TINJAUAN UMUM HOTEL resart BISNIS

7

BAB II

TINJAUAN UMUM HOTEL BISNIS
A. Tinjauan Terhadap Hotel
1. Pengertian hotel
a. Hotel marketing (suatu pengantar) : A. Joen, Oka, Hotel
marketing, suatu pengantar kata “Hotel” berasal dari bahasa
Yunani yaitu hotelis yang berarti memberi tempat perlindungan
kepada pengunjung, dengan imbalan upah atau hadiah bagi
pemiliknya.
b. Professor K, Kraft : Lembaga Riset Pariwisata oleh : Prof. K. Kraft,
Hotel adalah sebuah gedung atau bangunan yang menyediakan
penginapan,

makanan

dan

pelayanan


bagi

mereka

hotel

:

yang

menginap dan mengadakan perjalanan.
c. Peraturan

usaha

dan

penggolongan


Keputusan

Menparpostel RI, No. 37/PW/304/MPPT-89 tentang peraturan
usaha penggolongan hotel.
Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan
sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum
yang dikelola secara komersial.
d. Webster Student Dictionary : Webster Student’s Dictionary,
American Book Company.
Hotel adalah sebuah rumah yang menyediakan penginapan dan
biasanya makanan bagi umum, terutama untuk orang-orang yang
singgah sementara waktu.
e. Fred Lawson : Fred Lawson, Hotels, Motels dan Condominium
Design, Planning and Maintenance, 1980, hal. 11.

8

Hotel sebagai suatu bangunan umum yang memberikan jasa
kepada orang yang melakukan perjalanan atas dasar imbalan.

Dua jenis pelayanan utama disini adalah akomodasi serta
makanan dan minuman.
f. Talbot Hamlin F. A. I. A : Talbot Hamlin F. A. I. A. Form and
Function of 20th Century Architecture
Hotel sebagai bangunan untuk penginapan dan jamuan bagi
orang yang sedang melakukan perjalanan. Ia berpendapat bahwa
hotel pada abad 20 ini masih melayani fungsi yang sama dengan
hotel-hotel masa lampau yaitu sebagai tempat istirahat umum.
g. American Encyclopedia : American Encyclopedia
Hotel adalah suatu badan usaha yang menyediakan pelayanan
penginapan serta menyediakan sarana lainnya bagi wisatawan.
h. Oxford Advanced, Leaner’s Dictionary : Oxford Advanced
Leaner’s Dictionary
Hotel adalah bangunan atau gedung dimana ruangan-ruangan,
makanan-makanan dan fasilitas yang ada bagi masyarakat umum
yang memberikan imbalan balik berupa pembayaran .
Dari pengertian hotel di atas, maka dapat dijabarkan bahwa :
(Pengantar Industri Akomodasi dan Perhotelan, Sudarto Mangkuwerdoyo, hal. 8, 1999)

Hotel adalah suatu jenis usaha akomodasi yang bersifat konversial,

yang menyediakan jasa pelayanan untuk umum yang menunjang
kegiatan hotel tersebut. Pada dasarnya sebuah hotel harus
menyediakan minimum 3 fasilitas utama yaitu : akomodasi, makanan
dan minuman.
2. Klasifikasi hotel
a. Berdasarkan Knowledge on Hotel Operation oleh Balai Pendidikan
dan Latihan Kepariwisataan

9

1) Klasifikasi hotel berdasarkan plan :
a) Europen plan hotel, pengunjung hanya membayar tarif
kamar saja.
b) Continental plan hotel, tarif kamar termasuk tarif makan
pagi
c) Modifed American plan hotel, tarif kamar termasuk tarif 2
kali makan (jam dapat dipilih)
d) Full American plan hotels, tarif kamar termasuk 3 kali
makan.
2) Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran / jumlah kamar :

a) Small hotel, jumlah kamar antara kurang dari 25 buah.
b) Average hotels, jumlah kamar antara 25 – 100 buah.
c) Above average hotels, jumlah kamar antara 100 – 300
buah.
d) Large hotels, jumlah kamar lebih dari 300 buah.
3) Klasifikasi hotel berdasarkan jenis pengunjung
a) Family hotels, hotel untuk keluarga
b) Business hotels, hotel untuk pengusaha
c) Tourist hotels, hotel untuk turis
d) Transit hotels, hotel untuk tamu yang singgah dalam waktu
singkat.
e) Cure hotels, hotel untuk perawatan / peristirahatan.
4) Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya menginap
a) Transient hotels, jangka waktu menginap satu malam.
b) Resident hotels, jangka waktu menginap lama
c) Semi resident hotels, jangka waktu menginap lebih dari
satu malam.
5) Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi
a) Resort hotels, hotel yang berada di daerah rekreasi atau
peristirahatan


10

b) Mountain hotels, hotel yang berada di pegunungan
c) Beach hotels, hotel yang berada di pantai
d) City hotels, hotel yang berada di tengah kota
e) Highway hotel, hotel yang berada di jalur highway
6) Klasifikasi hotel berdasarkan sistem operasional
a) Franchised operation system
b) Reveral operation system
c) Chain hotel operating system
7) Klasifikasi hotel berdasarkan peraturan pemerintah
a) Grade system, klasifikasi hotel menurut tarifnya :
(1). Hotel ekonomi, hotel dengan tarif ekonomi
(2). Hotel medium, hotel dengan tarif menengah
(3) .Hotel De-Luxe, hotel dengan tarif paling tinggi
b) Star system, klasifikasi hotel menurut kelas bintang
sebagai simbol kualitas :
(1). Hotel bintang lima
(2). Hotel bintang empat

(3). Hotel bintang tiga
(4). Hotel bintang dua
(5). Hotel bintang satu
b. Berdasarkan Data Arsitek Jilid 1 oleh Ernest Neufert :
Klasifikasi hotel berdasarkan orientasi pemasarannya :
1) Hotel di pusat kota, biasanya termasuk hotel mewah, hotel
untuk komperensi / pertemuan-pertemuan besar dan hotel
untuk para tamu kepariwisataan.
2) Hotel untuk pemakai berkendaraan bermotor, hotel jenis ini
pelayanan utamanya adalah peruntukan bagi para pengendara
mobil atau sepeda motor, karenanya lokasi hotel hendaknya
terletak di persimpangan jalan raya di pinggiran kota.

11

3) Hotel di lapangan udara, perencanaannya mirip dengan hotel
jenis untuk pengendara mobil, perbedaannya hanya pada
pelayanan pengadaan makanan untuk penumpang pesawat
udara, sehingga diperlukan penerima tamu yang berjaga
semalam suntuk dan jika mungkin juga pelayanan makanan

semalam suntuk. Hotel jenis ini kadang-kadang juga dilengkapi
dengan

gedung

pertemuan

untuk melayani

pertemuan-

pertemuan besar, swasta maupun nasional.
4) Hotel di daerah peristirahatan, terdapat baik di tepi pantai, di
daerah pegunungan
Biasanya

atau di daerah sumber air panas.

direncanakan


untuk

melayani

akomodasi

pengunjung dalam rombongan paket wisata tertentu dengan
penataan penerimaan tamu yang banyak pada masa liburan
akhir pekan atau mereka yang berkunjung hanya semalam.
5) Motel, umumnya berada di jalan-jalan utama, biasanya di
dekat kota besar, tempat-tempat yang sering dikunjungi atau
lokasi-lokasi berlibur yang masih mudah dicapai. Restoran,
pompa bensin dan bengkel reparasi ringan sebaiknya terdapat
di sekitar lokasi, namun tidak perlu berhubungan langsung
dengan motel tersebut, lokasi / penempatan bangunan diatur
agar tidak terganggu oleh lampu kendaraan di malam hari dan
kebisingan lalu lintas.
6) Hotel khusus untuk konvensi, mempunyai ciri antara lain
fasilitas parkir yang sangat luas untuk menampung kegiatan
konvensi. Sebuah hotel konvensi yang berkapasitas 400 kamar

untuk suatu kegiatan konvensi dapat menampung lebih dari
800 orang pengunjung.
7) Kondominium

