Analisis roman Bukan Pasar Malam karya Pramoedya Ananta Toer berdasarkan kajian strukturalisme genetik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Suprantoko, Yakobus. 2012. Analisis Roman Bukan Pasarmalam Karya
Pramoedya Ananta Toer Berdasarkan Kajian Strukturalisme Genetik.
Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Skripsi ini menganalisis roman Bukan Pasarmalam karya Pramoedya
Ananta Toer berdasarkan kajian strukturalisme genetik. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa di dalam pendekatan strukturalisme genetik selain struktur
karya sastra juga meliputi fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dan pandangan
dunia. Pendekatan strukturalisme genetik merupakan pengembangan antara
struktur karya sastra dan genetik (asal-usul terjadinya karya sastra). Tujuan
penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan struktur roman Bukan Pasarmalam, (2)
mendeskripsikan fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dan pandangan dunia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
induktif. Pada langkah awal peneliti menemukan fakta-fakta dalam roman Bukan
Pasarmalam. Berdasarkan fakta-fakta itu peneliti mencoba menemukan sesuatu.
Penelitian ini menggunakan data yang berupa roman Bukan Pasarmalam sebagai
data analisis. Roman terdiri dari 104 halaman dan hanya diambil beberapa bagian
yang sesuai dengan rumusan masalah. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah teknik observasi dan teknik catat.

Pada langkah awal peneliti menemukan data yang berupa roman Bukan
Pasarmalam. Data yang sudah terkumpul dikelompokkan berdasarkan struktur
karya sastra, fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dan pandangan dunia. Setelah
data dikelompokkan dan dianalisis kemudian diberi kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran kepada peneliti
lain. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sejenis hendaknya
menggunakan pendekatan yang berbeda dan terbaru dalam analisis karya sastra
berdasarkan kajian strukturalisme genetik. Dengan adanya pendekatan yang
berbeda dan terbaru akan memberi sumbangan wawasan dan ilmu pengetahuan
bagi peneliti-peneliti berikutnya.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Suprantoko, Yakobus. 2012. An Analysis on Romantic Novel Bukan Pasarmalam
Written by Pramoedya Ananta Toer Based on Genetic Structuralism
Review. Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Sanata Dharma University.
This thesis analyzed the romantic novel Bukan Pasarmalam written by

Pramoedya Ananta Toer based on genetic structuralism review. The results of this
research showed that in genetic structuralism approach included the facts of
humanity, collective subjects, and world view despite the literature structure.
Genetic structuralism approach is the development of the literature structure and
genetic (the history of literature. This research was aimed to (1) describe the
structure of the romantic novel Bukan Pasarmalam, (2) describe the facts of
humanity, collective subjects, and world view.
The method used in this research was qualitative inductive method. At the
initial stage, the researcher found some facts in the romantic novel Bukan
Pasarmala. Based on the facts, the researcher tried to find something. This
research used the romantic novel Bukan Pasarmalam as the data analysis. This
romantic novel consisted of 104 pages. Some connected to the research problems
were taken. The data were collected using the techniques of observation and notetaking.
At the initial stage, the researcher found the romantic novel Bukan
Pasarmalam as the data. The data collected were grouped based on the literature
structure, facts of humanity, collective subjects, and world view. After the data
were grouped, they were analyzed. Next, conclusion was made.
Based on the result of this research, the researcher would like to
give suggestions to other researchers. Other researchers who would conduct
similar research should use different and new approaches in analyzing literature

based on genetic structuralism review. With the different and new approaches, the
future researches would give contributions to the knowledge of next researchers.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS ROMAN BUKAN PASARMALAM
KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER
BERDASARKAN KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:
Yakobus Suprantoko
061224021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS ROMAN BUKAN PASARMALAM
KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER
BERDASARKAN KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:
Yakobus Suprantoko
061224021


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN
Dengan hati yang tulus, skripsi ini kupersembahkan

untuk:
Tuhan Yang Maha Kasih
Ayah dan Ibuku tercinta
Kekasihku tercinta

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTO
Sikap adalah sebuah perbuatan kecil yang mampu
menghasilkan perbedaan yang besar
(Winston Churchill)

Bagaimana seseorang dapat menentukan sebuah kebijakan,
sementara kebijakan itu milik saya, kamu, dia, mereka, kami,
dan milik kita.
(Yakobus S)

v


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 3 Desember 2012
Penulis

Yakobus Suprantoko

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

: Yakobus Suprantoko

Nomor Induk Mahasiswa

: 061224021

demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS ROMAN BUKAN PASARMALAM KARYA PRAMOEDYA
ANANTA

T OE R

BERDASARKAN

KAJIAN

STRUKTURALISME


GENETIK
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya
maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 3 Desember 2012
Yang menyatakan,

Yakobus Suprantoko

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Roman
Bukan Pasarmalam Karya Pramoedya Ananta Toer Berdasarkan Kajian
Strukturalisme Genetik”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan berkat dukungan,
bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia, dan Daerah.
3. Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum., sebagai dosen pembimbing I yang
dengan penuh kesabaran telah membimbing, memotivasi, mengarahkan, dan
memberikan banyak masukan kepada penulis selama proses penyusunan
skripsi.
4. Drs. G. Sukadi., sebagai dosen pembimbing II yang dengan penuh kesabaran
telah membimbing, memotivasi, mengarahkan, dan memberikan banyak
masukan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.
5. Segenap dosen PBSID pada khususnya dan seluruh dosen USD pada
umumnya yang telah memberikan kekayaan ilmunya kepada penulis.

