ANALISIS KEBUTUHAN PERAWAT BERDASARKAN PENGAMATAN TERHADAP PENANGANAN PASIEN DEWASA DAN ANAK-ANAK DI UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT BALI ROYAL.

ANALISIS KEBUTUHAN PERAWAT BERDASARKAN PENGAMATAN
TERHADAP PENANGANAN PASIEN DEWASA DAN ANAK-ANAK
DI UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT BALI ROYAL
I G A Gede Utara Hartawan, Yaslis Ilyas
Bagian/SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UNUD/RSUP Sanglah
Kajian Administrasi Rumah Sakit

ABSTRAK
Peningkatan jumlah kunjungan pasien di UGD Rumah Sakit Bali Royal tidak diikuti dengan
perubahan jumlah ketenagaan perawat.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beban
kerja perawat dan kebutuhan perawat di UGD Rumah Sakit Bali Royal.Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.Pengamatan dilakukan oleh peneliti untuk
mengetahui waktu yang dihabiskan oleh perawat dalam melayani pasien dengan
menggunakan metode Time Motion Study. Hasil penelitian menunjukkan beban kerja untuk
pasien gawat darurat sebesar 63,4 menit per hari (1,1 jam per hari), pasien gawat tidak darurat
1.585,5 menit per hari (26,4 jam per hari), dan pasien darurat tidak gawat 2.187,7 menit per
hari (36,5 jam per hari) dan kebutuhan tenaga perawat di UGD Rumah Sakit Bali Royal
sebesar 17 orang. Diperlukan penambahan tenaga perawat pelaksana sebanyak 3 orang.
Kata Kunci: unit gawat darurat, perawat, time motion study, beban kerja, kebutuhan perawat

ANALYSIS OF NURSE NEEDS BASED ON ADULT AND CHILD

PATIENT MANAGEMENT OBSERVATIONS IN BALI ROYAL
HOSPITAL EMERGENCY UNIT
I G A Gede Utara Hartawan, Yaslis Ilyas
Bagian/SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UNUD/RSUP Sanglah
Assessment of Hospital Administration

ABSTRACT
The increasing number of patients visit in the Emergency Unit of Bali Royal Hospital is not followed
by a change in the number of nurses. The purpose of this study was to determine the workload of
nurses and nurses needs in the Emergency Unit of Bali Royal Hospital. This research was a descriptive
quantitative research. Observations were made by the researcher to determine the time spent by nurses
in serving patients by using the Time Motion Study. The results shown the workload for critically
emergency patients at 63.4 minutes per day (1.1 hours per day), critically non emergency patients
1,585.5 minutes per day (26.4 hours per day), and 2,187 minutes per day (36.5 hours per day) for non
critical-but emergency patients and the need for nurses in the Emergency Unit of Bali Royal Hospital
was 17 people. Nurses needed additional power as much as 3 people.
Keywords : emergency unit, a nurse, time motion study, workload, the need for nurse

PENDAHULUAN
Pertumbuhan jumlah rumah sakit saat ini semakin banyak walau belum dapat

mengikuti bertambahnya jumlah penduduk. Data dari Profil Data Kesehatan Indonesia tahun
2011 memperlihatkan jumlah rumah sakit di Indonesia adalah 1.721 buah dan jumlah
penduduk Indonesia pada bulan Agustus 2010 adalah 237.556.363 orang.1
Oleh karena jumlahnya yang masih kurang, terjadi persaingan antara rumah sakit
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.Demikian juga dengan sebaran rumah sakit
yang belum merata, cenderung lebih banyak di ibukota propinsi.Tidak jarang ditemui dua
rumah sakit saling berhadapan letaknya dalam satu lokasi.Persaingan antar rumah sakit dapat
melibatkan rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta.Salah satu persaingan yang terjadi
adalah persaingan mendapatkan sumber daya manusia kesehatan yang berkualitas.2
Untuk menjalankan sebuah organisasi rumah sakit diperlukan sebuah sistem.Agar
sistem berjalan diperlukan sumber daya manusia. Menurut pasal 12 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, menyebutkan rumah sakit
harus memiliki tenaga tetap meliputi tenaga medis dan penunjang medis, tenaga
keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen rumah sakit, dan tenaga non kesehatan.
Jumlah dan jenis sumber daya manusia harus sesuai dengan jenis dan klasifikasi rumah sakit.
Merencanakan sumber daya manusia sebuah rumah sakit harus memperhatikan
kuantitas dan kualitas.Kedua aspek ini penting karena rumah sakit memerlukan sumber daya
manusia yang sesuai.Sumber daya manusia yang berkualitas tidak dapat diperoleh begitu saja.
Proses menciptakan sumber daya manusia yang demikian pastinya memerlukan proses dan
waktu yang lama. Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi tentunya mempunyai harga

