PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KUALITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI, DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMA NEGERI DI KOTA PEMATANG SIANTAR.

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KUALITAS KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH, KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI, DAN
IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA
GURU SMA NEGERI DI KOTA PEMATANGSIANTAR

TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

LILY ERMINCE SARAGIH
NIM: 8106132009

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013

ABSTRAK


Lily Ermince Saragih. 8106132009. Pengaruh Persepsi Guru tentang
Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komunikasi Antar Pribadi, dan
Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Guru SMA Negeri di Kota
Pematangsiantar. Tesis. Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui pengaruh
langsung (1) Persepsi guru tentang kualitas kepemimpinan kepala sekolah
terhadap iklim organisasi SMA Negeri di kota Pematangsiantar; (2) Komunikasi
antar pribadi terhadap iklim organisasi SMA Negeri di kota Pematangsiantar; (3)
Pengaruh persepsi guru tentang kualitas kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kepuasan kerja guru SMA Negeri di kota Pematangsiantar; (4) Pengaruh
komunikasi antar pribadi terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri di kota
Pematangsiantar; (5) Pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja guru
SMA Negeri di kota Pematangsiantar.
Subjek penelitian adalah guru-guru SMA Negeri di kota Pematangsiantar
dengan jumlah populasi 460 orang. Yang menjadi sampel penelitian 178 orang
atau 39% dari populasi dengan menggunakan Teknik Cochran yaitu
Proportional Random Sampling. Alat ukur instrument yang digunakan dalam
pengambilan data Persepsi Guru tentang Kualitas Kepemimpinan, Komunikasi
Antar Pribadi, Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja Guru menggunakan angket

berskala Likert.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini digunakan
teknik korelasi dan koefisien jalur. Berdasarkan pengujian hipotesis, dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung dan berarti antara : (1) Persepsi
Guru tentang Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Iklim Organisasi
dengan  31 = 0,40 dan thitung > ttabel (6,15 > 1,97), (2) Komunikasi Antar Pribadi

terhadap Iklim Organisasi dengan  32 = 0,43 dan thitung > ttabel (7,3 > 1,97), (3)
Persepsi Guru tentang Kualitas Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Guru
dengan  41 = 0,33 dan thitung > ttabel (6 > 1,97), (4) Komunikasi Antar Pribadi
terhadap Kepuasan Kerja Guru dengan  42 = 0,34 dan thitung > ttabel (6,7 > 1,97),

(5) Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Guru dengan  43 = 0,41 dan thitung >
ttabel (6,49 > 1,97).
Hasil penelitian Pengaruh Persepsi Guru tentang Kualitas Kepemimpinan,
Komunikasi Antar Pribadi, dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Guru
SMA Negeri di Kota Pematang Siantar, hendaknya dapat berguna bagi para guru,
Kepala Sekolah, pihak Pengawas, Dinas Pendidikan Kota dalam upaya
meningkatkan kepuasan kerja guru.


i

ABSTRACT

Lily Ermince Saragih. 8106132009. The Influence of Teacher’s Perceptions of
The Principal’s Leadership Quality, Inter Personal Communication, and
Organizational Climate on Theacher’s Job Satisfaction of Private Senior
High School in Pematangsiantar. Educational Administration, 2013.
The purpose of this research was to determine the direct influence of: (1)
The teacher’s perception of principal’s leadership quality on Organizational
Climate, (2) Interpersonal Communication on Organizational Climate, (3) The
Teacher’s Perception of Principal’s Leadership Quality on Teacher’s Job
Satisfaction, (4) Interpersonal Communication on Teacher’s Job Satisfaction, and
(5) Organizational Climate on Teacher’s Job Satisfaction of Private Senior High
School in Pematangsiantar.
Subject of the research were teachers at Private Senior High School in
Siantar City by the number of population of 460 teachers. The sample of the
research were 178 persons or 38% of the population by using Nomogram’s Harry
King Proportional Random Sampling.
Measuring instruments used in data retrieval on Teacher’s Perceptions of

The Principal’s Leadership Quality, Inter Personal Communication, and
Organizational Climate and Theacher’s Job Satisfaction was Likert’s Scale
Questionnaire.
To test the hypothesis presented in this study, techniques of correlation
and path coefficients were used. Based on the hypothesis examination result, we
could conclude thet there was a direct and significant influence of : (1) Teacher’s
Perceptions of The Principal’s Leadership Quality on Organizational Climate with
31= 0,40 and tscore > ttable (6,15 > 1,97), (2) Inter Personal Communication on
Organizational Climate with 32 = 0,43 and tscore > ttable (7,3 > 1,97), (3) Teacher’s
Perception of The Principal’s Leadership Quality on Teacher’s Job Satisfaction
with 41 = 0,33 and thitung > ttable (6 > 1,97), (4) Inter Personal Communication on
Teacher’s Job Satisfaction with 42 = 0,34 and tscore > ttable (6,7 > 1,97), (5)
Organizational Climate on Teacher’s Job Satisfaction with 43 = 0,41 and tscore >
ttable (6,49 > 1,97)
Hopefully, the result of the research on The Influence of Teacher’s
Perceptions of The Principal’s Leadership Quality, Inter Personal
Communication, and Organizational Climate on Theacher’s Job Satisfaction of
Private Senior High School in Pematangsiantar, would be useful for the teachers,
School Principals, the Super Intendants and District Office of Education in order
to improve teachers’s job satisfaction.


ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh
karena berkat dan kasihNya akhirnya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan
tesis yang berjudul : “ Pengaruh Persepsi Guru Tentang Kualitas Kepemimpinan
Kepala Sekolah, Komunikasi Antar Pribadi, dan Iklim Organisasi terhadap
Kepuasan Kerja Guru SMA Negeri di kota Pematangsiantar”. Tesis ini ditulis
dalam rangka memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan pada
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis sangat menyadari bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis berterimakasih
kepada semua pihak yang memberikan kontribusi dalam menyelesaikan tesis ini.
Dengan rasa hormat penulis menyampaikan terimakasih kepada : Prof.
Parlindungan Pangaribuan, MA.,Ph.D., selaku dosen pembimbing I dan Prof. Dr.
Sumarno, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang

telah membimbing dan


mengarahkan penulis untuk tetap proaktif dan tetap bersemangat selama
penyusunan tesis ini. Begitu juga rasa terimakasih penulis sampaikan kepada
Dr. Sukarman Purba, ST.,MPd.,sebagai narasumber dan validator, Prof. Dr. Harun
Sitompul, M.Pd., Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd selaku narasumber. Tidak lupa
rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada : Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si
selaku Rektor Universitas Negeri Medan , Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd.
selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan , Prof. Dr. H.
Syaiful Sagala, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd. selaku
Sekretaris Program Studi Pascasarjana Prodi AP UNIMED dan Munzir, M.Si
selaku staf di program studi Administrasi Pendidikan yang telah membantu
penulis selama ini..
Ucapan terimakasihku buat para dosen di Program Pascasarjana UNIMED
yang telah memberikan penulis ilmu, pengalaman dan kematangan berpikir yang
dapat penulis gunakan untuk menyelesaikan tesis ini, para Kepala Sekolah dan guru –
guru SMA Negeri di kota Pematangsiantar yang telah memberikan bantuan pada penulis
dalam pengumpulan data di lapangan.
Rasa terimakasih yang tulus buat suami tercinta Pdt. K.Tomy Purba, S.Th., M.A.,

dan anak-anakku tersayang : Arly Getha Purba dan Edgar Yobelio Purba, yang senantiasa
memanjatkan doa , memberi motivasi kepada penulis selama mengikuti pendidikan dan
penulisan tesis ini, oangtua Bapak dan Ibu terkasih yang memberikan dorongan kepada
penulis selama mengikuti pendidikan, kakanda Ir. Jan Esson Saragih, MM., Ir. Eslida
Christy Anna Saragih dan Bang Jojo Purba, SE. , adinda Jan Wellson Saragih, SE.Ak.
dan dr. Lesly Dace Saragih yang memberikan

semangat dan motivasi, rekan-rekan

mahasiswa Program Pascasarjana UNIMED Prodi AP angkatan XVIII B yang telah
banyak memberikan motivasi dalam perkuliahan dan penelitian ini.
Dalam penulisan dan penyusunannya tesis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penulis nanti dalam
upaya perbaikan karya-karya selanjutnya.Akhirnya, penulis berdoa kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa semoga kita semua mendapatkan Karunia dan Anugerah-Nya. Amin.

Medan, April 2013
Lily Ermince Saragih

.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Tugas guru

tidak terbatas hanya sebagai pengajar yang melakukan

transfer of knowledge, tetapi memiliki multi peran diantaranya sebagai
pembimbing yang mendorong potensi, mengembangkan alternatif, dan
memobilisasi siswa dalam belajar. Guru memiliki tugas dan tanggung jawab
yang kompleks terhadap pencapaian tujuan pendidikan, dimana guru juga
dituntut untuk menampilkan kepribadian yang mampu menjadi teladan bagi
siswa.Dengan demikian dalam manajemen sekolah perlu ada upaya-upaya
untuk meningkatkan semangat guru dalam bekerja yang dapat ditingkatkan
melalui peningkatan kepuasan kerja guru.
Kepuasan kerja (job satisfaction) guru merupakan sasaran penting dalam
manajemen sumber daya manusia, karena secara langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi produktivitas kerja.

Menurut As’ad (1999:105) bahwa semakin banyak aspek-aspek dalam
pekerjaan yang sesuai dengan keinginan pegawai, semakin tinggi tingkat
kepuasan yang dirasakannya.
Kepuasan kerja mendapatkan dorongan dari promosi, gaji, pekerjaan itu
sendiri,

supervisi,

teman

kerja,

keamanan

kerja,

kondisi

kerja,


administrasi/kebijakan perusahaan, komunikasi, tanggung jawab, pengakuan,
prestasi kerja, dan kesempatan untuk berkembang (Sopiah, 2008:172).

1

2

Dalam industri jasa, perilaku dalam bekerja secara langsung maupun
tidak langsung akan mempengaruhi perilaku dalam memberikan pelayanan
terhadap konsumen, dimana pelayanan ini merupakan sumber penilaian
konsumen akan kualitas sebuah produk jasa yang akan menentukan loyalitas
konsumen serta akan menentukan loyalitas konsumen serta akan menentukan
kelangsungan hidup sekolah.
Dalam penelitian Greenberg dan Baron (1993) dikatakan bahwa
kepuasan kerja itu dipengaruhi oleh a) kondisi organisasi, seperti : unsur-unsur
dalam pekerjaan, sitem penggajian, promosi, pengakuan , kondisi lingkungan
kerja, desentralisasi kekuasaan, supervise rekan kerja dan bawahan, serta
kebijaksanaan perusahaan, b) kondisi personal diantaranya: demografis,
kepribadian, tingkat intelegensi, pengalaman kerja, penggunaan keterampilan,
dan tingkat jabatan. Mempertimbangkan hal ini penulis berpendapat bahwa

kualitas kepemimpinan kepala sekolah, komunikasi antar pribadi, dan iklim
organisasi termasuk komponen pembentuk kepuasan kerja.
Para guru membutuhkan seorang pemimpin yang tidak hanya mampu
menggerakkan, mengarahkan atau menyuruh, tetapi juga mampu menunjukkan
sikap keteladanan. Pengakuan dan penghargaan pimpinan atas prestasi dan
hasil kerja bawahan merupakan hal yang cukup penting dalam mewujudkan
kepuasan kerja bawahan. Guru yang sering datang terlambat ke sekolah, atau
mengajar hanya sekedar melaksanakan kewajiban bisa jadi merupakan
ungkapan rasa ketidakpuasan terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Hal itu
juga bisa disebabkan karena iklim sekolah yang tidak menyenangkan hati para
guru.

