Pengaruh Komposisi Filler terhadap Flexural Strength Nanokomposit Calcium, Strontium-Partially Stabilized Zirconia untuk Aplikasi Bahan Dental Implant Body.

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

PENGARUH KOMPOSISI FILLER TERHADAP FLEXURAL

STRENGTH NANOKOMPOSIT CALCIUM,

STRONTIUM-PARTIALLY STABILIZED ZIRCONIA UNTUK APLIKASI

BAHAN DENTAL IMPLANT BODY

Identitas penyusun : Jacquelyn Valencia Chrestella Wang Nama Pembimbing : Angela Evelyna, drg., M.Kes

Prof. Dr. Ir. Bambang Sunendar P., M. Eng.

Implan gigi merupakan salah satu pilihan perawatan untuk menggantikan gigi asli yang telah tanggal. Keberhasilan implan gigi ini sangat dipengaruhi oleh bahan implan gigi tersebut. Diharapkan bahwa Indonesia dapat memproduksi bahan implan gigi sendiri yang memiliki sifat mekanik yang baik. Pada penelitian ini dilakukan sintesis partikel calcium,strontium-partially stabilized zirconia dengan teknik sol-gel untuk memperoleh filler berukuran nano, dilanjutkan dengan pembuatan nanokomposit berbasis geopolimer kemudian pengujian

flexural strength dengan metode three point bending. Tujuan dari penelitian ini

adalah membandingkan komposisi filler Ca,Sr-PSZ dan metakaolin untuk mendapatkan nilai flexural strength terbaik sehingga dapat diaplikasikan sebagai bahan dental implant body.

Penelitian eksperimental semu ini menggunakan 15 spesimen nanokomposit yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu nanokomposit dengan perbandingan filler Ca,Sr-PSZ dan metakaolin 80:20 (kelompok I), 70:30 (kelompok II), 60:40 (kelompok III). Analisis statistika dilakukan dengan ANOVA one way dilanjutkan dengan Tukey LSD.

Hasil uji flexural strength menunjukkan nilai tertinggi dicapai kelompok I yaitu sebesar 8,0113 MPa. Hasil Analisis statistika menujukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai flexural strength dari ketiga kelompok uji.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah nanokomposit berbasis geopolimer dengan filler Ca,Sr-PSZ dan metakaolin dapat disintesis melalui teknik sol-gel, akan tetapi perbedaan komposisi filler tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai flexural strength.

Kata kunci : dental implant body, nanokomposit, calcium,strontium-partially


(2)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

THE EFFECT OF FILLER COMPOSITION TO MECHANICAL

PROPERTIES OF CALCIUM, STRONTIUM-PARTIALLY

STABILIZED ZIRCONIA NANOCOMPOSITE FOR DENTAL

IMPLANT BODY APPLICATION

Author’s identity : Jacquelyn Valencia Chrestella Wang

Supervisor’s name : Angela Evelyna, drg., M.Kes

Prof. Dr. Ir. Bambang Sunendar P., M. Eng.

Dental implants are one of the treatments choice to replace tooth loss. The success of dental implants depends on the properties of the materials it self. It is hoped that Indonesia could produce it’s own dental implant materials with good mechanical properties. In this study calcium,strontium-partially stabilized zirconia was synthesized through sol-gel technique to obtain a nano size filler, then continued by making geopolymer based nanocomposite then proceed with flexural strength test through three point bending method. The purpose of this study is to compare filler composition of Ca,Sr-PSZ and metakaolin to achive the best flexural strength value so that it could be applied as a dental implant body material.

This quasi experimental study used 15 nanocomposite specimens which were divided into three groups and each group has different Ca,Sr-PSZ fillers and metakaolin ratio, which were 80:20, 70:30 and 60:40 respectively. Statistical analysis method used was one-way ANOVA followed by Tukey LSD.

The flexural strength test showed the best result was achived by group I with value 8,0113 MPa. Although there was no significant difference among each three groups.

The conclusion of this study is that a geopolymer based nanocomposite consist of Ca,Sr-PSZ fillers and metakaolin can be synthesized using the sol-gel technique. There was no significant difference of it’s flexural srength.

Keywords : dental implant body, nanocomposite, calcium,strontium-partially stabilized zirconia, metakaolin, flexural strength


(3)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... .iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR DIAGRAM ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Maksud dan Tujuan ... 5

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 5

1.4.1 Kegunaan Ilmiah ... 5

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 5

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 5


(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dental Implant (Implan Gigi) ... 10

2.1.1 Dental Implant Body ... 12

2.1.2 Syarat Bahan Dental Implant ... 14

2.1.3 Bahan Dental Implant Body ... 16

2.2 Komposit ... 22

2.2.1 Nanokomposit ... 24

2.3 Partikel Filler ... 25

2.3.1 Calcium,Strontium-Partially Stabilized Zirconia ... 25

2.3.2 Metakaolin ... 29

2.4 Partikel Matriks ... 30

2.5 Coupling Agent Kitosan ... 30

2.6 Teknik Sol-Gel ... 31

2.7 Karakterisasi dan Pengujian ... 32

2.7.1 Scanning Electron Microscope ... 33

2.7.2 X-Ray Diffraction ... 35

2.7.3 Vickers Hardness Test ... 36

2.7.4 Three Point Bending Test ... 36

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan ... 38


(5)

