PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP KEEFEKTIFAN SMA NEGERI DI KOTA GUNUNGSITOLI.

(1)

PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA GURU

TERHADAP KEEFEKTIFAN SMA NEGERI DI KOTA GUNUNGSITOLI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

DAL IMAN NOTATEMA GEA NIM. 8146132007

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRACT

DAL IMAN NOTATEMA GEA, 8146132007. The effect of teacher’s perception towards headmaster’s Transformational Leadership, organizational culture and teachers job satisfaction of the effectiveness in the Gunungsitoli’s Senior High School. Thesis. Medan. Post-Graduate Education Administration Study Program, State University of Medan, 2016.

The aims of this research are to determine: (1) the effect of the perception of transformational leadership of headmasters towards teachers job satisfaction in National Senior High School in Gunungsitoli. (2) the effect of organizational culture towards job satisfaction of teachers National Senior High School in Gunungsitoli. (3) the effect of the perception of transformational leadership of headmasters towards the effectiveness of National Senior High School in Gunungsitoli. (4) the effect of organizational culture towards the effectiveness of National Senior High School in Gunungsitoli. (5) the effect of teachers job satisfaction towards the effectiveness of National Senior High School in Gunungsitoli. This research uses a quantitative method with using expost facto design with approach path analysis. The population that is used in this study are teachers with the status of State Civil Servants in all National High School in Gunungsitoli, with the total of 156 people. With using Yamane formula, the researcher determines the number of samples of 112 people. The instrument that is used to collect data to complete this research is questionnaire. The result shows that: (1) there is a positive and significant direct effect on the perception of transformational leadership of school principals towards teachers job satisfaction with the path coefficient ρ31 = 0.294 and propotional effect by 9%. (2) there is a positive and significant direct influence of organizational culture towards teachers job satisfaction with the path coefficient ρ32 = 0.330 and propotional effect by 11%. (3) there is a positive and significant direct effect on the perception of transformational leadership of headmasters towards the effectiveness of school with the path coefficient ρ41 = 0.168 and proportional effect of 3%. (4) there is a positive and significant direct influence of organizational culture towards the effectiveness of school by the path coefficient ρ42 = 0.183 and proportional effect of 3%. (5) there is a positive and significant direct effect of teachers job satisfaction towards the effectiveness of school with the path coefficient ρ43 = 0.389 and proportional effect of 15%.


(6)

ii ABSTRAK

DAL IMAN NOTATEMA GEA, 8146132007. Pengaruh Persepsi tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Guru terhadap Keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli. Tesis. Medan: Program Studi Administrasi Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pengaruh persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri di Kota Gunungsitoli. (2) pengaruh Budaya organisasi terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri di Kota Gunungsitoli. (3) pengaruh persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli. (4) pengaruh Budaya organisasi terhadap keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli. (5) pengaruh Kepuasan kerja guru terhadap keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain expost facto dengan pendekatan analisis jalur. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMA Negeri yang berstatus Pegawai Negeri Sipil di Kota Gunungsitoli yang berjumlah 156 orang. Untuk menentukan jumlah sampel menggunakan rumus yamane sehingga didapat sampel sebanyak 112 orang. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah, budaya organisasi dan kepuasan kerja guru terhadap keefektifan sekolah menggunakan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru dengan koefisien jalur ρ31=0,294 dan pengaruh proporsional sebesar 9%. (2) terdapat pengaruh langsung posistif dan signifikan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja guru dengan koefisien jalur ρ32= 0,330 dan pengaruh proporsional sebesar 11%. (3) terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap keefektifan sekolah dengan koefisien jalur ρ41= 0,168 dan pengaruh proporsional sebesar 3%. (4) terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan budaya organisasi terhadap keefektifan sekolah dengan koefisien jalur ρ42= 0,183 dan pengaruh proporsional sebesar 3%. (5) terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan kepuasan kerja guru terhadap keefektifan sekolah dengan koefisien jalur ρ43= 0,389 dan pengaruh proporsional sebesar 15%.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan anugerah-Nya sehingga tesis saya yang berjudul : "Pengaruh Persepsi Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Administrasi Pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Sejak dimulai sampai selesainya penulisan tesis ini, penulis mendapatkan semangat, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Semoga Tuhan memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Ucapan terima kasih dan penghargaan khususnya penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Rektor dan Wakil Rektor yang telah menerima penulis sebagai mahasiswa pada Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana UNIMED

