HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DAN KESEHATAN MENTAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI (PENJAS) SISWA SD.

(1)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (PHYSICAL FITNESS) DAN KESEHATAN MENTAL (MENTAL HYGIENE) DENGAN PRESTASI

BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI (PENJAS) SISWA SD

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhiSebagian Dari Syarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan

Program StudiPendidikanJasmaniKesehatandanRekreasi

Di susunoleh:

SONYA JANUARI PUTRI 0700032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran

Jasmani (Physical Fitness) dan Kesehatan

Mental (Mental Hygiene) dengan Prestasi

Belajar Pendidikan Jasmani (Penjas)

Siswa SD.

Oleh

Sonya Januari Putri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Sonya Januari Putri 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama

: Sonya Januari Putri

NIM

: 0700032

PROD

: Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Judul : Hubungan Antara Tingkat KebugaranJasmani(Physical Fitness)

dan

Kesehatan

Mental

(Mental

Hygiene)

denganPrestasiBelajarPendidikanJasmani (Penjas) Siswa

SD.

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Drs. Mudjihartono M.Pd

196508171990011001

Pembimbing II

Carsiwan M.Pd

19710105200212001

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono M.Pd

196508171990011001


(4)

(5)

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN KATA-KATA MUTIARA LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ………...

KATA PENGANTAR ………...

UCAPAN TERIMA KASIH ………...

DAFTAR ISI ………...

DAFTAR TABEL ………...

DAFTAR LAMPIRAN ………...

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ... B. RumusanMasalah ... C. TujuanPenelitian ... D. ManfaatPenelitian ... E. DefinisiOperasional ...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani ... 1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 2. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 3. Peranan Pendidikan Jasmani ... 4. Ciri Unik Pendidiksn Jasmani ... B. KebugaranJasmani ...

1. PengertianKebugaranJasmani ... 2. KomponenKebugaranJasmani ... 3. ManfaatKebugaranJasmani ... 4. Faktor-Faktor yang MempengaruhiKebugaranJasmani ... 5. KriteriaKebugaranJasmani... Halama n i ii iii vi ix x 1 5 5 6 6 8 8 9 10 14 15 15 16 18 18


(6)

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. KesehatanMental ... 1. PengertianKesehatanMental ... 2. TujuanKesehatanMental ... 3. Ciri-CiriSehat Mental padaAnakUsiaSD ... 4. PerkembanganKesehatan Mental di Sekolah ... 5. Faktor yang MempengaruhiKesehatanMental ... D. PrestasiBelajarSiswa ... 1. PengertianPrestasiBelajarSiswa ... 2. KomponenPrestasiBelajarSiswa ... 3. Faktor-Faktor yang MempengaruhiPrestasiBelajarSiswa ... E. HubunganantaraKebugaranJasmanidanKesehatan Mental dengan

PrestasiBelajarPenjasSiswa ... F. Hipotesis ...

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitan ... B. PopulasiPenelitian ... C. SampelPenelitian... D. VariabelPenelitian... E. RancanganPenelitian ... F. TeknikPengambilanData ... G. ProsedurPenelitian ...

1. PersiapanPenelitian ... 2. PenentuanPopulasi ... 3. UjiCobaAlatUkur... 4. PelaksanaanPenelitian... H. Instrument Penelitian...

1. SurveidenganTeknikTes ... 2. MetodeAngket... 3. Dokumentasi... I. Faktor-Faktor yang MempengaruhiPenelitian ...

20 21 21 22 22 23 24 25 25 26 28 30 31 33 33 34 34 34 35 35 35 35 35 35 36 36 36 40


(7)

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. FaktorKesungguhanHati... 2. FaktorAlat ... 3. FaktorCuaca ... 4. FaktorKemampuanSampel ... 5. FaktorTenagaPenilai ... J. TeknikAnalisisData ... 1. Langkah-LangkahAnalisisData ... 2. Langkah-LangkahKorelasiBerganda ...

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ... B. Hasil Penelitian ... 1. Tes Tingkat Kebugaran Jasmani ... 2. Hasil Tes Kesehatan Mental ... 3. Hasil Nilai Belajar Pendidikan Jasmani Siswa ... 4. Hasil Hubungan Nilai Kebugaran Jasmani, Kesehatan Mental dan

Prestasi Belajar ... C. Pembahasan ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

41 41 41 41 42 42 42 42 44

45 45 45 49 52

54 54

57 57


(8)

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 2 3 4

5 6 7 8 9

Populasi Penelitian ... Kisi – Kisi Angket Penelitian Kesehatan Mental ... Penilaian Angket ... Hasil Tes Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas VI SDN Ciburial Tahun Ajaran 2012-2013 ... Persentase Kriteria Tingkat Kebugaran Jasmani ... Hasil Tes Kesehatan Mental Dan Nilai Belajar Siswa 2013 ... Persentase Kriteria Kesehatan Mental Siswa ... Hasil Nilai Belajar Pendidikan Jasmani Siswa kelas VI SDN Ciburial ... Ringkasan Analisis RegresiHubungan Tingkat Kebugaran Jasmani Dan Kesehatan Mental Dengan Prestasi Belajar Siswa SDN Ciburial ...

33 36 38

46 48 49 52 52


(9)

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A B C D E F

TesKebugaranJasmani Indonesia (TKJI) ... Angket Kesehatan Mental ... Nilai Pendidikan Jasmani Siswa ... Hasil Analisis Regresi Linear Ganda ... Dokumentasi Penelitian ... Daftar Riwayat Hidup ...

