RESORT HOTEL DI KLUNGKUNG.

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Periode Februari 2016

RESORT HOTEL DI KLUNGKUNG

Oleh :
I MADE DARMA
1204205007

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)
2016

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Periode Februari 2016

RESORT HOTEL DI KLUNGKUNG

Oleh :
I MADE DARMA
1204205007

Dosen Pembimbing:
1. Prof. Dr. Ir. Putu Rumawan Salain, MSi.
2. Ir. I Nyoman Sudiarta

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)
2016

BAB I
PENDAHULUAN
Pada Bab I ini akan diuraikan alasan pemilihan judul pada latar belakang

yang dilengkapi juga dengan fakta-fakta pendukungnya, rumusan masalah, tujuan,
dan metode penelitian yang digunakan.
1.1 LATAR BELAKANG
Bali merupakan daerah tujuan pariwisata yang sudah dikenal di mata dunia.
Hampir di setiap daerah di Bali memiliki potensi di bidang pariwisata. Sektor
pariwisata merupakan sumber pendapatan terbesar bagi daerah Bali, sehingga
sektor pariwisata diprioritaskan untuk dilakukan pengembangan secara berlanjut
dengan menggali potensi- potensi yang dimiliki masing-masing daerah kabupaten
yang ada di Bali. Salah satunya adalah pengembangan sektor pariwisata di
Kabupaten Klungkung.
Kabupaten Klungkung merupakan salah satu daerah yang memiliki objek
wisata yang cukup lengkap. Beberapa diantaranya yaitu wisata alam seperti arum
jeram, wisata spiritual seperti Pura Goa Lawah, wisata sejarah seperti museum dan

1

monumen, dan wisata seni budaya seperti kain songket dan wayang kamasan.
Selain objek tersebut di daerah Klungkung juga masih memiliki banyak potensi
yang belum dikembangkan. Contohnya potensi alam yang ada di Pasca Galian C.
Daerah ini memiliki potensi alam yang cukup bagus seperti pemandangannya,

suasananya yang masih sepi dan terdapat danau-danau kecil bekas galian yang bisa
dimanfaatkan sebagai wisata air.
Perkembangan pariwisata di Kabupaten Klungkung dari tahun ke tahun
semakin meningkat. Tercatat di Dinas Pariwisata Daerah Provensi Bali
perkembangan kedatangan wisatawan ke Klungkung dari tahun 2012-2014 naik
15,9 %. Namun disisi lain jumlah kunjungan wisatawan di Klungkung kurang
sebanding dengan akomodasi pariwisata yang tersedia. Akomodasi yang dimaksud
adalah tempat peristirahatan seperti perhotelan atau penginapan. Harusnya dengan
peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung dibarengi dengan peningkatan
jumlah akomodasinya. Tercatat di Klungkung hanya terdapat 2 hotel bintang 3, dan
3 hotel bintang 2 pada tahun 2014. Sehingga perlu adanya pengadaan perhotelan di
Kabupaten Klungkung yang dapat membantu menjadi daya tarik dan
mengakomodasi wisatawan.
Pemerintah Kabupaten Klungkung juga telah membuat perencanaan
masterplan kawasan wisata terpadu dari alih fungsi lahan Pasca Galian C
Klungkung dari tahun 2006. Alih fungsi lahan Pasca Galian C merupakan salah satu
program dari pemerintahan Kabupaten Klungkung. Kawasan yang direncanakan
yaitu, kawasan akomodasi wisata, pelabuhan, fasilitas rekreasi, fasilitas umum,
rekreasi pantai, taman budaya, pusat kesehatan, villa, perhotelan dan ruang terbuka
hijau. Fasilitas yang baru berjalan sampai saat ini hanyalah pembangunan

pelabuhan Klungkung. Daerah Pasca Galian C awalnya merupakan bekas
pertambangan pasir yang telah ditutup karena sudah dianggap membahayakan
lingkungan. Menurut informasi dari Bappeda Kabupaten Klungkung, sejak 24
Desember 2002 kegiatan penambangan Galian C dihentikan melalui Instruksi
Bupati Klungkung No. 3 Tahun 2002. Luas total Kawasan Pasca Galian C adalah
±303,31 Ha. Kondisi kawasan Pasca Galian C saat ini berupa cekungan-cekungan
bekas galian yang diisi oleh air dari Sungai Unda, dan beberapa diantaranya sudah
mulai rata dan mengering akibat pendangkalan sungai.

2

Pada balipost.com tanggal 30 Oktober 2014, Bupati Klungkung Wayan
Suwirta serius ingin mengembangkan potensi pariwisata yang ada di areal Pasca
Galian C. Menurut Metrobali.com tanggal 3 Juli 2015, Klungkung sedang
membuka diri untuk investor yang mau berinvestasi membuka kawasan wisata di
daerah-daerah

yang

diperuntukkan


sebagai

kawasan

wisata.

Menurut

BeritaBali.com tanggal 15 Oktober 2015, Pemkab Klungkung telah melakukan
inventarisir kepemilikan lahan Galian C yang di dalamnya berisi tentang pendataan
lahan Pasca Galian C dengan 1.059 pemilik dan perencanaan normalisasi alur
sungai arahan dari pemerintah pusat. Dari beberapa informasi di atas dapat
disimpulkan bahwa pemerintah Kabupaten Klungkung serius dalam pengembangan
sektor pariwisatanya.
Untuk mengatasi peningkatan jumlah wisatawan dan kurangnya akomodasi
wisata di Kabupaten Klungkung maka pemilihan perencanaan hotel di Klungkung
ini cukup tepat. Disamping itu pemerintah juga mendukung adanya pengembangan
sektor pariwisata. Dilihat dari sedikitnya jumlah hotel berbintang yang ada di
Klungkung diperlukan trobosan baru yang lebih bagus dan lebih mengundang daya

tarik wisatawan. Misalnya membangun sebuah resort hotel, karena Kabupaten
Klungkung memiliki potensi yang cukup untuk di bangun hotel sekelas resort hotel.
Pada program master plan kawasan wisata di Pasca Galian C terdapat plot
perhotelan yang bisa dimanfaatkan sebagai lokasi resort hotel. Banyak potensi alam
yang ada di daerah Pasca Galian C yang dapat menjadi daya tarik hotel yang
direncanakan. Daya Tarik tersebut seperti pemandangan pantai, perbukitan, dan
kawasan sungai Unda. Selain itu daerah ini jauh dari hiruk pikuk perkotaan,
sehingga memiliki suasana yang tenang dan masih alami.
Resort hotel ini nantinya akan memadukan unsur-unsur kebudayaan dan juga
arsitektur yang mampu sinergis dengan lingkungan misalnya gaya arsitektur tropis
sesuai lingkungan di tempat tersebut. Selain mengutamakan kenyamanan
pengunjung, hotel ini akan menampilkan arsitektur yang unik dan berbeda dari
bentuk hotel pada umumnya yang dapat memanjakan para pengunjung. Nantinya
hal tersebut bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang.

