Naskah Carcan Mirah pada Era Batu akik.
NASKAH LONTAR CARCAN MIRAH DAN ERA BATU AKIK*
Oleh:
Dr. I Ketut Jirnqya, M.S.**
l.Pendahuluan
Pulau Bali sebagian besar daerahnya tergolong daerah tropis, seperti
daerah
Bali Utara dan daerah Karangasem. Daerah tropis di satu sisi dikenal
sebagai daerah yang sering kekurangan air, dan
di sisi lain tumbuh tanaman yang
memiliki multi guna, yaitu pohon tal (Borassus flabellifer). Pohon tal dari jenis
kelamin maskulinum memiliki buah yang namanyapuji. Puji ini yang masih muda
dapat dipakai pakan ternak sapid an dapat pula dipakai bahan penghasil gula
merah (Jawa disebut gula Jawa, Bali disebut gula ental, gula juruh). Pohon tal
yang berjenis kelamin fiminim, buahnya yang masih muda dapat dipakai pakan
temak sapi dan daging buahnya bisa dikonsumsi (Bali menyebutnya kuud ental).
Daun tal yang berbentuk kipas (palm) pada zaman dahulu dapat dipakai
atap kandang hewan dan payung bagi petani ketika kehujanan mau pulang dari
ladang. Daun yang muda dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti
anyaman tikar atau benda yang lain, sampian(sarana tpacaraumat Hindu), dan
sarana untuk menulis
(writing material) yang dikenal dengan nama naskah lontar.
*---------- Dipresentasikan dalam Seminar Nasional "Potensi Naskah Lontar Bali
yang Bernilai Luhur dalam Pengutan Jati Diri Bangsa. UPT Lontar
Unud , 18 November 2015.
**
-------- Dosen Prodi Sastra Jawa kuna FIB Unud. Tim Peneliti UPT Lontar
Univ. Udayana.
2
Segala budaya yang tercipta dahulu didokumentasikan dalam bentuk
tulisan-tulisan
di
atas daun lontar. Tradisi penulisan
di
atas daun lontar ini
diperkirakan ketika awal masuknya pengaruh India ke nusantara. Perkiraan ini
didasari atas budaya tulis menulis di Indiajauh sebelumnya sudah berjalan. Ketika
India masuk ke nusantara, budaya itu ikut berkembang terutama pada pengguna
I
bahan tulis lontar seperti di Jawa dan Bali (lihat Hermansoemantri, 1986:66).
i
I
I
Naskah lontar
di Bali yang
sebagian berasal dari Jawa (Majapahit)
jumlahnya kini sudah mencapai ribuan naskah, belum terhitung yang tersimpan di
I
luar Bali seperti
di Museum Nusa
Tenggara Barut, Mataram, Perpustakaan
Nasional Jakarta, dan di luar negeri. Bali boleh berbangga meiliki warisan budaya
t
i
berupa naskah lontar sebanyak itu. Tetapi kebanggaan tanpa disertai dengan
pengkajian isi naskah tersebut belum berarti apa-apa. Masih lebih banyak naskah
lontar di Bali yang belum tersentuh penelitian dan pengkajian untuk mengetahui
apa kandungan isinya dan apa pula fungsinya bagi masyarakat. Kekhawatiran ini
sejalan dengan Teeuw (1982: 10) yang mengatakan baru sebagian kecil saja digali
dan disediakan untuk kalangan yang luas, baik secara ilmiah maupun secara
popularisasi.
Para peneliti atau pemerhati naskah lontar telah
mengelompokkan naskah lontar tersebut sesuai dengan isinya.
berupaya
Di
antara
pembagian tersebut ada naskah lontar satu jenis namun masuk ke dua golongan
yakni naskah carcan. Naskah carcan ada yang memasukkan pada kelompok
naskah Tutur dan ada yang mengelompkkan sebagai naskah Kanda. Tutur dalam
3
bahasa Jawa Kuna dan
Bali berarti cerita atau nasehat untuk mengingatkan atau
menyadarkan.
'
Berdasarkan penelitian, naskah lontar carcan
di Bali
ditemukan ada
beberapa sesuai dengan isi dan fungsinya.
l)
Koleksi Pusat Dokumentasi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali
(l)
Naskah Lontar Carcan Jadma; dua buah naskah masing-masing
tebalnya 40 lembar.
(2) Naskah Lontar Carcan Banteng; terdiri dari 2 lembar.
(3) Naskah Lontar Carcan Jaran; terdiri dari37 lembar..
(4) Naskah Lontar Carcan Meong; terdiri dari 13 lembar.
(5) Naskah Lontar Carcan Paksi; terdiri dari 10 lembar.
(6) Naskah lontar Carcan Paksi Titiran; tebal 17 lembar
(7) Naskah Lontar Carcan Titiran; tebal 11 lembar.
(8) Naskah Lontar Carcan Kuda; tebal 13 lembar.
(9) Naskah Lontar Carcan Soca; tebal4 lembar.
(10)
Naskah Lontar Carcan Kucing; tebal 3 lembar.
(11)
Naskah Lontar Carcan Wong Panenger Gering Kacacar; tebal 9
I
lembar.
2)
Koleksi UPT Lontar Universitas Udayana
(1) Naskah Lontar Carcan Janma; tebal 13 lembar
(2) Naskah Lontar Carcan Asu;
(3) Naskah Lontar Carcan Ayam;
(4) Naskah Lontar Carcan Kuda;
(5) Naskah Lontar Carcan
Jaran;
(6) Naskah Lontar Carcan palcsi;
(7) Naskah Lontar Carcan
Mirah;
$
a
r
I
i
P
h
I
fi
F
i
;
r
t
b
tr
Naskah lontar catcan-carcan
di atas sebagian besar belum pernah
tersentuh
penelitian. sarah satu naskah
carcan, yaitu nask ah carcanJanma
pemah dikaji
dan dimuat daram majarah
widya pustaka, Tahun v, Nomor
4 buran Juli l9gg.
