UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN GAMBAR SERI PADA Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Gambar Seri Pada Anak Didik Kelompok A Di TK Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar Tahun Pela

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI
METODE BERCERITA DENGAN GAMBAR SERI PADA
ANAK DIDIK KELOMPOK A DI TK AISYIYAH
KALIWULUH KEBAKKRAMAT KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 20012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:
WIDARTINI
NIM. A520091027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
2013

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI
METODE BERCERITA DENGAN GAMBAR SERI PADA ANAK
DIDIK KELOMPOK A DI T K AISYIYAH KALIWULUH

KEBAKKRAMAT KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 20012/2013
WIDARTINI
NIM. A520091027
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk 1. Untuk mengetahui apakah melalui
metode bercerita dengan gambar seri dapat meningkatkan kemandirian anak di
Taman Kanak-kanak Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar Tahun
Pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan
(action ressearch) dengan bentuk penelitian PTK. Subjek penelitian adalah seluruh
anak yang berada di TK Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar Tahun
Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa. Metode pengumpulan data yang
dipergunakan adalah wawancara mendalam observasi partisipan, dokumentasi dan
test. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model induktif interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa 1)
Kemandirian anak Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat
Karanganyar pada siklus I pertemuan I siswa yang telah dinyatakan tuntas ada 1
anak (5 %), sedangkan pada siklus I pertemuan II menunjukkan bahwa siswa yang
tuntas ada 7 anak (35 %). 2) Kemandirian anak anak Taman Kanak-Kanak Aisyiyah
Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar pada siklus II pertemuan I menunjukkan
bahwa siswa yang tuntas ada 15 anak (75 %), sedanhgkan pada siklus II pertemuan

II menunjukkan bahwa siswa yang tuntas ada 20 anak (100 %) Berdasarkan
keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut: Melalui
metode bercerita dengan gambar seri dapat melatih serta meningkatkan
kemandirian anak sejak dini di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah
Kaliwuluh
Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/ 2013.
Kata Kunci: Meningkatkan,kemandirian Anak, Metode bercerita dengan gambar seri

PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih

1

2

lanjut. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu bentuk

pendidikan anak usia dini yang berada pada jalur pendidikan formal, seperti yang
termaktub dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
58 Tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini. Sebagai lembaga
pendidikan formal yang terendah, tugas utama TK adalah mempersiapkan anak
dengan memperkenalkan pengetahuan, sikap/perilaku, dan keterampilan agar anak
dapat melanjutkan kegiatan belajar yang sesungguhnya di sekolah dasar (Depdiknas,
2009).
Pada lembaga pra sekolah inilah anak-anak dikenalkan proses kemandirian
dan interaksi sosial dengan model permainan. Karena dunia anak adalah dunia
bermain, maka melalui bermain anak memperoleh pelajaran yang mengandung aspek
perkembangan kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik. Melalui kegiatan
bermain dengan berbagai permainan anak dirangsang untuk berkembang secara
umum baik perkembangan berpikir, emosi maupun sosial. Hal ini terjadi karena
bermain

merupakan

suatu

kegiatan


yang

dilakukan

dengan

atau

tanpa

mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi,
memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.
Perkembangan anak yang normal, usia pra sekolah merupakan usia yang
mudah menyerap segala informasi yang ada di sekitarnya. Belajar pada masa awal
dalam pendidikan formal bisa didapatkan dari pendidikan Taman Kanak–kanak
adalah tempat anak belajar, anak berkembang lewat permainan. Taman Kanak-Kanak
merupakan suatu usaha pendidikan pra sekolah yang mempunyai tujuan untuk
meletakkan dasar perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta
anak didik di dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Di samping itu

pendidikan pra sekolah juga membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki jalur pendidikan
sekolah. Dengan mengikuti pendidikan pra sekolah

diharapkan anak memiliki

kemampuan untuk mengenal huruf dan angka yang sangat diperlukan dalam
tingkatan pendidikan dasar selanjutnya.
Salah satu kegiatan bermain yang dapat digunakan untuk membiasakan
kemandirian anak adalah melalui metode bercerita. Melalui metode cerita, anak
TK akan memperoleh keterangan dan nilai-nilai yang nantinya dapat digunakan dan

