PENGARUH ASET PAJAK TANGGUHAN, BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN PERENCANAAN PAJAK TERHADAP Pengaruh Aset Pajak Tangguhan, Beban Pajak Tangguhan, dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

PENGARUH
UH ASET PAJAK TANGGUHAN, BEBAN
NP
PAJAK
TANGGUHA
HAN DAN PERENCANAAN PAJAK TERH
RHADAP
MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris Pada
ada Perusahaan Manukfatur yang Terdaftar
tar di Bursa Efek
Indonesia)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
INASA SINGKIANTI
B200110047

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
F

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVER
ERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKART
RTA
2015

ii

PENGARUH ASET PAJAK TANGGUHAN, BEBAN PAJAK
TANGGUHAN DAN PERENCANAAN PAJAK TERHADAP
MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manukfatur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia)
INASA SINGKIANTI
(B200110047)
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: inasa93@gmail.com
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aset pajak tangguhan,

beban pajak tangguhan dan perencanaan pajak terhadap manajemen laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode 2011-2014. Pemilihan sampel dilakukan dengan
menggunakan purposive sampling. Sampel penelitian ini sebanyak 26 perusahaan
manufaktur di BEI pada tahun 2011-2014. Metode analisis data yang digunakan
adalah statistik deskriptif dan uji hipotesis yang menggunakan regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Aset pajak tangguhan
berpengaruh terhadap manajemen laba untuk menghindari laporan rugi pada
perusahaan dengan nilai signifikansi sebesar 0.490 > 0.05, (2) Beban pajak
tangguhan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba untuk menghindari
laporan kerugian pada perusahaan dengan nilai signifikansi sebesar 0.538 > 0.05,
(3) Perencanaan pajak tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dengan nilai
signifikansi sebesar 0.677 > 0.05.
Kata kunci : Aset pajak tangguhan, Beban pajak tangguhan, Perencanaan
pajak, Manajemen laba.

iii

PENDAHULUAN

Penyusunan

laporan

keuangan

oleh

manajemen

bertujuan

untuk

menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan dan ukuran kinerja
perusahaan pada periode tertentu. Salah satu parameter yang digunakan
untuk

mengukur


kinerja

perusahaan

adalah

informasi

mengenai

laba.

Informasi laba haruslah menggambarkan keadaan ekonomi dan keuangan
perusahaan yang sebenarnya, tetapi pada kenyataannya justru seringkali
pihak manajemen memanipulasi laporan keuangan dengan menaikkan laba
untuk memaksimalkan kepuasan mereka sendiri.
Tindakan

manajemen


memanipulasi

laporan

keuangan

dengan

menaikkan laba mengindikasikan adanya praktik manajemen laba (earnings
management) pada perusahaan. Manajemen laba merupakan upaya yang
dilakukan pihak manajemen untuk melakukan intervensi dalam penyusunan
laporan keuangan dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri, yaitu
pihak perusahaan yang terkait. Manajemen laba dapat dilakukan dengan
pemerataan

laba

(income

smoothing),


taking

a

bath,

dan

income

maximization. Konsep mengenai manajemen laba dapat dijelaskan dengan
menggunakan pedekatan teori keagenan (agency theory). Teori tersebut
menyatakan

bahwa

praktik

manajemen


laba

dipengaruhi

oleh

konflik

kepentingan antara pihak yang berkepentingan (principal) dengan manajemen
sebagai pihak yang menjalankan kepentingan (agent).
Beberapa
permasalahan

penelitian
mengenai

telah

dilakukan


manajemen

laba

1

untuk
dalam

mencoba
hubungannya

mengkaji
dengan

perpajakan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Burgstahler dan
Dichev

