Peran Pemoderasi Kepemilikan Institusional pada Pengaruh Beban Pajak Tangguhan, Perencanaan Pajak dan Kepemilikan Manajerial terhadap Manajemen Laba Akrual
Peran Pemoderasi Kepemilikan Institusional pada Pengaruh Beban Pajak Tangguhan, Perencanaan Pajak dan Kepemilikan Manajerial terhadap Manajemen Laba Akrual
Khuwailid 1 , Nur Hidayat 2 1 Universitas Pancasila, Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 12640
2 Universitas Jenderal Achmad Yani, Jl. Terusan Jenderal Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat 40285
ABSTRACT
The purpose of this research is to identify, analyze, observe and test the deferred tax expense, tax planning, managerial ownership and institutional ownership as a moderating towards accrual earnings managementcompanies of oil and gas sector listed at the Indonesia Stock Exchange within 2011-2015 period. In this study, the total populations used are 45 financial reports of oil and gas companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). The tests method is using Moderated Regression Analysis (MRA). Two groups of variables are used the accrual earnings management (as the dependent variable), and three independent variables (the deferred tax expense, tax planning and managerial ownership), and institutional ownership (as a variable moderation). The research data were tested by moderated regression analysis and residual test is used as an analytical technique. These results indicate that institutional ownership is able to moderate the relationship between deferred tax expense and managerial ownership on accrual earnings management while institutional ownership was not able to moderate the tax planning to the management of accrual earnings.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis, membuktikan dan menguji beban pajak tangguhan, perencanaan pajak kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional sebagai pemoderasi terhadap manajemen laba akrualpada perusahaan pertambangan sektor minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah sebanyak 45 laporan keuangan perusahaan pertambangan sektor minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengujian menggunakan moderated regression analysis (MRA). Untuk variable yang di gunakan adalah manajemen laba akrual (variabel dependen) dengan tiga variabel independen (beban pajak tangguhan, perencanaan pajak dan kepemilikan manajerial) dan kepemilikan institusional (variabel moderasi). Data penelitian diuji dengan cara analisis regresi moderasi (moderated regression analysis) serta uji residual digunakan sebagai teknik analisis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan institusional mampu memoderasi hubungan antara beban pajak tangguhan dan kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba akrual sedangkan kepemilikan institusional tidak mampu memoderasi perencanaan pajak terhadap manajemen laba akrual.
INFO ARTIKEL JEL Classsification:
G32 H25 M41
Keywords: deferred tax expense, tax planning, managerial ownership, institutional ownership and earnings management accrual.
*Email Korespondensi: 1 wailid28@yahoo.co.id, 2 jnur_hidayat@yahoo.co.id
Khuwailid, Nur Hidayat: Peran Pemoderasi Kepemilikan...
1. Pendahuluan
Manajemen selaku pihak internal perusahaan memiliki kepentingan dalam melakukan upaya peningkatan kualitas laba. Wiryandari dan Yulianti (2009) menyatakan bahwa laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) di masa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan kas, dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Semakin berkualitas laba perusahaan, maka investor semakin tertarik untuk menjadi salah satu pemilik saham perusahaan tersebut. Namun demikian, di sisi lain manajemen perusahaan juga menginginkan untuk meminimalkan laba kena pajak yang dilaporkan untuk keperluan pajak (Ettredge et al., 2008). Langkah yang kemudian diambil agar keduanya dapat dicapai adalah dengan memanipulasi laba menjadi lebih tinggi untuk pelaporan keuangan tapi tidak untuk pelaporan pajaknya.
Adapun kondisi yang terjadi di lapangan seperti PT. Kimia Farma Tbk. Pada tahun 2002 mengindikasikan adanya praktik manajemen akrual dengan menaikan laba hingga Rp 32,7 milyar, sama dengan PT. Indofarma pada tahun 2004 dengan menaikan laba bersih senilai Rp 28,870 milyar, sebagai dampak dari penilaian persediaan barang dalam proses yang lebih tinggi dari yang seharusnya, sehingga harga pokok penjualan tahun tersebut understated. Praktik manajemen laba sudah lumrah dilakukan oleh para manajer untuk menghindari pelaporan kerugian dengan berbagai motivasi manajemen laba, karena perusahaan tersebut tidak menerapkan prinsip GCG (Good Corporate Governance) dan fenomena yang terjadi adalah timbulnya masalah keagenan.
Manajemen laba akrual murni (pure accrual) yaitu dengan discretionary accrual yang tidak memiliki pengaruh terhadap arus kas secara langsung yang disebut dengan manajemen laba akrual. Manajemen laba akrual dilakukan pada akhir periode ketika manajer mengetahui laba
sebelum direkayasa sehingga dapat mengetahui berapa besar manipulasi yang diperlukan agar target laba tercapai. Sistem akuntansi akrual sebagaimana yang ada pada prinsip akuntansi yang diterima umum memberikan kesempatan kepada manajer untuk rnembuat pertimbangan akuntansi yang akan memberi pengaruh kepada pendapatan yang dilaporkan. Dalam hal ini pendapatan dapat dimanipulasi melalui discretionary accruals (Gumanti, 2000).
Waluyo (2014) menyatakan bahwa Beban pajak tangguhan adalah jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang muncul akibat adanya pengakuan atas liabilitas atau aset pajak tangguhan. Beban pajak tangguhan akan menimbulkan liabilitas pajak tangguhan. Sedangkan menurut Phillips et.al (2003) menemukan bahwa beban pajak tangguhan dapat digunakan untuk memprediksi praktik manajemen laba oleh manajemen dengan dua tujuan yaitu untuk menghindari penurunan laba dan menghindari kerugian. Oleh karena itu peran manajer sangat penting dalam mengelola perusahaan.
Yin dan Cheng (2004) berpendapat bahwa upaya meminimalkan pembayaran pajak perusahaan dibatasi oleh perencanaan pajaknya. Pada umumnya, perencanaan pajak (tax planning) merujuk kepada proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak agar utang pajak berada dalam jumlah yang minimal, tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Namun demikian, perencanaan pajak juga dapat diartikan sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga dapat secara optimal menghindari pemborosan sumber daya. Tindakan manajemen laba ditentukan pula oleh motivasi manajer perusahaan, dalam hal ini terkait dengan kepemilikan manajerial. kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen secara aktif ikut mengambil keputusan menurut Catherine (2013).
Peningkatan kepemilikan manajerial dari pemberian kompensasi untuk manajer akan
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vo. 4, No. 1, Juni 2017, hal 117-133 ISSN 2339 - 1545
mengakibatkan seorang manajer ikut dalam menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola. Hal itu berarti besarnya saham yang dimiliki mempunyai pengaruh terhadap kebijakan perusahaan. Struktur kepemilikan lain yaitu kepemilikan institusional, dimana umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Menurut Faizal (2004), perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen.