(hunian

berkelompok),

jenis

hotel

ini

dikembangkan dari pengikutsertaan pemilik hunian suatu
kompleks perumahan mewah (biasanya terdiri atas ruang

12

hunian biasa maupun mewah), baik yang dipergunakan sendiri

atau disewakan ke orang lain, pengelolaan hotel ini dilakukan
bersama-sama yang mencakup semua jenis pelayanan hotel.
c. Surat Keputusan Menparpostel No. KN. 37/PW/304/MPPT-86,
tanggal 7 Juni 1986.
Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi :
1) City hotel, hotel yang terletak di kota. Termasuk dalam hal ini
adalah Residental Hotel, dan Transit Hotel atau Commersial
Hotel.
2) Resort hotel, hotel yang terletak di daerah peristirahatan atau
tempat-tempat dengan alam atau pemandangan indah.
d. Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/88
tentang pelaksanaan ketentuan usaha dan penggolongan hotel
1) Hotel bintang satu : minimal 15 kamar
2) Hotel bintang dua : minimal 20 kamar
3) Hotel bintang tiga : minimal 30 kamar
4) Hotel bintang empat : minimal 50 kamar
5) Hotel bintang lima : minimal 100 kamar
6) Hotel bintang lima + diamond : hotel dengan kualitas lebih baik
dari hotel bintang lima.
e. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan
Klasifikasi hotel berdasarkan fungsi dan susunan organisasinya :
1) Residental

hotels,

menyediakan

akomodasi

untuk

para

pengunjung dalam jangka waktu yang agak lama, tetapi tidak
bermaksud tinggal menetap.
2) Transit

hotels

atau

commersial

hotels,

menyediakan

akomodasi dan fasilitas lainnya bagi pengunjung yang
mengadakan perjalanan dalam jangka waktu relatif singkat.

13

Umumnya terletak di kota-kota besar dan lokasinya berada di
dekat stasiun atau transportasi terminal.
3) Resort

hotels,

mengadakan

menampung
liburan.

pengunjung

Umumnya

yang

sedang

di

daerah

terletak

peristirahatan atau tempat yang mempunyai alam atau
pemandangan yang indah.
f. Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No : 14/U/II/88
Klasifikasi hotel berdasarkan luas bangunan, perlengkapan ruang
dan mutu, dekorasi dan pelayanan, penggolongan hotel dibagi
menjadi 5 kelas :
1) Kelas D
2) Kelas C
3) Kelas B
4) Kelas A
5) Kelas De-Lux
g. Berdasarkan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
Klasifikasi hotel berdasarkan cara pengoperasiannya dibagi
menjadi :
1) Hotel

internasional,

bertaraf

internasional,

berdasarkan

fasilitas, pelayanan dan perlengkapannya dengan standart
internasional.
2) Hotel wisata, bertaraf nasional, fasilitas, perlengkapan dan
pelayanannya memenuhi persyaratan untuk menampung para
wisatawan

dengan

tarif

lebih

rendah

dari

pada

hotel

internasional.
3) Hotel biasa dan losmen, fasilitas lebih sederhana dengan
mengutamakan akomodasi, fasilitas makan dan minum.

14

3. Jenis pengunjung hotel
Pengunjung hotel berdasarkan maksud dan kunjungannya dapat
digolongkan sebagai berikut :
a. Menurut I. G. K. Agung Januraga : (Januraga, I. G. K. Agung,
1995, hal. 3)
1) Wisatawan pesiar (Pleasure Tourist)
Wisatawan yang bepergian untuk keperluan rekreasi, liburan,
kesehatan, studi keagamaan dan olah raga.
2) Wisatawan bisnis (Bussiness Tourist)
Wisatawan

yang

bepergian

untuk

keperluan

hubungan

dagang, kunjungan keluarga dan menjalankan tugas-tugas.
3) Bussiness pleasure tourist
Merupakan gabungan dari keduanya.
b. Menurut Tourist and Recreation Development (Bovy, Manuel
Banud & Lawson, Fred, Tourist Recreation Development,
1985 : Hal.1)
1) Bussiness tourist
Orang-orang yang bepergian untuk tujuan bisnis, termasuk di
dalamnya menghadiri komperensi, pameran, dan lain-lain.
2) Specific tourists
Orang-orang yang berziarah, pelajar dan lain-lain, di mana
motivasi bepergiannya untuk tujuan tertentu.
3) Leisure tourist
Orang-orang

yang

mengunjungi

suatu

tempat

untuk

bersenang-senang, berlibur atau keluar dari kehidupan seharihari.
c. Menurut maksud kunjungan dan lama tinggal maka pengunjung
hotel dapat dikelompokkan sebagai berikut : (Wylson, Anthony,
Planning Building for Habitation, Commerce and Industry Hotel
and Camps for the Motorist)
1) Pengunjung yang tinggal dalam waktu lama

15

Membutuhkan fasilitas hunian yang5 cukup lengkap baik pada
ruang-ruang umum maupun kamar tidur.
2) Pengunjung dengan maksud berlibur
Dapat merupakan kelompok wisatawan maupun keluarga.
Fasilitas rekreasi untuk anak-anak dan dewasa sangat
dibutuhkan dalam menikmati liburannya.
3) Pengunjung dengan maksud Konferensi
Umumnya para utusan sudah dipesankan tempat terlebih
dahulu oleh pihak penyelenggara untuk jangka waktu tertentu,
misalnya untuk konferensi akhir minggu atau konferensi
selama satu minggu. Pengunjung jenis ini memerlukan ruang
yang berbeda-beda dalam jangka waktu tertentu.
4) Pengunjung dengan maksud bisnis
Merupakan jumlah terbesar dari hotel-hotel di dalam kota
dimana mereka memerlukan Single Room. Termasuk juga
pengunjung yang singgah dari pelabuhan udara, stasiun dan
terminal.
5) Pengunjung sehari-hari
Merupakan pengunjung lokal yang tidak menetap, di mana
mereka menggunakan ruang-ruang publik. Pada daerahdaerah tertentu banyak pengunjung jenis ini, diharapkan
tersedia berbagai jenis restoran, ballroom atau diskotik.
4. Aktivitas dalam bangunan hotel
Aktivitas dalam hotel dibedakan menjadi dua aktivitas :
a. Aktivitas pengunjung
Aktivitas pengunjung hotel dibedakan menjadi dua kelompok
pengunjung yaitu :
1) Pengunjung menginap biasa
a). Menginap di kamar hotel selama waktu yang diinginkan.