(1997),


Dechow,

Richardson

dan

Tuna

(2003)

menggunakan

distribusi laba untuk mendeteksi manajemen laba dalam perusahaan dan
menganggap terpatahnya distribusi frekuensi perusahaan di sekitar ambang
batas pelaporan laba dapat dijadikan proksi dilakukannya manajemen laba
oleh suatu perusahaan. Philips, Pincus dan Rego (2003) menemukan bahwa
beban pajak tangguhan dan akrual secara signifikan dapat mendeteksi
manajemen laba yang dilakukan perusahaan dengan tujuan menghindari
kerugian dan penurunan laba. Di Indonesia, Widiastuti dan Chusniah (2011)

meneliti perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dan menemukan bahwa aset pajak tangguhan memiliki pengaruh
signifikan pada terjadinya manajemen laba dan akrual (hanya discretionary
accrual) tidak berpengaruh.
Dalam banyak penelitian, ditemukan fakta bahwa akrual memiliki
kelemahan. Penelitian yang dilakukan Guay (1996) dalam Hamzah (2010),
menunjukkan
terjadinya

bahwa

kesalahan

dicretionary

penggunaan
dalam

prediksi


manajemen

accrual
laba.

menyebabkan
Kesalahan

ini

disebabkan karena adanya kesalahan pengklasifikasian total accrual ke
dalam bentuk discretionary accrual dan non discretionary accrual sehingga
model akrual yang digunakan tidak lagi tepat. Philips, Pincus dan Rego
(2003) dalam Hamzah (2010) menyatakan bahwa kesalahan pengukuran
model akrual dapat dikurangi dengan memfokuskan pada beban pajak
tangguhan (deffered tax expense) dibandingkan dengan membagi total

2

accrual menjadi komponen discretionary accrual dan non discretionary
accrual.

Selain itu,

beban

pajak

tangguhan

dapat

digunakan

untuk

memprediksi manajemen laba yang digunakan oleh perusahaan dalam
memenuhi dua tujuan, yaitu untuk menghindari penurunan laba dan untuk
menghindari kerugian.
Penelitian Phillips et al. (2003) dan Yulianti (2005) dalam Irreza dan
Yulianti (2012) menjelaskan bahwa beban pajak tangguhan mempunyai
hubungan yang signifikan dengan perusahaan-perusahaan yang mempunyai
probabilitas melakukan manajemen laba untuk menghindari kerugian.
Penelitian ini juga meneliti pengaruh perencanaan pajak terhadap
manajemen laba karena perencanaan pajak merupakan salah satu upaya
untuk meminimalisasi beban pajak. Upaya meminimalkan pajak sering
disebut dengan

perencanaan pajak

(tax

planning) atau

tax sheltering.

Umumnya perencanaan pajak merujuk pada proses merekayasa usaha dan
transaksi WP supaya utang pajak berada dalam jumlah yang minimal tetapi
masih dalam bingkai peraturan perpajakan (Suandy; 2013).
TINJAUAN PUSTAKAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Aset Pajak Tangguhan dengan Manajemen Laba
Menurut Waluyo (2014) menyatakan bahwa aset pajak tangguhan
(deferred tax asset) adalah jumlah pajak penghasilan yang terpulihkan
(recovered) pada periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan
temporer

yang

boleh

dikurangkan

dikompensasi.

3

dan

sisa

kerugian

yang

dapat

Burgstahler, et al. (2002) menguji pengaruh aset pajak tangguhan
terhadap manajemen laba selama tahun 1993-1998 terhadap 482 perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aset pajak tangguhan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Penelitian Frank dan
Rego (2006) meneliti 2.243 perusahaan untuk mengetahui pengaruh aset
pajak tangguhan terhadap manajemen laba selama tahun 1993-2002. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa aset pajak tangguhan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap manajemen laba (Dewi dan Fenny; 2011)
H1: Aset pajak tangguhan berpengaruh terhadap manajemen laba untuk
menghindari laporan kerugian pada perusahaan.
Beban Pajak Tangguhan dengan Manajemen Laba
Menurut Waluyo (2014) menyatakan bahwa beban pajak tangguhan
adalah jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang muncul akibat
adanya pengakuan atas liabilitas atau aset pajak tangguhan.
Dalam penelitian yang dilakukan Ulfah (2013) meneliti 78 perusahaan
manufaktur untuk menegetahui pengaruh beban pajak tangguhan terhadap
manajemen laba pada tahun 2009 - 2011. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa beban pajak tangguhan berpengaruh positif artinya setiap kenaikan
beban

pajak

tangguhan,

sehingga

probabilitas

perusahaan

melakukan

manajemen laba akan mengalami peningkatan.
H2: Beban pajak tangguhan berpengaruh terhadap manajemen laba untuk
menghindari laporan kerugian pada perusahaan.