2. Bapak Direktur dan Asisten Direktur Program Pascasarjana UNIMED

3. Bapak Dr. Darwin, M.Pd sebagai Ketua dan Bapak Dr. Sukarman Purba, M.Pd sebagai Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana UNIMED

4. Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd sebagai Pembimbing I dan Bapak Dr.Yasaratödö Wau, M,Pd sebagai Pembimbing II yang dengan sabar


(8)

iv

membimbing, mengarahkan, serta memotivasi penulis dalam penyusunan tesis ini hingga dapat terselesaikan.

5. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Bapak Dr. Irsan Rangkuti,M.Pd. M.Si, dan Bapak Prof.Dr. Paningkat Siburian, M.Pd sebagai narasumber yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang membangun dalam penyelesaian tesis ini.

6. Seluruh Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan UNIMED yang telah

membekali ilmu dan pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.

7. Pemerintah Kota Gunungsitoli yang telah memberikan Tugas Belajar kepada

penulis untuk meningkatkan kompetensi akademik di Pascasarjana UNIMED.

8. Seluruh staf dan pegawai Pascasarjana UNIMED serta rekan – rekan

mahasiswa program studi Administrasi Pendidikan angkatan XXIII yang tidak dapat disebut satu persatu.

9. Kepala Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli, Kepala sekolah dan guru-guru di SMAN 1 Gunungsitoli, SMAN 2 Gunungsitoli, SMAN 3 Gunungsitoli, SMAN Unggulan Sukma Nias, SMAN 1 Gunungsitoli Utara, SMAN 1 Gunungsitoli Idanoi yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam penelitian.

10.Istriku tercinta Natalia Telaumbanua, AMK serta kedua anakku yang hebat Talitha Nioroiönia Gea dan Conelio Marturia Gea atas doa, pengorbanan, perhatian dan dukungan penuh dalam setiap proses penyelesaian perkuliahan dan penulisan tesis ini.


(9)

v

11.Ibuku Lisania Lömbu dan Ibu mertuaku Yardinar Telaumbanua serta seluruh

keluarga besarku yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian studi ini.

12.Saudara Sowa’a Laoli, M.Si yang telah mendukung penulis untuk melanjutkan studi di Pascasarjana UNIMED

13.Saudara Irwansyah Siregar,M.Pd, Dr.Novita, M.Pd, dan khususnya teman –

teman di SMA Negeri Unggulan Sukma Nias yang telah mendukung penulis menyelesaikan studi di Pascasarjana UNIMED.

14.Alumni SMA Negeri Unggulan Sukma Nias yang tidak dapat disebut satu persatu khususnya yang bergabung dalam KAMNI UNIMED.

Semoga Tuhan memberikan balasan yang terbaik atas semua dukungan yang diberikan. Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis berharap semoga tesis ini dapat memberi sumbangan dalam memperkaya khasanah ilmu dalam bidang pendidikan dan menjadi referensi bagi penelitian lebih lanjut.

