HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN FALSE EMERGENCY DI UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT CAHYA KAWALUYAN
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN FALSE EMERGENCY DI UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT CAHYA KAWALUYAN
Ns.Lidwina Triastuti Listianingsih.,M.Kep * Ns. Yosi Maria Wijaya.,S.Kep ** Kamanti Indriany ***
Penelitian dilatarbelakangi 6 dari 10 pasien false emergency mengatakan perawat berbicara dengan pasien jika ada yang perlu ditanya saja, tidak memperkenalkan diri, tidak mengucapkan salam saat bertemu, perawat tidak menatap pasien saat berbicara, pasien cenderung menunggu lama, dan perawat kurang tanggap terhadap pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien false emergency di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Cahya Kawaluyan. Perilaku caring adalah tindakan yang dilakukan dengan tulus dan kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara persepsi dan harapan. Dampak caring dapat menentukan tingkat asuhan keperawatan yang dapat diterima dan diinginkan pasien dalam situasi praktik. Jenis penelitian ini adalah analisis korelatif dengan pendekatan cross-
sectional . Teknik sampel menggunakan accidental sampling dengan jumlah 98 responden. Instrumen
penelitian menggunakan kuesioner. Berdasarkan penelitian diperoleh 60,2% responden mengatakan perilaku caring perawat baik dan 59,2% mengatakan puas. Uji chi-square menunjukkan ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien false emergency, p value = 0,019. Saran kepada perawat di unit gawat darurat untuk mengikuti pelatihan dan seminar tentang caring secara berkala.
Kata kunci : Kepuasan pasien, Perilaku caring Daftar Pustaka : 25 buku (2003-2012), 7 jurnal (2009-2012), 4 tesis (2002- 2011), dan 5 skripsi (2002-
2012)
PENDAHULUAN
Petugas kesehatan seperti perawat merupakan kunci utama dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan memberikan kontribusi hingga 80% dalam keberhasilan pembangunan dan pelayanan kesehatan yang baik (Menkes RI, 2011). Perawat dalam pelayanan kesehatan merupakan tenaga kesehatan yang secara terus-menerus selama 24 jam memberikan asuhan keperawatan kepada para pasien, oleh karena itu perawat harus benar-benar dikelola dengan baik karena pelayanan di unit gawat darurat yang diberikan oleh perawat kepada pasien sangat menentukan mutu dan citra pelayanan tersebut (Kurnia, 2010).
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang pertama kali bertemu dengan pasien akan lebih dahulu mengetahui keadaan dan perasaan pasien akan sakit yang dialami. Pasien yang datang ke unit gawat darurat dengan berbagai keluhan akan mengalami masalah emosional, seperti kecemasan akan sakit yang dirasakan, mudah tersinggung dan marah, dan kurang konsentrasi. Masalah emosional pasien dapat terjadi karena rasa sakit akut yang dirasakan, belum mengetahui diagnosa penyakit, dan belum mendapatkan terapi. Dalam keadaan seperti ini pasien sangat membutuhkan perhatian, kepekaan, dan sikap peduli dari perawat untuk menanggapi keluhannya, sehingga perilaku caring sangat dibutuhkan dalam pelayanan keperawatan di unit gawat darurat (Nurul, 2012).
Perilaku caring dari perawat dan pelayanan secara komprehensif serta holistik, membantu memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi pasien (Kotler, 2008). Kemampuan perawat dalam memperhatikan pasien, keterampilan intelektual dan interpersonal akan tercermin dalam perilaku
caring (Dwidiyanti, 2008). Watson (2004),
berpendapat bahwa seorang perawat harus memiliki perilaku caring dalam pelayanannya terhadap pasien, karena hubungan antara pemberi pelayanan kesehatan dengan pasien merupakan faktor yang mempengaruhi proses kepuasan dan kesembuhan pasien tersebut.
Kepuasan pasien telah menjadi isu yang semakin penting di unit gawat darurat, dimana hal ini dapat memiliki efek langsung pada peningkatan keinginan pasien untuk menggunakan pelayanan di unit gawat darurat.