Beberapa penelitian sebelumnya telah melakukan studi manajemen laba di kisaran perpajakan dan kepemilikan manajerial. Adapun penelitian mengenai beban pajak tangguhan di Indonesia dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain penelitian yang dilakukan oleh Peneliti fitriany (2016) menunjukkan bahwa beban pajak tangguhan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba dan menurut Aziz (2015) bahwa beban pajak tangguhan secara parsial berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ulfa (2013) menunjukkan bahwa beban pajak tanggungan berpengaruh positif terhadap manajemen laba dan perencanaan pajak berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Aditama dan Purwaningsih (2016) menyatakan bahwa
perencanaan pajak tidak berpengaruh positif terhadap earnings management. Sedangkan penelitian Santana dan Wirakusuma (2016) menyatakan bahwa perencanaan pajak memiliki pengaruh positif, semakin tinggi perencanaan pajak maka semakin besar peluang perusahaan melakukan praktek manajemen laba. Sedangkan kepemilikan menajerial tidak berpengaruh
terhadap praktek manajemen laba, artinya saham yang dimiliki oleh pihak manajer tidak sebanding dengan saham yang dimiliki perusahaan ataupun pihak luar. Saham yang dimiliki oleh pihak manajer tidak akan mampu memberikan dampak dalam pengambilan keputusan.
Penelitian Sukartha (2008), mengungkapkan bahwa kepemilikan manajerial terhadap saham perusahaan target akuisisi berpengaruh
positif dan signifikan secara statistics pada kesejahteraan pemegang saham perusahaan target saat publikasi terakhir sebelum akuisisi.
2. Telaah Teori dan Pengembangan Hipotesis Teori Keagenan ( Agency Theory)
Konsep manajemen laba dapat dimulai dari pendekatan teori agensi (agency theory). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan merupakan sebuah kontrak antara manajemen (agent) dengan investor (principal). Pandangan agency theory yakni adanya pemisahan antara pihak principal dan agent yang menyebabkan munculnya potensi konflik yang dapat mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan. Maksud dengan principal dalam teori keagenan ini yakni pemegang saham atau pemilik yang menyediakan fasilitas dan dana untuk kebutuhan operasi perusahaan sedangkan agent adalah manajemen yang memiliki kewajiban mengelola perusahaan sebagaimana yang telah diamanahkan principal kepadanya menurut Sanjaya dan Sulistyanto (2004).
Teori agensi mengasumsikan bahwa masing- masing individu semata-mata termotivasi oleh kesejahteraan dan kepentingan dirinya sendiri. Pihak principal termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya melalui pembagian dividen atau kenaikan harga saham perusahaan. Sedangkan pihak agent termotivasi untuk meningkatkan kesejahteraannya melalui peningkatan kompensasi. Konflik kepentingan semakin meningkat ketika principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja
Khuwailid, Nur Hidayat: Peran Pemoderasi Kepemilikan...
agent karena ketidak mampuan principal tertentu. Penjelasan dan prediksi dalam teori memonitor aktivitas agent dalam perusahaan.
akuntansi positif didasarkan pada proses kontrak Ditambah lagi agent mempunyai lebih banyak
atau hubungan keagenan antara manajer dengan informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan
kelompok lain seperti investor, kreditor, auditor, kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. pihak pengelola pasar modal dan institusi Hal inilah yang mengakibatkan adanya pemerintah. Sealin itu, Watt dan Zimmerman ketidakseimbangan informasi yang dimiliki (1986) juga mengaitkan Positive accounting oleh principal dan agent dan dikenal dengan
theory dengan fenomena perilaku oportunistik istilah asimetri informasi. Asimetri informasi
manajer dengan membentuk tiga hipotesis yang dan konflik kepentingan yang terjadi antara
melatar belakangi perilaku oportunistik manajer principal dan agent mendorong pihak agent
tersebut, yaitu:
untuk menyembunyikan beberapa informasi
1) Bonus Plan Hypothesis, yakni manajemen yang tidak diketahui oleh principal dan
akan memilih metode akuntansi yang menyajikan informasi yang tidak sebenarnya
memaksimalkan utilitasnya yaitu bonus kepada principal, terutama informasi tersebut
yang tinggi. Manajer perusahaan yang berkaitan dengan pengukuran kinerja agent.
memberikan bonus besar berdasarkan Konflik kepentingan yang terjadi antara
earnings lebih banyak menggunakan manajer dengan pemegang saham akan
metode akuntansi yang meningkatkan laba mengakibatkan biaya keagenan (agency cost).
yang dilaporkan.
Biaya keagenan dapat diminimalkan dengan
2) Debt Covenant Hypothesis, yakini manajer suatu mekanisme pengawasan yang dapat
perusahaan yang melakukan pelanggaran mensejajarkan kepentingan yang terkait tersebut.
perjanjian kredit cen-derung memilih Pemegang saham akan berusaha menjaga
metode akuntansi yang memiliki dampak agar pihak manajemen tidak terlalu banyak
meningkatkan laba menurut Sweeney memegang kas karena kas yang banyak akan
(1994). Hal ini untuk menjaga reputasi merangsang pihak manajemen untuk menikmati
mereka dalam pandangan pihak eksternal. kas tersebut bagi kepentingan dirinya sendiri.
3) The Political Cost Hypothesis, yakni bahwa perusahaan yang berhadapan dengan biaya
Teori Akuntansi Positif ( Positive Accounting
politik, cenderung melakukan rekayasa
Theory)
penurunan laba dengan tujuan untuk meminimalkan biaya politik yang harus
Teori akuntansi positif merupakan teori mereka tanggung. Biaya politik mencakup
yang mencoba untuk membuat prediksi yang semua biaya yang harus ditanggung
bagus dari kejadian dunia nyata. Teori akuntansi positif berkaitan dengan memprediksi tindakan
oleh perusahaan terkait dengan regu-lasi seperti pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer
pemerintah, subsidi pemerintah, tarif pajak, perusahaan dan bagaimana respon manajer
tuntutan buruh dan lain sebagainya menurut Scott (2000).
tersebut terhadap standar akuntansi baru yang diusulkan Scott (2003). Menurut Watts dan
Manajemen Laba Akrual
Zimmerman (1990) Teori akuntansi positif yaitu berusaha untuk menjelaskan fenomena akuntansi
Manajemen laba dapat terjadi karena yang diamati berdasarkan pada alasan-alasan
penyusunan laporan keuangan menggunakan yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa.