4

Perencanaan Pajak dengan Manajemen Laba
Dalam penelitian yang dilakukan Ulfah (2013) meneliti 26 perusahaan
manufaktur

untuk

menegetahui

pengaruh

perencanaan

pajak

manajemen laba pada tahun 2009 - 2011. Hasil penelitian
bahwa

perencanaan

pajak

memiliki

pengaruh

positif,

terhadap

menunjukkan

semakin

tinggi

perencanaan pajak maka semakin besar peluang perusahaan melalukan
manajemen laba. Salah satu perencanaan pajak adalah dengan cara mengatur
seberapa besar laba yang dilaporkan, sehingga masuk dalam indikasi adanya
praktik manajemen laba.
H3: perencanaan pajak berpengaruh terhadap manajemen laba.
METODE PENELITIAN
Tehnik Pengambilan Sampel dan Pengumpulan Data
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-2014. Metode pengambilan
sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Kriteria
pemilihan sampel ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
1.

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2011 –
2014.

2.

Laporan keuangan perusahaan yang berakhir pada tanggal 31 Desember.

3.

Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam satuan rupiah.

4.

Laporan keuangan tersebut terdapat informasi yang lengkap terkait
dengan semua variabel yang diteliti.

5

Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Perhitungannya
Manajemen Laba (Variabel Dependen)
Dalam mengukur manajemen laba menggunakan discretionary accrual
dari Modified Jones Model. Nilai discretionary accrual positif berarti pola
manajemen laba dengan meningkatkan laba akan diberi nilai 1 sedangkan
discretionary accrual

negatif

berarti

pola

manajemen

laba

adalah

menurunkan laba akan diberi nilai 0. Langkah-langkah untuk menghitung
discretionary accrual (DA) adalah sebagai berikut:
Total akrual dihitung dengan rumus:
TA it = NI it – CFO it
Menghitung non dikresioner akrual:
NDAit = β1 (1/Ait-1 + β2 (ΔREV/Ait-1 - ΔREC/Ait-1) + β3 (PPEit/Ait-1) + e
Menghitung diskresioner akrual (DA) dengan cara:
DAit = (TAit/Ait-1-NDAit)
Aset Pajak Tangguhan (Variabel Independen)
Menurut

Widiastuti

dan

Chusniah

(2011)

aset

pajak

tangguhan

merupakan selisih antara aset pajak tangguhan periode sekarang dan periode
yang lalu, sehingga dalam penelitian ini aset pajak tangguhan sebagai
variabel bebas diukur dengan perubahan nilai aset pajak tangguhan pada
periode t dengan t-1 dibagi dengan nilai aset pajak tangguhan pada periode
t.
=

Δ Aset Pajak Tangguhan
Aset Pajak Tangguhan

6

Beban Pajak Tangguhan (Variabel Independen)
Menurut Bergita dan Kiswara (2010) beban pajak tangguhan diukur
dengan menggunakan indikator mebobot beban pajak tangguhan dengan total
aset pada periode t-1.
=

Beban Pajak Tangguhan t
Total Aset t − 1

Perencanaan Pajak (Variabel Independen)
Isentif

pajak

diproksikan

dengan

perencanaan

pajak.

berdasarkan

penelitian Ulfah (2013), perencanaan pajak pada penelitian ini dihitung
dengan menggunakan rumus berikut:

=

( 25% ∙



)/ 4

Digunakannya tarif presentase 25%, dikarenakan tarif

PPH Badan

untuk Tahun Pajak 2014 berdasarkan pasal 17 dan pasal 31E UU No. 36
Tahun

2008

Tentang

Pajak

Penghasilan

adalah

sebesar

25%

dari

Penghasilan Kena Pajak.
Metode Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dan menguji
hipotesis yaitu dengan menggunakan statistik deskriptif dan regresi logistik
dengan menggunkan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2010 dan
SPSS versi 21.
Persamaan model regresi logistik yang digunakan adalah
berikut:

7

sebagai

1−

=

+

+

+

+

Keterangan:
= Manajemen laba, kode 1 (DISC > 0) dan kode 0 jika
(DISC < 0)
α

= Konstanta

β

= Koefisien masing-masing variabel

DTA

= Cadangan aset pajak tangguhan dari perubahan nilai aset
pajak tangguhan pada periode t dengan t-1 dibagai nilai
aset pajak tangguhan pada periode t

DTE

= Beban pajak tangguhan pada periode t dibagai dengan
total aset pada periode t-1

TPL

= Perencanaan Pajak (Tax Plan)

ε

= Kesalahan residual

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tampak
dalam Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel
Kriteria
No
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama
periode 2011 – 2014.
2. Laporan keuangan perusahaan yang berakhir pada tanggal
31 Desember.
3. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam
satuan rupiah.

8

Jumlah
126
124
114

4.

26

Laporan keuangan tersebut terdapat informasi yang lengkap
terkait dengan semua variabel yang diteliti.
Jumlah Sampel

26

Statistik Deskriptif

DTA
DTE
TPL
Valid N (listwise)

Hasil Pengujian Statistik Deskriptif
Small Loss Firms
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
15
-14.5800
.9273 -2.176530
4.5221071
15
.0009
.2299
.039921
.0579712
15
-.0743
.0074
-.032021
.0321595
15

Tabel diatas menunjukkan data small loss firms yang mencakup tiga
variabel yang

diuji

dalam

penelitian

dengan

jumlah

sampel

secara

keseluruhan sebanyak 15 sampel. Variabel aset pajak tangguhan pada small
loss firms memiliki nilai minimum sebesar -14,5800 dan nilai maksimum
sebesar 0,9273. Nilai rata-rata sebesar -2,176530 dengan standar deviasi
sebesar 4,5221071. Variabel beban pajak tangguhan pada small loss firms
memiliki nilai minimum sebesar -0,0009 dan nilai maksimum sebesar
0,2299. Nilai rata-rata sebesar 0,039921 dengan standar deviasi sebesar
0,0579712. Variabel perencanaan pajak pada small loss firms memiliki nilai
minimum sebesar -0,0743 dan nilai maksimum sebesar 0,0074. Nilai ratarata sebesar -0,032021 dengan standar deviasi sebesar 0,0321595.

DTA
DTE
TPL

Hasil Pengujian Statistik Deskriptif
Small Profit Firms
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
89
-24.2038
.7550
-.437518
89
.0001
.0226
.003486
89
-.0464
.0374
.013180
9

Std. Deviation
2.9035989
.0043914
.0133007

Valid N (listwise)

89

Tabel diatas menunjukkan data small Profit firms yang mencakup tiga
variabel

yang

diuji

dalam

penelitian

dengan

jumlah

sampel

secara

keseluruhan sebanyak 89 sampel. Variabel aset pajak tangguhan pada small
profit firms memiliki nilai minimum sebesar -24,2038 dan nilai maksimum
sebesar 0,7550. Nilai rata-rata sebesar -0,437518 dengan standar deviasi
sebesar 2,9035989. Variabel beban pajak tangguhan pada small profit firms
memiliki nilai minimum sebesar 0,0001 dan nilai maksimum sebesar 0,0226.
Nilai rata-rata sebesar 0,003486 dengan standar deviasi sebesar 0,0043914.
Variabel perencanaan pajak pada small profit firms memiliki nilai minimum
sebesar -0,0464 dan nilai maksimum sebesar 0,0374. Nilai rata-rata sebesar
0,013180 dengan standar deviasi sebesar 0,0133007.
Analisis Inferensial
Chi Square Omnibus Tests of Model Coefficients (Pengujian Simultan)
Ouput Chi Square Omnibus Tests of Model Coefficients dapat dilihat
pada tabel berikut:
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square
df
Sig.
Step
1.865
3
.601
Step 1 Block
1.865
3
.601
Model
1.865
3
.601
Hasil pengujian Tabel diatas menunjukkan nilai chi square sebesar
1,865 dengan tingkat signifikan lebih dari 0,05 yaitu 0,601, sehingga
variabel-variabel independen