3

1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas yang melandasi dasar pemikiran, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah di Klungkung membutuhkan hotel sekelas resort ?
2. Apakah yang menjadi tema dari resort hotel yang direncanakan ?
3. Apa saja yang perlu diperhitungkan dalam perencanaan resort hotel pada Master
Plan Pasca Galian C ?
4. Bagaimana program perencanaan dan perancangan sarana dan prasarana agar
dapat menampung seluruh aktifitas dan civitas dalam sebuah resort hotel ?
5. Bagaimana konsep perancangan tapak, bangunan, struktur, dan utilitas dalam
perancangan bangunan resort hotel ?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah merencanakan dan
membuat landasan konsepsual dalam perancangan resort hotel yang di dalamnya
terdapat penentuan program ruang dan tapak sesuai dengan persyaratan yang
mampu mewadahi aktifitas dan civitas di dalamnya, dan juga konsep perencanaan
tapak dan bangunan yang akan diterapkan pada resort hotel.
1.4 METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan langkah atau cara ilmiah untuk
mendapatkan data, mengolah data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, Sevilla
(1993:40). Dalam penulisan tugas akhir “Resort Hotel” ini menggunakan beberapa
langkah penelitian yaitu, teknik pengumpulan data, teknik pembahasan, dan teknik
penyimpulan. Berikut adalah penjelasan tiga langkah proses penelitian tersebut.

1.4.1

Teknik Pengumpulan data

Dalam teknik pengumpulan data, data yang diperoleh dapat dibedakan menjadi 2
(dua) berdasarkan sumber datanya, yaitu :
1.

Data Primer

Merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Beberapa cara yang
dilakukan dalam memperoleh data primer ini, antara lain :


Wawancara

4

Menurut Sangadji (2010. 28) wawancara merupakan teknik pengumpulan data
yang diperoleh dengan mengadakan tanya jawab (wawancara) langsung dengan

responden atau pihak-pihak yang berkompeten untuk memberikan informasi
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan judul. Wawancara dilakukan dengan
pihak Bappeda Klungkung untuk

mendapatkan informasi

mengenai

perencanaan alih fungsi lahan Pasca Galian C. Wawancara juga dilakukan pada
saat mencari informasi untuk tinjauan objek sejenis dengan pihak yang


berkaiatan dengan pengelolaan resort yang ditinjau.
Observasi
Menurut Metode F.C., Dane (2000) survey merupakan cara penelitian dengan
mengumpulkan data pada saat tertentu mengutamakan pengamatan (observasi)
terhadap gejala, peristiwa dan kondisi aktual di masa sekarang pada suatu objek.
Observasi digunakan pada tinjauan objek sejenis dan pemrograman tapak.
Observasi dilakukan di Waka Gangga Resort, Royal Pitha Maha Resort, dan
Bulgari Resort untuk mendapatkan informasi dan data untuk tinjauan objek

sejenis. Observasi juga dilakukan pada lahan Pasca Galian C Klungkung untuk
mengetahui bagaimana kondisi dan suasana tapak di daerah tersebut sehingga
mempermudah penentuan konsep rancangan.

2. Data Sekunder
Data skunder merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari
sumbernya dan telah dikumpulkan atau dibuat oleh pihak lain. Namun masih
memiliki relevansi dengan kajian yaitu studi relevansi. Dengan mencari dan
menemukan literatur yang relevan dengan permasalahan yang diangkat, dapat
berupa buku-buku, hasil-hasil penelitian, majalah, koran, media internet. Data
sekunder digunakan untuk melengkapi literatur pada pemahaman, studi pengadaan
resort hotel dan pemrograman ruang pada perencanaan resort hotel.
1.4.2

Teknik Pembahasan

A. Deduksi-Induksi
Teknik

pembahasan


dengan

menghubungkan

setiap

kelompok

permasalahan dengan faktor-faktor pengaruh sehingga menemukan alternative
pemecahan untuk mencari jalan keluar dalam setiap permasalahan tersebut.
Menurut Sangadji (2010. 19) Deduksi merupakan pengujian hipotesis melalui
5

validasi teori atau pengujian aplikasi teori pada keadaan tertentu. Sedangkan
induksi mengembangkan teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta.
Teknik pembahasan deduksi digunakan pada menentukan latar belakang,
studi pengadaan resort hotel dan pemrograman. Sedangkan pembahasan induksi
digunakan pada penentuan tema dan pembuatan konsep rancangan.
B. Analisis
Data yang sudah diperoleh dianalisis dengan cara memecahnya menjadi
kelompok-kelompok yang lebih kecil untuk mengetahui sebab dan akibatnya. Data
yang telah diuraikan dikumpulkan berdasarkan kebutuhan dalam penarikan
kesimpulan. Menurut E.G. Carmines & R.A. Zeller (2006), Sangadji (2010. 30)
teknik analisa ini dibagi menjadi 2 yaitu, kualitatif dan kuantitatif. Berikut
penjabarannya:
1. Kualitatif, merupakan data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka
secara langsung atau angka yang dirumuskan. Penelitian kualitatif merupakan
suatu proses penyelidikan, yang menggabungkan data-data utama dan sekaligus
data tambahannya. Analisa data melalui proses deskriptif dan kemudian
diteransformasikan ke dalam sekala yang mudah dimengerti, seperti dalam
bentuk diagram dan sekema. Data kualitatif digunakan pada latar belakang,
penentuan letak resort hotel, program fungsional, program perfomansi, dan
konsep perancangan resort hotel.
2. Kuantitatif, merupakan analisis terhadap semua data yang dapat diukur dan
dinyatakan dalam angka-angka, kuantitatif bersifat penilaian obyektif terhadap
suatu masalah, pengambilan keputusan menggunakan model matematika
dengan menghitung dan menjabarkan tabel atau diagram. Data kuantitatif
digunakan pada jumlah peningkatan pariwisata Kabupaten Klungkung, jumlah
kebutuhan ruang, kebutuhan tapak dan perhitungan program arsitektural resort
hotel.
1.4.3

Teknik Penyimpulan
Tahap ini mengenai penyampaian gagasan yang bertujuan untuk

memecahkan permasalahan yang telah dianalisis sebelumnya. Kesimpulan diambil
sebagai rangkuman dari semua jawaban atas masalah yang telah diangkat. Setelah
proses analisis terhadap data yang terkumpul selesai, maka dilanjutkan kedalam

6

penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan cara
membandingkan antara rumusan masalah dengan hasil analisis yang didapat,
sehingga akhirnya dapat diperoleh suatu kesimpulan pokok/utama. Nantinya
gagasan-gagasan ini dapat berupa penyajian-penyajian yang menyatukan sejumlah
pokok pembahasan dalam bentuk fisik. Teknik penyimpulan digunakan pada
penentuan judul proyek, penetuan lokasi, penentuan tema dan penentuan konsep
rancangan resort hotel.

7

BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP RESORT HOTEL
Pada Bab II ini akan dijabarkan mengenai pemahaman yang berkaitan
dengan perancangan resort hotel, selain itu disertakan pula tentang beberapa hasil
kajian terhadap fasilitas sejenis. Berdasarkan tinjauan tersebut maka dirumuskan
mengenai spesifikasi umum resort hotel yang diperoleh dari hasil teori literatur dan
kajian terhadap fasilitas sejenis.
2.1 Tinjauan Umum Hotel
Pengertian Hotel menurut SK Menparpostel Nomor KM 94/ HK 103/MPPT 1987
hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh
bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum serta
jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial. Arif (2005: 89).
Pengertian Hotel menurut Kamus Pariwisata dan Perhotelan, hotel adalah suatu
bentuk usaha yang menyediakan/ menyewakan jasa akomodasi, konsumsi, dan
rekreasi yang dikelola secara professional. Soenarno (1995: 92)
Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa hotel merupakan salah satu
jenis bidang usaha yang memberikan akomodasi dan menyediakan pelayanan baik
berupa penginapan, penyediaan makanan dan minuman serta jasa dan juga fasilitas
lainnya dalam bangunan untuk publik atau masyarakat secara umum.