xii Universitas Kristen Maranatha

3.1.1 Alat dan Bahan Prosedur Sintesis Partikel Filler ... 38

3.1.1.1 Alat Prosedur Sintesis Partikel Filler ... 38

3.1.1.2 Bahan Prosedur Sintesis Partikel Filler ... 39

3.1.2 Alat dan Bahan Prosedur Pembuatan Spesimen ... 40

3.1.2.1 Alat Prosedur Pembuatan Spesimen ... 40

3.1.2.2 Bahan Prosedur Pembuatan Spesimen ... 41

3.2 Metode Penelitian ... 42

3.2.1 Desain Penelitian ... 42

3.2.2 Variabel Penelitian ... 42

3.2.2.1 Variabel Bebas... 43

3.2.2.2 Variabel Terikat ... 43

3.2.3 Definisi Operasional ... 43

3.2.4 Sampel Penelitian ... 45

3.3 Prosedur Penelitian ... 47

3.3.1 Perhitungan Komposisi ... 49

3.3.1.1 Perhitungan Komposisi Prekursor ZrCl4 ... 49

3.3.1.2 Perhitungan Komposisi Prekursor CaCl2 ... 50

3.3.1.3 Perhitungan Komposisi SrCl2.6H2O ... 50

3.3.2 Prosedur Sintesis Partikel Nano Ca,Sr-PSZ ... 51

3.3.2.1 Prosedur Pembuatan Larutan Asam Asetat 2% ... 51

3.3.2.2 Prosedur Pembuatan Larutan Kitosan 2% ... 52

3.3.2.3 Prosedur Sintesis Partikel Nano Ca,Sr-PSZ ... 53


(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

3.3.4 Prosedur Pembuatan Spesimen ... 57

3.3.5 Karakterisasi SEM ... 58

3.3.6 Karakterisasi XRD ... 58

3.3.7 Uji Kekerasan Micro Vickers ... 59

3.3.8 Uji Flexural Strength ... 59

3.4 Teknik Analisis Data ... 60

3.4.1 Hipotesa Statistik ... 60

3.4.2 Kriteria Uji ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 61

4.1.1 Hasil dan Analisis Karakterisasi Serbuk Filler ... 61

4.1.1.1 Hasil Karakterisasi SEM Calcium,Strontium-Partially Stabilized Zirconia ... 61

4.1.1.2 Hasil Karakterisasi XRD Calcium,Strontium-Partially Stabilized Zirconia ... 63

4.1.2 Hasil dan Analisis Statistik Uji Flexural Strength ... 64

4.1.2.1 Hasil Uji Flexural Strength ... 64

4.1.2.2 Analisis Statistik Hasil Uji Flexural Strength ... 66

4.1.3 Hasil Karakterisasi Mikrostruktur Permukaan Spesimen ... 67

4.1.4 Hasil Karakterisasi Mikroanalisis Permukaan Spesimen ... 69

4.2 Pembahasan ... 70


(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha

5.1 Kesimpulan... 76

5.1.1 Kesimpulan Umum ... 76

5.1.2 Kesimpulan Khusus ... 76

5.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN ... 83


(8)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perbandingan Massa Serbuk Filler dan Matriks ... 57

Tabel 4.1 Analisis Xpowder Filler Ca,Sr-PSZ ... 64

Tabel 4.2 Hasil Uji Flexural Strength (MPa)...65

Tabel 4.3 Rerata Flexural Strength Spesimen ...66


(9)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagian Dental Implant. ... 11

Gambar 2.2 Macam-Macam Desain Dental Implant Body ...12

Gambar 2.3 Bagian Implant Body ...14

Gambar 2.4 Macam-Macam Material Dental Implant ...16

Gambar 2.5 Macam-Macam Bentuk Struktur Kristal Zirkonia ... 27

Gambar 2.6 Struktur Kimia Kitosan ...31

Gambar 2.7 Prosedur Teknik Sol-Gel ...33

Gambar 2.8 Skema Kerja SEM ...34

Gambar 2.9 Indentator Uji Kekerasan Vickers ... 36

Gambar 2.9 Gambaran Skematik Three Point Bending Test ...37

Gambar 3.1 Alat Prosedur Sintesis Partikel Filler ...39

Gambar 3.2 Bahan Sintesis Partikel Filler ...40

Gambar 3.3 Alat Pembuatan Spesimen ... 41

Gambar 3.4 Bahan Pembuatan Spesimen ...42

Gambar 3.5 Cetakan Spesimen ...60

Gambar 4.1 Hasil Karakterisasi SEM Ca,Sr-PSZ Perbesaran 20.000x ...62

Gambar 4.2 Hasil Karakterisasi SEM Filler Ca,Sr-PSZ Perbesaran 1000x ...62

Gambar 4.3 Spesimen Uji Flexural Strength ... 65

Gambar 4.4 Diagram Batang Hasil Uji Flexural Strength Spesimen ...66


(10)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Komposisi Unsur Serbuk Filler Ca,Sr-PSZ ... 63 Grafik 4.2 Difraktogram Filler Ca,Sr-PSZ ...63 Grafik 4.3 Komposisi Unsur Permukaan Spesimen Kelompok III ...70


(11)

xviii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Skema Alur Penelitian... 48

Diagram 3.2 Alur Pembuatan Larutan Kitosan 2 % ...52

Diagram 3.3 Alur Pembuatan Partikel Nano Ca,Sr-PSZ ...55


(12)

xix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian... 83

Lampiran 2 XRD Sample Filler Ca,Sr-PSZ ...84

Lampiran 3 SEM Filler Ca,Sr-PSZ ...86

Lampiran 4 SEM EDS Serbuk Filler Ca,Sr-PSZ ...87

Lampiran 5 SEM Permukaan Spesimen Uji ... 88

Lampiran 6 Uji Kekerasan Micro Vickers ... 91

Lampiran 7 Uji Flexural Strength ... 95

Lampiran 8 Analisa Statistika Uji Kekerasan Micro Vickers ... 98


(13)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sejak diperkenalkannya implan gigi oleh Brånemark pada tahun 1960an, implan gigi telah menjadi pilihan perawatan untuk menggantikan gigi asli yang telah tanggal. Selama lebih dari 35 tahun dental implantology telah terbukti sebagai suatu metode untuk mengembalikan fungsi gigi yang hilang dalam rongga mulut. Keberhasilan perawatan ini sangat dipengaruhi sifat fisik dan kimiawi dari bahan implan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hasil klinis dan prognosis terapi implan. Faktor-faktor ini adalah mikrostruktur bahan implan, komposisi permukaan, karakteristik, serta desain implan.1,2