3

diterapkan saat dewasa kelak. Oleh karena itu, pendidikan bagi siswa TK harus
diintegrasikan dengan lingkungan kehidupan anak yang ada di sekitar anak. Melalui
bercerita diharapkan anak ditunjukkan dan dikenalkan dengan lingkungan kehidupan
anak. Lingkungan kehidupan anak sebagai pribadi, terutama lingkungan kehidupan
anak dalam kelompok, banyak memberikan pengalaman bagaimana cara melakukan
sesuatu yang terdiri atas serangkaian tingkah laku yang dimaksud. Di dalam

kehidupan kelompok, masing-masing anak belajar untuk dapat mengatur diri sendiri
agar dapat membina persahabatan berperan serta dalam kegiatan kelompok,
memecahkan masalah yang dihadapi kelompok, dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama. Agar perkembangan kemandirian pada masa anak-anak tercapai
secara optimal, sarana dalam metode bercerita mempunyai peranan yang sangat
penting dalam perkembangan kemandirian anak-anak.
Taman Kanak-kanak Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat merupakan salah
satu TK yang berada pada pinggiran Kota Kecamatan sebelah barat daya memiliki
kemampuan hampir seragam karena saat masuk memiliki umur yang hampir seragam
yakni antara 4 tahun dan 5 tahun. Namun demikian bila ditinjau dari kemandirian
anak didik, mereka belum sesuai dengan harapan guru maupun orang tua sebagai
user pendidikan berdasarkan hasil observasi dan refleksi diri ada beberapa masalah
yang terjadi di TK Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat, yang belum bisa melakukan
interaksi dengan teman sebaya dan lingkungan anak yang baru. Bila masalah ini
tidak segera mandapat solusi maka sangatlah sulit bagi anak untuk mencapai hasil
belajar yang memuaskan.
Untuk menciptakan anak Taman Kanak-Kanak yang tangguh maka dalam
Proses Belajar Mengajar (PBM) demi tercapainya tujuan yang efisien dan efektif,
harus bertitik tolak pada pengertian metode, maka yang dimaksud dengan metode
pengajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan, maka fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan. Karena
metode mengajar tersebut turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar
mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu system pengajaran. Salah
satu metode pengajaran atau pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran,
yaitu metode bercerita. Melalui cerita anak-anak mampu mendengarkan dengan
seksama terhadap apa yang disampaikan orang lain, anak dapat bertanya apabila

4

tidak memahaminya, anak dapat menjawab pertanyaan, anak dapat menceritakan
kembali cerita, memperoleh banyak perbendaharaan kata-kata baru serta dapat
belajar bagaimana menyusun kalimat dengan benar. Dengan cerita guru dapat
merangsang kemampuan bercerita anak. Bercerita dapat diserta alat peraga maupun
tanpa alat peraga. Cerita sebaiknya diberikan secara menarik dan membuka
kesempatan bagi anak untuk bertanya dan memberikan secara menarik dan membuka
kesempatan bagi anak untuk bertanya dan memberikan tanggapan setelah cerita
selesai. Cerita akan lebih bermanfaat jika dilaksanakan sesuai dengan minat,
kemampuan dan kebutuhan anak (Depdiknas, 2009).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kaliwuluh

Kebakkramat Karanganyar. Taman Kanak-kanak ini terletak di desa Kaliwuluh
Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, berada di tengah-tengah dukuh
Teken kelurahan Kaliwuluh. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan
Oktober 2012 sampai dengan bulan Desember 2012. Subyek penelitian adalah Guru
kelas serta siswa di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kaliwuluh
Karanganyar

Kebakkramat

tahun pelajaran 2012/2013. Obyek penelitian adalah kemandirian

siswa serta pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita dengan gambar seri
.
Jenis penelitian adalah PTK dengan langkah-langkah
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan untuk proses penelitian tindakan kelas ini adalah
mendata seberapa banyak anak yang mempunyai kemandirian yang kurang, serta
menyiapkan perangkat pengajaran dengan metode bercerita dengan gambar seri .
2. Pelaksanaan
a. Tahap Perencanaan Tindakan

Anak – anak yang akan ditingkatkan kemandiriannya adalah anak –
anak yang kemandiriannya belum baik saat di sekolah. Adapun langkah yang
dilakukan pada tahapan ini antara lain :
1) Pengumpulan data diri anak yang kemampuan kemandirian yang rendah.
2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak dan memecahkannya.