yaitu aset pajak tangguhan, beban

10

pajak

tangguhan, dan perencanaan pajak dikatakan tidak memiliki pengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba.
Uji Kelayakan Model Regresi (Uji Chi Squre Hosmer and Lemeshow
Goodnes)
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Goodness of Fit Test
yang diukur dengan nilai Chi-square pada bagian bawah uji Hosmer and
Lemeshow. Berikut ini merupakan hasil identifikasi prediksi klasifikasi:
Hasil Identifikasi Prediksi Klasifikasi
Hosmer and Lemeshow Test
Step
Chi-square
df
Sig.
1
7.137
8
.522
Hasil pengujian pada tabel diatas menunjukkan nilai chi square
sebesar 7,137 dengan nilai signifikan sebesar 0,522. Dari hasil tersebut
terlihat bahwa nilai signifikan > α = 0,05 (signifikan diatas 0,05) yang
berarti keputusan yang diambil adalah H0 tidak dapat ditolak, tidak ada
perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.
Model Summary (Cox and Snell’s R Square dan Nagelkerke’s R Square)
Koefisien Cox and Snell’s R Square dan Nagelkerke’s R Square
Model Summary
Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square
a
1
76.503
.018
.034
a. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter
estimates changed by less than ,001.
Koefisien nagelkerke R square pada tabel model summary merupakan
modifikasi dari koefisien cox & snell square untuk memastikan bahwa

11

nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Dilihat dari Tabel 4.18 nilai Cox &
Snell R Square sebesar 0,018 dan nilai nagelkerke R square sebesar 0,034
yang menjelaskan bahwa dalam model regresi ini kemampuan variabel
independen (aset pajak tangguhan, beban pajak tangguhan dan perencanaan
pajak) dalam menjelaskan variabel dependen (manajemen laba) sebesar 3,4%
dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain.
Estimasi Parameter dan Interpretasi
Hasil Signifikan Data
Variables in the Equation
B
S.E.
Wald
DTA
-.056
.081
.476
DTE
-33.191
53.939
.379
Step 1a
TPL
8.427
20.245
.173
Constant
-1.894
.489 15.021
a. Variable(s) entered on step 1: DTA, DTE, TPL.

df
1
1
1
1

Sig.
.490
.538
.677
.000

Exp(B)
.946
.000
4570.642
.151

Uji Wald menguji masing-masing koefisien regresi logistik sebagai
berikut:
1. Koefisien variabel aset pajak tangguhan -0,056 dengan signifikan =
0,490 > α = 0,05 (signifikan lebih besar dari 0.05) maka variabel aset
pajak tangguhan tidak signifikan.
2. Koefisien variabel beban pajak tangguhan -33,191 dengan signifikan =
0,538 > α = 0,05 (signifikan lebih besar dari 0,05) maka variabel aset
pajak tangguhan tidak signifikan.
3. Koefisien variabel perencanaan pajak 8,427 dengan signifikan = 0,677 >
α = 0,05 (signifikan lebih besar dari 0,05) maka variabel perencanaan
pajak tidak signifikan.

12

Hasil perhitungan yang terdapat pada Wald statistic menujukkan
bahwa hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen yaitu beban pajak tangguhan dan perencanaan pajak sedangkan
variabel aset pajak tangguhan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Dari penelitian tersebut, persamaan regresi yang dibentuk adalah
sebagai berikut:

Kesimpulan

= −1.894 − 0.056



− 33.191

+ 8.427

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan memperoleh bukti empiris
mengenai pengaruh aset pajak tangguhan dan perencanaan pajak terhadap
manajemen laba. Penelitian ini menggunakan 26 perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 hingga 2014.
Berdasarkan

hasil

analisis

dan

pembahasan

yang

telah

dilakukan

menggunakan regresi logistik, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.