Medan, Agustus 2016 Penulis


(10)

vi DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi masalah ... 14

1.3. Pembatasan masalah... 15

1.4. Rumusan Masalah ... 15

1.5. Tujuan Penelitian ... 16

1.6. Manfaat Penelitian ... 17

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1Kajian Teoretis ... 18

2.1.1 Keefektifan sekolah ... 18

2.1.2 Kepuasan kerja guru ... 30

2.1.3 Persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah... 43

2.1.4 Budaya organisasi ... 61


(11)

vii

2.3Kerangka berpikir... 74

2.4Hipotesis penelitian ... 80

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Tempat dan Waktu Penelitian ... 82

3.2Metode Penelitian... 82

3.3Populasi dan sampel ... 82

3.4Desain penelitian ... 85

3.5Defenisi operasional ... 86

3.6Teknik pengumpulan data dan instrumen ... 88

3.7Uji coba instrumen ... 89

3.8Teknik analisis data ... 94

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 105

1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 105

1.1Persepsi tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah... 105

1.2Budaya Organisasi ... 108

1.3Kepuasan Kerja Guru ... 110

1.4Keefektifan Sekolah ... 112

2. Tingkat Kecenderungan Variabel ... 113

3. Uji Persyaratan Analisis ... 117

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 139


(12)

viii

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 145

B. Implikasi ... 146

C. Saran ... 150

DAFTAR PUSTAKA ... 151


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Teori persepsi kepuasan kerja ... 39

2. Gambar 2.2 Model Kepemimpinan Lengkap ... 56

3. Gambar 2.3 Model Kepemimpinan Transformasional... 58

4. Gambar 2.4 Terbentuknya Budaya Organisasi ... 66

5. Gambar 2.5 Dampak Budaya Organisasi ... 69

6. Gambar 2.6 Paradigma Penelitian ... 80

7. Gambar 3.1 Persamaan sub struktur 1... 101

8. Gambar 3.2 Persamaan sub struktur 2... 101

9. Gambar 4.1 Histogram Skor Variabel Persepsi tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 107

10.Gambar 4.2 Histogram Skor Variabel Budaya Organisasi ... 109

11.Gambar 4.3 Histogram Skor Variabel Kepuasan Kerja Guru ... 111

12.Gambar 4.4 Histogram Skor Variabel Keefektifan Sekolah ... 113

13.Gambar 4.5 Diagram Jalur Variabel Penelitian Hasil Pengujian Hipotesis ... 131


(14)

x

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Rerata Ujian Nasional ... 5

2. Tabel 1.2 Indeks Integritas Ujian Nasional ... 6

3. Tabel 1.3 Data Observasi Awal ... 7

4. Tabel 2.1 Faktor-faktor Keefektifan Sekolah... 26

5. Tabel 3.1 Populasi Guru SMA Negeri Kota Gunungsitoli ... 83

6. Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 85

7. Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 88

8. Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Uji Coba Intrumen ... 92

9. Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi ... 93

10.Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas ... 93

11.Tabel 4.1 Rangkuman Deskripsi Variabel Hasil Penelitian ... 105

12.Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 106

13.Tabel 4.3 Ditribusi Frekuensi Variabel Budaya Organisasi... 108

14.Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Kerja Guru ... 110

15.Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Keefektifan Sekolah... 112

16.Tabel 4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Keefektifan Sekolah ... 114

17.Tabel 4.7 Tingkat Kecenderungan Variabel Persepsi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ... 115

18.Tabel 4.8 Tingkat Kecenderungan Variabel Budaya Organisasi ... 116

19.Tabel 4.9 Tingkat Kecenderungan Variabel Kepuasan Kerja Guru ... 117


(15)

