PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA: Studi Kasus Di Kelas X SMA Negeri 4 Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan.

(1)

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG

JAWAB SISWA

(Studi Kasus Di Kelas X SMA Negeri 4 Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan)

T E S I S

D i a j u k a n u n t u k m e m e n u h i s e b a g i a n s y a r a t u n t u k m e m p e r o l e h g e l a r M a g i s t e r P e n d i d i k a n K e w a r g a n e g a r a a n

Oleh

P U S P A D I A N T I (1201634)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014

Penguatan Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Sikap Tanggung Jawab Siswa


(2)

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Oleh

Puspa Dianti

S.Pd Universitas Sriwijaya, 2012

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Kewarganegaraan

© Puspa Dianti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING


(3)

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prof. Dr. H. Aim Abdul Karim, M.Pd NIP. 195907141986011001

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Endang Sumantri, M.Ed.

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 196308201988031001


(4)

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penguatan Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Pkn Dalam Mengembangkan Sikap Tanggung Jawab Siswa

Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi leading sector dalam pengembangan karakter siswa. Namun secara umum, pada kenyataannya mata pelajaran PKn belum maksimal dalam menjalankan peran tersebut karena proses yang terjadi pada pembelajaran PKn masih berorientasi pada pencapaian kognitif saja. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukannya modifikasi dalam pembelajaran PKn, salah satunya dengan penguatan pendidikan karakter di dalamnya. Pada SMA Unggul Negeri 4 Lahat, terlihat bahwa pada mata pelajaran PKn, guru telah mencoba untuk melakukan penguatan pendidikan karakter di dalamnya dengan bekal dari pelatihan-pelatihan pendidikan karakter yang didapatkan. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk mengkaji secara mendalam informasi mengenai penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran PKn di sekolah tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, dokumentasi, dan dilengkapi dengan data angket yang dideskripsikan secara kualitatif. Temuan dalam penelitian ini adalah penguatan pendidikan karakter pada tahap perencanaan pembelajaran PKn di SMA Negeri 4 Lahat telah dilakukan dengan baik, meskipun ada beberapa komponen yang harus lebih dikembangkan, yaitu perencanaan dalam pengembangan materi dan teknik evaluasi. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan, secara umum guru telah melakukan dengan baik. Materi, metode, media,dan sumber belajar yang digunakan telah beragam dan mampu mendukung pembelajaran berkarakter. Sedangkan untuk tahap evaluasi guru masih harus melakukan modifikasi dengan menggunakan teknik penilaian yang lebih beragam. Selanjutnya, berhubungan dengan hambatan yang dialami terdapat dua macam, yaitu hambatan yang berasal dari dalam dan luar kelas. Sedangkan sikap tanggung jawab siswa telah nampak ketika proses pembelajaran berlangsung di kelas dan juga terlihat dalam kegiatan-kegiatan di luar kelas.


(5)

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Strengthening the Character Education in Civics Learning in Developing Students’ Responsibility Attitude

Civic education is one of the subjects that became the leading sector in the development of student character . But in general , in fact, subject of Civics is not maximum in running that role because the processes that occur in Civics learning still oriented on cognitive achievement only. To overcome that problem, modifications need to be done in a Civics learning, one of them is by the strengthening of character education in it. At Senior High School Number 4 Lahat, it appears that in Civics subject, teachers have tried to strengthen the character education in it with the capital of character education trainings which are obtained. Therefore, researcher is trying to study in depth information regarding to the strengthening of character education in Civics learning in that school. This study used a qualitative approachment with the method of case study. The data were collected through interview, observation, documentation, and equipped with questionnaire data described qualitatively. The findings in this study is the strengthening of character education in the planning stages of Civics learning in Senior High School Number 4 Lahat has been done well, although there are some components that have to be developed, that is the planning in material development and evaluation technique. Furthermore, at the implementation phase, teachers generally have done well. The materials, methods, media, and learning resources that are used have been diverse and able to support the character learning. On the other hand, for the evaluation phase, teachers still have to make modifications by using a wider range of assessment techniques. Furthermore, dealing with the obstacles experienced by teachers, there are two kinds of obstacles originating from inside and outside the classroom. While the attitude of the student's responsibility was apparent when the learning process takes place in the classroom and also seen in activities outside the classroom .