Isinya tentang baik-buruk watak
seseorang berdasarkan cirri-ciri
fisik yang
dimiliki (rihat Jirnaya, l9gg, 6s-76).
Bagaimana dengan naskah rontar
carcan_
carcan yang lain? Bagaimana
dapat memanfaatkan fungsinya
kalau dikaji saja
belum? Masih banyak masarah
yang berum terpecahkan
terkait dengan naskah
lontar carcan' Sarah satu naskah
rontar yang berum pemah
dikaji adarah naskah
lontar carcan mirah atau carcan
soca. Naskah rontar ini menarik
untuk dikaji
karena sekarang momentumnya
tepat. Banyak orang mengatakan
sekarang
kembali ke zamanbatu atau
sekarang namanya era batu
akik.
2. Naskah Lontar Carcan
Mirah
2.1 Pengertian Carcan
Seberum sampai pada pemb
icaraan naskah rontar carcan
Miratu akan
dijelaskan terlebih dahulu pengertian
kata carcan Kata carconberasal
dari kata
corca (sansekerta) berarti mengurang-ngurang
daram pikiran; perurangan
kata;
pertimbangan. Jawa 'cacah"Bari
cacak(Zoetmurder dan S.o.
Robson, 2006:163).
Di dalam bahasa Bari, kata carcon
berasar dari kata carcayang
berarti hitung
sebut-sebut (Anom,
dkk.
200g:r
16). Kedua pengertian tersebut jika
5
diakumulasikan, maka kata carca itu berarti, hal-hal yang
harus dipertimbangkan
segala yang disebut-sebut tersebut karena ada baik buruknya,
ada cocok dan tidak
cocoknya, tentu bagi kita.
Sesuai dengan artikata carcan, naskah lontar Carcan Mirah
berisi berbagai
hal yang harus diingat, diperhatikan, dan dicermati. Hal-hal yang
dimaksud
meliputi:
l)
Nama mirah dan cara mengenalinya;
2) Fungsinya
3) Kecocokan pemakaian berdasarkan hari kelahiran
4\ Ritual untuk menguatkan roh
Qtower) dari mirah tersebut
Ada sebuah buku kecil berjudul
lki
retenger soco Mautama Manut Ring
Lontar- Buku ini ditulis oleh Jro Mangku purasari, Tahun 200g.
Beliau tidak
menyebutkan sumber lontar yang dikajinya, tetapi isinya tentang
permata (soca)
mirah dan sebagainya.
om Awighndma{u nama siddyvm. yan kita maidtp, ring soco mautama
tdngVrnya" i! ucapanig ring kandanya den p)oyotno, pomo, pomo,
pomo. Nia i'engZran mirah ani mautama, matdmaian manik
mqva tur
marqwot rosa kadi rumput ring toyo ring bulonge sane 6ning. Irrka
mvtu
kukus madaging urat kadi rambut sane-alus pikaranyab kidi
int{n, tur
dumilah mangalah-arah, mat€mahan kadi
loyo vning, ika ngaran mirah
uatama data. wiodin arit mirah ika, wYnang or{g"n ,oittvpo,
,rng
raganta, mongkana sojaring sastra (pulasari, 200g:l) -
iki
Terjemahannya
Semoga tiada aral merintang. Jika engkau senang pada permata
yang
utama, inilah ciri-ci.ri1va, begini penjelasannya aai igar waspada.
lnita[
ciri-ciri permata mirah utama sebagai tvtanit Maya sepintas ada garis
bagaikan rumput di tengah air di dalam belanga yang-jernih.
Di iana
terlihat keluar asap berisi urat bagaikan rambut y*g t ulur, kerlap-kerlip
6
bagaikan intan, bercahaya bening, itulah permata mirah yang utama.
Walaupun mirah itu kecil, patut dipakai bekal untuk menjaga diri (dari
pengaruh buruk). Demikian yang djkatakan dalam sastra.
Kutipan di atas merupakan ciri-ciri umum untuk permata yang disebut
mirah. Secara khusus ada berbagai macam tambahan ciri sehingga bermuara pada
berbagai jenis dan nama mirah tersebut.
Di dalam buku Tetenger Soca Mautama
I
disebutkan ada 49 jenis mirah tentu dengan klasifikasi ciri yang berbeda-beda.
Diantaranya:
Yan ana soco irfng ngumadep ngdristal tur suet\ngah madiyut biru,
masinar kuning,maurat kuning kadi kalimayah ika mirah utama, ngaran
Narayana. Siwa sakala panganggen sang putus miwah sang angawe rdt.
Palania wong asih kabeh, yan uning ngastowayang ring lda Sanglryang
Tiga Sakti.