3

Untuk mewujudkan sebuah sekolah yang berkualitas tidak mungkin
dapat diraih tanpa usaha dan kerjasama berbagai pihak, Kepala sekolah sebagai
pucuk pimpinan di sekolah mempunyai

peran yang sangat strategis

menggerakkan dan mengarahkan para guru dalam upaya mewujudkan sekolah
yang berkualitas dan meningkatkan mutu pendidikan secara umum. Tetapi
bagaimana sikap pemimpin yang ditunjukkan oleh kepala sekolah kepada para
guru sebagai bawahan, seringkali dipersepsikan berbeda-beda oleh para guru
yang berakibat pada perbedaan kepuasan kerja mereka.
Iklim organisasi yang dirasakan oleh para guru seringkali juga menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari tumbuhnya kepuasan kerja guru. Suasana
kerja yang tidak menyenangkan, imbalan yang tidak sebanding dengan
besarnya tugas dan tanggung jawab, komunikasi yang kurang baik, serta
peraturan yang terlalu mengikat merupakan sebagian iklim sekolah yang
terdapat di beberapa SMA Negeri di Pematangsiantar dan dirasakan oleh para
guru.
Pengaruh kualitas kepemimpinan kepala sekolah, komunikasi antar
pribadi, dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja merupakan masalah
penting yang sifatnya dinamis, senantiasa berubah dari waktu ke waktu
sehingga perlu diketahui dan mendapat perhatian yang cukup demi
pengembangan sekolah yang akhirnya bermuara pada peningkatan mutu
pendidikan.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa agar fungsi kepemimpinan kepala
sekolah berhasil memberdayakan segala sumber daya sekolah untuk mencapai
tujuan sesuai dengan situasi, diperlukan seorang kepala sekolah yang memiliki

4

kemampuan profesional yaitu: kepribadian, keahlian dasar, pengalaman,
pelatihan dan pengetahuan profesional, serta kompetensi administrasi dan
pengawasan. Kepala sekolah perlu memiliki kemampuan dalam menciptakan
suatu situasi belajar mengajar yang kondusif, sehingga guru-guru dapat
melaksanakan pembelajaran dengan baik dan siswa dapat belajar dengan
tenang. Di samping itu kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja sama
dengan bawahannya, dalam hal ini guru. Kepala sekolah mampu mengelola
dan memberdayakan guru-guru agar terus meningkatkan kemampuan kerjanya.
Dengan peningkatan kemampuan atas segala potensi yang dimilikinya itu,
maka dipastikan guru-guru yang juga merupakan mitra kerja kepala sekolah
dalam berbagai bidang kegiatan pendidikan dapat berupaya menampilkan sikap
positif terhadap pekerjaannya dan meningkatkan kinerjanya.
Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk
itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang
dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya.
Kepuasan

kerja

merupakan

salah

satu

faktor

penting

untuk

mendapatkan hasil kerja yang optimal. Menurut Siagian (2003: 297) kepuasan
kerja dapat memacu prestasi kerja (kinerja) yang lebih baik. Oleh karena itu
ketika seseorang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya ia akan berupaya
semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk
menyelesaikan tugas pekerjaannya. Oleh karena itu seyogyanya kepala sekolah
berusaha untuk memahami para guru dan mengupayakan agar guru
memperoleh kepuasan dalam menjalankan tugasnya. Persepsi guru terhadap

5

kualitas kepemimpinan kepala sekolah berdampak pada tingkat kepuasan kerja
guru di sekolah.
Menurut Winardi (1982:54) suatu organisasi perlu menciptakan iklim
yang baik untuk mencapai peningkatan kerja, berpengetahuan dan puas.
Gibson et.al

(2004:213), iklim organisasi adalah serangkaian keadaan

lingkungan yang dirasakan secara langsung atau tidak langsung oleh karyawan,
diasumsikan merupakan kekuatan yang besar dalam mempengaruhi karyawan.
Pada kenyataannya kerja yang menjenuhkan, suasana lingkungan kerja
yang tidak kondusif seperti teman yang tidak saling mendukung, kebijakan
pimpinan yang kurang mendukung serta siswa yang tingkah lakunya
menjengkelkan. Di lain pihak ada dari mereka yang menurun semangatnya
dalam mengajar, merasa bosan, jenuh dengan pekerjaan. Iklim yang
menyenangkan bagi para pegawai/guru adalah apabila mereka melakukan
sesuatu yang bermanfaat dan menimbulkan perasaan berharga, mendapatkan
tanggung jawab dan kesempatan untuk berhasil, didengarkan dan diperlukan
sebagai orang yang bernilai (Davis dan Newstrom, 2001: 24). Kekondusifan
iklim kerja suatu sekolah mempengaruhi sikap dan tindakan seluruh komunitas
sekolah tersebut, khususnya pada pencapaian prestasi akademik siswa.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut menunjukkan bahwa iklim
organisasi selalu berhubungan dengan (1) persepsi para anggota organisasi
yang bersangkutan. Dalam hal ini adalah sikap dan perasaan yang ditampilkan
oleh pegawai terhadap sifat-sifat atau karakteristik yang ada dalam organisasi;
(2) hasil interaksi seluruh komponen dalam organisasi, dan oleh karena itu
mempengaruhi perilaku individu-individu dalam organisasi.

6

Temuan penelitian Tanjung (2008) dalam penelitiannya yang berjudul
“Hubungan Motivasi Kerja dan Kemampuan Manajemen Kepala Sekolah
dengan Kepuasan Kerja Guru”, hasil pengujian hipotesis menunjukkan terdapat
hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja dan kemampuan
manajemen kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru. Sedangkan Tarihoran
(2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Perilaku Kepemimpinan
dan Motivasi Kerja Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru”

menyatakan

terdapat hubungan positif dan signifikan antara perilaku kepemimpinan dan
motivasi kerja kepala sekolah secara bersama-sama dengan kinerja guru.
Subandriyo (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Organisasi, dan Tingkat Penghasilan
Guru Terhadap Kepuasan Kerja Guru di SD Segugus Majapahit Kecamatan
Kartasura” menyatakan terdapat hubungan positif dan signifikan antara
kepemimpinan kepala sekolah, iklim organisasi, dan tingkat penghasilan guru
terhadap kepuasan kerja guru.
Berdasarkan hasil analisis terhadap beberapa penelitian dan pendapat
para ahli tersebut ditemukan bahwa secara empiris terdapat beberapa variabel
yang mempengaruhi kepuasan kerja guru. Keadan ini menunjukkan bahwa
berbagai variabel yang mempengaruhi kepuasan kerja guru, sehingga dalam
melakukan penelitian tentang kepuasan kerja guru, peneliti mendapatkan
peluang yang besar untuk menentukan variabel-variabel yang akan diuji,
terutama dalam menjelaskan, memprediksi dan menemukan alternatif dari
fenomena-fenomena permasalahan kepuasan kerja guru.
Rakhmat (2005:19) mengatakan komunikasi interpersonal melibatkan

