Prosedur Penerimaan Pasien IGD (Instalasi Gawat Darurat) Pada Bali Royal Hospital (BROS) di Denpasar.
PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN IGD (INSTALASI GAWAT DARURAT)
PADA BALI ROYAL HOSPITAL (BROS) DI DENPASAR
Oleh :
NI MADE MARHENI DWIASTARI NIM : 1306013007
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
(2)
i
PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN IGD (INSTALASI GAWAT DARURAT)
PADA BALI ROYAL HOSPITAL (BROS) DI DENPASAR
Oleh :
NI MADE MARHENI DWIASTARI NIM : 1306013007
Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar
(3)
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 01 Juni 2016.
Tim Penguji : Tanda Tangan
1. Ketua : Dr. Maria M. Ratna Sari,SE., MSi.,Ak.
2. Sekretaris : Eka Ardhani Sisdyani, SE., M.Com.,Ak.
Mengetahui,
Ketua Program Pembimbing
Drs. Komang Ardana, MM Dr. Maria M. Ratna Sari,SE., MSi., Ak. NIP. 19561012 198403 1 003 NIP. 19650809 199303 2 001
(4)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Prosedur Penerimaan Pasien IGD (Instalasi Gawat Darurat) pada Bali Royal Hospital (BROS) di Denpasar”
Adapun tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Diploma III Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Dalam penyusunan dan penyelesaian Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktu yang banyak membantu serta memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan Tugas Akhir ini. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE.,M.S selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Bapak Drs. Komang Ardana,MM selaku Ketua Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4. Bapak I Made Karya Utama,SE.,M.Com.,Ak., selaku Koordinator Jurusan Akuntansi Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
(5)
iv
5. Ibu Eka Ardhani Sisdyani, SE., M.Com.,Ak. selaku Pembimbing Akademik (PA) selama penulis menjalankan kuliah pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
6. Ibu Dr. Maria M. Ratna Sari, SE., MSi., Ak. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Studi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun Tugas Akhir ini sampai dengan selesai.
7. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
8. Ibu Ni Ketut Restini selaku Ketua Unit Kasir Bagian Keuangan beserta stafnya yang telah memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir Studi pada Bali Royal Hospital di Denpasar.
9. Untuk keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan TAS.
10.Untuk teman-teman Sang Ayu Made Darsini dan Ni Komang Ayu Triana Surya Lestari, yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir Studi. 11.Seluruh teman-teman senasib dan seperjuangan Program Diploma III Fakultas
(6)
v
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir Studi ini jauh dari sempurna dan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir Studi ini. Sebagai akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada yang kurang berkenan dan penulis berharap semoga Tugas Akhir Studi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Denpasar, April 2016
(7)
vi
Judul : Prosedur Penerimaan Pasien IGD (Instalasi Gawat Darurat) pada Bali Royal Hospital (BROS) di Denpasar
Nama : Ni Made Marheni Dwiastari NIM : 1306013007
ABSTRAK
Bali Royal Hospital (BROS) merupakan pelayan kesehatan masyarakat yang melayani berbagai fasilitas kesehatan baik itu rawat jalan maupun rawat inap.Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu bagian di rumah sakit yang menyediakan penanganan pertama pada keadaan gawat darurat, pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) harus memberikan pelayanan 24 jam perhari. Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui prosedur penerimaan pasien IGD (Instalasi Gawat Darurat) pada Bali Royal Hospital (BROS) di Denpasar.
Dalam penelitian yang dilakukan, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan data sekunder. Semua data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif.
Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa prosedur peneriman pasien IGD sudah sesuai dengan Standar Operating Prosedure (SOP), yang digunakan sebagai pedoman dalam prosedur penerimaan pasien IGD (Instalasi Gawat Darurat) pada Bali Royal Hospital (BROS) di Denpasar.