16

b). Mempergunakan fasilitas yang disediakan hotel seperti
olah raga, restaurant, bar dan fasilitas hiburan yang
lainnya.
c). Keluar

hotel

untuk

mengunjungi

tempat

kepentingan
wisata,

pribadinya

keluarga,

seperti

teman

dan

keperluan bisnis dan lain-lain.
2) Pengunjung umum
Pengunjung umum tidak menggunakan fasilitas umum pada
hotel tetapi mengunjungi hotel untuk keperluan tertentu.
Pengunjung umum dapat dibedakan menjadi :
a). Pengunjung

hotel

harian,

mengunjungi

hotel

untuk

mempergunakan fasilitas hotel seperti : restoran, bar,
sarana olah raga dan sarana lainnya.
b). Mengunjungi kegiatan konvensi, mengunjungi kegiatan
konvensi seperti exhibition hall / pameran yang biasanya
dibuka untuk umum.
b. Aktivitas pengelola hotel
Pengelola hotel bertugas mengelola hotel sehari-hari dan
memberikan pelayanan kepada semua pengunjung hotel.
c. Aktivitas utama
Dalam bidang perhotelan ada dua aktivitas yang utama yaitu :
1) Back of areas, yaitu kegiatan karyawan yang tidak langsung
berhubungan dengan tamu, seperti karyawan keuangan,
penyedia makanan dan minuman, laundry dan lain-lain.
2) Front of areas, yaitu kegiatan karyawan yang berhubungan
langsung dengan tamu seperti, penerima tamu (front desk),
kamar tamu (quest room), ruang fungsional (function room)
dan lain-lain.
Hubungan kedua bagian ini pada sebuah hotel sangat erat tetapi
harus memiliki pemisahan yang jelas, seperti front of the house,

17

pelaku yang dilayani dan melayani bertemu dalam satu titik,
sedangkan back of the house merupakan kegiatan karyawan yang
tidak berhubungan langsung dengan publik / tamu.
B. Fungsi dan Peranan Hotel
Fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana untuk memenuhi
kebutuhan tamu (wisatawan atau pelancong) sebagai tempat tinggal
sementara selama jauh dari tempat asalnya. Pada umumnya kebutuhan
utama para tamu dalam hotel adalah istirahat, tidur, mandi, makan,
minum, hiburan dan lain-lain. Namun dengan perkembangan dan
kemajuan hotel sekarang ini, fungsi hotel bukan saja sebagai tempat
menginap atau istirahat bagi para tamu, namun fungsinya bertambah
sebagai tujuan konferensi, seminar, lokakarya, musyawarah nasional dan
kegiatan lainnya semacam itu yang tentunya menyediakan sarana dan
prasarana yang lengkap.
Dengan demikian fungsi hotel sebagai suatu sarana komersial
berfungsi bukan hanya untuk menginap, beristirahat, makan dan minum
tetapi juga sebagai tempat melangsungkan berbagai macam kegiatan
sesuai dengan tujuan pasar hotel tersebut.
Dalam menunjang pembangunan negara, usaha perhotelan
memiliki peran antara lain :
1. Meningkatkan industri rakyat
Hotel banyak memakai barang-barang yang diproduksi oleh industri
rakyat, seperti meubel, bahan pakaian, makanan, minuman dan lain
sebagainya.
2. Menciptakan lapangan kerja
3. Membantu usaha pendidikan dan latihan
4. Meningkatkan pendapatan daerah dan negara
5. Meningkatkan devisa negara
6. Meningkatkan hubungan antar bangsa.

18

C. Tinjauan Terhadap Hotel Bisnis
1. Pengertian hotel bisnis
Menurut Hughes and Kapoor menyatakan : Bussiness is the
organized effort of individuals to produce and sell for a profit, the
goods and services that satisfysocietys needs. The general term
business refers to all such efforts within a society or within an
industry. Maksudnya ialah suatu kegiatan usaha individu yang
terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna
mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurut kamus umum : bisnis adalah secara dagang, secara
perdagangan, usaha dagang, bidang usaha.

(Kamus

Umum,

Brata

Atmajaya,h . 1994)

Secara umum bisnis berarti komersial, perdagangan atau
kegiatan keuangan yang mempergunakan waktu, perhatian tenaga
kerja, dan penanaman modal demi perbaikan/kemajuan.

(Encyclopedia

America, 1982)

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
Hotel bisnis adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan
sebagian

atau

seluruh

bangunan

untuk

menyediakan

jasa

penginapan, makan dan minum, sarana, fasilitas pelengkap lainnya
serta jasa bagi umum yang dapat mendukung dan memperlancar
kegiatan bisnis para tamu (seperti meeting room, bussines centre,
exhibition room dan sebagainya), yang dikelola secara komersil serta
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

2. Karakteristik hotel bisnis
Karakteristik hotel bisnis terdiri dari :
a. Lokasi
Lokasi dari pada hotel bisnis terletak di pusat-pusat kegiatan
bisnis, seperti perkantoran, perdagangan dan perbelanjaan.

19

b. Tamu
Tamu yang datang pada hotel mayoritas adalah kalangan bisnis,
pengusaha, karyawan dan profesional dengan kepentingan
berbisnis,

berdagang,

tugas

dinas,

komperensi,

seminar,

lokakarya, musyawarah, simposium, dan sebagainya. Biasanya
bepergian seorang diri atau rombongan. Lama menginap singkat
dan pada umumnya pada hari-hari kerja.
c. Fasilitas
Fasilitas yang

ada ditekankan pada fasilitas yang

dapat

menunjang kegiatan bisnis para tamu, seperti ruang pertemuan,
fasilitas komputer PABX, Fax telepon dan sebagainya. Fasilitas
pelayanan harus serba praktis, cepat dan ekonomis sesuai
dengan karakteristik para tamu yang sangat memperhitungkan
waktu dan uang.
3. Dasar penentu fasilitas hotel bisnis
Pada dasarnya fasilitas yang disediakan hotel memiliki
kesamaan pelayanan pokok yang diberikan yaitu penginapan,
makanan dan minuman. Namun sejalan dengan perkembangan
bisnis hotel, fasilitas yang ditawarkan (baik fasilitas utama maupun
fasilitas khusus) terus berkembang ke berbagai ragam jenis, yang
mendorong munculnya jenis-jenis hotel. Hal ini disebabkan oleh
faktor-faktor diantaranya : (Ruters. W. A. 1990)
a. Lokasi dan karakteristiknya
Lokasi hotel bisnis harus terletak di tengah-tengah pusat kegiatan
bisnis (Central Business Distrik) sesuai dengan karakteristik hotel
bisnis. Luas site menentukan jumlah dan besarannya.
b. Tuntutan dan kebutuhan pasar
Dengan

menetapkan

terlebih dahulu

sasaran

pasar yang

potensial, menetapkan fasilitas dan komponennya yang fleksibel
terhadap

kemungkinan

perubahan

tuntutan

pasar

serta

20

menetapkan fasilitas khusus hotel sebagai daya tarik tambahan
bagi para tamu. Jumlah juga disesuaikan prediksi kebutuhan
kamar beberapa tahun ke depan.
c. Kompetisi dan persaingan antar hotel
Memperhatikan kelebihan dan kekurangan usaha-usaha hotel
sejenis sebagai dasar menetapkan strategi dan kemampuan untuk
memenangkan

kompetisi

dan

persaingan.

Menjadi

dasar

pertimbangan bagi kemungkinan pengembangan fisik bangunan
dan penambahan fasilitas.
d. Tingkat kualitas (Quality Level)
Memperhatikan tingkat kualitas fasilitas-fasilitas hotel lain dan
melakukan perbandingan untuk perbaikan dan peningkatan mutu
fasilitas.
e. Rencana operasional
Menetapkan sistem kerja dan penekanan pada fasilitas publik
agar dapat memberikan kepuasan para tamu dan menampilkan
image yang diinginkan.
f. Konsep pelayanan makanan/restaurant
Memperlihatkan fasilitas yang banyak memberikan pemasukan
seperti

restaurant

yang

akan

mempengaruhi

fasilitas

penunjangnya seperti kitchen, food storage dan locker area.
g. Jumlah staf
Jumlah staf disesuaikan dengan jumlah tamu yang ditargetkan
berkunjung ke hotel.
h. Dana dan lain-lain
Untuk pengadaan hotel bisnis di Indonesia dalam menentukan
fasilitas (facilities programming) selain dengan memperhatikan
faktor-faktor tersebut juga mengacu pada “Himpunan Peraturan
Usaha Akomodasi Bidang Usaha Hotel” yang dikeluarkan Dirjen
Pariwisata.