7

paling sedikit dua orang atau lebih yang mempunyai sifat, nilai-nilai, pendapat,
sikap, pikiran dan perilaku yang khas, dan berbeda-beda. Demikian juga Sopiah
(2008:147), mengatakan komunikasi antar pribadi adalah pertukaran informasi
yang terjadi antara dua orang. Ketika komunikasi antar pribadi berlangsung,
setiap orang memiliki cara tersendiri dalam berhubungan dengan orang lain.
Komunikasi antar pribadi akan efektif jika setiap individu yang berkomunikasi
mengetahui informasi secara jelas dan lengkap. Selain itu komunikasi
interpersonal juga menuntut adanya tindakan saling memberi dan menerima di
antara pelaku yang terlibat dalam komunikasi.
Seperti studi pendahuluan yang dilakukan melalui kunjungan di bulan
bulan Agustus 2012, ditemukan sejumlah fakta lewat pengamatan di lapangan
dan wawancara dengan beberapa orang guru ditemukan beberapa masalah
penting yang berkaitan dengan kepuasan kerja guru, yaitu kurangnya minat
guru dalam meningkatkan mutu mengajar,masih banyak didapati guru yang
tidak memiliki perangkat pembelajaran(±15%), ditemukan pula adanya guru
yang kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai guru dengan adanya
kelas yang tidak melaksanakan kegiatan belajar mengajar karena guru yang
tidak hadir tanpa alasan yang jelas sementara ada guru hanya duduk-duduk dan
bercerita di kantin dengan meninggalkan kelas hingga bel berbunyi.
Kepuasan kerja guru yang semakin anjlok dapat dilihat dari uji
kompetensi guru di Sumatera Utara yang masih di bawah rata-rata nasional.
Berdasarkan hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) 2012 , nilai rata-rata Sumatera
Utara hanya 37,4 sementara rata-rata nasional mencapai 42,25. Kondisi ini
menempatkan

Sumatera

Utara

di

urutan

ke

25

dari

33

provinsi

8

(http://www.hariansumutpos.com/2012/03/29082/peringkat-guru-disumutjeblok.htm).
Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah sangat perlu menaruh perhatian
terhadap keaktifan guru berperan di sekolah karena dapat memberikan
dukungan pada pencapaian kompetensi guru.
Inilah yang menjadi pertanyaan peneliti, sejauh mana gambaran
kepuasan kerja guru dan faktor-faktor yang mempengaruhi, khususnya guruguru di SMA Negeri Pematangsiantar. Memahami fenomena di SMA Negeri
Pematangsiantar dapat dilakukan ekspl terhadap beberapa variabel, yang
mempengaruhi kepuasan kerja guru, sebagaimana dijelaskan sebelumnya,
diduga ketiga variabel yaitu :

kualitas kepemimpinan , komunikasi antar

pribadi, iklim organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru. Beranjak
dari pemikiran ini maka direncanakan suatu penelitian yang berjudul :
"Pengaruh Persepsi Guru tentang Kualitas Kepemimpinan Kepala
Sekolah , Komunikasi Antarpribadi, dan Iklim Organisasi terhadap
Kepuasan Kerja Guru SMA Negeri di Kota Pematangsiantar”.

B. Identifikasi Masalah
Banyak variabel yang berhubungan dengan kepuasan kerja guru. Dari latar
belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang
berhubungan dengan kepuasan kerja guru, antara lain :Apakah persepsi guru
tentang kualitas kepemimpinan kepala sekolah memiliki hubungan dengan
terciptanya kepuasan kerja guru? Sebab kepala sekolah adalah seorang yang
paling memahami keberadaan para guru. Apakah komunikasi antar pribadi yang

9

terjadi di sekolah juga berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru? Bisa saja
cara kepala sekolah dalam menyampaikan tugas tidak dengan komunikasi yang
baik. Apakah kepuasan kerja dipengaruhi oleh iklim organisasi? Bagaimana
dengan dukungan masyarakat atau pemangku kepentingan (stakeholders)?
Bukankah kebijakan pemerintah juga mempengaruhi setiap keputusan kepala
sekolah, lalu apakah keputusan yang dibuat kepala sekolah mempengaruhi
kepuasan kerja guru? Dan bagaimana dengan kesempatan promosi atau
bayaran, apakah juga akan mempengaruhi kepuasan kerja guru?Apakah
promosi jabatan atau pembayaran mempengaruhi kepuasan kerja guru?

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih
mengarah dan terfokus, maka dibatasi pada persoalan Pengaruh Persepsi
Guru tentang Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komunikasi Antar
Pribadi, dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja guru SMA Negeri di
kota Pematangsiantar.

D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,
maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh langsung persepsi guru tentang

kualitas

kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi ?
2. Apakah ada pengaruh langsung komunikasi antarpribadi terhadap iklim
organisasi ?

10

3. Apakah

ada

pengaruh

langsung

persepsi

guru

tentang

kualitas

kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru?
4. Apakah ada pengaruh langsung komunikasi antar pribadi

terhadap

kepuasan kerja guru ?
5. Apakah ada pengaruh langsung iklim organisasi terhadap kepuasan kerja
guru ?
E. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas,
tujuan penelitian adalah ingin mengetahui:
1. Pengaruh langsung persepsi guru tentang kualitas kepemimpinan kepala
sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di kota Pematangsiantar.
2. Pengaruh langsung komunikasi antar pribadi terhadap iklim organisasi SMA
Negeri di kota Pematangsiantar
3. Pengaruh langsung persepsi guru tentang kualitas kepemimpinan kepala
sekolah terhadap kepuasan kerja guru

SMA

Negeri

di kota

Pematangsiantar.
4. Pengaruh langsung komunikasi antar pribadi terhadap kepuasan kerja guru
SMA Negeri di kota Pematangsiantar.
5. Pengaruh langsung iklim organisasi terhadap kepuasan kerja guru SMA
Negeri di kota Pematangsiantar..

