UN Ulang Jadi Dilaksanakan.
.
o Sen;n
123
17
18
o Jan
Peb
0
Selasa
456
20
19
0
[(OMPAS
7
22
21
o Mar OApr
o Sabtu
o Kam;s 0 Jumat --
Rabu
8
23
(!)24
o Me; 8Jun
10
25
11
12
~6
13
27
0 Jul 0 Ags OSep
28
OOkt
UN pl~g,Jadi
Dilaksanakan
_.-::1_
~-'-
-= ;~~
..z::
DPR dengan Berat Hati Merestui
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah dan Dewan
Perwakilan Rakyat akhirnya sepakat untuk
melaksanakan ujian nasional ulang bagi33 SMA/MA
yang bermasalah. Siswa di sekolah-sekolah
,
bermasalah yang tidak mengikuti UN ulang itu
dianggap tidak lulus karena UN yang telah
dilaksanakan sebelumnya dinyatakan tidak sah.
Kesepakatan tersebut dicapai
setelah perdebatan yang panjang
antara Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo 9.an
anggota Komisi X DPR dalam
rapat kerja, Senin (8/6).
"Silakan ujian ulang atau
pengganti untuk sekolah yang
ujiannya dinyatakan batal oleh
Badan Standar Nasional Pendi-
dikan (BSNP). Namun, kami meminta Depdiknas dan BSNP
memberikan definisi, argumen,
serta landasan hukum pembatalan UN tersebut," ujar Ketua
Komisi X DPR sekaligus pemimpin rapat, Irwan Prayitno.
Ketua BSNP Mungin Eddy
Wibowo seusai rapat mengatakan, ujianpengganti ditawarkan
Jenis Pelanggaran Berindikasi Kecurangan
Di18 SMAjMA
.
.
.
.
Kunci
jawaban
beredar
Di18'SMPjMTs
sebelum dan saat UN
"Soft copy" naskah soal (I\asil "scan image") beredar
Perbaikan atau pembetulan jawaban pada lembar jawaban UN
Guru memberikan jawaban saat ujian
Perbaikan Lembar Jawaban UN
kepada murid di 33' SMA/MA
dengan perincian, 18 SMA/MA
dengan kasus pelanggaran sistematis berindikasi kecurangan
sehingga ujian dinyatakan batal,
mata pelajaran yang diulang bergantung pada setiap kasus, selebihnya dikarenakan kesalahan
teknis. Selain itu, ujian ulang diikuti pula oleh murid di 18
SMPjMTs yang terdapat pelanggaraI).sistematis kecurangan dan
satu sekolah dikarenakan kesalahan teknis.
"Kami segera menentukan
tanggal ujian, setidaknya minggu
ini. Sebelumnya, kami sudah meminta pemerintah daerah bersiap-siap dengan segala kemungkinan. Prinsipnya, kami tidak
ingin merugikan sisWa,"ujarnya.
Wewenang BSNP
Menteri Pendidikan Nasional
mengatakan, sekalipun UN ulang
tidak ada dalam prosedur operasi
standar, BSNP mempunyai wewenang untuk mengambil kebijakan ujian pengganti.
Anggota Komisi X dengan
berat hati akhirnya merestui ujian pengganti tersebut. Para anggota Komisi X DPR tetap pada
pandangan bahwa pemerintah
seharusnya berpegang kepada
sistem dan menjadikan kasuskasus tersebut sebagai pembelajaran agar tidak terjadi lagi.
Anggota Komisi X, Cyprianus
Aoer dari Fraksi PDI-p' mengatakan tidak perlu ujian ulang.
BE,;TAIH
'Siswa yang diindikasikan terma-
-=-
-
suk dalam sekolah curang dan
:6
K II pin 9
Hum 0 sUn
pod
...
~
kemudian tidak lulus sebaiknya
ikut saja Paket C.
"Kok, alergi dengan Paket C,
pemerintah bilang itu setara,"
ujarnya.
Anggota lainnya, Aan Rohanah
dari Fraksi PKS, men~atakan, penyaluran siswa yang tidak lulus di
sekolah tersebut lewat Paket C
lebih elegan.
"Kami khawatir, ke depan see
kolah tetap curang karena toh
nantinya ada UN pengganti,"
ujarnya.
Mendiknas sendiri bersikeras.
