IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PADA HEDGE CONSTRUCTION, UNIPESSOAL LDA TIMOR LESTE ( Studi Deskriptif Komunikasi Organisasi Pada Hedge Construction Unipessoal Lda, Timor Leste ).
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PADA HEDGE CONSTRUCTION,
UNIPESSOAL LDA TIMOR LESTE
( Studi Deskriptif
Komunikasi Organisasi Pada Hedge Construction Unipessoal
Lda, Timor Leste )
SKRIPSI
Oleh :
BAKHITA GONCALVES M. ARAUJ O
NPM. 1043010157
YAYASAN
KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2014
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena dengan rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PADA HEDGE CONSTRUCTION LDA,
Dari awal hingga tersusunnya Skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis terlebih dahulu
ingin mengucapkan rasa hormat dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra.Ec.Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Pembangunan Nasional " Veteran" Jawa Timur.
2. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan
selaku dosen pemimbing penulis.
3. Dosen Ilmu Komunikasi yang telah membagi ilmunya kepada penulis sehingga
penulis paham dan mampu menyelesaikan proposal ini.
4. Untuk orang tua tercinta yang sabar dan telah memberikan dukungan dan kasih
sayang yang penuh serta doa yang tiada henti-hentinya
5. Untuk Nilton yang telah menemani penulis selama proses observasi dan selalu
memberikan motivasi agar segera menyelesaikan skripsi ini.
6. Untuk sahabat-sahabat yang selalu mengingatkan dan memberi dorongan selama
proses mengerjakan proposal ini.
7. Untuk Organisasi HEDGE CONSTRUCTION UNIPESSOAL LDA yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Semoga segala bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diberikan
kepada penulis diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai amalan baik.
Penulis menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam menyusun
Skripsi ini. Maka penulis mengharapkan saran dan Kritik yang membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan Skripsi ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dengan terselesainya penulisan
Skripsi ini, akan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan
apabila terdapat kesalahan tidak lupa penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Surabaya, Juli 2014
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI
i
.............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................
1
1.1. Latar Belakang .....................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah .............................................................
9
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................
9
1.4. Kegunaan Penelitian ..............................................................
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 10
2.1. Penelitian Terdahulu .............................................................. 10
2.2. Landasan Teori....................................................................... 11
2.2.1. Komunikasi .............................................................. 11
2.2.1.1 Definisi Komunikasi ................................... 11
2.2.1.2. Fungsi Komunikasi ..................................... 14
2.2.1.3. Hambatan Komunikasi ................................ 15
2.2.1.4. Kebijakan Komunikasi ................................ 19
2.2.2 Pengertian Organisasi ................................................. 20
2.2.2.1. Karakteristik Dan Fungsi Organisasi ........... 20
2.2.2.2. Arus Informasi Dalam Organisasi
............... 22
2.2.3. Komunikasi Organisasi ............................................... 24
2.2.3.1. Pengertian Komunikasi Organisasi ................ 20
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3.2. Komunikasi
Organisasi
Dalam
Suatu
Perusahaan .................................................... 25
2.2.3.3. Pendekatan Komunikasi Organisasi .............. 25
2.2.3.4. Komunikasi Organisasi Yang Efektif ........... 28
2.2.3.5. Kepuasan Komunikasi Organisasi ................. 30
2.2.4. Iklim Komunikasi Organisasi ..................................... 31
2.2.4.1. Iklim Komunikasi ....................................... 31
2.2.4.2. Iklim Organisasi............................................ 33
2.2.4.3. Iklim Komunikasi Organisasi ...................... 33
2.2.4.4. Faktor-Faktor Iklim Komunikasi Organisasi.. 33
2.2.4.5. Hubungan Komunikasi Organisasi Dengan
Kepuasan Kerja ............................................ 39
2.2.4.6. Implikasi Iklim Komunikasi Organisasi Bagi
Pengembangan Karir ..................................... 39
2.3. Kerangka Berfikir ................................................................ 41
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 44
3.1
Definisi Operasional
.......................................................... 44
3.1.1. Iklim Komunikasi Organisasi ..................................... 44
3.1.2. Iklim Komunikasi Organisasi Positif ......................... 45
3.1.3. Iklim Komunikasi Organisasi Negatif ....................... 46
3.1.4. Pengukuran Variabel ................................................... 46
3.1.4.1. Kepercayaan ................................................. 46
3.1.4.2. Pembuatan Keputusan Bersama .................. 47
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.1.4.3. Kejujuran .................................................... 48
3.1.4.4. Keterbukaan Dalam Komunikasi Kebawah ... 48
3.1.4.5. Mendengarkan Dalam Komunikasi Keatas .. 49
3.1.4.6. Perhatian Pada Tujuan-Tujuan Berkinerja
Tinggi ......................................................... 50
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel..................... 51
3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 52
3.4. Metode Analisis Data ........................................................... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 61
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
................................... 61
4.2. Penyajian Data ....................................................................... 62
4.2.1 Identitas Responden .................................................. 62
4.3. Jawaban Pimpinan ................................................................. 65
4.3.1. Kepercayaan ............................................................... 65
4.3.2. Pembuatan Keputusan Bersama .................................. 68
4.3.3. Kejujuran .................................................................. 71
4.3.4. Keterbukaan Dalam Komunikasi Kebawah ............... 73
4.3.5. Mendengarkan Dalam Komunikasi Keatas ................ 75
4.3.6. Perhatian Pada Tujuan-Tujuan Berkinerja Tinggi ...... 78
4.3.7. Nilai Iklim Komposit ................................................ 81
4.4. Jawaban Karyawan ................................................................ 81
4.4.1. Kepercayaan ............................................................... 81
4.4.2. Pembuatan Keputusan Bersama .................................. 85
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.4.3. Kejujuran .................................................................... 89
4.4.4. Keterbukaan Dalam Komunikasi Kebawah ................... 93
4.4.5. Mendengarkan Dalam Komunikasi Keatas .................... 95
3.4.6. Perhatian Pada Tujuan-Tujuan Berkinerja Tinggi ........ 99
4.5
BAB V
Pembahasan ......................................................................... 103
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 106
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
...................................................................... 106
.................................................................................. 107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ABSTRAK
BAKHITA ARAUJ O, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PADA HEDGE
CONSTRUCTION UNIPESSOAL LDA, TIMOR LESTE (Studi Deskriptif Pada Hedge
Construction Unipessoal Lda, Timor Leste).
Organisasi yang baik adalah yang mempunyai sistem dan manajemen yang baik pula.
Sehingga arus komunikasi dan informasi berjalan lancar. Selama ini telah terjadi perpindahan
karyawan dan kecurigaan pimpinan terhadap karyawan karena dianggap karyawan melakukan
kecurangan, selain itu sebagian besar karyawan kurang informasi yang didapatkan oleh pimpinan
sehingga munculnya sikap yang tidak peduli atas pelaksanaan kerja atau munculnya saluran
komunikasi non formal
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi di Hedge
Construction Unipessoal Lda Timor Leste. Iklim komunikasi organisasi yang sehat dapat digunakan
sebagai indikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki citra yang dalam kompetisi antar perusahaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan
menggunakan Total Sampling yaitu jumlah keseluruhan dari karyawan dan pimpinan yang berada
dalam organisasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, dimana dari
hasil kuesioner akan dianalisa dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi secara deskriptif.
Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa iklim komunikasi organisasi di Hedge
Construction Unipessoal Lda, Dili Timor Leste telah berjalan baik. Hal ini dapat dilihat pada
analisis indikator penelitian bahwa : pimpinan dan karyawan saling memberikan kepercayaan,
adanya kejujuran diantara kedua pihak, keterbukaan ke atas berjalan baik, dan sama-sama
memperhatikan pada tujuan berkinerja tinggi untuk hasil yang lebih baik.
ABSTRACT
BAKHITA ARAUJ O, COMMUNICATIONS ORGANIZATION CLIMATE IN HEDGE
CONSTRUCTION UNIPESSOAL LDA, EAST TIMOR (Descriptive Study On Construction
Hedge Unipessoal Lda, East Timor).
Good organization is that having a good system and management as well. So that the
flow of communication and information running smoothly. So far, there has been a transfer of
employees and leaders suspicion against an employee because the employee is considered
cheating, other than that most employees lack the information obtained by the leadership so
that the emergence of an attitude that does not care about the implementation of the work or
the emergence of non-for mal communication channels.
The purpose of this study was to determine the organization's communication climate
in Hedge Construction Lda Unipessoal East Timor. Healthy climate organizational
communication can be used as an indication that the company has the image in the
competition between companies.
The method used in this study is a quantitative research method using total sampling
the total number of employees and leader s who are in the organization. The instrument used
in this study is a questionnaire, in which the results of the questionnaire will be analyzed and
presented in the for m of frequency tables descriptively.
The results of this study can be seen that organizational communication climate in
Hedge Construction Unipessoal Lda, Dili, East Timor has been going well. This can be seen in
the analysis of indicators of research that: provide leader ship and employees trust each other,
there is honesty between the two parties, openness to the above went well, and equally
concerned at the high perfor mance goals for better results.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Komunikasi merupakan efektivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan seharihari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau di
mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam
komunikasi.
Komunikasi adalah suatu proses untuk menyampaikan (ide, pesan,
gagasan) dari suatu pihak ke pihak lain agar saling mempengaruhi di antara
keduanya, komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua pihak. Komunikasi dapat di katakan teridiri dari suatu
rangkaian yang saling berhubungan dengan tujuan akhir yang mempengaruhi
perilaku, sikap dan kepercayaan. Kegagalan dalam berkomunikasi sering timbul
karena hambatan dalam proses komunikasi. Cruden dan Sherman (1976)
mengklarifikasi hambatan komunikasi kedalam tiga aspek; hambatan teknis,
hambatan sematik, hambatan manusiawi. Permasalahan bias terjadi antara anggota
dengan anggota dalam sebuah organisasi, bias juga ketua dari organisasi memiliki
suatu permasalahan dengan anggota organsasi. Dengan adanya masalah seperti ini
akan menimbulkan kesulitan dalam kemajuan dan perkembangan organisasi.
Iklim komunikasi yang sesuai penting bagi kelangsungan sebuah organisasi
dengan mengetahuinya kita dapat memahami anggota organisasi, beserta
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
harapanya. Seperti yang dikatakan Pace (1985). Iklim komunikasi penting karena
mengkaitkan konteks organisasi dengan dengan konsep-konsep, perasaanperasaan, dan harapan-harapan akan menyebabkan timbulnya perselisihan
sehingga keputusan yang membutuhkan anggota menjadi tidak terlaksana dengan
baik; dampaknya anggota organisasi dalam memberikan kontribusi bagi
organisasinya menjadi kurang optimal. Hal ini juga berpengaruh terhadap
kepuasaan para anggota yang akhirnya mempengaruhi aktivitas kerjanya. Dalam
inti organisasi para pelaku yang melaksanakan pekerjaan organisasi terlibat dalam
kegiatan-kegitan pemikiran, pemecahan masalah, dan pembentukan gagasan.
