Miraj dalam Tradisi Sunda.

4

.
20

[(OMPAS
0

Selasa

o Mar

5

6

6
0

7


8

22
Apr

0

Rabu

0

9'

23

Me;

0

0


Kam;s
10
24
Jun

.

Jumat

25
Jul

0

o Sabtu
12

11


o f1;nggu
14

13

26

2i'

Ags

OSep

28
OOkt

15
29
ONov


16
30

31

ODes

Miraj dalam Tradisi Sunda
--~-

Oleh

B

ASEP

SALAHUDIN

ulan Rajab mengingatkan kita akan peristiwa monumental yangtelah mengendap dalam layar bawah sadar memori'kolektif masyarakat dan menjadi bagian


dari penghayatan keagamaan, yaitu peristiwa Isra Miraj. Isra
berarti perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestina. Adapun Miraj adalah peJjalanan spiritual dari bumi menuju langit untuk pada
gilirannya menembus Sidratul Muntaha.
I

Sidratul Muntaha merujuk pa- "Mundinglaya Dikusumah"
da makIla seseorang yang telah
Dalam kearifan lokal budaya
mengalami puncak pencerahan.
Sidrah adalah pohon lotus (bidara) Sunda,pantun SundaMundinglasebagai simbol pencerahan akal ya Dikusumah memiliki alur kebudi dan Al-muntaha bermakna miripan dengan cerita Miraj. Terlepas dari itu, sesungguhnyajustru
puncak.
Peristiwa surealis ini telah ba- yanglebihpentingadalah simbolinyak memberikan inspirasi, khu- sasi yang diusung menarik untuk
susnya bagi kalangan sastrawan dijadikan renungan bersama dan
dan para mistikus, dalam meng- pesannya sangat kontekstual diingambarkan laku spiritual mereka ternalisasikan sebagai bagian dari
sebagaimana terdokumentasi da- pengalaman sejarah keseharian
lam literasi estetis yang ditulis. masyarakat Sunda khususnya dan
Mantiqatuhthair (Fairuddin At- bangsa Indonesia umumnya. Matar) atau Divine Commedia (Dan- syarakat yang ditengarai sedang
te) menggambarkan irisan gagas- gering nangtung ngalanglayung
an yang mempertemukannya de- karena orientasi hidup yang mengan Miraj Nabi Muhammad nyimpang dan kiblat politik budaSAW.
ya yang sasab.Hal itu dicirikan seLebih jauh simbolisme ini, se- cara kasatmata dengan menjabagaimana dalam penelitian Carl murnya perilaku basilat (korupsi)

W Ernst, telah lama menjadi per- yang nyaris merata di semua seklambang universal pendakian tor kehidupan.
Pantun Mundinglaya DilrusuI pengalaman universal sejak dewamah yang pertama dipublikasikan
I dewa bersayap di daerah Timur CM
Pleyte pernah disadur ke daDekat kuno sampai malaikat-malam bahasa Indonesia oleh Ajip
laikat bersayap dalam Bibel danjiRosidi dengan judul Mundinglaya
wa-jiwa bersayap dalam Phaedrus.

+-

K lip i n 9 Hum Q5 '" n p Qd 2 0 0 9'

.--

- -

di Kusumah (1961)dan dijadikan keberagamaan dogmatis dengan
gending karesmin olehWahyuWi- fanatisme membabi buta. Munbisonoyangpenuh pesan moral di- dinglaya dengan sempurna menabungkus dengan metafora. Laik- klukan jagad triloka: alam kamanya bahasa metofora, karya itu se- datu (alam rohani yang masih dilalu menyediakan diri untuk ditaf- selimuti keinginan-keinginan kesirkan secara beragam (hetero- dagingan), alam rupadatu (alam
gen), multi-interpretasi, dan sa- rohani yang masih terikat pada
ngat memungkinkan bagimuncul- bentuk-bentuk duniawi), alam
nya makna baru.