(6)

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN...i

KATA PENGANTAR...ii

UCAPAN TERIMAKASIH...iii

ABSTRAK...v

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR DIAGRAM...xi

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian...1

B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah 1.Identifikasi Masalah...8

2. Rumusan Masalah...9

C. Tujuan Penelitian...10

D. Manfaat Penelitian...11

E. Struktur Organisasi Tesis...12

BAB II Kajian Pustaka A. Pendidikan Karakter 1. Konsep Pendidikan Karakter...13

B. Karakter 1. Konsep Karakter...15

2. Karakter Tanggung Jawab...25

C. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) 1. Konsep Pembelajaran Pkn...30

2. Visi Dan Misi Pkn...32

3. Materi Pembelajaran Pkn...33

D. Penguatan Pendidikan Karakter...35

E. Penguatan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran 1. Materi Pembelajaran...46

2. Sumber Belajar...49

3. Metode Pembelajaran...52


(7)

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Evaluasi Pembelajaran...71

F. Penelitian Terdahulu...75

G. Paradigma Penelitian...76

BAB III Metode Penelitian A. Pendekatan...80

B. Metode Penelitian ...81

C. Penjelasan Istilah...82

D. Subjek Penelitian...83

E. Lokasi Penelitian...84

F. Teknik Pengumpulan Data...84

G. Teknik Analisis Data...88

BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan A. Deskripsi Sma Negeri 4 Lahat...90

B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Wawancara...94

2. Deskripsi Hasil Observasi...122

3. Deskripsi Hasil Dokumentasi...153

4. Deskripsi Hasil Angket...170

C. Pembahasan Dan Analisis Hasil Penelitian 1. Penguatan Pendidikan Karakter Pada Perencanaan Pembelajaran Pkn...189

2. Penguatan Pendidikan Karakter Pada Pelaksanaan Pembelajaran ...194

3. Penguatan Pendidikan Karakter Pada Evaluasi Pembelajaran Pkn...203

4. Hambatan Penguatan Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Pkn Dan Solusi Dalam Mengatasinya...206

5. Sikap Tanggung Jawab Siswa Dalam Proses Pembelajaran Di Kelas Dan Kegiatan Di Luar Kelas...208

BAB V Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum...213

2. Kesimpulan Khusus...214

B. Rekomendasi...216 Daftar Pustaka


(8)

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LAMPIRAN


(9)

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan

Penelitian kualitatif merupakan bentuk pendekatan yang mucul pada postpositivisme yang merupakan hasil pergeseran paradigma dalam memandang suatu realitas, fenomena, atau gejala. Di mana pada pendekatan ini realitas sosial dipandang sebagai suatu yang holistik/menyeluruh, kompleks, dinamis, dan penuh mekna. Menurut Creswell (2010: 4), penelitian kualitatif yaitu:

Metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang-oleh sejumlah individu atau sekelompok orang-dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari data pertisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapapun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan.

Sejalan dengan penjelasan tersebut, Sugiyono (2010:1) juga menjelaskan bahwa: Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Berdasarkan kedua pendapat di atas maka dapat dipahami bahwa hal terpenting dalam penelitian kualitatif adalah pada jenis penelitian ini, segala sesuatunya berjalan dengan ilmiah. Pengamatan dilakukan berdasarkan kenyataan yang ada dilapangan, bukan penelitian yang mencoba memberikan perlakuan-perlakuan atau tretment kepada obyeknya. penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang kemudian dianalisis secara induktif yaitu merumuskan suatu kesimpulan umum dari hal-hal khusus yang didapat dari informasi yang terkandung dalam data yang telah dikumpulkan sebelumnya. Hal


(10)

81

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut juga didukung oleh pendapat Bogdan dan Susan. Bogdan dan Biklen (dalam Sugiyono, 2010:9), menguraikan bahwa penelitian kualitatif memiliki karakteristik sebagai berikut, yaitu :

