dan
standar promosi.
Sasaran GO-PASAR adalah anak-anak, remaja dan rumah tangga
miskin. Alasannya adalah anak-anak dan remaja adalah usia yang rentan
yang dikhawatirkan terbawa oleh orang dewasa dengan perilaku
merokoknya. Adapun rumah tangga miskin, karena pada umumnya pada
rumah tangga miskin, belanja rokok mengalahkan belanja kebutuhan
pokok seperti belanja pangan sehingga keadaan ekonomi rumah tangga
miskin semakin carut marut bila perilaku merokok salah satu anggota
keluarganya terus menerus menjadi kebiasaan.
Implementasi GO-PASAR akan melibatkan konsumen rokok,
perusahaan rokok, pemerintah dan masyarakat. Selain itu, pembentukan
komunitas GO-PASAR juga diperlukan sebagai bentuk implementasi
bottom-up untuk menjawab permasalahan rokok dari bawah ke atas.
Diharapkan Gerakan Rokok Tepat Sasaran ini dapat menjawab
permasalahan rokok yang selama ini terjadi di Indonesia sekaligus dalam
mendukung ketercapaian Sustainable Development Goals di Indonesia.
Cakupan SDGs yang dimaksud terdiri dari 6 dari 17 poin SDGs yakni:
a. Berusaha meningkatkan pertumbuhan secara berkelanjutan melalui
pengembangan makroekonomi dan mikroekonomi terkait konsumsi
rokok, kesempatan kerja dan pekerjaan yang layak untuk semua.
b. Mendukung pola hidup sehat tanpa rokok bagi masyarakat terutama
anak-anak, remaja dan rumah tangga miskin.
c. Perbaikan ketahanan pangan dan peningkatan gizi terkait dampak
negatif pola belanja rokok pada rumah tangga atau keluarga.
d. Mengurangi kemiskinan akibat pola belanja rokok yang berlebihan,
khususnya pada rumah tangga miskin.
e. Perbaikan pengelolaan pola konsumsi dan produksi rokok secara
berkelanjutan

19

f. Mengurangi kesenjangan masyarakat terkait dampak negatif belanja
rokok pada rumah tangga miskin.
2. Modifikasi 4P Kotler's Marketing Mix
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa Gerakan Rokok Tepat Sasaran
(GO-PASAR) adalah gerakan melalui modifikasi bauran pemasaran
(Marketing Mix) sesuai teori dari Phillip Kotler yakni 4P (Price, Product,
Place, Promotion). Berikut masing-masing akan dijelaskan:
a. Harga (Price)
Harga produk rokok dapat dinaikan dengan menaikkan pajak atau
cukai rokok. Dasar dari pemilihan strategi harga ini adalah penelitian
yang dilakukan Nanda (2015) menyatakan bahwa intensitas merokok
dapat berkurang jika harga rokok dinaikkan. Dalam penelitian lain oleh
Rudi (2013) menyatakan bahwa jika terjadi kenaikan harga rokok
sebesar satu persen hanya akan mengurangi permintaan rokok sebanyak
0,33 %. Dengan demikian tarif cukai rokok tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap permintaan rokok. Berikut gambaran tarif cukai di
Indonesia yang dibandingkan dengan tarif cukai luar negeri:
Tabel 1. Perbandingan Tarif Cukai

Tarif cukai rokok di Indonesia sebenarnya harus dinaikkan ke
kisaran rataan dunia yakni 41,81 % untuk menjaga konsumsi rokok
yang berlebihan. Dengan tarif cukai tersebut, dapat dihitung harga
rokok per bungkus (isi 12-20) yang kini berkisar antara Rp10.000,00 –
Rp.20.000,00 dapat dinaikkan pada harga berkisar Rp.35.000,00 –
Rp45.000,00. Perkiraan ini menggunakan perkiraan kasar dan belum

20

menggunakan analisis harga pokok produksi dan harga pokok penjualan
untuk mengihitung satuan harga produk.
b. Produk (Product)
Dalam hal produk, kemasan produk rokok akan diterapkan secara
seragam dengan kemasan bergambar penyakit secara penuh. Strategi
produk ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephani
(2015) bahwa tulisan "Merokok Membunuhmu" lebih berpengaruh
dibandingkan tulisan lama. Selain itu gambar penyakit lebih
berpengaruh dibandingkan gambar peringatan lain. Oleh karena itu
ditetapkan gambar-gambar penyakit yang disebabkan oleh rokok seperti
kanker leher, kanker mulut, episema, esophagus, penyakit jantung dan
lain-lain. Berikut tampilan kemasan rokok tampak depan dan belakang:

.