yang tinggi 3.
Rumah Sakit Bali Royal didirikan pada pertengahan tahun 2009 dan mulai beroperasi
pada pertengahan Juli 2010.Saat ini Rumah Sakit Bali Royal termasuk rumah sakit tipe C.
Rumah Sakit Bali Royal hadir dengan berbagai macam pilihan fasilitas kesehatan baik untuk
layanan rawat jalan, medical check up maupun rawat inap.Rumah Sakit Bali Royal memiliki
59 kamar dengan total 100 tempat tidur yang dibagi ke dalam 8 tipe kamar rawat inap.Dari
catatan yang ada di UGD Rumah Sakit Bali Royal didapatkan peningkatan jumlah kunjungan
pasien di UGD yang signifikan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun
2011.Peningkatan jumlah kunjungan pasien ke UGD Rumah Sakit Bali Royal pada periode
Januari – September 2013 lebih dari tiga sampai empat kali lipat dibandingkan pada periode
yang sama pada tahun 2011. Bahkan pada bulan Maret 2013 terjadi peningkatan lima kali
lipat jumlah kunjungan ke UGD dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Peningkatan kunjungan pasien ini tidak diikuti dengan peningkatan jmalh tenaga perawat di
UGD Rumah Sakit Bali Royal.
Permasalahan tenaga perawat di UGD Rumah Sakit Bali Royal tidak boleh
dibiarkan.Pemecahan masalah di UGD Rumah Sakit Bali Royal diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan.Penelitian ini memungkinkan karena data mudah didapat
karena targetnya adalah perawat itu sendiri. Hal lain yang membantu adalah keinginan
manajemen rumah sakit yang ingin meningkatkan kualitas layanan UGD mereka.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung waktu pelayanan pasien gawat

darurat dewasa dan anak-anak, lama kegiatan produktif dan kegiatan tidak produktif perawat,
beban kerja perawat, dan kebutuhan jumlah perawat di UGD Rumah Sakit Bali Royal.

BAHAN DAN METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.Pengamatan dilakukan oleh
peneliti sendiri (observatory) untuk mengetahui jumlah waktu yang dihabiskan oleh perawat
di UGD Rumah Sakit Bali Royal selama memberikan pelayanan dengan menggunakan
metode time and motion study.Data primer didapat dari pengamatan aktivitas dan waktu yang
dibutuhkan untuk memberikan pelayanan pada pasien gawat darurat, gawat tidak darurat, dan
darurat tidak gawat.Kegiatan perawat yang tidak berhubungan dengan pelayanan pasien juga
dicatat dalam setiap shiftnya. Data sekunder diperoleh peneliti dari hasil laporan kegiatan di
UGD Rumah Sakit Bali Royal periode Januari - Desember 2013, data ketenagaan, profil
rumah sakit, data terkait jam kerja serta waktu kerja, laporan bulanan UGD Rumah Sakit Bali
Royal, dan laporan kunjungan pasien di UGD Rumah Sakit Bali Royal.
Penelitian ini dilakukan di UGD Rumah Sakit Bali Royal dari tanggal 1 Januari - 31
Januari 2014.Populasi dalam penelitian ini adalah perawat di UGD Rumah Sakit Bali
Royal.Sampel kegiatan produktif ini terdiri dari waktu yang diperlukan oleh perawat mahir
dalam memberikan pelayanan satu pasien dewasa dan satu pasien anak-anak untuk tiap grup
kasus gawat darurat, gawat tidak darurat, dan darurat tidak gawat.Kasus yang digunakan
sebagai sampel ditentukan bersama dengan Kepala UGD.Untuk pengamatan kegiatan tidak

produktif, sampelnya adalah seluruh perawat yang bertugas pada shift jaga.
Tanggal pengamatan kegiatan produktif dan kegiatan tidak produktif dilakukan secara
random.Pengamatan kegiatan produktif dilakukan 8 kali dengan asumsi 2 kali pengamatan
dilakukan setiap minggunya.Pengamatan kegiatan tidak produktif dilakukan 5 kali.Perawat
tidak akan mengetahui pada tanggal berapa akan dipilih sebagai tanggal pengamatan. Perawat
juga tidak mengetahui kegiatan pelayanan mana yang akan dijadikan sampel penelitian.
Peneliti akan berbaur dengan perawat setiap harinya selama bulan Januari 2014.Selama
melakukan pengamatan, peneliti berbaur dengan perawat.Hal ini dilakukan untuk mengurangi
bias.
Data yang sudah terkumpul kemudian direkapitulasi sehingga didapatkan gambaran
mengenai karakteristik tenaga perawat, waktu kegiatan produktif langsung dan tidak
langsung, serta jenis dan waktu kegiatan tidak produktif.Jumlah transaksi dan waktu transaksi
kegiatan produktif digunakan untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat di UGD dengan
menggunakan metode Ilyas.3
Untuk menentukan kualitas perawat UGD dilakukan dengan menilai apakah tindakan
atau kegiatan perawat dalam memberikan pelayanan sudah sesuai dengan standar operasional
prosedur? Waktu yang diperlukan untuk melakukan tindakan atau kegiatan yang sama saat
memberikan pelayanan dibandingkan antara satu perawat dengan perawat yang lain.
Perbedaan ini kemudian dihubungkan dengan pendidikan dan pelatihan yang pernah
didapatkan, pengalaman, dan masa kerja dari masing-masing perawat.