Pasien yang tidak puas cenderung meninggalkan unit gawat darurat sebelum dilakukan tindakan dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan mutu dari rumah sakit dalam memenuhi kebutuhan pasien dapat diukur dari tingkat kepuasan. Pada umumnya pasien yang merasa tidak puas akan mengajukan komplain pada pihak rumah sakit. Komplain yang tidak segera ditangani akan mengakibatkan menurunnya kepuasan pasien terhadap kapabilitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut (Khairani, 2010).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Waskiyah (2009), bahwa perilaku perawat merupakan hal penting dalam kualitas pelayanan. Hal ini tampak bahwa 88% pasien mengharapkan pelayanan yang baik, sopan, ramah dan bersahabat, peka terhadap pasien, berkomunikasi secara efektif dan mampu menanggapi keluhan pasien secara profesional. Hasil penelitian Laila (2011) di ruang penyakit dalam RSUD Pariaman Padang mengatakan bahwa 57% pasien tidak puas terhadap perilaku caring perawat dan 66% pasien menilai perilaku caring perawat kurang. Data hasil penelitian di tempat lain yaitu di RSUD Anwar Malang oleh Ismar (2002) menunjukkan bahwa 48,3% pasien menilai perawat tidak caring dan 79,2% pasien mengatakan tidak puas.
Berdasarkan data dari bagian SDM Rumah Sakit Cahya Kawaluyan pada bulan Januari 2013 tentang survei kepuasan, menyatakan 52% kurang puas dengan pelayanan di unit gawat darurat, 27% diantaranya menyatakan tidak puas dengan kecepatan dalam tindakan dan kepekaan perawat terhadap pasien, 18% tidak puas dengan penjelasan tentang informasi yang disampaikan dan keramahan perawat, 7% menyatakan kurang puas dengan waktu tunggu serta ada 1 pasien yang pernah pergi meninggalkan ruang Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Cahya karena merasa menunggu lama. Wawancara pada 10 pasien false
emergency di Unit Gawat Darurat Rumah
caring merupakan inti dari keperawatan (Watson, 2004). Caring secara umum dapat diartikan
Keperawatan menurut Campbell dalam Morrison (2008) adalah sebagai proses “menolong, melayani, problem solving, sensitif/peka, serta bersifat humanistik dan altruistik”. Caring berkenaan dengan sikap dan emosi perawat dan aktivitas yang dilakukan perawat saat melakukan fungsi
Caring Dan Keperawatan
B.
Perilaku caring adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan individu secara utuh (Waskiyah, 2011). Perilaku caring adalah fokus utama dalam praktik keperawatan dan merupakan esensi dari keperawatan. Caring mengandung nilai humanistik, menghormati kebebasan manusia, menekankan pada peningkatan kemampuan dan kemandirian, peningkatan pengetahuan dan menghargai setiap orang (Laila, 2011). Definisi Perilaku caring menurut peneliti adalah tindakan seseorang seperti sopan, ramah, baik, lemah lembut, penuh perhatian, dan memberikan rasa nyaman terhadap orang lain dengan tulus.
3. Perilaku Caring
sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan (Morrison, 2008). Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti mendefinisikan caring merupakan sikap memperhatikan dan mengasihi orang lain dengan tulus dan ikhlas.
melindungi, mempertahankan, penting caring mengemukakan bahwa
Sakit Cahya Kawaluyan, 6 pasien diantaranya mengatakan perawat berbicara dengan pasien jika ada yang perlu ditanya saja, tidak memperkenalkan diri saat pertama kali bertemu, perawat tidak menatap pasien saat dan perawat kurang tanggap terhadap pasien.
Caring merupakan komitmen moral untuk
yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, merasa, dan mempunyai hubungan dengan sesama (Potter & Perry, 2005).