60 61 63 65 71 72


(10)

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN JASMANI

(PHYSICAL FITNESS) DAN KESEHATAN MENTAL (MENTAL

HYGIENE) DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

(PENJAS) SISWA SD

THE RELATIONSHIP BETWEEN PHYSICAL FITNESS AND MENTAL

HYGIENE WITH ACADEMIC ACHIEVMENT OF ELEMTARY

SCHOOL STUDENTS PHYSICAL EDUCATION

Sonya Januari Putri1, Mudjihartono2, Carsiwan2

Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jur. POR FPOK UPI

ABSTRAK :Penelititerpusatpada pencarian hubungan antara kebugaran jasmani dan kesehatan mental dengan prestasi belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada siswa kelas VI SDN Ciburial.Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebugaran jasmani dan kesehatan mental dengan prestasi belajar penjas siswa. Metode yang digunakanadalahMetodepenelitian deskriptif.Denganmetodeinipenulisdapatmenemukan hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani, kesehatan mental dan prestasi belajar penjas siswa. Instrument yang penulisgunakandalampengumpulan data adalahdengancarasurvei dengan teknik tes, angket dan dokumentasi. Dari hasil perhitungan analisis yang dilakukan terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dan kesehatan mental dengan prestasi belajar penjas siswa. Kesimpulan-kesimpulanyang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa Tingkat Kebugaran Jasmani (Physical Fitness) dan Kesehatan Mental (Mental Hygiene) memiliki koefisien korelasi yang signifikan dengan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani pada Siswa kelas VI SDN Ciburial tahun pelajaran 2012/ 2013. Hasil ini dapat menjelaskan pentingnya kedua variabel tersebut terhadap Prestasi Belajar khususnya Pelajaran Penjas.

Kata kunci : hubungan, kebugaran jasmani, kesehatan mental, prestasi belajar penjas

ABSTRACT :Researchers focused on finding the relationship between physical fitness and mental hygiene with academic achievment of students. This research is a descriptive study conducted at the grade VI students in public primary school Ciburial. This study aims to determine the relationship between physical fitness and mental hygiene with academic achievment of students. The method used is descriptive research method. With this method the author can find a significant relationship between physical fitness, mental hygiene and academic achievment of students. Instrument that i use in data collection is to survey technique test, quenstionnaire and documentation. From the calculation of the analysis carried out there is a significant relationship between physical fitness and mental hygiene with academic achievment of students. Concusions obtained from this study is that the level of physical fitness and mental hygiene has a significant correlation coefficient with the physical education learning achievment in grade VI public elemtary schools Ciburial 2012-2013. The result can explain the importance of these two variables on learning achievment, especially physical education lessons.

Keywords : relationship, physical fitness, mental hygiene, academic achievment of physical education


(11)

1

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang terdapat pada BAB II Pasal 4 tentang tujuan pendidikan dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Salah satu upaya untuk mewujudkan bentuk manusia yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani adalah dengan Pendidikan Jasmani (Penjas). Walaupun undang-undang sudah ada, namun belum berarti bahwa pendidikan jasmani dan kesehatan khususnya dalam olahraga telah dilaksanakan sebagaimana mestinya disemua tingkat dan jenis pendidikan. Dalam praktiknya di sekolah ternyata banyak kendala yang hasilnya kurang optimal dan proporsional dengan yang diharapakan, antara lain jumlah dan heterogenitas siswa dalam setiap kelas, baik kemampuan dan keterampilannya, kesenangannya, motivasinya, minatnya, kebutuhannya, maupun jenis kelaminnya. Seperti yang diungkapakan oleh Tarigan (2009:14) yaitu sebagai berikut :

“Penerapan model pembelajaran yang diberikan kepada siswa tidak sesuai dengan karakteristik siswa sebab para guru menerapkan model atau pendekatan yang pernah mereka dapatkan pada saat mengikuti perkuliahan di Perguruan tinggi. Tentu hal ini tidak sesuai dengan kondisi, tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak pada tataran pendidikan dasar atau lanjutan. Misalnya, pembelajaran bola volyyang lebih difokuskan untuk penguasaan teknik dasar, sehingga yang ditekankan adalah pengulangan sebanyak mungkin, membuat lengan para siswa menjadi merah dan terasa sakit. pembelajaran yang tidak tepat tersebut, pada pertemuan berikutnya sebagian siswa tidak mau mengikuti


(12)

2

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menghindari hal tersebut maka seyogianya tugas dan beban ajar yang di berikan kepada siswa harus di sesuaikan dengan kemampuan, tingkat pertumbuh- an dan perkembangannya sehingga tidak menimbulkan dampak negative. Pada sisi lain pula, para siswa tidak mengerti dan tidak jelas apa sebenarnya tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga yang dilakukan oleh guru. Demikian juga halnya masalah jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu kelas, dan peralatan yang minim, serta model pembelajaran yang mengharuskan siswa menunggu giliran dalam waktu yang lama, sehingga jumlah waktu aktif belajar siswa sangat terbatas merupakan masalah tersendiri dan kelasik dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga di Indonesia. Sumardiyanto (2000:63) mengemukakan:

“ Pendidikan keterampilan hidup sehat pada dasarnya merupakan penanaman

kebiasaan yang meliputi kesehatan fisik berupa tingkat kebugaran jasmani,

kesehatan mental dan sosial. Adanya motto “Mens sana in corpore sano“ yang

merupakan semboyan hidup Bangsa Romawi terkesan bahwa tubuh yang sehat itu dianggap sebagai suatu presupposisi atau Condisi Sine Quanom, yang berupa

“manusia sempurna”, terkait dua unsur bahwa dalam badan yang sehat terdapat

jiwa yang sehat pula. Hal ini menunjukkan bahwa pribadi normal atau sehat dengan mental sehat itu secara relatif dekat dengan intregitas jasmaniah dan rokhaniah ideal, yang merupakan pembagian dari dua unsur saja (dichotome)

antara tubuh dan jiwa.”

Sekolah merupakan masyarakat yang lebih besar dari keluarga, dan bukan sekedar memberikan pelajaran, tetapi berusaha memberikan pendidikan sesuai dengan perkembangan agar anak didik mengembangkan potensinya secara puas dan senang serta mempunyai pribadi yang intregal. Dengan kesehatan mental yang dimiliki dapat diketahui dengan sifat-sifat efisien, memiliki tujuan hidup jelas, punya konsep diri yang sehat dan konsentrasi tinggi, ada koordinasi antara segenap potensi dengan usaha-usaha,memiliki intregitas kepribadian dan batinnya selalu tenang. Pengertian kesehatan mental sendiri sehubungan dengan anak didik disekolah dalam masa perkembangan, menurut Prasetyo dan Sutoyo (2004 : 3). memberikan definisi:

“Kesehatan Mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk

mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga terhindar dari ganguan-gangguan dan


(13)