HASIL
Data tenaga perawat di UGD Rumah Sakit Bali Royal memperlihatkan 64,3% (9
orang) perawat di UGD Rumah Sakit Bali Royal adalah laki-laki sedangkan yang perempuan
berjumlah 35,7% (5 orang). Berdasarkan usia, 78,6% (11 orang) perawat berusia dibawah 30
tahun dan sisanya 21,4% (3 orang) berusia diatas 30 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan,
64,3% (9 orang) adalah lulusan D3 dan sisanya 35,7% (5 orang) adalah lulusan Sarjana
Profesi (Ners). Lima orang perawat yang mempunyai pendidikan Ners belum mempunyai
pengalaman klinik 1 tahun dan satu orang perawat dengan pendidikan Diploma (D3) yang
belum mempunyai pengalaman klinik 2 tahun sepereti yang diisyaratkan oleh Standar
Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Di Rumah Sakit Direktorat Bina Pelayanan

Keperawatan Dan Keteknisian Medik Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Beberapa perawat mendapatkan jadwal jaga melebihi 40 jam
seminggu. Menurut perawat UGD Rumah Sakit Bali Royal, kelebihan jam kerja dibayarkan
sebagai berikut : untuk kelebihan shift kerja pada shift pagi dan sore diberikan uang lembur
Rp. 10.000,00 per shift jaga dan uang lembur Rp. 20.000,00 diberikan untuk kelebihan shift
jaga malam.
Tabel 1. Rekapitulasi Kegiatan Produktif Perawat UGD Rumah Sakit Bali Royal
Jumlah waktu
Jumlah waktu

kegiatan
kegiatan
Usia
Total waktu
produktif
produktif tidak
langsung
langsung
Dewasa
2.334
detik
508 detik
2.842 detik (
Gawat
(38,9 menit)
(8,5 menit)
47,4 menit)
darurat
Anak-anak
4.975 detik

603 detik
5.578 detik
(82,9 menit)
(10,1 menit)
(93 menit)
7.309 detik
1.111 detik
8.420 detik
Total (detik)
(121,8 menit)
(18,6 menit)
(140,4 menit)
2.619 detik
1.369 detik
3.988 detik
Gawat tidak Dewasa
(43,7 menit)
(22,8 menit)
(66,5 menit)
darurat

Dewasa
1.778 detik
3.530 detik
5.308 detik
(29,6 menit)
(58,8 menit)
(88,4 menit)
Anak-anak
2.234 detik
2.809 detik
5.043 detik
(37,2 menit)
(46,8 menit)
(84 menit)
6.631 detik
7.708 detik
14.339 detik
Total (detik)
(110,5 menit)
(128,4 menit)

(238,9 menit)
1.681 detik
1.475 detik
3.156 detik
Darurat tidak Dewasa
(28 menit)
(24,6 menit)
(52,6 menit)
gawat
Anak-anak
1.361 detik
703 detik
2.064 detik
(22,7 menit)
(11,7 menit)
(34,4 menit)
Anak-anak
1.418 detik
1.672 detik
3.090 detik

(23,6 menit)
(27,9 menit)
(51,5 menit)
4.460 detik
3.850 detik
8.310 detik
Total (detik)
(74,3 menit)
(64,2 menit)
(138,5 menit)
Dari penelitian ini didapatkan, waktu pelayanan pasien gawat darurat dewasa adalah
2.842 detik (47,4 menit) dan untuk pasien anak-anak selama 3.835 detik (63,9 menit).
Sedangkan waktu pelayanan pasien gawat tidak darurat dewasa adalah 4.648 detik (77,5
menit) dan untuk pasien anak-anak selama 5.043 detik (84, 1 menit). Waktu pelayanan pasien
darurat tidak gawat dewasa adalah 3.156 detik (52,6 menit) dan untuk pasien anak-anak
selama 2.577 detik (43 menit). Waktu pelayanan pasien diatas tidak bersifat mutlak. Beberapa
faktor yang mempengaruhi waktu pelayanan pasien antara lain : umur pasien, keberadaan
dokter spesialis jaga, kecepatan pengambilan keputusan oleh keluarga pasien, katagori
pasien, dan keberadaan pasien false emergency.
Tabel 2. Rekapitulasi Total Waktu Kegiatan Tidak Produktif Perawat UGD Rumah Sakit Bali
Royal
Total waktu kegiatan tidak
produktif (menit)
Tanggal
No.
Total waktu (menit)
Pengamatan
Shift
Shift Pagi Shift Sore
Malam
1
7 Januari 2014
214
97
110
421
Katagori
pasien