Caring merupakan fenomena universal
Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap orang lain dan kemudian seseorang tersebut merespon stimulus tersebut (Azwar, 2009). Perilaku diartikan sebagai suatu aksi- reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu (Sunaryo, 2004). Berdasarkan berbagai definisi diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa perilaku adalah suatu tindakan atau reaksi yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain. Perilaku perawat dalam pelayanan keperawatan merupakan suatu tanggapan dan tindakan terhadap kebutuhan dan keinginan dari para pasien.
TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku Caring 1. Definisi Perilaku
False Emergency di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Cahya Kawaluyan”.
Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien
2. Definisi Caring
keperawatan. Caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal esensial yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi tertentu kepada pasien. Pengaruh
caring dapat ditunjukkan dalam potensinya
keperawatan yang dapat diterima dan diinginkan dalam dalam situasi praktik. Caring begitu penting bagi keperawatan dan sebagai perawat harus mampu menggambarkan peran caring perawat secara utuh (Morrison, 2008).
C. Konsep Kepuasan
Kepuasan pelanggan (consumer
satisfaction ) tergantung pada anggapan
kinerja (percieved performance) produk dalam memberikan nilai dalam hitungan relatif terhadap harapan pembeli. Bila kinerja produk jauh lebih rendah daripada harapan pelanggan, pembelinya tidak puas. Bila kinerja produk sesuai dengan harapan maka pembeli akan merasa sangat puas (Kotler, 2008). Pasien akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya. Berdasarkan apa yang disebutkan diatas, pengertian kepuasan pasien merupakan suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya (Laila, 2011). Berdasarkan uraian dari para ahli diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa kepuasan adalah perasaan senang terhadap pelayanan yang diberikan dimana pelayanan tersebut dapat sesuai dengan harapan atau bahkan melebihi harapan pasien.
METODE PENELITIAN
D. Konsep Unit Gawat Darurat (UGD)
Unit Gawat Darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada penderita gawat darurat dan merupakan bagian dari rangkaian yang perlu diorganisir. Tidak semua rumah sakit harus mempunyai bagian gawat darurat yang lengkap dengan tenaga memadai dan akan terjadi penghamburan dana dan sarana. Pengembangan unit gawat darurat harus memperhatikan dua aspek, yaitu: sistem rujukan penderita gawat darurat dan beban kerja dalam menanggulangi penderita gawat darurat. Suatu unit gawat darurat harus mampu memperhatikan pelayanan dengan kualitas tinggi pada masyarakat dengan masalah medis akut. Pelayanan unit gawat darurat harus mampu mencegah kematian dan kecacatan, melakukan rujukan, menanggulangi korban bencana.
Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan penelitian korelasional. Penelitian korelasional (correlational
research ) menentukan seberapa besar variasi
pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada satu atau beberapa faktor lain berdasarkan atas koefisien korelasi (Susan, 2006). Salah satu ciri penelitian korelasional yaitu satu atau lebih variabel disebut variabel bebas
(independent variabel) dan satu atau lebih
variabel lain disebut variabel terikat atau tergantung (dependent variabel) (Danim, 2003). Penelitian ini menggunakan desain analisis korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian cross-sectional digunakan sebagai penelitian analitik untuk mengetahui adanya hubungan sebab-akibat atau pengukuran faktor risiko. Pada desain ini, variabel independen dan variabel dependen dapat diukur secara bersamaan dan waktu yang bersamaan (Budiarto, 2003). Desain penelitian ini mengidentifikasi hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien false emergency di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Cahya Berdasarkan data yang terkumpul Kawaluyan Kota Baru Parahyangan. dari 98 responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini diperoleh informasi
HASIL PENELITIAN DAN
mengenai karakteristik responden dari
PEMBAHASAN
segi usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan.