3

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam setiap aktivitas fisik dibutuhkan suatu tingkat kebugaran jasmani yang didukung oleh faal tubuh yang selanjutnya akan mengubah kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani seorang sangat penting dalam meningkatkan hidup manusia. Seorang siswa yang memiliki tubuh yang bugar akan mampu menjalani segala aktivitas fisik sehari-hari tanpa adanya keluhan kelelahan yang berarti. Secara harfiah kebugaran jasmani (physical fitness) berarti kesesuaian fisik atau jasmani. Hal itu terlihat dari pengertian kebugaran jasmani yang dikaitkan dengan kemampuan dan kesanggupan badan untuk melakukan pekeerjaan dengan efisiensi tanpa mengalami kelelahan yang berarti seperti yang dikemukakan oleh Mooren dan Volker (2008) :

“Kebugaran jasmani adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan sehari -hari dengan semangat dan penuh kesadaran, yang dilakukan tanpa kelelahan yang berarti, dengan energy lebih untuk dapat menikmati waktu bersenang-senang serta masih memiliki tenaga cadangan untuk menghadapi keadaan darurat yang mungkin timbul.”

Kebugaran jasmani memberikan kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan kehidupan yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap-tiap aktivitas fisik. Dapat diketahui bahwa untuk dapat melakukan suatu kerja diperlukan kondisi jiwa raga yang sesuai dengan tingkat kerja tersebut.

Secara umum kebugaran jasmani di bagi menjadi dua kelompok besar yaitu kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan (health-related-fitness) dan kelompok kebugaran jasmani yang berkaitan dengan prestasi (

ferformance-related-fitness). Kebugaran jasmani yang berekaitan dengan kesehatan terdiri dari

lima komponen yaitu : daya tahan jantung-paru, kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan, dan komposisi tubuh. Sedangkan kebugaran jasmani yang berkaitan dengan prestasi terdiri dari lima komponen kebugaran kesehatan di tambah dengan enam komponen yaitu : koordinasi, keseimbangan, waktu reaksi, kelincahan, daya ledak dan kecepatan.

Paparan tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan jasmaniyaitu mengembangkan pribadi manusia secara utuh baik manusia sebagai mahluk individu, social dan religious. Secara operasional bertujuan untuk meningkatkan


(14)

4

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertumbuhan dan perkembangan siswa secara maksimal yang meliputi, perkembangan pengetahuan, kerjasama, penalaran, emosional,sikap sportif, menghargai perbedaan, saling menolong, keterampilan, kesehatan, kebugaran jasmani bahkan meningkatkan perkembangan intelejensia. Konsep yang mendasari kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan adalah status yang lebih baik pada masing-masing komponen pokok dikaitkan dengan resiko yang lebih rendah untuk menderita penyakit dan/atau disabilitas fungsional.

Menurut Undang-undang No. 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran pasal 9 bahwa:

"Pendidikan jasmani yang menuju kepada keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa dan merupakan suatu usaha untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat dan kuat lahir batin, diberikan pada segala jenis sekolah.”

Pendidikan jasmani berkaitan dengan peran penyesuaian beban fisik yang terjadi sebagai akibat partisipasi dalam kegiatan fisik tertentu yang dipilih, sesuai dengan perhatian, kemampuan dan kebutuhan individu.Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 Tentang sistem pendidikan Nasional pada bab II pasal 4 disebutkan bahwa:

“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”

Masalah kesehatan mental dan kebugaran jasmani merupakan hal yang sangat penting kaitannya dalam prestasi belajar pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah. Hal ini terbukti di Sekolah Dasar yang berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan gerak yaitu siswa yang berusia antara 10-12 tahun yang mempunyai karakteristik mulai kematangan dalam fisik dan fisiologis serta perkembangan dan minat melakukan aktivitas fisik (Khomsin, 2002: 21-27), khususnya siswa kelas VI bahwa anak yang benar-benar melaksanakan olahraga dalam diri siswa tumbuh sehat dan tanpa adanya rasa enggan dalam melaksanakan


(15)

5

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan lain. Semangat belajar juga tumbuh di dalam diri anak tersebut,dengan tidak ada rasa malas, hal ini tentu efek positif berupa sehat jasmani dan rohani.

Di lain pihak kenyataan di Sekolah Dasar terdapat juga ada anak yang tidak suka dengan aktivitas olahraga khususnya dalam mengikuti pendidikan jasmani. Pada anak tersebut ada keinginan untuk mengikuti olahraga, namun timbul rasa minder, rasa takut keluar keringat, takut salah, hal ini dikarenakan adanya rasa tidak percaya diri. Dari uraian tersebut di atas maka penulis mengambil judul

“HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (PHYSICAL

FITNESS) DAN KESEHATAN MENTAL (MENTAL HYGIENE) DENGAN

PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI (PENJAS) SISWA SD”. B. Rumusan Masalah

Suatu penelitian tentu mempunyai suatu permasalahan yang perlu diteliti, dianalisis dan diusahakan pemecahan masalah tersebut. Berdasarkan kondisi uraian tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adakah hubungan yang berarti antara tingkat kebugaran jasmani dengan prestasi belajar pendidikan jasmani (Penjas) siswa SD ?

2. Adakah hubungan yang berarti antara kesehatan mental dengan prestasi belajar pendidikan jasmani (Penjas) siswa SD ?

3. Adakah hubungan yang berarti antara tingkat kebugaran jasmani dan kesehatan mental dengan prestasi belajar pendidikan jasmani (Penjas) siswa SD ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui Hubungan yang berarti antara Tingkat Kebugaran Jasmani dengan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani (Penjas) siswa SD .


(16)

6

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengetahui Hubungan yang berarti antara Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani (Penjas) siswa SD .

3. Mengetahui Hubungan yang berarti antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani (Penjas) siswa SD .

D. Manfaat Penelitian

Bertolak dari tujuan di atas, penulis berharap penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Dapat menjadikan teori dan rujukan bagi peneliti-peneliti lainnya, khususnya penelitian yang membahas seperti halnya judul skripsi ini atau pokok masalah tentang hubungan antara Tingkat Kebugaran Jasmani dengan Kesehatan Mental.

2. Manfaat Praktis 1) Penulis

Sebagai upaya untuk menambah dan memperluas wawasan tentang hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan kesehatan mental.

2) Guru

Mendapatkan informasi tentang hubungan tingkat kebugaran jasmani (aktivitas Penjas) di sekolah dengan kesehatan mental.