6. Robertus Mursidiq selaku karyawan Sekretariat PBSID yang bersedia
melayani kepentingan penulis selama studi.
7. Kedua orang tuaku Misranto, dan Suratmiyati atas segala cinta, kasih sayang,
perhatian, motivasi, dan doa yang telah diberikan kepada penulis.
8. Kekasihku Yasinta Apri Lestari atas segala cinta, kasih sayang, motivasi, doa,
serta bantuan tenaga dan pikiran yang telah diberikan kepada penulis.
9. Galih Agung Prabata, Martinus Eka Noviawan Saputro, Satriadhi Prabowo,
Septian Galih Putra, Teo Pilus Adi Nugroho yang telah setia menemani saya
selama bimbingan skripsi.
viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10. Teman-teman angkatan 2006 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,
yang telah menuntut ilmu bersama dan terima kasih atas kerjasama yang indah
ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan di sana-sini. Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca dan
dapat menambah ilmu pengetahuan tentang dunia pendidikan.

Yogyakarta, 3 Desember 2012

Penulis

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Suprantoko, Yakobus. 2012. Analisis Roman Bukan Pasarmalam Karya
Pramoedya Ananta Toer Berdasarkan Kajian Strukturalisme Genetik.
Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Skripsi ini menganalisis roman Bukan Pasarmalam karya Pramoedya
Ananta Toer berdasarkan kajian strukturalisme genetik. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa di dalam pendekatan strukturalisme genetik selain struktur
karya sastra juga meliputi fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dan pandangan
dunia. Pendekatan strukturalisme genetik merupakan pengembangan antara
struktur karya sastra dan genetik (asal-usul terjadinya karya sastra). Tujuan
penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan struktur roman Bukan Pasarmalam, (2)
mendeskripsikan fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dan pandangan dunia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
induktif. Pada langkah awal peneliti menemukan fakta-fakta dalam roman Bukan
Pasarmalam. Berdasarkan fakta-fakta itu peneliti mencoba menemukan sesuatu.
Penelitian ini menggunakan data yang berupa roman Bukan Pasarmalam sebagai
data analisis. Roman terdiri dari 104 halaman dan hanya diambil beberapa bagian
yang sesuai dengan rumusan masalah. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah teknik observasi dan teknik catat.
Pada langkah awal peneliti menemukan data yang berupa roman Bukan
Pasarmalam. Data yang sudah terkumpul dikelompokkan berdasarkan struktur
karya sastra, fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dan pandangan dunia. Setelah
data dikelompokkan dan dianalisis kemudian diberi kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran kepada peneliti
lain. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sejenis hendaknya
menggunakan pendekatan yang berbeda dan terbaru dalam analisis karya sastra
berdasarkan kajian strukturalisme genetik. Dengan adanya pendekatan yang
berbeda dan terbaru akan memberi sumbangan wawasan dan ilmu pengetahuan
bagi peneliti-peneliti berikutnya.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Suprantoko, Yakobus. 2012. An Analysis on Romantic Novel Bukan Pasarmalam
Written by Pramoedya Ananta Toer Based on Genetic Structuralism
Review. Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Sanata Dharma University.
This thesis analyzed the romantic novel Bukan Pasarmalam written by
Pramoedya Ananta Toer based on genetic structuralism review. The results of this
research showed that in genetic structuralism approach included the facts of
humanity, collective subjects, and world view despite the literature structure.
Genetic structuralism approach is the development of the literature structure and
genetic (the history of literature. This research was aimed to (1) describe the
structure of the romantic novel Bukan Pasarmalam, (2) describe the facts of
humanity, collective subjects, and world view.
The method used in this research was qualitative inductive method. At the
initial stage, the researcher found some facts in the romantic novel Bukan
Pasarmala. Based on the facts, the researcher tried to find something. This
research used the romantic novel Bukan Pasarmalam as the data analysis. This
romantic novel consisted of 104 pages. Some connected to the research problems
were taken. The data were collected using the techniques of observation and notetaking.
At the initial stage, the researcher found the romantic novel Bukan
Pasarmalam as the data. The data collected were grouped based on the literature
structure, facts of humanity, collective subjects, and world view. After the data
were grouped, they were analyzed. Next, conclusion was made.
Based on the result of this research, the researcher would like to
give suggestions to other researchers. Other researchers who would conduct
similar research should use different and new approaches in analyzing literature
based on genetic structuralism review. With the different and new approaches, the
future researches would give contributions to the knowledge of next researchers.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. viii

ABSTRAK..................................................................................................... x
ABSTRACT.................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................

1

1.1

Latar Belakang Masalah..................................................................

1

1.2

Rumusan Masalah ...........................................................................

4

1.3

Tujuan Penelitian ............................................................................

4

1.4

Manfaat Penelitian ..........................................................................

5

1.5

Ruang Lingkup Penelitian ...............................................................

6

1.6

Batasan Istilah ................................................................................

6

1.7

Sistematika Penyajian .....................................................................

8

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 11
2.1

Penelitian yang Relevan .................................................................. 11

2.2

Kajian Teori .................................................................................... 14

2.2.1

Pendekatan Struktural ..................................................................... 14

2.2.1.1 Tokoh dan Penokohan..................................................................... 14
2.2.1.2 Plot (alur)........................................................................................ 16
2.2.1.3 Latar ............................................................................................... 18
2.2.1.4 Tema .............................................................................................. 19
2.2.2

Pendekatan Strukturalisme Genetik ................................................. 20
xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2.3

Konsep Strukturalisme Genetik ....................................................... 21

2.2.3.1 Fakta Kemanusiaan ......................................................................... 22
2.2.3.2 Subjek Kolektif ............................................................................... 22
2.2.3.3 Pandangan Dunia ( Struktur dan Strukturasi)................................... 23
2.2.3.4 Struktur karya Sastra ....................................................................... 23
2.2.3.5 Dialektika Pemahaman – Penjelasan ............................................... 24
2.3