1. Qualitative research has the natural setting as the direct source of data and researcher is the key instrument

2. Qualitative research is descriptive. The data collected is in the form of words of pictures rather than number

3. Qualitative research are concerned with process rather than simply with outcomes or products

4. Qualitative research tend to analyze their data inductively 5. “meaning” is of essential to the qualitative approach

Susan dan Stainback (dalam Sugiyono, 2010:10) juga menguraikan bahwa ciri-ciri penelitian kualitatif, yaitu ;

1. Intensive, long term participation in field setting

2. Careful recording of what happens in the setting by writing field notes and interview notes by collecting other kinds of documentary evidence

3. Analityc reflection on the documentary records obtained in the field

4. Reporting the result by means of detailed descriptions, direct quotes from interview, and interpretative commentary

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penelitian tesis yang berjudul “penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran PKn” menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pada penelitian ini, peneliti berusaha mengamati kenyataan yang ada di lapangan mengenai proses pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi di SMA Ngerei 4 Lahat. Secara lebih rinci, pengamatan akan dilakukan pada modifikasi materi, sumber belajar, media, metode, dan teknik penilaian pembelajaran dalam rangka mengembangkan karakter siswa.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus (case study). Study ini dimaksudkan untuk mengungkapkan dan memahami kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif (Faisal, 2008:22); sehingga dapat memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari


(11)

82

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kasus, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum (Nazir, 2007: 65).

Hal ini sejalan dengan Creswell (1998: 61), bahwa “a case study is an exploration of bounded system or a case (or multiple case) over time through detailed, in-depth data collection involving multiple sources of information rich in context”, maksudnya bahwa metode kasus ini adalah suatu eksplorasi terhadap sistem yang dibatasi, atau sebuah kasus (beberapa kasus) yang terjadi dalam waktu yang lama melalui pengumpulan data secara mendalam dan terperinci, yang meliputi berbagai sumber informasi yang sangat berkaitan dengan konteksnya.

Semua data, secara langsung atau tidak langsung yang relevan dengan kasus tersebut dikumpulkan. Data yang telah diperoleh tersebut disusun sedemikian rupa sehingga mencerminkan coraknya sebagai sebuah kasus. Metode penelitian kasus menghasilkan suatu corak atau karakter tunggal yang menandai kasus tersebut. Metode ini juga menyajikan suatu kesempatan untuk melakukan suatu analisis yang intensif dan mendalam mengenai unsur-unsur yang khusus dan terperinci yang tercakup dalam kasus tersebut. Beberapa argumentasi dipilihnya meotde studi kasus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi ini diharapkan dapat memberikan keleluasaan dalam menggunakan beragam teknik pengumpulan data sebagai sarana untuk menjangkau dimensi otentik dari permasalahan ang diteliti.

2. Memungkinkan peneliti dapat menggali dan mengkaji pengembangan habituasi pendidika karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah secara mendalam dan menyeluruh.

Sesuai dengan hal tersebut diharapkan penelitian yang dilakukan oleh penulis dappat secara komprehensif mengungkapkan fakte-fakta tentang penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran PKn di kelas X SMA Negeri 4 Kabupaten Lahat.

C. Penjelasan Istilah

1. Pendidikan karakter sebagai upaya mendorong peserta didik tumbuh dan berkembang dengan kompetensi berpikir dan berpegang teguh pada


(12)

83

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prinsip-prinsip moral dalam hidupnya serta mempunyai keberanian melakukan yang benar, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan. Creasy (dalam Zubaedi, 2012: 16-17). Selanjutnya, pada grand design pendidikan karakter, diuraikan bahwa pada lingkungan sekolah terdapat empat pilar yang dapat dijadikan wadah penanaman nilai-nilai karakter, yaitu kegiatan belajar mengajar di kelas yang terintegrasi pada setiap mata pelajaran, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya satuan pendidikan (school culture), kegiatan ko-kurikuler dan/atau ekstrakurikuler, serta kegiatan keseharian di rumah, dan dalam masyarakat.

2. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Menurut Budimansyah (dalam Komalasari, 2010: 264-265) bahwa dalam paradigma baru, pendidikan kewarganegaraan (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor “value based education”.

