Penantian Panjang Reformasi Polri.

Penataan Lembaga dan Kultur Po lri

P E N A N T I A N P A N JA N G

REFORMASI POLRI

1

2

PENANTIAN PANJANG REFORMASI PO LRI

Penataan Lembaga dan Kultur Po lri

11

12

PENANTIAN PANJANG REFORMASI PO LRI

BAGIAN 3• REFORMASI BRIMOB POLRI

Bab 11 Reformasi Brimob Polr i: Antara Tr adisi Militer
dan Kultur Polisi Sipil .......................................................................
Bab 12 Reformasi Brimob Polr i Di Simpang Jalan!!! ......................
Bab 13 Brimob Polr i dan Harapan Masyar akat .................................

DAFTAR ISI

Prakata ................................................................................................................................
Kata Pengantar ...............................................................................................................
Biodata Penulis ...............................................................................................................
Daftar Isi .............................................................................................................................
BAGIAN 1• PENATAAN KELEMBAGAAN DAN KULTUR POLRI
Bab 1 Penantian yang Panjang: Reformasi Polr i Menuju
Per polisian Demokr atik ..................................................................
Bab 2 Dilema Reformasi Polr i ....................................................................
Bab 3 Quo Vadis Reformasi Polr i ..............................................................
Bab 4 TNI dan Polri Pasca Pemisahan: Analisis tentang
Penataan Kelembagaan Politik dalam Reformasi
Sektor Keamanan di Indonesia ...................................................
Bab 5 Polri dan Kultur Militer ...................................................................

Bab 6 Upaya Mereduksi Budaya Militer dalam
Pendidikan Polr i ..................................................................................
BAGIAN 2• POLITIK DAN KESEJAHTERAAN POLRI
Bab 7 Mendesakkah UU Keamanan Nasional? ................................
Bab 8 RUU Keamanan Nasional dan Reposisi Polri ......................
Bab 9 Menghar ap Hak Politik TNI/ Polr i .............................................
Bab 10 Menyejahter akan Polisi ...................................................................

BAGIAN 4• DETASEMEN KHUSUS 88 ANTI TEROR POLRI DAN
TERORISME
Bab 14 Densus 88 AT Polr i: Per an dan Koor dinasi
dalam Pember antasan Ter or isme di Indonesia ...............
Bab 15 Prestasi dan Anomali Polr i ............................................................
BAGIAN 5• INTELIJEN KEAMANAN POLRI
Bab 16 Intelijen Negara dan Intelijen Keamanan:
Per spektif Kepimpinan Politik dan Efektivitas
Koordinasi ...............................................................................................
Bab 17 Efektivitas Intelijen Polr i dalam Negara
Demokr atis .............................................................................................
BAGIAN 6• POLRI DAN PERPOLISIAN MASYARAKAT

Bab 18 Implementasi Per polisian Masyar akat Terbentur
Realitas ......................................................................................................
Bab 19 Per polisian Masyar akat Berbasis Kultur Indonesia........
Bab 20 Communit y Policing dalam Pencegahan dan
Pember antasan Terorisme ...........................................................
BAGIAN 7• POLRI DAN PENCITRAAN
Bab 21 Konflik Poso, Kamdagr i, dan Citr a Polri ................................
Bab 22 Faktor Determinan Polantas dal am Reformasi
Polri .............................................................................................................
Bab 23 Polw an dan Pencitraan Polr i .......................................................

Penataan Lembaga dan Kultur Po lri

BAGI AN 1

PENATAAN LEMBAGA DAN KULTUR POLRI

13

14


PENANTIAN PANJANG REFORMASI PO LRI

Penataan Lembaga dan Kultur Po lri

15

Bab 1

Penantian yang Panjang:

Refor masi Polr i Menuju Per polisian Demokr atis

ABSTRACT
Eight year s aft er separ at ing f r om Ar med For ce of Indonesia (TNI) , Indonesian
Nat ional Police (Polr i) has not yet t o be a pr ofession al police inst it ut ion in
democr at ic policing cont ext . Polr i st ill commit t ed violent pr act ices, and it indicat es
t hat as an inst it ut ion Polri has not yet finished it s int er nal r efor m. Any kind of
Polri ’s pr oblem consists of bot h int er nal and ext er nal such as over sight by int er nal,
par liament , and public, educat ional pr act ices in police academy, unt il the inst it ut ion

averse t o shar ing the police management wit h t he local gover nment . This ar t icle
ar gues t hat t he cor e pr oblems ar e fr om t he inst it ut ion it sel f, t he indolence of
inst it ut ion t o r esponse any pr oblem, and t he public hopes. Those ar e t he r eason
why Polri does not finish t he int er nal r efor m yet . This ar t icle also o ffer s t he
solut ions t o r egulat e Polr i t o be accor dance wit h democr acy agenda in Indonesia
and wit h democratic policing cont ext. It’s also hopefully that Polr i is capable to proof
as a pr ofessional and civilian police inst it ut ion.

Keywor ds: Polri, per polisian demokr atis, r efor masi polisi, kebijakan p olitik,
kontr ol masyar akat.