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dalam kajian penelitian dapat bermanfaat di bidang keilmuan yaitu ilmu

11

perilaku organisasi dan manajemen. Kajian ini merupakan sumbangan
pada materi Persepsi guru tentang kualitas kepemimpinan Kepala
Sekolah, komunikasi antar pribadi, iklim organisasi, dan kepuasan kerja
guru tentang ada tidaknya korelasi dan kontribusi di antara keempat
variabel tersebut.
b. Kajian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai wacana akademik bagi
dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu dan profesionalitas
guru.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
Sekolah Menengah Atas diutamakan bagi pimpinan (kepala sekolah)
sebagai bahan evaluasi kinerjanya.
b. Masukan bagi guru-guru sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerjanya
baik sebagai individu maupun sebagai kelompok sehingga secara
bersama-sama dapat merencanakan langkah yang konkrit untuk
meningkatkan kinerja di masa-masa selanjutnya.
c. Adanya hasil penelitian dimana

persepsi guru tentang kualitas

kepemimpinan kepala sekolah, komunikasi antar pribadi, dan iklim
organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja, guru dapat dilakukan
dengan memperbaiki kualitas

kepemimpinan kepala sekolah, iklim

organisasi dan meningkatkan komunikasi antar pribadi guru.
d. Hasil penelitian ini juga bermanfaat bagi masyarakat sebagai pelanggan
dan pengguna sekolah, sebagai masukan agar lebih berperan aktif dalam
pengembangan program sekolah.

BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A.

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV, maka simpulan

penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pertama, Terdapat pengaruh langsung persepsi guru mengenai kualitas
kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang
Siantar dengan koefisien jalur ρ = 0.40, hal ini menandakan semakin tinggi
persepsi guru mengenai kualitas kepemimpinan kepala sekolah maka semakin
tinggi pula iklim organisasi SMA Negeri di Pematang Siantar.
Kedua, Terdapat pengaruh langsung komunikasi antar pribadi terhadap iklim
organisasi SMA Negeri di Pematang Siantar dengan koefisien jalur ρ = 0.43, hal
ini menandakan semakin tinggi komunikasi antar pribadi, maka semakin tinggi
pula iklim organisasi SMA Negeri di Pematang Siantar.
Ketiga,

Terdapat

pengaruh

langsung

persepsi

guru

terhadap

kualitas

kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri di
Pematang Siantar dengan koefisien jalur ρ = 0.33, hal ini menandakan semakin
baik dan tinggi persepsi guru terhadap kualitas kepemimpinan kepala sekolah,
maka semakin tinggi pula kepuasan kerja guru SMA Negeri di Pematang Siantar.
Keempat, Terdapat pengaruh langsung komunikasi antar pribadi terhadap
kepuasan kerja guru SMA Negeri di Pematang Siantar dengan koefisien jalur ρ =
0.34, hal ini menandakan semakin tinggi iklim organisasi, maka semakin tinggi
pula kepuasan kerja guru SMA Negeri di Pematang Siantar.

117

118

Kelima, Terdapat pengaruh langsung iklim organisasi terhadap kepuasan kerja
guru SMA Negeri di Pematang Siantar dengan koefisien jalur ρ = 0.41, hal ini
menandakan semakin tinggi iklim organisasi, maka semakin tinggi pula kepuasan
kerja guru SMA Negeri di Pematang Siantar.

B.

Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan penelitian, maka upaya-upaya

yang diberikan sebagai implikasi penelitian adalah berikut:
1) Upaya Peningkatan Iklim Organisasi Melalui Persepsi Guru Mengenai
Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya
peningkatan iklim organisasi adalah dengan menciptakan persepsi guru tentang
kepemimpinan kepala sekolah sehingga dalam perilakunya di sekolah, kepala
sekolah harus menunjukkan kewibawaannya, kemampuannya, serta sosialitasnya
terhadap sekolah. Karena salah satu upaya untuk menciptakan iklim yang
menyenangkan adalah: (1) Kualitas kepemimpinan; (2) Kadar kepercayaan; (3)
Perasaan melakukan

pekerjaan

yang bermanfaat;

(4) Kesempatan;

(5)

Pengendalian; struktur, dan birokrasi yang nalar. Beberapa upaya yang dapat
dilakukan agar persepsi guru baik mengenai kualitas kepemimpinan kepala
sekolah adalah dengan meningkatkan:
1. Kepala sekolah hendaknya memiliki kepribadian yang hangat dengan
menunjukkan sikap yang terbuka kepada seluruh warga sekolah misalnya
kepala sekolah jangan membuat blok-blok siapa saja yang yang boleh
berbicara dengannya, namun hendaknya kepala sekolah memberikan
kesempatan bagi siapa saja yang mau bertemu dan berkonsultasi langsung

119

kepadanya. Selain itu, hendaknya kepala sekolah bersikap yang ramah kepada
semua guru, menunjukkan sikap kasih sayang kepada anggotanya.
2. Kepala sekolah hendaknya memiliki pengetahuan yang mumpuni mengenai
pendidikan termasuk mengenal baik semua guru dan warga sekolah lainnya.
Kepala sekolah juga harus memiliki kemampuan dalam memimpin sekolah.
Kepala sekolah harus gemar membaca buku, koran, referensi mengenai
pendidikan, peka terhadap informasi dari media elektronik dan internet
terutama dalam bidang pendidikan sehingga kepala sekolah memperoleh
pengetahuan yang baik dan mengetahui perkembangan terbaru seputar
pendidikan. Kepala sekolah juga jangan malu untuk berdiskusi dengan
anggotanya sehingga kepala sekolah juga memiliki hubungan kedekatan yang
baik dengan semua guru.
3. Apabila kepala sekolah memiliki pemahaman visi dan misi sekolahnya dan
tahu bagaimana strategi dan tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan visi
dan misi sekolah, tentu saja persepsi guru terhadap kepala sekolah tersebut
baik karena guru menganggap kepala sekolahnya mampu menjalankan roda
pemerintahan sekolah, mampu mengontrol keadaan, dan bijaksana. Oleh
karena itu, kepala sekolah harus benar-benar menanamkan mindset dalam
dirinya tentang visi dan misi sekolah.
4. Guru akan berpersepsi baik jika kepala sekolah mampu mengambil keputusan
yang efektif karena keputusan kepala sekolah merupakan hal yang sangat
penting bagi jalannya program dan kegiatan di sekolah. Oleh karena itu,
kepala sekolah harus memiliki kearifan dan kebijaksanaan dalam mengambil