E. Definisi Operasional

Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah tidaklah sama sehingga bisa menghasilkan salah pengertian,oleh karena itu untuk menghindari kesimpangsiuran dalam penulisan ini,penulis membatasi batasan istilah yang digunakan sebagai beikut:

1. Kebugaran jasmani adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan semangat dan penuh kesadaran, yang dilakukan tanpa kelelahan yang berarti, dengan energy lebih untuk dapat


(17)

7

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menikmati waktu bersenang-senang serta masih memiliki tenaga cadangan untuk menghadapi keadaan darurat yang mungkin timbul (Mooren dan Volker,2008).

2. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa (Munif Prasetyo dan Anwar Sutoyo,2004:3).

3. Prestasi belajar siswa adalah salah satu bukti yang menunjukan kemampuan atau keberhasilan siswa yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot/nilai yang berhasil diraihnya (Winkel,1996). Prestasi belajar siswa di dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran penjas dalam kurun waktu tertentu yang tercatat dalam buku laporan hasil belajar (buku raport) .

4. Pendidikan jasmani adalah suatu pendidikan yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan melalui aktivitas-aktivitas jasmani. (Supandi,1990:29).


(18)

32

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut wikipedia indonesia bahwa:

“Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk

menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.”

Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian

B. Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh penduduk yang diselidiki dam dibagi oleh sejumlah individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama (Hadi,2004a:77). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Ciburial di Kabupaten Bandung Barat tahun pelajaran 2012/ 2013 yang berjumlah 55 orang, dan berusia antara 10 sampai 12 tahun.

Tabel 1


(19)

33

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Populasi Penelitian

C. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti (Suharsimi Arikunto,2002 :109), sedangkan besar kecilnya sampel dari jumlah populasi sebenarnya tidak ada ketentuan yang mutlak, berapa persen sampel yang diambil dari populasi (Hadi, 2004a:81). Sampel dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas VI SDN Ciburial di Kabupaten Bandung Baratyang berusia antara 10 sampai 12 tahun.Jumlah siswa yang diambil datanya sebanyak 55 orang.Maka, total sampel dari penelitian ini adalah 55 orang.Teknik sampling yang digunakan adalah total samplingkarena sampel yang digunakan atau yang dipakai dari semua populasi yang ada.

D. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2002: 96), variabel adalah objek penelitian, atau apa yang mejadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam hal ini variabel yang digunakan atau yang akan diselidiki adalah :

1. Variabel Bebas (independen).

Variabel bebas (independent) merupakan faktor yang menjadi pokok permasalahan yang ingin diteliti, ada dua variabel yaitu x1) tingkat kebugaran jasmani dan x2) kesehatan mental.

2. Variabel Terikat (tergantung).

Variabel terikat (tergantung) pengamatan sebagai hasil atau akibat dari variabel bebas dan merupakan pokok persoalan.Yaitu Y) prestasi belajar pendidikan jasmani.

3. Variabel Moderator

Variabel yang penting tetapi tidak diutamakan.Kondisi kesehatan jasmani siswa kelas VI SD saat pengambilan data melalui (TKJI) Tes Tingkat Kebugaran Jasmani.

E. Rancangan Penelitian


(20)

34

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan judul dan permasalahan yang Penulis ajukan, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitaif.Dalam hal ini adalah hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dan kesehatan mental dengan prestasi belajar pendidikan jasmani.

F. Teknik Penganbilan Data

Data adalah segala informasi mengenai variabel yang diteliti. Data adalah fakta tentang situasi, fakta adalah sesuatu yang dibuat atau dihasilkan oleh situasi pengukuran (Pratiknyo DW. dan Suharini,2003:35). Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah survei dengan teknik tes, metode angket dan dokumentasi.

G. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu melakukan uji coba alat ukur yang merupakan uji kevaliditas dan reabilitas instrumen metode angket pada sampel yang lain sebagai pembanding untuk kelayakan instrumen angket digunakan peneliti untuk sampel yang sebenarnya.

2. Penentuan Populasi

Populasi yang digunakan sebagai uji metode angket adalah siswa kelas VI SDN Ciburial, yang masih dalam lingkup kawasan Kabupaten Bandung Barat, yang berjumlah 10 orang.Sedangkan populasi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Ciburial di Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2012/ 2013 sebanyak 55 siswa.Semua siswa diteliti tanpa mengambil sampel.Jadi penelitian ini adalah studi populasi.

3. Uji Coba Alat Ukur

Alat ukur berupa angket diberikan kepada 10 siswa kelas VI SDN Ciburial terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan untuk dijawab. Jawaban 10 siswa dianalisis untuk menguji validitas dan reabilitas angket.


(21)

35

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan, selanjutnya dilaksanakan pengambilan data dengan memberikan angket kepada siswa pada waktu jam pelajaran kosong terhitung tanggal 25November– 5 Desember 2012. Siswa disuruh mengisi angket kemudian dilakukan pengambilan data tes kebugaran jasmani dan hasil nilai belajar penjas pada buku raport siswa yang menggunakan data dari jenjang kelas sebelumnya yaitu saat siswa berada pada kelas V semester 1 dan 2.

H. Instrument Penelitian

Instrumen mencakup segala sesuatu yang digunakan sebagai alat dalampenelitian ini adalah:

1. Survei dengan Teknik Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Pengambilan data tingkat kesegaran jasmani dengan melalui tes uji ketrampilan dengan panduan menurut sistem (TKJI) Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, (Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, 1999) kategori usia antara 10 sampai 12 tahun.