Kerangka Berpikir........................................................................... 26

2.4

Bagan Kerangka Berpikir ................................................................ 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 28
3.1

Jernis Penelitian .............................................................................. 28

3.2

Subjek Penelitian ............................................................................ 29

3.3

Sumber Data dan Data Penelitian .................................................... 29

3.4

Instrumen Penelitian ....................................................................... 30

3.5

Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 30

3.6

Teknik Analisis Data....................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 32
4.1

Struktur Roman Bukan Pasar Malam .............................................. 32

4.1.1

Tokoh dan Penokohan..................................................................... 32

4.1.2

Plot (alur)........................................................................................ 39

4.1.2.1 Bagan Alur Roman Bukan Pasarmalam .......................................... 45
4.1.2.2 Pola Alur Roman Bukan Pasarmalam ............................................. 45
4.1.3

Latar ............................................................................................... 46

4.1.1

Tema .............................................................................................. 49

4.2

Strukturalisme Genetik Roman Bukan Pasarmalam ........................ 51

4.2.1

Fakta Kemanusiaan ......................................................................... 52

4.2.2

Subjek Kolektif ............................................................................... 59

4.2.3

Pandangan Dunia (Struktur dan Strukturasi).................................... 61

4.3

Latar Belakang Sosial Kemasyarakatan Pada Tahun 1950-an .......... 63

4.4

Perbandingan Antara Realitas Pengarang Pada Tahun 1950-an
dengan Cerita Roman Bukan Pasarmalam Pada Tahun 1951 .......... 66

BAB V PENUTUP....................................................................................... 68
xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5.1

Kesimpulan..................................................................................... 68

5.2

Implikasi ......................................................................................... 70

5.3

Saran .............................................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 71
LAMPIRAN .................................................................................................. 73

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Sosiologi sastra adalah ilmu sastra yang membahas mengenai kehidupan
manusia dalam masyarakat baik sifat, keadaan, dan pertumbuhannya. Menurut
Faruk (1994: 1) Sosiologi sastra juga mencakup sosiologi kultural atau ideologis,
paduan antara sastra dengan masyarakat pada khususnya dan juga hubungan
antara segala macam fenomena simbolik dengan realitas sosial pada umumnya.
Dari berbagai pendekatan yang berkaitan dengan sosiologi sastra, ternyata ada
pendekatan lain yang masih saling berkaitan antara karya sastra dengan
masyarakat tempat karya sastra diciptakan misalnya; pendekatan strukturalisme
semiotik, strukturalisme dinamik.
Dengan adanya dua contoh pendekatan di atas, kemungkinan sebuah karya
sastra karya sastra dapat dikaji melalui pendekatan yang berbeda. Menurut
Goldmann (dalam Faruk, 1994: 1) pendekatan strukturalisme genetik penting
karena merupakan langkah dalam sosiologi sastra yang bergerak ke arah usaha
memperlakukan sastra secara lebih seimbang. Di dalam faham tersebut sastra
tidak lagi ditempatkan hanya sebagai fenomena kedua, melainkan juga sebagai
sesuatu yang mempunyai otonomi relatif yang khas sehingga pemahamannya
harus pula memperhitungkan kaidah-kaidah struktural dari karya sastra itu sendiri.
Saraswati (2003: 76) menyatakan bahwa karya sastra merupakan suatu
struktur yang terkandung dalam pengertian strukturalisme. Namun, struktur itu

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

bukanlah suatu yang statis, melainkan dinamis, karena merupakan produk dari
proses sejarah yang terus berlangsung yang dihayati oleh masyarakat tempat karya
sastra itu berada. Inilah yang dimaksud dengan istilah genetik, yaitu bahwa karya
sastra

mempunyai asal-usulnya (genetik) di dalam proses sejarah suatu

masyarakat.
Dalam skripsi ini, kajian teori yang akan digunakan untuk penelitian
adalah pendekatan strukturalisme genetik. Selama ini pendekatan strukturalisme
genetik masih jarang digunakan oleh peneliti dan merupakan hal yang baru.
Merupakan hal yang baru karena pendekatan yang digunakan oleh peneliti sampai
sekarang ini terbatas pada pendekatan struktural.
Dari gambaran isi roman, roman Bukan Pasarmalam dapat diteliti melalui
pendekatan strukturalisme genetik. Dan di bawah ini alasan mengapa roman
Bukan Pasarmalam dijadikan sebagai subjek penelitian.
1. Roman Bukan Pasarmalam karya Pramoedya Ananta Toer merupakan
karya sastra yang belum pernah diteliti melalui pendekatan strukturalisme
genetik.
2. Roman Bukan Pasarmalam karya Pramoedya Ananta Toer menarik untuk
diteliti karena merupakan karya sastra yang paling istimewa menurut
Romo Y.B. Mangunwidjaya yang berbeda dengan karya-karya Pramoedya
Ananta Toer yang lain yang hampir realisme murni. Dalam Bukan
Pasarmalam kita menemkuan ada pantulan aura mistik yang aneh dan
dibalut dengan semangat religiusitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