120

keputusan dengan rajin membaca buku tentang pengambilan keputusan, tidak
malu untuk berdiskusi, menjalin hubungan yang baik dengan siapa saja.
5. Kepala sekolah yang mampu berkomunikasi dengan baik dengan semua guru
akan menimbulkan persepsi yang positif bagi guru karena mereka
menganggap kepala sekolah tersebut dapat saling mengerti dan memahami
kondisi guru dan begitu sebaliknya karena setiap pesan dan arahan kepala
sekolah juga dapat dipahami baik oleh guru. Kepala sekolah harus memiliki
keterbukaan, keikhlasan, dan mau berbaur dengan guru. Kepala sekolah harus
dapat memberikan motivasi yang baik kepada guru, bertutur bahasa yang
sopan, tidak menunjukkan kewibawaan yang berlebihan, memberikan
kesempatan yang sama kepada guru, dan melibatkan atau merangkul semua
guru untuk saling bekerja sama dengan baik.

2) Upaya Peningkatan Iklim Organisasi Melalui Komunikasi Antar Pribadi
Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya
peningkatan iklim organisasi adalah dengan menciptakan komunikasi antar
pribadi yang efektif, oleh karena itu perlu ditingkatkan pelaksanaannya. Adapun
upaya yang dapat dilakukan yakni:
1. Dalam berkomunikasi antar pribadi, kesamaan arti atau informasi yang
dipertukarkan sangat penting, karena itu guru juga perlu saling memahami
dengan guru lainnya, berbicara dengan intonasi yang jelas dan tidak berbelitbelit, serta sama-sama memiliki kesamaan topik pembicaraan.
2. Sesama guru harus saling memberikan semangat dan kata-kata positif apabila
terjadi interaksi atau komunikasi. Jangan ada kata-kata kotor apalagi

121

mengandung kata-kata yang menyakitkan. Bahasa dan kata-kata yang
menguatkan akan muncul apabila guru tersebut memiliki kasih sayang kepada
sesama rekannya dan tidak berprasangka buruk dengan lainnya.
3. Dalam komunikasi guru perlu mengupayakan untuk memberikan informasi
yang berguna untuk sesama guru dan warga sekolah lainnya, mengurangi
komunikasi yang tidak memberikan dampak dan informasi yang berguna
seperti bergosip ataupun memburuk-burukkan teman, maupun komunikasi
yang tidak informatif.
4. Guru jangan menutup diri ataupun memiliki pikiran yang negatif kepada guru
lainnya, saling menguatkan dan terbuka satu sama lain sangat penting agar
komunikasi antar pribadi dapat berlangsung efektif.
5. Makin baik komunikasi antarpribadi makin terbuka ungkapan perasaan, makin
cenderung memiliki perasaan secara mendalam dan cenderung mendengarkan
dengan penuh perhatian sehingga situasi ini akan menciptakan iklim
organisasi yang kondusif. Komunikasi verbal dan nonverbal secara efektif,
keterbukan dalam menyampaikan pendapat, kemampuan menyampaikan
pesan atau gagasan dengan jelas, pengetahuan terhadap pendapat dan perasaan
sesama guru akan memengaruhi iklim organisasi yang menyenangkan bagi
guru.
6. Kepala sekolah perlu mengikutsertakan guru dalam proses pengambilan
keputusan. Hal ini akan mendorong guru untuk turut bertanggung jawab
dalam mencapai tujuan sekolah. Kepala sekolah juga perlu membangun
komunikasi yang baik dengan seluruh guru, sebab dengan komunikasi seluruh
permasalahan dan tantangan dapat diselesaikan melalui ruang diskusi.

122

3) Upaya Peningkatan Kepuasan Kerja Guru Melalui Persepsi Guru
Mengenai Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya
peningkatan kepuasan kerja guru adalah dengan mewujudkan persepsi guru
mengenai kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Beberapa upaya yang dapat
dilakukan antara lain:
1. Kepala sekolah perlu meningkatkan kepribadian, pengetahuan tentang tenaga
pendidik, pemahaman visi dan misi sekolah, mampu mengambil keputusan
dengan efektif, dan mampu untuk berkomunikasi dengan seluruh warga
sekolah maupun masyarakat.
2. Kepala sekolah harus membina komunikasi yang lancar, dan berusaha
menciptakan hubungan yang kondusif dapat dibangun. kepala sekolah perlu
memperhatikan perilakunya dan memanajemen emosi dan karakternya
sehingga dapat membangun pencitraan yang positif dan kerjasama yang baik
yang dapat meningkatkan atau membuat guru akan lebih puas dengan
pekerjaannya dalam organisasinya.
3. Sebagai pemimpin, kepala sekolah dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya
harus mampu memotivasi dirinya secara maksimal sehingga akan memiliki
dorongan untuk mengoptimalkan kemampuan dalam menjalankan tugasnya.