Terjemahannya
Jika ada permata hitam bening dan di tengahnya ada wama kebiruan,
bersinar kuning berurat kuning bagaikan kalimoyah (kerlap-kerlip dengan
aneka warna) itu mirah yang utama bernama Mirah Narayana Nyata
Dewa Siwa sebagai busana (perhiasan) orang suci dan kepala
pemerintahan. Kegunaannya, disenangi semua orang
memuja Hyang Tiga Sakti.
jika tahu
cara
Mirah yang lainnya: Mirah Padma Agung, Mirah Siwa Sekala, Mirah
Mawar, Mirah Rambut Sedana, Mirah Windu Murti, Mirah Ratna Duita, Mirah
Kacubung Dalima Malit, Mirah Sitangsu, Mirah Golo Raja, Mirah Manjangan
Bang, Mirah Jaga Satru, Mirah Kresnadan4 Mirah Windusara, Mirah Delima,
Mirah Ratna Agung, Mirah Rukmarat4 Mirah Kacubung Kasian, Mirah
Cempaka, Mirah Partawijaya, Mirah Manik Kuparaga, Mirah Adi, Mirah Ulung,
Mirah Surya Candra, Mirah Manik Atmaraksa, Mirah Bayu, Mirah Kresna Murti,
Mirah Nilakanta, Mirah Nila Anom, Mirah Indra Nila, Mirah Nila Geni, Mirah
7
Asi
Kresna, Mirah Bidura
Laliut, Mirah Jerijih Asti, Mirah Ijo, Mirah sambu,
Ratna Ulung' Mirah
Mirah Anggrek, Mirah Inten, Mirhh Brumbun' Mirah
Mirah Toplas, Mirah opal, Mirah
Zambrut, Mirah Mata Kucing, Mirah Bangsing,
Tri
Mirah Bayu Merta, Mirah
Sakti, Mirah Useran Jagat, Mirah Jati rami,
Jagut.Bidura Jempaka, Bidura Bulan
Di
juga memuat permata yang
samping puluhan jenis mirah' lontar ini
lainnya yang terkait
tidak termasuk katagori mirah dan benda-benda bertuah
dengan perhiasan.
dnggen ring raga'
Batu bolong, lds kelor, tiing biluh dmpVt, utamania
Mraiapati'
ring
pangimpas agung, tan kasor ring musui' astawayang
TerjemahannYa:
Batuberlubang,intibatangpohonkelor,bambubuluhyangtidak
yang buruk,
dil"k"i urrtik budun, terhindar dari hal-hal
berongga,
pura Mrajapati'
tidak terkalun-tun oleh musuh, doakan di
G;s
Benda-bendabertuahyangbiasadipakaihiasanliontinjugadimuatdi
dalarn lontar ini, sePerti:
raga salwirin wisia
r) Caling Duyung; wong utama anggen pakemit
mimpas.
osangat baik untuk menjaga diri, segala racun' lewat'
2) Caling Warak 'badak'; anggen matetamban
utama'
sangat mujarab
dipakai untuk Pengobatan'
wong
3) Caling Macan; wenang anggen sasikepan
'baik untuk penjaga bayi, dipakai kalung''
rare' angge kalung
:is:set!{$@w!.irri
EE!:*:eF!ql1sEEffim$fi:ri!!!qrs,.
i
8
4) cetong Kelesih 'trenggiling';
utama angen ngetes anak sakit kBno
bebainan miwah buduh'baik dipakai mengetes orang sakit kena santet
dan gila'.
5)
Tanduk cicing 'Anjing'; utama anggen sasikepan ring raga sarira
'sangat mulia dipaka pelindung
diri'.
Lontar ini juga memuat beberapa batu permata (akik) yang tidak termasuk
mirah, seperti:
l)
Batu bebed
2)
Batu Tampakdara pirus (pirus Daun, pirus urat Emas, pirus Bang)
3)
Batu Permali.
4)
Badar (Badar Perak, Badar Besi, Badar Emas).
Bagian terakhir dijelaskan kecocokan pemakaian permata menurut hari
kelahiran.
r) Saniscara
Kliwon :
Pirus Bang, Windusar4 Ratna Agung, Mirah
Darah, Mirah Juwet.
2) Anggara
Manis
: Mirah Mawar
3) Buda Paing
Mirah kuning awor barak
4) Wrespati Pon
Mirah Kanta/I4irah Mawar madiut kuning
5) Sukra Pon
: Mirah Kacubung madiut tangi, masawangbaraV
Sapir Biru
6) Sukra Wage
Pirus Daun
9
Putih' Pawala
: Mirah Dewa, IndraNila, Cempaka
7) Redite
Putih
: JagaSatru,
8) Redite Manis
Nila Banyu, Mirah Dewa' Anggrek
Wulan.
9)
NilaKanta
Redite Wage
l0) Saniscara Paing
Mirah Gadang/Asti Kresna
11) Saniscara Umanis
Mirah Gadang/Bidura Kresna
12) Sukra Manis
Mirah Biru/Bidara Laliut
2.2 BtdayaKepercayaan
pada Batu Permata
Dilndonesiabanyakdaerahnyamenghasilkanbarupermatayangpopular.
Ragamjenisbatupermatapopularyangberasaldaridaerah-daerahantaralain,
Kalimaya'
ldooase, Banten penghasil bat:u
Aceh dan padang memiliki batu
Lampungdenganbatu.batuAngguryangmenawansepertiCempaka,Kalimantan
dan Intan Berlian' Batu-batu ini
dengan Kecubung (Amethys)-nya'
diklasifikasikanmenurutkekerasannya(SknlaMohs)danbanyakdiburukarena
kualitaskristalnya(https/id.m.wikipedia.org)diunduh22oktober20l5.
Batupermatayangjugadisebutbatumuliadanbatuakikmemilikinilai
estetisdanekonomis.sepanjangperadabanmanusiadiduniainibatupermata
telahdipakaisebagaihiasanatauornamen.Dahulupadazarrnnkerajaanbatu
seperti tiara bagi para ratu dan
pennata dipakai sebagai symbol kewibawaan
gelangbagiraja.raja.DidalamkaryasastraJawaKuno,yaituKakawinRamayana
disebutkan.