Sebuah bahan implan yang ideal harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu:

biocompatible, memiliki kekuatan dan kekerasan yang mencukupi, tahan terhadap

korosi, tahan terhadap wear, tahan terhadap fraktur, prinsip desain implan harus sesuai dengan sifat fisik dari bahan implan. Bahan yang digunakan untuk pembuatan implan gigi dapat dikategorikan menurut komposisi kimiawi atau respon biologis yang dihasilkan bahan saat bahan diimplan ke dalam tubuh. Pada sudut pandang kimiawi, implan gigi dapat terbuat dari bahan logam, keramik, atau polimer.1

Saat ini logam titanium masih merupakan ‘standar emas’ untuk pembuatan implan gigi endosseous dikarenakan tingginya tingkat keberhasilan klinis jangka panjang. Fraktur implan titanium jarang terjadi dengan laporan insidensi yang


(14)

2

Universitas Kristen Maranatha

hanya berkisar 0% sampai 6%. Namun, akhir-akhir ini timbul kekhawatiran bahwa titanium mungkin menimbulkan reaksi alergi dan sensitivitas. Selain itu, dorongan yang kuat untuk memenuhi permintaan akan estetika dan permintaan pasien untuk bahan bebas logam membuat berkembangnya bahan implan yang terbuat dari keramik.1

Keramik pertama kali diperkenalkan sebagai bahan pelapis untuk endosseous

implant berbahan dasar logam untuk meningkatkan kemampuan osseointegrasi.

Selama lima belas tahun terakhir, bermacam-macam bentuk pelapis keramik telah digunakan pada implan gigi. Terdapat dua macam keramik yang digunakan di dalam pembuatan implan gigi, yaitu keramik bioaktif, seperti kalsium fosfat dan

bioglasses, dan keramik inert, seperti alumunium oksida dan zirkonium oksida.

Keramik bioaktif telah terbukti dapat melepaskan ion kalsium fosfat di sekitar implan sehingga meningkatkan aposisi tulang, sementara keramik inert jarang sekali digunakan sebagai bahan pelapis implan karena kemampuan osteokonduksinya tidak sebaik bahan kalsium fosfat bioaktif. Pada masa kini dengan berkembangnya ilmu pengetahuan biomaterial dan teknologi industri, minat terhadap keramik untuk aplikasi dental telah diperbaharui. Keramik, khususnya yttrium-stabilized tetragonal polycrystalline zirconia (Y-TZP), memperlihatkan sifat mekanis yang telah diperbaharui sehingga menjadi bahan yang cocok untuk pembuatan implan gigi.1

Pada masa kini terdapat kepercayaan kuat bahwa material dengan skala nano akan menghasilkan implan baru dengan efisiensi tinggi, biaya lebih murah, dan volume yang tinggi. Selama beberapa dekade implan gigi berbahan logam telah


(15)

3

Universitas Kristen Maranatha

berhasil digunakan akan tetapi memiliki kelemahan dalam proses osseointegrasi dan sifat mekanis bahan ini tidak cocok dengan tulang. Pemahaman dan pengendalian reaksi interfasial pada skala nano merupakan kunci untuk mengembangkan permukaan implan baru yang akan mengeliminasi reaksi penolakan oleh tubuh dan meningkatkan adhesi dan integrasi dengan jaringan sekitarnya.3

Penelitian-penelitian sebelumnya telah menunjukkan cara untuk menggabungkan kekuatan dan kekerasan tinggi pada bahan keramik dengan memanfaatkan mekanisme perubahan kekerasan pada bahan nanozirconia-alumina. Bahan tersebut mengandung sejumlah kecil partikel ZrO2 berukuran 200 nm di dalam matriks Al2O3. Bahan ini mampu menahan beban dua kali lipat serta memiliki kekerasan dan kestabilan yang baik.3

Saat ini para dokter gigi di Indonesia masih bergantung kepada negara-negara lain untuk memenuhi kebutuhan alat dan bahan material kedokteran gigi, termasuk bahan implant gigi, karena Indonesia masih belum dapat mengolah secara maksimal sumber daya alam yang ada sehingga menyebabkan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia tidak dimanfaatkan dengan baik.4

Pada penelitian yang dilakukan Vania Christiani pada tahun 2015 mengenai sintesis dan karakterisasi nanokomposit untuk aplikasi gigi artifisial pembelajaran telah berhasil dilakukan sintesis partikel nanokomposit berbasis calcium-partially

stabilized zirconia, silika, dan metakaolin dengan teknik sol-gel yang

menghasilkan filler berukuran nano dengan perbedaan nilai kekerasan pada permukaan komposit, yaitu 50,7 VHN di permukaan atas dan 46,6 VHN di


(16)

4

Universitas Kristen Maranatha

permukaan bawah. Pada penelitian ini juga ditunjukkan bahwa perbandingan komposisi filler yang berbeda akan mempengaruhi sifat mekanik dari bahan dimana kelompok dengan kandungan filler calcium-partially stabilized zirconia terbanyak akan menghasilkan nilai kekerasan yang terbaik.5

Pemahaman dan pengembangan ilmu mengenai hubungan antara komposisi dan arsitektur bahan pada berbagai skala dengan sifat mekanis makroskopik dan kemampuan osteogenesis sangat penting untuk menciptakan implan gigi yang ideal yang didesain dengan bahan berukuran nano.3

Pada penelitian ini akan dibuat nanokomposit berbasis calcium,

strontium-partially stabilized zirconia dengan perbandingan komposisi yang berbeda untuk

aplikasi dental implant body. Pemilihan bahan tersebut diharapkan dapat menghasilkan nanokomposit dengan sifat mekanis yang baik yang setara dengan titanium dan dilanjutkan dengan uji kekerasan micro Vickers sebagai uji pendahuluan, karakterisasi dengan SEM dan XRD serta uji flexural strength.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:

Berapakah perbandingan komposisi terbaik antara filler Ca,Sr-PSZ dan metakaolin untuk mendapatkan nilai kekuatan flexural strength terbaik?