2
3
4
5

14 Januari 2014
16 Januari 2014
22 Januari 2014
29 Januari 2014
Total waktu (menit)
Total waktu per shift
(menit)

108
76
130
126
654

108
100
21
34
360

220
179
222
189
920

436
355
373
349
1.934

130,8

72

184

386,8

Dari tabel diatas, tampak waktu kegiatan tidak produktif paling sedikit terjadi pada
shift sore. Ini sesuai dengan kunjungan yang paling ramai di UGD Rumah Sakit Bali Royal
adalah pada shift sore (sekitar pukul 16.00-22.00 WITA). Selama lima hari pengamatan,
didapatkan jumlah waktu kegiatan tidak produktif 1.934 menit. Jumlah waktu kegiatan tidak
produktif setiap harinya didapat 386,8 menit (6,45 jam). Dalam 24 jam terdapat 6,45 jam
(26,9%) kegiatan tidak produktif. Rasio kegiatan produktif dan kegiatan tidak produktif
didapatkan 73,1% : 26,9%. 19, dalam penelitiannya di Rumah Sakit Muhammdiyah Bandung
tahun 2012 mendapatkan perbandingan waktu kegiatan produktif dengan waktu kegiatan tidak
produktif 57,44% : 42, 56%. 19 Tampak waktu kegiatan produktif di UGD Rumah Sakit Bali
Royal lebih mendekati optimum dibandingkan dengan di UGD Rumah Sakit Muhammadiyah
Bandung. 19 mengkatagorikan beban kerja di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
termasuk ringan karena mempunyai waktu kegiatan produktif kurang dari 80% dibandingkan
dengan waktu kegiatan tidak produktif. Waktu kegiatan produktif pada rumah sakit profit
sekitar 85% adalah optimum. 3
Pengamatan dengan metoda Time Motion Study memberikan kesempatan kepada
pengamat untuk melihat bagaimana kualitas perawat yang menjadi sampel.Untuk pelayanan
di UGD salah satu kompetensi yang penting bagi perawat adalah kemampuan memasang
infus. Manajemen Rumah Sakit Bali Royal menetapkan salah satu sasaran mutu untuk
pelayanan di UGD adalah kemampuan memasang infus sekali tusuk serta waktu pemasangan
infus ditetapkan selama lima menit.
Pada pengamatan kegiatan produktif didapatkan dua orang perawat memasang infus
selama memberikan pelayanan di UGD, yaitu perawat APN yang memasang infus pada
pasien anak-anak umur 2 tahun dengan diagnosis kejang demam berulang dan perawat YPT
yang memasang infus pada pasien dewasa umur 50 tahun dengan diagnosis reaksi alergi,
dengan hipotensi, bigemini, dan penurunan kesadaran.
Perawat APN membutuhkan waktu 190 detik (3,2 menit) dan sekali menusukkan
abocath untuk memasang infus pada tangan kanan penderita. Karena infus bengkak, maka
infus dicabut dan dipindahkan ke tangan kiri. Untuk memasang infus di tangan kiri, perawat
APN membutuhkan waktu selama 385 detik (6,5 menit) dan sekali menusukkan abocath.
Perawat APN mengalami sedikit kesulitan memasang infus pada pasien anak-anak.Waktu
yang dihitung untuk pemasangan infus ini adalah saat dari stuwing, melakukan evaluasi
pembuluh darah, menusukkan abocath, dan memasang kanul infus.
Perawat YPT membutuhkan waktu 185 detik (3,1 menit) dan sekali menusukkan
abocath
untuk memasang infus pada pasien dewasa. Metode penghitungan waktu
pemasangan infus sama dengan yang diterapkan pada perawat APN. Tingkat kesulitan
memasang infus dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : anatomi pembuluh darah
pasien, usia pasien, riwayat pemasangan infus sebelumnya, dan kerjasama dari keluarga
pasien. Hal ini yang mempengaruhi pencapaian sasaran mutu pemasangan infus di UGD
Rumah Sakit Bali Royal tidak pernah mencapai nilai 100%.Dalam laporan pencapaian sasaran
mutu, nilai yang diperoleh oleh perawat UGD dalam pemasangan infus adalah 94-99%.
Perawat APN dan YPT mempunyai pengalaman yang sama sebagai perawat. Mereka
telah bekerja sebagai perawat sejak tahun 2008 sampai sekarang.Keduanya merupakan