8

2.1.1 Klasifikasi Hotel
Sebuah hotel memiliki jenis dan klasifikasi yang berbeda-beda berdasarkan
ukuran penelitian tertentu. Penilaian tersebut berkaitan dengan jenis fasilitas,
kebutuhan luas (lingkup operasinya) sehingga hotel diklasifikasikan menjadi
beberapa jenis misalnya, dilihat dari pelayanan, lamanya tamu menginap, menurut
jumlah kamar, dan juga lokasinya. Menurut Arif (2005 : 78) klasifikasi hotel dapat
dikelompokkan dalam beberapa kreteria antara lain :
A. Pengelompokan Hotel Menurut Jumlah Kamar. Arif (2005 : 79)
1. Small Size Hotel, merupakan hotel dengan jumlah kamar yang sedikit
(maksimal terdapat 25 kamar).
2. Small Average Size Hotel, merupakan hotel dengan jumlah kamar cukup banyak
(terdapat 26-99 kamar).
3. Medium Average Hotel, merupakan hotel dengan jumlah kamar yang sedang
menengah (sekitar 100-299 kamar).
4. Large Size Hotel, merupakan hotel dengan jumlah kamar yang besar (jumlah
minimum 300-3000 kamar).
B. Pengelompokan Hotel Menurut Lokasi. Arif (2005 : 81)
1. City Hotel, dilihat dari namanya hotel ini terletak di perkotaan dan biasanya
ditujukan untuk pengunjung dengan tujuan bisnis atau dinas.
2. Down Town Hotel, biasanya terletak di dekat pusat perdangan dan perbelanjaan.
Hotel ini sering ditujukan untuk pengunjung yang ingin berwisata belanja.
3. Suburban Hotel/ Motel, biasanya terletak di pinggiran kota ditujukan untuk
pengunjung yang menginap dalam waktu singkat/bertransit.
4. Resort Hotel, merupakan hotel yang dibangun di dekat daerah yang memiliki
objek wisata dengan tujuan sebagai fasilitas akomodasi dari suatu aktivitas
wisata tersebut.
5. Mountain Hotel, berlokasi di daerah pegunungan seperti namanya dan
pegunungan sebagai daya tarik hotel tersebut.
6. Beach Hotel, berlokasi di dekat pantai, pantai sebagai daya tarik hotel tersebut.
7. Highway Hotel, berlokasi ditepi jalan bebas hambatan dan biasanya
diperbatasan antara dua kota.

9

8. Airport Hotel, berlokasi dekat dengan lapangan terbang, biasanya ditujukan
untuk pengunjung yang baru melakukan penerbangan.
C. Hotel Menurut Lama Tamu Menginap. Arif (2005 : 83)
1. Residential Hotel, merupakan jenis hotel dengan waktu kunjungan 1 bulan
sampai 1 tahun. Hotel ini pada umumnya dilengkapi dengan fasilitas seperti
fasilitas kehidupan sehari-hari, seperti fasilitas belanja, kebugaran, dan rekreasi.
2. Semiresidental Hotel, merupakan jenis hotel yang memiliki waktu inap
mingguan 7 sampai 30 hari. Hotel ini biasanya memiliki fasilitas kebugaran
(spa, jogging track, kolam renang) dan fasilitas rekreasi (restoran, taman
bermain, penyewaan kendaraan dan lain-lain)
3. Transit Hotel, merupakan jenis hotel yang memiliki waktu inap singkat/harian
kurang dari 24 jam sampai 3 malam. Hotel ini biasanya memiliki fasilitas
laundry, restoran dan agen perjalanan.
2.1.2

Klasifikasi Hotel Berbintang
Berdasarkan ukuran penilaian tertentu maka hotel dikelompokkan dalam

beberapa jenis hotel berbintang. Pengelompokkan hotel berbintang juga
berdasarkan kriteria menurut kebutuhannya dan fasilitas yang disediakan di
dalamnya. Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. PM.10/PW.
301/Pdb – 77 sejak tahun 1977 tentang usaha dan klasifikasi hotel. Ditetapkan
bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada fasilitas yang
tersedia, jumlah kamar yang tersedia, peralatan yang tersedia, dan juga mutu
pelayanan yang dimiliki. (Arif. 2005 : 86)
Berdasarkan pada penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian
digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas hotel, yaitu:
a. Hotel Bintang 1 (*)
b. Hotel Bintang 2 (**)
c. Hotel Bintang 3 (***)
d. Hotel Bintang 4 (****)
e. Hotel Bintang 5 (*****)

10

Hotel-hotel berbintang ini memiliki perbedaan satu sama lainnya. Berikut
merupakan beberapa pengertian dari jenis hotel berbintang 3,4 dan 5 pada web
jenishotel.info/klasifikasi-hotel-berdasarkan-bintang:
1. Hotel Bintang Tiga (***)
Hotel bintang tiga merupakan hotel yang berukuran lumayan besar
dan biasanya lokasinya dekat tol, pusat bisnis dan daerah perbelanjaan, dengan
menawarkan pelayanan terbaik. Para karyawan hotel ini terlihat rapi dan
professional, berikut kriterianya:
a) Kamar standar minimum 30 kamar
b) Terdapat minimum 2 kamar suite
c) Memiliki kamar mandi di dalam
d) Memiliki luas kamar standar, minimum 24 m2
e) Memiliki luas suite minimum 48 m2
f) Memiliki Sarana rekreasi dan olah raga
g) Kamar dilengkapi dengan AC
h) Tersedia restoran yang menawarkan hidangan diatas rata-rata pada saat
sarapan, makan siang dan makan malam.
i) Memiliki bar
j) Memiliki valet parking
2.

Hotel Bintang Empat (****)
Hotel bintang empat merupakan hotel yang sudah cukup berkelas
dengan pelayanan yang ditawarkannya. Hotel ini juga menyediakan informasi
tentang pariwisata di sekitar hotel. Hotel ini memiliki bangunan yang cukup
besar dekat dengan pusat perbelanjaan, restoran dan hiburan, berikut
kriterianya:
a) Memiliki jumlah kamar standar minimum 50 kamar
b) Memiliki minimum 3 kamar suite
c) Memiliki kamar mandi di dalam
d) Luas pada kamar standar minimum 24 m2
e) Luas pada kamar suite minimum 48 m2
f) Memiliki lobby dengan luas minimum 100 m2

11

g) Tersedia restoran yang menawarkan hidangan diatas rata-rata pada saat
sarapan, makan siang dan makan malam.
h) Memiliki bar, memiliki sarana rekereasi, memiliki pusat kebugaran dan
spa, memiliki toilet umum, memiliki valet parking
3.