"Kalau mau diputuskan tid* ada
ujian pengganti, harns jelas itu
keinginan DPR ltu berarti
mengorbankan siswa jujur yang
pastilab. masih ada," ujar Men2 I diknas. (INE)
--
-
----
o Sen;n
123
17
18
o Jan
Peb
0
Selasa
456
20
19
0
[(OMPAS
7
22
21
o Mar OApr
o Sabtu
o Kam;s 0 Jumat --
Rabu
8
23
(!)24
o Me; 8Jun
10
25
11
12
~6
13
27
0 Jul 0 Ags OSep
28
OOkt
UN pl~g,Jadi
Dilaksanakan
_.-::1_
~-'-
-= ;~~
..z::
DPR dengan Berat Hati Merestui
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah dan Dewan
Perwakilan Rakyat akhirnya sepakat untuk
melaksanakan ujian nasional ulang bagi33 SMA/MA
yang bermasalah. Siswa di sekolah-sekolah
,
bermasalah yang tidak mengikuti UN ulang itu
dianggap tidak lulus karena UN yang telah
dilaksanakan sebelumnya dinyatakan tidak sah.
Kesepakatan tersebut dicapai
setelah perdebatan yang panjang
antara Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo 9.an
anggota Komisi X DPR dalam
rapat kerja, Senin (8/6).
"Silakan ujian ulang atau
pengganti untuk sekolah yang
ujiannya dinyatakan batal oleh
Badan Standar Nasional Pendi-
dikan (BSNP). Namun, kami meminta Depdiknas dan BSNP
memberikan definisi, argumen,
serta landasan hukum pembatalan UN tersebut," ujar Ketua
Komisi X DPR sekaligus pemimpin rapat, Irwan Prayitno.
Ketua BSNP Mungin Eddy
Wibowo seusai rapat mengatakan, ujianpengganti ditawarkan
Jenis Pelanggaran Berindikasi Kecurangan
Di18 SMAjMA
.
.
.
.
Kunci
jawaban
beredar
Di18'SMPjMTs
sebelum dan saat UN
"Soft copy" naskah soal (I\asil "scan image") beredar
Perbaikan atau pembetulan jawaban pada lembar jawaban UN
Guru memberikan jawaban saat ujian
Perbaikan Lembar Jawaban UN
kepada murid di 33' SMA/MA
dengan perincian, 18 SMA/MA
dengan kasus pelanggaran sistematis berindikasi kecurangan
sehingga ujian dinyatakan batal,
mata pelajaran yang diulang bergantung pada setiap kasus, selebihnya dikarenakan kesalahan
teknis. Selain itu, ujian ulang diikuti pula oleh murid di 18
SMPjMTs yang terdapat pelanggaraI).sistematis kecurangan dan
satu sekolah dikarenakan kesalahan teknis.
"Kami segera menentukan
tanggal ujian, setidaknya minggu
ini. Sebelumnya, kami sudah meminta pemerintah daerah bersiap-siap dengan segala kemungkinan. Prinsipnya, kami tidak
ingin merugikan sisWa,"ujarnya.
Wewenang BSNP
Menteri Pendidikan Nasional
mengatakan, sekalipun UN ulang
tidak ada dalam prosedur operasi
standar, BSNP mempunyai wewenang untuk mengambil kebijakan ujian pengganti.
Anggota Komisi X dengan
berat hati akhirnya merestui ujian pengganti tersebut. Para anggota Komisi X DPR tetap pada
pandangan bahwa pemerintah
seharusnya berpegang kepada
sistem dan menjadikan kasuskasus tersebut sebagai pembelajaran agar tidak terjadi lagi.
Anggota Komisi X, Cyprianus
Aoer dari Fraksi PDI-p' mengatakan tidak perlu ujian ulang.
BE,;TAIH
'Siswa yang diindikasikan terma-
-=-
-
suk dalam sekolah curang dan
:6
K II pin 9
Hum 0 sUn
pod
...
~
kemudian tidak lulus sebaiknya
ikut saja Paket C.
"Kok, alergi dengan Paket C,
pemerintah bilang itu setara,"
ujarnya.
Anggota lainnya, Aan Rohanah
dari Fraksi PKS, men~atakan, penyaluran siswa yang tidak lulus di
sekolah tersebut lewat Paket C
lebih elegan.
"Kami khawatir, ke depan see
kolah tetap curang karena toh
nantinya ada UN pengganti,"
ujarnya.
Mendiknas sendiri bersikeras.
"Kalau mau diputuskan tid* ada
ujian pengganti, harns jelas itu
keinginan DPR ltu berarti
mengorbankan siswa jujur yang
pastilab. masih ada," ujar Men2 I diknas. (INE)
--
-
----