21

4. Pelaku kegiatan
a. Tamu hotel
Pengelompokkan tamu hotel bisnis berdasarkan profesi dan
status sosial ekonomi secara umum :
1) Pengusaha
Umumnya memiliki pristise tinggi, status sosial ekonomi
termasuk dalam golongan menengah ke atas.
2) Pedagang
Faktor prestise kurang menonjol, status ekonomi termasuk
golongan menengah ke atas, cenderung bersifat sederhana
dan mempertimbangkan segi ekonomis.
3) Pejabat pemerintah
Memiliki pristise tinggi, status ekonomi golongan menengah
ekonomi ke atas. Penggunaan fasilitas sesuai dengan
jabatannya.
4) Para profesional
Memiliki tingkat prestise yang tinggi dan umumnya berasal dari
golongan ekonomi menengah ke atas.
b. Pengelompokan tamu berdasarkan lamanya tinggal
1) Wisatawan (Tourist)
Tamu yang berkunjung dan tinggal lebih dari 24 jam serta
mengeluarkan uangnya untuk menikmati segala fasilitas yang
disediakan hotel.
2) Pelancong (Excursionist)
Tamu yang berkunjung kurang dari 24 jam, mereka ada juga
yang membelanjakan uangnya untuk menikmati fasilitas hotel
atau yang hanya datang untuk mengunjungi famili, relasi dan
kenalan.
c. Jenis kegiatan tamu
1) Kegiatan rutin/pokok sehari-hari seperti makan, minum,
istirahat, mandi.

22

2) Kegiatan utama dari maksud kunjungan seperti meeting,
konvensi, lokakarya, resepsi/pesta/perjamuan, pameran, tugas
dinas, bisnis dan berdagang.
3) Kegiatan mengisi waktu luang seperti olah raga, shopping,
makan di restaurant, rileks, rekreasi.
d. Pengelola hotel
1) Staf karyawan hotel
Yaitu staf administrasi manager yang mengelola segala
kegiatan yang ada dalam hotel baik intern maupun ekstern
yang termasuk dalam kategori :
a). Asisten manager
b). Staf departemen teknik dan transportasi
c). Staf departemen keuangan
d). Staf departemen makanan dan minuman
e). Staf departemen kerumahtanggaan dan lain-lain
Yang dimaksud dengan karyawan dalam hal ini adalah para
pekerja

yang

tidak

langsung

berhubungan

dengan

pengunjung :
a). Karyawan bagian dapur
b). Karyawan bagian laundry (binatu)
c). Karyawan bagian kimia
2) Jenis kegiatan dan pelayanan karyawan
Di dalam susunan dalam struktur organisasi dari suatu hotel,
berpedoman pada kegiatan pokoknya maka departemen/
bagian yang harus ada, adalah :
a) Kantor departemen hotel (Front Office)
Bagian tersebut memiliki sub bagian yaitu : Fungsi utama
dari bagian ini adalah menyewakan kamar dan fasilitas lain.
Adapun pelayanan yang diberikan antara lain :

23

(1). Pelayanan pemesanan kamar (Reservation service)
mempunyai fungsi menerima pesanan-pesanan kamar
yang dibuat oleh tamu.
(2). Pelayanan penanganan barang-barang tamu (Porter
atau Bel Captain, Desk Service).
(3). Pelayanan

informasi

(Information

memberikan informasi yang

Service)

dibutuhkan oleh tamu

selama menginap di hotel.
(4). Pelayanan Check in dan Check Out tamu (Reception
atau Front Desk) mempunyai fungsi menangani tamutamu yang check in dan check out.
(5). Kasir kantor depan hotel (Front Office Cashier)
mempunyai fungsi menangani pembayaran seluruh
transaksi yang dibuat oleh tamu didalam hotel selama
menginap.
Skema 2.1.
Struktur Organisasi Kantor Depan Hotel (Front Office)
(Endar Sugiarto. M. M. Hotel Front Office Operasional, Jakarta, 1992)

Front Office Manager
Asisten

Chief Concierge
F.O.M
Secretary

Bell Captain

Chief Reception

Chief Reservation

Reseption

Bell Boy
Reseptionist
b) Tata graha hotel (House Keeping)

Reservation
Clerk

Telephone
Operator

24

Bagian tata graha adalah salah satu bagian yang ada
dalam

organisasi

hotel

yang

mempunyai

peranan

memberikan pelayanan kenyamanan dan kebersihan hotel.
Tanggung jawab tata graha dapat dikatakan pengurusan
bahan-bahan yang terbuat dari kain-kain seperti taplak
meja, sprei, sarung bantal, gorden dan sebagainya.
Kemudian tanggung jawab berikutnya adalah menjaga
kerapihan

dan

perlengkapannya

kebersihan
dan

ruangan

beserta

pada

program

sampai

pengadaan/penggantian serta pemeliharaan ruangan hotel
beserta perlengkapannya. Melihat ruang lingkup tanggung
jawab bagian tata graha atas ruangan hotel, maka ruangan
hotel terdiri dari kamar-kamar tamu, ruang rapat, ruangan
umum seperti lobby, corridor, restauran, yang kesemuanya
itu disebut front of the house.
Di samping itu juga bertanggung jawab akan kebersihan
dapur, ruang makan karyawan, ruang ganti pakaian
karyawan, ruang kantor dan sebagainya, yang semuanya
disebut back of the house.
Sesuai dengan struktur organisasi, maka bagian tata graha
dipimpin oleh seorang Exsekutif Housekeeper, yang
membawahi beberapa sub bagian seperti :
(1). Bagian Kamar Tamu (Room Supervisor) mempunyai
tanggung jawab untuk menjaga kebersihan, kerapihan
dan kerapihan kamar-kamar tamu.
(2). Bagian Ruangan Umum (Public Area Supervisor),
mempunyai tanggung jawab menjaga dan memelihara
kebersihan, kerapihan dan kelengkapan kebutuhan
ruang umum.
(3). Bagian Linen (Linen Supervisor) mempunyai tanggung
jawab atas penyimpanan, penyediaan, kelengkapan,

25

kebersihan dan kerapihan seluruh jenis linen yang
dibutuhkan untuk keperluan operasional hotel.
(4). Bagian

Binatu

(Laundry

Supervisor)

mempunyai

tanggung jawab untuk melaksanakan pemeliharaan
seluruh

jenis

linen

yang

dipergunakan

oleh

operasional hotel.
Skema 2.2.
Struktur Organisasi Departemen Housekeeping
(Yayuk.S. Purwani. Housekeeping. Untuk akademi Make Up Room. Jakarta.
1992)

Housekeeper

Asisten
Housekeeper

Floor
Supervisor

Head
Houseman

Linen
Supervisor

Laundry
Supervisor

c) Makanan dan minuman (Food and Beverage Service)
Bagian

makanan

dan

minuman

mempunyai

fungsi

menyediakan pelayanan makanan dan minuman bagi
tamu-tamu hotel. Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan akan pelayanan makanan dan minuman maka
bagian makanan dan minuman juga harus melakukan
pengembangan

produk,

merancang

kegiatan-kegiatan

yang dapat menarik tamu untuk makan dan minum di
restaurant hotel. Karena fungsinya tersebut, maka ruang
gerak aktifitas bagian makanan dan minuman dapat dibagi
menjadi dua fungsi ruang yaitu :