Hotel Bintang Lima (*****)
Hotel berbintang lima Hotel merupakan hotel termewah dengan
berbagai fasilitas tambahan serta pelayanan yang disediakan. Hotel ini
mengutamakan kenyaman para tamu yang berkunjung. Adapun kriteria hotel
ini yaitu:
a) Jumlah kamar standar minimum 100 kamar
b) Terdapat minimum 4 kamar suite
c) Memiliki kamar mandi pribadi didalam kamar
d) Luas kamar standar minimum 26 m2
e) Luas kamar suite minimum 52 m2
f) Tempat tidur dan perabot didalam kamar kualitas no.1
i) Terdapat restoran dengan layanan antar ke kamar selama 24 jam dalam
seminggu.
j) Memiliki bar, memiliki sarana rekereasi, memiliki pusat kebugaran dan
spa, memiliki toilet umum, memiliki valet parking
Pada tahun 1978-2001, penggolongan kelas hotel berbintang 1
sampai 5 lebih mengarah ke aspek bangunannya seperti luas bangunan, jumlah
kamar dan fasilitas penunjang hotel dengan bobot penilaian yang tinggi.
Terakhir pada tahun 2013 Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No.
KM 3/HK 001/MKP 02 dirubah lagi menjadi Keputusan Menteri Kebudayaan
dan Pariwisata No. PM.53/HM.001/MPEK/2013. Isi keputusan tersebut
tentang penggolongan hotel, bobot penilaian aspek mutu pelayanan lebih
tinggi dibandingkan dengan aspek fasilitas bangunannya.

2.1.3

Tipe-Tipe Kamar Hotel
Menurut Sihite (2000: 163) bedasarkan tarif dan fasilitas yang disediakan

dalam kamar hotel, terdapat beberapa tipe kamar yang terdapat dalam hotel antara
lain:

12

A. Standard Room (Std)
Standard Room merupakan jenis kamar yang paling murah di sebuah hotel.
standard room ada yang satu ranjang king-size, double dengan 2 ranjang queensize. Kamar standar memiliki fasilitas yang paling dasar, biasanya sebuah televisi,
pembuat kopi, telepon, meja, kloset dan kamar mandi. Fasilitas tambahannya juga
tergantung dari hotel tersebut. Tentunya hotel bintang 2 dengan hotel bintang 5
memiliki fasilitas standar yang berbeda. Tapi memang standard room merupakan
kamar paling murah dari suatu hotel.
B. Superior Room (Sup) / Premium Room
Superior Room ini memiliki definisi yang berbeda-beda di setiap hotel.
Terkadang merupakan kamar standard dengan ukuran dan fasiltias yang lebih.
Terkadang kamar ini merujuk ke kamar khusus dengan pemandangan atau lokasi
yang lebih baik. Biasanya dikenal juga dengan nama premium room.
C. Deluxe Room (Dlx)
Deluxe Room merupakan kamar dengan kelas menengah. pada desainnya
terlihat lebih berkelas baik dari penampilan, ukuran dan lokasinya. Akan tetapi,
dalam beberapa hotel terkadang kamar tipe deluxe dikategorikan di bawah kamar
tipe superior.
D. Junior Suite Room (Jrste) / Studio (Stu)
Kamar ini merupakan kamar dengan kelas yang mahal, biasanya terdiri dari
ruangan besar yang dimana ruang tidur dan ruang duduk (seating area) terpisah.
Kamar tipe junior suite bisa di bilang sama dengan kamar tipe studio. Hanya saja
ukuran kamar tipe studio lebih besar karena adanya tambahan dapur dan fasilitas
memasak di dalamnya, dan harganya-pun terkadang lebih mahal daripada kamar
tipe suite.
E. Suite Room (Ste)
Kamar Tipe Suite Room merupakan kamar dengan kelas paling atas, tipe ini
mirip dengan apartemen kecil di dalam sebuah hotel. Kamar ini memiliki ukuran
yang jauh melebihi ukuran standard, di dalamnya terdapat ruang tidur, ruang tamu
dan ruang memasaknya sendiri. Biasanya kamar ini digunakan oleh orang-orang
bisnis dan keluarga yang tinggal di hotel untuk periode yang agak lebih lama.
F. Presidential / Penthouse Room

13

Presidential Suite merupakan kamar yang lebih luas dari suite room.
Biasanya dikenal juga dengan nama penthouse yang dimana merupakan lantai
teratas dari hotel. Kamar ini memiliki ruangan yang lebih besar, pemandangan dan
perlengkapan terbaik yang ditawarkan sebuah hotel dan merupakan kamar termahal
dari suatu hotel.
2.1.4

Pengertian Resort Hotel

Pengertian resort menurut para ahli:
-

-

-

Menurut Dirjen Pariwisata, Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988,
Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar
tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan
raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan
yang berhubungan dengan kegiatan olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta
keperluan usaha lainnya. Maulana (2010: 8)
Menurut A.S. Hornby, Oxford Leaner’s Dictionary of Current English, Oxford
University Press, 1974, Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering
dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya.
Maulana (2010: 8)
Menurut Nyoman.S. Pendit. Ilmu Pariwisata, Jakarta: Akademi Pariwisata Trisakti,
1999, Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus
untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan
jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resort,
bila ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam
sekitar resort ini. Maulana (2010: 8)

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan resort sebagai suatu akomodasi
wisata yang berupa tempat peristirahatan yang di dalamnya menyediakan fasilitas
wisata dan juga rekrasi. Umumnya terletak cukup jauh dari pusat kota dan memiliki
potensi alam yang bagus.
Resort Hotel dapat didefinisikan sebagai hotel yang terletak dikawasan
wisata, dimana sebagian pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan
usaha. Umumnya terletak cukup jauh dari pusat kota sekaligus difungsikan sebagai
tempat peristirahatan dan menyediakan fasilitas untuk berlibur, rekreasi dan olah
raga. Berbagai macam objek wisata yang ada mempengaruhi variasi hotel resort
yang ada.
2.1.5

Jenis Resort Hotel
Berdasarkan fasilitas dan letaknya menurut Ekawati (2010 : 20) resort hotel

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

14

A. Beach resort hotel, terletak di daerah pantai dan menggunkan potensi pantai
sebagai daya tariknya.
B. Mountain resort hotel, terletak di daerah pegunungan yang menawarkan
pemandangan dan fasilitas yang bersifat natural sebagai daya tariknya.
C. Health resort and spa, resort ini dibangun di daerah yang memiliki potensi alam
yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana penyehatan dan kebugaran.
D. All suite-hotels, merupakan golongan resort mewah yang berkelas. Pada kamar
yang disewakan dalam hotel tersebut tergolong dalam kelas suite.
E. Sight-seeing resort hotel, terletak di daerah yang memiliki potensi khusus atau
tempat menarik seperti pusat perbelanjaan, tempat hiburan dan potensi lainnya.
2.1.6

Persyaratan Resort Hotel
Resort hotel merupakan akomodasi perhotelan yang cukup besar

cakupannya dari pelayanan, fasilitas yang ditawarkan, dan bagaimana desain resort
hotel tersebut. Resort cenderung memiliki persyaratan tersendiri berbeda dari
jenihotel

lainnya.

Menurut

Addy

Sumoharjo

pada

webnya

addyarchy07.blogspot.co.id terdapat beberpa kecenderungan persyaratan resort
hotel lain:
A. Kriteria Umum Hotel Resort
1.

Lokasi hotel yang strategis yaitu mudah dicapai, terhindar dari pencemaran
lingkungan, kebisingan, bau tidak enak, debu asap, serangga, dan binatang
pengerat. Sehingga nantinya suasana resort yang diinginkan bisa menjadi
nyaman dan indah.

2.

Bangunan hotel memenuhi persyaratan perizinan sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku.