4) Upaya Peningkatan Kepuasan Kerja Guru Melalui Komunikasi Antar
Pribadi
Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya
peningkatan kepuasan kerja guru adalah dengan menciptakan komunikasi antar
pribadi yang efektif, oleh karena itu perlu ditingkatkan pelaksanaannya. Apabila

123

komunikasi dalam sekolah tidak berlangsung dengan baik maka mengakibatkan
tujuan yang diharapkan tidak tercapai sehingga guru merasa tidak nyaman dan
mengganggap bahwasannya keberadaaanya di sekolah tidak dihargai. Upayaupaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan kerja yakni:
1. Komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para guru untuk
berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah, dengan guru lain maupun
dengan kepala sekolah.
2. Pemberian ruang dan kesempatan bagi guru untuk berpendapat juga
mendorong guru untuk dilibatkan dalam setiap usaha memajukan sekolah, dan
hal tersebut memberikan rasa senang guru dalam bertugas.
3. Guru hendaknya menjalin hubungan yang baik dan berfikiran positif satu
sama lain sehingga terwujud hubungan yang saling mendukung, menguatkan,
dan terbuka sehingga setiap komunikasi yang terjalin memberikan informasi
yang memiliki kesamaan arti dan berguna bagi sesama guru. Hal tersebut
memengaruhin kenyamanan dalam bekerja karena semua guru bersedia untuk
bekerja sama dengan baik demi kemajuan sekolah.
4. Kepala sekolah juga tidak boleh apatis terhadap guru, bersedia mendengar
keluh kesah guru dan berusaha memberikan solusi yang terbaik. Selain itu,
memberikan penghargaan berupa pujian dan kata-kata yang memotivasi
sangat penting bagi guru sehingga guru merasa dihargai dan diperhatikan.
Kepala sekolah juga memberikan umpan balik terhadap pekerjaan guru
dengan memberikan arahan dan bimbingan yang tepat dan dapat dipahami
oleh guru.

124

5) Upaya Peningkatan Kepuasan Kerja Guru Melalui Iklim Organisasi
Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan, maka upaya
peningkatan kepuasan kerja guru adalah dengan mewujudkan iklim organisasi
yang terbuka, kondusif, dinamis, dan berpihak pada guru sehingga dengan adanya
hal ini guru merasa dihormati dan dihargai dalam perannya sebagai pendidik.
Dengan demikian kepuasan kerja akan meningkat dan dampak selanjutnya adalah
dapat memengaruhi produktivitas yang sangat diharapkan sekolah, untuk itu
sekolah perlu memahami apa yang harus dilakukan dalam menciptakan kepuasan
kerja guru, misalnya :
1. Adanya interaksi dengan rekan kerja dan atasan, mentaati peraturan dan
kebijakan organisasi yang berlaku, memenuhi standar kinerja, loyal terhadap
pemimpin, serta harus mempunyai tekad melakukan yang terbaik terhadap
sekolah.
2. Kepala sekolah juga perlu membuat program dan langkah-langkah yang jelas
mengenai suatu pekerjaan yang akan dikerjakan bersama dengan guru
sehingga guru juga dapat memahami baik mengenai program tersebut dan tahu
apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
3.

Keterbukaan, keterlibatan, dan kepedulian, serta mempertimbangkan aspirasi
guru yang disesuaikan dengan kondisi di sekolah, sangat perlu diperhatikan
demi mewujudkan iklim organisasi yang dapat memengaruhi kepuasan kerja
guru.

4. Kepuasan kerja guru bisa terjadi jika guru merasa memperoleh perasan
keadilan di dalam melakukan pekerjaan. Adanya iklim organisasi yang dirasa
adil akan mendorong guru untuk segera mencapai kepuasan dalam bekerja.

125

C.

Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi, maka disarankan:

1. Sebaiknya dinas pendidikan dalam mengangkat kepala sekolah terlebih dahulu
mengadakan seleksi dengan mengukur kualitas calon kepala sekolah tersebut,
agar nantinya setelah calon kepala sekolah terpilih menjadi kepala sekolah
benar-benar dalam menjalankan tugasnya harus memiliki kepribadian,
pengetahuan tentang tenaga pendidik, pemahaman tentang visi dan misi
sekolah, kemampuan mengambil keputusan, serta kemampuan berkomunikasi.
sehingga akan memberikan kontribusi terhadap pencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Sebaiknya dinas pendidikan memberikan kepuasan terhadap kepala sekolah
dengan memperhatikan kesejahteraan guru melalui peningkatan penghasilan
dan memberikan fasilitas yang memadai terhadap pembelajaran di sekolah
agar guru puas dan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Memberikan
reward kepada guru yang berprestasi, sebagai motivasi bagi guru yang
bersangkutan dan bagi guru yang lain. Memberikan kesempatan dan dukungan
bagi guru untuk melanjutkan pendidikan, tanpa membedakan kelompok
keilmuan, misalnya eksakt atau non eksakta.
3. Kepala

sekolah

sebaiknya

dalam

pengambilan

keputusan

juga

mengikutsertakan guru, karena proses pengambilan keputusan mempunyai
peran penting dalam memotivasi, kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan
perubahan organisasi. Jika guru terlibat, maka guru merasa dihargai
keberadaannya.

126

4. Sebaiknya kepala sekolah menerapkan kepempinan yang efektif dalam
melaksanakan tugas, sebab sangat berguna jika terkendali karena hal tersebut
mutlak diperlukan untuk mengendalikan jalannya program sekolah. Keala
sekolah perlu senantiasa memberi nasehat, pengarahan atau dalam pemberian
tugas yang adil kepada guru. Kepemimpinan kepala sekolah bukan berarti
menguasai, melainkan seni meyakinkan orang lain untuk bekerja keras menuju
sasaran bersama yaitu tercapainya tujuan pendidikan di ekolah yang
dipimpinnya.
5. Sebaiknya kepala sekolah membuat guru merasa puas dalam melaksanakan
tugasnya, menjadi mitra kerja bagi guru yanag selalu ada untuk membantu
guru dalam mengatasi kendala atau kesulitan yang dihadapi guru dalam
melaksanakan

pekerjaannya.