dasar akrual. Sistem akuntansi akrual Maksudnya, teori akuntansi positif dimaksudkan
sebagaimana yang ada pada prinsip akuntansi untuk menjelaskan dan memprediksi konsekuensi
yang diterima umum memberikan kesempatan yang terjadi jika manajer menentukan pilihan
kepada manajer untuk rnem-buat pertimbangan
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vo. 4, No. 1, Juni 2017, hal 117-133 ISSN 2339 - 1545
akuntansi yang akan memberi pengaruh akibat dari adanya perbedaan temporer yang kepada pendapatan yang dilaporkan. Dalam
memiliki koreksi negatif lebih besar dari koreksi hal ini pendapatan dapat dimanipulasi melalui
positif. Beban pajak tangguhan juga merupakan discretionary accruals (Gumanti, 2000).
nilai dari perubahan yang terjadi atas aktiva pajak Discretionary accruals merupakan model
tangguhan (deferred tax assets) dan kewajiban yang digunakan manajemen untuk mela-kukan
pajak tangguhan (deferred tax liabilities) yang praktik meratakan laba, sedangkan menurut
dilaporkan perusahaan dalam laporan keuangan Syahril (2016) manajemen akrual muncul dari
tahun berjalan. Beban pajak tangguhan akan naik laba akuntansi (akrual) sebagai tesa dengan
seiring dengan meningkatnya kewajiban pajak manajemen laba sebagai antitesa melahirkan
tangguhan bersih. Kewajiban tang-guhan bersih manajemen akrual.
tersebut diperoleh dari selisih antara kewajiban Akrual merupakan selisih antara kas masuk
pajak tangguhan dengan aktiva pajak tangguhan bersih dari hasil operasi perusahaan dengan
menurut Djamaluddin, dkk (2008). laba yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi,
yang bisa bersifat discretionary accruals dan
Perencanaan Pajak
non-discretionary accruals menurut Sulistyanto (2008). Gumanti (2000) menjelaskan transaksi
Perencanaan pajak merupakan salah satu akrual bisa berwujud antara lain:
bentuk dari fungsi manajemen pajak dalam
1. Transaksi yang bersifat non-discretionary upaya melakukan penghematan pajak secara accruals, yaitu apabila transaksi telah legal. DR.Arles.P. Ompusunggu (2011), dalam
dicatat dengan metode tertentu maka bukunya yang berjudul Cara Legal Siasati Pajak manajemen diharapkan konsisten dengan
menyatakan bahwa Tax Planning adalah suatu metode tersebut.
kapasitas wajib pajak untuk mengatur aktivitas
2. Transaksi yang bersifat discretionary keuangan yang dapat meminimalkan pembayaran accruals, yaitu metode yang mem-berikan
pajak. Adapun pengertian perencanaan pajak kebebasan kepada manajemen untuk (Tax Planning) menurut Erly Suandy (2011),
menentukan jumlah transaksi akrual secara adalah sebagai berikut Perencanaan Pajak adalah fleksibel.
analisis sistematis dari berbagai pemilihan pajak yang berbeda, yang bertujuan meminimalkan
Beban Pajak Tangguhan
kewajiban dalam tahun berjalan untuk periode yang akan datang.
Menurut Phillips, et al. (2003), beban pajak Perencanaan pajak (Tax Planning) merupa-
tangguhan adalah beban yang timbul akibat kan langkah awal dalam melakukan manajemen
perbedaan temporer antara laba akuntansi (yaitu laba dalam laporan keuangan untuk kepentingan
pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan pihak eksternal) dengan laba fiskal (laba yang dan penelitian terhadap peraturan perpajakan
digunakan sebagai dasar perhitungan pajak). agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan Perbedaan antara laporan keuangan akuntansi
yang akan dilakukan. Pada umumnya penekanan dan fiskal disebabkan dalam penyusunan laporan
perencanaan pajak adalah untuk meminimum- keuangan, standar akuntansi lebih memberikan
kan kewajiban pajak. Lumbantoruan (1996) keleluasaan bagi manajemen dalam menentukan
mendefinisikan manajemen pajak sebagai sarana prinsip dan asumsi akuntansi dibandingkan
untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan dengan yang diperbolehkan menurut peraturan
benar, akan tetapi jumlah pajak dapat ditekan perpajakan.
serendah mungkin untuk memperoleh laba dan Beban pajak tangguhan merupakan akun
likuiditas yang akan diharapkan oleh pihak ma- yang muncul pada laporan laba rugi sebagai
najemen.
Khuwailid, Nur Hidayat: Peran Pemoderasi Kepemilikan...
Kepemilikan Manajerial
guna menghindari kerugian perusahaan. Oleh Kepemilikan manajemen adalah proporsi
karena itu perbedaan antara laba akuntansi dan pemegang saham dari pihak manajemen yang
penghasilan kena pajak akan merefleksikan secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan
tingkat kebijakan manajer dalam memanipulasi perusahaan (direktur dan komisaris) menurut
laba menjadi lebih tinggi.
Diyah dan Erman (2009). Dengan adanya Berdasarkan dari teori akuntansi positif kepemilikan mana-jemen dalam sebuah dan beberapa hasil penelitian diatas maka dapat perusahaan akan menimbulkan dugaan yang
diasumsikan bahwa dengan adanya beban pajak menarik bahwa nilai perusahaan meningkat
tangguhan akan memberikan implikasi positif sebagai akibat kepemilikan manajemen yang
terhadap penurunan manajemen laba akrual. meningkat. Kepemilikan oleh manajemen Dari analisis dan temuan penelitian terdahulu, yang besar akan efektif memonitoring aktivitas
maka hipotesis pertama dirumuskan sebagai perusahaan.
berikut.