Terkadang mereka juga terlibat kegiatan-kegiatan perasaan yang mencakup emosi,
keinginan dan aspek-aspek perlaku manusia non-intelektual walaupun aspek ini
hanya sebagai pelengkap dalam aktivitas organisasi namun mempunyai dampak
terhadap efektivitas kerja.
Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan
dengan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurang atau tidak adanya
komunikasi organisasi dapat macet atau tidak berjalan efektif. Komunikasi yang
efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, seorang pemimpin
dan suatu organisasi perlu
memahami dan
meningkatkan kemampuan
komunikasinya.
Komunikasi dalam organisasi justru timbul dari adanya kebutuhan anggota
organisasi untuk saling mempengaruhi di dalam kehidupan bermasyarakat guna
mencapai hasil komunikasi dalam organisasi tertentu komunikasi dalam
organisasi justru timbul dari adanya kebutuhan anggota organisasi untuk saling
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
mempengaruhi di dalam kehidupan masyarakat guna mencapai hasil tertentu.
Komunikasi efektif sangat penting pada setiap organisasi dan berfungsi untuk
mencapai sasaran secara efektif. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu
organisasi dapat berjalan lancer dan berhasil dan begitu pula sebaliknya,
kurangnya atau tidak adanya komunikasi dalam organisasi maupun komunitas
dapat macet atau tidak berjalan organisasi tersebut
Pentingnya keberadaan iklim komunikasi organisasi, sangatlah penting.
Karena iklim komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara hidup anggotanya,
kepada siapa berbicara, siapa yang disukai, bagaimana iklim ‘’ Iklim komunikasi
organisasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan dari peristiwa yang
berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam di dalam organisasi ’’ (Pace dan
Faules, 2006). Iklim komunikasi organisasi dapat dipustuskan sifatnya
berdasarkan persepsi-persepsi pesan yang terjadi di dalam organisasi tersebut,
seperti yang dijelaskan di paragraph-paragraf sebelumnya, bahwa komunikasi
organisasi dapat dinilai keberhasilanya jika dapat memberikan dan menerima
pesan dan makna secara efektif, seperti teori menurut Pace dan Faules (2006),
menyatakan bahwa “alasan lain yang mendukung pentingnya iklim komunikasi
yang kondusif, nyaman, dan positif, maka akan dipercaya akan meningkatkan
motivasi kerja para anggota organisasi atau karyawan perusahaan.
Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan
aktivitasnya. Komunikasi merupakan unsur pokok dalam suatu karena didalam
organisasi terdapat interaksi sosial yang dilandasi adanya pertukaran makna untuk
mengintegrasikan tindakan-tindakan individu. Suatu organisasi apapun bentuk dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
bidang kegiatannya akan selalu mengakibatkan komunikasi dalam upaya
pertukaran dan penyebaran informasi sebagai langkah untuk mencapai tujuan
utama organisasi. Hal ini sesuai dengan pengertian organisasi bahwa “Organisasi
adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai
beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki
otoritas dan tanggun jawab” (Schein,1982).
Peran anggota atau individu dalam organisasi dituntut untuk selalu
berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain, baik itu di antara bawahan dengan
atasan (upward
communication)
antara sesama
teman
(communications
horizontal) dan atasan dengan bawahan (downward communication). Dengan
demikian begitu aliran informasi
berjalan lancar sehingga membentuk iklim
komunikasi organisasi yang berkembang sesuai dengan misi organisasi. Dalam
berbagai macam aktivitas dalam suatu organisasi di butuhkan iklim komunikasi
yang kondusif sehingga menghasilkan suatu koordinasi yang baik dalam
menjalankan semua aktivitas tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Bernard
(1958) bahwa komunikasi merupakan kekuatan utama dalam membentuk
komunitas dan komunikasi yang membuat dinamis suatu sistem kerjasama dalam
komunitas dan menghubungankan tujuan organisasi pada partisipasi orang
didalamnya (Kuswarno,2001; p.57).
Untuk itu koordinasi yang baik tercipta oleh adanya komunikasi yang baik
oleh tiap anggota organisasi sebaliknya iklim komunikasi tidak mendukung akan
berpengaruh terhadap kepuasaan karyawan karena berkaitan dengan kenyamanan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
anggota dalam memperoleh pesan-pesan atau informasi dari atasan, bila ini
terganggu pekerjaan yang dilakukan menjadi tidak maksimal dan koordinasi
dalam menjalankan aktivitas berlangsung buruk.
Menurut peneliti iklim komunikasi organisasi mempunyai peranan yang cukup
penting dalam mendorong anggota organisasi untuk berusaha lebih maksimal
dalam melakukan pekerjaan dalam organisasi. Dalam sebuah organisasi perlu
diciptakan sebuah iklim organisasi yang baik. Berdasarkan hal tersebut penulis
mencari informasi awal tentang
HEDGE CONSTRUCTION, UNIPESSOAL
LDA dalam kurung waktu dua hari, berdasarkan informasi yang didapat bahwa
suasana komunikasi dalam organisasi tidak maksimal.
Alasan
penulis
mengambil
perusahaan
HEDGE
CONTRUCTION
UNIPESSOAL LDA sebagai obyek penelitian karena terjadinya kecenderungan
tingkat perpindahan karyawan. Berdasarkan informasi yang didapat melalui
karyawan inti perusahaan, menyatakan bahwa pada bulan Oktober 2013 sampai
Maret 2014 lima karyawan termasuk salah satu manajer keuangan yang sudah
mundurkan diri disebabkan masalah komunikasi dan kecurigaan pimpinan kepada
bawahan karena dianggap menggunakan uang perusahaan tanpa sepengetahuan
perusahaan. Hal ini menarik karena sebagai organisasi atau perusahaan yang
bergerak dibidang jasa dan pelayanan, maka komunikasi merupakan kemampuan
dasar yang dibutuhkan dan digunakan oleh sebagian besar karyawan HEDGE
CONSTRUCTION, UNIPESSOAL LDA bahkan kemampuan komunikasi
menjadi prasyarat utama dalam menerima karyawan. Dengan kondisi ini menjadi
menarik ketika terjadi pengunduran
manajer dan juga staf senior yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
diakibatkan masalah komunikasi, sementara komunikasi adalah menjadi
kemampuan utama dalam organisasi.
Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti lebih jauh iklim komunikasi yang
terjadi dalam organisasi sehingga menyebabkan banyak terjadinya pengunduran
diri dari beberapa karyawan inti organisasi.
Organisasi HEDGE CONSTRUCTION, UNIPESSOAL LDA merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang jasa dalam bentuk konsultan dan kontraktor
yang sifat dasar pelayanan terutama untuk sektor publik dan mempunyai fasilitas
komunikasi seperti: telepon, dan faksimili dan juga media komunikasi internal
dengan jaringan komputer lokal organisasi serta memiliki struktur organisasi yang
merupakan modal yang penting dalam membentuk komunikasi yang baik unuk
menghilangkan miss communication dan miss understanding
tersebut. Orang
datang untuk berkerjasama dalam suatu unit kelompok kerja dengan harapan agar
kebutuhannya akan dapat terpenuhi. Jadi, di dalam memasuki organisasi ini
manusia membawa serta berbagai kebutuhan dan keinginan masing-masing
individu yang menjadi anggota organisasi.
Oleh karena itu, untuk terwujudnya keselarasan kerja dalam memenuhi dua
kepentingan masing-masing anggota organisasi diperlukan kerjasama antar
anggota. Sumber daya manusia sebagai potensi organisasi yang tersebar harus
bekerja secara kelompok yang didalamya berisi berbagai individu dengan
karakteristik individual yang berbeda
Dalam lingkungan organisasi HEDGE CONSTRUCTION, UNIPESSOAL
LDA karakter utama bersifat dinamais, berorientasi kepada pelayanan, berpikiran
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
terbuka merupakan hal yang wajar bila motivasi masing-masing individunya
adalah melakukan tugas dengan sebaik-baiknya sehingga akan mendapatkan
imbalan (income) yang tinggi dan berbagai bentuk renumerasi lainnya, dimana
atas pelaksanaan tugas tersebut dilakukan penilaian kinerja setiap tahun. Penilian
kinerja adalah proses mengevaluasi atau menilai hasil kerja secara keseluruhan
dari karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia
dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja
Kinerja
yang
dicapai
oleh
karyawan
HEDGE
CONSTRUCTION,
UNIPESSOAL LDA. Jika dinilai dengan target pendapatan cukup baik namun
jika dilihat dari laba bersih mengalami penurunan. Penurunan kinerja internal
karyawan salah satunya disebabkan masalah komunikasi antar manajemen dengan
level dibawahnya. Beberapa permasalahan komunikasi yang muncul di HEDGE
CONSTRUCTION, UNIPESSOAL LDA berakibat kepada kinerja perusahaan
antara lain:
1.
Banyaknya ketidakjelasan kibijakan menyebabkan karyawan mengalami
kebingungan, dan tidak adanya pembuatan keputusan barsama dalam
penyelesaian masalah antara atasan dan bawahan, mengakibatkan rasa
kepercayaan karyawan mulai menurun terhadap organisasi. Misalnya
beberapa kali terjadi pergantian karyawan baik itu mengundurkan diri
maupun dikeluarkan oleh perusahaan, yang adanya kabar dari mulut kemulut
yang akhirnya menjadi desas desus. Akibatnya dari beberapa mulai merasa
bahwa mereka setiap saat bisa dipecat jika pihak yang terkait sudah tidak
membutuhkan mereka lagi. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi kenerja
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
organisasi karena organisasi kehilangan karyawan yang termotivasi untuk
meningkatkan kinerja organisasi.
2.
Munculnya saluran komunikasi non formal, sebagian besar karyawan
menyalurkan asprirasi dan juga menumpahkan setiap permasalahan dan
keluhan kedalam saluran komunikasi non formal, akibatnya tidak terjadi
keterbukaan dalam komunikasi antara karyawan dengan atasan, komunikasi
yang berjalan pada ini karyawan menyalurkan aspirasi dan keluhan kepada
salah satu manajer yang dianggap lebih bisa mengerti dan dinggap mampu
menyuarahkan kepentingan mereka, walaupun manajer tersebut bukan
sekedar pembina mereka. Hal ini menyebabkan munculnya hubungan sosial
antara manajer tersebut denga manajer lainnya yang tidak menjalankan fungsi
konseling.