5

3) Menentukan program pengajaran yang tepat yakni metode pembelajaran
dengan metode bercerita dengan gambar seri
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
1) Guru menerapkan pembelajaran dengan metode bercerita dengan gambar
seri
2) Anak belajar dalam situasi metode bercerita dengan gambar seri
3) Memantau perkembangan kemandirian yang terjadi pada anak.
3. Tahapan Observasi
Tindakan guru memonitor dan membantu anak jika menemui kesulitan
selama pengajaran dengan metode bercerita dengan gambar seri . Dalam tahapan
ini dilakasanakan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan metode
bercerita dengan gambar seri . Guru sebagai observer melakukan pengamatan

berdasarkan pedoman observasi yang telah disiapkan sebelumnya oleh
pengamatan. Hasil observasi merupakan bahan perenungan untuk melakukan
langkah selannjutnya (refleksi)
4. Tahapan Refleksi
Dalam tahapan ini peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan
persiapan untuk melaksanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dengan
metode bercerita dengan gambar seri dan observasi terhadap proses pembelajaran
oleh guru dan aktivitas siswa saat mengikuti pembelajaran
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus I dibuat siklus II yang
meliputi :
a. Tahap Perencanaan Tindakan
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
c. Tahap Observasi
d. Tahap Refleksi.
Demikian juga untuk siklus II dan siklus III, selanjutnya anak mampu terlatih
kemandiriannya.
Sumber data dapat ditemukan melalui pengamatan keseharian yang dilakukan
anak, dimana anak sebelumnya masih belum mandiri dalam melakukan kegiatan dan
penakut, setelah berlatih dengan metode bercerita dengan gambar seri


mampu

6

tumbuh keberaniannya, hilang rasa takutnya dan anak menjadi lebih aktif dan
mampu mandiri dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Dalam pengumpulan data yang dipergunakan peneliti ada 3 teknik. Teknik
tersebut adalah

Teknik Wawancara; Teknik Observasi; Metode Dokumentasi.

Keberhasilan kegiatan penelitian ini akan tercermin dengan adanya penigkatan yang
signifikan terhadap kemampuan kognitif anak meliputi aspek kemandirian. Adapun
prosentase keberhasilan penelitian tiap siklus dapat dilihat pada sebuh tabel.
Tabel 3.5
Rata – rata Prosentase Keberhasilan Tiap Siklus

Keberhasilan
penelitian
Rata – rata prosentase
kemandirian anak
dalam 1 kelas

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

40 %

65 %

80 %

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang melalui metode bercerita dengan gambar seri

dilakukan

dalam 3 siklus mulai dari siklus I, siklus II. Pada siklus II pertemuan kedua hasil
penelitian menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan berhsil mneingkatkan
kemandirian siswa Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat
Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Secara keseluruhan dapat dilihat pada table
berikut:
Tabel 4.2
Tabulasi Kemandirian Anak Setelah Pembelajaran dengan Metode Bercerita Siklus I
Pertemuan I
Skor
Nilai dalam
No
Frekuensi
Prosentase
Kemandirian
Skala 100
1
13
46
2
10 %
2
14
50
2
10 %
3
15
54
3
15 %
4
16
57
3
15 %
5
17
61
5
25 %
6
18
64
2
10 %
7
19
68
2
10 %
8
20
71
1
5%
Jumlah
20
100 %

7

Dari tabel di atas dapat dibuat histogram sebagai berikut:
Gambar 4.2.
Histogram Hasil Post Test Kemandirian Anak Setelah Siklus I Pertemuan I

