PELAKSANAAN UMK KOTA BEKASI TAHUN 2013 DIHUBUNGKAN TERHADAP PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) SECARA SEPIHAK OLEH PERUSAHAAN DI KOTA BEKASI DITINJAU DARI UU NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN.
ELAKSANAAN UAH MINIMUM KOTA (UMK) KOTA BEKASI TAHUN
2013 DIHUBUNGKAN TERHADA EMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
(HK) SECARA SEIHAK OLEH ERUSAHAAN DI KOTA BEKASI
DITINJAU DARI UNDANG - UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN
ABSTRAK
ujuan penetapan upah minimum untuk mencapai kesejahteraan
pekerja yang ditetapkan pemerintah dan dijadikan sebagai pedoman bagi
pengusaha dalam pembayaran upah dengan disesuaikan pada
Kebutuhan Hidup Layak (KHL) tidak tercermin pada pelaksanaan Upah
Minimum Kota (UMK) Kota Bekasi ahun 2013 yang malah berdampak
pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh beberapa
perusahaan. Gubernur Jawa Barat telah menetapkan UMK Kota Bekasi
ahun 2013 sebesar Rp.2.100.000,- (dua juta seratus ribu rupiah) namun
sebagian besar perusahaan di Kota Bekasi tidak melaksanakan upah
minimum tersebut dengan ditandai meningkatnya jumlah PHK secara
sepihak di Kota Bekasi. ujuan penelitian adalah untuk meneliti penetapan
UMK Kota Bekasi ahun 2013 ditinjau dari Undang – Undang
Ketenagakerjaan dan meneliti pelaksanaan UMK tersebut dihubungkan
terhadap PHK secara sepihak pada beberapa perusahaan di Kota Bekasi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif yaitu
sebagai penelitian hukum kepustakaan dengan meneliti data sekunder
yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan
hukum tersier. eknik pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap yaitu
studi dokumen dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme penetapan
UMK Kota Bekasi ahun 2013 telah sesuai dengan Pasal 89 ayat (3)
Undang – Undang Ketenagakerjaan. Hanya saja, dalam prosedur
menyiapkan bahan penetapan upah minimum untuk rekomendasi
walikota, dalam praktiknya tidak mengacu kepada hasil survey KHL yang
disepakati oleh unsur tripartit dalam Dewan Pengupahan Kota dengan
mempertimbangkan
produktivitas
dan
pertumbuhan
ekonomi
sebagaimana diatur dalam Pasal 88 ayat (4) Undang – Undang
Ketenagakerjaan. Proses penetapan UMK sebagai bahan rekomendasi
walikota kepada gubernur yang hanya didasarkan pada Surat
Kesepakatan antara Walikota Bekasi dan pekerja menjadikan penetapan
upah minimum tidak berkepastian hukum bagi pengusaha yang
berdampak pada PHK secara sepihak oleh perusahaan dikarenakan
ketidakmampuan keuangan perusahaan dalam melaksanakan UMK.
MPLEMENTATON OF THE 2013 BEKAS CTY MNMUM WAGE
(UMK) RELATED TO UNLATERAL TERMNATON OF WORKER BY
iv
COMPANES N BEKAS ASSOCATED WTH LAW NUMBER 13 OF
2003 ABOUT EMPLOYMENT
ABSTRACT
he purpose of determination of minimum wages to get a
prosperous life of workers which is determinated by government and
served as guideline in remuneration by entrepreneurs could not be
realizable to the implementation of the minimum wage in Bekasi City in
2013, contrary to the purpose of that, impact of minimum wage raise was
unilateral termination by companies. West Java Governor approved the
2013 minimum wage for Bekasi City at Rp.2.100.000, but almost all of
companies in Bekasi did not conduct that determination and unilateral
termination of worker increased in Bekasi. his paper aims to research the
determination of minimum wage in Bekasi in 2013 in terms Law Number
13 of 2003 regarding Employment and research the implementation of
minimum wage determination related to unilateral termination of workers in
companies domicilied at Bekasi City.
he methods of this research uses normative judicial methods, as
the legal research with researching secondary data which consists of the
primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal
materials. he technique of data collection was carried out in two stages,
namely the study of documents and interviews.
he result of the research conclusion was the methods of the
determination of Bekasi City Minimum Wage in 2013 was in accordance
with Labor Law Article 89 Paragraph (3). However, procedure for prepare
materials for implementation of minimum wage as recommendation of
mayor in practice it was not based on the need for decent living by taking
into account productivity and economic growth in accordance with Labor
Law Article 88 Paragraph (4). he establishment of minimum wage as
materials for recommendation to governor from mayor which only based
on Letter of agreement between Bekasi City Mayor and workers provided
legal uncertainty for entrepreneurs has impact to unilateral termination of
workers caused by unaffordable of companies for implementing minimum
wage.