3.

Untuk unit kamar tidur, jumlah kamar minimal 100 buah. Semua kamar di
desain sesuai dengan standar-standar kamar hotel yang telah di tentukan
sebelumnya.

4.

Orientasi bangunan menghadap pemandangan (view) berupa suasana
lingkungan seperti sungai, pantai, danau, gunung, atau bangunan-bangunan
bersejarah tergantung jenis hotel resort.

5.

Tetap menjaga keaslian atau ciri khas lingkungan dengan menjaga pohonpohon besar, tanaman khas kawasan, atau formasi geologis (kontur).
15

6.

Pengelompokan fasilitas-fasilitas dan kegiatan wisata. Pengelompokan ini
bertujuan untuk menciptakan kemudahan bagi pengunjung dan perencana
infrastruktur dalam penzoningan yang baik, karena adanya perbedaan antara
masing-masing dari kelompok fasilitas tersebut.

7.

Akses ke lingkungan hotel dibatasi untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
masalah-masalah lalu lintas kendaraan. Resort hotel biasanya memiliki satu
atau dua jalan masuk (access point) sudah cukup, ditambah satu jalan terpisah
untuk kendaraan servis jika diperlakukan.

8.

Terdapat fasilitas olahraga dan rekreasi seperti, kolam renang, area bermain
anak (children playground), gym, dan pertokoan. Sedangkan jenis sarana
olahraga dan rekreasi lainnya merupakan pilihan dari: tennis, bowling, golf,
sauna, billiard, dan jogging.

9.

Terdapat zona pembatas resort, pembatas ini bertujuan untuk mebatasi
lingkungan atau daerah-daerah di dalam resort yang berkaitan dengan kegiatankegiatan dalam hotel dapat menggangu lingkungan sekitarnya.

B. Kegiatan dan Fasilitas Hotel Resort
Hotel

resort

harus

dilengkapi

dengan

fasilitas

yang

mampu

mengantisipasi tujuan wisatawan yang datang menginap, berlibur, dan berekreasi.
Fasilitas yang disediakan antara lain :
1. Fasilitas utama yaitu tempat peristirahatan
2. Fasilitas penunjang seperti: shoping arcade, klinik kesehatan hotel, salon money
changer dan barber shop, taman baca, dan lain-lain.
3. Fasilitas makan dan minum seperti restoran, bar, pool bar, dan lain-lain.
4. Fasilitas rekreasi seperti: lapangan olahraga (tennis, volley ball, dan lain-lain),
fasilitas olahraga air (kolam renang, menyelam/diving, surfing, ski air, perahu
layar, dan lain-lain), dan fasilitas kebugaran.

C. Organisasi Hotel Resort
Pada umumnya organisasi hotel meliputi pengelompokan bidang kerja,
hubungan antara bidang-bidang kerja yang ada, untuk mengetahui siapa pimpinan
yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. Dengan organisasi hotel
yang jelas, setiap karyawan hotel dapat mengetahui bidang pekerjaan, siapa atasan,

16

dan tugas serta tanggung jawabnya. Bertolak dari fungsi dan tugas karyawan hotel
inilah, maka karyawan hotel terbagi atas dua bagian. Bagian tertinggi adalah
kelompok eksekutif (pimpinan) yang terdiri dari general manager, eksekutif
secretary, eksekutif asistent manager dan kepala–kepala departemen yang
semuanya bertugas mengatur operasional hotel. Bagian kedua adalah unit-unit kerja
(departemen) yang terbagi menurut masing-masing devisi pekerjaan. Jumlah dan
jenis departemen pada setiap hotel dapat berbeda antara satu dengan lainnya yang
disebabkan oleh perbedaan tipe/jenis hotel maupun sistem manajemen hotel.
Berikut adalah Skema Organisasi Pengelolaan Resort Hotel:

2.2 Tinjauan Objek Sejenis
2.2.1

Waka Gangga Boutique Resort - Waka Hotel & Resorts
Waka Gangga Resort merupakan sebuah resort yang terletak di Kabupaten

Tabanan, Jalan Yeh Gangga, Desa Sudimara. Resort ini kelilingi oleh lahan
persawahan dan juga berbatasan dengan pantai. Waka Gangga Resort berdiri di atas
lahan dengan total luas keseluruhan mencapai 31.000 m2. Waka Gangga memiliki
27 Resort Villas dan 15 kolam renang pribadi di dalamnya. Berdekatan dengan
Resort, akan dibangun 11 Waka Residences yang semuanya dilengkapi dengan
kolam renang pribadi. Berikut adalah skema hubungan ruang Resort Waka Gangga
Gambar 2.1 dan site plan Resort Waka Gangga ini pada Gambar 2.2.
OFFICE

SPA, GYM
VILLA

ENTERANCE

LOBBY

pegawai
pengunjung

RESIDENCE
RESTORAN

Gambar 2.1 : Sirkulasi Ruang Waka Gangga Resort

17

LOBBY
RESTORAN

SPA, GYM
OFFICE
VILLA
RESIDENCE

Gambar 2.2 : Layout Plan Waka Gangga Resort
Sumber : Pengelola Waka Gangga Resort

Bangunan pada Waka Gangga Resort ini dirancang oleh arsitek dari Sian
Architect Bali yaitu, Ketut Siandana. Rancangan dari resort ini memiliki kekhasan
pada desainnya yang menggunakan bentuk melingkar dan spiral. Untuk landscapenya dirancang oleh John Pettigrew. Lanscape-nya membawa unsur sawah ke dalam
desain landscape resort yang mampu kesan kealamian semakin tercipta pada resort.
Berikut adalah beberapa bagian bangunan dari resort ini.
18

1. Villa Pada Waka Gangga
Waka Gangga resort memiliki beberapa jenis villa dengan arsitektur yang
menarik, dimana terasnya terbuka untuk melihat pemandangan laut atau
pegunungan yang memungkinkan. Villa-villa ini memiliki teras taman atau kolam
renang pribadi. Didekorasi dengan gaya klasik, perpaduan unsur tradisional dan
pedesaan dengan pemandangan yang indah. Luas lahan untuk satu villa 300 m2 dan
bangunannya 120 m2. Menurut management Waka Gangga Resort ada beberapa
tipe-tipenya villa antara lain:
1.Pemandangan kebun villa
2.Pemandangan laut Villa
3.Villa dengan pemandangan taman kolam renang
4.Villa dengan kolam renang view laut
Berikut adalah contoh Villa Waka Gangga pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4.

Gambar 2.3: Denah Villa Waka Gangga
Sumber : Pengelola Waka Gangga

Gambar 2.4 : Ekterior Villa Waka
Gangga Resort

Setiap villa dibangun lebih dari 100 meter persegi hingga 400 meter persegi.
Kamar tidur dilengkapi dengan double bed dengan sebuah sofa yang menghadap
jendela yang dapat dapat melihat view pantai. Pada Halamannya terdapat bangunan
bale yang beratap jerami dan dilengkapi kursi dan meja untuk bersantai dan juga
kolam renang pribadi.
2. Assembly Point (Lobby)
Bangunan lobby ini dibuat cukup menarik dengan memadukan bentuk
tradisional dengan bentuk modern. Di bagian lobby denahnya dibuat bentuk
melingkar dengan atap ekspose yang tinggi. Terdapat 5 ruangan dari barat yaitu,
19

meeting room, gallery, receptions, office, gm office dengan luas total ruang lobby
ini 140 m2. Berikut adalah Lobby Waka Gangga Resort pada Gambar 2.5 dan
Gambar 2.6.