3.
Munculnya sikap pragmatis (sikap yang cenderung berpikir pendek dan
pasrah denga kondisi yang ada) dari karyawan akan kondisi perusahaan.
Sikap pragmatis ini muncul dalam bentuk pernyataan dan perilaku yang tidak
terlalu peduli dengan kondisi perusahaan, bagi sebagian besar karyawan yang
penting mereka menjalankan kewajiban saja sebagai pegawai dan tidak
berusaha untuk bekerja lebih, bahkan bentuk yang lebih buruk adalah
munculnya pekerja yang bekerja asal-asalan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
1.2. Perumusan Masalah
Dengan memahami iklim komunikasi dalam organisasi maka untuk tidak
terjadinya pengunduran baik dari manajer dan karyawan diperlu koordinasi yang
baik sehingga efektivitas dan produktivitas tercapai sesuai dengan tujuan
organisasi. Sedangkan iklim komunikasi yang tidak kondusif dipengaruhi oleh
berbagai hambatan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu menjawab
pertayaan peneliti sebagai berikut:
“Bagaimanakah iklim komunikasi organisasi di HEDGE CONSTRUCTION,
UNIPESSOAL LDA?
1.3. Tujuan Penelitian
Dengan memahami perumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi di HEDGE
CONSTRUCTION, UNIPESSOAL LDA TIMOR LESTE.
1.4.
Kegunaan Penelitian
1.4.1.
Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah dan
memperkaya kajian ilmu komunikasi, dan khususnya komunikasi organisasi.
1.4.2. Kegunaan Praktis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan
yang positif dan bermanfaat bagi karyawan, khususnya bagi pimpinan perusahaan
dalam menciptakan iklim komunikasi organisasi yang sehat dalam perusahaan
HEDGE CONSTRUCTION, UNIPESSOAL LDA dalam upaya meningkatkatkan
motivasi kerja menjadi lebih baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
1. Oleh Duti Marcyola dari Universitas Adma Jaya Yogyakarta berjudul "Iklim
Organisasi di Bank Bukopin Cabang Yogya" Bank Bukopin. Indikator yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kepercayaan, pembuatan keputusan
partisipatif, kejujuran, keterbukaan, mendengarkan komunikasi ke atas, dan
memikirkan tujuan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
kuantitatif deskriptif, hasil dari analisis data yang telah dilakukan, di bank
Bukopin Cabang Yogya, mayoritas memberikan penilaian positif terhadap
iklim komunikasi organisasi yang terdapat di kantor mereka. Hubungan antara
atasan dan bawahan, rekan sekerja, dan bawahan cukup baik. Dari data yang
diperoleh melalui kuesioner menyimpulkan bahwa Iklim organisasi di kantor
Bank Bukopin Cabang Yogya telah berfungsi secara efektif. Hal ini
ditunjukkan dari survei yang telah dilakukan, yang menyatakan adanya
kepercayaan antara pimpinan dan karyawan serta kepercayaan antara rekan
sekerja. Baik itu mengenai pekerjaan, kejujuran, maupun tentang pengambilan
keputusan tingkat divisi dan organisasi. Agar iklim komunikasi organisasi di
kantor mereka dapat dijaga kestabilannya.
2. Oleh Al-Fashli (2010) dengan judul "Iklim Komunikasi di Perpustakaan
Universitas Indonesia dalam bentuk skripsi. Penelitian ini membahas tentang
iklim komunikasi organisasi yang ada di Universitas Perpustakaan Indonesia.
10
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
3. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepercayaan, keyakinan,
keterusterangan dan keterbukaan, pembuatan keputusan kerjasama dan tujuan
berkinerja tinggi dalam inventaris Iklim Komunikasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa meskipun secara keseluruhan iklim komunikasi berjalan
secara kondusif, namun karena kurangnya kesempatan menyebabkan
kedekatan emosional antara kepala perpustakaan dan staf di level bawah
kurang berjalan dengan baik.
4. Oleh Hidayat Surayana (2012) yang berjudul "Iklim Komunikasi pada Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif, sementara analisis data data dilakukan dengan cara
teknik analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim
komunikasi di BPPT kota Bandung berjalan cukup baik, terbukti dengan
adanya koordinasi yang terpadu antara berbagai divisi dalam organisasi
maupun antara atasan dan bawahan sehingga pelayanan terhadap masyarakat
dapat berjalan dengan baik.
2.2. LANDASAN TEORI
2.2.1. Komunikasi
2.2.1.1.
Definisi Komunikasi
Menurut Djamarah (2004:11), secara etimologi atau menurut asal katanya
istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communication, yang mengakar
katanya adalah communis, tetapi bukan partaikomunis dalam kegiatan politik. Arti
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
communis disini adalah sama, dalam arti sama makna, yaitu sama makna
mengenai suatu hal.
Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “berbagi pengalaman”
sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi
dalam pengertian berbagi pengalaman (Mulyana, 2001:42).
Komunikasi berlangsung bila antara orang-orang yang terlibat terdapat
kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Di sini pengertian
diperlukan agar komunikasi dapat berlangsung, sehingga hubungan mereka itu
bersifat komunikatif. Sebaliknya, jika tidak ada pengertian, komunikasi tidak
berlangsung, hubungan antara orang-orang itu dikatakan tidak komunikatif.
Cruden dan Shermen (1976) mengklarifikasi hambatan komunikasi ke dalam tiga
aspek: hambatan teknis, hambatan semantik dan hambatan manusiawi.
Carl Havland mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana
seorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambing kata-kata untuk
merubah tingkah laku orang lain (Sunajo dan Djoenasih, 1995). Hakekat
komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia. Yang dinyatakan itu adalah
pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa
sebagai kalimat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi pernyataan dinamakan
pesan, orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator sedangkan orang
yang menerima pernyataan diberi nama komunikasi. Untuk tegasnya komunikasi
berate proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikasi
(Effendy,2003,p.28)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
Agar komunikasi berlangsung dengan baik, pesan yang merupakan
perangsang bagi seorang penerima, harus dikirim dan diterima. Pesan-pesan dari
gabungan hal-hal tersebut. Komunikasi tidak harus menggunakan mulut,
melainkan juga menggunakan gerak isyarat, sentuhan, bau-bauan, salam halnya
dengan menggunakan suara (Winarso,2005,p.9).
Secara terminologies, komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seorang kepada orang lain. Dari pengertian ini jelas bahwa
komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu
kepada orang lain. Komunikasi dalam konteks ini dinamakan komunikasi atau
disebut juga komunikasi kemasyarakatan. Komunikasi sejenis ini hanya dapat
berlangsung di tengah masyarakat. Kecuali komunikasi transcendental, maka
tanpa masyarakat, komunikasi tidak dapat berlangsung. Meski dia adalah
manusia, bila tidak hidup seorang diri, tidak bermasyarakat, maka tidak ada
komunikasi, karena dia tidak bicara dengan siapa pun (Djmarah, 2004:12).
Dalam pengertian pragmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu
tentang ada yang dilakukan secara lisan, tatap muka, atau via media massa
maupun media non massa, misalnya surat, telepon dan sebagainya. Jadi,
komunikasi dalam pengertian pragmatis bersifat intentional. Entah komunikasi itu
dengan maksud untuk member tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat,
perilaku, orang lain, jadi dalam perspektif pragmatis. “komunikasi adalah proses
penyampaian suatu pesan oleh seorang kepada orang lain untuk member tahu atau
untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan, maupun tidak
langsung melalui media (Djamarah,2004:13).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
Jika ditinjau dari segi penyampaian pesan, komunikasi pragmatis bersifat
informative dan persuasive. Komunikasi persuasive lebih sulit dari pada
komunikasi informative, karena dengan pengandalan komunikasi persuasive tidak
mudah untuk mengubah sikap, pendapat, perilaku orang lain dalam berbagai
kesempatan
dan
berbagai
tempat
tertentu,
terutama
dalam
keluarga.
(Djmarah,2004:13).
Komunikasi sering diartikan sebagai perpindahan (transfer) informasi
(pesan) dari pengirim (komunikator) kepada penerima (komunikasi) melalui
saluran media (media) tertentu dengan tujuan mencapai saling pengertian (mutual
understanding) (Winarso,2005:18).
Ada dua macam proses komunikasi, yaitu: secara tatap muka (primer) dan
secara
media
(sekunder).
Komunikasi
sekunder
ini
dilakukan
dengan
menggunakan media massa. Tujuan komunikasi sekunder ini antara lain adalah
untuk mencapai komunikasi yang lebih luas, memungkinkan imitasi lebih banyak
orang dan mengatasi batas ruang dan waktu (Winarso,2005 : 18).
2.2.1.2.
Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri
untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur
dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerjasama
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, desa,
kota, dan Negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia, bias diartikan
akan “tersesat”, karena ia tidak berkesempatan menata dirinya dalam suatu
lingkungan social (Mulyana, 2001 : 5). Komunikasi lah yang memungkinkan
individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai
panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia hadapi.. komunikasi pula yang
memungkinkannya mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk
mengatasi situasi-situasi problematic yang ia masuk. Tanpa melibatkan diri dalam
komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum, berbicara
sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara berada, karena cara-cara
berperilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga dan pergaulan
dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi.
2.2.1.3.
Hambatan Komunikasi
Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif, bahkan ahli
komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinkah seseorang melakukan
komunikasi yang sebesar-besarnya efektif. Ada hambatan yang biasa merusak
komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hambatan komunikasi yang harus
menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses.
1. Gangguan
Ada dua jenis gangguan terhadap jalanya komunikasi yang menurut
sifatnya dapat diklarifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan
semantik.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
a. Gangguan Mekanik
Yang dimaksud dengan gangguan mekanik ialah gangguan yang disebabkan
saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai contoh, ialah
gangguan suara ganda (interferensi) pada pesawat radio disebabkan dua
pemancar yang berdempetan gelombangnya, gambar meliuk-meliuk atau
berubah-ubah pada layar televisi, atau huruf yang tidak jelas, jalur huruf yang
hilang atau berbalik, atau halaman sobek pada Surat kabar.
b. Gangguan Semantik
Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertian
jadi rusak. Gangguan semantik ini tersaring ke dalam pesan melalui
penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan mengenai pengertian suatu
istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, akan lebih banyak
gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam salah
pengertian.
Semantik adalah pengetahuan mengenai pengertian kata-kata yang sebenarnya
atau perubahan pengertian kata-kata. Lambang kata yang sama, mempunyai
pengertian yang berbeda untuk orang-orang yang berlainan. Ini disebabkan
dua jenis pengertian mengenai kata-kata , ada yang mempunyai pengertian
denotative dan ada yang mempunyai pengertian konotatif.