Dampak

dari

perilaku

kepuasan

dan

ketidakpuasan kerja sangat berpengaruh terhadap produktivitas guru dan
pegawai. Hal ini dapat diwujudkan kepala sekolah misalnya dengan
memberikan kesempatan untuk maju, keamanan kerja; insentif, umpan balik,
pengawasan maupun komunikasi yang baik.
6. Kepala sekolah dalam setiap pengambilan harus memiliki keterampilan
berkomunikasi yang baik serta mampu mengambil keputusan secara cepat,
tepat, efektif, dan efisien, karena dalam setiap pengambilan keputusan
diperhitungkan dampak internal dan eksternal sekolah. Kepala sekolah
sebaiknya perlu membangun iklim yang penuh dengan kekeluargaan dan rasa
persahabatan yang kuat sehingga tujuan sekolah dapat dicapai
7. Guru sebaiknya perlu secara bersama-sama membangun iklim organisasi yang
baik, sebab iklim yang baik dapat mendorong peningkatan produktivitas dan

127

semangat kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan melaksanakan tanggung jawab
yang diterima, berkomunikasi yang baik, menjaga rasa persahabatan, saling
menghargai, memberikan masukan dan pendapat yang konstruktif, dan yang
lainnya.
8. Guru senantiasa aktif menambah wawasan atau pengetahuan mengenai hal-hal
yang mendukung pelaksanaan pekerjaan guru, misalnya melalui media
elektronik maupun media massa, dan buku, dan mengikuti berbagai pelatihan
untuk guru (kalau ada). Membangun empati dan solidaritas dengan sesama
guru. Saling membagi pengalaman dan informasi baru mengenai hal-hal yang
mendukung kegiatan PBM.
9. Peneliti lain yaitu supaya dapat menjadi bahan pertimbangan baginya dalam
mengembangkan penelitian tentang bagaimana meningkatkan kepuasan kerja
guru diluar variabel persepsi guru mengenai kualitas kepemimpinan kepala
sekolah, komunikasi antar pribadi, dan iklim organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Alo Liliweri, 2003. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
Baron, R. A & Greenberg, J. 1989. Behavior in Organization : Understanding
The Human Side of Work (third edition), Allyn & Bacon, USA.
Birky, Shelton and Headly. 2006. An Administrator ‘s Challenge: Encouraging
teachers to be leaders. NASSP Bulletin, Vol. 90 p. 87. National
Association of Secondary School Principals.
Burhanuddin, Imron, Ali, Maisyaroh. 200. Manajemen Pendidikan. Wacana,
Proses dan Aplikasinya di Sekolah. Malang : Universits Negeri Malang.
Cochran, William. 1999. Teknik Penarikan Sampel. Jakarta: UL-Press.
Colquitt, Jason A., Jeffrery A. Lepine, Michael J. Wesson. 2009. Organization
Behavior : Improving Performance and Commitment in The Workplace,
New York: Mc Graw Hill.
Daniel, Yvette. 2008. Principal Leadrship in New Teacher Induction: Becominmg
Agent of Change. International Journal of Education Policy &
Leadership, Vol 3 p. 3
Davis, Keith & Newstrom, John W. 2001. Perilaku dalam Organisasi.
Penerjemah Agus Dhanna, Edisi kedua. Jilid I. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Panduan Manajemen Sekolah.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Gibson, James L., et. Al. 1996. Organisasi dan Manajemen. Alih Bahasa
Djoerban Wahid, Edisi Keempat. Jakarta:Erlangga.
Hoy, W.K., & Miskel, C. G. 2000. Educational Administration : Theory,research
and practice (Ed. 7). New York: McGraw Hill.
Kerlinger, F.N. and Pedhazur, E.J. 1982. Multiple Regression in Behavioral
Research, New York: Holt Rinehart and Winston, Inc.
Mantja, Willem. 2005. Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pendidikan.
Kumpulan Karya Tulis Terpublikasi. Malang : Wineka Media.

128

129

Mathis, Robert L. Dan Jackson, John H. 2001. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Konsep, Strategi dan
Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pedhazur Elazar J. 1982. Multiply Regression in Behavioral Research,
Explanation and Prediction, Second Edition. New York CBS College
Publishing
Purwanto, M. Ngalim. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya.
Rakhmad Jalauddin. 2005.Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya.
Siagiaan, Sondang P. 2003. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Singarimbun, M. dan Sofian, E. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES
Slocum, Hellriegel. 2007. Principles Behaviour : South Western.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi
Stringer, Robert. (1984). Efektifitas Organisasi. LP3S: Jakarta.
Sudjana dan Ibrahim. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfebeta.
SumutPos. 17 Maret 2012. Nilai Uji Kompetensi Awal 2012 : Posisi 25 dari 33
Provinsi
:
Peringkat
Guru
di
Sumut
Jeblok.
http://www.hariansumutpos.com/2012/03/29082/peringkat-guru-disumut-jeblok.htm (diakses 23 mret 2012)
Sutarto Wijono. 2007. Motivasi Kerja. Salatiga: Widya Sari
Syafaruddin. 2005. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan. Konsep,
Startegi dan Aplikasinya. Jakarta: Grasindo.
Terry, George R.,Leslie W. Rue. 2000. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : Bumi
Aksara.
Veithzal Rivai. 2008. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

130

Wahjosumidjo. 2005. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Winardi. 1982. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta : PT Rineka Cipta.
_______.2000. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Yukl, Gary. 2005. Kepemimpinan Organisasi. Jakarta: Kelompok Gramedia.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP KEEFEKTIFAN SMA NEGERI DI KOTA GUNUNGSITOLI.

0 2 44

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH , BUDAYA ORGANISASI, IKLIM ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SD NEGERI KOTA MEDAN.

0 4 6

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMA Sragen Kota.

0 2 12

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KREDIBILITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN LOYALITAS KERJA GURU DI SMA NEGERI 2 PEMATANG SIANTAR.

0 2 30

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DISIPLIN KERJA GURU, DAN KOMUNIKASI ANTAR GURU PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DISIPLIN KERJA GURU, DAN KOMUNIKASI ANTAR GURU TERHADAP UNJUK KERJA GURU SMP SUB RAYON

0 1 14

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 1 BATURETNO WONOGIRI.

0 1 11

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, IKLIM KERJA, DAN PROFESIONALISME GURU PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, IKLIM KERJA, DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMP NEGERI SUB RAYON 02 MUNTILA

0 0 14

KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, IKLIM ORGANISASI DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Iklim Organisasi dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru dan Kinerja Sek

0 1 16

KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, IKLIM ORGANISASI DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Iklim Organisasi dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru dan Kinerja Sek

0 1 14

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMK NEGERI

0 1 12