arupadatu (alam yang telalI bebas
Kalau dalam narasi Miraj Nabi dari godaan-godaan duniawi), dan
kebenaran itu disimpulkan de- jonggrang kalapetong (nafsu desngan Sidratul Muntaha yangtentu truktif) .
Sebelum sampai ke Buana
diperoleh setelah Nabi melakukan
peIjuangan penuh keberanian, NyungcungMandalaAgunguntuk
bahkan dengan nyawayangsenan- meraih Lalayang Salaka Domas
tiasa terancam, Sidratul Muntaha dari Sang Hyang Tunggal, Mundalam budaya lokal latar Mun- dinglaya harus melewati dulu badinglaya itu tidak lain adalah Lala- nyak mandala: mandala awak
yang Salaka Domas yangada di Sa- (alam dunia), mandala kasungka
jabaning Langit atau Buana (alam pertautan yang baik dan jaNyungcung.
hat), mandala kanna (neraka temMiraj ke Sajabaning Langit un- pat di mana manusia jahat disimtuk meraih Salaka Domas tentu pan), mandala rasa (surga), manmengandaikan keberanian yang dala seba (makam manusia sud),
tuntas, peIjuangan tanpa tapal ba- mandala suda (tempat bersingga-.
tas, dan menyulut militansi yang sananya hati yang damai), mandatidak henti untuk mengalahkan lajati (ruangan di mana hati yang
hasrat diri yang sesat dan nafsu penuh kasih bertakhta keabadian),
menyimpang, yang dalam hal ini dan mandala samar (tempat berdilambangkan dengan Guriang naungnya segalakeabadian).
Tujuh.
Guriang Tujuh adalah lambang Keadaban hidup
dari tarikan kebendaan dan nafsu
Tentu saja laku yang baik akan
kekuasaan yang menghalalkan se- berbuah kesejahteraan dan kedagala cara dengan menawarkan ke~ maian. Setelah nafsu destruktif itu

senangan sesaat dan mengorban- terkalahkan, baru kita layakmengkan kehidupan jangka panjang. obsesikan hidup yang berkeadabGuriang Tujuh semacam pola hi- an. Sebagaimana siapayangmenedup hedonis, konsumtif, mau me- bar angin, dia akan menuai badai.
nang sendiri, mengklaim paling Nafsu anu kaduhung badan kabenar, sikap politik milrung, dan~-- tempuhan.

Lalayang Salaka Domas itu dipersembahkan kepada Prabu Siliwangi. Dengan pecerahan, kejujuran, dan ketulusan, kehidupan
menjadi penuh keadaban. Politik
anarkistis yang disimbolisasikan
Sunten Jaya dapat disingkirkan.
DewiAsri sebagai metafor dari hidup damai disuntingnya sebagai
belahan jiwa, seperti penafsiran
sufi dan filsuf Sunda terkemuka,
Haji Hasan Mustapa, dalam sebuah suratnya yangdikirimkan kepada Kyai Kurdi, yang kemudian
diterbitkan dalam buku Bale Bandung.
Nyai Dewa Asri di Sanubari
Nyai Mundinglaya

di Sawarga

lalaki di kolong langit
lalanang


di kolong jagat udeg-udeg

di buana
naruhkeun

umur di pangaweruh

nadahkeun

nyawa

urang mah

di pangabetah
hade jampe jeung pangome
menak

tedak pajajaran

Pajajaran soteh jajaran pasar

jajar pasar bangsa je/ema

Itulah makna lain dari Miraj dalam tilikan kearifan lokal budaya
Sunda, lokalitas yang ternyata dapat menyatu dengan agama, tidak
saling menegasikan sebagaimana.
teIjadi akhir-akhir ini dalam penghayatan keberagamaan manusia
Sunda.
ASEP SALAHUDIN
Pengamat Kebudayaan Sunda,
Mahasiswa Program Doktor
Unpad Bandung