H : Be Shliefer dan Vishny (2006) menyatakan ban pajak tangguhan berpe-ngaruh 1
signifikan terhadap manajemen laba
bahwa kepemilikan saham yang besar dari
segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk
akrual.
memonitor. Menurut Jensen dan Meckling (1976), ketika kepemilikan saham oleh mana-
Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen
jemen rendah maka ada kecenderungan akan
Laba Akrual
terjadinya perilaku opportunistic manajer Perencanaan pajak merujuk kepada yang meningkat akan juga. Dengan adanya
proses merekayasa usaha transaksi wajib pajak kepemilikan manajemen terhadap saham agar utang pajak berada dalam jumlah yang
perusahaan maka dipandang dapat menye- minimal, tetapi masih dalam bingkai peraturan laraskan potensi perbedaan kepentingan antara
perpajakan. Jadi dengan melakukan perencanaan manajemen dan pemegang saham lainnya pajak, perusahaan dapat memperkecil jumlah
sehingga permasalahan antara agen dan prinsipal laba perusahaan untuk dapat memperoleh diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer
keuntungan pajak tanpa melakukan pelanggaran juga sekaligus sebagai pemegang saham.
terhadap UU perpajakan yang berlaku. Sumomba dan Hutomo (2012) dalam
Beban Pajak Tangguhan Terhadap Mana-
penelitiannya menarik kesimpulan bahwa
jemen Laba Akrual
perencanaan pajak dapat digunakan untuk
Perusahaan dalam memilih kebijakan mendeteksi manajemen laba, hal ini disebabkan akuntansi, dapat dengan bebas memilih manajemen selalu merespon perubahan tarif kebijakan akuntansinya, akan tetapi peraturan
pajak, baik itu kenaikan tarif pajak atau perpajakan sudah menetapkan kebijakan penurunan tarif pajak yang dianggap oleh
akuntansi yang harus digunakan, sehingga manajemen sebagai peluang “emas” untuk dalam pelaporan pajak perusahaan tidak dapat
memberikan profit bagi perusahaan baik pada bebas menggunakan metode akuntansi. Menurut
periode tersebut maupun periode yang akan Yulianti (2005).
datang.
Menurut Yulianti (2005), Abdul Rafay and Berdasarkan dari teori akuntansi positif Mobeen Ajmal (2014), Hakim dan praptoyo
dan beberapa hasil penelitian diatas maka dapat (2015) juga menemukan bukti empiris bahwa
diasumsikan bahwa dengan adanya perencanaan beban pajak tangguhan memiliki hubungan pajak akan memberikan implikasi positif ter- positif signifikan dengan proba-bilitas per-
hadap penurunan manajemen laba akrual. Dari usahaan untuk melakukan manajemen laba analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vo. 4, No. 1, Juni 2017, hal 117-133 ISSN 2339 - 1545
hipotesis kedua dirumuskan sebagai berikut. pengawasan mengenai kinerja perusahaan,
H 2 : Perencanaan Pajak
berpengaruh
maka akan menekan manajer dalam melakukan
signifikan terhadap manajemen laba
tindakan mana-jemen laba dan perusahaan
akrual.
dalam mela-kukan manajemen laba dengan diskresi akrual yang susuai dengan PSAK dan
Kepemilikan Manajerial Terhadap Manaje-
ketentuan perpajakan. Dengan kepemilikan
men Laba Akrual
institusional yang tinggi akan menimbulkan Kepemilikan manajerial merupakan jumlah
usaha pengawasan yang lebih besar oleh saham yang dimiliki oleh pihak manajemen
pihak investor institutional sehingga dapat perusahaan, yang berarti pihak manajemen
menghalangi perilaku oportunistik manajer. juga bertindak sebagai pemegang saham atas
Berdasarkan dari teori akuntansi positif perusahaan yang dikelolanya. Oleh sebab dan beberapa hasil penelitian diatas maka dapat itu pihak manajemen juga bertindak sebagai
diasumsikan bahwa dengan adanya beban pajak pemegang saham perusahaannya sendiri, maka
tangguhan akan memberikan implikasi positif dapat diperkirakan manajer akan mengambil
terhadap penurunan manajemen laba akrual. langkah yang sejalan dengan apa yang diinginkan
Dari analisis dan temuan penelitian sebagai pemegang saham, yaitu ingin merasakan
terdahulu, maka hipotesis keempat dirumuskan manfaat dari setiap keputusan yang diambil.
sebagai berikut.
Menurut Syafrudin (2006) yang diperkuat
H 4 : Kepemilikan institusional memo-derasi
oleh Puspito (2011) pengaruh struktur kepemi-
hubungan kausalitas antara be ban pajak
likan perusahaan pada kinerja perusahaan den-
tangguhan terhadap manajemen laba
gan struktur modal sebagai pemoderasi bahwa
akrual.
penelitian ini memberikan bukti variabel struk- tur kepemilikan oleh manajer tidak berpengaruh
Pengaruh perencanaan pajak yang
terhadap kinerja perusahaan.
dimoderasi kepemilikan institusional ter-
Berdasarkan dari teori agency dan beberapa
hadap manajemen laba akrual.
hasil penelitian diatas maka dapat diasumsikan Perencanaan pajak merupakan langkah bahwa dengan adanya kepemilikan manajerial
awal dimana melakukan pengumpulan data dan akan memberikan implikasi positif terhadap
penelitian sehingga menjadi laporan yang sesuai penurunan manajemen laba akrual.
dan transparan dengan tidak meninggalkan Berdasarkan analisis dan temuan penelitian
peraturan-peraturan perpajakan, dengan maksud terdahulu, maka hipotesis ketiga dirumuskan
agar tidak terjadi kesalahan atau penyalahgunaan sebagai berikut.
dalam perencanaan pajak. Mempertimbangkan
H 3 : Kepemilikan manajerial tidak ber-
output dan input itu sangatlah penting karena
pengaruh signifikan terhadap mana-
tujuannya agar memaksimalkan keuntungan
jemen laba akrual.
atau nilai perusahaan tersebut dengan mem- pertimbangkan perilaku manajerial, biaya
Pengaruh Beban pajak tangguhan yang
keagenan, dan struktur kepemilikan dalam
dimoderasi kepemilikan institusional ter-
perusahaan dengan memadukan keterbatasan
hadap manajemen laba akrual.
kondisi-kondisi yang relevan, Jensen dan Kepemilikan institusional memiliki arti
Meckling (1976).
penting dalam memonitor manajemen. Adanya Penelitian yang berhubungan dengan faktor- kepemilikan oleh institusional akan mendorong
faktor manajemen laba akrual, khususnya yang peningkatan pengawasan yang lebih optimal,
mengunakan variabel moderasi telah dilakukan Sumanto dan Kiswanto (2014). Jika terjadi
oleh beberapa peneliti, diantaranya oleh Sartika
Khuwailid, Nur Hidayat: Peran Pemoderasi Kepemilikan...
dan Fidiana (2015) yaitu perencanaan pajak bonus yang besar, Yunianto (2016). Dengan dengan kepemilikan institusional mampu kepemilikan institusional sebagai penga- memoderasi dan berpengaruh positif terhadap
wasan dalam perusahaan yang dipimmpin nilai perusahaan . Peneliti Kusumayani dan oleh manajemen perusahaan dalam melakukan Suardana (2017) dengan variabel moderasi manajemen laba akrual sama- sama memiliki kepemilikan manajerial dan kepemilikan motivasi yang sama dalam menaikan laba. institusional.