Gambar 2. Kemasan Rokok Tampak Depan

21

Gambar 3. Kemasan Rokok Tampak Belakang

Pada kemasan rokok tampak depan, disajikan gambar penyakit
secara penuh dan disisinya dituliskan peringatan "Merokok dapat
Membunuhmu". Hal ini berfungsi agar konsumen lebih sadar dan
paham bahwa rokok dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya.
Diharapkan dengan adanya gambar ini, anak-anak dan remaja tidak ikut
mengkonsumsi rokok seperti yang dilakukan orang dewasa.
Pada kemasan rokok tampak belakang, disajikan gambar-gambar
penyakit lainnya (selain yang menjadi gambar penyakit di kemasan
depan) yang disebabkan oleh rokok. Hal ini untuk meyakinkan
konsumen bahwa mengonsumsi rokok dapat mengakibatkan penyakit
yang fatal hingga mengakibatkan kematian. Selain itu, pada bagian
bawah kemasan belakang ditulis peringatan etika merokok seperti
"Jangan Merokok di Tempat Umum". Hal ini lebih mengajak perokok
untuk menjadi perokok yang tidak merugikan orang lain

22

c. Lokasi (Place)
Penetapan bauran pemasaran yang selanjutnya adalah lokasi atau
tempat atau distribusi. Dalam hal ini produk rokok tidak diperbolehkan
dijual secara luas. Distribusi produk rokok terbatas pada lokasi-lokasi
tertentu yang tidak melibatkan anak-anak dan remaja. Perusahaan rokok
harus

mendistribusikan

produknya

dengan

seizin

kementerian

perdagangan (Pemerintah). Produk rokok hanya boleh dijual di lokasilokasi tertentu seperti pusat perbelanjaan (dengan lokasi outlet khusus),
kafe dan outlet rokok khusus. Rokok tidak boleh dijual di took atau
warung yang dapat dijangkau oleh anak-anak dan remaja.
d. Promosi (Promotion)
Promosi sangat mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu
produk tertentu. Dalam strategi promosi, produk rokok dilarang
dipromosikan melalui baliho di jalan raya yang banyak diperhatikan
orang banyak. Produk rokok boleh diiklankan di televisi dengan syarat
ditayangkan pada jam-jam tertentu seperti Pukul 23.00 – 04.00 agar
tidak ditonton oleh anak-anak dan remaja. Selain televisi produk rokok
boleh diiklankan melalui radio, koran atau majalah. Dalam hal
perusahaan rokok menjadi sponsor pada suatu kegiatan, perusahaan
rokok hanya mensponsori kegiatan yang tidak melibatkan anak-anak
dan remaja.
Dasar dari penetapan strategi promosi seperti ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Alamsyah (2009) yang memaparkan bahwa iklan
dapat mempengaruhi remaja agar terdorong untuk memutuskan
merokok. maka untuk mencegah prealensi merokok pada remaja.
3. Teknik Implementasi
Gerakan Rokok Tepat Sasaran (GO-PASAR) ini diimplementasikan
untuk seluruh wilayah di Indonesia. Dalam implementasinya diperlukan
sinergitas antara konsumen, produsen, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) pemerintah dan masyarakat. Adapun teknik implementasinya terdiri

23

dari dua metode yakni metode Top down dan bottom up. Metode tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Metode Top Down
Metode ini berpusat pada pemerintah yang merumuskan dan
menetapkan kebijakan kepada seluruh elemen masyarakat. Hal yang
pertama dilakukan adalah pemerintah merumuskan kebijakan dan
menetapkan kebijakan terkait harga, produk, lokasi dan promosi produk
rokok untuk mengimplementasikan Gerakan Rokok Tepat Sasaran.
Selanjutnya setelah penetapan kebijakan, dilakukan standardisasi
produk rokok. Sasaran utama standardisasi produk rokok adalah
produsen rokok. Selain terhadap produsen rokok, pemerintah juga
melakukan penetapan kebijakan sekaligus edukasi bagi tiga sasaran
utama gerakan rokok tepat sasaran yakni masyarakat, konsumen dan
pelajar sekolah.