3. Karakter Tanggung Jawab artinya memiliki karakter, memiliki kepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara, serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi, dan motivasinya (perasaannya).Depdiknas (2010)

D. Subjek Penelitian

Adapun yang akan menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran PKn, para siswa, dan pihak-pihak lain yang ada hubungannya dengan kegiatan belajar-mengajar di kelas

E. Lokasi Penelitian

Penelitian “Penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran PKn” akan dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 4 Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini akan dilaksanakan lebih kurang dalam kurun waktu enam


(13)

84

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bulan, mulai dari proses persiapan, penyusunan proposal, pembuatan instrumen, pengumpulan data, sampai pada pembuatan laporan akhir penelitian.

Tabel 3.1Perincian Kegiatan Penelitian

N o

Jadwal Kegiatan

Bulan Pelaksanaan Penelitian Tahun 2013-2014

Desember Januari Februari Maret April Mei

2013 2014 2014 2014 2014 2014

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Penyusuna

n proposal

X x x X

Seminar proposal x Mengurus Perijinan x Menyusun Instrumen

x X 2. Tahap

pelaksanaa n

x X x x x x X x x x x x

Pengumpu lan Data

x X x x x x X x x x x x Analisis

Data

x x x X x x x x x x x Perumusa

n Hasil Penelitian

x x x x

3. Tahap penyelesai an

x

Penulisan laporan

x x x x Sidang

tahap I

x Revisi dan

Editing

x x Sidang

Tahap II

X


(14)

85

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengumpulan data merupakan salah satu proses yang dilakukan dalam penelitian guna mendapatkan informasi dengan sebaik dan selengkap mungkin untuk menjawab persoalan yang telah dibuat dalam rumusan masalah. Pada penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah) sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan , wawancara, dan dokumentasi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Marshall dan Rossman (dalam Sugiyono, 2010:63), yaitu

“the fundamental methods relied on by qualitative researchers for gathering

information are, participation in the setting, direct observation, in-depth interviewing, document review.”

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini akan digunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literatur.

1. Observasi.

Observasi adalah salah satu cara pengumpulan data penelitian dengan melakukan pengamatan pada obyek penelitian. Nasution (dalam Sugiyono, 2010:64) menyebutkan bahwa “observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.” kemudian, Marshall dalam (dalam Sugiyono, 2010:64) juga mengungkapkan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior.” Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti memilih observasi seabagi salah satu cara untuk mendapatkan data yang akurat. Melalui observasi ini, peneliti dapat mengamati bagaimana implementasi dari pendidikan karakter melalui kegiatan belajar mengajar yang ada di SMA Negeri 4 Lahat tersebut.

2. Wawancara

Esterberg (dalam Sugiyono, 2010:72) mendefinisikan interview/wawancara sebagai berikut “a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication

and joint construction of meaning about a particular topic.” Dapat diartikan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik


(15)

86

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertentu. Selanjutnya Susan Stainback (dalam Sugiyono, 2010:72) menguraikan tujuan dari penggunaan teknik wawancara, yaitu “Interviewing provide the

researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation

alon.” Jadi berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa penggunaan teknik wawancara dalam pengumpulan data sangat penting karena pengamatan/observasi tidak bisa memberikan informasi secara lebih mendalam. Oleh karena itu, untuk memperoleh data/informasi yang lebih mendalam maka dalam penelitian ini, akan digunakan wawancara dengan pihak-pihak hak yang bersangkutan, seperti kepala sekolah, para guru mata pelajaran, para siswa, dan pihak-pihak lain yang terkait jika dibutuhkan.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian memiliki banyak bentuk. Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2010:73) “Beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.”

1. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yag akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, peneloti telah menyiapkan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah dipersiapkan. 2. Wawancara semiterstruktur, wawancara jenis ini pelaksanaannya lebih

dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.

3. Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Berdasarkan ketiga uraian tersebut, maka penelitian ini akan menggunakan jenis wawancara semiterstruktur. Pada proses wawancara, peneliti tetap akan mempersiapkan instrumen wawancara tetapi mencoba untuk tidak terlalu kaku


(16)

87

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap instrumen yang ada. Jika nantinya ada kemungkinan untuk menggali informasi yang lebih mendalam maka peneliti akan mencoba lebih terbuka terhadap hal tersebut sehingga bisa didapatkan informasi sebaik dan seakurat mungkin.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan-catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen juga memiliki banyak bentuk, bisa berupa tulisan, gambar/foto, ataupun karya-karya monumental dari seseorang yang dapat dijadikan sebagai data penguat dari suatu penelitian yang ada. Hasil observasi atau wawancara akan semakin kredibel/ dapat dipercaya jika didukung dengan sejarah-sejarah atau bukti-bukti dari dokumen yang ada. Pada penelitian ini, saya akan menggunakan teknik dokumentasi dalam memperkuat data, yaitu dengan mengumpulkan berbagai dokumen mengenai program-program atau peraturan-peraturan yang berhubungan dengan kegiatan belajar-mengajar,. Selanjutnya, peneliti juga akan menampilkan dokumentasi berupa foto-foto yang diambil pada saat kegiatan belajar-mengajar. Selain itu, juga akan peneliti tampilkan foto-foto pada saat proses penelitian dilaksanakan.

4. Angket

Arikunto (2002:128) mengemukakan “Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui”.Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data dengan mengunakan angket hanya digunakan sebagai data pelengkap yang dimaksudkan untuk mengetahui sikap tanggung jawab siswa dan juga meminta penilaian siswa terhadap proses pembelajaran dengan penguatan pendidikan karakter yang dilakukan oleh guru. Hasil persentase dalam angket akan diuraikan dengan menggunakan kriteria yang bersifat kualitatif.

Pengumpulan data penelitian melalui angket atau kuesioner adalah sebuah teknik pengumpulan data penelitian kualitatif yang tidak langsung. Hal ini dikarenakan peneliti tidak langsung bertanya secara lisan kepada responden, tetapi secara tertulis dengan menggunakan instrumen tertentu. Instrumen atau alat


(17)

88

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data penelitian kualitatif dalam angket dapat berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.

5. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Sedangkan triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

G. Teknik Analisis Data

Proses analisis dalam penelitian kualitatif, sebenarnya dilakukan sejak awal, yaitu sejak dari penyusunan proposal, melaksanakan pengumpulan data di lapangan, sampai peneliti mendapatkan seluruh data. Sesuai yang dikemukakan oleh Nasution (dalam Sugiyono, 2010:89) bahwa “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan penelitian.

Selanjutnya Bogdan (dalam Sugiyono, 2010:88) mengemukakan bahwa dalam hal analisis data kualitatif “Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable

you to present what you have discovered to others.”

Jadi, analisis data adalah suatu proses penyusunan, pengelompokan kembali data-data yang telah terkumpul sehingga mudah dipahami dan datanya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data dapat dilakukan dengan mengorganisasikan data,


(18)

89

Puspa Diani, 2014

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintea, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat suatu kesimpulan.

Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles dan Huberman, yang terdiri atas data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

1. Reduksi Data. Pada tahap reduksi data, yang dilakukan adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Seperti yang telah dilakukan di awal yaitu mengumpulkan data dengan berbagai teknik, maka akan didapat data dengan jumlah yang cukup banyak dan rumit sehingga perlu dicatat secara teliti dan terinci. Sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya, dan mencarinya jika diprlukan nantinya.

2. Penyajian data. Setelah melakukan reduksi, langkah selanjutnya yaitu menyajikan data yang ada. Melalui penyajian data ini diharapkan data lebih terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat berupa uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.

3. Verifikasi atau kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal. Namun bisa juga tidak karena dalam penelitian kualitatif rumusan masalah tidak bersifat tetap melainkan akan terus berkembang ketika nantinya peneliti terjun ke lapangan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data dan berikutnya. Tetapi jika saat peneliti ke lapangan mendapatkan bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan awal merupakan kesimpulan yang kredibel.


(1)

bulan, mulai dari proses persiapan, penyusunan proposal, pembuatan instrumen, pengumpulan data, sampai pada pembuatan laporan akhir penelitian.