(17)

5

Universitas Kristen Maranatha

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan nanokomposit untuk bahan

dental implant body dengan Ca,Sr-PSZ dan metakaolin sebagai filler dari

nanokomposit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan komposisi terbaik dari filler Ca,Sr-PSZ dan metakaolin untuk mendapatkan nilai kekuatan flexural strength dengan metode three point bending.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Kegunaan Ilmiah

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan material kedokteran gigi khususnya mengenai pembuatan

dental implant body.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Pengembangan nanokomposit berbasis Ca,Sr-PSZ dan metakaolin diharapkan dapat memiliki sifat mekanis yang lebih baik dibandingkan hasil penelitian sebelumnya dan dapat diaplikasikan sebagai bahan dental implant body sehingga dapat dihasilkan implan gigi buatan lokal dengan sifat mekanis yang baik dan biaya yang lebih murah.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Sepanjang sejarah manusia telah berupaya untuk menggantikan gigi yang hilang dengan implan gigi dalam bermacam-macam bentuk. Pada masa kini


(18)

6

Universitas Kristen Maranatha

terdapat dua pilihan perawatan untuk menggantikan gigi yang hilang, yaitu menggunakan gigi tiruan, baik lepasan atau cekat, dan implan gigi. Oral

implantology merupakan ilmu pengetahuan yang paling cepat berkembang dalam

bidang kedokteran gigi. Implan menawarkan hasil perawatan yang aman, efektif dengan prognosis baik bagi pasien edentulous lengkap atau sebagian. Perawatan ini juga memberikan solusi fungsional jangka panjang yang permanen dan estetik bagi berbagai keadaan klinis yang kurang mendapatkan solusi sebelum penggunaan rutin dari terapi implan.2,6,8

Implan gigi dapat terbuat dari bahan logam, keramik, atau polimer. Saat ini

‘standar emas’ bahan implant gigi adalah logam titanium, akan tetapi penggunaan

keramik telah berkembang pesat. Keramik, khususnya zirkonia memiliki beberapa keunggulan, yaitu memiliki sifat mekanis yang baik, bersifat inert, dan estetik. Kombinasi dari sifat-sifat tersebut akan menghasilkan bahan implan gigi yang ideal.1,7

Pada bidang ilmu material, definisi komposit adalah sebuah benda solid yang terbentuk dari dua atau lebih fase yang berbeda yang dikombinasikan untuk menghasilkan sifat yang unggul dari bahan-bahan tersebut. Dalam bidang ilmu kedokteran gigi, komposit dikenal dengan istilah dental composite atau dalam bahasa indonesia disebut resin komposit. Resin komposit merupakan bahan polimer dengan ikatan silang yang tinggi yang diperkuat oleh dispersi glass, kristalin, atau partikel filler resin dan/atau fiber pendek yang diikatkan ke matriks oleh silane coupling agent.8,9


(19)

7

Universitas Kristen Maranatha

Pada penelitian ini zirkonia dipilih sebagai filler karena dalam bidang ilmu kedokteran gigi, zirkonia merupakan bahan yang dianggap memiliki kekuatan dan kekerasan fraktur yang paling tinggi. Zirkonia merupakan bahan keramik

polycrystalline yang memiliki kekuatan dan biokompabilitas yang baik untuk

protesa implan sehingga menjadi bahan dasar pilihan. Selain itu, zirkonia juga merupakan fondasi dari estetik yang optimal dalam hal translusensi dan warna.6

Penambahan kalsium pada filler dikarenakan unsur ini terdapat di dalam jaringan tulang sehingga bahan akan bersifat biocompatible. Kalsium juga bertindak sebagai stabilizer bagi struktur kristal zirkonia sehingga akan menghasilkan partially stabilized zirconia (PSZ). Kalsium juga akan membantu proses osseointegrasi implan dengan menginduksi aposisi tulang aktif pada permukaan implan di dalam medullary space sehingga komponen tulang menjadi lebih padat. 10,11,13

Stronsium ditambahkan ke dalam filler untuk meningkatkan kemampuan osseointegrasi karena stronsium akan meningkatkan massa tulang dengan menstimulasi aktivitas osteoblas dan secara simultan menghambat resorpsi tulang. Penelitian yang dilakukan oleh Park et al. menunjukkan bahwa penambahan stronsium akan memperbaiki osteokonduktivitas implan dan proses penyembuhan tulang dengan meningkatkan deposisi tulang pada permukaan implan sehingga terjadi peningkatan kontak permukaan implan dengan tulang. 12,14

Metakaolin ditambahkan ke dalam bahan filler untuk memicu reaksi polikondensasi yang menyebabkan berlangsungnya sintesis geopolimer.