Gambar 4 . Metode Top Down

b. Metode Bottom Up
Pada metode bottom up yang menjadi fokus implementasi adalah
pembentukan komunitas Gerakan Rokok Tepat Sasaran (GO-PASAR).

24

Komunitas ini dibentuk dari masyarakat dan LSM, selanjutnya setelah
komunitas terbentuk komunitas tersebut melakukan kampanye sosial,
edukasi dan persuasi kepada tiga sasaran utama yakni Masyarakat,
Konsumen dan Pelajar Sekolah. Selain itu komunitas juga akan secara
tidak langsung melakukan persuasi kepada produsen rokok untuk
menaati peraturan Gerakan Rokok Tepat Sasaran. Hal yang menjadi
keunikan dalam metode ini adalah tiga sasaran utama yang terdiri dari
Masyarakat

konsumen

dan

pelajar

sekolah

dapat

membentuk

mendukung komunitas GO-PASAR kembali. Dapat disimpulkan bahwa
metode bottom up ini nantinya dapat dilaksanakan secara berkelanjutan
dalam upaya implementasi Gerakan Rokok Tepat Sasaran menuju
tercapainya Sustainable Development Goals di Indonesia.

Gambar 5. Metode Bottom Up

25

4. Prediksi Hasil
Gerakan Rokok Tepat Sasaran merupakan gerakan yang tujuannya untuk
mensegmentasi sasaran konsumen terhadap produk rokok. Diharapkan dengan
implementasi GO-PASAR ini anak-anak dan remaja tidak ikut-ikutan untuk
mengonsumsi rokok seperti orang dewasa sehingga usia mulai merokok di
Indonesia juga menurun. Dengan modifikasi bauran pemasaran, diharapkan
konsumsi rokok akan mengalami penurunan dan sekaligus penurunan jumlah
kematian akibat produk rokok. Rumah tangga miskin yang pada umumnya
membelanjakan uangnya untuk konsumsi rokok secara boros mengalahkan
konsumsi kebutuhan pokok , keinginan konsumsi rokok juga berkurang, Dalam
mencapai Sustainable Development Goals, Gerakan rokok tepat sasaran ini
memiliki misi yang sesuai dengan SDGs sebagai berikut:
a.

Berusaha meningkatkan pertumbuhan secara berkelanjutan melalui
pengembangan makroekonomi dan mikroekonomi terkait konsumsi rokok,
kesempatan kerja dan pekerjaan yang layak untuk semua. Dalam hal ini
dengan modifikasi bauran pemasaran produk rokok konsumsi rokok
setidaknya tidak mengalami kenaikan tapi malah penurunan dengan tidak
disertai masalah lain seperti PHK besar-besaran yang berujung pada
kemiskinan.

b.

Mendukung pola hidup sehat tanpa rokok bagi masyarakat terutama anakanak, remaja dan rumah tangga miskin. Pola hidup sehat tanpa rokok ini
akan tercapai apabila masyarakat dapat memahami akan bahaya yang
disebabkan oleh rokok. Dengan kemasan produk yang menyajikan gambar
yang mengerikan dan edukasi dari komunitas GO-PASAR dan pemerintah
niscaya pola hidup sehat masyarakat akan terjaga.

c.

Perbaikan ketahanan pangan dan peningkatan gizi terkait dampak negatif
pola belanja rokok pada rumah tangga atau keluarga. Hal ini berkaitan
terutama dengan rumah tangga miskin yang umumnya lebih baik uangnya
dihabiskan untuk membeli rokok ketimbang kebutuhan pokok (makanan,
minum dan lain-lain). Dengan Gerakan ini, diharapkan konsumsi rokok

26

pada rumah tangga miskin dapat diturunkan sehingga mereka dapat
mengelola ekonominya untuk kebutuhan gizi yang lebih baik.
d.

Mengurangi kemiskinan akibat pola belanja rokok yang berlebihan,
khususnya pada rumah tangga miskin. Dengan gerakan ini, niscaya rumah
tangga miskin tidak lagi berpikir bahwa konsumsi rokok adalah yang
utama.

e.