2. Kepentingan
Internet atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi
atau menghayati suatu pesan. Orang hanya akan memperhatikan perangsang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Apabila kita tersesat dalam
hutan dan beberapa hari tak menemui makanan sedikitpun, maka kita akan
lebih memperhatikan perangsang-perangsang yang mungkin dapat dimakan
daripada lain-lainnya. Andaikan dalam situasi demikian kita dihadapkan pada
pilihan makanan dan sekantong berlian, maka pastilah kita akan memilih
makanan. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja namun
juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita,
merupakan sifat reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian
atau bertentangahan dengan suatu kepentingan.
Setiap organisasi yang dikeluarkan, apakah itu menjadi pembunuhan,
perkawinan, kurikulum baru, dan sebagainya ada juga yang merasa dirugikan.
Pihak yang berkepentingan biasanya tidak mengajukan tanggapan dengan
alasan yang sungguh-sungguh, tetapi sering kali mengetengahkan argumentasi
dan alasan.
3. Motivasi Terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai dengan
keinginan, kebutuhan dan kekurangannya.
Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda dengan orang
lainnya, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karenanya
motivasi itu berbeda dalam intensitasnya. Demikian pula intensitas tanggapan
seseorang terhadap suatu komunikasi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar
kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang
bersangkutan. Sebaliknya, komunikasi akan mengabaikan suatu komunikasi
yang tak sesuai dengan motivasinya. Dalam hal ini sering kali terjadi seorang
komunikator tertipu oleh tanggapan komunikasi yang seolah-olah tampaknya
khusus menanggapinya, sungguh pesan komunikasi tak bersesuaian dengan
motivasi. Tanggapan semua dari komunikasi itu tentunya mempunyai
motivasi
terpendam.
Mungkin
sekali
seorang
pegawai
seolah-olah
menanggapi komunikasi dari atasannya secara attentive, kendatipun ada yang
tak disetujuinya. Hal ini mungkin sekali dilakukan karena si pegawai itu
berkeinginan untuk pangkat, ingin menyenangkan hati atasannya, dan lain
sebagainya.
4. Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat
bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka
belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang
hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita
untuk menarik atas dasar prasangka, emosi menggunakan pikiran yang
rasional. Emosi sering membutakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta
yang nyata bagaimanapun, oleh karena sekali prasangka itu sudah mencekam,
maka seseorang tak akan dapat berpikir secara obyektif akan dinilai negatif.
Prasangka bukan saja dapat terjadi terhadap suatu ras, seperti yang sering kita
dengar, melainkan juga terhadap agama, pendirian, politik, kelompok, pendek
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
kata suatu perangsang yang dalam pengalaman pernah member kesan yang
tidak enak.
2.2.1.4.
Kebijakan Komunikasi
Kebijakan komunikasi menggambarkan suatu penempatan tujuan yang
diinginkan organisasi dan untuk mencapainya dengan memandang komunikasi.
Dalam suatu organisasi dimana terdapat kebijakan-kebijakan komunikasi formal,
setiap individu manajer, supervisor, kepala saksi, dan karyawan, maka dapat
menimbulkan konflik antar anggota ketika interaksi (Soemirat, Ardianto,
Suminar, 1999:64).
1. Sigband (1996) dan Pace (1983), mengamati bahwa “sewaktu perusahaan
tidak memiliki filosofi komunikasi, kita hamper tanpa pengecualian akan
memberikan suatu hasil : (Soemirat, Ardianto, Suminar, 1999:64).
2. Sedikit atau tidak ada pembahasan terhadap isu yang controversial (masalah
karyawan, gaji promosi, pemutusan hubungan kerja dan lainnya.
3. Berbeda-berbeda cara-cara mengatasi isu yang sejenis melalui organisasi.
4. Diskusi selanjutnya tetap dangkal dan hanya membahas permukaan dari suatu
topic untuk menghasilkan item-item yang nyata kepada kepentingan bagi
individual, di dalam maupun di luar perusahaan.
Burhan (1971) dalam Pace (1983) telah mengamati, meskipun setiap
organisasi berbeda
dalam menuangkan kebijakannya secara formal, tetapi
kesulitan komunikasi suatu organisasi sering muncul karena perbedaan persepsi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
karyawan suatu perusahaan atau suatu kelompok kerja dengan supervisor tentang
kebijakan (Soemirat, Ardianto, Suminar, 1999:64).
Sigmund (1969) dan Pace (1983) dalam Soemirat, Ardianto, Suminar
(1999:64-65), mengemukakan filosofi komunikasi, sebagai berikut:
1. Karyawan harus diberi informasi tentang aktivitas organisasi
2. Karyawan harus diberi informasi tentang tujuan, sasaran, perencanaan dan
arah perusahaan.
3. Karyawan
harus
diberi
informasi
tentang
negative,
sensitive,
dan
controversial.
4. Karyawan harus mengadakan pertemanan secara periodic dengan supervisor
mereka untuk membahas kinerja kerja dan harapan karyawan.
2.2.2. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah suatu lembaga yang secara sadar dikoordinasikan dan
dengan sengaja yang terdiri dari sekumpulan orang dengan berbagai pola interaksi
yang diterapkan mempunyai batasan-batasan secara relatif dapat diidentifikasikan
dan keberadaannya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Menurut Kazt dan Rosenzweig, organisasi adalah orang-orang yang
organisasinya harus dikoordinasikan, tersusun dari sejumlah subsistem yang
saling tergantung serta bekerja sama atas dasar pembagian kerja, perang dan
wewenang dan juga mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai (Hani
Handoko, 1992 : 7).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
Stephan P. Robbins (1990) mendefinisikan organisasi sebagai social entity,
unit organisasi terdiri atas orang atau kelompok orang saling berinteraksi.
Interaksi tersebut terkoordinasi secara sadar, artinya dikelola dalam upaya
mencapai tujuannya.
2.2.2.1.
Karakteristik Dan Fungsi Organisasi
Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk
mencapai beberapa tujuan melalui kegiatan pembagian kerja dan fungsi melalui
hirarki otoritas dan tanggung jawab (Muhammad, 2001 : 23). Tiap organisasi
mempunyai karakteristik umum, antara lain :
1. Dinamis
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka yang secara terus menerus
mengalami
perubahan,
karena
selalu
menghadapi
tantangan
baru
dari
lingkungannya dan perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang
selalu berubah tersebut
2. Memerlukan Informasi
Mendapatkan informasi melalui proses komunikasi merupakan suatu
peranan yang sangat penting dalam organisasi untuk mendapatkan suatu informasi
yang dibutuhkan organisasi.
3. Mempunyai Tujuan
Organisasi merupakan kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu. Setiap organisasi mempunyai tujuan masing-masing yang
bervariasi. Tujuan ini hendaknya dihayati oleh seluruh anggota organisasi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
sehingga setiap anggota dapat diharapkan mendukung pencapaian tujuan
organisasi melalui partisipasi mereka secara individu
4. Terstruktur
Organisasi membuat aturan, undang-undang dan hirarki hubungan dalam
organisasi struktur menjadikan organisasi membakukan prosedur tugas yang
berhubungan dengan produksi (Muhammad, 29 : 31).
Menurut Muhammad (2001 :122), sikap percaya dengan saling membagi
informasi untuk perencanaan dan aktivitas. Ide dari banyak orang biasanya akan
lebih baik daripada ide satu orang. Oleh sebab itu komunikasi sangatlah
diperlukan untuk mencari ide yang lebih baik.
Organisasi mempunyai fungsi, diantaranya adalah :
1. Memenuhi Kebutuhan Pokok Organisasi
Setiap organisasi mempunyai tujuan pokok masing-masing dalam rangka
kelangsungan hidup organisasi tersebut. Jika organisasi lebih kompleks maka
kebutuhan organisasi yang diperoleh lebih banyak. Semua ini merupakan
tanggung jawab anggota organisasi untuk memenuhinya.
2. Mengembangkan Tugas dan Tanggung Jawab
Organisasi harus sesuai dengan standart yang telah ditetapkan organisasi
maupun masyarakat dimana organisasi itu berada. Standart ini memberikan
organisasi tanggung jawab yang harus dilakukan organisasinya.
3. Memproduksi Barang atau Orang
Sesungguhnya
organisasi
digerakkan
oleh
orang.
Orang
yang
membimbing, mengolah dan mengarahkan, dan menyebabkan pertumbuhan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
organisasi. Orang yang memberikan ide-ide baru, program baru atau arah yang
baru. Orang sebagai anggota organisasi maupun sebagai pemakai jasa dipengaruhi
oleh organisasi. Dalam kondisi yang normal orang akan cenderung mengambil
karakteristik tertentu dari organisasi dimana ia bekerja (Muhammad, 2001 : 3234).
2.2.2.2.
Arus Infor masi dalam Organisasi
Desain organisasi haruslah memungkinkan terjadinya komunikasi keempat
yaitu, ke atas, ke bawah (vertical), (horizontal), dan diagonal (Sowarto,
1999:166).
1. Komunikasi ke bawah : adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat atas ke
bawah dalam sebuah organisasi dan mencakup : kebijakan pemimpin,
instruksi, dan memo resmi.
2. Komunikasi ke atas : adalah komunikasi yang mengalir melintasi berbagai
fungsi dalam organisasi dan mencakup : kotak saran, pertemanan kelompok,
dan prosedur keluhan.
3. Komunikasi horizontal : adalah komunikasi yang mengalir melintasi berbagai
fungsi
dalam
organisasi.
Bentuk
komunikasi
ini
diperlukan
untuk
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai fungsi organisasi.
4. Komunikasi diagonal : adalah komunikasi silang fungsi dan tingkat dalam
organisasi. Dalam hal ini penting dalam situasi dimana anggota tidak dapat
berkomunikasi lewat saluran ke atas, ke bawah, ataupun horizontal.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
2.2.3. Komunikasi Organisasi
2.2.3.1.
Pengertian Komunikasi Organisasi
Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang dapat didefinisikan
sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang
merupakan bagian dari organisasi tertentu (Pace & Faules, 2001: 31).
Komunikasi organisasi terjadi di dalam suatu organisasi, bersifat formal
dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar
daripada komunikasi kelompok (Mulyana, 2001 :75).