Gambar 2.5 : Denah Lobby Waka Gangga
Sumber : Management Waka Gangga

Gambar 2.6 : Eksterior Lobby Waka
Gangga Resort

3. Spa Room
Spa room merupakan salah satu fasilitas yang disediakan di resort ini untuk
memanjakan para tamu yang ingin berileksasi. Bangunan ini dibuat mirip dengan
lobby namun bangunan ini berbeda pada ruangan dan bentuk denahnya. Bangunan
ini dikelilingi kolam ikan yang membuat bangunan ini menjadi lebih lebih
bersentuhan dengan alam. Terdapat 5 ruangan dari barat yaitu, 2 treatment room,
receptions, kitchen spa, gym, hair dresser dan ruang transisi. Luas ruang spa dan
gym ini adalah 240 m2. Berikut adalah ruang Spa Waka Gangga Resort pada
Gambar 2.7, Gambar 2.8 dan Gambar 2.9.

Gambar 2.7 : Denah Spa Waka Gangga
Sumber : Management Waka Gangga

Gambar 2.8 : Eksterior Spa Waka Gangga

20

Gambar 2.9 : Ruang Spa Waka Gangga Resort

4. Restaurant and Kitchen
Pada restorannya dibuat semi terbuka dengan kaca lipat bersar di setiap
sisinya sebagagi pembatas dengan ruang luar. Terdapat hiasan kayu bekas yang
disusun acak pada bagian depan dan belakangnya. Terdapat rooftop di atas kitchen.
Bangunan ini memiliki view langsung dengan laut. Bangunan ini memakai struktur
kayu.
Dapur dari restoran ini berada di bagian bawah restoran, karena bersifat
privasi dan agar tercipta kenyamanan bagi para tamu karena dapur identik dengan
kotor. Dapur ini menggunakan struktur beton bertulang dengan atap dak karena di
atasnya terdapat restoran dan di bagian pondasinya memakai pondasi telapak.
Berikut adalah Restoran Waka Gangga pada Gambar 2.10 dan Gambar 2.11

Gambar 2.10 : Eksterior Resaurant
Waka Gangga Resort

Gambar 2.11 : Interior Resaurant
Waka Gangga Resort

5. Employee Office

Office ini merupakan tempat untuk para pegawai beristirahat atau tempat
menyimpan barang. Bangunan ini berada di timur dari kawasan villa tepatnya di
belakang enterance. Bangunan ini dibuat dengan struktur beton dengan atap dak.
Ruan-ruang employee office yaitu: director personal, server, stasionary storage,

21

common common recreation, general cashier, archieve, account room, meeting
room, purchase, receiving office, woman locker, man locker, cafeteria, kitchen,
linen room & par stock, chinaware stock, equipment store, executive house keeper,
guest supplies, loudry sorting, lost & found storage, chemical storage, uniform
room, empty bottle, dry garbage, chief security, gutter grill. Berikut adalah ruang
Office Waka Gangga Resort pada Gambar 2.12 dan Gambar 2.13.

Gambar 2.13 : Loker Employee
Office Waka Gangga Resort

Gambar 2.12 : Dapur Employee
Office Waka Gangga Resort

6. Landscape
Pada jalur sirkulasinya menggunakan batu alam dan teraso berbentuk alami dan
berliku-liku. Pada halaman yang ada diluar dari villa terdapat beberapa sawah kecil
yang ditanami padi di sekitarnya. Dan pada jalur masuknya di hiasi oleh berbagai
macam tumbuhan atau pepohonan seperti:

 Pohon kelapa

 Pohon ketapang

 Pohon kamboja

 Pohon bamboo

 Pohon santan
 Pohon palem

 Pohon waru

Berikut adalah Lanscape Waka Gangga Resort pada Gambar 2.14

Gambar 2.14 : Lanscape Waka Gangga Resort

22

Adapun ragam hias yang menghiasi landsecape tersebut, contohnya seperti
patung dan batu batu sebagai penunjuk arah dimana kamar yang akan dicari berada,
dan masihbanyak lagi, dengan adanya ragam hias tersebut bisa menambahkan atau
sebagai pendukung estetika pada bangunan tersebut dan memberikan sensasi dan
rangsangan pada mata, memperkuat kesan kebudayaan. Berikut adalah suasana
panorama Waka Gangga Resort pada Gambar 2.15.

Gambar 2.15 : Panorama Waka Gangga Resort

2.2.2

The Royal Pita Maha Resort and Spa, Ubud
The Royal Pitamaha Resort and Spa merupakan jenis akomodasi hotel

bintang lima yang berlokasi di Jalan Kedewatan Ubud. Hotel ini termasuk dalam
jajaran management dari Tjampuhan Hotel dan Pitamaha Resort Groups. Hotel ini
tekenal akan panorama alam dan suasanan alam yang ditawarkan oleh lokasinya
yang berada pada lereng perbukitan lembah Sungai Ayung. Akses menuju ke
bagian resort cukup unik karena harus memasuki dan menelusuri kawasan rumah
penduduk dengan jalan kecil. Jalan menuju resort ini ditata dengan baik sehingga
pengunjung akan disuguhkan dengan keindahan alam tradisional Bali.
Arsitektur The Royal Pitamaha menggabungkan konsep tradisional khas
alam tropikal Bali dengan fasilitas-fasilitas yang modern serta nyaman sehingga
memberikan kesan yang berkelas dan mewah. The Royal Pitamaha memiliki 3
kategori kamar, yang terdiri dari 41 unit One Bedroom Pool Villa, 10 unit Healing
Villa dan 1 unit The Royal House Villa. Setiap bangunan villanya dilengkapi dengan
kolam renang pribadi, sebagai sebuah privasi eksklusif yang dapat dinikmati oleh
para tamu yang menginap. Berikut adalah tampak atas The Royal Pitamaha pada
Gambar 2.16.

23

Gambar 2.16 : Tampak Atas Hotel Royal Full Villa
Sumber: http://www.baliaround.com/wp-content/uploads/2013/03/

Perpaduan antara keindahan alam dan pelayanan berkualitas yang bertaraf
international dapat menjadikan hotel ini sebagai pilihan yang tepat sebagai tempat
beristirahat yang nyaman bagi acara bulan madu atau liburan anda di Bali.
http://www.ajiwabali.com/royal-pitamaha.html, diakses tanggal 11 Oktober 2015.
Berikut adalah skema hubungan ruang Resort Waka Gangga Gambar 2.17

OFFICE

VILLA
RESTORAN

ENTERANCE

LOBBY
pengunjung

WEDDING
VENUE

SPA, GYM

pegawai

VILLA

Gambar 2.17 : Sirkulasi Ruang Royal Pitha Maha

Royal Pitha Maha berdiri diatas lahan dengan luas ±18 hektar. Sebelum
dibangun resort tanah ini merupakan hamparan tanah kering yang tidak terpakai
oleh penduduk sekitar. Selain tanah yang bersifat kering, tanah pada bangunan ini
memiliki transis yang tinggi sehingga sangat tidak memungkinkan bagi penduduk
sekitar untuk membangun rumah disekitar site. Tanah ini dahulunya dimanfaatkan
sebagai ladang pertanian bagi penduduk sekitar sehingga tidak memiliki nilai
komersial yang tinggi seperti saat dibangunnya Hotel Resort Royal Pitha Maha.