(8)
vii DAFTAR ISI
Isi Halaman
JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Tujuan Penelitian ... 2
1.3Kegunaan Penelitian ... 3
1.4Sistematika Penulisan ... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Landasan Teori ... 6
2.1.1 Pengertian Sisten dan Prosedur ... 6
2.1.1.1Karakteristik Prosedur ... 5
2.1.1.2 Manfaat Prosedur... 6
2.1.2 Pengertian IGD (Instalasi Gawat Darurat), Rawat Jalan, Dan Rawat Inap ... 9
2.1.3 Fungsi yang Terkait ... 9
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 14
3.2 Obyek Penelitian ... 14
3.3 Identitas Variabel ... 14
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 15
3.5 Jenis dan Sumber Data ... 15
3.5.1 Jenis Data ... 15
3.5.2 Sumber Data ... 15
3.6 Responden Penelitian ... 16
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 16
(9)
viii
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Daerah/Deskripsi Hasil Penelitian ... 19
4.1.1 Sejarah Berdirinya Bali Royal Hospital (BROS) ... 19
4.1.2 BidangTugas / Kegiatan Bali Royal Hospital (BROS) di Denpasar ... 23
4.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan ... 30
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 42
4.2.1 Bagian-Bagian yang Terkait ... 42
4.2.2 Dokumen yang Digunakan ... 43
4.2.3 Jurnal Pasien IGD (Instalansi Gawat Darurat) ... 44
4.2.4 Prosedur Penerimaan Pasien IGD (Instalansi Gawat Darurat) .... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 51
5.2 Saran ... 52
DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN
(10)
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman 4.1 Jenis dan Jumlah tempat Tidur Rumah Sakit Umum Bali Royal
Tahun 2015 ... 23 4.1.1 Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan ... 30 4.2 Flowchart Prosedur Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap di IGD ... 47
(11)
x
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Billing/Tagihan Pasien
LAMPIRAN 2 Blanko/Form Tindakan Medik Rawat Inap LAMPIRAN 3 Blanko/Form Tindakan Medik IGD LAMPIRAN 4 Permohonan Jurnal
LAMPIRAN 5 Bukti Jurnal
LAMPIRAN 6 SOP (Standard Operating Prosedure)Registrasi Pasien IGD LAMPIRAN 7 SOP (Standard Operating Prosedure)Transaksi Pembayaran
Dengan Tunai Untuk Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan (Jaminan Umum/Pribadi)
(12)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman dan pengaruh globalisasi yang terus bergulir sehingga perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi dan informasi berkembang dengan cepat. Pada era globalisasi sekarang ini, perkembangan dan kemajuan diberbagai bidang membawa dampak yang luas dalam semua aspek kehidupan. Tidak terkecuali dalam bidang kesehatan. Dengan peningkatan taraf hidup (sosial ekonomi) masyarakat yang disertai dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya ilmu pengetahuan terutama dibidang kedokteran menyebabkan tuntutan masyarakat akan kuantitas dan kualitas dari pelayanan kesehatan di rumah sakit semakin besar. Untuk itu rumah sakit harus mampu memenuhi tuntutan masyarakat tersebut.
Seperti halnya pada rumah sakit Bali Royal Hospital (BROS) Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu bagian di rumah sakit yang menyediakan penanganan pertama pada keadaan gawat darurat karena sakit atau cedera yang dapat mengancam keselamatan nyawa dan mencegah cedera lebih lanjut, pelayanan di instalasi gawat darurat harus memberikan pelayanan 24 jam perhari.
Efek lamanya pelayanan di instalasi gawat darurat akan memperparah kondisi pasien, memperburuk kondisiprimer pasiensehingga terjadinya peningkatan mortalitas dan kecacatan lebih lanjut. Semakin parahnya kondisi pasien karena keterlambatan
(13)
2
pelayanan akan meningkatnya biaya (cost) yang akan di tanggung oleh pasien dan dipertimbangkan secara total oleh rumah sakit.
Rumah sakit sebagai badan usaha yang memiliki fungsi sosial (nirlaba) tetap membutuhkan akuntansi untuk pencatatan atas aktiva yang dimiliki dan kegiatan operasional yang dilaksanakannya. Salah satu faktor yang dapat memajukan atau mengembangkan perusahaan adalah prosedur penerimaan pasien IGD yang digunakan, prosedur penerimaan yang handal sangat diperlukan dalam memelihara dan menjaga kualitas yang dimiliki oleh suatu badan usaha, Oleh karena itu perusahaan mempunyai cara tersendiri untuk meningkatkan kualitas prosedur penerimaan pasien IGD.