Untuk memahami komunikasi ada baiknya kita memahami terlebih dahulu
konseptual. Dalam komunikasi setidaknya terdapat 3 kerangka pemahaman
mengenai, komunikasi yaitu, komunikasi sebagai tindakan satu arah. Komunikasi
sebagai interaksi, komunikasi sebagai transaksi. Dalam penelitian ini, peneliti
cenderung menggunakan kerangka komunikasi sebagai interaksi a
UNIPESSOAL LDA TIMOR LESTE
( Studi Deskriptif
Komunikasi Organisasi Pada Hedge Construction Unipessoal
Lda, Timor Leste )
SKRIPSI
Oleh :
BAKHITA GONCALVES M. ARAUJ O
NPM. 1043010157
YAYASAN
KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2014
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena dengan rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PADA HEDGE CONSTRUCTION LDA,
Dari awal hingga tersusunnya Skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis terlebih dahulu
ingin mengucapkan rasa hormat dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra.Ec.Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Pembangunan Nasional " Veteran" Jawa Timur.
2. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan
selaku dosen pemimbing penulis.
3. Dosen Ilmu Komunikasi yang telah membagi ilmunya kepada penulis sehingga
penulis paham dan mampu menyelesaikan proposal ini.
4. Untuk orang tua tercinta yang sabar dan telah memberikan dukungan dan kasih
sayang yang penuh serta doa yang tiada henti-hentinya
5. Untuk Nilton yang telah menemani penulis selama proses observasi dan selalu
memberikan motivasi agar segera menyelesaikan skripsi ini.
6. Untuk sahabat-sahabat yang selalu mengingatkan dan memberi dorongan selama
proses mengerjakan proposal ini.
7. Untuk Organisasi HEDGE CONSTRUCTION UNIPESSOAL LDA yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Semoga segala bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diberikan
kepada penulis diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai amalan baik.
Penulis menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam menyusun
Skripsi ini. Maka penulis mengharapkan saran dan Kritik yang membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan Skripsi ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dengan terselesainya penulisan
Skripsi ini, akan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan
apabila terdapat kesalahan tidak lupa penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Surabaya, Juli 2014
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI
i
.............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................
1
1.1. Latar Belakang .....................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah .............................................................
9
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................
9
1.4. Kegunaan Penelitian ..............................................................
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 10
2.1. Penelitian Terdahulu .............................................................. 10
2.2. Landasan Teori....................................................................... 11
2.2.1. Komunikasi .............................................................. 11
2.2.1.1 Definisi Komunikasi ................................... 11
2.2.1.2. Fungsi Komunikasi ..................................... 14
2.2.1.3. Hambatan Komunikasi ................................ 15
2.2.1.4. Kebijakan Komunikasi ................................ 19
2.2.2 Pengertian Organisasi ................................................. 20
2.2.2.1. Karakteristik Dan Fungsi Organisasi ........... 20
2.2.2.2. Arus Informasi Dalam Organisasi
............... 22
2.2.3. Komunikasi Organisasi ............................................... 24
2.2.3.1. Pengertian Komunikasi Organisasi ................ 20
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3.2. Komunikasi
Organisasi
Dalam
Suatu
Perusahaan .................................................... 25
2.2.3.3. Pendekatan Komunikasi Organisasi .............. 25
2.2.3.4. Komunikasi Organisasi Yang Efektif ........... 28
2.2.3.5. Kepuasan Komunikasi Organisasi ................. 30
2.2.4. Iklim Komunikasi Organisasi ..................................... 31
2.2.4.1. Iklim Komunikasi ....................................... 31
2.2.4.2. Iklim Organisasi............................................ 33
2.2.4.3. Iklim Komunikasi Organisasi ...................... 33
2.2.4.4. Faktor-Faktor Iklim Komunikasi Organisasi.. 33
2.2.4.5. Hubungan Komunikasi Organisasi Dengan
Kepuasan Kerja ............................................ 39
2.2.4.6. Implikasi Iklim Komunikasi Organisasi Bagi
Pengembangan Karir ..................................... 39
2.3. Kerangka Berfikir ................................................................ 41
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 44
3.1
Definisi Operasional
.......................................................... 44
3.1.1. Iklim Komunikasi Organisasi ..................................... 44
3.1.2. Iklim Komunikasi Organisasi Positif ......................... 45
3.1.3. Iklim Komunikasi Organisasi Negatif ....................... 46
3.1.4. Pengukuran Variabel ................................................... 46
3.1.4.1. Kepercayaan ................................................. 46
3.1.4.2. Pembuatan Keputusan Bersama .................. 47
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.1.4.3. Kejujuran .................................................... 48
3.1.4.4. Keterbukaan Dalam Komunikasi Kebawah ... 48
3.1.4.5. Mendengarkan Dalam Komunikasi Keatas .. 49
3.1.4.6. Perhatian Pada Tujuan-Tujuan Berkinerja
Tinggi ......................................................... 50
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel..................... 51
3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 52
3.4. Metode Analisis Data ........................................................... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 61
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
................................... 61
4.2. Penyajian Data ....................................................................... 62
4.2.1 Identitas Responden .................................................. 62
4.3. Jawaban Pimpinan ................................................................. 65
4.3.1. Kepercayaan ............................................................... 65
4.3.2. Pembuatan Keputusan Bersama .................................. 68
4.3.3. Kejujuran .................................................................. 71
4.3.4. Keterbukaan Dalam Komunikasi Kebawah ............... 73
4.3.5. Mendengarkan Dalam Komunikasi Keatas ................ 75
4.3.6. Perhatian Pada Tujuan-Tujuan Berkinerja Tinggi ...... 78
4.3.7. Nilai Iklim Komposit ................................................ 81
4.4. Jawaban Karyawan ................................................................ 81
4.4.1. Kepercayaan ............................................................... 81
4.4.2. Pembuatan Keputusan Bersama .................................. 85
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.4.3. Kejujuran .................................................................... 89
4.4.4. Keterbukaan Dalam Komunikasi Kebawah ................... 93
4.4.5. Mendengarkan Dalam Komunikasi Keatas .................... 95
3.4.6. Perhatian Pada Tujuan-Tujuan Berkinerja Tinggi ........ 99
4.5
BAB V
Pembahasan ......................................................................... 103
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 106
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
...................................................................... 106
.................................................................................. 107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ABSTRAK
BAKHITA ARAUJ O, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PADA HEDGE
CONSTRUCTION UNIPESSOAL LDA, TIMOR LESTE (Studi Deskriptif Pada Hedge
Construction Unipessoal Lda, Timor Leste).
Organisasi yang baik adalah yang mempunyai sistem dan manajemen yang baik pula.
Sehingga arus komunikasi dan informasi berjalan lancar. Selama ini telah terjadi perpindahan
karyawan dan kecurigaan pimpinan terhadap karyawan karena dianggap karyawan melakukan
kecurangan, selain itu sebagian besar karyawan kurang informasi yang didapatkan oleh pimpinan
sehingga munculnya sikap yang tidak peduli atas pelaksanaan kerja atau munculnya saluran
komunikasi non formal
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi di Hedge
Construction Unipessoal Lda Timor Leste. Iklim komunikasi organisasi yang sehat dapat digunakan
sebagai indikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki citra yang dalam kompetisi antar perusahaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan
menggunakan Total Sampling yaitu jumlah keseluruhan dari karyawan dan pimpinan yang berada
dalam organisasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, dimana dari
hasil kuesioner akan dianalisa dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi secara deskriptif.
Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa iklim komunikasi organisasi di Hedge
Construction Unipessoal Lda, Dili Timor Leste telah berjalan baik. Hal ini dapat dilihat pada
analisis indikator penelitian bahwa : pimpinan dan karyawan saling memberikan kepercayaan,
adanya kejujuran diantara kedua pihak, keterbukaan ke atas berjalan baik, dan sama-sama
memperhatikan pada tujuan berkinerja tinggi untuk hasil yang lebih baik.
ABSTRACT
BAKHITA ARAUJ O, COMMUNICATIONS ORGANIZATION CLIMATE IN HEDGE
CONSTRUCTION UNIPESSOAL LDA, EAST TIMOR (Descriptive Study On Construction
Hedge Unipessoal Lda, East Timor).
Good organization is that having a good system and management as well. So that the
flow of communication and information running smoothly. So far, there has been a transfer of
employees and leaders suspicion against an employee because the employee is considered
cheating, other than that most employees lack the information obtained by the leadership so
that the emergence of an attitude that does not care about the implementation of the work or
the emergence of non-for mal communication channels.
The purpose of this study was to determine the organization's communication climate
in Hedge Construction Lda Unipessoal East Timor. Healthy climate organizational
communication can be used as an indication that the company has the image in the
competition between companies.
The method used in this study is a quantitative research method using total sampling
the total number of employees and leader s who are in the organization. The instrument used
in this study is a questionnaire, in which the results of the questionnaire will be analyzed and
presented in the for m of frequency tables descriptively.
The results of this study can be seen that organizational communication climate in
Hedge Construction Unipessoal Lda, Dili, East Timor has been going well. This can be seen in
the analysis of indicators of research that: provide leader ship and employees trust each other,
there is honesty between the two parties, openness to the above went well, and equally
concerned at the high perfor mance goals for better results.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Komunikasi merupakan efektivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan seharihari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau di
mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam
komunikasi.
Komunikasi adalah suatu proses untuk menyampaikan (ide, pesan,
gagasan) dari suatu pihak ke pihak lain agar saling mempengaruhi di antara
keduanya, komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua pihak. Komunikasi dapat di katakan teridiri dari suatu
rangkaian yang saling berhubungan dengan tujuan akhir yang mempengaruhi
perilaku, sikap dan kepercayaan. Kegagalan dalam berkomunikasi sering timbul
karena hambatan dalam proses komunikasi. Cruden dan Sherman (1976)
mengklarifikasi hambatan komunikasi kedalam tiga aspek; hambatan teknis,
hambatan sematik, hambatan manusiawi. Permasalahan bias terjadi antara anggota
dengan anggota dalam sebuah organisasi, bias juga ketua dari organisasi memiliki
suatu permasalahan dengan anggota organsasi. Dengan adanya masalah seperti ini
akan menimbulkan kesulitan dalam kemajuan dan perkembangan organisasi.
Iklim komunikasi yang sesuai penting bagi kelangsungan sebuah organisasi
dengan mengetahuinya kita dapat memahami anggota organisasi, beserta
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
harapanya. Seperti yang dikatakan Pace (1985). Iklim komunikasi penting karena
mengkaitkan konteks organisasi dengan dengan konsep-konsep, perasaanperasaan, dan harapan-harapan akan menyebabkan timbulnya perselisihan
sehingga keputusan yang membutuhkan anggota menjadi tidak terlaksana dengan
baik; dampaknya anggota organisasi dalam memberikan kontribusi bagi
organisasinya menjadi kurang optimal. Hal ini juga berpengaruh terhadap
kepuasaan para anggota yang akhirnya mempengaruhi aktivitas kerjanya. Dalam
inti organisasi para pelaku yang melaksanakan pekerjaan organisasi terlibat dalam
kegiatan-kegitan pemikiran, pemecahan masalah, dan pembentukan gagasan.