3. Roman Bukan Pasarmalam karya Pramoedya Ananta Toer menarik untuk
diteliti karena situasi sosial masyarakat dapat dijadikan teladan bagi
kehidupan sehari-hari terutama dalam hal kegotong-royongan keluarga.
4. Roman Bukan Pasarmalam karya Pramoedya Ananta Toer menarik untuk
diteliti karena bisa dijadikan sebagai teladan hidup dalam memecahkan
masalah atau konflik nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bagi H.B. Jassin dalam bukunya yang berjudul Kesusastraan Indonesia
Modern dalam Kritik dan Esei III roman Bukan Pasarmalam karya
Pramoedya Ananta Toer merupakan karya sastra yang istimewa.
Keistimewaanya terletak pada periode 1950-1954 yang pada saat itu
sastrawan banyak yang beranggapan pada periode itu sedang mengalami
krisis kesusastraan. Namun H.B. Jassin mencoba membuktikan melalui
hasil-hasil Pramoedya Ananta Toer bahwa tidak ada krisis kesusastraan
pada periode itu. Khusus tahun 1951 karyanya yang diterbitkan oleh Balai
Pustaka sebanyak 3 karangan. Karangannya yang diterbitkan oleh Balai
Pustaka berjudul Bukan Pasarmalam, Mereka yang Dilumpuhkan, dan
Cerita dari Blora.
6. Selain H.B. Jassin A. Teeuw dalam bukunya yang berjudul Pokok dan
Tokoh II juga berpendapat bahwa roman Bukan Pasarmalam merupakan
cerita yang amat mengharukan tentang kematian ayahnya di Blora. Dalam
karangan-karangan penulis ini, diri bapak itu melakukan peranan yang
amat penting dan mempunyai mutu yang amat luar biasa tingginya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Sebelum menganalisis roman Bukan Pasarmalam melalui pendekatan
strukturalisme genetik, penelitian ini akan dimulai dengan menganalisis struktur
roman Bukan Pasarmalam telebih dahulu. Cara analisis struktur roman Bukan
Pasarmalam yaitu dengan menganalisis bagaimana tema, tokoh atau penokohan,
latar, dan alur. Selanjutnya dengan menggunakan pandangan strukturalisme
genetik dari Lucian Goldmann, roman Bukan Pasarmalam akan dianalisis
berdasarkan seperangkat kategori yaitu, fakta kemanusiaan, subjek kolektif,
pandangan dunia (struktur dan strukturasi), struktur karya sastra, dialektika
pemahaman-penjelasan (Faruk, 1994: 12).

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana struktur roman Bukan Pasarmalam?
2. Bagaimana fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dan pandangan dunia
roman Bukan Pasarmalam dalam kajian strukturalisme genetik?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pendekatan strukturalisme
genetik dalam roman Bukan Pasarmalam karya Pramoedya Ananta Toer. Di
bawah ini akan diuraikan tujuan penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan struktur roman Bukan Pasarmalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

2. Mendeskripsikan fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dan pandangan dunia
roman Bukan Pasarmalam dalam kajian strukturalisme genetik.

1.4 Manfaat Penelitian
Ada dua manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi
pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra, khususnya mengenai struktur
karya sastra melalui pendekatan struktural dan strukturalisme genetik yang
merupakan perluasan dari unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik. Selain itu,
diharapkan pula agar penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk
pengembangan teori kesastraan dan menambah informasi mengenai
penelitian kajian bidang sosiologi sastra, khususnya mengenai pendekatan
strukturalisme genetik dalam struktur karya sastra besar (novel).
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai tokoh, alur, latar, fakta kemanusiaan, subjek kolektif,
pandangan dunia, struktur karya sastra, dialektika pemahaman- penjelasan
yang terdapat dalam roman Bukan Pasarmalam berdasarkan pendekatan
struktural dan strukturalisme genetik. Penelitian ini

diharapkan

memberikan sumbangan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

lanjutan sejenis dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
pembaca.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada halhal berikut ini:
1. Roman Bukan Pasarmalam yang akan diteliti melalui pendekatan
strukturalisme genetik terdiri dari 104 halaman.
2. Pendekatan strukturalisme genetik yang akan diteliti ialah struktur yang
ada dalam roman Bukan Pasarmalam (tema, tokoh (penokohan), alur, dan
latar) dan konsep strukturalisme genetik (fakta kemanusiaan, subjek
kolektif, dan pandangan dunia).

1.6 Batasan Istilah
Untuk menghindari adanya salah penafsiran yang dapat menimbulkan
ketidakjelasan dalam penelitian, perlu dilakukan pembatasan istilah. Istilah-istilah
yang dibatasi adalah sebagai berikut.
1. Analisis
Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab, musabab, duduk perkaranya,
dsb) (KBBI, 2005: 37).
2. Struktur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

Cara bagaimana sesuatu dibangun; susunan, bangunan, kerangka (KBBI,
2005: 500).
3. Strukturalisme
Gerakan linguistik yang berpandangan bahwa hubungan antara unsur
bahasa lebih penting dalam unsur itu sendiri, satu-satunya objek bahasa
adalah sistem bahasa, dan penelitian bahasa dapat dilakukan secara
sinkronis (KBBI, 1989: 767).
4. Genetis
Berhubungan dengan awal pertumbuhan (KBBI, 1989: 305).
5. Strukturalisme genetik
Pendekatan strukturalisme genetik adalah teori sastra yang menganggap
bahwa sastra tidak semata-mata merupakan suatu struktur yang statis dan
lahir dengan sendirinya, melainkan merupakan produk dari proses sejarah
yang terus berlangsung yang hidup dan dihayati oleh masyarakat asal
karya sastra yang bersangkutan (Faruk, 1994: 12).
6. Roman
Roman adalah karangan cerita prosa yang melukiskan perbuatan-perbuatan
pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing, lebih banyak
membawa sifat-sifat zamannya (KBBI, 2005: 432).
7. Fakta kemanusiaan
Fakta kemanusiaan adalah segala hasil aktivitas atau perilaku manusia
(tokoh) yang verbal maupun fisik. Saraswati (2003: 76) berpendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