Prosedur penerimaan pasien IGDsangat berperan besar bagi perusahaan, hal tersebut perlu menjadi perhatian Bali Royal Hospital sebagai pelayan kesehatan masyarakat baru beroperasi pada tanggal 17 Juli 2010. Maka dari itu prosedur penerimaan pasien IGD dari pasien rawat jalan hingga rawat inap harus dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang akan menjadi pokok permasalahan adalah bagaimana “Prosedur Penerimaan Pasien IGD(Instalasi Gawat Darurat) Pada Bali Royal Hospital (BROS) di Denpasar”
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur penerimaan pasien IGD (Instalasi Gawat Darurat) pada Bali Royal Hospital (BROS) di Denpasar”.
(14)
3 1.3 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian adalah sebagai berikut : 1) Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan prosedur penerimaan pasien IGD (Instalasi Gawat Darurat) di Bali Royal Hospital (BROS) di Denpasar.
2) Bagi Pembaca
Memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai pelaksanaan prosedur penerimaan pasien IGD (Instalasi Gawat Darurat) sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah dan dapat digunakan sebagai referensi dalam penulisan Tugas Akhir bagi peneliti lain.
3) Bagi Perusahaan
Memberikan saran terhadap perusahaan yang mungkin berguna di masa yang akan datang dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk kemajuan dan alat intropeksi atas kelemahan prosedur yang digunakan sehingga manajemen perusahaan menjadi lebih baik.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara garis besar mengenai isi dan susunan laporan ini, maka berikut ini dikemukakan sistematika dari masing-masing bab sebagai berikut :
(15)
4 Bab I : PENDAHULUAN
Bab ini menjabarkan tentang latar belakang yang mengarah pada pokok permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang dapat diakui sebagai dasar acuan penelitian.
Bab III : METODE PENELITIAN
Bab ini menyajikan tentang lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, devinisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data.
Bab IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Bab ini membahas tentang gambaran umum daerah/deskripsi hasil penelitian, struktur organisasi dan uraian jabatan, dan pembahasan hasil penelitian.
(16)
5 Bab V : Simpulan dan Saran
Bab ini merupakan bagian penutup yaitu terdiri dari kesimpulan dan saran yang dihasilkan dari penulisan Tugas Akhir Studi dan pembahasan yang dilakukan terkait dengan prosedur penerimaan pasien IGD (Instalasi Gawat Darurat) pada Bali Royal Hospital (BROS) di Denpasar.
(17)
6 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur
Suatu informasi dari suatu perusahaan terutama informasi mengenai keuangan dan informasi akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan tersebut maka diperlukan suatu sistem informasi yang benar-benar akurat, sehingga sistem informasi tersebut dapat dipercaya kebenarannya. Oleh karena itu, suatu sistem sudah seharusnya dimiliki oleh setiap perusahaan demi kelangsungan dari perusahaan itu sendiri. Sistem yang disusun untuk suatu perusahaan dapat diproses secara manual maupun dengan komputerisasi.
Menurut Baridwan (2002:3), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan, sedangkan Mulyadi (2005:5) mendefinisikan sistem adalah suatu kerangka dari prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu kesatuan dari prosedur yang diintegrasikan dan diciptakan untuk dapat mengikuti, mencatat, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
(18)
7
berhubungan dengan salah satu bidang akuntansi sehingga tercapai tujuan perusahaan.
Berkaitan dengan pengertian sistem, yaitu sistem merupakan suatu kesatuan dari prosedur yang berkaitan, maka dapat dikemukakan beberapa pengertian prosedur. Menurut Baridwan (2002:3) prosedur adalah suatu urutan kegiatan yang saling terkait, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perubahan yang terjadi berulang-ulang. Sedangkan menurut Mulyadi (2010:3) prosedur adalah suatu kegiatan urutan klerikal yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perubahan secara berulang-ulang.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan bagian dari sistem yang menyangkut urutan-urutan kegiatan perusahaan yang harus dilalui dan bersifat klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perubahan secara berulang-ulang agar aman dan lancar. Kegiatan klerikal yang dimaksud adalah kegiatan untuk mencatat informasi dalam formulir buku jurnal dan buku besar yang terdiri dari mendaftar, menulis, memberi kode, melaksanakan, menghitung, memindahkan, serta membandingkan informasi yang ada.