(20)

8

Universitas Kristen Maranatha

Metakaolin bertindak sebagai larutan pengaktif dalam adhesif sodium silikat dan sodium hidroksida.15

Penelitian sebelumnya menunjukkan nilai kekerasan terbaik didapatkan dari komposisi perbandingan filler Ca-PSZ, silika, dan metakaolin sebesar 60 : 20 : 20 dari antara perbandingan lainnya, yaitu 50 : 20 : 30 dan 40 : 20 : 40, sehingga didapatkan kesimpulan bahwa spesimen yang mengandung komposisi zirkonia terbanyak akan menghasilkan sifat mekanis terbaik, yaitu dalam penelitian ini adalah filler dengan perbandingan Ca,Sr-PSZ dan metakaolin 80 : 20.5

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia, khususnya di bidang kedokteran gigi dengan dihasilkannya dental implant body buatan lokal sehingga Indonesia dapat mulai mengolah dan memproduksi alat dan bahan material kedokteran giginya sendiri dan menghentikan ketergantungan mengimpor alat dan bahan dari negara-negara lain.

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah kombinasi bahan kalsium, stronsium, dan zirkonia pada filler dengan perbandingan Ca,Sr-PSZ dan metakaolin 80 : 20 akan menghasilkan komposit dengan ukuran partikel nano dan memiliki sifat-sifat mekanis yang baik.

1.6Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental atau eksperimental semu. Hasil penelitian dianalisis dengan uji ANOVA one way dengan perangkat


(21)

9

Universitas Kristen Maranatha

lunak SPSS, kemaknaan berdasarkan nilai p < 0,05 dan analisis dilakukan dengan menggunakan program komputer.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2015 – Mei 2016 yang terdiri dari : Sintesis filler dan pembuatan sampel dilakukan di Advanced Material

Processing Laboratorium, Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknologi

Industri, Institut Teknologi Bandung.

Karakterisasi Scanning Electron Microscope (SEM) dilakukan di Laboratorium

Scanning Electron Microscope, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Institut Teknologi Bandung dan Laboratorium Pusat Survei Geologi, Pusat Penelitian Geologi dan Kelautan (PPGL).

Karakterisasi Scanning Electron Microscope – Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM-EDS) dilakukan di Laboratorium Pusat Survei Geologi, Pusat

Penelitian Geologi dan Kelautan (PPGL).

Karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD) dilakukan di Laboratorium Metarlugi Fisika dan Keramik, Program Studi Teknik Metarlugi, Institut Teknologi Bandung.

Uji kekerasan Micro Vickers dilakukan di Laboratorium Metarlugi Fisika dan Keramik, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung.

Uji kekuatan Flexural Strength dilakukan di Departemen Fisika, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.


(22)

76 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan Umum

Kesimpulan umum yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Nanokomposit berbasis geopolimer dengan komposisi filler

calcium,strontium-partially stabilized zirconia dan metakaolin berhasil

disintesis melalui teknik sol-gel.

2. Pada uji flexural strength didapatkan bahwa nilai tertinggi dicapai oleh kelompok I dengan rerata 8,0113 MPa.

3. Analisa statistik uji flexural strength menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara komposisi filler calcium,strontium-partially

stabilized zirconia dan metakaolin terhadap sifat mekanis bahan.

5.12 Kesimpulan Khusus

Kesimpulan khusus yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor penyebab perbedaan yang tidak signifikan pada nilai flexural strength

spesimen uji adalah kurangnya kandungan matriks pada nanokomposit, ketidakakuratan saat proses pembuatan nanokomposit, perlakuan spesimen selama proses pengerasan, dan waktu.


(23)

77

Universitas Kristen Maranatha

2. Nilai flexural strength yang dihasilkan dalam penelitian ini belum setara dengan bahan implan gigi yang ada saat ini (nilai flexural strength > 1000 MPa), sehingga pengaplikasiannya sebagai dental implant body masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

5.2 Saran

Beberapa hal yang dapat dikembangkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jumlah serbuk metakaolin sebaiknya ditambahkan untuk meningkatkan sifat

mekanis bahan.

2. Variasi perbandingan komposisi filler harus diteliti lebih lanjut agar tercapainya sifat mekanik yang optimum.

3. Proses pencampuran dapat dilakukan dengan lebih baik agar hasilnya lebih homogen.

4. Uji sifat mekanis lainnya dan uji toksisitas dapat dilakukan untuk melihat kemampuan dan mengembangkan bahan ini.


(24)

78 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Osman RB, Swain MV. A critical review of dental implant materials with an emphasis on titanium versus zirconia. Materials, 8, 2015: 932-49. 2. Askary AE. Fundamentals of esthetic implant dentistry. 2nd ed. Oxford:

Blackwell Munksgaard; 2007: 7.

3. Tomsia et al. Nanotechnology approaches for better dental implants. International Journal of Oral Maxillofacial Implants, 2011: 1-3,13.

4. Asanuma S. Natural resource abundance and economic development : a curse? Or a blessing?? –Lesson from Indonesia’s experience. 2008: 1-15. 5. Wiyardi VC. Sintesis dan karakterisasi nanokomposit dengan variasi

perbandingan filler ca-psz, silika nanorod dan metakaolin untuk aplikasi gigi artifisial pembelajaran. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Kristen Maranatha; 2015: 72-81.

6. Abraham, CM. A brief historical perspective on dental implants, their surface coatings. The Open Dentistry Journal, 2014: 50-54.

7. Daou EE, Al-Gotmeh M. Zirconia ceramic: a versatile restorative material. Dentistry, an open access journal, 2014; 4(4): 1-6.

8. Anusavice KJ. Phillips' science of dental materials. 11th ed. United State of America: Saunders Elsevier, 2007: 73-5, 89-90, 96-8, 399-408, 759-60, 766-78.

9. Twardowski TE. Introduction to nanocomposite materials properties, processing, characterization. USA : DEStech Publication, Inc., 2007: 2. 10.D. Skrtic, Antonucci JM, Eanes ED. Amorphous calcium phosphate-based

bioactive polymeric composites for mineralized tissue regeneration. Journal of Research of the National Institute of Standards and Technology, 2003; 108(3): 167-81.