10
satewehning mulya kabeh, knnaka raiata lan manic hanang kana,
Yangken untunia maputih, gumuyu guyung swarga sor denia
sphatika manic tamalah-alah, suteia munggwing umah paninjowan,
Kadi Gangga saka Himanan' ruparrya katon sutejasri(Porbatj araka, 20 1 0 :3 8-3 9).
Terjemahannya:
Segala benda yang
muli4
emas perak dan permata ada
di sana,
Bagaikan giginya yang putih, (yang sedang) menertawai surge kalah
olehnya.
Kristal permata tak tertandingi, bercahaya di rumah peristirahatan,
Bagaikan Sungai Gangga dari Himawan, terlihat bersinar dengan indahnya.
Di dalam Kakawin Arjunawiwaha juga disebutkan'
Katon tikangindra pada prabhaswara, wetan sakeng meru
marep
mangambara,
Kutarrya malwa gupurarrya pat manic, kerang ningaditya sasangka nityasa.
(Wama, dkk. 1990:44).
Terjemahannya:
Terlihatlah surge itu berkelap-kelip, kea rah timur istananya menghadap ke
angkasa,
lstananya luas berpintu empat penuh dengan permata, selalu membuat
malu sang surya dan dewi bulan.
Di dalam perkembangan batu permata yang semula dari
hiasan kemudian
menjadi kepercayaan bahwa batu mulia tersebut bertuah. Pengetahuan para
71.
leluhur kita mendokumentasikan pengetahuan dan pengalamannya ke dalam
tulisan yang kita kenal dengan naskah.Ei Bali ada naskah lontar Carcan Mirah
dan carcan Soca. Tidak dapat disimpulkan apakah pengetahuan tentang batu
permata yang ada
di Bali
berasal dari Jawa? Hal
ini
memang memerlukan
penelitian khusus.
Secara historis, budaya
Bali banyak berasal dari Jawa terutama pada saat
Kerajaan Majapahit. walaupun demikian ternyata
di
Jawa mengenal batu
permata yang memiliki khasiat dan kegunaan bagi kehidupan manusia. Hal ini
tercatat
di dalam btku Literature of Java. Pigeaud (1967:279)
naskah yang
memuat masalah batu permata di masukkan ke kelompok mitologi Jawa In
Javanese mythologt ond legendary history jewels possessing mogic powers (in
Jovonese called manic or sotya)..
Fenomena kebangkitan terhadap sesuatu
(renaissance) memang kerap terjadi. Tahun 2015
yang dianggap
ini banyak yang
klasik
mengatakan
kita kembali ke zaman batu. Indikasinya terjadi bom batu akik. Di sana-sini
terdengar raungan suara mesin gosok batu dan sekaligus melayani penjualan batu
dan cangkoknya. Batu akik dijajakan dari emperan took sampai masuk galeri
Swaklayan terkemuka di Jakarta. Batu permata banyak dikoleksi bagi penghobi,
batu permata banyak dipakai sekedar hiasan.
Biasanya apapun yang meledak di pasaran maka akan dibarengi dengan
penipuan-penipuan. Jika kita tidak tahu nama batu permata
itu dan bahannya
apakah batu atau masakan, maka berpeluang untuk ditipu. Selagi
kita
senang
t2
dengan batu permata, kenapa tidak manfaatkan warisan leluhur kita yang berupa
naskah Carcan Soca atau Carcan
Mirah? i
Masih banyak naskah lontar yang belum tersentuh sedangkan itu
diwariskan pada kita agar kita bias melestarikan, mengkaji, dan memanfaatkan
demi kebahagiaan dan kedamaian. Jika tidak penting menurut para leluhur klta
tidak mungkin para leluhur kita mendokumentasikan dengan susah
payah,
menuliskannya dengan aksara Bali, dan mencari bahan tulisnya berupa daun
lontar.
3. Penutup
Naskah lontar Carcan Mirah dan Carcan Soca memiliki persamaan dan
perbedaan dari kelengkapan
karena ada kebebasan
pengetahuan yang
si
isi. Hal ini biasa terjadi dalam naskah non
sastra
penulis/penyalin untuk menambahi sesuai dengan
dimiliki. Isi
secara umum naskah Carcan Mirah atau Carcan
Soca adalah nama pelmata dengan cirri-ciri fisiknya, kegunaannya, dan ritual
untuk menguatkan rohQtower) dari permata itu.
Batu permata atau batu akik tidak bias dipakai oleh sembarangan orang,
karena ada hitungan hari kelahiran dengan batu permata yang cocok dipakainya.
Di samping batu permata, adajuga
benda-benda bertuah yang lain seperti caling
'taring' badak, harimau, trenggiling, dan sebagainya beserta kegunaannya.
13
Ihftar
Pustaka
Bali-Indonesia Beralrsara Bali dan Lqtin'
Anom, I Gusti Ketut. dkk. 2008. Kamus
Dinas Kebudayaan Kota Denpasar dengan
o"rffi,-ia.qi;;"
BadanPembinaBahasa,Aksara,dan-SastraBaliProvinsiBali.
.,Identifikasi Naskah". Bandung: Fakultas Sastra
Hermansoemantri, Emuch. 1gg6.
Universitas Padj adj aran'
Jirnay4 I Kefut. 1988.
..Carcan Janma,' Lontar yang{erlupakan. Majalah Widya
puint," Tahun V Volume 4.
Denpasar: Fakultas Sastra
Universitas UdaYana' Hlm' 68-76'
pigeaud, Theodore G. TH. 1967. Literature of Jya-Yglyme
JavaneseLiterature.TheHagueMartinusNyhoff.