A. Karakteristik Unit Gawat Darurat Rumah Tabel 4.1 Sakit Cahya Kawaluyan
Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Cahya
Usia Di Unit Gawat Darurat
Kawaluyan memiliki 13 tempat tidur (bed),
Rumah Sakit Cahya Kawaluyan
diantaranya 1 bed tempat resusitasi, 1 bed di
(n = 98)
ruang isolasi, 2 bed khusus tempat pasien
Usia umlah (Orang) r prosentase
trauma, 2 bed tempat observasi, dan 7 bed
(Tahun) (%)
tempat internis dan umum. Perawat di Unit 12-25 11 11,2
Gawat Darurat Rumah Sakit Cahya 26-45 25 25,5
Kawaluyan berjumlah 14 orang, dimana 12 46-55 47 48,0 orang merupakan karyawan tetap dan 2 orang
>56 15 15,3 magang. Pada shift pagi perawat yang berdinas
Jumlah 98 100%
berjumlah 3 orang, shift siang berjumlah 4
Sampel
orang, dan malam 3 orang. Pada tiap shift Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat 1 dokter jaga (dokter umum). Di Unit usia pasien yang menjadi responden pada
Gawat Darurat Rumah Sakit Cahya penelitian ini kurang dari setengahnya (48,0%) Kawaluyan perawat dituntut untuk mampu atau 47 orang berusia 46-55 tahun. memberikan pelayanan yang baik kepada semua pasien yang datang di unit gawat
Tabel 4.2
darurat. Pasien true emergency dan pasien
Karakteristik Responden Berdasarkan false emergency harus dilayani dengan baik. Jenis Kelamin
Penanganan pasien false emergency di Rumah
Di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit
Sakit Cahya Kawaluyan dilayani saat klinik
Cahya Kawaluyan (n = 98)
rawat jalan sudah tidak menyediakan pelayanannya (tutup), sedangkan bila klinik
Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
rawat jalan buka maka pasien false emergency
(Orang) (%)
akan diarahkan untuk menuju klinik rawat Laki-laki 46 47,0 jalan. Penanganan yang cepat dan tepat bagi
Perempuan 52 53,0 pasien membutuhkan manajemen yang tepat
Jumlah
98 100%dan berkualitas, seperti di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Cahya Kawaluyan yang melakukan evaluasi bagi perawat dan
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa karyawan lain setiap tiga bulan sekali dan juga lebih dari setengahnya (53,0%) atau 52 orang melakukan pengukuran tingkat kepuasan berjenis kelamin perempuan. pasien setiap bulannya terhadap perilaku perawat, dokter, karyawan lain, serta fasilitas
Tabel 4.3
yang ada demi meningkatkan kualitas
Karakteristik Responden Berdasarkan
pelayanan di rumah sakit tersebut. Perawat dan
Pendidikan
karyawan lainnya mengikuti sosialisasi
Di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit
tentang caring terhadap pasien minimal 2
Pendidikan Jumlah (Orang) Prosentase (%)
minggu sekali demi meningkatkan kualitas
- SD - pelayanan di unit gawat darurat.
SMP 15 15,3 SMA 48 49,0
Karakteristik Responden B.
Perguruan 35 35,7 Tinggi
Jumlah 98 100%
Cahya Kawaluyan (n = 98)
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya (59,2%) Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa atau 58 pasien false emergency kurang dari setengahnya (49,0%) atau 48 menyatakan puas. orang berpendidikan terakhir SMA.
Analisis Bivariat
C. Hasil Penelitian
Pada analisis bivariat ini, 1. peneliti melihat hubungan antara
Analisis Univariat
Pada penelitian ini analisis perilaku caring perawat (independen) univariat dilakukan untuk dengan kepuasan pasien false mendeskripsikan tiap variabel yang
emergency (dependen) yang
diteliti yaitu perilaku caring perawat sebelumnya telah diketahui nilai dari (independen) dan kepuasan pasien masing-masing variabel melalui
false emergency (dependen) yang
analisis univariat. Analisis hubungan dijelaskan dalam bentuk distribusi perilaku caring perawat dengan frekuensi dan prosentase. kepuasan pasien false emergency di a. Perilaku Caring Perawat Unit Gawat darurat Rumah Sakit
Tabel 4.5
Cahya Kawaluyan menggunakan uji
Distribusi Frekuensi statistik chi-square. Perilaku Caring Perawat
Uji Chi-square untuk
Di Unit Gawat Darurat
menjelaskan hubungan antara
Rumah Sakit Cahya
perilaku caring perawat dengan
Kawaluyan (n = 98) kepuasan pasien false emergency.