11.Kopeliovich D. (2012). Zirconia Ceramics. SubsTech serial online;

Available from: URL :

http://www.substech.com/dokuwiki/doku.php?id=zirconia_ceramics 12.Baier et al. Strontium enhances osseointegration of calcium phosphate

cement: a histomorphometric pilot study in ovariectomized rats. Journal of Orthopaedic Surgery and Research, 2015: 1-8.


(25)

79

Universitas Kristen Maranatha

13.Suh et al. Effects of a novel calcium titanate coating on the osseointegration of blasted endosseous implants in rabbit tibiae. Clin. Oral Impl. Res. 18, 2007: 362-68.

14.Bruschi M. et al. Composition and modifications of dental implant surfaces. Journal of Oral Implants, 2015: 1-8.

15.Ferone C et al. Application-oriented chemical optimization of metakaolin based geopolymer. Materials, 6, 2013: 1920-39.

16.Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta, 2011: 72.

17.Sarwono J. Metode penelitian penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006: 54.

18.Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 28. Jakarta: ECG, 2012: 1061. 19.Pratama R. Sintesis dan karakterisasi nanopartikel alumina stabilized

zirkonia sebagai dental bridge material. Tugas Akhir Sarjana. Program Studi Teknik Material Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara. Institut Teknologi Bandung; 2011: 64.

20.The Academy of Prosthodontic. The glossary of prosthodontic terms. New York: Journal of Prosthetic Dentistry, 2005: 30.

21.Rosenstiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary fixed prosthodontics, 4th Ed. New York: Mosby Elsevier, 2006: 326-29.

22.Zhou W, Apkarian RP, Wang ZL, Joy D. Fudamental of scanning microscopy: 1-40.

23.Alfarabi KM. Uji kekerasan polymethyl methacrylate (PMMA) diisi filler sistem SiO2-Al2O3-ZrO2 hasil sintesis untuk bahan restorasi indirek (perbandingan filler dan PMMA berbeda). Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Padjajaran Jatinangor; 2015: 17-20.

24.Alamsyah GN. Sintesis nanorod white carbon black dan partikel nano calcium partially stabilized zirconia sebagai filler resin polymethyl metacrylate untuk aplikasi pasak gigi. Tugas Akhir Sarjana. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Padjajaran; 2013: 34-6.

25.Harmaji A. Kajian dan pengembangan desain campuran mortar geopolimer berbasis fly ash. Tugas Akhir Sarjana. Program Studi Teknik Material Fakultas Teknik mesin dan Dirgantara. Institut Teknologi Bandung; 2012.


(26)

80

Universitas Kristen Maranatha

26.Stadtlander H. Scanning electron microscopy and trasmission electron microscopy of mollicutes: challenges and opportunities. Modern Research and Educational Topics in Microscopy, 2007: 122-31.

27.Suryanarayana C, Norton MG. X-ray diffraction: a practical approach. New York and London: Plenum Press, 1998: 80-6, 93-4.

28.Drago CJ. Implant restoration : a step by step guide, 2nd Ed. USA: Blackwell Munksgaard, 2007: 3, 17.

29.Misch CE. Contemporary implant dentistry, 3rd Ed. Canada: Mosby Elsevier, 2008: 3, 26-30, 511-15

30.Morsy MS, Alsayed SH, Al-Salloum Y, Almusallam T. Effect to sodium hydroxide ratios on strength and microstructure of fly ash geopolymer binder. Arabian journal for science and engineering, 2014; 6(39): 4333-9. 31.Camargo et al. Nanocomposites: Synthesis, structure, properties and new

application opportunities.Materials Research, 2009; 12(1): 1-39.

32.Pittayachawan P. Comparative study of physical properties of zirconia based ceramics. Thesis.Eastman Dental Institute, division of biomaterials and tissue engineering. University College London; 2008: 25-9.

33.Khamverdi et al. Zirconia up to date literature. DJH, 2012; 4(1): 1-4. 34.Hoosain. SE. The sintering and optimization of stabilized zirconia.

Dissertation. Faculty of Engineering and the Built Environment, University of Witwatersrand, Johannesburg; 2010: 16.

35.Liang Y, Li H, Xu J, Li X, Qi M, Hu M. Morphology, composition, and bioactivity of strontium-doped brushite coatings deposited on titanium implants via electrochemical deposition. International Journal of

Molecular Sciences. 15, 2014: 9952-62.

36.Park JW et al. Osteoblast response and osseointegration of a Ti-6Al-4V alloy implant incorporating strontium. Acta Biomaterialia. 6, 2010: 2843-51.

37.He J. Synthesis characterization of geopolymers for infrastructural application. Dissertation. Department of Civil and Environmental Engineering, Graduate Faculty of the Louisiana State University and Agricultural and Mechanical College; 2012: 5

38.Davidovits J. Geopolymer chemistry and application. 2nd ed. France: institute geopolymere; 2008: 145, 293-5.


(27)

81

Universitas Kristen Maranatha

39.Evelyna A. Sintesis dan analisis mikrostruktur Al2O3-SiO2-ZrO2 berukuran nano sebagai bahan pengisi restorasi mahkota jaket resin polymethylmethacrylate heatcured serta uji sifat mekanisnya. Tesis. Program Pendidikan Magister Program Studi Ilmu Kedokteran Gigi, Universitas Padjajaran Bandung; 2010: 2-4, 8, 11-17.

40.Alves NM, Mano JF. Chitosan derivates obtained by chemical modifications for biomedical and environmental apllications. Portugal: International Journal of Biologial Macromolecules 43; 2008: 401 – 414. 41.Luther W. 2004. Bottom-up methods for making nanotechnology

products. Future Technologies Division of VDI. [serial online] 2013 [cited

2015]; available from: URL:

https://www.azonano.com/article.aspx/ArticleID=1079

42.Brinker CJ, Scherer GW. Sol-gel science the physics and chemistry of sol-gel processing. USA: Academic Press, Inc; 1990: 2-10.