24

Royal Pitha Maha ini mulai dibangun pada tahun 2000 lalu diresmikan dan
mulai beroperasi pada tahun 2004. Hotel dibangun berdasarkan ide seorang sarjana
ekonomi yang memiliki bakat undagi. Bangunan Hotel Resort Royal Pitha Maha
memiliki konsep Alami dan Unsur Royal. Konsep alami disalurkan pada tampilan
utama dari bangunan ini yang menyatu dengan alam. Konsep natural inilah yang
menjadi kesan seperti berada dirumah sendiri (homely / residential). Selanjutnya
unsur royal ini berkaitan erat dengan kebesaran atau kehidupan orang di puri. Unsur
kemegahan tersebut terlihat pada bagian bangunan-bangunan publik yang ada
dibangunan ini, contohnya pada ball room, meeting room, restaurant, lounge dan
lobby hotel.
Royal Pitha Maha terdiri atas 62 kamar hotel, 9 area spa, area lobby hotel,
restaurant, bar, dan beberapa penujang fasilitas hospitality. Royal Pitha Maha
memiliki jumlah total karyawan 403 orang yang tersebar diseluruh fasilitas hotel.
Kamar hotel pada Royal Pitha Maha dibagi menjadi 4 jenis, yaitu Royal
Pool Villa, Deluxe Full Villa, Ayung Healing Villa dan President Suite Villa.
Selanjutnya saya akan menjelaskan masing – masing fasilitas yang disediakan
disetiap kamar hotel tersebut.
A. Royal House
Villa ini merupakan villa yang paling mahal dari resort ini. Dengan
ukururan yang paling luas yaitu ±500 m2 dan fasilitas yang paling lengkap
dibanding villa-villa yang lain. Denah villa ini dibuat layaknya sebuah rumah
tinggal dengan pembagian ruang-ruangnya sehingga suasananya seperti berada di
rumah sendiri. Berikut adalah denah dan suasana ruangan Royal House pada
Gambar 2.18 dan Gambar 2.19.

Gambar 2.18 : Denah Royal House
Sumber : http://www.royalpitamaha-bali.com
25

Gambar 2.19 : Interior Royal House
Sumber : http://www.royalpitamaha-bali.com

B. Royal Pool Villa hotel dan Deluxe Full Villa
Royal Pool Villa hotel dan Deluxe Full Villa merupakan jenis kamar hotel
yang memiliki luas kamar 350 m2. Dalam kamar hotel ini memiliki tarif dalam satu
malamnya $525. Fasilitas yang disediakan pada jenis kamar ini adalah kamar tidur,
living room, area pool dan kamar mandi. Pada areal kamar tidur disediakan tempat
tidur, bedside table, televisi, lampu tidur, meja kerja, lazy bad, AC (Air
Conditioner) dan sliding door yang dapat dibuka langsung untuk melihat view
keluar. Selanjutnya untuk area living room, fasilitas yang disediakan area ini terdiri
atas sofa beserta meja tamu, lemari untuk meletakkan alat – alat didaerah living
room, lampu dan televisi beserta meja. Pada kamar mandinya menyediakan fasilitas
shower, bathup, 2 buah washtafel yang dilengkapi dengan cermin besar dan kecil
pembesar, closet yang dilengkapi dengan tempat tissu dan telepon dan cermin besar
pada bagian tengah ruangan yang disertai dengan timbangan digital. Berikut adalah
Royal Pool Villa pada Gambar 2.20, Gambar 2.21 dan juga denah Royal Pool Villa
dan Deluxe Full Villa pada Gambar 2.22.

Gambar 2.20: Eksterior Hotel Royal

Gambar 2.21 : Bedroom Hotel

Pool Villa

Royal Pool Villa

26

Gambar 2.22 : Denah Royal Pool Villa dan Deluxe Full Villa
Sumber : http://www.royalpitamaha-bali.com

C. Ayung Healing Villa
Kamar hotel ini berada pada bagian bawah bangunan yang untuk mencari
kamar hotel ini harus menggunakan lift yang disediakan. Type kamar hotel ini
berada dekat dengan view sungai Ayung beserta dengan tebingnya. Kamar hotel ini
memiliki luas yang sama dengan jenis kamar Royal Full Villa dan Deluxe Full
Villa, yaitu 350 m2. Untuk tarif satu malam pada kamar hotel ini bertarif $575.
Fasilitas yang disediakan pada kamar hotel ini adalah kamar tidur, kamar mandi,
living room dan pool. Dalam segi fasilitas, bangunan ini memiliki kesamaan dengan
jenis kamar hotel Royal Full Villa dan Deluxe Full Villa yang berbeda hanyalah
penempatan atau layouting kamar tersebut. Berikut adalah suasana dan denah
Ayung Healing Villa pada Gambar 2.23 dan gamabar 2.24.

Gambar 2.23 : Ayung Healing Villa
Sumber : http://www.royalpitamaha-bali.com

Gambar 2.24: Suasana
Ayung Healing Villa
27

Fasilitas yang disediakan pada bangunan ini diantaranya pada ruang tidur
terdapat kamar tidur, lazy bed, sofa, televisi, lemari, meja kerja, AC (Air
Conditioner) dan telepon. Pada bagian kamar mandi terdapat bathup, closet dengan
fasilitasnya, washtafel dan lemari. Pada bagian kolam renang terdiri atas kolam
renang, shower dan poolbed. Keunikan pada kolam renang ini adalah air pada
kolam renang berasal dari Holy Pool. Holy Pool merupakan sebuah kolam yang
disucikan karena tidak sembarang orang dapat memasuki areal tersebut. Holy pool
ini juga air yang berasal dari sumber mata air dan dalam istilah Bali dikenal dengan
‘kelebutan’. Oleh karena itu, air yang berada disini dipercaya dapat menyembuhkan
penyakit para pengunjung yang berendam di area pool hotel.
D. Royal Spa Villa
Royal Spa Villa merupakan fasilitas villa yang di dalamnya terdapat ruang spa yang
bersifat privat. Bangunan ini memiliki ruang terbuka pada bagian ruang Spa-nya
sehingga nuansa alamnya sangat kental. Fasilitas villa ini hampir sama dengan Hotel
Royal Pool Villa. Berikut adalah Suasana dan denah Royal Spa Villa pada Gambar

2.25 dan gamabar 2.26.

Gambar 2.25 : Denah Royal Spa Villa
Sumber : http://www.royalpitamaha-

Gambar 2.26 : Suasana Royal Spa Villa
Sumber : www.honeymoonkita.com

bali.com

E. Ayung Valley Restaurant & Dewata Lounge
Ayung Valley Restaurant & Dewata Lounge merupakan restoran bergaya
neovernakular. Kedua restoran ini berada pada bangunan yang sama. Ayung
Valley Restaurant berada di bawah Dewata Lounge. Pemandangan alam ubud dan
sungai ayung dijadikan view utama dari kedua restoran ini. Berikut adalah Suasana

28

Ayung Valley Restaurant & Dewata Lounge pada Gambar 2.27 dan gamabar
2.28.