lulusan Diploma 3 Keperawatan. Pengalaman yang cukup membuat mereka dipercaya sebagai
penanggung jawab shift jaga.
Secara umum semua perawat UGD Rumah Sakit Bali Royal yang diamati selama
penelitian mempunyai kemampuan yang baik dalam memberikan pelayanan kepada
pasien.Kompetensi yang dimiliki oleh mereka rata-rata sudah cukup memadai untuk bekerja
di UGD.Meskipun demikian, ada hal yang sering dilupakan oleh mereka.Sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dimiliki oleh UGD Rumah Sakit Bali Royal,
perawat harus melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan medis.Hal ini
perlu diteliti lebih lanjut mengingat banyak faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan
mencuci tangan.Apakah hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mereka tentang
pentingnya cuci tangan?
Perawat yang membantu tindakan intubasi di ruang resusitasi tampak tidak percaya
diri saat membantu dokter. Hal ini mungkin disebabkan karena perawat di UGD jarang
membantu dokter melakukan tindakan intubasi.Kemampuan resusitasi jantung paru tahap
lanjut memang bukan merupakan kompetensi perawat UGD.Untuk meningkatkan
kemampuan dan rasa percaya diri perawat UGD dalam melakukan resusitasi jantung paru
tahap lanjut perlu dilakukan pelatihan kepada perawat UGD.Alangkah baiknya jika perawat
UGD yang sudah mempunyai kemampuan resusitasi jantung paru tingkat dasar meningkatkan
kemampuannya ke tahap lanjut.
Tabel 3. Jumlah Waktu Kegiatan Produktif Pelayanan
Pasien Anak-Anak dan Dewasa Di UGD Rumah Sakit Bali Royal
Rata-rata waktu pelayanan
No. Katagori pasien Gawat darurat
Gawat tidak
Darurat tidak
darurat
gawat
1
Anak-anak
5.578 detik
5.043 detik
2.577 detik
(93menit)
(84menit)
(43menit)
2
Dewasa
2.842 detik
4.648 detik
3.156 detik
(47,4menit)
(77,4menit)
(24,6menit)
Total waktu
8.420 detik
9.691 detik
5.733 detik
(140,4menit)
(161,5menit)
(95,6menit)

Total waktu
pelayanan
13.198 detik
(220 menit)
10.646 detik
(177,5 menit)
23.844 detik
(397,4 menit)

Tabel 4. Jumlah Pasien Di UGD Rumah Sakit Bali RoyalPer Katagori Kasus

No.

Bulan

1
Januari
2
Februari
3
Maret
4
April
5
Mei
6
Juni
7
Juli
8
Agustus
9
September
10 Oktober
11 November
12 Desember
Total

Jumlah kasus per katagori
Gawat darurat Gawat tidak Darurat tidak
darurat
gawat
8
248
694
13
276
595
4
257
772
11
312
666
21
249
718
22
299
648
27
310
625
12
332
847
12
296
675
12
295
770
15
329
604
8
380
743
165
3.583
8.357

Jumlah kasus total
950
884
1.033
989
988
969
962
1.191
983
1077
948
1.131
12.105

Tabel 5. Beban Kerja Produktif Perawat UGD Rumah Sakit Bali Royal
Volume Waktu
Beban kerja per
transak transaksi
No
Katagori pasien
tahun
si
(detik)
1 Pasien gawat darurat
165
8.420
23.155 menit