Penelitian ini dikatakan memiliki hubungan apabila H ditolak dan H
a Katagori Frekuensi Prosentase (%)
diterima dengan nilai p ≤ 0,05. Sebaliknya,
Baik 59 60,2 jika penelitian ini tidak memiliki hubungan Tidak baik 39 39,8 maka nilai p > 0,05 dan H diterima, H
a Jumlah 98 100% ditolak (Sugiyono, 2009).
Hasil analisa hubungan antara Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa perilaku caring perawat dengan lebih dari setengahnya (60,2%) atau 59 pasien kepuasan pasien false emergency di
false emergency menyatakan bahwa perilaku
Unit Gawat Darurat Rumah Sakit caring perawat adalah baik. Cahya Kawaluyan diperoleh bahwa 41 pasien (69,5%) menyatakan b.
Kepuasan Pasien false perilaku caring perawat baik dan
emergency
menyatakan puas. 17 pasien (43,6%)
Tabel 4.6
menyatakan perilaku caring perawat
Distribusi Frekuensi tidak baik namun menyatakan puas. Kepuasan Pasien False
18 pasien (30,5%) menyatakan bahwa
Emergency
perilaku caring perawat baik namun
Di Unit Gawat Darurat
tidak puas dan 22 pasien (56,4%)
Rumah Sakit Cahya
menyatakan bahwa perilaku caring
Kawaluyan (n = 98)
perawat tidak baik dan menyatakan
Katagori Frekuensi Prosentase (%)
tidak puas. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,019 dan Puas 58 59,2 tampak bahwa p value
≤ 0,05 yang Tidak puas 40 40,8 memiliki makna adanya hubungan
Jumlah 98 100% yang signifikan antara perilaku caring B.
Saran
perawat dengan kepuasan pasien false Bardasarkan hasil penelitian,
emergency . OR= 2,948 menyatakan masih ada pasien yang menyatakan
bahwa pasien false emergency yang bahwa perilaku caring perawat tidak diberi perilaku caring akan baik dan masih menyatakan tidak berpeluang 2,948 kali lebih puas. puas terhadap perilaku caring perawat. Saran peneliti:
1. Bagi Institusi Rumah sakit Cahya
SIMPULAN DAN SARAN
Kawaluyan A.
Simpulan a.
Melakukan seminar dan Berdasarkan pembahasan pelatihan tentang perilaku mengenai perilaku caring perawat caring secara berkala. dengan kepuasan pasien di Unit b.
Melakukan evaluasi Gawat Darurat Rumah sakit Cahya kepuasan pasien terhadap Kawaluyan, maka peneliti dapat perilaku caring perawat di menarik kesimpulan sebagai berikut:
Unit Gawat Darurat Rumah 1. Sakit Cahya Kawaluyan
Perilaku caring perawat menurut pasien false emergency di Unit setiap bulan. Gawat Darurat Rumah Sakit Cahya Kawaluyan, lebih dari 2.
Bagi STIKes Santo Borromeus setengah responden (60,2%) atau Menambahkan sumber 59 pasien false emergency yaitu kepustakaan tentang perilaku menyatakan bahwa perilaku
caring perawat dan pentingnya caring perawat baik. caring dalam keperawatan.
