Pengaruh Ketinggian Terhadap Kondisi Telinga Tengah Pada Perjalanan Wisata Denpasar-Kintamani.
TESIS
PENGARUH KETINGGIAN TERHADAP
KONDISI TELINGA TENGAH PADA PERJALANAN
WISATA DENPASAR-KINTAMANI
I WAYAN SUWANDARA
NIM 0814078202
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKBEDAH KEPALA LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/
RSUP SANGLAH DENPASAR
2014
PENGARUH KETINGGIAN TERHADAP
KONDISI TELINGA TENGAH PADA PERJALANAN
WISATA DENPASAR-KINTAMANI
Tesisuntukmemperolehgelarkeahliandalambidang
IlmuKesehatanTelingaHidungTenggorok-BedahKepalaLeher
I WAYAN SUWANDARA
NIM 0814078202
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKBEDAH KEPALA LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/
RSUP SANGLAH DENPASAR
2014
ii
ABSTRAK
PENGARUH KETINGGIAN TERHADAP
KONDISI TELINGA TENGAH PADA PERJALANAN WISATA
DENPASAR-KINTAMANI
Latar Belakang: Pada perjalanan ke daerah dengan ketinggian tertentu akan
terjadi penurunan tekanan atmosfer seiring dengan bertambahnya ketinggian suatu
daerah dari permukaan laut. Penurunan tekanan atmosfer ini berpotensi untuk
terjadinya gangguan fungsi telinga tengah yang bisa berakibat terganggunya
kenyamanan dalam melakukan perjalanan wisata.Penelitian tentang pengaruh
ketinggian terhadap kondisi telinga tengah pada perjalanan darat,masih sedikit
sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh ketinggian terhadap kondisi telinga tengah.
Metode:Penelitian ini menggunakan experimental study within subject design.
Subjek yang diteliti sebanyak 42 orang, dilakukan pencatatan keluhan telinga,
pemeriksaan otoskopi dan timpanometri. Analisis keluhan telinga tengah dan
kejadian barotrauma menggunakan uji Chi square (X²), sedangkan analisis
perbedaan tekanan telinga tengah pada berbagai ketinggian dilakukan uji t
berpasangan apabila data berdistribusi normal dan uji Wilcoxon apabila data
berdistribusi tidak normal, pada tingkat kemaknaan p< 0,05.
Hasil: Keluhan telinga yang terjadi pada ketinggian500 mdpl, 1000 mdpl dan
1500 mdpl masing-masing 9,5%, 61,9% dan 69,0%, bermakna secara statistk
dengan nilai p
PENGARUH KETINGGIAN TERHADAP
KONDISI TELINGA TENGAH PADA PERJALANAN
WISATA DENPASAR-KINTAMANI
I WAYAN SUWANDARA
NIM 0814078202
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKBEDAH KEPALA LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/
RSUP SANGLAH DENPASAR
2014
PENGARUH KETINGGIAN TERHADAP
KONDISI TELINGA TENGAH PADA PERJALANAN
WISATA DENPASAR-KINTAMANI
Tesisuntukmemperolehgelarkeahliandalambidang
IlmuKesehatanTelingaHidungTenggorok-BedahKepalaLeher
I WAYAN SUWANDARA
NIM 0814078202
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1
ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKBEDAH KEPALA LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/
RSUP SANGLAH DENPASAR
2014
ii
ABSTRAK
PENGARUH KETINGGIAN TERHADAP
KONDISI TELINGA TENGAH PADA PERJALANAN WISATA
DENPASAR-KINTAMANI
Latar Belakang: Pada perjalanan ke daerah dengan ketinggian tertentu akan
terjadi penurunan tekanan atmosfer seiring dengan bertambahnya ketinggian suatu
daerah dari permukaan laut. Penurunan tekanan atmosfer ini berpotensi untuk
terjadinya gangguan fungsi telinga tengah yang bisa berakibat terganggunya
kenyamanan dalam melakukan perjalanan wisata.Penelitian tentang pengaruh
ketinggian terhadap kondisi telinga tengah pada perjalanan darat,masih sedikit
sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh ketinggian terhadap kondisi telinga tengah.
Metode:Penelitian ini menggunakan experimental study within subject design.
Subjek yang diteliti sebanyak 42 orang, dilakukan pencatatan keluhan telinga,
pemeriksaan otoskopi dan timpanometri. Analisis keluhan telinga tengah dan
kejadian barotrauma menggunakan uji Chi square (X²), sedangkan analisis
perbedaan tekanan telinga tengah pada berbagai ketinggian dilakukan uji t
berpasangan apabila data berdistribusi normal dan uji Wilcoxon apabila data
berdistribusi tidak normal, pada tingkat kemaknaan p< 0,05.
Hasil: Keluhan telinga yang terjadi pada ketinggian500 mdpl, 1000 mdpl dan
1500 mdpl masing-masing 9,5%, 61,9% dan 69,0%, bermakna secara statistk
dengan nilai p