2. Metode Angket

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode angket langsung dengan bentuk tertutup.Responden memilih alternatif jawaban yang telah disediakan dengan pendapatnya. Ada lima (5) alternatif jawaban yang masing-masing mempunyai skor, adalah sebagai berikut :

Tabel 2

Kisi-Kisi Angket Penelitian Kesehatan Mental

Variabel Indikator Nomor

item

Jumlah item

Ciri-ciri


(22)

36

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kesehatan Mental (Abdur Rauf (1976: 341-342) dan H.C Withering ton)

2. Merasa aman, terutama terhadap kejadian-kejadian dimasa depan.

3. Biasanya merasa tegar dan bertenaga. 4. Tidak Takut untuk berteman

5. Tertawa dengan penuh hatinya, kalau ada kesempatan untuk tertawa.

6. Puas dengan umurnya, tidak ingin menjadi bayi lagi.

7. Memperlihatkan sikap tenang serta puas, tidak dihinggapi rasa takut yang berkaitan dengan air,tempat yang tinggi dan lainnya

8. Senang bersekolah, senang akan/ atau rombongan-rombongan bermain sebelum masa sekolah.

9. Ingin bermain, mempunyai permainan kesukaan.

10. Merasa dirinya termasuk dalam suatu rombongannya.

11. Bersikap gembira dan optimistik. 12. Dapat tidur nyenyak.

13. Dapat melupakan “kejadian” yang dilakukan orang terhadap dirinya.

14. Memperlakukan teman-temannya dengan ramah tamah.

15. Merasa bahagia dengan orang tuanya serta lingkungan keluarganya.

16. Mempunyai hobi-hobi tertentu, gemar akan rekreasi-rekreasi khusus tertentu. 17. Memperlihatkan sikap tidak

3,4 5,6,7,8 9,10,11,12 13,14 15,16 17,18,19, 20 21,22 23,24 25,26 27,28 29,30 31,32 33,34 35 36 37 2 4 4 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1


(23)

37

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tergantung kepada orang lain, dapat

mengurus dirinya sendiri.

18. Merasa bahwa ia dipercaya oleh anak-anak lain, orang tuanya dan orang-orang lain.

19. Menyatakan isi hatinya dengan terus terang, tertawa atau menangis pada saat-saat yang tepat.

20. Mempunyai nafsu makan yang baik.

Jumlah :

38

39

40

40 item 1

1

1

40 item

Sumber : Penelitian Angket Kesehatan Mental Tabel 3

Penilaian Angket Jawaban Sangat

setuju (SS)

Setuju (S) Ragu- ragu (R)

Tidak setuju (TS)

Sangat tidak setuju (STS)

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Sumber : Penelitian angket kesehatan mental

1. Untuk setiap pernyataan diberi skor :

Pertanyaan positif adalah item nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40. Sedangkan pernyataan negatif pada item nomor 2, 8, 11, 17, 19, 20, 30, 31, 34.

Skor tertinggi adalah 5 dan skor terendah adalah 1. Total skor maksimal 200, total skor minimal 40. Siswa yang mendapat skor diatas rata-rata adalah


(24)

38

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

termasuk siswa yang sehat mental, sedangkan siswa yang mendapat skor dibawah rata termasuk siswa yang memiliki sehat mental d bawah rata-rata.

2. Pengelompokan siswa terhadap hasil angket kesehatan mental dan hasil prestasi belajar penjas.

Suatu penelitian akan memberikan hasil yang baik atau sebaliknya sebagian tergantung pada alat pengumpul data yang digunakan. Alat pengumpul tersebut dikatakan baik apabila memenuhi syarat tertentu, diantaranya adalah validitas dan reabilitas, dengan demikian validitas dan reabilitas menjadi tolak ukur kualitas alat pengumpul data.

a. Validitas

Yang dimaksud dengan validitas menurut Sutrisno Hadi adalah kejituan, ketepatan, atau pengenaan pengukuran. Suatu alat ukur disebut jitu jika ia dengan jitu mengenai sasarannya (Hadi, 2004b:120).

Jadi alat ukur dapat dikatakan valid jika alat ukur itu mengenai sasaran atau mengenai apa yang seharusnya diukur dan dengan tepat mengumpulkan data yang seharusnya dikumpulkan, dan mampu mengupas dengan cermat dan teliti tentang semua kegiatan yang perlu diukur. Adapun jenis-jenis validitas adalah sebagai berikut :

1. Face validity 2. Logical validity 3. Factorial validity

4. Empirical validity (Hadi,2004b:122)

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah validitas logik (Logical validity). Konsep validity bertitik tolak dari kontruksi teoritik tentang aspekaspekyang hendak diukur oleh sutu alat pengukur (Hadi,2004b:122).Untuk mengetahui validitas logik maka alat ukur yang dipergunakandalam penelitian ini yaitu berupa angket tentang kesehatan mental.Untukmemperoleh instrumen yang valid Peneliti mengikuti langkah-langkahpenyusunan instrumen yaitu menentukan variabel/ sub variabel dan


(25)

39

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

indikatornyayang dijabarkan dalam kisi-kisi seperti pada tabel diatas.Hasil tes angket diuji dengan teknik korelasi point biserial yang kemudian hasilnya dikorelasikan dengan R tabel Product Momen.

b. Reabilitas Tes

Suatu tes adalah reliabel apabila tes itu memiliki ketetapan hasil atau konsistensi.artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto,2002: 170).

Jadi alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur itu dapat dipercaya dan mantap, dalam pengertian alat ukur itu stabil, dapat diandalkan dan diramalkan walau alat ukur itu diberikan kepada subjek berkali-kali dalam waktu yang berlainan, namun hasilnya akan tetap sama atau relatif sama.

Cara yang dipergunakan untuk menetapkan reabilitas alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan teknik belah dua ganjil, dengan langkah sebagai berikut :

1. Alat ukur yang berupa angket diberikan kepada subjek

2. Setelah data diambil, diadakan pengelompokan item-item pertanyaan yang ganjil dan genap. Kemudian hasilnya dikorelasikan dengan Rtabel

productmoment. Untuk mendapatkan koefisien korelasi penuh

dipergunakan rumus K-R 21(Kuder dan Richatdson), yaitu :

k M k M r11= 1 -

k-1 kVt

Keterangan :

r11 : Reabilitas Instrumen (Kuder dan Richardson) k : Banyaknya butir soal


(26)

40

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Vt : Varians total (Suharsimi, 2002: 164)

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu cara mencari data melalui catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi,2002:206). Dalam hal ini pengambilan data mengenai nilai prestasi belajar penjas diambil dari rata-rata nilai kelas V semester satu dan dua.

I. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian

Keberhasilan suatu penelitian dipengaruhi oleh beberapa hal, oleh karena itu untuk menghindari terjadinya kemungkinan-kemungkinan kesalahan, hambatan dan hal lain sebagainya.Peneliti harus bisa mengantisipasi supaya hasil penelitiannya dapat dipertanggung jawabkan. Pada penelitian ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil penelitian, yaitu :

1. Faktor Kesungguhan Hati

Faktor kesungguhan hati menyangkut semua yang terlibat pada penelitian yaitu peneliti, pengetes, dan testee. Jika semua yang terlibat dalam penelitian memiliki motivasi yang tinggi untuk bekerja atau beraktivitas dengan sungguh maka hasilnya akan baik, untuk itu sebelum melakukan tes terlebih dahulu testee diberi pengarahan oleh peneliti dan guru penjas SD supaya bersungguh-sungguh dalam mengikuti tes.

2. Faktor Alat

Peralatan yang digunakan pada penelitian harus benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan, alat yang digunakan sebelum tes dilaksanakan hendaknya di uji validitasnya dan sesuai dengan testee, sehingga pada saat tes dan setelah data diperoleh tidak terjadi masalah.

3. Faktor Cuaca

Daya tahan seseorang terhadap cuaca berbeda-beda, dan dampak terhadap fisiologis tubuh masing-masing orang juga berbeda. Tes Kebugaran Jasmani pada penelitian ini berada dilapangan yang tempatnya tidak jauh dari sekolah


(27)

41

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang meliputi 5 jenis tes yaitu lari 50 meter, Loncat tegak (VerticalJump), Bergantung Siku Tekuk (Flexed Arm Hang) selama 60 detik, Baring Duduk

(Sit Up) selama 30 detik, Lari Sedang 600 meter. Karena jumlah sampel yang

cukup banyak sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan tiap-tiap item tes cukup lama dan diperlukan stamina yang baik.

Peneliti memulai kegiatan penelitian pada pukul 07.30 WIB pagi dengan pertimbangan cuaca pada pagi hari tidak terlalu panas dan tes bisa selesai sebelum waktu siang yang biasanya suhu udara meningkat.

4. Faktor Kemampuan Sampel

Tiap sampel memiliki kemampuan dasar yang berbeda-beda, terutama dalam menyerap penjelasan dan peragaan yang diberikan oleh peneliti, oleh karena itu untuk mengurangi kemungkinan terjadi kesalahan dalam tes peneliti selalu melakukan koreksi secara dini dan terus- menerus selama dilakukan pengambilan data.

5. Faktor Tenaga Penilai

Karena penilaian pada tes ini membutuhkan kecermatan dan ketelitian yang tinggi, maka faktor tenaga penilai sangat penting untuk diperhatikan. Dalam penelitian ini tenaga pembantu dalam proses pelaksanaan tes kebugaran jasmani sebelumnya telah diberi pengarahan mengenai teknis pelaksanaan tes, sehingga diharapkan tidak terjadi kesalahan pada saat pengambilan data.

J. Teknik Analisis Data

Bagian ini menyebutkan dan menjelaskan teknik analisis yang digunakan untuk mengolah data yang telah dikumpulkan menjadi informasi yang bermakna.Metode analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah multi korelasi dengan menggunakan tes analisis regresi, karena untuk menganalisa hubungan lebih dari 2 variabel tes. (Pratiknyo DWdan Suharini,2003:39). Penganalisasiannya dengan menggunakan korelasi yaitu dengan istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan garis linier antara variabel dari penelitian


(28)

42

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terdiri lebih dari dua variabel yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat, maka penganalisisan data menggunakan Analisis Regresi Ganda.

1. Langkah-Langkah Analisis Data

a. Analisis tes kebugaran jasmani, dengan melakukan kriteria dari hasil komulatif nilai setiap item tes.

b. Analisis tes kesehatan mental, dengan menstabulasi jawaban yang benar dan salah, menentukan rata-rata nilai yang sehat mental dan yang tidak sehat mental

c. Analisis nilai prestasi, dengan mengambil rata-rata nilai semester I dan semster II, menstabulasi yang sehat mental dan yang tidak sehat mental dengan hasil prestasi belajar penjas.

d. Analisis korelasi dengan rumus multi korelasi yaitu dengan analisis regresi sebagai berikut :

1). Membuat tabel persiapan analisis regresi dua preditor 2). Hasil perhitungan diubah dalam skor deviasi

3). Menentukan koefisien regresi (a0, a1 dan a2) 4). Menentukan garis regresi dalam skor deviasi

5). Persamaan garis dua prediktor adalah Y = a1X1 dan a2X2 + K 6). Menguji keberartian persamaan regresi

a1∑x1y+a2∑x2y

Ry(1,2) =

∑y2

Ry( 1,2 ) = koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2 a1 = koefisien prediktor X1

a2 = koefisien prediktor X2

Σx1y = jumlah produk antara X1 dengan Y Σx2y = jumlah produk antara X2 dengan Y Σy2


(29)

43

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Sutrisno Hadi, 2004c: 28)

7). Menentukan Korelasi Multiple 8). Menentukan korelasi sederhana

JK reg

Freg = k

JK res n-k-1

(Sudjana, 1996 : 355)

2. Langkah-Langkah Korelasi Berganda Mencari Koefisien Korelasi Berganda

a1∑x1y+a2∑x2y

Ry(1,2) =

∑y2

Dimana :

Ry(1,2) = Koefisien korelasi ganda antara variabel x1 dan secara bersama-sama dengan variabel y = Jumlah produk antara x1 dan y

Σx2y = Jumlah produk antara x2 dan y Σ y 2 = Jumlah kuadrat kriterium y a1 = Koefisien prediktor x1

a2 = Koefisien prediktor x2 (Sudjana, 1996 : 383)

Menguji Keberartian Persamaan Regresi Berganda

JK reg

Freg = k

JK res n-k-1


(30)

44

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Sudjana, 1996 : 355)


(31)

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan

didapatkanperhitungananalisisregresiganda (Multi Korelasi) padatabel9 diperolehkoefisienkorelasiFHitungsebesar2,665548,

sedangkanFtabeldengantarafsignifikan 5 % sebesar0,079057karenaFhitung>Ftabel, makakoefisienkorelasisignifikan. Dapat disimpulkan bahwa Tingkat Kebugaran Jasmani (Physical Fitness) dan Kesehatan Mental (Mental Hygiene) memiliki koefisien korelasi yang signifikan dengan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani pada Siswa kelas VI SDN Ciburial tahun pelajaran 2012/2013. Hasil ini dapat menjelaskan pentingnya kedua variabel tersebut terhadap Prestasi Belajar khususnya Pelajaran Penjas.