(19)
8 2.1.1.1 Karakteristik Prosedur
Berikut ini diuraikan beberapa karakteristik prosedur, diantaranya adalah:
1) Prosedur menunjang tercapainya suatu organisasi
2) Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya seminimal mungkin
3) Prosedur menunjukkan urutan-urutan yang logis dan sederhana
4) Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggungjawab
5) Menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan
6) Adanya suatu pedoman kerja yang harus diikuti oleh anggota organisasi 7) Mencegah terjadinya penyimpangan
2.1.1.2 Manfaat Prosedur
Suatu prosedur dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1) Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa yang akan datang
2) Mengubah pekerjaan berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas, sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya mengerjakan yang seperlunya saja
(20)
9
3) Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana
4) Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja yang efektif dan efisien
5) Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan, bila terjadi penyimpangan akan dapat segera diadakan perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.
2.1.2 Pengertian IGD, Rawat Jalan, dan Rawat Inap A. Pengertian IGD (Instalansi Gawat Darurat)
Menurut Azrul (1997), yang dimaksud gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya (life saving).
Menurut Azrul (1997),Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu sumber utama pelayanan kesehatan di rumah sakit. Ada beberapa hal yang membuat situasi di IGD menjadi khas, diantaranya adalah pasien yang perlu penanganan cepat walaupun riwayat kesehatannya belum jelas.
Maksud dari pelayanan rawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya. Unit kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat darurat disebut dengan nama Instalasi Gawat Darurat (IGD). Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, keberadaan IGD dapat
(21)
10
beraneka macam. Namun yang lazim ditemukan adalah yang tergabung dalam rumah sakit.
Meskipun telah majunya sistem rumah sakit yang dianut oleh suatu negara bukan berarti tiap rumah sakit memiliki kemampuan mengelola IGD sendiri. Penyebab utama kesulitan untuk mengelola IGD adalah karena IGD merupakan salah satu dari unit kesehatan yang paling padat modal, padat karya, serta padat teknologi.
IGD yaitu suatu tempat / unit pelayanan dirumah sakit yang memiliki tim kerja dengan kemampuan khusus dan peralatan yang memeberikan pelayanan pasien gawat darurat yang terorganisir.
Tujuan IGD (Instalasi Gawat Darurat) adalah :
1) Mencegah kematian dan kecacatan pada penderita gawat darurat 2) Menerima rujukan pasien atau mengirim pasien
3) Melakukan penanggulangan korban musibah masal dan bencana yang terjadidalammaupun diluar rumah sakit
4) Suatu IGD harus mampu memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi pada masyarakat dengan problem medis akut
B. Pengertian Rawat Jalan
Menurut Huffman (1994), pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang tidak mendapatkan pelayanan rawat inap di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
(22)
11
Secara sederhana yang dimaksud dengan pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap (hospitalization). Pelayanan rawat jalan ini termasuk tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana pelayanan kesehatan yang telah lazim dikenal rumah sakit atau klinik, tetapi juga yang diselenggarakan di rumah pasien (home care) serta di rumah perawatan
(nursing homes). Bentuk pertama dari pelayanan rawat jalan adalah yang
diselenggarakan oleh klinik yang ada kaitannya dengan rumah sakit (hospital based ambulatory care). Jenis pelayanan rawat jalan di rumah sakit secara umum dapat dibedakan atas 4 macam yaitu :
1) Pelayanan gawat darurat (emergency services)
adalah untuk menangani pasien yang butuh pertolongan segera dan mendadak.
2) Pelayanan rawat jalan paripurna (comprehensive hospital outpatient services)
adalah yang memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai dengan kebutuhan pasien.
3) Pelayanan rujukan (referral services)
adalah hanya melayani pasien-pasien rujukan oleh sarana kesehatan lain. Biasanya untuk diagnosis atau terapi, sedangkan perawatan selanjutnya tetap ditangani oleh sarana kesehatan yang merujuk.