Perbaikan pengelolaan pola konsumsi dan produksi rokok secara
berkelanjutan. Pola konsumsi rokok akan tidak berlebihan karena
pengelolaan bauran pemasaran dari Gerakan Rokok Tepat Sasaran.
Adapun produksi rokok juga akan berkelanjutan, karena rokok sudah
menjadi barang pokok terutama bagi perokok tetap.

f.

Mengurangi kesenjangan masyarakat terkait dampak negatif belanja rokok
pada rumah tangga miskin. Sehingga masyarakat dapat mengelola
keuangan keluarganya sendiri untuk menagngkat taraf hidupnya.

27

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gerakan Rokok Tepat Sasaran (GO-PASAR) merupakan suatu gerakan
melalui modifikasi bauran pemasaran yang terdiri dari modifikasi harga,
produk, lokasi dan promosi. Tujuan gerakan ini adalah mengarahkan produk
rokok kepada konsumen yang tepat berdasarkan kriteria-kriteria tertentu
dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia.
Sasaran GO-PASAR adalah anak-anak, remaja dan rumah tangga
miskin. Dalam implementasinya diperlukan sinergitas antara konsumen,
produsen, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pemerintah dan masyarakat.
Adapun teknik implementasinya terdiri dari dua metode yakni metode Top
down dan bottom up. Diharapkan dengan implementasi GO-PASAR ini anakanak dan remaja tidak ikut-ikutan untuk mengonsumsi rokok seperti orang
dewasa sehingga usia mulai merokok di Indonesia juga menurun. Dengan
modifikasi bauran pemasaran, diharapkan konsumsi rokok akan mengalami
penurunan dan sekaligus penurunan jumlah kematian akibat produk rokok.
Rumah tangga miskin yang pada umumnya membelanjakan uangnya untuk
konsumsi rokok secara boros mengalahkan konsumsi kebutuhan pokok ,
keinginan konsumsi rokok juga berkurang dalam mencapai Sustainable
Development Goals di Indonesia.
B. Saran
Diharapkan seluruh elemen masyarakat dapat mendukung Gerakan Rokok
Tepat Sasaran ini agar konsumsi rokok pada anak-anak, remaja dan rumah
tangga miskin dapat diturunkan dan bahkan dilakukan pencegahan. Apabila
solusi ini dapat terus berlanjut maka akan tercapai Sustainable Development
Goals di Indonesia yang berkaitan dengan rokok, ekonomi dan kesehatan.

28

DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, R. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok dan
Hubungannya dengan Status Penyakit Periodontal Remaja di Kota Medan
Tahun 2007. (Thesis). Universitas Sumatera Utara. Medan
Ariyanti, Fiki. 2014. Ada Gambar Seram, Penjualan Rokok Tetap 360 Miliar
Batang. Berita. Website: http://bisnis.liputan6.com/read/2070856/adagambar-seram-penjualan-rokok-tetap-360-miliar-batang. Diakses pada
tanggal 1 November 2015.
Bambang, Trim. 2006. Merokok Itu Konyol. Jakarta : Ganesha Exact
Basu Swastha Dharmesta dan Irawan (2003). Azas-azas Marketing. Yogyakarta:
Liberty Yogyakarta
Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl Mcdaniel. 2001. Pemasaran. Edisi
Pertama, Salemba Empat: Jakarta
Hans,

T.
2003.
Merokok
http://www.antirokok.or.id
tanggal 5 November 2015.

dan
Kesehatan.
Diakses
melalui
/berita/berita_rokok_kesehatan.htm.
pada

Haryanto, Joko Tri. 2014. Urgensi Pajak Rokok. Berita. Website:
http://www.kemenkeu.go.id/en/node/41865. Diakses pada tanggal 1
November 2015.
Heryani, R. 2014. Kumpulan Undang – Undang dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Khusus Kesehatan. Jakarta : CV. Trans Info Media
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kotler, Phillip. (2012). Marketing Management 14th Edition.. London : Pearson
Education
Kotler Philip dan Gary Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi
Kedelapan, Jakarta: Penerbit Erlangga
Mardjun, Y. 2012. Perbandingan Keadaan Tulang Alveolar Antara Perokok dan
Bukan Perokok. (Skripsi). Universitas Hasannudi