bahwa fakta itu dapat berwujud aktivitas sosial, aktivitas politik, maupun
kreasi kultural seperti filsafat, seni rupa, seni musik dan seni sastra.
8. Subjek kolektif
Subjek kolektif dapat berupa kelompok kekerabatan, kelompok sekerja,
kelompok teritorial, dan sebagainya. Untuk memperjelasnya, Goldmann
menspesifikasikannya sebagai kelas sosial, sebab baginya kelompok itulah
yang terbukti dalam sejarah sebagai kelompok yang telah menciptakan
suatu pandangan yang lengkap dan menyeluruh mengenai kehidupan dan
yang telah mempengaruhi sejarah perkembangan umat manusia (Faruk,
1994: 15).
9. Pandangan dunia
Menurut Faruk dalam bukunya Pengantar Sosiologi Sastra (1994: 16),
Pandangan dunia adalah kompleks yang menyeluruh dari gagasangagasan, aspirasi-aspirasi, dan perasaan-perasaan yang menghubungkan
secara bersama-sama anggota-anggota suatu kelompok sosial tertentu dan
yang mempertentangkanya dengan kelompok-kelompok sosial lain.
Sebagai suatu kesadaran kolektif, pandangan dunia berkembang sebagai
hasil dari situasi sosial dan ekonomi tertentu yang dihadapi oleh subjek
kolektif yang memilikinya.

1.7 Sistematika Penyajian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil penelitian ini akan dipaparkan

dalam 5 bab, yaitu

9

bab I

pendahuluan, bab II landasan teori, bab III metodologi penelitian, bab IV hasil
penelitian, dan bab V penutup.
Bab I adalah pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, batasan istilah, sistematika penyajian, ruang lingkup
penelitian, manfaat penelitian.
Bab II adalah landasan teori. Bab ini berisi penelitian yang relevan dan
kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun kajian teori yang
digunakan ialah (1) pendekatan struktural, (2) tema, (3) tokoh/penokohan, (4)
alur, (5) latar, (6) pendekatan strukturalisme genetik, (7) fakta kemanusiaan, (8)
subjek kolektif, (9) pandangan dunia, (10) struktur karya sastra, (11) dialektika
pemahaman-penjelasan, dan (12) kerangka berpikir.
Bab III memuat metodologi penelitian. Bab ini berisi hal-hal yang
berkaitan dengan metode dalam penelitian ini, yaitu

jenis penelitian, subjek

penelitian, sumber data dan data penelitian, instrumen penelitian,

teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV berisi hasil penelitian. Bab ini berisi hasil analisis data dan
pembahasan. Pada bab ini pertama-tama disajikan deskripsi data, kemudian
disajikan hasil pembahasan hasil analisis data sesuai dengan rumusan masalah
yang telah ditentukan, yaitu tentang pendekatan struktural dan konsep
strukturalisme genetik yang berupa fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dan
pandangan dunia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Bab V adalah penutup. Bab ini berisi kesimpulan penelitian, implikasi
hasil penelitian dalam dunia pengajaran bahasa ataupun dalam ilmu sastra secara
umum, dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti akan menguraikan dua hal pokok, yaitu (1) penelitian
yang relevan dan (2) kerangka teori yang berkaitan dengan pendekatan
strukturalisme genetik. Berikut ini penjelasan kedua hal tersebut.

2.1 Penelitian yang Relevan
Peneliti mengambil 2 penelitian sejenis yang berkaitan dengan penelitian
strukturalisme genetik, yaitu 1) penelitian Yosefin Dwi Retguntari, dan 2)
penelitian Ririn Setyaningsih. Kedua penelitian tersebut akan diuraikan di bawah
ini.
1. Penelitian Yosefin Dwi Retguntari (1996)
Judul Penelitian Yosefin Dwi Retguntari adalah Kepriyayian
Sastrodarsono dalam Novel Para Priyayi Karya Umar Kayam Sebuah
Tinjauan Strukturalisme Genetik. Selain itu penelitian Yosefin Dwi
Retguntari juga meneliti relevansi novel Para Priyayi karya Umar Kayam
bagi pengajaran sastra di SMU. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian Yosefin Dwi Retguntari adalah sebagai berikut:
a. mendeskripsikan alur novel Para Priyayi karya Umar Kayam.
b. mendeskripsikan penokohan novel Para Priyayi karya Umar
Kayam.
c. mendeskripsikan latar novel Para Priyayi karya Umar Kayam.

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

d. mendeskripsikan tema novel Para Priyayi karya Umar Kayam.
e. mendeskripsikan kepriyayian Sastrodarsono dalam novel Para
Priyayi karya Umar Kayam dan kaitannya dengan perubahan sosial
budaya Indonesia.
f. mendeskripsikan relevansi nilai-nilai kepriayian Sastrodarsono
dalam novel Para Priyayi karya Umar Kayam bagi pengajaran
sastra di kelas II SMU (Yosefin, 1996: 4).
2. Penelitian Ririn Setyaningsih (1994)
Judul penelitian Ririn Setyaningsih adalah Kajian Strukturalisme
Genetik Kedudukan Wanita pada Tokoh Utama Novel Jantera Bianglala
Karya Ahmad Tohari. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
Ririn Setyaningsih adalah sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan struktur intrinsik novel Jantera Bianglala yang
meliputi tokoh dan penokohan, alur, latar, dan tema.
b. Mendeskripsikan kedudukan wanita pada tokoh utama novel
Jantera Bianglala (Ririn, 1994: 12).
Dari penelitian Yosefin Dwi Retguntari secara keseluruhan, penelitiannya
terhadap kajian strukturalisme genetik lebih mengarah pada pendeskripsian alur,
penokohan, latar, tema, kepriyayian Sastrodarsono dalam kaitanya dengan
perubahan sosial budaya Indonesia, dan relevansi nilai-nilai kepriayian
Sastrodarsono bagi pengajaran sastra di kelas II SMU. Dari segi kajian teori
strukturalisme genetik, penelitiannya terbatas pada perbandingan antara latar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