xi

21.Tabel 4.11 Rangkuman Hasil ANAVA X3 atas X1 ... 119

22.Tabel 4.12 Rangkuman Hasil ANAVA X3 atas X2 ... 120

23.Tabel 4.13 Rangkuman Hasil ANAVA X4 atas X1 ... 121

24.Tabel 4.14 Rangkuman Hasil ANAVA X4 atas X2 ... 122

25.Tabel 4.15 Rangkuman Hasil ANAVA X4 atas X3 ... 123

26.Tabel 4.16 Rangkuman Uji Homogenitas Antar Pasangan Variabel ... 124

27.Tabel 4.17 Rangkuman Perhitungan Koefisien Korelasi ... 125

28.Tabel 4.18 Rangkuman Perhitungan Koefisien Jalur ... 126

29.Tabel 4.19 Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung ... 132

30.Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Relatif... 133

31.Tabel 4.21 Rangkuman Hasil Perhitungan Pengaruh Proporsional ... 134


(16)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 109

2. Lampiran 2 Sebaran data Uji Coba Instrumen ... 167

3. Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 183

4. Lampiran 4 Data Penelitian ... 196

5. Lampiran 5 Ubahan Data Penelitian ... 216

6. Lampiran 6 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi dari Data Variabel Peneltian ... 220

7. Lampiran 7 Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 229

8. Lampiran 8 Uji Normalitas ... 233

9. Lampiran 9 Uji Persamaan Regresi, Uji Kelinieran dan Keberartian persamaan Regresi... 253

10.Lampiran 10 Uji Homogenitas ... 291

11.Lampiran 11 Perhitungan Koefisien Korelasi ... 313

12.Lampiran 12 Perhitungan Koefisien Jalur... 319

13.Lampiran 13 Perhitungan Uji Hipotesis ... 326

14.Lampiran 14 Perhitungan Uji Model Analisis Jalur ... 335

15.Lampiran 15 Perhitungan Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung ... 337


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Keefektifan sekolah merupakan suatu gambaran sekolah yang mampu mencapai tujuan sesuai dengan program. Sekolah efektif mampu menciptakan siswa yang berprestasi dalam setiap kegiatan akademik, persentase kelulusan yang tinggi dan dapat melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi negeri, swasta, kedinasan dan bekerja sesuai dengan kompetensi. Sarana dan prasarana sekolah yang lengkap dan memadai. Suasana sekolah yang kondusif, kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan bersama-sama mewujudkan program sekolah.

Keefektifan berasal dari kata efektif, diterjemahkan dari bahasa inggris yaitu Effective yang berarti berhasil, atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan

baik. Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990:34) dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur atau mujarab, dapat membawa hasil.

Sekolah adalah sebuah organisasi yang mempunyai tujuan atau target, sudah tentu memiliki visi, misi dan tujuan yang dikemas dalam sebuah program, dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Dengan demikian sekolah memiliki pedoman yang jelas tentang tujuan yang akan dicapai dan dapat menentukan langkah – langkah yang harus ditempuh untuk pencapain tujuan tersebut. Sekolah diharapkan mampu mengorganisir dan memberhasilkan semua program-program yang telah direncanakan. Sekolah dalam memberhasilkan programnya, tentu harus melibatkan seluruh sumber daya yang ada dalam sekolah


(18)

2 yakni tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, siswa, sarana dan prasarana, masyarakat. Komariah dan Triatna (2005:34) mengemukakan bahwa Keefektifan adalah ukuran yang mengatakan sejauh mana organisasi melaksanakan sasaran atau tujuan (secara kuantitas, kualitas dan waktu). Makmun (1999:11) menyatakan bahwa Keefektifan sekolah pada dasarnya menunjukkan tingkat kesesuaian antara hasil - hasil yang dicapai (achievement atau observed out put) dengan hasil-hasil

yang diharapkan (objective target intended out put).

Sekolah dikatakan efektif apabila mampu mencapai visi, misi dan tujuan sesuai dengan yang diprogramkan. Pencapaian sekolah yang efektif berkaitan erat dengan manejemen sekolah tersebut, bagaimana sekolah merencanakan, mengorganisir, menggerakkan dan mengendalikan atau mengawasi serta mengevaluasi.

Sekolah merupakan sebuah sistem yang memiliki visi, sehingga suatu keharusan bagi sekolah menghasilkan lulusan yang siap terjun ke lapangan kerja atau melanjutkan ke perguruan tinggi. Sesuai dengan yang dikatakan Coleman dan Glover (2010:34) bahwa Sekolah yang efektif merefleksikan hubungan yang erat dengan produk yakni mutu lulusan yang diharapkan, adanya kelengkapan organisasi yang meliputi perolehan sumber daya, karakterisitik pembelajaran dan motivasi kerja.