Dari hasil pengujian logistik menunjukkan bahwa variabel aset pajak
tangguhan nilai memiliki signifikansi sebesar 0,490 > 0,05 sehingga
aset pajak tangguhan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba (earnings management)

untuk menghindari melaporkan kerugian

pada perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.

Dari hasil pengujian logistik menunjukkan bahwa variabel beban pajak
tangguhan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,538 > 0,05 sehingga
beban pajak tangguhan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen

13

laba (earnings management)

untuk menghindari melaporkan kerugian

pada perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.

Dari hasil pengujian logistik menunjukkan bahwa variabel perencanaan
pajak memiliki nilai signifikansi sebesar

0,677 > 0,05 sehingga

perencanaan pajak tidak pengaruh signifikan terhadap manajemen laba
(earnings management) .
Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti saat ini kepada peneliti yang
lain yang ingin melakukan penelitian yang sama adalah:
1.

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan model, sehingga
dapat menjelaskan fenomena manajemen laba dalam kaitannya dengan
aset pajak tangguhan, beban pajak tangguhan dan perencanaan pajak.

2.

Peneliti yang akan datang sebaiknya dilakukan pengujian lebih lanjut
dengan

mengambil

cakupannya,

yaitu

sampel
dengan

penelitian
cakupan

yang

tahun

lebih

yang

banyak

lebih

luas

lagi
dan

menambah obyek penelitian tidak hanya pada satu bidang industri
manufaktur saja, sehingga dapat terkumpul data yang lebih luas untuk
dijadikan sampel penelitian, agar dapat memperoleh sampel pada
perusahaan yang berada pada tahap start-up dan menemukan lebih dari
satu perusahaan yang berada pada tahap decline.
Penelitian serupa dapat dilakukan dengan melakukan analisa terhadap
variabel akuntansi yang lain, khususnya untuk tahap start-up dan decline
dimana data dengan variabel yang ada dalam penelitian ini sulit ditemukan.

14

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan Trisnawati, Estralita. 2009. Akuntansi Perpajakan, Edisi 2.
Jakarta: Salemba Empat.
Barus, Andreani Caroline dan Setiawati, Kiki. 2015. Pengaruh Asimetri
Informasi, Mekanisme Corporate Governance, dan Beban Pajak Tangguhan
Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, Volume 5,
Nomor 01.
Bergita, Deviana dan Kiswara, Endang. 2010. Kemampuan Beban Pajak
Tangguhan Dan Beban Pajak Kini Dalam Deteksi Manajemen Laba Pada
Saat Seasoned Equity Offerings. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro, Semarang.
Burgstahler, David C., and Ilia D. Dichev, 1997. Earnings Management to Avoid
Earnings Decreases and Losses. Journal of Accounting and Economics, vol
24 (1997), pp. 99 – 126.
Dechow, P., S. Richardson, and I. Tuna, 2003. Why Are Earnings Kinky? An
Examination of the Earnings Management Explanation. Review of
Accounting Studies, vol 8 (2003), pp. 355 – 384.
Dewi, Sofia Prima dan Fenny. 2010. Pengaruh Aset Pajak Tangguhan,
Diskresioner Akrual, Tingkat Hutang, dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara.
Dhaneswari, Nadia dan Widuri, Retnaningtyas. 2013. Pengaruh Asimetri
Informasi, Ukuran Perusahaan dan Beban Pajak Tangguahan Terhadap
Praktik Manajemen Laba di Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) 2010-2012. Tax & Accounting Review, Vol. 3, No.2.
Elqorni,
Ahmad.
2009.
Mengenal
Teori
http://elqorni.wordpress.com/Diakses tanggal 14 Mei 2013.