belakang masyarakat Indonesia pada tahun karya itu diciptakan dengan latar
belakang pengarang.
Dari penelitian Ririn Setyaningsih secara keseluruhan, penelitiannya
terhadap kajian strukturalisme genetik mengarah pada pendeskripsian struktur
intrinsik novel Jantera Bianglala yang meliputi (tokoh/penokohan, alur/plot, latar,
dan

tema),

kedudukan

wanita

pada

tokoh

utama

dan

faktor

yang

mempengaruhinya. Dari segi kajian teori strukturalisme genetik, penelitian Ririn
Setyaningsih terbatas pada pendekatan struktural dan belum dikaitkan dengan
unsur ekstrinsik.
Adapun manfaat dari kedua penelitian di atas. Kedua penelitian di atas
dapat digunakan sebagai dasar teori atau pelengkap teori dalam pengembangan
penelitian strukturalisme genetik serta menambah wawasan bagi pembaca.
Penelitian berjudul analisis roman Bukan Pasarmalam karya Pramoedya
Ananta Toer berdasarkan kajian strukturalisme genetik masih relevan untuk
dilakukan. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang konsep-konsep yang
terdapat dalam pendekatan strukturalisme genetik (fakta kemanusiaan, subjek
kolektif, pandangan dunia, struktur karya sastra, dialektika pemahamanpenjelasan) belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, topik ini masih relevan
untuk diteliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2.2 Kajian Teori
2.2.1 Pendekatan Struktural
Goldmann mengemukakan bahwa studi sastra harus dimulai dengan
analisis struktur, sebab karya sastra dibangun oleh struktur. Goldmann (dalam
Teuw, 1984: 153) berpendapat bahwa struktur-struktur yang bersifat otonom
harus digali secara cermat. Menurut Goldmann, struktur kemaknaan akan
mewakili pandangan dunia (Vision du monde) penulis, sebagai wakil golongan
masyarakat.
Atas dasar analisis vision du monde peneliti dapat membandingkan dengan
data-data dan analisis keadaan sosial yang bersangkutan. Karya sastra dapat
dipahami asalnya dan terjadinya (genetik) dari latar belakang struktur sosial
tertentu. Dengan demikian varian strukturalisme genetik yang menerangkan karya
sastra dan homologi, persesuaian dengan struktur sosial (Teuw, 1984: 153).
Atas dasar teori di atas kegiatan analisis roman Bukan Pasarmalam
melalui pendekatan strukturalisme genetik akan dimulai dari analisis struktur
terlebih dahulu. Teori yang akan digunakan untuk melihat struktur roman Bukan
Pasarmalam adalah pendekatan struktural menurut Burhan Nurgiyantoro dan
Panuti Sudjiman. Dan di bawah ini teori tentang pendekatan struktural
(tokoh/penokohan, plot/alur, latar, dan tema).
2.2.1.1 Tokoh dan Penokohan
Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah
cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus menerus sehingga
terasa mendominasi sebagian cerita atau sering disebut tokoh utama. Tokoh yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita disebut tokoh tambahan
(Nurgiyantoro, 1995: 176).
Penggunaan istilah “karakter” (character) sendiri dalam berbagai literatur
bahasa Inggris menyaran pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokohtokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi,
dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut. Stanton (dalam
Nurgiyantoro, 1995: 165) berpendapat bahwa dengan demikian, character dapat
berarti “pelaku cerita” dan dapat pula berarti “perwatakan” antara seorang tokoh
dengan perwatakan yang dimilikinya, memang, merupakan suatu kepaduan yang
utuh.
Tokoh ialah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan
dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Grimes (dalam Sudjiman, 1988: 16) tidak
menggunakan istilah tokoh (character) melainkan partisipan (participant), sedang
Shahnon Ahmad dalam bukunya Gubahan Novel (1979) menggunakan istilah
watak. Namun, dalam buku ini istilah watak digunakan dengan arti tabiat, sifat
kepribadian (Sudjiman, 1986: 80).
Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita dapatlah dibedakan tokoh sentral
dan tokoh bawahan. Tokoh yang memegang peran pimpinan disebut tokoh utama
atau protagonis (Sudjiman, 1988: 17).
Yang termasuk tokoh sentral juga di samping protagonis dan antagonis
adalah wirawan dan wirawati. Tokoh ini penting dalam cerita, dan karena
pentingnya cenderung menggeser kedudukan tokoh utama (Sudjiman, 1988: 19).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Adapun yang dimaksud dengan tokoh bawahan adalah tokoh yang tidak
sentral kedudukannya di dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan
untuk menunjang atau mendukung tokoh utama. Di dalam beberapa cerita rekaan
terdapat tokoh bawahan yang menjadi kepercayaan protagonis atau sering disebut
tokoh andalan. Dan karena ia dekat dengan tokoh utama, andalan dimanfaatkan
oleh pengarang untuk member gambaran lebih terperinci tentang tokoh utama
(Sudjiman, 1988: 20).
Di dalam cerita rekaan tokoh datar diungkapkan atau disoroti satu segi
wataknya saja, sikap atau obsesi tertentu saja dari si tokoh. Tokoh datar bersifat
statis; di dalam perkembangan lakuan, watak tokoh itu sedikit sekali berubah,
bahkan ada kalanya tidak berubah sama sekali (Sudjiman, 1988: 20-21).
Jika lebih dari satu ciri segi wataknya yang ditampilkan atau digarap di