Hasil penelitian-penelitian tersebut selaras Berdasarkan dari teori akuntansi positif
dengan penelitian Jensen dan Meckling (1976) dan beberapa hasil penelitian diatas maka dapat
yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial diasumsikan bahwa dengan adanya perencanaan
berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi pajak akan memberikan implikasi positif masalah keagenan dari manajer dengan menye- terhadap penurunan manajemen laba akrual.
laraskan kepentingan-kepentingan manajer Dari analisis dan temuan penelitian terdahulu,
dengan pemegang saham. Semakin besar maka hipotesis kelima dirumuskan sebagai kepemilikan manajemen dalam perusahaan berikut.
maka manajemen akan cenderung berusaha
H 5 : Kepemilikan institusional memo-derasi
untuk meningkatkan kinerjanya, Siallagan dan
hubungan kausalitas antara perencanaan
Machfoedz (2006). Berdasarkan dari teori agency pajak terhadap manajemen laba akrual. dan beberapa hasil penelitian diatas maka dapat diasumsikan bahwa dengan adanya kepemilikan
Pengaruh Kepemilikan manajerial yang manajerial akan memberikan implikasi positif
dimoderasi kepemilikan institusional ter-
terhadap penurunan manajemen laba akrual.
hadap manajemen laba akrual.
Motivasi peneliti dalam penelitian ini menggunakan kepemilikan institusional sebagai
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan variabel moderasi. Berdasarkan analisis dan
saham perusahaan oleh pihak manajemen. Kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen
temuan penelitian terdahulu, maka hipotesis dapat menurunkan keinginan manajemen keenam dirumuskan sebagai berikut.
dalam mendapatkan kemak-muran dengan H 6 : Kepemilikan institusional memo-derasi
mempertinggi pendapatan dari tingginya tingkat
hubungan kausalitas antara kepemilikan
laba perusahaan dengan harapan mendapatkan
manajerial terhadap manajemen laba akrual.
BEBAN PAJAK TANGGUHAN
H1
PERENCANAAN PAJAK H2 MANAJEMEN LABA AKRUAL
H3
KEPEMILIKAN MANAJERIAL
H4 H5 H6
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL
Gambar 1. Paradigma Penelitian
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vo. 4, No. 1, Juni 2017, hal 117-133 ISSN 2339 - 1545
3. Metode
1. Bagian akrual yang memang sewajarnya Metode penelitian yang digunakan dalam
ada dalam proses penyusunan laporan penelitian ini adalah explanatory survey.
keuangan, disebut normal accruals atau Metode ini bertujuan untuk menguji hipotesis,
non-discretionary accruals. yang umumnya merupakan penelitian yang
2. Bagian akrual yang merupakan manipulasi menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan
data akuntansi yang disebut dengan antar variabel.
abnormal accruals atau discretionary Populasi dalam penelitian ini adalah
accruals.
perusahaan-perusahaan pertambangan sektor Penelitian ini mengunakan discretionary minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa
accrual dengan modified Jones yang dimodifikasi Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai 2015.
oleh Kothari et al. (2005).
Dalam penelitian ini yang dimaksud populasi
TAC it = α 0 (1/Asset it -1) + β 1 [(ΔSales it - ΔRec it )
adalah laporan keuangan sebanyak 45 laporan / Asset it -1] + β 2 (PPE it / Asset it -1) + β 3 keuangan perusahaan (Emiten) pertambangan
ROA it -1 + ε it
sektor minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian
Keterangan:
ini, setelah data diperoleh dengan kriteria Tac it = Total accruals perusahaan i pada tertentu maka untuk mengolah data tersebut
tahun t
menggunakan analisis regresi moderasi Asset it -1 = Logaritma total aset perusahaan i (moderated regression analysis). Moderated
pada tahun t-1 regression analysis (MRA) yaitu aplikasi khusus
∆Sales it = Perubahan penjualan perusahaan i regresi linear berganda dimana mengandung
pada tahun t dengan tahun t-1 interaksi persamaan regresi (perkalian dua atau
∆ARec it = Perubahan piutang dagang peru- lebih variabel independen).
sahaan i pada tahun t dengan Persamaan dari model regresi tersebut
tahun t-1
dituliskan sebagai berikut: PPE it = Nilai perolehan aktiva tetap pada perusahaan i pada tahun t
Y= a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 1 *X 4 +b 5 X 2 ROA = Rasio Return On Asset pada
*X
4 +b 6 X 3 *X 4 e perusahaan i pada tahun t-1 Keterangan:
it-1
∆β 1 β 2 = Estimasi non-discretionary accru- Y = Manajemen Laba
als
a = konstanta
ɛ it = error term
b = koefisien regresi Total accruals pada model tersebut berasal
X 1 = Beban Pajak Tangguhan
dari perhitungan:
X 2 = Perencanaan Pajak
X = Kepemilikan Manajerial
TAC it = Operating Income
it - CFO it
X 4 = Kepemilikan Institusional sebagai
Keterangan:
pemoderasi TAC it = Total accruals perusahaan i pada
e = error
tahun t CFO it = Logaritma total aset perusahaan i
Perhitungan akrual diawali dengan per- pada tahun t-1 hitungan total akrual. Total akrual adalah selisih
antara laba dan arus kas yang berasal dari Non Discretionary Accrual (NDAC) aktivitas operasi. Sahabu (2009) total akrual
merupakan nilai prediksi atau fitted value dari dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
model diatas, dan Discretionary Accrual (DAC) merupakan selisih dari Total Accrual (TAC)
Khuwailid, Nur Hidayat: Peran Pemoderasi Kepemilikan...
dengan Non Discretionary Accrual (NDAC). negeri serta saham pemerintah baik di dalam Berikut adalah perhitungan tersebut:
maupun di luar negeri (Nurhidayati, 2013). DAC it = TAC it – NDAC it
Keterangan: DAC it = Discretionary Accrual perusahaan
i pada tahun t
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
TAC it = Total accruals perusahaan i pada Data yang digunakan dalam penelitian ini tahun t adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa NDAC it = Non Discretionary Accrual i pada Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian tahun t ini adalah perusahaan yang masuk kedalam
Beban pajak tangguhan adalah beban yang kelompok perusahaan pertambangan sektor timbul akibat perbedaan temporer antara laba
minyak dan gas.
akuntansi (yaitu laba dalam laporan keuangan Perusahaan yang dijadikan sampel adalah untuk kepentingan pihak eksternal) dengan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar
Indonesia dan termasuk kedalam kelompok perhitungan pajak). Pengukuran Perencanaan
perusahaan pertambangan sektor minyak dan Pajak dapat dilakukan dengan rumus sebagai
gas selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2011 berikut menurut Wijaya dan Martani (2011) :
sampai dengan tahun 2015. Berdasarkan kriteria Keterangan :
maka jumlah pengamatan didalam penelitian ini berjumlah 43 pengamatan.