Tabel 3.1Perincian Kegiatan Penelitian

N o

Jadwal Kegiatan

Bulan Pelaksanaan Penelitian Tahun 2013-2014

Desember Januari Februari Maret April Mei

2013 2014 2014 2014 2014 2014

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Penyusuna

n proposal

X x x X

Seminar proposal x Mengurus Perijinan x Menyusun Instrumen

x X 2. Tahap

pelaksanaa n

x X x x x x X x x x x x

Pengumpu lan Data

x X x x x x X x x x x x Analisis

Data

x x x X x x x x x x x Perumusa

n Hasil Penelitian

x x x x

3. Tahap penyelesai an

x

Penulisan laporan

x x x x Sidang

tahap I

x Revisi dan

Editing

x x Sidang

Tahap II

X


(2)

Pengumpulan data merupakan salah satu proses yang dilakukan dalam penelitian guna mendapatkan informasi dengan sebaik dan selengkap mungkin untuk menjawab persoalan yang telah dibuat dalam rumusan masalah. Pada penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah) sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan , wawancara, dan dokumentasi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Marshall dan Rossman (dalam Sugiyono, 2010:63), yaitu

“the fundamental methods relied on by qualitative researchers for gathering

information are, participation in the setting, direct observation, in-depth interviewing, document review.”

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini akan digunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literatur.

1. Observasi.

Observasi adalah salah satu cara pengumpulan data penelitian dengan melakukan pengamatan pada obyek penelitian. Nasution (dalam Sugiyono,

2010:64) menyebutkan bahwa “observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.

Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.” kemudian, Marshall dalam (dalam Sugiyono, 2010:64) juga mengungkapkan bahwa “through observation, the

researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior.”

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti memilih observasi seabagi salah satu cara untuk mendapatkan data yang akurat. Melalui observasi ini, peneliti dapat mengamati bagaimana implementasi dari pendidikan karakter melalui kegiatan belajar mengajar yang ada di SMA Negeri 4 Lahat tersebut.

2. Wawancara

Esterberg (dalam Sugiyono, 2010:72) mendefinisikan interview/wawancara sebagai berikut “a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication

and joint construction of meaning about a particular topic.” Dapat diartikan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik


(3)

tertentu. Selanjutnya Susan Stainback (dalam Sugiyono, 2010:72) menguraikan tujuan dari penggunaan teknik wawancara, yaitu “Interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation

alon.” Jadi berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa penggunaan teknik wawancara dalam pengumpulan data sangat penting karena pengamatan/observasi tidak bisa memberikan informasi secara lebih mendalam. Oleh karena itu, untuk memperoleh data/informasi yang lebih mendalam maka dalam penelitian ini, akan digunakan wawancara dengan pihak-pihak hak yang bersangkutan, seperti kepala sekolah, para guru mata pelajaran, para siswa, dan pihak-pihak lain yang terkait jika dibutuhkan.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian memiliki banyak bentuk.

Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2010:73) “Beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.”

1. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yag akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, peneloti telah menyiapkan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah dipersiapkan. 2. Wawancara semiterstruktur, wawancara jenis ini pelaksanaannya lebih

dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.

3. Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Berdasarkan ketiga uraian tersebut, maka penelitian ini akan menggunakan jenis wawancara semiterstruktur. Pada proses wawancara, peneliti tetap akan mempersiapkan instrumen wawancara tetapi mencoba untuk tidak terlalu kaku


(4)

terhadap instrumen yang ada. Jika nantinya ada kemungkinan untuk menggali informasi yang lebih mendalam maka peneliti akan mencoba lebih terbuka terhadap hal tersebut sehingga bisa didapatkan informasi sebaik dan seakurat mungkin.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan-catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen juga memiliki banyak bentuk, bisa berupa tulisan, gambar/foto, ataupun karya-karya monumental dari seseorang yang dapat dijadikan sebagai data penguat dari suatu penelitian yang ada. Hasil observasi atau wawancara akan semakin kredibel/ dapat dipercaya jika didukung dengan sejarah-sejarah atau bukti-bukti dari dokumen yang ada. Pada penelitian ini, saya akan menggunakan teknik dokumentasi dalam memperkuat data, yaitu dengan mengumpulkan berbagai dokumen mengenai program-program atau peraturan-peraturan yang berhubungan dengan kegiatan belajar-mengajar,. Selanjutnya, peneliti juga akan menampilkan dokumentasi berupa foto-foto yang diambil pada saat kegiatan belajar-mengajar. Selain itu, juga akan peneliti tampilkan foto-foto pada saat proses penelitian dilaksanakan.