Beban kerja per hari

63,4 menit
(1,1 jam)
2 Pasien gawat tidak darurat
3.583
9.691
578.714,2 menit 1.585,5menit
(26,4 jam)
3 Pasien darurat tidak gawat
8.357
5.733
798.511,4 menit 2.187,7menit
(36,5 jam)
Beban kerja pelayanan pasien darurat tidak gawat yang tinggi salah satunya disebabkan
karena banyaknya pasien false emergency juga dilayani di UGD.Pasien false mergency tersebut
diantaranya adalah pasien yang direncanakan menjalani operasi elektif tetapi dipersiapkan di UGD.
Penelitian lain mengenai beban kerja di UGD dikerjakan oleh Haryanti, Aini F, dan Purwaningsih P
di UGD RSUD Semarang menggunakan metode daily log study tahun 2013, mendapatkan beban
kerja perawat UGD RSUD Semarang termasuk tinggi (93,1%).20 Suhartini T melakukan penelitian
di IGD Rumah Sakit H. Koesnadi Bondowoso pada tahun 2012 dengan melibatkan 18 orang
perawat UGD mendapatkan beban kerja di IGD Rumah Sakit H. Koesnadi Bondowoso termasuk
sedang. 21
Selanjutnya kebutuhan tenaga perawat di UGD Rumah Sakit Bali Royal dapat dihitung
dengan formula Ilyas. Rumah Sakit Bali Royal mempunyai waktu kerja 281 hari per tahun dan cuti
tahunan selama 12 hari.Rumah Sakit Bali Royal tidak mencantumkan hari pelatihan atau
pendidikan dan hari ketidakhadiran kerja dalam aturannya.Jika menggunakan simulasi waktu kerja
pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 81/Menkes/SK/I/2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Tingkat Propinsi,
Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit dengan memasukan hari pendidikan atau pelatihan selama 5
hari per tahun dan hari ketidakhadiran kerja selama 10 hari per tahun yang dikombinasikan dengan
hari kerja di Rumah Sakit Bali Royal maka akan didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 6. Waktu Kerja Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
81/Menkes/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit
Kode
Faktor
Jumlah Keterangan
A
Hari kerja (sudah dipotong libur hari raya agama, libur
281
Hari/Tahun
hari minggu, dan libur nasional)
B
Cuti tahunan
12
Hari/Tahun
C
Pendidikan dan Pelatihan
5
Hari/Tahun
D
Ketidakhadiran kerja
10
Hari/Tahun
Hari kerja efektif
254
Hari/Tahun
{A-(B+C+D)}
Hari kerja efektif = 254 x 4/5 = 203,2 dibulatkan menjadi 204. Faktor 4/5 diambil dari rata-rata
perawat bekerja 24 hari dalam sebulan (30 hari) sehingga didapatkan 24/30 = 4/5
DISKUSI
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui
beban kerja perawat di UGD Rumah Sakit Bali Royal dan menghitung kebutuhan perawat di UGD
Rumah Sakit Bali Royal. Metode yang digunakan untuk menghitung beban kerja adalah Time
Motion Study. Semua aktivitas perawat mahir dicatat saat memberikan pelayanan pada pasien gawat
darurat, gawat tidak darurat, dan darurat tidak gawat. Selain itu juga dilakukan pencatatan kegiatan
tidak produktif yang dilakukan oleh perawat. Sesuai dengan hasil diskusi dengan Kepala UGD
Rumah Sakit Bali Royal maka perawat mahir yang diamati untuk kegiatan produktif adalah perawat

penanggung jawab shift. Perawat yang diamati untuk kegiatan tidak produktif adalah semua
perawat yang bertugas saat shift tersebut. Data sekunder berupa jumlah pasien dari JanuariDesember 2013 diperoleh dari register UGD Rumah Sakit Bali Royal. Informed consent mengenai
penelitian ini diberikan kepada semua perawat UGD Rumah Sakit Bali Royal dan perawat yang
setuju untuk diamati menandatangani surat persetujuan menjadi sampel.
Selama penelitian, beberapa permasalahan yang dihadapi peneliti adalah adanya perubahan
jadwal jaga perawat di UGD Rumah Sakit Bali Royal. Jadwal jaga perawat di UGD Rumah Sakit
Bali Royal mengikuti pola pagi-pagi, sore-sore, malam-malam, dan libur-libur dirubah menjadi
suatu pola dimana dalam satu bulan kerja seorang perawat hanya mendapat libur sebanyak tanggal
merah yang ada dalam rentang bulan tersebut. Yang dimaksud dengan satu bulan kerja adalah dari
tanggal 21 bulan sekarang sampai dengan tanggal 20 bulan berikutnya. Jika dalam rentang waktu
tersebut ada lima kali hari minggu maka seorang perawat akan memperoleh lima hari libur dalam
bulan kerja tersebut. Jadwal jaga tidak diatur berurutan lagi tapi diatur secara acak. Seorang perawat
yang menyelesaikan shift malam dapat bekerja lagi pada shift sore (hanya mendapatkan istirahat
pulang ke rumah selama satu shift jaga saja). Kesulitan lain yang ditemui selama proses penelitian
adalah mencari pasien anak-anak yang dirawat di plang merah. Demikian juga dengan pasien
dewasa yang dirawat di plang merah. Pasien dewasa yang dirawat di plang merah dapat diobservasi
pada tanggal 10 Januari 2014 dan pasien anak-anak yang dirawat di plang merah dapat diobservasi
pada shift malam tanggal 30 Januari 2014.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil pengamatan kegiatan produktif, yaitu pengamatan kegiatan satu perawat dalam
memberikan pelayanan kepada pasien, yang dibedakan kedalam katagori pelayanan gawat darurat
(plang merah), gawat tidak darurat (plang kuning), dan darurat tidak gawat (plang hijau). Jika ada
pasien yang dirawat dengan katagori false emergency maka pasien tersebut dimasukan ke dalam
katagori darurat tidak gawat. Di UGD Rumah Sakit Bali Royal terdapat empat perawat penanggung
jawab shift sehingga satu orang perawat penanggung jawab shift diamati dua kali untuk pengamatan
kegiatan produktif. Untuk kegiatan tidak produktif dilakukan pengamatan kegiatan perawat dalam
satu shift jaga secara intermiten. Kegiatan tidak produktif perawat dicatat setiap satu jam sekali
selama satu hari. Pengamatan kegiatan produktif dan tidak produktif ini dilakukan penuh selama
satu bulan dari dari tanggal 1 Januari – 31 Januari 2014. Jadwal pengamatan yang jatuh pada hari
libur juga dilakukan untuk mendapatkan kondisi yang sebenarnya di UGD. Hal ini juga untuk
mengurangi bias karena perawat tidak mengetahui kapan sebenarnya peneliti melakukan
pengambilan data yang sebenarnya. Peneliti berusaha sedemikian mungkin sehingga perawat
merasa tidak diamati sewaktu melayani pasien. Peneliti berusaha menjaga jarak dengan perawat
sejauh pandangan dalam melakukan pengamatan.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang dimiliki oleh UGD
Rumah Sakit Bali Royal berupa buku register pasien, laporan bulanan UGD Rumah Sakit Bali
Royal, dan data dari bagian Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Bali Royal. Pengumpulan data
sekunder dilakukan diantara pengumpulan data primer. Data sekunder berupa data pasien yang
diambil dari buku register UGD Rumah Sakit Bali Royal kadang diambil tengah malam atau dini
hari saat pasien tidak ada.
Menurut Standar Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Di Rumah Sakit Direktorat Bina
Pelayanan Keperawatan Dan Keteknisian Medik Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tampak persyaratan untuk perawat pelaksana di UGD,
bagi perawat GPDC, KAAN, IKES, DEK, PAAL tidak terpenuhi. Menurut standar tersebut, jika
perawat pelaksana adalah Ners, maka dia harus mempunyai pengalaman klinik 1 tahun. Perawat
GPDC, KAAN, IKES, DEK, PAAL sudah mempunyai sertifikat tentang emergency nursing tapi
tidak mempunyai pengalaman. Perawat NKS yang lulusan Diploma 3, seharusnya mempunyai
pengalaman klinik 2 tahun. Perawat NKS belum mempunyai pengalaman klinik 2 tahun sebelum