43.Essyta I. Pengaruh konsentrasi alkali aktivator dan fraksi massa cotton fiber terhadap sifat mekanis nanokomposit berbasis geopolimer untuk aplikasi dental bridge. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Kristen Maranatha; 2015: 36-9.

44.Schweitzer J. Scanning electron microscope. Purdue University, West

Lafayatte; [cited 2014]; available from: URL:

https://www.purdue.edu/ehps/rem/rs/sem.htm

45.Aldianto D. Sintesis membran hidroksiapatit melalui proses biomimetik dengan menggunakan karbon apatit kayu waru sebagai membran support. Tesis. Program Studi Magister Ilmu dan Teknik Material. Institut Teknologi Bandung; 2011: 21-5.

46.Callister WD. Material science and engineering : an introduction. 7th ed. United State of America: John Wiley & Sons; 2007: 440-1, 466-70.

47.Craig RG, Powers JM. Restorative dental materials. 11th ed. United States of America: Mosby; 2012: 102, 105, 106.

48.O’Brien WJ. Dental materials amd their selection. 4th ed. Germany: Quintessence books; 1995: 17

49.Wang L et al. Mechanical properties of dental restorative materials: Relative Contribution of Laboratory Tests. Brazil: J Appl Oral Sci Vol. 11(3); 2003: 162-7.


(28)

82

Universitas Kristen Maranatha

50.Volpato CA et al. Application of zirconia in dentistry: biological, mechanial and optical considerations. Europe: Intech; 2011:397-400.


(1)

77

2. Nilai flexural strength yang dihasilkan dalam penelitian ini belum setara dengan bahan implan gigi yang ada saat ini (nilai flexural strength > 1000 MPa), sehingga pengaplikasiannya sebagai dental implant body masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

5.2 Saran

Beberapa hal yang dapat dikembangkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jumlah serbuk metakaolin sebaiknya ditambahkan untuk meningkatkan sifat

mekanis bahan.

2. Variasi perbandingan komposisi filler harus diteliti lebih lanjut agar tercapainya sifat mekanik yang optimum.

3. Proses pencampuran dapat dilakukan dengan lebih baik agar hasilnya lebih homogen.

4. Uji sifat mekanis lainnya dan uji toksisitas dapat dilakukan untuk melihat kemampuan dan mengembangkan bahan ini.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

1. Osman RB, Swain MV. A critical review of dental implant materials with an emphasis on titanium versus zirconia. Materials, 8, 2015: 932-49. 2. Askary AE. Fundamentals of esthetic implant dentistry. 2nd ed. Oxford:

Blackwell Munksgaard; 2007: 7.

3. Tomsia et al. Nanotechnology approaches for better dental implants. International Journal of Oral Maxillofacial Implants, 2011: 1-3,13.

4. Asanuma S. Natural resource abundance and economic development : a curse? Or a blessing?? –Lesson from Indonesia’s experience. 2008: 1-15. 5. Wiyardi VC. Sintesis dan karakterisasi nanokomposit dengan variasi

perbandingan filler ca-psz, silika nanorod dan metakaolin untuk aplikasi gigi artifisial pembelajaran. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Kristen Maranatha; 2015: 72-81.

6. Abraham, CM. A brief historical perspective on dental implants, their surface coatings. The Open Dentistry Journal, 2014: 50-54.

7. Daou EE, Al-Gotmeh M. Zirconia ceramic: a versatile restorative material. Dentistry, an open access journal, 2014; 4(4): 1-6.

8. Anusavice KJ. Phillips' science of dental materials. 11th ed. United State of America: Saunders Elsevier, 2007: 73-5, 89-90, 96-8, 399-408, 759-60, 766-78.

9. Twardowski TE. Introduction to nanocomposite materials properties, processing, characterization. USA : DEStech Publication, Inc., 2007: 2. 10. D. Skrtic, Antonucci JM, Eanes ED. Amorphous calcium phosphate-based

bioactive polymeric composites for mineralized tissue regeneration. Journal of Research of the National Institute of Standards and Technology, 2003; 108(3): 167-81.

11. Kopeliovich D. (2012). Zirconia Ceramics. SubsTech serial online;

Available from: URL :

http://www.substech.com/dokuwiki/doku.php?id=zirconia_ceramics 12. Baier et al. Strontium enhances osseointegration of calcium phosphate

cement: a histomorphometric pilot study in ovariectomized rats. Journal of Orthopaedic Surgery and Research, 2015: 1-8.


(3)

79

13. Suh et al. Effects of a novel calcium titanate coating on the osseointegration of blasted endosseous implants in rabbit tibiae. Clin. Oral Impl. Res. 18, 2007: 362-68.

14. Bruschi M. et al. Composition and modifications of dental implant surfaces. Journal of Oral Implants, 2015: 1-8.

15. Ferone C et al. Application-oriented chemical optimization of metakaolin based geopolymer. Materials, 6, 2013: 1920-39.

16. Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta, 2011: 72.

17. Sarwono J. Metode penelitian penelitian kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006: 54.

18. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 28. Jakarta: ECG, 2012: 1061. 19. Pratama R. Sintesis dan karakterisasi nanopartikel alumina stabilized

zirkonia sebagai dental bridge material. Tugas Akhir Sarjana. Program Studi Teknik Material Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara. Institut Teknologi Bandung; 2011: 64.

20. The Academy of Prosthodontic. The glossary of prosthodontic terms. New York: Journal of Prosthetic Dentistry, 2005: 30.

21. Rosenstiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary fixed prosthodontics, 4th Ed. New York: Mosby Elsevier, 2006: 326-29.