Poerbatjaraka, R.M.Ng. 2010'
R1mqyo Jawa kuna'
Tel
Oleh:
Dr. I Ketut Jirnqya, M.S.**
l.Pendahuluan
Pulau Bali sebagian besar daerahnya tergolong daerah tropis, seperti
daerah
Bali Utara dan daerah Karangasem. Daerah tropis di satu sisi dikenal
sebagai daerah yang sering kekurangan air, dan
di sisi lain tumbuh tanaman yang
memiliki multi guna, yaitu pohon tal (Borassus flabellifer). Pohon tal dari jenis
kelamin maskulinum memiliki buah yang namanyapuji. Puji ini yang masih muda
dapat dipakai pakan ternak sapid an dapat pula dipakai bahan penghasil gula
merah (Jawa disebut gula Jawa, Bali disebut gula ental, gula juruh). Pohon tal
yang berjenis kelamin fiminim, buahnya yang masih muda dapat dipakai pakan
temak sapi dan daging buahnya bisa dikonsumsi (Bali menyebutnya kuud ental).
Daun tal yang berbentuk kipas (palm) pada zaman dahulu dapat dipakai
atap kandang hewan dan payung bagi petani ketika kehujanan mau pulang dari
ladang. Daun yang muda dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti
anyaman tikar atau benda yang lain, sampian(sarana tpacaraumat Hindu), dan
sarana untuk menulis
(writing material) yang dikenal dengan nama naskah lontar.
*---------- Dipresentasikan dalam Seminar Nasional "Potensi Naskah Lontar Bali
yang Bernilai Luhur dalam Pengutan Jati Diri Bangsa. UPT Lontar
Unud , 18 November 2015.
**
-------- Dosen Prodi Sastra Jawa kuna FIB Unud. Tim Peneliti UPT Lontar
Univ. Udayana.
2
Segala budaya yang tercipta dahulu didokumentasikan dalam bentuk
tulisan-tulisan
di
atas daun lontar. Tradisi penulisan
di
atas daun lontar ini
diperkirakan ketika awal masuknya pengaruh India ke nusantara. Perkiraan ini
didasari atas budaya tulis menulis di Indiajauh sebelumnya sudah berjalan. Ketika
India masuk ke nusantara, budaya itu ikut berkembang terutama pada pengguna
I
bahan tulis lontar seperti di Jawa dan Bali (lihat Hermansoemantri, 1986:66).
i
I
I
Naskah lontar
di Bali yang
sebagian berasal dari Jawa (Majapahit)
jumlahnya kini sudah mencapai ribuan naskah, belum terhitung yang tersimpan di
I
luar Bali seperti
di Museum Nusa
Tenggara Barut, Mataram, Perpustakaan
Nasional Jakarta, dan di luar negeri. Bali boleh berbangga meiliki warisan budaya
t
i
berupa naskah lontar sebanyak itu. Tetapi kebanggaan tanpa disertai dengan
pengkajian isi naskah tersebut belum berarti apa-apa. Masih lebih banyak naskah
lontar di Bali yang belum tersentuh penelitian dan pengkajian untuk mengetahui
apa kandungan isinya dan apa pula fungsinya bagi masyarakat. Kekhawatiran ini
sejalan dengan Teeuw (1982: 10) yang mengatakan baru sebagian kecil saja digali
dan disediakan untuk kalangan yang luas, baik secara ilmiah maupun secara
popularisasi.
Para peneliti atau pemerhati naskah lontar telah
mengelompokkan naskah lontar tersebut sesuai dengan isinya.
berupaya
Di
antara
pembagian tersebut ada naskah lontar satu jenis namun masuk ke dua golongan
yakni naskah carcan. Naskah carcan ada yang memasukkan pada kelompok
naskah Tutur dan ada yang mengelompkkan sebagai naskah Kanda. Tutur dalam
3
bahasa Jawa Kuna dan
Bali berarti cerita atau nasehat untuk mengingatkan atau
menyadarkan.
'
Berdasarkan penelitian, naskah lontar carcan
di Bali
ditemukan ada
beberapa sesuai dengan isi dan fungsinya.
l)
Koleksi Pusat Dokumentasi Dinas Kebudayaan Provinsi Bali
(l)
Naskah Lontar Carcan Jadma; dua buah naskah masing-masing
tebalnya 40 lembar.
(2) Naskah Lontar Carcan Banteng; terdiri dari 2 lembar.
(3) Naskah Lontar Carcan Jaran; terdiri dari37 lembar..
(4) Naskah Lontar Carcan Meong; terdiri dari 13 lembar.
(5) Naskah Lontar Carcan Paksi; terdiri dari 10 lembar.
(6) Naskah lontar Carcan Paksi Titiran; tebal 17 lembar
(7) Naskah Lontar Carcan Titiran; tebal 11 lembar.
(8) Naskah Lontar Carcan Kuda; tebal 13 lembar.
(9) Naskah Lontar Carcan Soca; tebal4 lembar.
(10)
Naskah Lontar Carcan Kucing; tebal 3 lembar.
(11)
Naskah Lontar Carcan Wong Panenger Gering Kacacar; tebal 9
I
lembar.
2)
Koleksi UPT Lontar Universitas Udayana
(1) Naskah Lontar Carcan Janma; tebal 13 lembar
(2) Naskah Lontar Carcan Asu;
(3) Naskah Lontar Carcan Ayam;
(4) Naskah Lontar Carcan Kuda;
(5) Naskah Lontar Carcan
Jaran;
(6) Naskah Lontar Carcan palcsi;
(7) Naskah Lontar Carcan
Mirah;
$
a
r
I
i
P
h
I
fi
F
i
;
r
t
b
tr
Naskah lontar catcan-carcan
di atas sebagian besar belum pernah
tersentuh
penelitian. sarah satu naskah
carcan, yaitu nask ah carcanJanma
pemah dikaji
dan dimuat daram majarah
widya pustaka, Tahun v, Nomor
4 buran Juli l9gg.