Model regresi akan dinyatakan baik dan dapat dilakukan jika memenuhi uji asumsi
TAX PLAN : Perencanaan pajak klasik yaitu uji normalitas, uji multikolonearitas, PTI
: Pre-tax income (pendapatan uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Dan sebelum kena pajak)
penelitian ini telah memenuhi uji asumsi klasik, CTE : Current portion of total tax
seperti dalam table berikut ini: expence (beban pajak kini)
TP : Tarif pajak TA
: Total asset Kepemilikan manajemen adalah persentase
kepemilikan saham oleh direksi, manajemen, komisaris maupun setiap pihak yang terlibat secara langsung dalam pembuatan keputusan perusahaan menurut Diyah dan Erman (2009).
Kepemilikan institusi menunjukan jumlah persentase saham yang dimiliki oleh institusi/ lembaga atau masyarakat umum yang kepemi- likan sahamnya diatas 5%. Variabel ini diukur dari penjumlahan atas persentase saham perusahaan lain baik yang berada di dalam maupun di luar
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vo. 4, No. 1, Juni 2017, hal 117-133 ISSN 2339 - 1545
Tabel 1. Ringkasan Uji Asumsi Klasik Atas Pengujian Hipotesis Beban Pajak Tangguhan, Perencanaan Pajak, Kepemilikan Manajerial Dan Kapemilikan Institusional sebagai Pemoderasi Terhadap Manajemen Laba Akrual
Variabel Bebas dan Moderasi Pengujian Multikolonieritas
Toleran VIF
Beban Pajak Tangguhan 0.529 1.892 Perencanaan Pajak
0.892 1.121 Kepemilikan Institusional
0.947 1.056 Beban Pajak Tangguhan*Kepemilikan Institusional
0.671 1.490 Perencanaan Pajak*Kepemilikan Institusional
0.842 1.188 Kepemilikan Manajerial*Kepemilikan Institusional
Pengujian Heterokedastisitas (Glejser test)
Sig. t-test Beban Pajak Tangguhan
0.798 Perencanaan Pajak
-1.372 Kepemilikan Institusional
1.723 Beban Pajak Tangguhan*Kepemilikan Institusional
-0.278 Perencanaan Pajak*Kepemilikan Institusional
0.324 Kepemilikan Manajerial*Kepemilikan Institusional
Durbin-Watson test
e Kolmogorov-Smirnov test
N = 43
Sumber: Output SPSS
Tabel 2. Ringkasan Pengujian Hipotesis Beban Pajak Tangguhan, Perencanaan Pajak, Kepemilikan Manajerial Dan Kapemilikan Institusional sebagai Pemoderasi Terhadap
Manajemen Laba Akrual
Variabel Bebas dan Moderasi Pengujian hipotesis
Coefficient
t value Sign
Beban Pajak Tangguhan
0,829 0,413 Perencanaan Pajak
1,603 0,118 Kepemilikan Institusional
0,089 0,930 Beban Pajak Tangguhan*Kepemilikan Institusional
2,053 0,047* Perencanaan Pajak*Kepemilikan Institusional
0,060 0,952 Kepemilikan Manajerial*Kepemilikan Institusional
-2,920 0,006* R square
0,349 Adjust R square
F statistik
Signifikan F statistik 0,012
Variabel trikat : Manajemen Laba Akrual N = 43 *Tingkat signifikan 5%
Sumber: Output SPSS
Khuwailid, Nur Hidayat: Peran Pemoderasi Kepemilikan...
Pengaruh be ban pajak tangguhan terhadap
sendiri merupakan sarana untuk memenuhi
manajemen laba akrual
kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan dilakukan dengan analisa regresi berganda dengan
seminimal mungkin untuk memperoleh laba hasil hipotesis pertama yang menunjukkan yang diharapkan. Salah satu perencanaan pajak bahwa beban pajak tangguhan tidak berpengaruh
adalah dengan cara mengatur seberapa besar terhadap manajemen laba akrual, hal tersebut
laba yang dilaporkan, sehingga masuk dalam sesuai dengan pernyataan pada hipotesis indikasi adanya praktik manajemen laba. pertama. Dengan adanya kebijakan akrual tidak
Strategi penghematan pajak yang dilakukan mempengaruhi manajemen dalam melakukan
oleh perusahaan haruslah bersifat legal untuk manipulasi laba. Hal ini bertentangan dengan
menghindari pengenaan sanksi-sanksi pajak di hipotesis dan berarti bahwa perusahaan yang
kemudian hari. Penghematan pajak akan selalu dijadikan sampel telah sesuai melaporkan beban
menganut prinsip “the least and latest”. pajak tangguhan tanpa melakukan rekayasa
Perusahaan yang dijadikan sampel telah dalam upaya untuk meminimalkan pajak. Hal
sesuai menerapkan perencanaan pajak tanpa ini juga mencerminkan bahwa perusahaan melakukan rekayasa dalam upaya untuk yang dijadikan sampel telah benar menerapkan
maminimalkan pajak. Hal ini juga mencerminkan metode akuntansi tanpa melakukan upaya bahwa perusahaan yang dijadikan sampel telah manajemen laba akrual.
benar menerapkan metode perencanaan pajak Hasil penelitian ini bertentangan dengan
yang sesuai dengan peraturan yang berlaku penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh
tanpa melakukan upaya manajemen laba akrual. Yulianti (2005), Abdul Rafay and Mobeen Ajmal
Hasil penelitian ini bertentangan dengan (2014), Hakim dan Praptoyo (2015), Philip et al.
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh (2003), dan Yana Ulfa (2013) yang menyatakan
Santana dan Wirakusuma (2016), Sumomba bahwa beban pajak tangguhan berpengaruh dan Hutomo (2012), Anggreani (2013) yang
signifikan terhadap manajemen laba. Namun menyatakan bahwa perencanaan pajak ber- penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
pengaruh signifikan terhadap manajemen laba. sebelumnya dilakukan oleh Fitriany (2016),
Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian Amanda dan Febrianti (2015), Utari dan yang sebelumnya dilakukan oleh Aditama dan Widiastuti (2013) menunjukkan bahwa beban
Purwaningsih (2016) menunjukkan bahwa pajak tangguhan tidak berpengaruh signifikan
perencanaan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
terhadap manajemen laba.
Pengaruh p erencanaan pajak (tax planning) Pengaruh be ban pajak tangguhan terhadap terhadap manajemen laba akrual
manajemen laba akrual ketika dimoderasi oleh kepemilikan Institusional.