dalam cerita sehingga tokoh itu dapat dibedakan dari tokoh-tokoh yang lain, maka
tokoh itu disebut tokoh bulat, atau tokoh kompleks. Berbagai segi wataknya itu
tidak ditampilkan sekaligus melainkan berangsur-angsur atau berganti-ganti
(Sudjiman, 1988: 21).
Karena tokoh-tokoh itu rekaan pengarang, hanya pengaranglah yang
‘mengenal’ mereka. Maka tokoh-tokoh perlu digambarkan ciri-ciri lahir dan sifat
serta sikap batinnya agar wataknya juga dikenal oleh pembaca (Sudjiman, 1988:
23).
2.2.1.2 Plot (alur)
Plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, Stanton (dalam
Nurgiyantoro, 1995: 113) berpendapat bahwa tiap kejadian itu hanya dihubungkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya
peristiwa yang lain. Selain itu Kenny (dalam Nurgiyantoro, 1995: 113)
mengemukakan plot sebagai peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita
yang tidak bersifat sederhana karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu
berdasarkan kaitan sebab-akibat. Untuk memperoleh keutuhan sebuah plot cerita,
Aristoteles (dalam Nurgiyantoro, 1995: 142) juga mengemukakan bahwa sebuah
plot haruslah terdiri dari tahap awal (perkenalan), tahap tengah (konflik), dan
tahap akhir (penyelesaian).
Dalam sebuah cerita rekaan berbagai peristiwa disajikan dalam urutan
tertentu. Peristiwa yang diurutkan itu membangun tulang punggung cerita, yaitu
alur (Sudjiman, 1988: 29).
Struktur umum alur dibagi menjadi tiga. Pada tahap awal berisi
paparan/exposition, rangsangan/inciting moment, gawatan/rising action, tengah
berisi tikaian/conflict, rumitan/complication, klimaks, dan tahap akhir berisi
leraian/falling action, selesaian/denouement (Sudjiman, 1988: 30).
Di samping urutan waktu dan hubungan sebab-akibat ada unsur lain yang
dapat mengikat peristiwa-peristiwa dalam suatu alur, yaitu tema.semua peristiwa
penting di dalam cerita yang demikian kait-mengait menjadi episode. Hampirhampir tidak ada hubungan logis di antara episode-episode itu; yang mengikatnya
dalam satu alur adalah tema yang sama (Sudjiman, 1988: 38).
Selain alur temaan ada alur yang disebut alur tokohan. Yang menggunakan
tokoh sebagai pengikat disebut alur tokohan (Sudjiman, 1988: 38).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Dalam cerita yang beralur temaan atau beralur tokohan, peristiwaperistiwa seolah-olah berdiri sendiri-sendiri; alurnya longgar. Kalau salah satu
peristiwa atau episode dihilangkan, cerita itu masih dapat dipahami (Sudjiman,
1988: 38).
Cerita rekaan yang alurnya sangat erat/ketat; tiap-tiap rinciannya, tiap-tiap
tokoh, lakuan, dan peristiwanya merupakan bagian yang vital dan integral dari
suatu pola alur yang telah dirancang baik-baik, selaras dan seimbang. Cerita tidak
dapat dipahami atau rusak kalau salah satu rinciannya ditiadakan (Sudjiman,
1988: 39).
2.2.1.3 Latar
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada
pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan, Abrams dan Stanton (dalam Nurgiyantoro,
1995: 216) mengelompokkan latar, bersama dengan tokoh dan plot, ke dalam
fakta (cerita) sebab ketiga hal inilah yang akan dihadapi, dan dapat diimajinasi
oleh pembaca secara faktual jika membaca cerita fiksi. Atau, ketiga hal inilah
yang secara konkret dan langsung membentuk cerita: tokoh cerita adalah pelaku
dan penderita kejadian-kejadian yang bersebab akibat, dan itu perlu pijakan, di
mana dan kapan.
Cerita berkisah tentang seorang atau beberapa orang tokoh. Peristiwaperistiwa dalam cerita tentulah terjadi pada suatu waktu atau dalam suatu rentang
waktu tertentu dan pada suatu tempat tertentu. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra membangun latar
cerita (Sudjiman, 1988: 44).
2.2.1.4 Tema
Tema (theme) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Stanton
dan Kenny (dalam Nurgiyantoro, 1995: 67) berpendapat bahwa ada banyak makna
yang dikandung dan ditawarkan oleh cerita (novel) itu. Namun masalahnya
adalah: makna khusus yang mana yang dapat dinyatakan sebagai tema itu.
Untuk menentukan makna pokok sebuah novel, kita perlu memiliki
kejelasan pengertian tentang makna pokok, atau tema, itu sendiri. Hartoko dan
Rahmanto (dalam Nurgiyantoro, 1995: 68) berpendapat bahwa Tema merupakan
gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra yang terkandung di
dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan
atau perbedaan-perbedaan.
Tema dalam sebuah karya sastra, fiksi, hanyalah merupakan salah satu dari
sejumlah unsur pembangun cerita yang lain, yang secara bersama membentuk
sebuah kemenyeluruhan. Bahkan sebenarnya, eksistensi tema itu sendiri amat
bergantung dari berbagai unsur yang lain. Hal itu disebabkan tema, yang
sebenarnya hanya berupa makna atau gagasan dasar umum suatu cerita, tak
mungkin hadir tanpa unsur bentuk yang menampungnya (Nurgiyantoro, 1995:
74).
Tema sebuah cerita tak mungkin disampaikan secara langsung melainkan
hanya secara implisit melalui cerita. Unsur-unsur cerita yang lain, khususnya oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Stanton dikelompokkan sebagai fakta cerita (tokoh, plot, dan latar) yang bertugas
mendukung dan menyampaikan tema tersebut (Nurgiyantoro, 1998: 74).