B. Saran

1. Tingkat kebugaran jasmani siswa kelas VI SDN Ciburial tahun pelajaran 2012/ 2013 secara umum dalam kategori sedang, sehingga bagi guru penjas untuk dapat memperhatikannya guna peningkatan prestasi dalam belajar dengan cara memberikan materi pelajaran pendidikan jasmani dengan memperhatikan kebugaran jasmani, banyak menggunakan permainan kelompok untuk menanamkan jiwa sosial, sportifitas, dan kepercayaan diri.

2. Dengan prosentase nilai rata-rata dibawah kesehatan mental pada siswa maka hubungan sosial anak di sekolah, keluarga, dan lingkungan tempat tinggal sebagai orang tua untuk dapat perhatiannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Bahwa pendidikan jasmani merupakan aktualisasi potensi aktivitas manusia

yang berupa sikap, tindak dan karya untuk menjamin petumbuhan dan perkembangan yang baik maka tiap individu tetap menjaga dan mempertahankan dengan aktivitas melalui latihan yang berupa jogging atau permainan yang dapat meningkatkan denyut nadi latihan.


(32)

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

AbdurRauf. 1976. Text Book of Educational Phycology. New Delhi: Light and Life Publisher jammuRohtak.

Arma Abdullah danAgusManadji. 1994. Dasar-DasarPendidikan Jasmani.Jakarta :Dirjendikti

DangsinaMoeloekdanArjatmoTjokronegoro (Ed) 1984.Kesehatan

Olahraga.Jakarta : FK UI Jakarta

DimyatidanMudjiono. 1994. BelajardanPembelajaran. Jakarta : Dirjendikti

EngkosKosasih. 1983..OlahragadanKesehatan. Jakarta :Erlangga

Ewintri (Universitas Lampung).2008. BelajardanFaktor-faktor yang

mempengaruhinya (Makalah)

GiriwijoyoSantosa, 2007. IlmuKesehatanOlahraga. Bandung : FPOK UPI Khomsin.2002. PaparanPerkuliahanMahasiswaPerkembangandan

BelajarMotorik. Semarang: PKLO FIK UNNES

MoeljonoNoersoedirdjodanLatipun. 2005. Kesehatan Mental. Ed. 4. Malang :Percetakan UMM

MunifPrasetyodan Anwar Sutoyo. 2004. BahanAjarPengantarKesehatan

Mental. Kota Semarang : IKIP Semarang

Nurhasan dan Hasanudin Cholil. 2007. Modul Tes dan Pengukuran

Keolahragaan.Bandung : PKO FPOK UPI

PusatKesegaranJasmanidanRekreasi. 1999. TesKesegaranJasmani

Indonesia (TKJI). Jakarta :Depdikbud

Sajoto. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta : P2LPTK Singgih D. Gunarso, dkk.. 1996. PsikologiOlahraga, TeoridanPraktik.

Jakarta : Gn. Mulia

SitiSundari HS. 2005. Kesehatan Mental DalamKehidupan. Jakarta : RinekaCipta


(33)

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sudjana. 1996. MetodaStatistika. Edisi VI. Bandung :Tarsito

SuharsimiArikunto. 2002. ProsedurPenelitianSuatupendekatanPraktek. Jakarta :PenerbitRinekaCipta

Sukintaka. 2004. Teori pendidikan. Bandung : Nuansa

SumadiSuryabrata. 1991. PsikologiPendidikan. Jakarta : CV. Rajawali GrafikaPersada

Sumardiyanto. 2000. SejarahOlahraga. Depdikbud.Dirjendikti

SutrisnoHadi. 2004c. AnalisisRegresi.Yogyakarta :PenerbitAndiYogya Tarigan, Beltasar. 2009.

OptimalisasiPenddikanJasmanidanOlahragaBerlandaskanIlmuFaalOlahr aga.FPOK UPI Bandung

WJS.Poerwodarminto.2003. KamusUmumBahasa Indonesia (KUBI).

Jakarta : PN. BalaiPustaka

Wingkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo

Y. Singgih D. GunarsodanSinggih D. Gunarso. 1997. PsikologiUntuk

Membimbing..Jakarta : Gn. Mulia

Undang-UndangPemerintah RI. 2003. UU RI no. 20 tahun 2003 Tentang

SistemPendidikanNasional. Jakarta

--- . 1950. UU RI no.4 tahun 1950 Tentang Dasar-

Dasar Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta

--- . 1989. UU RI no.2 tahun 1989 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta

http// www. Depdiknas.go.id / UU Pemerintah RI Sisdiknas

http//www.google.co.id


(1)

42 Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terdiri lebih dari dua variabel yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat, maka penganalisisan data menggunakan Analisis Regresi Ganda.

1. Langkah-Langkah Analisis Data

a. Analisis tes kebugaran jasmani, dengan melakukan kriteria dari hasil komulatif nilai setiap item tes.

b. Analisis tes kesehatan mental, dengan menstabulasi jawaban yang benar dan salah, menentukan rata-rata nilai yang sehat mental dan yang tidak sehat mental

c. Analisis nilai prestasi, dengan mengambil rata-rata nilai semester I dan semster II, menstabulasi yang sehat mental dan yang tidak sehat mental dengan hasil prestasi belajar penjas.

d. Analisis korelasi dengan rumus multi korelasi yaitu dengan analisis regresi sebagai berikut :

1). Membuat tabel persiapan analisis regresi dua preditor 2). Hasil perhitungan diubah dalam skor deviasi

3). Menentukan koefisien regresi (a0, a1 dan a2) 4). Menentukan garis regresi dalam skor deviasi

5). Persamaan garis dua prediktor adalah Y = a1X1 dan a2X2 + K 6). Menguji keberartian persamaan regresi

a1∑x1y+a2∑x2y Ry(1,2) =

∑y2

Ry( 1,2 ) = koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2 a1 = koefisien prediktor X1

a2 = koefisien prediktor X2

Σx1y = jumlah produk antara X1 dengan Y

Σx2y = jumlah produk antara X2 dengan Y

Σy2


(2)

