PTN Tidak Akan Kecolongan Mahasiswa Lagi.

RADAR BANDUNG
o Senin o Selasa o Rabu

1
17

W3
18
19

o Jan

0

Peb

4

5
20


6

7
22

21

e
23

.

o Mar o A.pr---0 Mei o

':J
- Jumat

Kamis
9


10

24
JU.J

---

.

11
25

Jul

26

0

o Sabtu
12


Ags

0

13
27

Minggu
14

28

o Sep
- -- 0

15
29

Okt


16
30

31

ONov--- ODes

PTN TidakAkan
Kecolongan
.- - -.
-.
'"",...

;;-.. - '-'

-

-


"'"

-

Mahaslswa ~-Lag!
- --

.

BANDUNG-RADAR BANDUNG

TIGA Rektor perguruan tinggi
negeri (PTN) di Bandung, mer ngaku. dengan penilaian presenti I dalam penilaian Seleksi
Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN) tidak
akan kecolongan lagi menerima
mahasiswa di kampusnya.
"Kami juga menggunakan
penilaian yang samadalam jalur
S.eleksi Masuk Universitas Padjadjaran (SMUP), jadi kami

berharap mahasiswa yang masuk ke jurusan ekssak k,hususnya tidak lagi hanya karena
keberuntungan atau mengandalkan pelajaran yang mudahnya saja, namun benarbenar memiliki kemampuan di
bidang itu. Apalagi untuk jurusan kedokteran," terang Rektor Dnpad, Ganjar Kurnia yang
ditemui sebelum pelaksanaan
SNMPTN, kemarin( 1/7).
Hal senada diungkapkan Rektor ITB, Djoko Santoso. Menurutnya keputusan penilaian
terse but merupakan hasil keputusan bersama para rektor.
"Dengan demikian penilaian
akan lebih objektif dan akhirnya
mahasiswa yang masuk bisa
benar-benar yang mahasiswa
yang ingin belajar di kampus
tersebut," harapnya.
.
Sementara itu Rektor UIN
Sunan Gunung Djadi, Nanat
Fatah Natsir mengungkapkan,
meksipun UIN baru bergabung
kali ketiganya dengan SNMPTN, namun ia menyetujui
keputusan para rektor tentang

penilaian secara presentil. "Na-

Kliping

Humas

Unp~d

2009
----

mun memarig passing grade
penilaian untuk UIN nantinya
tidak akan setinggi yang diterapkan ITB, ataupun Unpad,
jadi kita ses.uaikan d.engan
kebutuhan kita," terangnya.
Sedangkan Rektor UPI yang
pada kesempatan itu di wakili oleh
Wakil Rektor Bidang akademik
dan Kemahasiswaan Chaidar

Alwasilah menyebutkan bahwa
dengan system presentil memang
membuat masuk PTN lebih sulit
. disbanding
seleks.i
tahun
sebelumnya. "Tapi nantinya tidak
akan lagi terjadi kecolongan
mahasiswa
terutama
untuk
bidang seperti olah raga ataupun
kesenian,"terangnya.
Bahkan menurutnya sistem
presentil itu bukan hanya diterapkan untuk SNMPTN namun juga diterapkan dalam
sistem seleksi seperti olahraga
dan seleksi kesenian. "Jangan
sampai nantinya mahasiswa
yang masuk ke bidang olah raga
fisiknya jelek, atau yang masuk

ke fakultas kesenian tapi tidak
memiliki kemampuan berkeseniaan atau tidak bisa memainkan alat musik," tuturnya.
Sayang sistem penilai'an yang
dianggap mampu menjaring
mahasiswa dengan baik tersebut, belum diketahui oleh
peserta SNMPTN, terutama
yang berasal dari luar kota
Bandung. "Sistem penitaian itu
saya tidak tahu, yang saya tahu
hanya mengisi jawaban mata
pelajaran yang saya bisa. Masih
seperti yang sebelumnya kan?,"
ujar Yuli Rantini peserta SNMPTN dari Riau.(tie)

.