(23)
12
4) Pelayanan bedah jalan (ambulatory surgery services)
adalah memberikan pelayanan bedah yang dipulangkan pada hari yang sama.
C. Pengertian Rawat Inap
Menurut Huffman (1994), Rawat inap adalah salah satu bentuk proses pengobatan atau rehabilitasi oleh tenaga pelayanan kesehatan profesional pada pasien yang menderita suatu penyakit tertentu, dengan cara di inapkan di ruang rawat inap tertentu sesuai dengan jenis penyakit yang dialaminya.
2.1.3 Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam proses penerimaan pasien IGD (Instalasi Gawat Darurat) adalah :
1) Fungsi Pendaftaran Pasien
Fungsi ini bertanggung jawab mendaftar pasien yang akan masuk rawat jalan dan rawat inap. Pasien rawat inap mendapatkan Dokumen Rekam medik (Dok RM) yang berisi surat pernyataan, surat perawatan dan lembar pelayanan. Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian pendaftaran pasien rawat inap/IGD.
2) Fungsi Catatan Medik
Fungsi catatan medik bertugas mengarsip dokumen rekam medik (dok RM) dan rincian-rincian semua biaya (RBRI) atas
(24)
13
tindakan yang telah diberikan. Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian pencatatan medis.
3) Fungsi Kasir IGD
Fungsi ini bertugas menerima kas dari biaya perawatan pasien rawat jalan dan rawat inap. Fungsi kasir ini juga bertanggung jawab melaporkan ke bendahara penerima atas kas masuk. Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian kasir rawat jalan dan rawat inap. 4) Fungsi Pelayanan Medis
Tugas dari fungsi ini adalah memberikan pelayanan medik kepada pasien serta melakukan pencatatan medis, non medis, dan obat-obatan. Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian pelayanan medis.
5) Fungsi Keuangan
Fungsi ini bertugas menerima seluruh penerimaan kas yang diterima baik dari instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan dan jasa lain. Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian bendahara penerimaan.
6) Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab mencatat dan menghitung penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas serta membuat dan melaporkan laporan keuangan. Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian akuntansi.
(1)
2.1.1.1 Karakteristik Prosedur
Berikut ini diuraikan beberapa karakteristik prosedur, diantaranya adalah:
1) Prosedur menunjang tercapainya suatu organisasi
2) Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya seminimal mungkin
3) Prosedur menunjukkan urutan-urutan yang logis dan sederhana
4) Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggungjawab
5) Menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan
6) Adanya suatu pedoman kerja yang harus diikuti oleh anggota organisasi 7) Mencegah terjadinya penyimpangan
2.1.1.2 Manfaat Prosedur
Suatu prosedur dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1) Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa yang akan datang
2) Mengubah pekerjaan berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas, sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya mengerjakan yang seperlunya saja
(2)
3) Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana
4) Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja yang efektif dan efisien
5) Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan, bila terjadi penyimpangan akan dapat segera diadakan perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.
2.1.2 Pengertian IGD, Rawat Jalan, dan Rawat Inap A. Pengertian IGD (Instalansi Gawat Darurat)
Menurut Azrul (1997), yang dimaksud gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya (life saving).
Menurut Azrul (1997),Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu sumber utama pelayanan kesehatan di rumah sakit. Ada beberapa hal yang membuat situasi di IGD menjadi khas, diantaranya adalah pasien yang perlu penanganan cepat walaupun riwayat kesehatannya belum jelas.
Maksud dari pelayanan rawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya. Unit kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat darurat disebut dengan nama Instalasi Gawat Darurat (IGD). Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, keberadaan IGD dapat
(3)
beraneka macam. Namun yang lazim ditemukan adalah yang tergabung dalam rumah sakit.
Meskipun telah majunya sistem rumah sakit yang dianut oleh suatu negara bukan berarti tiap rumah sakit memiliki kemampuan mengelola IGD sendiri. Penyebab utama kesulitan untuk mengelola IGD adalah karena IGD merupakan salah satu dari unit kesehatan yang paling padat modal, padat karya, serta padat teknologi.