Isinya tentang baik-buruk watak
seseorang berdasarkan cirri-ciri
fisik yang
dimiliki (rihat Jirnaya, l9gg, 6s-76).
Bagaimana dengan naskah rontar
carcan_
carcan yang lain? Bagaimana
dapat memanfaatkan fungsinya
kalau dikaji saja
belum? Masih banyak masarah
yang berum terpecahkan
terkait dengan naskah
lontar carcan' Sarah satu naskah
rontar yang berum pemah
dikaji adarah naskah
lontar carcan mirah atau carcan
soca. Naskah rontar ini menarik
untuk dikaji
karena sekarang momentumnya
tepat. Banyak orang mengatakan
sekarang
kembali ke zamanbatu atau
sekarang namanya era batu
akik.
2. Naskah Lontar Carcan
Mirah
2.1 Pengertian Carcan
Seberum sampai pada pemb
icaraan naskah rontar carcan
Miratu akan
dijelaskan terlebih dahulu pengertian
kata carcan Kata carconberasal
dari kata
corca (sansekerta) berarti mengurang-ngurang
daram pikiran; perurangan
kata;
pertimbangan. Jawa 'cacah"Bari
cacak(Zoetmurder dan S.o.
Robson, 2006:163).
Di dalam bahasa Bari, kata carcon
berasar dari kata carcayang
berarti hitung
sebut-sebut (Anom,
dkk.
200g:r
16). Kedua pengertian tersebut jika
5
diakumulasikan, maka kata carca itu berarti, hal-hal yang
harus dipertimbangkan
segala yang disebut-sebut tersebut karena ada baik buruknya,
ada cocok dan tidak
cocoknya, tentu bagi kita.
Sesuai dengan artikata carcan, naskah lontar Carcan Mirah
berisi berbagai
hal yang harus diingat, diperhatikan, dan dicermati. Hal-hal yang
dimaksud
meliputi:
l)
Nama mirah dan cara mengenalinya;
2) Fungsinya
3) Kecocokan pemakaian berdasarkan hari kelahiran
4\ Ritual untuk menguatkan roh
Qtower) dari mirah tersebut
Ada sebuah buku kecil berjudul
lki
retenger soco Mautama Manut Ring
Lontar- Buku ini ditulis oleh Jro Mangku purasari, Tahun 200g.
Beliau tidak
menyebutkan sumber lontar yang dikajinya, tetapi isinya tentang
permata (soca)
mirah dan sebagainya.
om Awighndma{u nama siddyvm. yan kita maidtp, ring soco mautama
tdngVrnya" i! ucapanig ring kandanya den p)oyotno, pomo, pomo,
pomo. Nia i'engZran mirah ani mautama, matdmaian manik
mqva tur
marqwot rosa kadi rumput ring toyo ring bulonge sane 6ning. Irrka
mvtu
kukus madaging urat kadi rambut sane-alus pikaranyab kidi
int{n, tur
dumilah mangalah-arah, mat€mahan kadi
loyo vning, ika ngaran mirah
uatama data. wiodin arit mirah ika, wYnang or{g"n ,oittvpo,
,rng
raganta, mongkana sojaring sastra (pulasari, 200g:l) -
iki
Terjemahannya
Semoga tiada aral merintang. Jika engkau senang pada permata
yang
utama, inilah ciri-ci.ri1va, begini penjelasannya aai igar waspada.
lnita[
ciri-ciri permata mirah utama sebagai tvtanit Maya sepintas ada garis
bagaikan rumput di tengah air di dalam belanga yang-jernih.
Di iana
terlihat keluar asap berisi urat bagaikan rambut y*g t ulur, kerlap-kerlip
6
bagaikan intan, bercahaya bening, itulah permata mirah yang utama.
Walaupun mirah itu kecil, patut dipakai bekal untuk menjaga diri (dari
pengaruh buruk). Demikian yang djkatakan dalam sastra.
Kutipan di atas merupakan ciri-ciri umum untuk permata yang disebut
mirah. Secara khusus ada berbagai macam tambahan ciri sehingga bermuara pada
berbagai jenis dan nama mirah tersebut.
Di dalam buku Tetenger Soca Mautama
I
disebutkan ada 49 jenis mirah tentu dengan klasifikasi ciri yang berbeda-beda.
Diantaranya:
Yan ana soco irfng ngumadep ngdristal tur suet\ngah madiyut biru,
masinar kuning,maurat kuning kadi kalimayah ika mirah utama, ngaran
Narayana. Siwa sakala panganggen sang putus miwah sang angawe rdt.
Palania wong asih kabeh, yan uning ngastowayang ring lda Sanglryang
Tiga Sakti.