Terkadang mereka juga terlibat kegiatan-kegiatan perasaan yang mencakup emosi,
keinginan dan aspek-aspek perlaku manusia non-intelektual walaupun aspek ini
hanya sebagai pelengkap dalam aktivitas organisasi namun mempunyai dampak
terhadap efektivitas kerja.
Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan
dengan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurang atau tidak adanya
komunikasi organisasi dapat macet atau tidak berjalan efektif. Komunikasi yang
efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, seorang pemimpin
dan suatu organisasi perlu
memahami dan
meningkatkan kemampuan
komunikasinya.
Komunikasi dalam organisasi justru timbul dari adanya kebutuhan anggota
organisasi untuk saling mempengaruhi di dalam kehidupan bermasyarakat guna
mencapai hasil komunikasi dalam organisasi tertentu komunikasi dalam
organisasi justru timbul dari adanya kebutuhan anggota organisasi untuk saling
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
mempengaruhi di dalam kehidupan masyarakat guna mencapai hasil tertentu.
Komunikasi efektif sangat penting pada setiap organisasi dan berfungsi untuk
mencapai sasaran secara efektif. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu
organisasi dapat berjalan lancer dan berhasil dan begitu pula sebaliknya,
kurangnya atau tidak adanya komunikasi dalam organisasi maupun komunitas
dapat macet atau tidak berjalan organisasi tersebut
Pentingnya keberadaan iklim komunikasi organisasi, sangatlah penting.
Karena iklim komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara hidup anggotanya,
kepada siapa berbicara, siapa yang disukai, bagaimana iklim ‘’ Iklim komunikasi
organisasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan dari peristiwa yang
berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam di dalam organisasi ’’ (Pace dan
Faules, 2006). Iklim komunikasi organisasi dapat dipustuskan sifatnya
berdasarkan persepsi-persepsi pesan yang terjadi di dalam organisasi tersebut,
seperti yang dijelaskan di paragraph-paragraf sebelumnya, bahwa komunikasi
organisasi dapat dinilai keberhasilanya jika dapat memberikan dan menerima
pesan dan makna secara efektif, seperti teori menurut Pace dan Faules (2006),
menyatakan bahwa “alasan lain yang mendukung pentingnya iklim komunikasi
yang kondusif, nyaman, dan positif, maka akan dipercaya akan meningkatkan
motivasi kerja para anggota organisasi atau karyawan perusahaan.
Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan
aktivitasnya. Komunikasi merupakan unsur pokok dalam suatu karena didalam
organisasi terdapat interaksi sosial yang dilandasi adanya pertukaran makna untuk
mengintegrasikan tindakan-tindakan individu. Suatu organisasi apapun bentuk dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
bidang kegiatannya akan selalu mengakibatkan komunikasi dalam upaya
pertukaran dan penyebaran informasi sebagai langkah untuk mencapai tujuan
utama organisasi. Hal ini sesuai dengan pengertian organisasi bahwa “Organisasi
adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai
beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki
otoritas dan tanggun jawab” (Schein,1982).
Peran anggota atau individu dalam organisasi dituntut untuk selalu
berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain, baik itu di antara bawahan dengan
atasan (upward
communication)
antara sesama
teman
(communications
horizontal) dan atasan dengan bawahan (downward communication). Dengan
demikian begitu aliran informasi
berjalan lancar sehingga membentuk iklim
komunikasi organisasi yang berkembang sesuai dengan misi organisasi. Dalam
berbagai macam aktivitas dalam suatu organisasi di butuhkan iklim komunikasi
yang kondusif sehingga menghasilkan suatu koordinasi yang baik dalam
menjalankan semua aktivitas tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Bernard
(1958) bahwa komunikasi merupakan kekuatan utama dalam membentuk
komunitas dan komunikasi yang membuat dinamis suatu sistem kerjasama dalam
komunitas dan menghubungankan tujuan organisasi pada partisipasi orang
didalamnya (Kuswarno,2001; p.57).
Untuk itu koordinasi yang baik tercipta oleh adanya komunikasi yang baik
oleh tiap anggota organisasi sebaliknya iklim komunikasi tidak mendukung akan
berpengaruh terhadap kepuasaan karyawan karena berkaitan dengan kenyamanan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
anggota dalam memperoleh pesan-pesan atau informasi dari atasan, bila ini
terganggu pekerjaan yang dilakukan menjadi tidak maksimal dan koordinasi
dalam menjalankan aktivitas berlangsung buruk.
Menurut peneliti iklim komunikasi organisasi mempunyai peranan yang cukup
penting dalam mendorong anggota organisasi untuk berusaha lebih maksimal
dalam melakukan pekerjaan dalam organisasi. Dalam sebuah organisasi perlu
diciptakan sebuah iklim organisasi yang baik. Berdasarkan hal tersebut penulis
mencari informasi awal tentang
HEDGE CONSTRUCTION, UNIPESSOAL
LDA dalam kurung waktu dua hari, berdasarkan informasi yang didapat bahwa
suasana komunikasi dalam organisasi tidak maksimal.
Alasan
penulis
mengambil
perusahaan
HEDGE
CONTRUCTION
UNIPESSOAL LDA sebagai obyek penelitian karena terjadinya kecenderungan
tingkat perpindahan karyawan. Berdasarkan informasi yang didapat melalui
karyawan inti perusahaan, menyatakan bahwa pada bulan Oktober 2013 sampai
Maret 2014 lima karyawan termasuk salah satu manajer keuangan yang sudah
mundurkan diri disebabkan masalah komunikasi dan kecurigaan pimpinan kepada
bawahan karena dianggap menggunakan uang perusahaan tanpa sepengetahuan
perusahaan. Hal ini menarik karena sebagai organisasi atau perusahaan yang
bergerak dibidang jasa dan pelayanan, maka komunikasi merupakan kemampuan
dasar yang dibutuhkan dan digunakan oleh sebagian besar karyawan HEDGE
CONSTRUCTION, UNIPESSOAL LDA bahkan kemampuan komunikasi
menjadi prasyarat utama dalam menerima karyawan. Dengan kondisi ini menjadi
menarik ketika terjadi pengunduran
manajer dan juga staf senior yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
diakibatkan masalah komunikasi, sementara komunikasi adalah menjadi
kemampuan utama dalam organisasi.
Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti lebih jauh iklim komunikasi yang
terjadi dalam organisasi sehingga menyebabkan banyak terjadinya pengunduran
diri dari beberapa karyawan inti organisasi.
Organisasi HEDGE CONSTRUCTION, UNIPESSOAL LDA merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang jasa dalam bentuk konsultan dan kontraktor
yang sifat dasar pelayanan terutama untuk sektor publik dan mempunyai fasilitas
komunikasi seperti: telepon, dan faksimili dan juga media komunikasi internal
dengan jaringan komputer lokal organisasi serta memiliki struktur organisasi yang
merupakan modal yang penting dalam membentuk komunikasi yang baik unuk
menghilangkan miss communication dan miss understanding
tersebut. Orang
datang untuk berkerjasama dalam suatu unit kelompok kerja dengan harapan agar
kebutuhannya akan dapat terpenuhi. Jadi, di dalam memasuki organisasi ini
manusia membawa serta berbagai kebutuhan dan keinginan masing-masing
individu yang menjadi anggota organisasi.
Oleh karena itu, untuk terwujudnya keselarasan kerja dalam memenuhi dua
kepentingan masing-masing anggota organisasi diperlukan kerjasama antar
anggota. Sumber daya manusia sebagai potensi organisasi yang tersebar harus
bekerja secara kelompok yang didalamya berisi berbagai individu dengan
karakteristik individual yang berbeda
Dalam lingkungan organisasi HEDGE CONSTRUCTION, UNIPESSOAL
LDA karakter utama bersifat dinamais, berorientasi kepada pelayanan, berpikiran
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
terbuka merupakan hal yang wajar bila motivasi masing-masing individunya
adalah melakukan tugas dengan sebaik-baiknya sehingga akan mendapatkan
imbalan (income) yang tinggi dan berbagai bentuk renumerasi lainnya, dimana
atas pelaksanaan tugas tersebut dilakukan penilaian kinerja setiap tahun. Penilian
kinerja adalah proses mengevaluasi atau menilai hasil kerja secara keseluruhan
dari karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia
dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja
Kinerja
yang
dicapai
oleh
karyawan
HEDGE
CONSTRUCTION,
UNIPESSOAL LDA. Jika dinilai dengan target pendapatan cukup baik namun
jika dilihat dari laba bersih mengalami penurunan. Penurunan kinerja internal
karyawan salah satunya disebabkan masalah komunikasi antar manajemen dengan
level dibawahnya. Beberapa permasalahan komunikasi yang muncul di HEDGE
CONSTRUCTION, UNIPESSOAL LDA berakibat kepada kinerja perusahaan
antara lain:
1.
Banyaknya ketidakjelasan kibijakan menyebabkan karyawan mengalami
kebingungan, dan tidak adanya pembuatan keputusan barsama dalam
penyelesaian masalah antara atasan dan bawahan, mengakibatkan rasa
kepercayaan karyawan mulai menurun terhadap organisasi. Misalnya
beberapa kali terjadi pergantian karyawan baik itu mengundurkan diri
maupun dikeluarkan oleh perusahaan, yang adanya kabar dari mulut kemulut
yang akhirnya menjadi desas desus. Akibatnya dari beberapa mulai merasa
bahwa mereka setiap saat bisa dipecat jika pihak yang terkait sudah tidak
membutuhkan mereka lagi. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi kenerja
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
organisasi karena organisasi kehilangan karyawan yang termotivasi untuk
meningkatkan kinerja organisasi.
2.
Munculnya saluran komunikasi non formal, sebagian besar karyawan
menyalurkan asprirasi dan juga menumpahkan setiap permasalahan dan
keluhan kedalam saluran komunikasi non formal, akibatnya tidak terjadi
keterbukaan dalam komunikasi antara karyawan dengan atasan, komunikasi
yang berjalan pada ini karyawan menyalurkan aspirasi dan keluhan kepada
salah satu manajer yang dianggap lebih bisa mengerti dan dinggap mampu
menyuarahkan kepentingan mereka, walaupun manajer tersebut bukan
sekedar pembina mereka. Hal ini menyebabkan munculnya hubungan sosial
antara manajer tersebut denga manajer lainnya yang tidak menjalankan fungsi
konseling.
3.