Dari tabel dan histogram di atas dapat diketahui siswa yang telah
dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas menunjukkan kemandirian memadai
atau memiliki nilai 70 dalam skala 100) ada 1 anak dari 20 anak (5 %),
sedangkan yang belum tuntas ada 19 anak dari 20 anak (95 %)
Tabel 4.3
Tabulasi Kemandirian Anak Setelah Pembelajaran dengan Metode Bercerita Siklus I
Pertemuan II
Skor

Nilai dalam

Kemandirian

Skala 100

1

16

2

No

Frekuensi

Prosentase

57

2

10 %

17

61

3

15 %

3

18

64

3

15 %

4

19

68

5

25 %

5

20

71

3

15 %

6

21

75

2

10 %

7

22

79

1

5 %

8

23

82

1

5%

20

100 %

Jumlah

Dari tabel di atas dapat dibuat histogram sebagai berikut:

8

Gambar 4.3.
Histogram Hasil Post Test Kemandirian Anak Setelah Siklus I Pertemuan II

Dari tabel dan histogram di atas dapat diketahui siswa yang telah dinyatakan
tuntas (memiliki aktifitas menunjukkan kemandirian memadai atau memiliki nilai 70
dalam skala 100) ada 7 anak dari 20 anak (35 %), sedangkan yang belum tuntas ada
13 anak dari 20 anak (65 %)
Tabel 4.4
Tabulasi Kemandirian Anak Setelah Pembelajaran dengan Metode Bercerita
Siklus II Pertemuan I
Skor
Nilai dalam
No
Frekuensi
Prosentase
Kemandirian
Skala 100
1
61
5%
17
1
2
64
10 %
18
2
3
68
10 %
19
2
4
71
15 %
20
3
5
75
20 %
21
4
6
79
15 %
22
3
7
82
20 %
23
4
8
86
5%
24
1
Jumlah
20
100 %
Dari tabel di atas dapat dibuat histogram sebagai berikut:
Gambar 4.4.
Histogram Hasil Post Test Kemandirian Anak Setelah Siklus II Pertemuan I

9

Dari tabel dan histogram di atas dapat diketahui siswa yang telah
dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas menunjukkan kemandirian memadai
atau memiliki nilai 70 dalam skala 100) ada 15 anak dari 20 anak (75 %),
sedangkan yang belum tuntas ada 5 anak dari 20 anak (25 %)
Tabel 4.5
Tabulasi Kemandirian Anak Setelah Pembelajaran dengan Metode Bercerita
Siklus II Pertemuan II
Skor

Nilai dalam

Kemandirian

Skala 100

1

21

2

No

Frekuensi

Prosentase

75

1

5%

22

79

3

15 %

3

23

82

3

15 %

4

24

86

3

15 %

5

25

89

4

20 %

6

26

93

3

15 %

7

27

96

3

15 %

20

100 %

Jumlah

Dari tabel di atas dapat dibuat histogram sebagai berikut:
Gambar 4.5.
Histogram Hasil Post Test Kemandirian Anak Setelah Siklus II Pertemuan II

10

Dari tabel dan histogram di atas dapat diketahui siswa yang telah
dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas menunjukkan kemandirian memadai
atau memiliki nilai 70 dalam skala 100) ada 20 anak dari 20 anak (100 %),
sedangkan yang belum tuntas ada 0 anak dari 20 anak (0 %)
Dari deskripsi data diatas dapat dibuat suatu perbandingan antara
sebelum Siklus, Siklus I pertemuan I, pertemuan I, Siklus II pertemuan I dan
pertemuan II tabel sebagai:
Tabel 4.7:
Perbandingan Hasil Post Test kemandirian anak anak Taman Kanak-Kanak Aisyiyah
Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Skor
Kemandirian
anak
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Perkembangan Kemandirian anak
Sebelum
Skl I Prt
Siklus I Siklus II
Siklus
I
Prt II
Prt I

Siklus II
Prt II

1 siswa
1 siswa
3 siswa
4 siswa
4 siswa
2 siswa
2 siswa
2 siswa
0 siswa
0 siswa
0 siswa
0 siswa
0 siswa
0 siswa
0 siswa
0 siswa
0 siswa