Berdasarkan hasil hipotesis dari analisa regresi berganda yang menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian yang telah perencanaan pajak tidak berpengaruh terhadap
dilakukan dengan analisa regresi berganda dengan manajemen laba akrual, hal tersebut sesuai
hasil hipotesis keempat yang menunjukkan dengan pernyataan pada hipotesis kedua. bahwa beban pajak tangguhan berpengaruh Hal tersebut berdasarkan semakin rendah signifikan terhadap manajemen laba akrual ketika perencanaan pajak maka semakin kecil peluang
dimoderasi oleh kepemilikan institusional, hal perusahaan melalukan manajemen laba. Hal ini
tersebut sesuai dengan pernyataan pada hipotesis bertentangan dengan hipotesis dan berarti bahwa
keempat. Diskresi akrual yang dilakukan oleh perusahaan melakukan perencanaan pajak itu
perusahaan ketika diperkuat oleh kepemilikan
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vo. 4, No. 1, Juni 2017, hal 117-133 ISSN 2339 - 1545
institusional membawa pengaruh terhadap pajak tidak dapat mendeteksi perusahaan manajemen laba. Hal ini sesuai dengan hipotesis
dalam melakukan manajemen laba. Tujuan lain dan berarti bahwa perusahaan yang dijadikan
manajemen melakukan manajemen laba melalui sampel telah melaporkan beban pajak tangguhan
perencanaan pajak adalah untuk meminimalkan dan melakukan rekayasa dalam upaya untuk
beban PPh supaya perusahaan membayar meminimalkan pajak. Oleh karena itu dengan
pajak serendah mungkin, hal tersebut tidak adanya kepemilikan institusional manajemen
terbukti adanya perencanaan pajak untuk tujuan masih bisa melakukan manipulasi laba.
manajemen laba.
Dengan terbuktinya beban pajak tangguhan Hal ini mencerminkan bahwa perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba
pertambangan sektor minyak dan gas yang karena beban pajak tangguhan dapat mendeteksi
dijadikan sampel telah benar menerapkan metode perusahaan dalam melakukan manajemen laba
pembayaran pajak sesuai dengan peraturan ketika dimoderasi oleh kepemilikan institusional.
perpajakan yang berlaku tanpa melakukan Karena bila perusahaan menurunkan labanya
upaya manajemen laba. Hasil penelitian ini tidak pengaruhnya terhadap beban pajak tangguhan
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang kecil sehingga bila ingin mendeteksi manajemen
telah dilakukan oleh Kusumayani dan Suardana laba dalam perusahaan melalui beban pajak
(2017) dengan variabel moderasi kepemilikan tangguhan cukup efektif karena beban pajak
manajerial dan kepemilikan institusional. tangguhan masih dapat menggambarkan bahwa perusahaan tersebut melakukan manajemen laba
Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap
akrual.
manajemen laba akrual ketika dimoderasi oleh kepemilikan Institusional.
Pengaruh perencanaan pajak terhadap
Berdasarkan hasil penelitian yang
manajemen laba akrual ketika dimoderasi
telah dilakukan dengan analisa regresi
oleh kepemilikan Institusional.
berganda dengan hasil hipotesis keenam yang
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial telah dilakukan dengan analisa regresi berpengaruh signifikan terhadap manajemen berganda dengan hasil hipotesis kelima yang
laba akrual ketika dimoderasi oleh kepemilikan menunjukkan bahwa perencanaan pajak tidak
institusional, hal tersebut tidak sesuai dengan berpengaruh signifikan terhadap manajemen
pernyataan pada hipotesis keenam. Kebijakan- laba akrual ketika dimoderasi oleh kepemilikan
kebijakan oleh manajemen yang merangkap institusional, pernyataan tersebut sesuai dengan
sebagai pemegang saham semakin memperkuat pernyataan pada hipotesis kelima. Hal tersebut
pengaruhnya terhadap keputusan perusahaan berdasarkan semakin rendah perencanaan (diskresi akrual) ketika dipengaruhi oleh pajak maka semakin kecil peluang perusahaan
pemegang saham corporate. melalukan manajemen laba . Hal ini bertentangan
Kepemilikan manajemen merupakan dengan hipotesis dan berarti bahwa perusahaan
proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang dijadikan sampel telah sesuai melakukan
yang secara aktif ikut dalam pengambilan perencanaan pajak tanpa melakukan rekayasa
keputusan perusahaan (direktur dan komisaris). dalam upaya untuk meminimalkan pajak. Oleh
Kepemilikan oleh manajemen yang besar akan karena itu dengan adanya pengawasan dari
efektif memonitoring aktivitas perusahaan. kepemilikan institusional agar manajemen tidak
Ketika kepemilikan saham oleh manajemen melakukan manipulasi laba. Dengan terbuktinya
rendah maka ada kecenderungan akan terjadinya perencanaan pajak tidak berpengaruh signifikan
perilaku opportunistic manajer yang meningkat. terhadap manajemen laba karena perencanaan
Dengan adanya kepemilikan manajemen
Khuwailid, Nur Hidayat: Peran Pemoderasi Kepemilikan...
terhadap saham perusahaan maka dipandang sehingga tidak ada indikasi praktik manajemen dapat menyelaraskan potensi perbedaan laba. kepentingan antara manajemen dan pemegang
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa saham lainnya sehingga permasalahan antara
kepemilikan institusional memoderasi hubungan agen dan principal diasumsikan akan hilang
kausalitas antara beban pajak tangguhan terhadap apabila seorang manajer juga sekaligus sebagai
manajemen laba akrual. Hasil dari penelitian pemegang saham bisa mempengaruhi dalam
ini berbeda dengan sebelum dimoderasi. Hal pengambilan keputusan. Dengan terbuktinya
ini dapat terjadi karena beban pajak tangguhan kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan
ketika diperkuat oleh kepemilikan institusional terhadap manajemen laba dengan kepemilikan
membawa pengaruh terhadap manajemen institusional sebagai pemoderasi tidak memberi
untuk menaikan laba guna kepentingan para dampak pengawasan terhadap manajemen dalam
pemegang saham. Kepemilikan Institusional melakukan praktek manajemen laba.
tidak memoderasi hubungan kausalitas antara Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
perencanaan pajak terhadap manajemen laba agency yang dikemukakan oleh (Jensen dan
akrual. Dengan adanya perencanaan pajak Meckling 1976) yang menyatakan bahwa
yang merupakan dari perencanaan anggaran peningkatan kepemilikan saham manajerial perusahaan dengan pengawasan yang ketat
dapat menurunkan agency cost karena dapat dari regulator (Kementrian ESDM) sehingga mensejajarkan kepentingan dari pemilik dengan
tidak adanya celah bagi perusahaan dalam kepentingan para manajer.