Terjemahannya
Jika ada permata hitam bening dan di tengahnya ada wama kebiruan,
bersinar kuning berurat kuning bagaikan kalimoyah (kerlap-kerlip dengan
aneka warna) itu mirah yang utama bernama Mirah Narayana Nyata
Dewa Siwa sebagai busana (perhiasan) orang suci dan kepala
pemerintahan. Kegunaannya, disenangi semua orang
memuja Hyang Tiga Sakti.
jika tahu
cara
Mirah yang lainnya: Mirah Padma Agung, Mirah Siwa Sekala, Mirah
Mawar, Mirah Rambut Sedana, Mirah Windu Murti, Mirah Ratna Duita, Mirah
Kacubung Dalima Malit, Mirah Sitangsu, Mirah Golo Raja, Mirah Manjangan
Bang, Mirah Jaga Satru, Mirah Kresnadan4 Mirah Windusara, Mirah Delima,
Mirah Ratna Agung, Mirah Rukmarat4 Mirah Kacubung Kasian, Mirah
Cempaka, Mirah Partawijaya, Mirah Manik Kuparaga, Mirah Adi, Mirah Ulung,
Mirah Surya Candra, Mirah Manik Atmaraksa, Mirah Bayu, Mirah Kresna Murti,
Mirah Nilakanta, Mirah Nila Anom, Mirah Indra Nila, Mirah Nila Geni, Mirah
7
Asi
Kresna, Mirah Bidura
Laliut, Mirah Jerijih Asti, Mirah Ijo, Mirah sambu,
Ratna Ulung' Mirah
Mirah Anggrek, Mirah Inten, Mirhh Brumbun' Mirah
Mirah Toplas, Mirah opal, Mirah
Zambrut, Mirah Mata Kucing, Mirah Bangsing,
Tri
Mirah Bayu Merta, Mirah
Sakti, Mirah Useran Jagat, Mirah Jati rami,
Jagut.Bidura Jempaka, Bidura Bulan
Di
juga memuat permata yang
samping puluhan jenis mirah' lontar ini
lainnya yang terkait
tidak termasuk katagori mirah dan benda-benda bertuah
dengan perhiasan.
dnggen ring raga'
Batu bolong, lds kelor, tiing biluh dmpVt, utamania
Mraiapati'
ring
pangimpas agung, tan kasor ring musui' astawayang
TerjemahannYa:
Batuberlubang,intibatangpohonkelor,bambubuluhyangtidak
yang buruk,
dil"k"i urrtik budun, terhindar dari hal-hal
berongga,
pura Mrajapati'
tidak terkalun-tun oleh musuh, doakan di
G;s
Benda-bendabertuahyangbiasadipakaihiasanliontinjugadimuatdi
dalarn lontar ini, sePerti:
raga salwirin wisia
r) Caling Duyung; wong utama anggen pakemit
mimpas.
osangat baik untuk menjaga diri, segala racun' lewat'
2) Caling Warak 'badak'; anggen matetamban
utama'
sangat mujarab
dipakai untuk Pengobatan'
wong
3) Caling Macan; wenang anggen sasikepan
'baik untuk penjaga bayi, dipakai kalung''
rare' angge kalung
:is:set!{$@w!.irri
EE!:*:eF!ql1sEEffim$fi:ri!!!qrs,.
i
8
4) cetong Kelesih 'trenggiling';
utama angen ngetes anak sakit kBno
bebainan miwah buduh'baik dipakai mengetes orang sakit kena santet
dan gila'.
5)
Tanduk cicing 'Anjing'; utama anggen sasikepan ring raga sarira
'sangat mulia dipaka pelindung
diri'.
Lontar ini juga memuat beberapa batu permata (akik) yang tidak termasuk
mirah, seperti:
l)
Batu bebed
2)
Batu Tampakdara pirus (pirus Daun, pirus urat Emas, pirus Bang)
3)
Batu Permali.
4)
Badar (Badar Perak, Badar Besi, Badar Emas).
Bagian terakhir dijelaskan kecocokan pemakaian permata menurut hari
kelahiran.
r) Saniscara
Kliwon :
Pirus Bang, Windusar4 Ratna Agung, Mirah
Darah, Mirah Juwet.
2) Anggara
Manis
: Mirah Mawar
3) Buda Paing
Mirah kuning awor barak
4) Wrespati Pon
Mirah Kanta/I4irah Mawar madiut kuning
5) Sukra Pon
: Mirah Kacubung madiut tangi, masawangbaraV
Sapir Biru
6) Sukra Wage
Pirus Daun
9
Putih' Pawala
: Mirah Dewa, IndraNila, Cempaka
7) Redite
Putih
: JagaSatru,
8) Redite Manis
Nila Banyu, Mirah Dewa' Anggrek
Wulan.
9)
NilaKanta
Redite Wage
l0) Saniscara Paing
Mirah Gadang/Asti Kresna
11) Saniscara Umanis
Mirah Gadang/Bidura Kresna
12) Sukra Manis
Mirah Biru/Bidara Laliut
2.2 BtdayaKepercayaan
pada Batu Permata
Dilndonesiabanyakdaerahnyamenghasilkanbarupermatayangpopular.
Ragamjenisbatupermatapopularyangberasaldaridaerah-daerahantaralain,
Kalimaya'
ldooase, Banten penghasil bat:u
Aceh dan padang memiliki batu
Lampungdenganbatu.batuAngguryangmenawansepertiCempaka,Kalimantan
dan Intan Berlian' Batu-batu ini
dengan Kecubung (Amethys)-nya'
diklasifikasikanmenurutkekerasannya(SknlaMohs)danbanyakdiburukarena
kualitaskristalnya(https/id.m.wikipedia.org)diunduh22oktober20l5.
Batupermatayangjugadisebutbatumuliadanbatuakikmemilikinilai
estetisdanekonomis.sepanjangperadabanmanusiadiduniainibatupermata
telahdipakaisebagaihiasanatauornamen.Dahulupadazarrnnkerajaanbatu
seperti tiara bagi para ratu dan
pennata dipakai sebagai symbol kewibawaan
gelangbagiraja.raja.DidalamkaryasastraJawaKuno,yaituKakawinRamayana
disebutkan.