22. Zhou W, Apkarian RP, Wang ZL, Joy D. Fudamental of scanning microscopy: 1-40.

23. Alfarabi KM. Uji kekerasan polymethyl methacrylate (PMMA) diisi filler sistem SiO2-Al2O3-ZrO2 hasil sintesis untuk bahan restorasi indirek (perbandingan filler dan PMMA berbeda). Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Padjajaran Jatinangor; 2015: 17-20.

24. Alamsyah GN. Sintesis nanorod white carbon black dan partikel nano calcium partially stabilized zirconia sebagai filler resin polymethyl metacrylate untuk aplikasi pasak gigi. Tugas Akhir Sarjana. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Padjajaran; 2013: 34-6.

25. Harmaji A. Kajian dan pengembangan desain campuran mortar geopolimer berbasis fly ash. Tugas Akhir Sarjana. Program Studi Teknik Material Fakultas Teknik mesin dan Dirgantara. Institut Teknologi Bandung; 2012.


(4)

26. Stadtlander H. Scanning electron microscopy and trasmission electron microscopy of mollicutes: challenges and opportunities. Modern Research and Educational Topics in Microscopy, 2007: 122-31.

27. Suryanarayana C, Norton MG. X-ray diffraction: a practical approach. New York and London: Plenum Press, 1998: 80-6, 93-4.

28. Drago CJ. Implant restoration : a step by step guide, 2nd Ed. USA: Blackwell Munksgaard, 2007: 3, 17.

29. Misch CE. Contemporary implant dentistry, 3rd Ed. Canada: Mosby Elsevier, 2008: 3, 26-30, 511-15

30. Morsy MS, Alsayed SH, Al-Salloum Y, Almusallam T. Effect to sodium hydroxide ratios on strength and microstructure of fly ash geopolymer binder. Arabian journal for science and engineering, 2014; 6(39): 4333-9. 31. Camargo et al. Nanocomposites: Synthesis, structure, properties and new

application opportunities.Materials Research, 2009; 12(1): 1-39.

32. Pittayachawan P. Comparative study of physical properties of zirconia based ceramics. Thesis.Eastman Dental Institute, division of biomaterials and tissue engineering. University College London; 2008: 25-9.

33. Khamverdi et al. Zirconia up to date literature. DJH, 2012; 4(1): 1-4. 34. Hoosain. SE. The sintering and optimization of stabilized zirconia.

Dissertation. Faculty of Engineering and the Built Environment, University of Witwatersrand, Johannesburg; 2010: 16.

35. Liang Y, Li H, Xu J, Li X, Qi M, Hu M. Morphology, composition, and bioactivity of strontium-doped brushite coatings deposited on titanium implants via electrochemical deposition. International Journal of

Molecular Sciences. 15, 2014: 9952-62.

36. Park JW et al. Osteoblast response and osseointegration of a Ti-6Al-4V alloy implant incorporating strontium. Acta Biomaterialia. 6, 2010: 2843-51.

37. He J. Synthesis characterization of geopolymers for infrastructural application. Dissertation. Department of Civil and Environmental Engineering, Graduate Faculty of the Louisiana State University and Agricultural and Mechanical College; 2012: 5

38. Davidovits J. Geopolymer chemistry and application. 2nd ed. France: institute geopolymere; 2008: 145, 293-5.


(5)

81

39. Evelyna A. Sintesis dan analisis mikrostruktur Al2O3-SiO2-ZrO2 berukuran nano sebagai bahan pengisi restorasi mahkota jaket resin polymethylmethacrylate heatcured serta uji sifat mekanisnya. Tesis. Program Pendidikan Magister Program Studi Ilmu Kedokteran Gigi, Universitas Padjajaran Bandung; 2010: 2-4, 8, 11-17.

40. Alves NM, Mano JF. Chitosan derivates obtained by chemical modifications for biomedical and environmental apllications. Portugal: International Journal of Biologial Macromolecules 43; 2008: 401 – 414. 41. Luther W. 2004. Bottom-up methods for making nanotechnology

products. Future Technologies Division of VDI. [serial online] 2013 [cited

2015]; available from: URL:

https://www.azonano.com/article.aspx/ArticleID=1079

42. Brinker CJ, Scherer GW. Sol-gel science the physics and chemistry of sol-gel processing. USA: Academic Press, Inc; 1990: 2-10.

43. Essyta I. Pengaruh konsentrasi alkali aktivator dan fraksi massa cotton fiber terhadap sifat mekanis nanokomposit berbasis geopolimer untuk aplikasi dental bridge. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Kristen Maranatha; 2015: 36-9.

44. Schweitzer J. Scanning electron microscope. Purdue University, West

Lafayatte; [cited 2014]; available from: URL:

https://www.purdue.edu/ehps/rem/rs/sem.htm

45. Aldianto D. Sintesis membran hidroksiapatit melalui proses biomimetik dengan menggunakan karbon apatit kayu waru sebagai membran support. Tesis. Program Studi Magister Ilmu dan Teknik Material. Institut Teknologi Bandung; 2011: 21-5.

46. Callister WD. Material science and engineering : an introduction. 7th ed. United State of America: John Wiley & Sons; 2007: 440-1, 466-70.

47. Craig RG, Powers JM. Restorative dental materials. 11th ed. United States of America: Mosby; 2012: 102, 105, 106.

48. O’Brien WJ. Dental materials amd their selection. 4th ed. Germany: Quintessence books; 1995: 17

49. Wang L et al. Mechanical properties of dental restorative materials: Relative Contribution of Laboratory Tests. Brazil: J Appl Oral Sci Vol. 11(3); 2003: 162-7.


(6)

50. Volpato CA et al. Application of zirconia in dentistry: biological, mechanial and optical considerations. Europe: Intech; 2011:397-400.