16

PENANTIAN PANJANG REFORMASI PO LRI

Pada tanggal 28 Agustus 2007, Niasar i, gadis yang baru lulus SMP dan
ber asal dar i keluarga baik-baik, ditemukan tew as di dekat Kantor Desa
Cibinong, Jawa Bar at dengan luka tembak di kepalanya. Tew asnya
Niasari sempat mengundang kont roversi. Kapolr es (Kepala Kepolisian
Resor ) Bogor mengatakan tew asnya Niasari kar ena tembakan seorang

anggota Intelkam Polr es (Kepolisian Resor) Bogor lantar an gadis itu
hendak mer ebut motor dari anggota polisi tersebut. Akibatnya, anggot a
polisi itu menembak perempuan belia tersebut. Sementar a Kapolda
(Kepala Kepolisian Daer ah) Jawa Bar at mengungkapkan bahw a
anggota Intelkam Polr es Bogor yang menembak Niasari telah
melanggar hukum karena aparat polisi itu hendak memperlakukan
kor ban dengan tidak senonoh. Penolakan kor ban membuat pelaku
mar ah dan menembak kepala kor ban hingga tew as.1 Perbedaan
pernyataan antar pimpinan Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
ter kait permasalahan tersebut member ikan penegasan bahw a secar a
kelembagaan Polr i masih belum selesai dalam mentr ansformasi dir i
agar sesuai dengan konteks polisi sipil dan demokr atis. Bahkan,
ter sebar dugaan bahw a r eformasi Polr i hanya terjadi pada tat aran luar ,
sementara unsur-unsur dalamnya tidak tersentuh secara menyelur uh.
Dugaan ini kian menguat kar ena pr aktik keker asan oleh Polri tidak
hanya didominasi oleh anggota Br imob (Brigade Mobil), yang memang
menjadi pasukan par amiliter Polri, tetapi juga menyebar ke kesatuan
lain.2
Per istiw a di atas merupakan suatu gambaran bahw a Polri sebagai
lembaga keamanan belum sungguh-sungguh melakukan reformasi dir i.

Bahkan, setelah lebih dari delapan tahun ber pisah dar i Tentara
Nasional Indonesia (TNI), permasalahan yang terkait dengan per ilaku

• Pendahuluan



Per nah dimuat dalam Jur nal Gover nance, Lemlit Univer sitas Padjadjar an, Januar i
2008. Ver si Inggr is dar i t ulis an ini menjadi makalah pengant ar pada Temu Ilmiah
Inter nasional Mahasiswa Indonesia (TIIMI), November 2007, di London Inggr is.

1

Lebih lanjut lihat. “Kapolda Jaw a Ba r at: Br ipka SW Melakukan Tinda kan Tidak
Senonoh, Niasar i Sengaja Dit em bak”, Piki r an Rakyat , 1 September 2007.

2

Lihat Mar paung, Rusdi (ed). 2007. Pr akti k Br ut alit as Polisi di M asa Tr ansisi . Jakar ta:
Impar sial. Bandingkan dengan Buletin Polisi Edisi Febr uar i dan Mar et. 2006 , Jakar ta:

The RIDEP Instit ute. Lihat jug a. Mur adi “Refor masi Br imob Po lr i: Antar a Tr adisi
Militer dan Kult ur Polisi Sipil” dalam Suk adis, Beni (eds). 2007. Almanak Refor masi
Sektor Keamanan Indonesia 2007 . Jakar ta: Lesper ssi-DCAF.

Penataan Lembaga dan Kultur Po lri

17

yang cenderung tidak memperhatikan hak asasi manusia (HAM) dan
kebebasan sipil masih menjadi “pekerjaan rumah” yang harus
diselesaikan. Sejak kelahir annya, per an Polr i memang sudah sarat
dengan pendekatan militer. Dengan pembenar an bahw a Polri adalah
salah satu kepolisian di dunia yang berjuang bahu-membahu dalam
mer ebut dan mempertahankan kemer dekaan, 3 maka tidak
mengherankan apabila dalam aktivitas kesehar iannya Polri cenderung
menjadi lembaga yang par amiliteristik ketimbang sebagai lembaga
kepolisian seperti di negara-negar a lain.4
Sejak kelahir annya pada 1 Juli 1946, Polr i telah mengabdi secar a
penuh kepada bangsa dan negar a. Dinamika sosial dan politik di tanah
air tidak menyur utkan Polri sebagai lembaga untuk membangun dan

menciptakan r asa aman bagi r akyat Indonesia.5 Sekalipun demikian,
perjalanan sejar ah bangsa Indonesia ternyata ikut pula membaw a
kedudukan Polr i dalam pemer intahan mengarungi dinamika politik.
Ber bagai peristiw a politik sejak bangsa ini berdir i menjadi satu
tantangan tersendir i bagi Polr i. Konflik yang disebabkan oleh sistem
politik yang ber ubah – dar i sistem satu partai di awal kemer dekaan,
kemudian Demokr asi Liber al, Demokrasi Ter pimpin, dan pelaksanaan
Demokr asi Pancasila oleh Or de Baru – menjadi bagian ter penting