43 Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Sutrisno Hadi, 2004c: 28)

7). Menentukan Korelasi Multiple 8). Menentukan korelasi sederhana

JK reg

Freg = k JK res n-k-1

(Sudjana, 1996 : 355)

2. Langkah-Langkah Korelasi Berganda

Mencari Koefisien Korelasi Berganda a1∑x1y+a2∑x2y

Ry(1,2) =

∑y2 Dimana :

Ry(1,2) = Koefisien korelasi ganda antara variabel x1 dan secara bersama-sama dengan variabel y = Jumlah produk antara x1 dan y

Σx2y = Jumlah produk antara x2 dan y

Σ y 2 = Jumlah kuadrat kriterium y a1 = Koefisien prediktor x1

a2 = Koefisien prediktor x2 (Sudjana, 1996 : 383)

Menguji Keberartian Persamaan Regresi Berganda

JK reg

Freg = k JK res n-k-1


(3)

44 Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Sudjana, 1996 : 355)


(4)

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan

didapatkanperhitungananalisisregresiganda (Multi Korelasi) padatabel9 diperolehkoefisienkorelasiFHitungsebesar2,665548,

sedangkanFtabeldengantarafsignifikan 5 % sebesar0,079057karenaFhitung>Ftabel, makakoefisienkorelasisignifikan. Dapat disimpulkan bahwa Tingkat Kebugaran Jasmani (Physical Fitness) dan Kesehatan Mental (Mental Hygiene) memiliki koefisien korelasi yang signifikan dengan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani pada Siswa kelas VI SDN Ciburial tahun pelajaran 2012/2013. Hasil ini dapat menjelaskan pentingnya kedua variabel tersebut terhadap Prestasi Belajar khususnya Pelajaran Penjas.

B. Saran

1. Tingkat kebugaran jasmani siswa kelas VI SDN Ciburial tahun pelajaran 2012/ 2013 secara umum dalam kategori sedang, sehingga bagi guru penjas untuk dapat memperhatikannya guna peningkatan prestasi dalam belajar dengan cara memberikan materi pelajaran pendidikan jasmani dengan memperhatikan kebugaran jasmani, banyak menggunakan permainan kelompok untuk menanamkan jiwa sosial, sportifitas, dan kepercayaan diri.

2. Dengan prosentase nilai rata-rata dibawah kesehatan mental pada siswa maka hubungan sosial anak di sekolah, keluarga, dan lingkungan tempat tinggal sebagai orang tua untuk dapat perhatiannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Bahwa pendidikan jasmani merupakan aktualisasi potensi aktivitas manusia

yang berupa sikap, tindak dan karya untuk menjamin petumbuhan dan perkembangan yang baik maka tiap individu tetap menjaga dan mempertahankan dengan aktivitas melalui latihan yang berupa jogging atau permainan yang dapat meningkatkan denyut nadi latihan.


(5)

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

AbdurRauf. 1976. Text Book of Educational Phycology. New Delhi: Light and Life Publisher jammuRohtak.

Arma Abdullah danAgusManadji. 1994. Dasar-DasarPendidikan Jasmani.Jakarta :Dirjendikti

DangsinaMoeloekdanArjatmoTjokronegoro (Ed) 1984.Kesehatan Olahraga.Jakarta : FK UI Jakarta

DimyatidanMudjiono. 1994. BelajardanPembelajaran. Jakarta : Dirjendikti

EngkosKosasih. 1983..OlahragadanKesehatan. Jakarta :Erlangga

Ewintri (Universitas Lampung).2008. BelajardanFaktor-faktor yang

mempengaruhinya (Makalah)

GiriwijoyoSantosa, 2007. IlmuKesehatanOlahraga. Bandung : FPOK UPI Khomsin.2002. PaparanPerkuliahanMahasiswaPerkembangandan

BelajarMotorik. Semarang: PKLO FIK UNNES

MoeljonoNoersoedirdjodanLatipun. 2005. Kesehatan Mental. Ed. 4. Malang :Percetakan UMM

MunifPrasetyodan Anwar Sutoyo. 2004. BahanAjarPengantarKesehatan Mental. Kota Semarang : IKIP Semarang

Nurhasan dan Hasanudin Cholil. 2007. Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan.Bandung : PKO FPOK UPI

PusatKesegaranJasmanidanRekreasi. 1999. TesKesegaranJasmani Indonesia (TKJI). Jakarta :Depdikbud

Sajoto. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta : P2LPTK Singgih D. Gunarso, dkk.. 1996. PsikologiOlahraga, TeoridanPraktik.

Jakarta : Gn. Mulia

SitiSundari HS. 2005. Kesehatan Mental DalamKehidupan. Jakarta : RinekaCipta


(6)

Sonya Januari Putri, 2014

Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan Mental dengan Prestasi Belajar Penjas Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sudjana. 1996. MetodaStatistika. Edisi VI. Bandung :Tarsito

SuharsimiArikunto. 2002. ProsedurPenelitianSuatupendekatanPraktek. Jakarta :PenerbitRinekaCipta

Sukintaka. 2004. Teori pendidikan. Bandung : Nuansa

SumadiSuryabrata. 1991. PsikologiPendidikan. Jakarta : CV. Rajawali GrafikaPersada

Sumardiyanto. 2000. SejarahOlahraga. Depdikbud.Dirjendikti

SutrisnoHadi. 2004c. AnalisisRegresi.Yogyakarta :PenerbitAndiYogya Tarigan, Beltasar. 2009.

OptimalisasiPenddikanJasmanidanOlahragaBerlandaskanIlmuFaalOlahr aga.FPOK UPI Bandung

WJS.Poerwodarminto.2003. KamusUmumBahasa Indonesia (KUBI). Jakarta : PN. BalaiPustaka

Wingkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo

Y. Singgih D. GunarsodanSinggih D. Gunarso. 1997. PsikologiUntuk Membimbing..Jakarta : Gn. Mulia

Undang-UndangPemerintah RI. 2003. UU RI no. 20 tahun 2003 Tentang SistemPendidikanNasional. Jakarta

--- . 1950. UU RI no.4 tahun 1950 Tentang Dasar- Dasar Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta

--- . 1989. UU RI no.2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta

http// www. Depdiknas.go.id / UU Pemerintah RI Sisdiknas http//www.google.co.id