bekerja di UGD. Perawat NKS juga belum mempunyai sertifikat pelatihan emergency nursing saat
ini. Kualifikasi perawat penanggung jawab shift dan kepala perawat UGD Rumah Sakit Bali Royal
sudah memenuhi persyaratan standar tersebut.21
Pengamatan dilakukan dari tanggal 1-31 januari 2014. Jadwal jaga perawat di UGD Rumah
Sakit Bali Royal disusun mulai tanggal 21 bulan sekarang sampai tanggal 20 bulan berikutnya.
Berikut adalah jadwal jaga perawat di UGD Rumah Sakit Bali Royal bulan Januari 2014.
SIMPULAN
Beberapa kesimpulan dapat ditarik dari penelitian ini antara lain
Pertama waktu pelayanan pasien gawat darurat dewasa dan anak-anak di UGD Rumah Sakit Bali
Royal.Dari penelitian ini didapatkan waktu pelayanan pasien di UGD Rumah Sakit Bali Royal
sebagai berikut :
Tabel 7. Waktu Pelayanan Pasien Di UGD Rumah Sakit Bali Royal
No.
Kriteria pasien
Anak-anak
Dewasa
1
Gawat darurat
3.835 detik(63,9 menit)
2.842 detik (47,4 menit)
2
Gawat tidak darurat
5.043 detik(84,1 menit)
4.648 detik (77,5 menit)
3
Darurat tidak gawat
2.577 detik (43 menit)
3.156 detik (52,6 menit)
Beberapa faktor yang mempengaruhi waktu pelayanan pasien antara lain umur pasien, keberadaan
dokter spesialis jaga, keluarga pasien belum siap memberikan keputusan akan tindakan medis yang
akan dikerjakan oleh dokter, pasien operasi berencana dipersiapkan di UGD, pasien bedah kadang
memerlukan waktu pelayanan yang lebih lama dibandingkan pasien non bedah.
Kedua waktu kegiatan produktif dan kegiatan tidak produktif perawat UGD Rumah Sakit Bali
Royal.Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan perbandingan waktu kegiatan produktif dan
kegiatan tidak produktif perawat UGD Rumah Sakit Bali Royal sebesar : 73,1% : 26,9%.
Perbandingan ini mencerminkan penggunaan waktu oleh perawat UGD Rumah Sakit Bali Royal
termasuk optimum. Penggunaan waktu produktif mendekati 85% termasuk optimum karena tidak
mungkin meminta perawat untuk bekerja 100% .3
Ketiga beban kerja perawat UGD Rumah Sakit Bali Royal.
Adapun beban kerja perawat UGD Rumah Sakit Bali Royal yang didapatkan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut : untuk pasien gawat darurat sebesar 63,4 menit per hari (1,1 jam per hari),
pasien gawat tidak darurat 1.585,5 menit per hari (26,4 jam per hari), dan pasien darurat tidak gawat
2.187,7 menit per hari (36,5 jam per hari).
Keempat jumlah perawat yang dibutuhkan UGD Rumah Sakit Bali Royal dalam memberikan
pelayanan.Dengan menggunakan formula Ilyas dan waktu kerja yang tersedia sesuai dengan aturan
Rumah Sakit Bali Royal serta Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
81/Menkes/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit, maka didapatkan kebutuhan
perawat di UGD Rumah Sakit Bali Royal saat ini sebanyak 17 orang.