2.2.2 Pendekatan Strukturalisme Genetik
Secara definitif strukturalisme genetik adalah analisis struktur dengan
memberikan perhatian terhadap asal-usul karya. Secara ringkas berarti bahwa
strukturalisme genetik sekaligus memberikan perhatian terhadap analisis intrinsik
dan ekstrinsik (Ratna, 2004: 123).
Pendekatan strukturalisme genetik adalah teori sastra yang menganggap
bahwa sastra tidak semata-mata merupakan suatu struktur yang statis dan lahir
dengan sendirinya, melainkan merupakan produk dari proses sejarah yang terus
berlangsung yang hidup dan dihayati oleh masyarakat asal karya sastra yang
bersangkutan (Faruk, 1994: 12).
Strukturalisme genetik juga merupakan pendekatan yang menganggap teks
yang dianalisis itu khas dari segi historis. Damono (dalam Teuw, 1979: 40).
berpendapat bahwa teks sastra dapat dianalisis dari struktur dalam maupun luar
seperti lingkungan sosial, ekonomi, dan politik yang telah menghasilkannya.
Saraswati (2003:

75) mengatakan bahwa Strukturalisme

genetik

dikemukakan oleh sosiolog Prancis, Lucian Goldmann. Pendekatan yang
dikemukakannya mencakup segala bidang fenomena sosial kemanusiaan yang
mencakup: ilmu-ilmu sosial murni (antropologi, sosiologi, politik, ekonomi, dan
psikologi), ilmu-ilmu kemanusiaan (sastra, sejarah, dan linguistik, dan seni rupa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Strukturalisme memiliki beberapa ciri. Pertama, perhatianya terhadap
keutuhan, terhadap totalitas. Yang menjadi dasar telaah strukturalisme bukanlah
bagian-bagian totalitas itu, tetapi jaringan hubungan yang ada antara bagianbagian itu, yang menyatukannya menjadi totalitas. Kedua, strukturalisme tidak
menelaah struktur permukaannya, tetapi struktur yang ada di bawah atau di balik
kenyataan empiris. Ketiga, analisis yang dilakukan menyangkut struktur yang
sinkronis dan bukan yang diakronis. Keempat, strukturalisme adalah metode
pendekatan yang antikausal (bukan sebab-akibat tetapi hukum perubahan bentuk)
(Saraswati, 2003: 75).
Saraswati (2003: 76) menyatakan bahwa karya sastra merupakan suatu
struktur yang terkandung dalam pengertian strukturalisme. Namun, struktur itu
bukanlah suatu yang statis, melainkan dinamis, karena merupakan produk dari
proses sejarah yang terus berlangsung yang dihayati oleh masyarakat tempat karya
sastra itu berada. Inilah yang dimaksud dengan istilah genetik, yaitu bahwa karya
sastra mempunyai asal-usulnya (genetik) di dalam proses sejarah suatu
masyarakat.

2.2.3 Konsep Strukturalisme Genetik
Goldman percaya bahwa karya sastra merupakan suatu struktur yang
terkandung dalam pengertian strukturalisme. Namun, struktur itu bukanlah suatu
yang statis, melainkan dinamis, karena merupakan produk dari proses sejarah
yang terus berlangsung yang dihayati oleh masyarakat tempat karya sastra itu
berada. Inilah yang dimaksud dengan istilah genetik, bahwa karya sastra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

mempunyai asal-usulnya (genetik) di dalam proses sejarah suatu masyarakat
(Saraswati, 2003: 76).
Untuk memperjelas teorinya, Goldmann membangun seperangkat kategori
yang saling bertalian satu sama lain sehingga membentuk apa yang disebutnya
sebagai strukturalisme-genetik di atas. Goldmann (dalam Faruk, 1994: 12)
berpendapat bahwa kategori-kategori itu adalah fakta kemanusiaan, subjek
kolektif, pandangan dunia (struktur dan strukturasi), struktur karya sastra,
dialektika pemahaman-penjelasan.
2.2.3.1 Fakta Kemanusiaan
Fakta kemanusiaan adalah segala hasil aktivitas atau perilaku manusia
(tokoh) yang verbal maupun fisik. Fakta itu dapat berwujud aktivitas sosial,
aktivitas politik, maupun kreasi kultural seperti filsafat, seni rupa, seni musik dan
seni sastra (Saraswati, 2003: 76).
Fananie (2002: 117) berpendapat bahwa semua aktivitas manusia
merupakan respon dari subjek kolektif atau individu dalam situasi yang
merupakan kreasi atau percobaan atau memodifikasi situasi yang ada agar cocok
dengan aspirasinya. Dengan kata lain, fakta merupakan hasil usaha manusia untuk
mencapai keseimbangan yang lebih baik dalam hubungan dengan dunia sekitar.
2.2.3.2 Subjek Kolektif
Subjek kolektif dapat berupa kelompok kekerabatan, kelompok sekerja,
kelompok teritorial, dan sebagainya. Untuk memperjelasnya, Goldmann
menspesifikasikannya sebagai kelas sosial, sebab baginya kelompok itulah yang
terbukti dalam sejarah sebagai kelompok yang telah menciptakan suatu pandangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

yang lengkap dan menyeluruh mengenai kehidupan dan yang telah mempengaruhi
sejarah perkembangan umat manusia (Faruk, 1994: 15).
2.2.3.3 Pandangan Dunia (struktur dan strukturasi)
Sebagai kesadaran yang kolektif, pandangan dunia berkembang sebagai
hasil dari situasi sosial dan ekonomi tertentu yang dihadapi oleh subjek yang
memilikinya. Dengan kata lain, pandangan dunia itu merupakan hasil interaksi
antara subjek kolektif dengan situasi sekitar. Sebagai hasil interaksi, pandangan
dunia tidak lahir dengan tiba-tiba, melainkan terbangun secara perlahan-lahan dan
bertahap (Saraswati, 2003: 79).
Goldmann percaya pada adanya hom