2. Kepuasan pasien false emergency menunjukkan bahwa lebih dari
3. Bagi Peneliti Selanjutnya setengah responden (59,2%) atau Penelitian selanjutnya peneliti 58 pasien false emergency menyarankan untuk meneliti: menyatakan puas. variabel-variabel lain yang dapat 3. Hubungan perilaku caring mempengaruhi tingkat kepuasan perawat dengan kepuasan pasien pasien, seperti (waiting time,
false emergency di Unit Gawat
sarana dan prasaran rumah sakit, Darurat Rumah Sakit Cahya maupun sistem administrasi yang Kawaluyan diperoleh p value= ada di rumah sakit). 0,019
≤ α= 0,05. Hal ini menyatakan bahwa ada hubungan antara perilaku caring DAFTAR PUSTAKA perawat dengan kepuasan pasien
false emergency . OR= 2,948 Anggraini, Fiona. (2008). Hubungan
Komunikasi Terapeutik Perawatmenyatakan bahwa pasien false
emergency yang diberi perilaku dalam tindakan Keperawatan dengan Tingkat Kepuasan Klien di caring akan berpeluang 2,948
kali lebih puas. Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Wates Kulon Progo- Yogyakarta.
http://skripsistikes.wordpress.com.(Sk ripsi) diakses tanggal 17 Februari 2013 pukul 12.00 WIB. Anjaryani, Diah. (2009). Hubungan Pelayanan
Keperawatan Di Rumah Sakit Dengan Kepuasan Pasien.
Indrastuti, Yani. (2010). Analisis Hubungan
(jurnal) diakses tanggal 2 Desember 2012 pukul 13.00 WIB. Kotler, P. (2008). Marketing Management:
Kepuasan Keluarga Pasien Gawat Garurat Dan Non Gawat Darurat Terhadap Mutu Pelayananan Kesehatan Di Ugd Rumah Sakit Baptis Batu.
tanggal 17 Desember 2012 pukul 09.30 WIB. Kurnia, Erlin. (2010). Perbandingan Tingkat
mempengaruhi kepuasan pasien Rawat jalan RSUD Pasamaan Barat. http:// pascaa.hunand.ac.id/id /wpcontent/uploads/2011/09/JURNA L-TESIS-LAILA.pdf (tesis) diakses
Khairani, Laila. (2010). Faktor-faktor yang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Keputusan Menteri Kesehatan RI. (2008).
Pedoman Nasional Etika Penelitian Kesehatan.
Keputusan Menteri Kesehatan RI. (2007).
http:// lontar. ui.ac.id/opac/ themes /libri2 /detail.jsp?id= 70660&lokasi=lokal (tesis) diakses tanggal 02 Maret 2013 pukul 08.56 WIB.
Perawat Dan Hubungannya Dengan Kepuasan Klien Di Instalasi Rwat Inap Bedah Dewasa Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Ismar, Agustin. (2002). Perilaku Caring
Perilaku Caring Dan Motivasi Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Menerapkan Prinsip Etik Keperawatan Dalam Asuhan Keperawatan Di RSUD Sragen pukul 08.00 WIB.
Dasar: Konsep “Caring” Etik Dan Spiritual Dalam Pelayanan Kesehatan. Semarang: Hasani.
http://skripsistikes.com diakses tanggal 26 Juni 2013 pukul 09.40 WIB.
Dwidiyanti, Mediana. (2008). Keperawatan
Terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan. s tanggal 30 November 2012.
Divianto. (2012). Peranan Audit Operasional
Jakarta: EGC. Departemen Kesehatan RI. (2005). Sistem Kesehatan Nasional.
Kesehatan. Jakarta:EGC Danim, Sudarwan. (2003). Riset Keperawatan.
Budiharto. (2008). Metodologi penelitian
Jakarta: Pustaka Pelajar. Budiarto, Eko. (2003). Metodologi Penelitian Kedokteran . Jakarta: EGC.
Pustaka Utama. Azwar, S. (2009). Perilaku Dan Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya.
Pemasaran (Dasar, Konsep Dan Strategi). Jakarta: PT Gramedia
Assauri, Sofyan. (2004). Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
dan Teknik Penulisan Ilmiah . Jakarta: Salemba.
Analysis, Planning, Implementation
And Control. New Jersey: Prentice Hall.
Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan
Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasein Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Baubau . http://baubau.4677889.