10
satewehning mulya kabeh, knnaka raiata lan manic hanang kana,
Yangken untunia maputih, gumuyu guyung swarga sor denia
sphatika manic tamalah-alah, suteia munggwing umah paninjowan,
Kadi Gangga saka Himanan' ruparrya katon sutejasri(Porbatj araka, 20 1 0 :3 8-3 9).
Terjemahannya:
Segala benda yang
muli4
emas perak dan permata ada
di sana,
Bagaikan giginya yang putih, (yang sedang) menertawai surge kalah
olehnya.
Kristal permata tak tertandingi, bercahaya di rumah peristirahatan,
Bagaikan Sungai Gangga dari Himawan, terlihat bersinar dengan indahnya.
Di dalam Kakawin Arjunawiwaha juga disebutkan'
Katon tikangindra pada prabhaswara, wetan sakeng meru
marep
mangambara,
Kutarrya malwa gupurarrya pat manic, kerang ningaditya sasangka nityasa.
(Wama, dkk. 1990:44).
Terjemahannya:
Terlihatlah surge itu berkelap-kelip, kea rah timur istananya menghadap ke
angkasa,
lstananya luas berpintu empat penuh dengan permata, selalu membuat
malu sang surya dan dewi bulan.
Di dalam perkembangan batu permata yang semula dari
hiasan kemudian
menjadi kepercayaan bahwa batu mulia tersebut bertuah. Pengetahuan para
71.
leluhur kita mendokumentasikan pengetahuan dan pengalamannya ke dalam
tulisan yang kita kenal dengan naskah.Ei Bali ada naskah lontar Carcan Mirah
dan carcan Soca. Tidak dapat disimpulkan apakah pengetahuan tentang batu
permata yang ada
di Bali
berasal dari Jawa? Hal
ini
memang memerlukan
penelitian khusus.
Secara historis, budaya
Bali banyak berasal dari Jawa terutama pada saat
Kerajaan Majapahit. walaupun demikian ternyata
di
Jawa mengenal batu
permata yang memiliki khasiat dan kegunaan bagi kehidupan manusia. Hal ini
tercatat
di dalam btku Literature of Java. Pigeaud (1967:279)
naskah yang
memuat masalah batu permata di masukkan ke kelompok mitologi Jawa In
Javanese mythologt ond legendary history jewels possessing mogic powers (in
Jovonese called manic or sotya)..
Fenomena kebangkitan terhadap sesuatu
(renaissance) memang kerap terjadi. Tahun 2015
yang dianggap
ini banyak yang
klasik
mengatakan
kita kembali ke zaman batu. Indikasinya terjadi bom batu akik. Di sana-sini
terdengar raungan suara mesin gosok batu dan sekaligus melayani penjualan batu
dan cangkoknya. Batu akik dijajakan dari emperan took sampai masuk galeri
Swaklayan terkemuka di Jakarta. Batu permata banyak dikoleksi bagi penghobi,
batu permata banyak dipakai sekedar hiasan.
Biasanya apapun yang meledak di pasaran maka akan dibarengi dengan
penipuan-penipuan. Jika kita tidak tahu nama batu permata
itu dan bahannya
apakah batu atau masakan, maka berpeluang untuk ditipu. Selagi
kita
senang
t2
dengan batu permata, kenapa tidak manfaatkan warisan leluhur kita yang berupa
naskah Carcan Soca atau Carcan
Mirah? i
Masih banyak naskah lontar yang belum tersentuh sedangkan itu
diwariskan pada kita agar kita bias melestarikan, mengkaji, dan memanfaatkan
demi kebahagiaan dan kedamaian. Jika tidak penting menurut para leluhur klta
tidak mungkin para leluhur kita mendokumentasikan dengan susah
payah,
menuliskannya dengan aksara Bali, dan mencari bahan tulisnya berupa daun
lontar.
3. Penutup
Naskah lontar Carcan Mirah dan Carcan Soca memiliki persamaan dan
perbedaan dari kelengkapan
karena ada kebebasan
pengetahuan yang
si
isi. Hal ini biasa terjadi dalam naskah non
sastra
penulis/penyalin untuk menambahi sesuai dengan
dimiliki. Isi
secara umum naskah Carcan Mirah atau Carcan
Soca adalah nama pelmata dengan cirri-ciri fisiknya, kegunaannya, dan ritual
untuk menguatkan rohQtower) dari permata itu.
Batu permata atau batu akik tidak bias dipakai oleh sembarangan orang,
karena ada hitungan hari kelahiran dengan batu permata yang cocok dipakainya.
Di samping batu permata, adajuga
benda-benda bertuah yang lain seperti caling
'taring' badak, harimau, trenggiling, dan sebagainya beserta kegunaannya.
13
Ihftar
Pustaka
Bali-Indonesia Beralrsara Bali dan Lqtin'
Anom, I Gusti Ketut. dkk. 2008. Kamus
Dinas Kebudayaan Kota Denpasar dengan
o"rffi,-ia.qi;;"
BadanPembinaBahasa,Aksara,dan-SastraBaliProvinsiBali.
.,Identifikasi Naskah". Bandung: Fakultas Sastra
Hermansoemantri, Emuch. 1gg6.
Universitas Padj adj aran'
Jirnay4 I Kefut. 1988.
..Carcan Janma,' Lontar yang{erlupakan. Majalah Widya
puint," Tahun V Volume 4.
Denpasar: Fakultas Sastra
Universitas UdaYana' Hlm' 68-76'
pigeaud, Theodore G. TH. 1967. Literature of Jya-Yglyme
JavaneseLiterature.TheHagueMartinusNyhoff.
Poerbatjaraka, R.M.Ng. 2010'
R1mqyo Jawa kuna'
Tel