Munculnya sikap pragmatis (sikap yang cenderung berpikir pendek dan
pasrah denga kondisi yang ada) dari karyawan akan kondisi perusahaan.
Sikap pragmatis ini muncul dalam bentuk pernyataan dan perilaku yang tidak
terlalu peduli dengan kondisi perusahaan, bagi sebagian besar karyawan yang
penting mereka menjalankan kewajiban saja sebagai pegawai dan tidak
berusaha untuk bekerja lebih, bahkan bentuk yang lebih buruk adalah
munculnya pekerja yang bekerja asal-asalan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
1.2. Perumusan Masalah
Dengan memahami iklim komunikasi dalam organisasi maka untuk tidak
terjadinya pengunduran baik dari manajer dan karyawan diperlu koordinasi yang
baik sehingga efektivitas dan produktivitas tercapai sesuai dengan tujuan
organisasi. Sedangkan iklim komunikasi yang tidak kondusif dipengaruhi oleh
berbagai hambatan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu menjawab
pertayaan peneliti sebagai berikut:
“Bagaimanakah iklim komunikasi organisasi di HEDGE CONSTRUCTION,
UNIPESSOAL LDA?
1.3. Tujuan Penelitian
Dengan memahami perumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi di HEDGE
CONSTRUCTION, UNIPESSOAL LDA TIMOR LESTE.
1.4.
Kegunaan Penelitian
1.4.1.
Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah dan
memperkaya kajian ilmu komunikasi, dan khususnya komunikasi organisasi.
1.4.2. Kegunaan Praktis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan
yang positif dan bermanfaat bagi karyawan, khususnya bagi pimpinan perusahaan
dalam menciptakan iklim komunikasi organisasi yang sehat dalam perusahaan
HEDGE CONSTRUCTION, UNIPESSOAL LDA dalam upaya meningkatkatkan
motivasi kerja menjadi lebih baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
1. Oleh Duti Marcyola dari Universitas Adma Jaya Yogyakarta berjudul "Iklim
Organisasi di Bank Bukopin Cabang Yogya" Bank Bukopin. Indikator yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kepercayaan, pembuatan keputusan
partisipatif, kejujuran, keterbukaan, mendengarkan komunikasi ke atas, dan
memikirkan tujuan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
kuantitatif deskriptif, hasil dari analisis data yang telah dilakukan, di bank
Bukopin Cabang Yogya, mayoritas memberikan penilaian positif terhadap
iklim komunikasi organisasi yang terdapat di kantor mereka. Hubungan antara
atasan dan bawahan, rekan sekerja, dan bawahan cukup baik. Dari data yang
diperoleh melalui kuesioner menyimpulkan bahwa Iklim organisasi di kantor
Bank Bukopin Cabang Yogya telah berfungsi secara efektif. Hal ini
ditunjukkan dari survei yang telah dilakukan, yang menyatakan adanya
kepercayaan antara pimpinan dan karyawan serta kepercayaan antara rekan
sekerja. Baik itu mengenai pekerjaan, kejujuran, maupun tentang pengambilan
keputusan tingkat divisi dan organisasi. Agar iklim komunikasi organisasi di
kantor mereka dapat dijaga kestabilannya.
2. Oleh Al-Fashli (2010) dengan judul "Iklim Komunikasi di Perpustakaan
Universitas Indonesia dalam bentuk skripsi. Penelitian ini membahas tentang
iklim komunikasi organisasi yang ada di Universitas Perpustakaan Indonesia.
10
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
3. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepercayaan, keyakinan,
keterusterangan dan keterbukaan, pembuatan keputusan kerjasama dan tujuan
berkinerja tinggi dalam inventaris Iklim Komunikasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa meskipun secara keseluruhan iklim komunikasi berjalan
secara kondusif, namun karena kurangnya kesempatan menyebabkan
kedekatan emosional antara kepala perpustakaan dan staf di level bawah
kurang berjalan dengan baik.
4. Oleh Hidayat Surayana (2012) yang berjudul "Iklim Komunikasi pada Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif, sementara analisis data data dilakukan dengan cara
teknik analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim
komunikasi di BPPT kota Bandung berjalan cukup baik, terbukti dengan
adanya koordinasi yang terpadu antara berbagai divisi dalam organisasi
maupun antara atasan dan bawahan sehingga pelayanan terhadap masyarakat
dapat berjalan dengan baik.
2.2. LANDASAN TEORI
2.2.1. Komunikasi
2.2.1.1.
Definisi Komunikasi
Menurut Djamarah (2004:11), secara etimologi atau menurut asal katanya
istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communication, yang mengakar
katanya adalah communis, tetapi bukan partaikomunis dalam kegiatan politik. Arti
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
communis disini adalah sama, dalam arti sama makna, yaitu sama makna
mengenai suatu hal.
Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “berbagi pengalaman”
sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi
dalam pengertian berbagi pengalaman (Mulyana, 2001:42).
Komunikasi berlangsung bila antara orang-orang yang terlibat terdapat
kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Di sini pengertian
diperlukan agar komunikasi dapat berlangsung, sehingga hubungan mereka itu
bersifat komunikatif. Sebaliknya, jika tidak ada pengertian, komunikasi tidak
berlangsung, hubungan antara orang-orang itu dikatakan tidak komunikatif.
Cruden dan Shermen (1976) mengklarifikasi hambatan komunikasi ke dalam tiga
aspek: hambatan teknis, hambatan semantik dan hambatan manusiawi.
Carl Havland mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana
seorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambing kata-kata untuk
merubah tingkah laku orang lain (Sunajo dan Djoenasih, 1995). Hakekat
komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia. Yang dinyatakan itu adalah
pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa
sebagai kalimat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi pernyataan dinamakan
pesan, orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator sedangkan orang
yang menerima pernyataan diberi nama komunikasi. Untuk tegasnya komunikasi
berate proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikasi
(Effendy,2003,p.28)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
Agar komunikasi berlangsung dengan baik, pesan yang merupakan
perangsang bagi seorang penerima, harus dikirim dan diterima. Pesan-pesan dari
gabungan hal-hal tersebut. Komunikasi tidak harus menggunakan mulut,
melainkan juga menggunakan gerak isyarat, sentuhan, bau-bauan, salam halnya
dengan menggunakan suara (Winarso,2005,p.9).
Secara terminologies, komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seorang kepada orang lain. Dari pengertian ini jelas bahwa
komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu
kepada orang lain. Komunikasi dalam konteks ini dinamakan komunikasi atau
disebut juga komunikasi kemasyarakatan. Komunikasi sejenis ini hanya dapat
berlangsung di tengah masyarakat. Kecuali komunikasi transcendental, maka
tanpa masyarakat, komunikasi tidak dapat berlangsung. Meski dia adalah
manusia, bila tidak hidup seorang diri, tidak bermasyarakat, maka tidak ada
komunikasi, karena dia tidak bicara dengan siapa pun (Djmarah, 2004:12).
Dalam pengertian pragmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu
tentang ada yang dilakukan secara lisan, tatap muka, atau via media massa
maupun media non massa, misalnya surat, telepon dan sebagainya. Jadi,
komunikasi dalam pengertian pragmatis bersifat intentional. Entah komunikasi itu
dengan maksud untuk member tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat,
perilaku, orang lain, jadi dalam perspektif pragmatis. “komunikasi adalah proses
penyampaian suatu pesan oleh seorang kepada orang lain untuk member tahu atau
untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan, maupun tidak
langsung melalui media (Djamarah,2004:13).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
Jika ditinjau dari segi penyampaian pesan, komunikasi pragmatis bersifat
informative dan persuasive. Komunikasi persuasive lebih sulit dari pada
komunikasi informative, karena dengan pengandalan komunikasi persuasive tidak
mudah untuk mengubah sikap, pendapat, perilaku orang lain dalam berbagai
kesempatan
dan
berbagai
tempat
tertentu,
terutama
dalam
keluarga.
(Djmarah,2004:13).
Komunikasi sering diartikan sebagai perpindahan (transfer) informasi
(pesan) dari pengirim (komunikator) kepada penerima (komunikasi) melalui
saluran media (media) tertentu dengan tujuan mencapai saling pengertian (mutual
understanding) (Winarso,2005:18).
Ada dua macam proses komunikasi, yaitu: secara tatap muka (primer) dan
secara
media
(sekunder).
Komunikasi
sekunder
ini
dilakukan
dengan
menggunakan media massa. Tujuan komunikasi sekunder ini antara lain adalah
untuk mencapai komunikasi yang lebih luas, memungkinkan imitasi lebih banyak
orang dan mengatasi batas ruang dan waktu (Winarso,2005 : 18).
2.2.1.2.
Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri
untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur
dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerjasama
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, desa,
kota, dan Negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia, bias diartikan
akan “tersesat”, karena ia tidak berkesempatan menata dirinya dalam suatu
lingkungan social (Mulyana, 2001 : 5). Komunikasi lah yang memungkinkan
individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai
panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia hadapi.. komunikasi pula yang
memungkinkannya mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk
mengatasi situasi-situasi problematic yang ia masuk. Tanpa melibatkan diri dalam
komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum, berbicara
sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara berada, karena cara-cara
berperilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga dan pergaulan
dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi.
2.2.1.3.
Hambatan Komunikasi
Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif, bahkan ahli
komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinkah seseorang melakukan
komunikasi yang sebesar-besarnya efektif. Ada hambatan yang biasa merusak
komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hambatan komunikasi yang harus
menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses.
1. Gangguan
Ada dua jenis gangguan terhadap jalanya komunikasi yang menurut
sifatnya dapat diklarifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan
semantik.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
a. Gangguan Mekanik
Yang dimaksud dengan gangguan mekanik ialah gangguan yang disebabkan
saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai contoh, ialah
gangguan suara ganda (interferensi) pada pesawat radio disebabkan dua
pemancar yang berdempetan gelombangnya, gambar meliuk-meliuk atau
berubah-ubah pada layar televisi, atau huruf yang tidak jelas, jalur huruf yang
hilang atau berbalik, atau halaman sobek pada Surat kabar.
b. Gangguan Semantik
Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertian
jadi rusak. Gangguan semantik ini tersaring ke dalam pesan melalui
penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan mengenai pengertian suatu
istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, akan lebih banyak
gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam salah
pengertian.
Semantik adalah pengetahuan mengenai pengertian kata-kata yang sebenarnya
atau perubahan pengertian kata-kata. Lambang kata yang sama, mempunyai
pengertian yang berbeda untuk orang-orang yang berlainan. Ini disebabkan
dua jenis pengertian mengenai kata-kata , ada yang mempunyai pengertian
denotative dan ada yang mempunyai pengertian konotatif.