Gambar 2.27 : Ayung Valley Restaurant
Sumber : http://www.royalpitamaha-bali.com

Gambar 2.28 : Dewata Lounge
Sumber : http://www.royalpitamaha-bali.com

F. Royal Kirana Spa & Wellness
Royal Kirana Spa & Wellness merupakan merupakan bangunan spa
dengan gaya arsitektur bali yang kental, bangunannya dibuat semi terbuka Sama
dengan bangunan-bangunan yang lain, spa ini juga mengadalkan view dan suasana
alam ubud sebagai daya tariknnya. Pada spa ini disediakan dua kolam renang, bak
mandi jacuzzi, sauna dan ruang ganti. Berikut adalah Suasana Royal Kirana Spa &
Wellness pada Gambar 2.29 dan gamabar 2.30.

Gambar 2.29 : Ekterior Royal Kirana Spa

Gambar 2.30 : Interior Royal Kirana Spa

Sumber : http://www.royalpitamaha-bali.com

Sumber : http://www.royalpitamaha-bali.com

29

G. Wedding Venue
Pada resort ini terdapat dua buah fasilitas Wedding Venue yaitu Jineng Chapel dan
Sungai Ayung Gazebo. Kedua fasilitas ini meniliki keunikannya masing-masing.
1. Jineng Chapel
Jineng Chapel adalah tempat pernikahan yang berada pada bangunan paling atas
di resort ini, sehingga suasanya sangat tenang dan dapat melihat pemandangan
lembah Sungai Ayung. Bangunan ini berdinding jendela-jendela kaca di semua
sisinya. Bisa dilihat pada Gambar 2.31.

Gambar 2.31 : Jineng Chapel
Sumber : http://www.royalpitamaha-bali.com

2. Sungai Ayung Gazebo
Sungai Ayung Gazebo adalah tempat pernikahan yang berada pada ruang
terbuka di pinggir Sungai Ayung. Suasana sungai yang sejuk dapat dirasakan di
tempat ini. Sebuah bangunan gazebo kecil menjadi altar pernikahannya. Bisa
dilihat pada Gambar 2.32.

Gambar 2.32 : Sungai Ayung Gazebo
Sumber : http://www.royalpitamaha-bali.com

2.2.3

Bulgari Resort, Bali
Bulgari Resort terletak di Jalan Goa Lempeh, Banjar Dinas Kangin,

Uluwatu. The Bulgari Resort mengkombinasikan keindahan pemandangan alam
yang masih alami dengan desain kontemporer yang lahir dari pertemuan antara

30

`

bentuk-bentuk tradisional Bali dan gaya italia. Penggunaan material batu alam
sangat khas pada setiap bangunan di resort ini. Arsitek dari Bulgari Resort yaitu
Antonio Citterio Patricia Viel and Partners Architecture. Posisinya resort ini berdiri
megah 150 meter di atas laut. Sehingga memiliki pemandanga dan panorama laut
yang inidah. Berikut adalah skema hubungan ruang Resort Waka Gangga Gambar
2.33 dan site plan Bulgari Resort pada Gambar 2.34.
OFFICE

RESIDENCE

RESTORAN
BAR

ENTERANCE

LOBBY

PUSAT BISNIS

pengunjung
pegawai

SPA, GYM

VILLA

Gambar 2.33 : Hubungan Ruang Bulgari Resort

Gambar 2.34 : Site Plan Bulgari Resort
Sumber : www.bulgarihotels.com

31

`

Bulgari Resort merupakan resort kelas atas yang ada di Bali. Sehingga tingkat
penjagaan dan privasi dari resort ini sangat di jaga ketat. Tidak berbeda dari resort
pada umumnya. Penataan jalur sirkulasi dari bulgari resort ditata sesuai dengan
aktivitas dalam bangunan. Pada jalur masuk ke dalam resort ini dibagi menjadi dua
yaitu satu menuju tempat parkir pengunjung yang langsung dapat mengakses
bagian lobby dan yang satunya lagi menuju parkir karyawan dan juga back office.
Berikut adalah jalur parkir Bulgari Resort pada Gambar 2.35. Jalur yang ke kiri
untuk pegawai dan yang ke kanan untuk pengunjung.

Gambar 2.35 : Sirkulasi Bulgari Resort

Bulgari

Resort

merupakan

resort yang berdiri di pinggir tebing yang
berbatasan dengan laut di bawahnya.
Pemandangan laut lepas meupakan daya
tarik utaa dari resort ini. Bisa dilihat
pada Gambar 2.36. Resort ini memiliki
59 kamar hotel dan juga fasilitasGambar 2.36 : Pemandangan Bulgari
Resort dari samping

fasilitas lainnya seperti; IL Ristorante,
The Bar, Sangkar Restaurant, La

Spiaggia Restaurant, Spa, Pusat Kebugaran, The Pavillion Meeting Venue, The
Boardroom dan The Bulgari Villa serta Wedding Venue.

32

`

A. The Design (Lobby)
The Bulgari Resort seperti sebuah
benteng yang berdiri megah di atas
tebing.

Bangunan

The

Design

merupakan bangunan yang difungsikan
sebagai

lobby.

Atap

bangunan

mengambil bentuk dan struktur atap
rumah joglo dan bagian ekteriornya
Gambar 2.37 : The Design
Sumber : www.bulgarihotels.com

dilapisi batu alam yang indah. Bisa
dilihat pada Gambar 2.37.

B. One Bedroom Villa
Villa ini berada pada ketinggian
yang paling tinggi, villa ini menawarkan
pemandangan laut lepas yang indah.
Seperti setiap kamar di Bulgari Resort
Bali, Interior bangunan dihiasi dengan
karya seni Bali yang antik dan dilengkapi
dengan audio / sistem video Bang &
Gambar 2.38 : One Bedroom Villa
Sumber : www.bulgarihotels.com

Olufsen.
pribadi

Dilengkapi
dan

kolam

dengan

taman

pribadi

untuk

bersantai. Bisa dilihat pada Gambar 2.38.
C. The Bulgari Villa
Villa ini merupakan villa yang
terbesar dimiliki Bulgari Resort. Luasnya
1.300 meter persegi yang mencakup dua
kamar tidur, ruang tamu dengan bar,
ruang makan yang luas, bioskop pribadi,
dapur dan ruang perawatan spa, kolam
Gambar 2.39: The Bulgari Villa
Sumber : www.bulgarihotels.com

renang pribadi dan pergola meditasi yang
dikelilingi oleh teras yang luas dan

paviliun kecil sebagai tempat makan dan bersantai. Villa ini ditujukan untuk

33

`

keluarga yang berlibur dan acara pribadi. Bisa dilihat pada Gambar 2.39 dan
Gambar 2.40.

Gambar 2.40 : Interior The Bulgari Villa
Sumber : www.bulgarihotels.com

D. IL Ristorante
IL Ristorante merupakan restoran utama
dari Bulgari Resort. Il Ristorante dinobatkan
sebagai 'Best Hotel Restaurant di Dunia' oleh
International Food & Beverage Forum; 'Best
Top 10 Besar Hotel Restaurant' oleh Villeroy
& Boch Award 2011 dan 'Asia Top 500 Finest
Gambar 2.41 : IL Ristorante
Sumber : http: bulgari-resort-bali

Restoran' The Miele Guide pada tahun 2013. Il
Ristorante memiliki struktur atap terbuka

seperti bale di Bali. Interior bangunan menggunkan gaya arsitektur klasik yang
terlihat dari bahan bangunan yang digunakan, penggunaan warna bangunan. Bi