26

(1). Ruang atau area yang dapat menghasilkan keuntungan
disebut the revemie producing areas, seperti restaurant,
bar, lounge service, banguette.
(2). Ruang atau area yang memberikan dukungan atau support
dalam memberikan pelayanan disebut the support service
area, seperti dapur (kitchen), gudang minuman bawah
tanah (cellar) dan gudang umum (store), stillroom, tempat
mencuci peralatan makanan dan memasak (Dishwashing).
Terdapat beberapa klasifikasi metode pelayanan makanan,
yaitu metode melayani sendiri (Self Service) yang terdiri
dari buffet service, take away service dan cafetaria
tradisional,

sedangkan

metode

pelayanan

pramusaji

(Walter service) terdiri dari counter atau bar service, table
service dan perjamuan (banquet).
Skema 2.3.
Struktur Organisasi Food & Beverage Service
(Sudiarto Mangkuwerdoyo, Pengantar Industri Akomodasi dan Restoran,
Jakarta. 1999)

Manager F & B
Hostes/Greeters
Head Waiter
Captain
Restaurant
Cashier

Steward/
Beverage Waiter
Waiter & Waitress
Bush Boy
d) Tata boga (Food Production/Kitchen)

Salah satu bagian penting dalam suatu hotel adalah tata
boga hotel yang bertugas memproduksi/menghasilkan

27

makanan baik untuk tamu maupun untuk karyawan hotel.
Pada dasarnya fungsi utama dari tata boga adalah
menyiapkan dan memproduksi makanan/hidangan.

Skema 2.4.
Diagram Aliran Hotel Yang Khas
( Ernst. Neufert, Data Arsitek Hal.212)

28

r. kary
r. ganti
pakaian
r. mandi +
peturasan

Binatu &
ruang
linen

Pengawasan

Gudang

r. makan
karyawan

Kamar-kamar tidur

Kantor

Gudang dapur
Daerah untuk
instalasi
teknis

Dapur
untuk
Kary

Dapur
Pemeliharaan

Pelayanan
kamar

Gudang dapur
Dapur &
pelayanan

Admministrasi

Gudang
perabotan

R. Perjamuan
(banket)

Restoran

Warung kopi

bar

Pelayanan

Bag.
Umum

r. cuci

r. duduk/
tunggu

r. penerimaan tamu
dllnya

Kamar-kamar tidur

Lift untuk
pelayanan

Lift untuk
pelayanan

t. sampah

bar

k. mandi
peturasan

R. Persiapan
Serba-guna

toilets

Lob

r. khusus
untuk perorangan
r. khusus
untuk perorangan

bar

Tempat
penyimpanan kopor

Pertokoan

r. simpan

Daerah umum
Jalan masuk

Daerah pelayanan

Hasil produksi (makanan) tata boga akan dijual dan
dihidangkan di ruang makanan karyawan (Employee Diving
Room). Untuk penyediaan atau pengadaan bahan-bahan
makanan ditangani bagian pembelian (Purchasing) dan

29

gudang

penyimpanan

(Store)

sedangkan

untuk

pemeliharaan dan kebersihan peralatan masak dibantu
oleh bagian stewarding.
5. Lingkup pelayanan hotel
Lingkup pelayanan hotel yang dapat diberikan oleh suatu hotel
dibedakan atas :
a. Lingkup pelayanan akomodasi
Pelayanan utama yang diberikan oleh hotel bagi para tamu-tamu
yang hendak menginap baik untuk istirahat, tidur, mandi dan lainlain.
b. Lingkup pelayanan konvensi
Pelayanan hotel bagi tamu yang hendak mengadakan aktivitas
pertemuan

seperti

:

seminar,

lokakarya,

pameran,

rapat

dinas/instansi dan lain-lain.
c. Lingkup pelayanan rekreasi
Pelayanan hotel bagi para tamu yang hendak melakukan aktivitas
rekreasi misalnya : berbelanja, bersantai, mendengar musik, olah
raga, makan, minum dan lain-lain.
6. Struktur organisasi hotel bisnis
Struktur organisasi menunjukkan suatu tingkatan hirarkis,
dimana dalam struktur tersebut dapat diketahui bagian-bagian yang
terdapat di hotel yang bersangkutan, hubungan antara bagian yang
satu dengan bagian yang lain, hubungan antara atasan dan
bawahan, dengan memperlihatkan struktur organisasi, maka setiap
karyawan akan mengetahui posisi atau tingkatan jabatannya itu
berada. Struktur organisasi biasanya terletak didekat pintu masuk
karyawan, dengan demikian setiap karyawan hotel akan dapat
mengetahui keberadaannya dalam organisasi. Yang penting lagi
bahwa dengan melihat struktur organisasi maka setiap karyawan
akan mengetahui siapa atasan langsungnya. Dengan demikian dalam

30

melaksanakan tugasnya, karyawan dapat secara pasti kepada siapa
mereka bertanggung jawab atas pekerajaannya, dan apa serta siapa
yang harus dipertanggungjawabkannya.
Struktur organisasi dirancang dengan disesuaikan terhadap
kebutuhan hotel, makin besar dan lengkap fasilitasnya, maka struktur
orgnisasinya juga semakin kompleks.
Berdasarkan pada struktur organisasi, dapat ditentukan atau
diperkirakan jumlah karyawan yang dibutuhkan secara keseluruhan
sebagai gambaran tetang bentuk struktur organisasi dapat dilihat
pada contoh berikut :
Skema 2.5
Bentuk Struktur Organisasi Hotel Bisnis
Pemilik /
Owner

General Manager

Manager

Front Office
Departement

Staf

Housekeeping
Departement

Staf

Food and
Beverage

Staf

Engineering &
Maintenance
Departement

Staf

Personnel
Departement

Marketing
Departement

Finance
Departement

Staf

Staf

Staf

Karena pentingnya struktur organisasi maka bagi hotel baru,
struktur organisasi sudah harus dipersiapkan sebelum hotel tersebut
beroperasi. Karena melalui struktur organisasi di samping dapat
diperkirakan jumlah karyawan di setiap jabatan yang diperlukan, juga

31

melalui adanya struktur organisasi dapat dipersiapkan analisa jabatan
yang terdiri dari :
a. Uraian tugas (Job Description).
b. Standar manual pekerjaan (Standart Operating Procedure).
c. Spesifikasi jabatan (Job Spesification).
Dengan menggunakan analisis jabatan (uraian tugas, standar
manual pekerjaan dan spesifikasi jabatan) secara konsisten, maka
diharapkan setiap jenis proses pekerjaan dari waktu ke waktu dapat
menghasilkan produk (barang atau jasa) yang standart.
Sistem manajemen berdasarkan paham yang dianut terdiri
dari :
a. Faham Anglo Saxon (Amerika)
Pimpinan tertinggi bertindak sebagai penguasa tunggal dalam
organisasi hotel. Ia adalah General Manager yang membawahi
langsung

seorang

Manager

dan

kepala-kepala

bagian

(Departement Head).
b. Faham Eropa Kontental
Pimpinan tertinggi adalah Presiden Direktur yang bekerja sama
dengan para Direktur dalam Badan Direksi yang bertanggung
jawab kepada Badan Komisaris (Faham ini dianut oleh hotel-hotel
yang ada di Indonesia).
Manajemen hotel berdasarkan sistem operasionalnya dapat
dibedakan atas :
1) Franchised operation system, merupakan sistem operasi
gabungan.
2) Referal operated system, merupakan sistem kerjasama antara
pengusaha hotel dengan perusahaan penerbangan maupun
biro perjalanan.