IGD yaitu suatu tempat / unit pelayanan dirumah sakit yang memiliki tim kerja dengan kemampuan khusus dan peralatan yang memeberikan pelayanan pasien gawat darurat yang terorganisir.
Tujuan IGD (Instalasi Gawat Darurat) adalah :
1) Mencegah kematian dan kecacatan pada penderita gawat darurat 2) Menerima rujukan pasien atau mengirim pasien
3) Melakukan penanggulangan korban musibah masal dan bencana yang terjadidalammaupun diluar rumah sakit
4) Suatu IGD harus mampu memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi pada masyarakat dengan problem medis akut
B. Pengertian Rawat Jalan
Menurut Huffman (1994), pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang tidak mendapatkan pelayanan rawat inap di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
(4)
Secara sederhana yang dimaksud dengan pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap (hospitalization). Pelayanan rawat jalan ini termasuk tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana pelayanan kesehatan yang telah lazim dikenal rumah sakit atau klinik, tetapi juga yang diselenggarakan di rumah pasien (home care) serta di rumah perawatan (nursing homes). Bentuk pertama dari pelayanan rawat jalan adalah yang diselenggarakan oleh klinik yang ada kaitannya dengan rumah sakit (hospital based ambulatory care). Jenis pelayanan rawat jalan di rumah sakit secara umum dapat dibedakan atas 4 macam yaitu :
1) Pelayanan gawat darurat (emergency services)
adalah untuk menangani pasien yang butuh pertolongan segera dan mendadak.
2) Pelayanan rawat jalan paripurna (comprehensive hospital outpatient services)
adalah yang memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai dengan kebutuhan pasien.
3) Pelayanan rujukan (referral services)
adalah hanya melayani pasien-pasien rujukan oleh sarana kesehatan lain. Biasanya untuk diagnosis atau terapi, sedangkan perawatan selanjutnya tetap ditangani oleh sarana kesehatan yang merujuk.
(5)
4) Pelayanan bedah jalan (ambulatory surgery services)
adalah memberikan pelayanan bedah yang dipulangkan pada hari yang sama.
C. Pengertian Rawat Inap
Menurut Huffman (1994), Rawat inap adalah salah satu bentuk proses pengobatan atau rehabilitasi oleh tenaga pelayanan kesehatan profesional pada pasien yang menderita suatu penyakit tertentu, dengan cara di inapkan di ruang rawat inap tertentu sesuai dengan jenis penyakit yang dialaminya.
2.1.3 Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam proses penerimaan pasien IGD (Instalasi Gawat Darurat) adalah :
1) Fungsi Pendaftaran Pasien
Fungsi ini bertanggung jawab mendaftar pasien yang akan masuk rawat jalan dan rawat inap. Pasien rawat inap mendapatkan Dokumen Rekam medik (Dok RM) yang berisi surat pernyataan, surat perawatan dan lembar pelayanan. Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian pendaftaran pasien rawat inap/IGD.
2) Fungsi Catatan Medik
Fungsi catatan medik bertugas mengarsip dokumen rekam medik (dok RM) dan rincian-rincian semua biaya (RBRI) atas
(6)
tindakan yang telah diberikan. Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian pencatatan medis.
3) Fungsi Kasir IGD
Fungsi ini bertugas menerima kas dari biaya perawatan pasien rawat jalan dan rawat inap. Fungsi kasir ini juga bertanggung jawab melaporkan ke bendahara penerima atas kas masuk. Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian kasir rawat jalan dan rawat inap. 4) Fungsi Pelayanan Medis
Tugas dari fungsi ini adalah memberikan pelayanan medik kepada pasien serta melakukan pencatatan medis, non medis, dan obat-obatan. Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian pelayanan medis.
5) Fungsi Keuangan
Fungsi ini bertugas menerima seluruh penerimaan kas yang diterima baik dari instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan dan jasa lain. Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian bendahara penerimaan.
6) Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab mencatat dan menghitung penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas serta membuat dan melaporkan laporan keuangan. Fungsi ini dilaksanakan oleh bagian akuntansi.