v
2013 DIHUBUNGKAN TERHADA EMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
(HK) SECARA SEIHAK OLEH ERUSAHAAN DI KOTA BEKASI
DITINJAU DARI UNDANG - UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN
ABSTRAK
ujuan penetapan upah minimum untuk mencapai kesejahteraan
pekerja yang ditetapkan pemerintah dan dijadikan sebagai pedoman bagi
pengusaha dalam pembayaran upah dengan disesuaikan pada
Kebutuhan Hidup Layak (KHL) tidak tercermin pada pelaksanaan Upah
Minimum Kota (UMK) Kota Bekasi ahun 2013 yang malah berdampak
pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh beberapa
perusahaan. Gubernur Jawa Barat telah menetapkan UMK Kota Bekasi
ahun 2013 sebesar Rp.2.100.000,- (dua juta seratus ribu rupiah) namun
sebagian besar perusahaan di Kota Bekasi tidak melaksanakan upah
minimum tersebut dengan ditandai meningkatnya jumlah PHK secara
sepihak di Kota Bekasi. ujuan penelitian adalah untuk meneliti penetapan
UMK Kota Bekasi ahun 2013 ditinjau dari Undang – Undang
Ketenagakerjaan dan meneliti pelaksanaan UMK tersebut dihubungkan
terhadap PHK secara sepihak pada beberapa perusahaan di Kota Bekasi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif yaitu
sebagai penelitian hukum kepustakaan dengan meneliti data sekunder
yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan
hukum tersier. eknik pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap yaitu
studi dokumen dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme penetapan
UMK Kota Bekasi ahun 2013 telah sesuai dengan Pasal 89 ayat (3)
Undang – Undang Ketenagakerjaan. Hanya saja, dalam prosedur
menyiapkan bahan penetapan upah minimum untuk rekomendasi
walikota, dalam praktiknya tidak mengacu kepada hasil survey KHL yang
disepakati oleh unsur tripartit dalam Dewan Pengupahan Kota dengan
mempertimbangkan
produktivitas
dan
pertumbuhan
ekonomi
sebagaimana diatur dalam Pasal 88 ayat (4) Undang – Undang
Ketenagakerjaan. Proses penetapan UMK sebagai bahan rekomendasi
walikota kepada gubernur yang hanya didasarkan pada Surat
Kesepakatan antara Walikota Bekasi dan pekerja menjadikan penetapan
upah minimum tidak berkepastian hukum bagi pengusaha yang
berdampak pada PHK secara sepihak oleh perusahaan dikarenakan
ketidakmampuan keuangan perusahaan dalam melaksanakan UMK.
MPLEMENTATON OF THE 2013 BEKAS CTY MNMUM WAGE
(UMK) RELATED TO UNLATERAL TERMNATON OF WORKER BY
iv
COMPANES N BEKAS ASSOCATED WTH LAW NUMBER 13 OF
2003 ABOUT EMPLOYMENT
ABSTRACT
he purpose of determination of minimum wages to get a
prosperous life of workers which is determinated by government and
served as guideline in remuneration by entrepreneurs could not be
realizable to the implementation of the minimum wage in Bekasi City in
2013, contrary to the purpose of that, impact of minimum wage raise was
unilateral termination by companies. West Java Governor approved the
2013 minimum wage for Bekasi City at Rp.2.100.000, but almost all of
companies in Bekasi did not conduct that determination and unilateral
termination of worker increased in Bekasi. his paper aims to research the
determination of minimum wage in Bekasi in 2013 in terms Law Number
13 of 2003 regarding Employment and research the implementation of
minimum wage determination related to unilateral termination of workers in
companies domicilied at Bekasi City.
he methods of this research uses normative judicial methods, as
the legal research with researching secondary data which consists of the
primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal
materials. he technique of data collection was carried out in two stages,
namely the study of documents and interviews.
he result of the research conclusion was the methods of the
determination of Bekasi City Minimum Wage in 2013 was in accordance
with Labor Law Article 89 Paragraph (3). However, procedure for prepare
materials for implementation of minimum wage as recommendation of
mayor in practice it was not based on the need for decent living by taking
into account productivity and economic growth in accordance with Labor
Law Article 88 Paragraph (4). he establishment of minimum wage as
materials for recommendation to governor from mayor which only based
on Letter of agreement between Bekasi City Mayor and workers provided
legal uncertainty for entrepreneurs has impact to unilateral termination of
workers caused by unaffordable of companies for implementing minimum
wage.
v