32

3) Chain operation system, sistem operasi secara berantai
dengan sistem pengelolaan yang sama dan menggunakan
satu nama seperti Hyatt, Holliday Inn, Ibis dan sebagainya.
D. Faktor-Faktor Penentu Bagi Pemasaran
Berdasarkan studi kelayakan pasar, kesempatan pemasaran
pasar yang ada harus dapat memanfaatkan semaksimal mungkin faktorfaktor penentu bagi pemasaran suatu hotel, seperti :
1. Lokasi
Memperhatikan tuntutan, kelebihan dan keterbatasan site.
2. Fasilitas
Ukuran, tipe dan jenis fasilitas yang akan disediakan. Tingkat
penjualan dari tingkat hunian kamar dan jumlah pengunjung pada
fasilitas layanan makanan atau restaurant.
3. Pelayanan
Mutu pelayanan yang disesuaikan tuntutan pelanggan atau tamu.
4. Image / kesan
Jenis image yang diinginkan dan dasar pertimbangan untuk
mewujudkannya.
5. Tarif
Usulan tarif kamar berdasarkan tipe yang ditawarkan dan menaksir
rata-rata pengeluaran orang untuk layanan makan.

E. Studi Banding
1. Hotel Sahid Raya Solo

33

Sahid raya hotel terletak di Jalan Gajah Mada 82 Solo.
Berdirinya

hotel

ini

dilatarbelakangi

untuk

mengantisipasi

perkembangan pariwisata, juga adanya pemerintah meningkatkan
status Pelabuhan udara di Solo menjadi bandara internasional, karena
melihat Streght point Solo merupakan pusat budaya Jawa yang kental.
Klasifikasi Hotel Sahid Raya Bintang Empat dengan sasaran
pasarnya

adalah

bisnis,

aktifitas

pemerintah,

traveler

baik

Internasional maupun domestik. Luas total lantai bangunan Hotel ini
adalah 21.578 m2, memiliki 140 kamar (163 Room By) dengan rincian :
Moderate 95 kamar, Superior 9 kamar, Junior Suite 11 kamar,
Executive Suite 23 kamar, dan satu Presidential Suite. Fasilitas yang
disediakan antara lain Coffee Shop, Ball Room, Lounge, Meeting
Room, Restoran, Kolam Renang, dan sebagainya.
Pondasi yang digunakan adalah Bored Pile dengan diameter 80
cm dan berkapasitas 160 ton per tiang. Ke dalam tiang bored rata-rata
17,5 m karena muka air tanah berada pada posisi tinggi, dan lapis
tanah di bagian atas kurang baik, ada unsur berpasir. Maka pada
pelaksanaan Bored Pile diatasi dengan menggunakan casing.
Sistem struktur atas adalah rangka beton bertulang biasa. dan
struktur Sear Wall, hanya digunakan pada daerah Core. Untuk
pembesian di beberapa tempat digunakan Wire Mesh. Tebal Slab
lantai berkisar antara 12 cm dan 12,5 cm.
Sumber daya utama pada Hotel Sahid Raya Solo ini, dipenuhi
dari PLN berkapasitas 1.000 KVA, tegangan 20.00/380/220 Volt/50 Hz,
dengan Switch Panel Induk 1500 Amp. Selain itu, di Back Up Genzet
dua kali 500 KVA, switch dua kali 650 Amp, tegangan 380/220 Volt/50
Hz yang dioperasikan dengan sistem semi automatik.
Pengkondisian udara di dalam ruang seluruhnya dipilih dengan
sistem split unit dengan kapasitas pada masing-masing ruang berbeda
sesuai dengan besarnya ruang. Sarana transportasi vertical Hotel

34

dilayani dengan 2 unit lift penumpang dan 2 unit lift service, masingmasing dengan kecepatan 90 MPM, atau kapasitas 13 orang/900 kg.
Saluran telepon memiliki kapasitas 35 sambungan langsung, 20
diantaranya digunakan sistem PABX (200 CXT/20 PTT). Selain itu
dilengkapi pula dengan sistem tata suara, dan MATV.

Tampak Hotel Sahid Raya, Solo

2. Hotel Cempaka Jakarta
Hotel ini terletak di kawasan Cempaka Putih di Jalan Letjen
Suprapto. Latar belakang di bangunnya hotel ini adalah : yang
pertama menunjang Jakarta sebagai Survice City, kedua dengan
melihat bantuan Daerah jalur ini justru banyak industrialisasi dari luar
sehingga masih memerlukan adanya fasilitas untuk itu.
Hotel Cempaka Putih merupakan klasifikasi hotel berbintang
lima. Berdiri di atas area seluas kurang lebih 7.000 m 2 dengan luas
total lantai bangunan kurang lebih 35.000 m 2, terdiri dari 20 lantai
(termasuk P1,P2 dan ruang M&E) memiliki kapasitas 221 Room Key
(240 Room Bay) dengan berbagai tipe. Antara lain, Superior, Deluxe,
Suite Room, Sea Food Restorant, Pool Snack Bar, Ball Room

35

kapasitas 600 tempat duduk atau 1.000 – 1.200 Standing Party,
Business Center, Shopping Arcade, Fitness Center dan Sauna,
Laundry dan Dry Cleaning untuk kapasitas 600 kamar, parkir dengan
daya tampung sekitar 300 mobil, dsb. Disamping itu juga memiliki
fasilitas olah bugar, yakni Joging Track, Running Track, Kolam Renang
ukuran olimpik.
Bentuk massa bangunan secara keseluruhan merupakan
optimasi dari kondisi bentuk site yang ada, terdiri dari 3 Podium dan 16
level lower. Podium 3 lantai yang cukup luas tersebut sengaja diangkat
satu lantai dengan alasan pada lantai dasar akan dimanfaatkan
sebagai fasilitas perparkiran.
Zoning vertikal adalah podium 3 lantai diperuntukkan sebagai
publik area dan Back of House (BOH). Kemudian 14 lantai diatasnya
difungsikan untuk Guest Room, 2 lantai berikutnya dimanfaatkan untuk
ruang ME serta mesin Lift. Sedangkan penzoningan secara horizontal,
pada podium secara linear (mengikuti bentuk site) dibagi majadi 2
daerah yakni Daerah Publik dan Service. Pada kedua daerah tersebut
dibelah oleh koridor service yang berfungsi sebagai “Buffer”. Juga di
pakai untuk penempatan unit-unit FCU. Pada tower, perletakan kamar
memperhitungkan
arah

barat

posisi

dan
view

(perkembangan
bangunan tinggi di
sekitarnya).

36

Hotel Cempaka, Jakarta

3. Hotel Radisson Plaza Yogyakarta
Lokasi hotel berada di daerah Sleman tepatnya di sudut Jalan
Gajayana

dan

Jalan

Kasuari

(Demangan

Baru).