0 Siswa
0 siswa
0 siswa
0 siswa
0Siswa
0 siswa
0 siswa
0 siswa
0 Siswa
0 siswa
0 siswa
1 siswa
3 siswa
3 Siswa
3 siswa
4 siswa
3 siswa

0 siswa
0 siswa
0 siswa
2 siswa
2 siswa
3 siswa
3 siswa
5 siswa
2 siswa
2 siswa
1 siswa
0 siswa
0 siswa
0 siswa
0 siswa
0 siswa
0 siswa

0 siswa
0siswa
0 siswa
0 siswa
0 siswa
0 siswa
2 siswa
3 siswa
3 siswa
5 siswa
3 siswa
2 siswa
1 siswa
1 siswa
0 siswa
0 siswa
0 siswa

0 Siswa
0 siswa
0 siswa
0 siswa
0 Siswa
0 siswa
0 siswa
1 siswa
2 Siswa
2 siswa
3 siswa
4 siswa
3 siswa
4 Siswa
1 siswa
0 siswa
0 siswa

11

18
19
20
21
22

27
Siswa yang
tuntas
Prsn Siswa
Tuntas
Siswa Tak Tuntas
Prsn Siswa Tak
Tuntas

0 siswa
0 siswa

0 siswa
1 siswa

0 siswa
7 siswa

0 Siswa
15 siswa

3 Siswa
20 siswa

0%

5%

35 %

75%

100 %

20 siswa
100 %

19 siswa
95 %

13 siswa
65 %

5 siswa
25 %

0 siswa
0%

Dari tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa skor kemandirian siswa yang
jumlahnya 10, 11, 12 pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II, Siklus II
pertemuan I dan pertemuan II jumlah siswanya 0 karena setelah perlakukan
pembelajaran dengan metode proyek skor kemandirian yang dimiliki anak
mengalami kenaikan atau anak semakin mandiri. Dari table 4.7 apabila dibuat
diagram sebagai berikut :
Gambar 4.7.
Histogram Perbandingan Hasil Post Test Kemandirian Anak TK pada Sebelum Siklus, Siklus I
pertemuan I dan pertemuan II; Siklus II pertemuan I dan pertemuan II

SIMPULAN
Kemandirian anak merupakan tujuan yang ingin dicapai orang tua dalam
mendidik anak-anaknya. Sikap mandiri sudah dapat dibiasakan sejak anak masih
kecil, melalui hubungan kasih sayang dan kedekatan dengan kedua orang tua.
Dengan demikian anak akan dapat berkembang sebagaimana mestinya. Anak yang

12

tidak mendapatkan kasih sayang akan terlibat mendapatkan berbagai macam
gangguan dalam penyesuaian sosial pada saat ia bertambah besar.
Salah

satu

kegiatan

pembelajaran

yang

dapat

digunakan

untuk

membiasakan kemandirian anak adalah melalui metode bercerita dengan gambar
seri. Melalui metode bercerita dengan gambar seri, anak TK akan memperoleh hasil
belajar dengan mendapatkan contoh-contoh tertentu sesuai dengan tujuannya,
terutama proses penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan.
Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan
mengambil tema tanaman. Penelitian ini menggunakan tiga siklus, yang masingmasing siklus anak dikenalkan mengenai bagian tanaman, macam-macam tanaman
dan manfaat tanaman.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa : 1) Kemandirian anak
Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar pada siklus I
pertemuan I menunjukkan bahwa siswa yang telah dinyatakan tuntas ada 1 anak (5
%) dari 20 anak, sedangkan yang belum tuntas ada 19 anak (95 %) dari 20 anak,
sedangkan pada siklus I pertemuan II menunjukkan bahwa siswa yang telah
dinyatakan tuntas ada 7 anak (35 %) dari 20 anak, sedangkan yang belum tuntas ada
13 anak (65 %) dari 20 anak. 2) Kemandirian anak anak Taman Kanak-Kanak
Aisyiyah