DAFTAR PUSTAKA
1. Heriawan R. 2010. Hasil Sensus Penduduk 2010. Data Agregat Per Provinsi. Badan Pusat
Statistik.[ akses 22 Januari 2013 ]diunduh dari :” http://www.bps.go.id/65tahun/SP2010_
agregat_data_perProvinsi.pdf
2. Emrizal. 2007. Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Pasien Pada Rumah
Sakit Bunda Medical Center. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 2 Nomor 2. [akses 22 Januari
2013] diunduh dari ”http://portalgaruda.org/download_article.php?article= 58188&val=4377
3. Ilyas Y. Perencanaan SDM Rumah Sakit teori, Metoda, dan Formula. Cetakan ketiga. Jakarta;
Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011.
4. Handoko TH. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi kedua, Cetakan
kedelapan belas. Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta 2011.
5. Indonesia KKR. Profil Data Kesehatan Indonesia. [serial Online]; 2012 [akses 22 Januari 2012.]
diunduh dari: "http://www.depkes.go.id/downloads" http://www.depkes.go.id/downloads .
6. R. H. Hasil Sensus Penduduk 2010. [serial Online].; 2010 [diakses 22 Januari 2013]. diunduh
dari: "http://www.bps.go.id/65tahun/SP2010_agregat_data_perProvinsi.pdf"
http://www.bps.go.id/65tahun/SP2010_agregat_data_perProvinsi.pdf .
7. Y I. Perencanaan SDM Rumah Sakit teori, Metoda, dan Formula. Cetakan ketiga ed. Jakarta:
Fakultas Kesehatan Masyarakat; 2011.
8. TH H. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi kedua ed. Yogyakarta: BPFEYogyakarta; 2011.
9. Moekijat. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Cetakan pertama ed. Bandung:
Penerbit Mandar Maju; 1995.
10. Manullang MMdM. Manajemen Personalia.. Edisi ketiga ed. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press; 2006.
11. Arwani d. Manajemen Bangsal Keperawatan. Cetakan pertama ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2004.
12. Moekijat. Analisis Jabatan. Cetakan ke sepuluh ed. Bandung: Penerbit Mandar Maju; 2011.
13. G B. Masteran Laporan - Motion and Time Study. [Online].; 2009 [diakses 3 Maret 2014.
Diunduh dari: "http://masteran.blogspot.com/2009/05/motion-and-time-study.html"
http://masteran.blogspot.com/2009/05/motion-and-time-study.html .
14. Sugono D d. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi ke tujuh ed. Jakarta:
Percetakan PT GramediaUndang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit tahun 2014.
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 81/Menkes/SK/I/2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Tingkat Propinsi,
Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit 2004
16. Andini S. Analisa Kebutuhan Tenaga Keperawatan Di Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit
Umum Pusat Persahabatan Berdasarkan Beban dan Kompetnsi Kerja.Tesis. Program Pasca
Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2013.
17. Rachmasari MSA; dkk. 2012. Tugas SGD Keperawatan Gawat Darurat “Triage”. Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Udayana [diakses 12 Maret 2013]diunduh .
http://www.scribd.com/doc/95095800/Sgd-Triage
18. Musliha.. Keperawatan Gawat Darurat Plus Contoh Askep Dengan Pendekatan NANDA, NIC,
NOC. Cetakan Pertama. Yogyakarta. Nuha Medika 2010.
19. Hendianti GN, Somantri I, dan Yudianto K. 2012. Gambaran Beban Kerja Perawat Pelaksana
Unit Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.Bandung.Fakultas Ilmu
Keperawatan Iniversitas Padjajaran.[diakses 26 Februari 2014].Diunduh dari
http://journals.unpad.ac.id/ejournal/article/view/717 .
20. Haryanti, Aini F; Purwaningsih P. 2013.Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja
Perawat Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Semarang. Jurnal Managemen
Keperawatan. Volume 1. No 1. 48-56. [diakses 26 Februari 2014]. Diunduh dari
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JMK/article/view/949/1001.

21. Suhartati; dkk. 2011. Standar Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Di Rumah Sakit.
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Dan Keteknisian Medik Direktorat Jendral Bina Upaya
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.