Berdasarkan

pertimbangan bahwa lokasi tersebut cocok untuk didirikan hotel
sebagai fasilitas akomodasi dan ditinjau dari wilayah kota Yogyakarta
merupakan sekon bertination setelah Bali.
Hotel Radisson Plaza merupakan klasifikasi hotel berbintang
empat, dibangun diatas lahan seluas 1,4 Ha. Hotel dengan ketinggian
3 lantai ini memiliki 129 kamar yang terbagi menjadi 118 kamar
standart, 2 kamar Junior Suite, 4 kamar Parlour Suite, 2 kamar
Executive Suite, dan satu unit Presidential Suite. Sedang fasilitas
pendukung antara lain Coffee Shop (220 m 2) Bar (135 m2), Pool Bar
(112 m2), Fungtion Room dan Prefungtion (540 m 2), serta Business
Center. Fungtion Room yang dapat menampung hingga 200 orang,
dapat di bagi menjadi 3 buah Meeting Room dengan Moavable
partition. Sementara itu, fasilitas olahraga yang tersedia adalah 2

37

lapangan tennis, Kolam renang cukup modern, Cardio Center Theatre.
Disamping itu hotel ini juga memiliki fasilitas yang Lobby louge yang
megah dan luas 690 m2 dan ketinggian Ceiling 7,4 m.
Perencanaan

dalam memperoleh desain yang kompak yaitu

melalui pembagian zona publik, kamar tamu dan service yang jelas,
juga desain sistem transportasi dan sirkulasi yang matang. “Satu di
antara dua lift servis diletakkan di daerah dapur yang terdapat di lantai
semi besmen. Dilantai dasar posisi lift tersebut berada di daerah
Coffee Shop, sehingga sistem sirkulasinya tidak rumit”.
Sistem tata udara yang direncanakan di hotel ini sistem AC
Central, yakni Water Chooled Chiller ini, satu unit bersifat Stand by
karena menurut perhitungan hanya dibutuhkan 2 unit saja. Biasanya
unit stand by hanya terdapat pada hotel berbintang lima namun hotel
ini di buat setara dengan hotel berbintang lima, maka diadakan unit
stand by. Digunakan Water Chooled Chillr mengingat kondisi air di
Yogya cukup baik, selain dari segi perawatan sistem tersebut tidak
banyak memiliki kendala.

Tampak Hotel Radisson Plaza, Yogyakarta
4. Hotel Imperial Arya Duta Makassar
Lokasi Hotel Imperial Arya Duta berada di Jalan Penghibur No.
297 Makassar. Makassar sebagai sentral kawasan timur Indonesia

38

serta lokasi berdirinya hotel Imperial Arya Duta yang berada tepat di
depat pantai losari serta merupakan kawasan Central Bisnis District
(CBD) dengan hanya dibatasi oleh Jalan Raya 4 jalur merupakan latar
belakang dibangunnya hotel Imperial Arya Duta.
Hotel Imperial Arya Duta merupakan klasifikasi hotel bintang
lima dengan jumlah lantai 10 dan 1 lantai basemen. Hotel Imperial
Arya Duta berdiri di atas area seluas 17.370 m 2 dan luas terbangun
4.600 m2.
Fasilitas yang terdapat pada hotel ini memiliki 230 buah kamar
sewa yang terdiri dari : Royal Imperial Suite, Imperial Club Suite,
Imperial Pub Room, Standart Room. Food and Beverage Outlet
meliputi : Banguet Hall, Lobby Louge, Club Lounge, Pub Coffee Shop,
Fun Pub, Club Bar.
Disamping itu tersedia juga Business Center, Retail Shop,
Pungtion Room, Fre Fungtion, area parkir untuk 45 mobil dan 2 Bus,
Swimming Pool, Fitness Center, Laundry dan Dry Cleaning, Safe
Deposit Box, Lift tamu dan 1 Lift barang.

Tampak Hotel Imperial Arya Duta, Makassar
F.

Tinjauan Terhadap Arsitektur Tropis
1. Pengertian tropis

39

Tropis atau “tropical” dapat diartikan arsitektur yang mengacu
pada iklim kehidupan/lingkungan (ecological0. Secara jelas arsitektur
adalah arsitektur yang responsif terhadap iklim di tempat tertentu dan
peka terhadap penghematan energi dan aspek ekologi.

(Bangunan di Luar

Jangkauan Arsitektur.h.76)

2. Pengertian dan klasifikasi iklim
Iklim adalah perubahan akibat pergerakan bumi sesuai
dengan letak atau wilayah geografis. Iklim dibedakan atas iklim makro
dan

iklim

mikro.

Iklim

makro

adalah

keseluruhan

kejadian

meteorologis khusus di atmosfir yang juga dipengaruhi oleh kondisi
topografis

bumi

dan

perubahan-perubahan

peradaban

di

permukaannya dan berhubungan dengan ruang yang besar seperti
negara, benua dan lautan, sedang iklim mikro berhubungan dengan
ruang terbatas seperti ruang dalam, jalan kota atau taman kecil.
(Bangunan tropis, Dr. Ing. George Lippsmeier. Hal. 7 – 8, 1984)

Pengaruh radiasi matahari dengan atmosfir dan gaya berat
serta distribusi daratan dan lautan menghasilkan bermacam-macam
iklim.
Pada daerah-daerah tertentu memiliki karakteristik iklim yang
hampir sama sehingga batas daerah iklimnya tidak selalu dapat
ditentukan secara tegas, seperti pada iklim tropis.
3. Iklim tropis di Indonesia (Tropis – Lembab)
Pengertian tropis berasal dari kata “tropicos” dalam bahasa
Yunani Kuno berarti garis balik. Garis-garis balik ini adalah garis
lintang 23o27’ utara dan selatan. Sedang daerah “tropis” didefinisikan
sebagai daerah yang terletak antara garis isoterm 20 o di sebelah bumi
utara dan selatan.

(Ibid, Hal. 1)

Daerah tropis dapat dibagi dalam dua

kelompok iklim utama yaitu tropis basah dan tropis kering yang
masing-masing amat berbeda. Indonesia termasuk dalam daerah
tropika basah atau daerah hangat lembab yang ditandai oleh
kelembaban udara yang relatif tinggi (pada umumnya di atas 90%),

40

curah hujan yang tinggi, serta temperatur rata-rata tahunan di atas
18oC (biasanya sekitar 23oC dan dapat mencapai 38oC dalam musim
kemarau). Perbedaan antar musim hampir tidak ada, kecuali periode
sedikit hujan dan banyak hujan yang disertai angin keras. Lebih
khusus lagi, Indonesia termasuk dalam daerah sekunder hutan hujan
tropis (tropis-lembab) dengan gambaran sebagai berikut :
a. Lansekap :

. 12-17)

(Ibid, Hal

Daerah hutan hujan khatulistiwa

dengan

dataran rendah
b. Permukaan tanah : Lansekap hijau, warna tanah biasanya
merah atau coklat.
c. Vegetasi

:

Lebat, speciesnya bermacam-macam, semak
belukar, pohon-pohon tinggi (rimba dan
hutan bakau).

d. Musim

:

Perbedaan musim kecil. Bulan terpanas,
panas dan lembab sampai basah : bulan
terdingin,

panas

sedang

dan

lembab

sampai basah.
Daerah tropis-tropis belahan bumi utara :
Bulan terdingin

: Desember – Januari

Bulan terpanas

: Mei – Agustus

Daerah tropis – lembab belahan bumi
selatan :

e. Kondisi awan

:

Bulan terdingin

: April – Juli

Bulan terpanas

: Oktober – Pebruari

Berawan dan berkabut sepanjang tahun.
Terang, bila awan sedikit, (awan kumulus
putih) dan matahari tidak tertutup; abu-abu
suram bila awan tebal. Jenis awan selalu
belukar, lapisan awan 60 – 90%.

f. Radiasi matahari

41

dan panas

: Radiasi

matahari

langsung

dengan

intensitas sedang sampai tinggi. Radiasi
terdifusi melalui awan atau uap. Refleksi
radiasi matahari langsung pada tanahtanah sedikit. Tanah menyerap banyak
panas.
g. Temperatur/suhu

: Temperatur maksimum rata-rata tahunan
30,5oC, pengecualian di atas 32oC, sedang
pada daerah khatulistiwa selama musim
kering mencapai 33oC dan pada musim
hujan 30oC, bisa turun sampai 26oC.
Fluktuasi harian dan tahunan relatif kecil,
sekitar 3 – 5,5oC.

h. Presipitasi :

Curah hujan tahunan di atas 2000 mm,
maksimum 5000 mm, dalam musim hujan
mencapai 500 mm setiap bulan sedang
untuk daerah khatulistiwa, hujan turun
biasanya setelah tengah hari dan pagi hari
sering berkabut.

i. Kelembaban udara : - Kelembaban

absolut

(tekanan

uap)

tinggi, 25 – 30 mm
- Kelembaban relatif 55 – 100%, biasanya
di atas 75%.
j. Gerakan udara

: Lambat, terutama di daerah hutan rimba,
bertambah cepat bila turun hujan, sampai
kekuatan angin 6 atau lebih. Biasanya
terdapat satu atau dua arah angin utama.

