PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI DESA BANARAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

1.

Partisipasi masyarakat dalam tahap perencanaan, perencanaan alokasi dana
desa dilakukan pada akhir tahun melalui musayawarah pembangunan desa
atau yang disebut MusrembangDes. Pertama-tama musyawarah dilakukan
ditingkat RT. Rapat RT dilakukan bertujuan untuk mengumpulkan usulanusulan dari masyarakat dan selanjutnya akan dibahas dalam Musrembangdes
tingkat desa. Rapat pada ditingkat desa, semua usulan-usulan dari masyarakat
dipilih lagi dengan skala prioritas maksudnya kegiatan yang sangat penting
yang akan dilaksanakan. MusrembangDes ditingkat desa dihadiri oleh Camat
Grogol, Kepala Desa Banaran, Kepala Dusun, Ketua BPD (Badan
Permusyawaratan

Desa)

beserta


anggota.,

Ketua

LPM

(Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat) beserta anggota, Ketua-ketua RT, Kepala Dusun
dan aparat Pemerintah Desa. Pada tahap pelaksanaan, Semua dusun dan RT
ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan tetapi hanya RT yang dimana
kegiatan itu dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan yang mengikutsertakan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan antara lain: Pembuatan
saluran air RT 06 RW 04, rehab balai desa, Pembuatan Tempat Posyandu Rw
II, pembuatan gorong-gorong RT 02 RW 01, pengaspalan jalan RT 05 rw 08,
perbaikan gedung sekolah TK Pertiwi dan pembangunan pagar makam RT 07
RW 01. Pastisipasi masyarakat dalam tahap ini sangat dibutuhkan karena
masyarakat

dapat


memaksimalkan

pembangunan

desa.

Pada

tahap

pengawasan, dalam tahap pengawasan yang bertanggung jawab untuk
mengawasi pelaksanaan kagiatan pembangunan adalah Ketua BPD dan
pemenggang proyek kegiatan pembangunan. Kepala dusun dan ketua RT juga
ikut mengawasi pelaksanaan kegiatan. Peran masyarakat dibutuhkan untuk
memaksimalkan pembangunan desa baik mengawasi agar memaksimalkan
hasil pembangunan Desa.

76


77

2.

Hambatan yang dihadapi oleh Kepala Desa Banaran dalam mengelola sumber
keuangan desa meliputi Kurangnya sosialisasi pemerintah desa kepada
masyarakat yang mengakibatkan pambangunan menjadi lambat, hal ini
dikarenakan masyarakat tidak mengetahui akan adanya rapat suatu kegiatan
pembangunan. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pembangunan
desa, khususnya terhadap pelaksanaan kegiatan dan juga pengawasan
kegiatan alokasi dana desa. Masyarakat hanya mementingkan urusan pribadi
mereka yang lebih menguntungkan dibandingkan ikut serta dalam
pembangunan desa. tidak adanya tenaga ahli dalam pengelolaan dan
penatausahaan keuangan desa, mungkin dalam kata lain pegawai Desa
Banaran kurang berkompeten dan perlu adanya pelatihan. Kemudian
ketentuan yang diberikan Pemerintah Kecamatan dalam pelaporan keuangan
cukup merepotkan belum ditambah lagi peraturan yang selalu berubah.
namun terdapat pula pendorong dalam pengelolaan keuangan desa di Desa
Banaran. Cara mengatasi permasalahan ini yaitu masih terjalinnya hubungan
yang baik antar desa, dan yang lebih penting adalah kekompakan dan

kerjasama yang cukup baik dilakukan oleh seluruh aparat Desa Banaran
dalam melakukan pengelolaan keuangan desa.

B. Saran

1.

Bagi pihak aparatur desa untuk lebih meningkatkan sosialisasi baik dalam hal
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan sehingga pembangunan

akan

maksimal dan juga agar masyarakat tahu tentang peran mereka seperti apa
dalam Alokasi Dana Desa. Diharapkan pada tahun berikutnya pemerintah
desa melakukan sosialisasi kepada masyarakat desa agar masyarakat merasa
dirinya juga sangat dibutuhkan dalam meningkatkan pembangunan desa.
2.

Pembinaan pengelola ADD merupakan sarana efektif untuk keberhasilan
program ADD. Oleh karena itu pemahaman prinsip partisipatif, transparansi,

dan akuntabilitas harus dilakukan seefektif mungkin kepada aparat
pemerintah desa, BPD, lembaga kemasyarakatan desa, tokoh masyarakat dan

78

tokoh agama guna meningkatkan semangat, motivasi, dan kreatifitas
masyarakat dalam pembangunan desa. Perlu dibangun kembali kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah dengan jalan melaksanakan prinsip responsif
terhadap kebutuhan atau usulan masyarakat dan merealisasikannya dalam
bentuk kegiatan pembangunan lain di desa.

Dokumen yang terkait

Potensi Masyarakat Dalam Mengelola Koperasi Pertambangan Emas di Desa Keude Krueng Sabee, Kecamatan Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya

4 115 132

Peranan Pemerintah Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (Studi Kasus di Desa Pulau Kumpai Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi)

34 202 85

PERAN BADAN PERWAKILAN DESA DALAM PENETAPAN PERATURAN DESA DI DESA GROGOL, KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

0 5 50

Proses partisipasi masyarakat dalam proyek penanggulangan kemiskinan di perkotaan (studi kasus di Desa Langenharjo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo)

2 12 210

Partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata di Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo)

5 31 145

ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KORBAN BENCANA BANJIR DI DESA CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN Analisis Kesiapsiagaan Masyarakat Korban Bencana Banjir Di Desa Cemani Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 1 15

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Desa Langenharjo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 4 13

BAB I Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Desa Langenharjo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 4 10

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Desa Langenharjo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 2 9

PENGELOLAAN SUMBER PENDAPATAN DESA UNTUK MENDUKUNG OTONOMI DESA DI DESA CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 15