Jakarta: Salemba Empat. Saleh, Ariyanti dkk. (2011). Hubungan
Robbin, Stephen. (2008). Perilaku Organisasi.
Customer Satisfaction. Jakarta: Gramedia.
Rangkuti, Freddy. (2006). Measuring
Bahasa: Renata Komalasari,dkk. Jakarta: EGC.
Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Alih
EGC. Potter & Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental
Layanan Kesehatan: Dasar-dasar Pengertian dan Penerapan. Jakarta:
Pohan, Imbalo S. (2007). Jaminan Mutu
Kecerdasan Spiritual Dengan Praktik Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. (Skripsi) diakses tanggal 15 Maret 2013 pukul 04.00 WIB.
Medika. Nurul, Qomariah. (2012). Hubungan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
februari 2013 pukul 06.00 wib.
Laila, Hafsyah. (2011). Hubungan Perilaku
Fasilitas Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi Semarang Terhadap Standar Operasional Pelayanan Unit Gawat Darurat. http://eprints. .undip.ac.id /37643/1/nurfadli_g2a008131_lapora n_kti.pdf (kti) diakses tanggal 09
Nurfadli. (2012). Analisis Kelengkapan
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi
Jakarta : EGC. Nasution. (2004). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.
Communicating: Hubungan Interpersonal Dalam Keperawatan.
Pukul 14.23 WIB. Morrison, Paul. (2008). Caring &
Dalam Pengembangan Tenaga Kesehatan . diakses tanggal 17 Februari 2013.
Jakarta: EGC. Menteri Kesehatan RI. (2011). Rencana
pukul 12.00 WIB. Maulana, Heri. (2009). Promosi Kesehatan.
Kepuasan Terhadap Pelayanan Keperawatan . iakses tanggal 05 Juli 2013
Laili, Durrotul. (2010). Perilaku Perawat Dan
Caring Yang Dilakukan Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Klien Di Ruangan Penyakit Dalam RSUD unand.ac.id/17991/1/PENELITIAN. pdf diakses tanggal 02 Maret 2013 pukul 12.00 WIB.
ac.id/?p=1365777 diakses tanggal 02 Juli pukul 09.00 WIB. Sudarwan. (2012). Reliabilitas Dan Validitas Edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian. Bandung: Alfa Beta. Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC. Susan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif ripsi) diakses tanggal Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
10 Desember 2012. Pukul 20.00 WIB. Suryani, Nunuk. (2010). Hubungan Antara
Sikap dan Perilaku dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSU Anwar Medika Sidoarjo. http://pasca. uns.
Maret 2013 pukul 13.00 WIB. Syafizal, Helmi. (2010). Analisa Data. Medan : USU press.
UU RI Tentang Rumah Sakit Nomor 44 Tahun 2009. http://www. dikti.go.id/file
atur/sehat/UU-44-
2009RumahSakit.pdf diakses tanggal 09 Februari 2013 pukul 13.00 WIB.
Waskiyah, Yayah. (2011). Hubungan Motivasi
Kerja Dengan Perilaku Caring Perawat Di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. http://digilib.un
imus.ac.id/gdl.php?mod=browse&op =readdi=jtptunimus-yayah(skripsi) diakses tanggal 16 Maret 2013 pukul
11.00 WIB. Watson, W.E., Michaelsen. 2004. Member
Competence, Group Interaction, And Group Decision Making. New York:
Prentice Hall. Widayatun, T.R. (2009). Ilmu Perilaku.
Cetakan kedua. Jakarta: Sagung Seto. Widhianarti, Ria. (2009). Hubungan Perilaku
Caring Dengan Kepuasan Pasien Di Rawat Inap. http://repository.abstrak .ac.i/bitstream/123456789//.pdf
(Skripsi) diakses tanggal 05 Juli 2013 pukul 13.05 WIB. Yohana, Antin. (2009). Analisis Harapan dan
Kepuasan Pasien Rawat Inap Penyakit Dalam Terhadap Mutu Pelayanan Dokter Spesialis Di RSI SunanKudus .