3

Agaknya hal t er sebutlah yang m enjadi kebanggaan semu dan dip elihar a hingga saat
ini. Anggota Polr i ker ap mer as a bangga kar en a ikut bahu-membahu dalam mer ebut
kemer dekaan. Bahkan dalam w ebs ite-nya htt p:/ / w w w .polr i.go.id diungkapkan
bagaimana Polr i sebagai insitu si yang juga ikut ber per ang me r ebut dan
memper tahankan kemer dekaan. Bahkan banyak dar i per w ir a Polr i angkatan per tama
per nah menjadi per w ir a atau ka det dar i ketiga angkatan dalam militer Indonesia,
yang kemudian ber pindah, salah sat unya adalah mantan Kapolr i , Hugeng I man
Santoso. Lebih lanjut lihat KH . Ramadhan, Abr ar Yusa. 1993. Hugeng: Polisi I daman
dan Kenyat aan . Jakar ta: Sinar Har apan. Liha t juga Mur adi. “Polr i dan Kult ur

Militer istik”. Backgr ound Paper , Disampaikan pada Seminar Police Accountabili ty in
Democr ati c Tr ansition, yang diselenggar akan oleh Lesp er ssi-DCAF. Ambhar a Hotel,
Jakar t a, 3 September 2007.

4

Bandingkan dengan tulisan Peter Cassidy, “US: The Rise i n Par amilitar y Policing”
dalam htt p:/ / w w w .mapinc.or g/ dr ugnew s/ v97/ n673/ a02.ht ml.

5

K.H. Ramadhan. op.cit . hal. 124. Lihat juga tulisan Letjen (Pol.) Kunar to tatkala masih
menjabat Kapolr i, “Masyar akat Hanya Ingin Ketentr aman”, dalam Kompas, 1 Juli 1997.

18

PENANTIAN PANJANG REFORMASI PO LRI

dalam tugas-tugas Polri. Realitas proses perubahan sistem politik yang
diikuti dengan berbagai konflik membuat Polri harus ber per an aktif

untuk meredakan konflik-konflik tersebut agar tidak mengarah kepada
per pecahan bangsa.6
Sebenarnya, sejak didirikan, Polri telah berupaya memosisikan
diri sebagai lembaga sipil. Hal ini terlihat dengan adanya Ketetapan
Pemerintah No. 11/ SD/ 1946 tent ang Pembentukan Jaw atan Kepolisian
Negar a yang menetapkan statusnya ber ada di baw ah Per dana Menter i.
Namun, dengan berbagai proses per ubahan ketatanegaraan dan aspek
legal formal hingga terbitnya UU Pokok Kepolisian No. 13/ 1961, telah
ditegaskan bahw a Polri ber posisi sebagai salah satu unsur dalam
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Akibatnya, terjadi
internalisasi nilai-nilai militer di dalam tubuh dan struktur Polr i.
Apalagi sejak dikeluarkannya Keppr es No. 155/ 1965 tertanggal 6 Juli
1965 per ihal disamakannya pendidikan pada level akademi bagi ABRI
dan Polri. Baru setelah itu, para taruna dikembalikan ke akademi
masing-masing. Ketetapan ini jelas-jelas mengubah w ajah Polr i dari
yang ber kar akter sipil menjadi militer dengan ber bagai atr ibutnya.7
Per ubahan sebagaimana disebut di atas tentunya amat
mempengaruhi kinerja Polri, khususnya dalam oper asionalisasi peran
dan fungsinya sebagai alat keamanan negar a. Akibatnya, upaya untuk
mendor ong pr oses demokr asi sebagai bagian dar i komitmen Polr i
dalam memperkokoh kemajemukan dan plur alisme hampir-hampir
tidak terjadi. Yang terjadi justr u sebaliknya. Polri menjadi
per panjangan tangan pemerintah untuk mer edam aspir asi demokr atis
6

Lihat misalnya Kunar to. 2002. Mer enungi Satu Reali tas Polr i dal am Cobaan . Jakar ta:
Cipta Manunggal, hal. 15. Band ingkan dengan Reiner , Rober t, 2000, The Poli tic of t he
Police, Oxfor d Univer sity Pr ess.

7

Secar a politis dan sosiologis, per geser an posisi Polr i dar i di baw ah Kementer ian
Dalam Neger i, Kejaksaan Agung, lantas di baw ah Per dana Ment e r i, ser ta menjadi
kementer ian ter sendir i, dan di baw ah ABRI, membuat Polr i sec ar a kelembagaan
ter mar jinalkan oleh lembaga-lembaga induknya. Tak her an bi la kemudian Polr i ket ika
ter pisah dar i lembaga-lembaga ter sebut, per w atakan d an kultur kelembagaan yang
memayunginya masih melekat dal am kesehar ian Polr i hingga saa t ini. Lebih lanjut
lihat Mur adi “Polr i dan Kult ur Militer istik”. op. ci t.