Kaliwuluh

Kebakkramat

Karanganyar pada siklus II pertemuan I

menunjukkan bahwa siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas
menunjukkan kemandirian memadai atau memiliki nilai ≥ 70 dalam skala 100) ada
15 anak (75 %) dari 20 anak, sedangkan yang belum tuntas ada 5 anak (25 %) dari
20 anak, sedanhgkan pada siklus II pertemuan II menunjukkan bahwa siswa yang
telah dinyatakan tuntas ada 20 anak (100 %) dari 20 anak, sedangkan yang belum
tuntas ada 0 anak (0 %) dari 20 anak
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai
berikut: Melalui metode proyek dapat melatih serta meningkatkan kemandirian anak
sejak dini di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar
tahun pelajaran 2012/ 2013

13

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan ke 11,
Jakarta: Rineka Cipta.
Dinkes. 2009. Pedoman Pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta: Depkes RI.
Depdiknas, 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta
Departemen Pendidikan Agama, 2005. Kurikulum 2004 TK dan Raudhatul Athfal.
Departemen Pendidikan Agama Dirjen Pendidikan. Dhieni N et al. 2005. Metode
Pengembangan Bahasa. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia.
Enung Fatimah. 2006. Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik,
Bandung: Pustaka Setia
Hamzah B. Uno. 2008. Profesi Kependidikan Problema, Solusi dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hendra Surya. 2003. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo, Masmedia Buana
Pustaka
Hurlock, E. 1995. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT.Grasindo
Jasni Herlani, 2008. Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Seni Lukis Anak di TK
Bumi Limas. Skripsi PGTK UPI Bandung.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.
Moeslichatoen, R. 2007. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kank. Jakarta: Rineka
Cipta.
Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, 2002. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara
Nasrulloh, 2011. Pemanduan Anak Berbakat, Rajawali, Jakarta
Notoatmodjo, S. (2002). Metode Penelitian Kesehatan, edisi Revisi cetakan kedua.
Rineka Cipta: Jakarta
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba.

14

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta
Soegiyono, 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
_________, 2011. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D . Bandung: Alfabeta.
Tabrani P, 2005. Metode Bercerita Dengan Gambar. Bandung: Kelir.
Yudha H & Rudyanto, 2004. Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan
Keterampilan Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Peningkatan Pendidikan Tenaga
Kependidikan.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA GAMBAR SERI Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita Gambar Seri Kelompok B di TK Aisiyah Sambon Tahun Ajaran 2016/2017.

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA GAMBAR SERI Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita Gambar Seri Kelompok B di TK Aisiyah Sambon Tahun Ajaran 2016/2017.

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI GAMBAR SERI PADA ANAK KELOMPOK B TK KANISIUS Upaya Meningkatkan Kemampuan Bercerita Melalui Gambar Seri Pada Anak Kelompok B TK Kanisius Delanggu Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013 Program Studi Pendidikan Ana

0 1 19

UPAYA MENINGKATKAN PERHATIAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN BONEKA TANGAN PADA ANAK Upaya Meningkatkan Perhatian Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Boneka Tangan Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi II Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajar

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN PERHATIAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN BONEKA TANGAN PADA ANAK KELOMPOK Upaya Meningkatkan Perhatian Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Boneka Tangan Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi II Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar Tahun

0 1 15

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN GAMBAR SERI Upaya Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Gambar Seri Pada Kelompok B Di TK Aisiyah Joton III Jogonalan Klaten Tahun 2012/2013.

0 3 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN GAMBAR SERI PADA Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Gambar Seri Pada Anak Didik Kelompok A Di TK Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar Tahun Pela

0 1 13

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Gambar Seri Pada Anak Didik Kelompok A Di TK Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 20012/2013.

0 1 7

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE BERCERITA GAMBAR SERI PADA ANAK Upaya Peningkatan Kemampuan Berbahasa Melalui Metode Bercerita Gambar Seri Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Kayumas II Jatinom Tahun Ajaran 2012 / 2013.

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BERCERITA DENGAN GAMBAR SERI Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Bercerita Dengan Gambar Seri (Penelitian Pada Anak Kelompok Usia 4-5 Tahun di KB Dahlia Sengon Tahun Pelajaran 2012/2013

0 0 16