Keagenan.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hamzah, Ardi. 2010. Deteksi Earnings Management Melalui Beban Pajak
Tangguhan, Akrual dan Arus Kas Operasi: Studi Pada Perusahaan Real
Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 20062008. Neo-bis: Jurnal Berkala Ilmu Ekonomi, Volume 4, No 2, hal 180 - 192.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. PSAK No. 46 tentang Pajak Penghasilan.
http://tempdata.iaiglobal.or.id/

15

Irreza dan Yulianti. 2012. Penggunaan Komponen Pembentuk Pajak Tangguhan
Dalam Mendeteksi Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia,Volume 9 - No 1, hal 68 - 82.
Juan, Ng Eng dan Wahyuni, Ersa Tri. 2012. Panduan Praktis Standar Akuntansi
Keuangan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat
Phillips, John., M. Pincus and S. Rego. 2003. Earnings Management: New
Evidence Based on Deferred Tax Expense. The Accounting Review, vol 78,
pp.491 – 521.
Rahmi, Aulia. 2013. Kemampuan Beban Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Kini
Dalam Mendeteksi Manajemen Laba pada Saat Seasoned Equity Offerings.
Jurnal Akuntansi,Volume 1, No 3.
Scott, William R. 2006. Financial Accounting Theory 4rd Edision. Prentice Hall
Canada Inc.
Suandy, Erly. 2013. Perencanaan Pajak, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat
Subagyo, Oktavia dan Mariana. 2011. Pengaruh Discretionary Accrual dan
Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi,
Volume 11, Nomor 1, hal 355-376.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabet
Sumomba, Christina Ranty dan Hutomo, Sigit. 2012. Pengaruh Beban Pajak
Tangguhan dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba. Kinerja,
Volume 16, No. 2, Hal. 103-115.
Ulfah, Yana. 2013. Pengaruh Beban Pajak Tangguhan dan Perencanaan Pajak
Terhadap Praktik Manajemen Laba. Prosiding Simposium Nasional
Perpajakan 4.
Uyatno, Stanislaus S. 2006. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yoyakarta:
Graha Ilmu.
Waluyo. 2014. Akuntansi Pajak. Jakarta: Salemba Empat
Widiastuti, Ni Putu Eka dan Chusnia, Elsa. 2011. Analisis Aktiva Pajak
Tangguhan dan Dicretionary Accrual Sebagai Prediktor Manajemen Laba
Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI. EconoSains - volume IX, nomor 1,
hal 28 – 40.

16

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK KINI TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)

2 16 19

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK MASUKAN DAN PAJAK KELUARAN DALAM RANGKA MENENTUKAN PAJAK KURANG ATAU LEBIH SETOR PPN (Studi Empiris Pada Pengusaha Kena Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jember)

1 3 97

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK MASUKAN DAN PAJAK KELUARAN DALAM RANGKA MENENTUKAN PAJAK KURANG ATAU LEBIH SETOR PPN (Studi Empiris Pada Pengusaha Kena Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jember)

0 5 16

Pengaruh Profitabilitas dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus pada Perusahaan yang Berada di Wilayah DJP Jawa Barat I dan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

4 12 19

Pengaruh Akrual Diskresioner Dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2014)

6 31 72

Pengaruh Beban pajak Tangguhan dan Perencanaan Pajak Terhadap Praktik Manajemen Laba (Studi Kasus pada Wajib Pajak Badan yang Terdaftar di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I 2009-2014)

2 30 49

Pengaruh Beban Pajak Tangguhan dan Akrual Terhadap Indikasi Adanya Praktik Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

8 85 47

ANALISIS PENGARUH PAJAK TANGGUHAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI pada Tahun 2011-2013)

0 8 48

Peran Pemoderasi Kepemilikan Institusional pada Pengaruh Beban Pajak Tangguhan, Perencanaan Pajak dan Kepemilikan Manajerial terhadap Manajemen Laba Akrual

0 0 17

Manajemen Laba Ditinjau Dari Faktor Beban Pajak Tangguhan, Profitabilitas dan Leverage

0 0 12