4. Angket

Arikunto (2002:128) mengemukakan “Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui”.Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data dengan mengunakan angket hanya digunakan sebagai data pelengkap yang dimaksudkan untuk mengetahui sikap tanggung jawab siswa dan juga meminta penilaian siswa terhadap proses pembelajaran dengan penguatan pendidikan karakter yang dilakukan oleh guru. Hasil persentase dalam angket akan diuraikan dengan menggunakan kriteria yang bersifat kualitatif.

Pengumpulan data penelitian melalui angket atau kuesioner adalah sebuah teknik pengumpulan data penelitian kualitatif yang tidak langsung. Hal ini dikarenakan peneliti tidak langsung bertanya secara lisan kepada responden, tetapi secara tertulis dengan menggunakan instrumen tertentu. Instrumen atau alat


(5)

pengumpulan data penelitian kualitatif dalam angket dapat berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.

5. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Sedangkan triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

G. Teknik Analisis Data

Proses analisis dalam penelitian kualitatif, sebenarnya dilakukan sejak awal, yaitu sejak dari penyusunan proposal, melaksanakan pengumpulan data di lapangan, sampai peneliti mendapatkan seluruh data. Sesuai yang dikemukakan

oleh Nasution (dalam Sugiyono, 2010:89) bahwa “Analisis telah mulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan penelitian.

Selanjutnya Bogdan (dalam Sugiyono, 2010:88) mengemukakan bahwa

dalam hal analisis data kualitatif “Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable

you to present what you have discovered to others.”

Jadi, analisis data adalah suatu proses penyusunan, pengelompokan kembali data-data yang telah terkumpul sehingga mudah dipahami dan datanya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data dapat dilakukan dengan mengorganisasikan data,


(6)

menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintea, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat suatu kesimpulan.

Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles dan Huberman, yang terdiri atas data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

1. Reduksi Data. Pada tahap reduksi data, yang dilakukan adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Seperti yang telah dilakukan di awal yaitu mengumpulkan data dengan berbagai teknik, maka akan didapat data dengan jumlah yang cukup banyak dan rumit sehingga perlu dicatat secara teliti dan terinci. Sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya, dan mencarinya jika diprlukan nantinya.

2. Penyajian data. Setelah melakukan reduksi, langkah selanjutnya yaitu menyajikan data yang ada. Melalui penyajian data ini diharapkan data lebih terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat berupa uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.

3. Verifikasi atau kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal. Namun bisa juga tidak karena dalam penelitian kualitatif rumusan masalah tidak bersifat tetap melainkan akan terus berkembang ketika nantinya peneliti terjun ke lapangan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data dan berikutnya. Tetapi jika saat peneliti ke lapangan mendapatkan bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan awal merupakan kesimpulan yang kredibel.


Dokumen yang terkait

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN Penanaman Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Studi Kasus Kelas VII di SMP Negeri 3 Sura

0 3 12

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN Penanaman Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Studi Kasus Kelas VII di SMP Negeri 3 Sura

0 4 22

IMPLEMENTASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VII SMP NEGERI 2 Implementasi Karakter Tanggung Jawab Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun

0 4 10

IMPLEMENTASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VII SMP NEGERI 2 Implementasi Karakter Tanggung Jawab Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun

0 3 16

PENDAHULUAN Implementasi Karakter Tanggung Jawab Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 3 8

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH DASAR Pengelolaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Sekolah Dasar Negeri Banyuyoso Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo.

0 0 16

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP WARGA NEGARA YANG DEMOKRATIS DAN BERTANGGUNG JAWAB : Studi Kasus Di SMA Negeri 2 Serui-Papua.

0 4 67

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP WARGA NEGARA YANG DEMOKRATIS DAN BERTANGGUNG JAWAB : Studi Kasus Di SMA Negeri 2 Serui-Papua.

0 0 67

PENGUATAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 2 Karanganyar)

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN - IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) KELAS XI DI SMA NEGERI 1 BATURADEN - repository perpustakaan

0 7 10