manipulasi pajak. Corporate stock holders sebagai kepemilikan institusional atas
5. Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi
perusahaan tidak mampu mempengaruhi
keputusan-keputusan manajemen terkait Beban pajak tangguhan tidak berpengaruh
Hasil Penelitian
kebijakan akrual untuk melakukan manajemen signifikan terhadap manajemen laba akrual
laba. Kepemilikan institusional memoderasi pada perusahaan pertambangan sektor minyak
hubungan kausalitas antara kepemilikan dan gas bumi. Perusahaan pertambangan tidak
manajerial terhadap manajemen laba akrual. memanfaatkan celah untuk memanipulasi laba
Kebijakan-kebijakan oleh manajemen yang dengan besarnya beban pajak tangguhan yang
merangkap sebagai pemegang saham semakin dimiliki. Hal ini dapat terjadi karena perusahaan
memperkuat pengaruhnya terhadap keputusan pertambangan merupakan perusahaan dengan
perusahaan (diskresi akrual) ketika dipengaruhi peraturan perpajakan khusus yang juga mendapat
oleh pemegang saham corporate (kepemilikan perhatian khusus dari regulator (Kementrian
institusional.)
ESDM) sehingga tidak dapat memainkan angka Meskipun penelitian ini sudah menggunakan beban pajak tangguhan untuk memanipulasi
teknik yang sejalan dengan prosedur penelitian, labanya seperti yang dilakukan oleh perusahaan
namun masih keterbatasan dimana penelitian lain pada umumnya
ini hanya mengambil populasi dan sampel pada
Perencanaan pajak tidak berpengaruh perusahaan-perusahaan pertambangan sektor
signifikan, semakin rendah perencanaan pajak minyak dan gas bumi di Bursa Efek Indonesia maka semakin kecil peluang perusahaan pada periode tahun 2011 sampai tahun 2015. melalukan manajemen laba. Perusahaan dalam
Dengan pendeknya periode penelitian dan jumlah melakukan perencanaan pajak sudah sesuai
data yang terbatas tersebut, maka hasilnya pun dengan peraturan perpajakan yang berlaku, hal
terlihat kurang optimal. Teori yang masih sangat ini perusahaan pertambangan tidak ada cara
minim dan belum begitu banyak penelitian mengatur seberapa besar laba yang dilaporkan,
yang menguji hubungan ini, sehingga peneliti
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vo. 4, No. 1, Juni 2017, hal 117-133 ISSN 2339 - 1545
mengalami keterbatasan dalam menginterpretasi governance (GCG). Peneliti menyarankan agar hasil penelitian.
prinsip-prinsip ini sebagai pedoman untuk
Hasil uj i determinasi dapat diketahui praktisi (manajemen perusahaan pertambangan nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,240
sektor minyak dan gas). Hasil penelitian ini atau 24% sedangkan sisanya sebesar 76%
dapat digunakan sebagai informasi mengenai dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel hal-hal yang berpengaruh signifikan terhadap lain yang tidak dimasukkan dalam model
manajemen laba yang dapat dipergunakan penelitian. Dengan merujuk hasil tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam faktor dapat menggambarkan bahwa model analisis
perpajakan dan kepemilikan saham di perusahaan regresi moderasi dalam penelitian ini kurang
yang go public.
mendukung untuk hasil penelitian yang optimal. Hal tersebut disebabkan jumlah perusahaan
Daftar Referensi
pertambangan sektor minyak dan gas bumi yang Aditama, Ferry dan Purwaningsih Anna. 2016. terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
Pengaruh Perencanaan Pajak terhadap penelitian jumlahnya sedikit. Selain dari pada
Manajemen Laba pada Perusahaan Non itu, variabel yang digunakan dalam penelitian ini
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek hanya mengggunakan tiga variabel independen
Indonesia. Jurnal Ekonomi Universitas dan satu variabel moderasi saja, sehingga hasil
Atma Jaya, Yogyakarta.
penelitian tidak dapat menggambarkan situasi Agusti Restu dan Tyas Pramesti, 2009. Pengaruh
secara keseluruhan. Namun, hasil penelitian Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan
ini sejalan dengan hasil penelitian-penelitian dan Kepemilikan Manajerial Terhadap
sebelumnya yang mana hasil uji determinasinya Manajemen Laba. Jurnal Ekonomi Unri
memiliki nilai Adjusted R Square yang kecil. ISSN 0853-7593. Vol 17, No 01.
Penelitian ini diharapkan dapat mem- Amertha Indra Satya Prasavita 2013. Pengaruh
berikan tambahan referensi kepustakaan bidang Return On Asset Pada Praktik Manajemen
perpajakan untuk dilakukan penelitian kembali Laba Dengan Moderasi Corporate
dengan variabel-variabel yang berbeda. Seperti Governance. E-Jurnal Akuntansi
menambahkan variabel independen atau Universitas Udayana 4.2(2013):373-387.
mengganti variabel moderasi lain seperti non
ISSN 2302-8556
debt tax shields atau good corporate governance Arles.P. Ompusunggu 2011, buku Cara Legal
(GCG). Sedangkan untuk peneliti selanjutnya Siasati Pajak. Depok. Penerbit Puspa swara.
menggunakan perbandingan sampel dengan Aziz, Muhammad Fahmi. 2015 Pengaruh
sektor lain atau lebih berbeda lagi dengan Beban Pajak Tangguhan dan Profitabilitas perusahaan manufaktur agar dapat memberikan
Terhadap Praktik Manajemen Laba. Jurnal gambaran yang jelas dan kontribusi informasi
Akuntansi Universitas Gunadarma yang lebih luas terhadap prospek perusahaan
Bursa Efek Indonesia. http://www.idx. di Indonesia dengan kondisi regulasi dan iklim
co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/ investasi yang berlaku saat ini.
laporankeuangandantahunan.aspx. Diakses: Hasil penelitian menunjukan bahwa
Minggu, 3 september 2016 hasilnya tidak berpengaruh terhadap manajemen
Catherine. 2013. Pengaruh Dewan Komisaris laba akrual, hal ini menunjukan bahwa kinerja
Independen, Komite Audit, Kepemilikan dari manajemen telah sesuai dengan prinsip-
Manajerial dan Kualitas Audit terhadap prinsip akuntable dan responsible yang
Perataan Laba. Jurnal Akuntansi, Vol. 7, merupakan bentuk pengelolaan keuangan
No. 2, Mei 2014.
berdasarkan prinsip yang dianut good corporate
Khuwailid, Nur Hidayat: Peran Pemoderasi Kepemilikan...