2. Kepentingan
Internet atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi
atau menghayati suatu pesan. Orang hanya akan memperhatikan perangsang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Apabila kita tersesat dalam
hutan dan beberapa hari tak menemui makanan sedikitpun, maka kita akan
lebih memperhatikan perangsang-perangsang yang mungkin dapat dimakan
daripada lain-lainnya. Andaikan dalam situasi demikian kita dihadapkan pada
pilihan makanan dan sekantong berlian, maka pastilah kita akan memilih
makanan. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja namun
juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita,
merupakan sifat reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian
atau bertentangahan dengan suatu kepentingan.
Setiap organisasi yang dikeluarkan, apakah itu menjadi pembunuhan,
perkawinan, kurikulum baru, dan sebagainya ada juga yang merasa dirugikan.
Pihak yang berkepentingan biasanya tidak mengajukan tanggapan dengan
alasan yang sungguh-sungguh, tetapi sering kali mengetengahkan argumentasi
dan alasan.
3. Motivasi Terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai dengan
keinginan, kebutuhan dan kekurangannya.
Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda dengan orang
lainnya, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karenanya
motivasi itu berbeda dalam intensitasnya. Demikian pula intensitas tanggapan
seseorang terhadap suatu komunikasi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar
kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang
bersangkutan. Sebaliknya, komunikasi akan mengabaikan suatu komunikasi
yang tak sesuai dengan motivasinya. Dalam hal ini sering kali terjadi seorang
komunikator tertipu oleh tanggapan komunikasi yang seolah-olah tampaknya
khusus menanggapinya, sungguh pesan komunikasi tak bersesuaian dengan
motivasi. Tanggapan semua dari komunikasi itu tentunya mempunyai
motivasi
terpendam.
Mungkin
sekali
seorang
pegawai
seolah-olah
menanggapi komunikasi dari atasannya secara attentive, kendatipun ada yang
tak disetujuinya. Hal ini mungkin sekali dilakukan karena si pegawai itu
berkeinginan untuk pangkat, ingin menyenangkan hati atasannya, dan lain
sebagainya.
4. Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat
bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka
belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang
hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita
untuk menarik atas dasar prasangka, emosi menggunakan pikiran yang
rasional. Emosi sering membutakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta
yang nyata bagaimanapun, oleh karena sekali prasangka itu sudah mencekam,
maka seseorang tak akan dapat berpikir secara obyektif akan dinilai negatif.
Prasangka bukan saja dapat terjadi terhadap suatu ras, seperti yang sering kita
dengar, melainkan juga terhadap agama, pendirian, politik, kelompok, pendek
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
kata suatu perangsang yang dalam pengalaman pernah member kesan yang
tidak enak.
2.2.1.4.
Kebijakan Komunikasi
Kebijakan komunikasi menggambarkan suatu penempatan tujuan yang
diinginkan organisasi dan untuk mencapainya dengan memandang komunikasi.
Dalam suatu organisasi dimana terdapat kebijakan-kebijakan komunikasi formal,
setiap individu manajer, supervisor, kepala saksi, dan karyawan, maka dapat
menimbulkan konflik antar anggota ketika interaksi (Soemirat, Ardianto,
Suminar, 1999:64).
1. Sigband (1996) dan Pace (1983), mengamati bahwa “sewaktu perusahaan
tidak memiliki filosofi komunikasi, kita hamper tanpa pengecualian akan
memberikan suatu hasil : (Soemirat, Ardianto, Suminar, 1999:64).
2. Sedikit atau tidak ada pembahasan terhadap isu yang controversial (masalah
karyawan, gaji promosi, pemutusan hubungan kerja dan lainnya.
3. Berbeda-berbeda cara-cara mengatasi isu yang sejenis melalui organisasi.
4. Diskusi selanjutnya tetap dangkal dan hanya membahas permukaan dari suatu
topic untuk menghasilkan item-item yang nyata kepada kepentingan bagi
individual, di dalam maupun di luar perusahaan.
Burhan (1971) dalam Pace (1983) telah mengamati, meskipun setiap
organisasi berbeda
dalam menuangkan kebijakannya secara formal, tetapi
kesulitan komunikasi suatu organisasi sering muncul karena perbedaan persepsi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
karyawan suatu perusahaan atau suatu kelompok kerja dengan supervisor tentang
kebijakan (Soemirat, Ardianto, Suminar, 1999:64).
Sigmund (1969) dan Pace (1983) dalam Soemirat, Ardianto, Suminar
(1999:64-65), mengemukakan filosofi komunikasi, sebagai berikut:
1. Karyawan harus diberi informasi tentang aktivitas organisasi
2. Karyawan harus diberi informasi tentang tujuan, sasaran, perencanaan dan
arah perusahaan.
3. Karyawan
harus
diberi
informasi
tentang
negative,
sensitive,
dan
controversial.
4. Karyawan harus mengadakan pertemanan secara periodic dengan supervisor
mereka untuk membahas kinerja kerja dan harapan karyawan.
2.2.2. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah suatu lembaga yang secara sadar dikoordinasikan dan
dengan sengaja yang terdiri dari sekumpulan orang dengan berbagai pola interaksi
yang diterapkan mempunyai batasan-batasan secara relatif dapat diidentifikasikan
dan keberadaannya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Menurut Kazt dan Rosenzweig, organisasi adalah orang-orang yang
organisasinya harus dikoordinasikan, tersusun dari sejumlah subsistem yang
saling tergantung serta bekerja sama atas dasar pembagian kerja, perang dan
wewenang dan juga mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai (Hani
Handoko, 1992 : 7).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
Stephan P. Robbins (1990) mendefinisikan organisasi sebagai social entity,
unit organisasi terdiri atas orang atau kelompok orang saling berinteraksi.
Interaksi tersebut terkoordinasi secara sadar, artinya dikelola dalam upaya
mencapai tujuannya.
2.2.2.1.
Karakteristik Dan Fungsi Organisasi
Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk
mencapai beberapa tujuan melalui kegiatan pembagian kerja dan fungsi melalui
hirarki otoritas dan tanggung jawab (Muhammad, 2001 : 23). Tiap organisasi
mempunyai karakteristik umum, antara lain :
1. Dinamis
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka yang secara terus menerus
mengalami
perubahan,
karena
selalu
menghadapi
tantangan
baru
dari
lingkungannya dan perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang
selalu berubah tersebut
2. Memerlukan Informasi
Mendapatkan informasi melalui proses komunikasi merupakan suatu
peranan yang sangat penting dalam organisasi untuk mendapatkan suatu informasi
yang dibutuhkan organisasi.
3. Mempunyai Tujuan
Organisasi merupakan kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu. Setiap organisasi mempunyai tujuan masing-masing yang
bervariasi. Tujuan ini hendaknya dihayati oleh seluruh anggota organisasi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
sehingga setiap anggota dapat diharapkan mendukung pencapaian tujuan
organisasi melalui partisipasi mereka secara individu
4. Terstruktur
Organisasi membuat aturan, undang-undang dan hirarki hubungan dalam
organisasi struktur menjadikan organisasi membakukan prosedur tugas yang
berhubungan dengan produksi (Muhammad, 29 : 31).
Menurut Muhammad (2001 :122), sikap percaya dengan saling membagi
informasi untuk perencanaan dan aktivitas. Ide dari banyak orang biasanya akan
lebih baik daripada ide satu orang. Oleh sebab itu komunikasi sangatlah
diperlukan untuk mencari ide yang lebih baik.
Organisasi mempunyai fungsi, diantaranya adalah :
1. Memenuhi Kebutuhan Pokok Organisasi
Setiap organisasi mempunyai tujuan pokok masing-masing dalam rangka
kelangsungan hidup organisasi tersebut. Jika organisasi lebih kompleks maka
kebutuhan organisasi yang diperoleh lebih banyak. Semua ini merupakan
tanggung jawab anggota organisasi untuk memenuhinya.
2. Mengembangkan Tugas dan Tanggung Jawab
Organisasi harus sesuai dengan standart yang telah ditetapkan organisasi
maupun masyarakat dimana organisasi itu berada. Standart ini memberikan
organisasi tanggung jawab yang harus dilakukan organisasinya.
3. Memproduksi Barang atau Orang
Sesungguhnya
organisasi
digerakkan
oleh
orang.
Orang
yang
membimbing, mengolah dan mengarahkan, dan menyebabkan pertumbuhan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
organisasi. Orang yang memberikan ide-ide baru, program baru atau arah yang
baru. Orang sebagai anggota organisasi maupun sebagai pemakai jasa dipengaruhi
oleh organisasi. Dalam kondisi yang normal orang akan cenderung mengambil
karakteristik tertentu dari organisasi dimana ia bekerja (Muhammad, 2001 : 3234).
2.2.2.2.
Arus Infor masi dalam Organisasi
Desain organisasi haruslah memungkinkan terjadinya komunikasi keempat
yaitu, ke atas, ke bawah (vertical), (horizontal), dan diagonal (Sowarto,
1999:166).
1. Komunikasi ke bawah : adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat atas ke
bawah dalam sebuah organisasi dan mencakup : kebijakan pemimpin,
instruksi, dan memo resmi.
2. Komunikasi ke atas : adalah komunikasi yang mengalir melintasi berbagai
fungsi dalam organisasi dan mencakup : kotak saran, pertemanan kelompok,
dan prosedur keluhan.
3. Komunikasi horizontal : adalah komunikasi yang mengalir melintasi berbagai
fungsi
dalam
organisasi.
Bentuk
komunikasi
ini
diperlukan
untuk
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai fungsi organisasi.
4. Komunikasi diagonal : adalah komunikasi silang fungsi dan tingkat dalam
organisasi. Dalam hal ini penting dalam situasi dimana anggota tidak dapat
berkomunikasi lewat saluran ke atas, ke bawah, ataupun horizontal.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
2.2.3. Komunikasi Organisasi
2.2.3.1.
Pengertian Komunikasi Organisasi
Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang dapat didefinisikan
sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang
merupakan bagian dari organisasi tertentu (Pace & Faules, 2001: 31).
Komunikasi organisasi terjadi di dalam suatu organisasi, bersifat formal
dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar
daripada komunikasi kelompok (Mulyana, 2001 :75).
Untuk memahami komunikasi ada baiknya kita memahami terlebih dahulu
konseptual. Dalam komunikasi setidaknya terdapat 3 kerangka pemahaman
mengenai, komunikasi yaitu, komunikasi sebagai tindakan satu arah. Komunikasi
sebagai interaksi, komunikasi sebagai transaksi. Dalam penelitian ini, peneliti
cenderung menggunakan kerangka komunikasi sebagai interaksi a