4. Pengenalan arsitektur tropis untuk daerah tropis lembab

42

a. Faktor-faktor dan kondisi iklim yang mempengaruhi perencanaan
bangunan
1) Faktor-faktor iklim

(Ibid, H. 22)

a) Matahari
Radiasi matahari adalah penyebab semua ciri
umum iklim dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan
manusia. Kekuatan efektifnya membentuk keseimbangan
termal pada bumi yang ditentukan oleh energi radiasi
(insolasi) matahari, pemantulan pada permukaan bumi,
berkurangnya radiasi oleh penguapan, dan arus radiasi di
atmosfir.
Dalam perencanaan bangunan, hal tersebut perlu
diketahui untuk mengatur banyaknya sinar matahari yang
masuk melalui bukaan sehingga dapat ditentukan orientasi
massa bangunan yang terbaik karena untuk menentukan
orientasi yang tepat hanya dapat dilakukan dengan
meninjau sudut-sudut matahari pada berbagai jam setiap
harinya.
b) Temperatur
Daerah yang paling panas pada umumnya adalah
daerah yang paling banyak menerima radiasi matahari,
yaitu daerah khatulistiwa.
Panas tertinggi kira-kira 2 jam setelah tengah hari,
karena pada saat itu radiasi langsung matahari bergabung
dengan temperatur udara yang sudah tinggi sehingga
pertambahan panas terbesar terdapat pada fasade barat
daya atau barat laut (tergantung pada musim dan garis
lintang) dan fasade barat. Sebagai patokan dapat dianggap
bahwa temperatur tertinggi sekitar 1 – 2 jam setelah posisi
matahari tertinggi, dan temperatur terendah sekitar 1 – 2
jam sebelum matahari terbit. Temperatur sudah mulai naik

43

lagi sebelum matahari terbit disebabkan oleh radiasi pada
langit.
Di daerah tropis, fasade timur dan barat paling
banyak terkena radiasi matahari, sedangkan penyinaran
langsung pada dinding tergantung pada orientasinya
terhadap matahari. Akan tetapi radiasi tidak langsung tidak
berpengaruh pada arah fasade atau bagian bangunan lain
yang disebabkan karena awan yang menutupi langit.
c) Angin
Angin

atau

gerakan

udara

disebabkan

oleh

pemanasan lapisan udara yang berbeda-beda. Skalanya
berkisar mulai dari angin sepoi-sepoi sampai angin topan,
yakni kekuatan angin 0 – 12 (skala Beaufort).

(Ibid, H. 77)

Penelitian di kota-kota besar menunjukkan bahwa
kecepatan angin di permukaan jalan rata-rata hanya
sepertiga dari kecepatan pada lansekap terbuka.
Bangunan tinggi mempunyai peredaran angin yang
lebih baik pada bagian sebelah atas karena intensitas
gerakan udara lebih besar daripada di lantai (ground floor).
Di belakang bangunan tinggi terbentuk angin putar dan
arus

udara

yang

berlawanan

arah

yang

dapat

menghasilkan pengudaraan bagi bangunan rendah yang
ada di belakangnya.
Angin merupakan faktor perencanaan yang penting
karena sangat mempengaruhi kondisi iklim, baik untuk
setiap bangunan maupun seluruh kota.
Angin dapat melepaskan panas dari permukaan
kulit oleh penguapan. Semakin besar kecepatan udara,
semakin besar pula panas yang hilang tetapi ini hanya
terjadi selama temperatur udara lebih rendah daripada
temperatur kulit, jika tidak maka akan terjadi sebaliknya

44

yaitu pemanasan tubuh karena efek pendinginan yang
tidak mencukupi.
d) Presipitasi
Presipitasi adalah peristiwa yang terbentuk oleh
proses kondensasi atau sublimasi uap air. Presipitasi dapat
jatuh berupa hujan, hujan gerimis, hujan salju atau hujan
es, sedangkan di permukaan bumi terbentuk embun atau
embun beku.
Pembentukan presipitasi terjadi karena beberapa
sebab antara lain oleh pengumpulan partikel air pada :
(1). Tetesan-tetesan air atau kristal es, terutama pada
awan yang bergerak vertikal.
(2). Kristal garam di lautan.
(3). Partikel lainnya di atas daerah industri.
Di daerah tropis presipitasi turun pada umumnya
pada musim hujan, untuk daerah khatulistiwa terjadi dua
kali dalam setahun.
Perlu diperhatikan posisi kemiringan arah aliran air
pada bangunan atau penyediaan saluran air, sebab dalam
kasus yang ekstrim, air dapat membongkar pondasi dan
meruntuhkan bangunan.
2) Kondisi iklim
Dari faktor-faktor iklim yang ada, maka timbul suatu
kondisi iklim yang merupakan persyaratan yang perlu diteliti
untuk

memulai

perencanaan

setiap

bangunan

secara

terperinci, informasi yang dibutuhkan meliputi kondisi iklim
sebagai berikut :
a) Radiasi matahari
b) Temperatur
c) Kelembaban udara

45

d) Presipitasi
e) Arah gaya dan angin
f) Awan
(1). Kondisi iklim yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan
kemampuan mental dan fisik penghuni :
(a). Radiasi matahari
(b). Kesilauan (glare)
(3). Temperatur dan perubahan temperatur
(4). Presipitasi (curah hujan)
(5). Kelembaban udara
(6). Gerakan udara
(7). Pencemaran udara
(8). Warna
(2). Kondisi

iklim

yang

dapat

mempengaruhi

keselamatan

bangunan :
(a). Gempa bumi
(b). Badai
(c). Hujan lebat dan banjir
(d). Gelombang pasang
(e). Bahan biologis
(3). Kondisi iklim yang dapat menyebabkan kerusakan bangunan
dan pelapukan bahan bangunan lebih awal :
(a). Faktor-faktor pada butir b
(b). Intensitas matahari yang kuat
(c). Kelembaban udara dan kondensasi yang tinggi
(d). Badai debu dan pasir
(e). Kandungan garam dalam udara

b. Persyaratan utama arsitektur tropis

46

1) Pemilihan tapak
Dalam memilih lokasi tapak bangunan, faktor-faktor
yang perlu diperhatikan adalah :
a) Lokasi
Pengaruh iklim terhadap perilaku manusia harus
benar-benar diperhatikan pada pemilihan lokasi. Sebaiknya
dipilih lokasi yang memiliki topografi (juga bangunan
disekitarnya jika ada) memungkinkan adanya pengudaran
silang yang diperlukan untuk kenyamanan ruangan.
b) Kondisi tanah
Pada umumnya kondisi tanah dan batuan di daerah
tropis sama dengan di daerah lainnya di belahan dunia,
tetapi di daerah tropis