Sekolah yang dikelola efektif tentunya menghasilkan lulusan bermutu. Mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma atau standar yang berlaku.


(19)

3 Soedijarto (2004:50) menyatakan bahwa sekolah hendaknya memperhatikan mutu pendidikan setiap tahunnya dengan mempedomani komponen dasar yang mempengaruhi yaitu kurikulum dan proses pembelajaran, administrasi dan manajemen sekolah, organisasi dan kelembagaan sekolah, ketenagaan, pembiayaan, sarana dan prasarana, serta peserta didik, peran serta masyarakat, lingkungan dan budaya sekolah.

Bertolak dari pandangan di atas, dapat dikatakan bahwa mutu pendidikan berhubungan erat dengan keefektifan sekolah. Sekolah diharapkan dapat menciptakan lulusan yang berkualitas setiap tahunnya. Sagala (2010:81) menjelaskan bahwa keefektifan sekolah (effective schooling) dan sekolah yang

bermutu (school quality) merupakan pembahasan yang tak kunjung

habis-habisnya, sepanjang sekolah itu masih menjalankan kegiatannya. Artinya tuntutan akan keefektifan dan mutu sekolah sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Keefektifan sekolah menjadi harapan akan permasalahan-permasalahan pendidikan yang ada dewasa ini, tidak hanya dalam pencapaian tujuan atau hasil tetapi penting juga bagaimana menyatukan seluruh komponen yang ada dalam sekolah sehingga pencapaian tetap stabil, konsisten sepanjang waktu. Beberapa permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan justru semakin jauh dari keefektifan dan peningkatan mutu sekolah, misalnya aksi kekerasan dalam sekolah yang dilakukan oleh peserta didik, aksi tawuran antar sekolah, penggunaan narkoba, kejahatan seksual dan kasus-kasus lain yang malah menghilangkan nyawa peserta didik.


(20)

4 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dihadapan kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota se-Indonesia, di Kemendikbud, Senin (1/12/2014). Mengatakan kondisi pendidikan Indonesia saat ini sedang dalam kondisi gawat darurat. Dari sejumlah data yang dimiliki Kemendikbud, dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan Indonesia menunjukkan hasil buruk, antara lain : 1) Indonesia masuk dalam peringkat 40 dari 40 negara, pada pemetaan kualitas pendidikan, menurut lembaga The Learning Curve, 2) dalam

pemetaan di bidang pendidikan tinggi, Indonesia berada di peringkat 49, dari 50 negara yang diteliti, 3) pendidikan Indonesia masuk dalam peringkat 64, dari 65 negara yang dikeluarkan oleh lembaga Programme for International Study Assessment (PISA), pada tahun 2012.

Dari data-data Kemendikbud menunjukkan bahwa secara umum, mutu pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Di era globalisasi, tantangan yang dihadapi khususnya Bangsa Indonesia sangat berat. Terlebih pada saat pasar bebas dalam tingkat ASEAN yang rencananya akan diberlakukan akhir tahun 2015 (MEA2015). Pendidikan menjadi garda terdepan dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan zaman kalau tidak mau tertindas oleh kemajuan itu sendiri. Apabila kita merenungkan apa yang terjadi didunia ini, dengan berbagai gelombang globalisasi, maka dapat kita katakan proses globalisasi merupakan suatu masalah di dalam kehidupan dewasa ini, (Tilaar, 2012:4).

Dalam menghadapi tantangan dari era globalisasi dibutuhkan sumber daya manusia yang terdidik, terlatih dan terampil. Sehingga tuntutan akan kebutuhan pendidikan bermutu sangat tinggi. Untuk itu sekolah harus mampu memenuhi


(21)

5 keinginan masyarakat. Banyak sekolah yang dulunya bagus, namun lambat laun akan tertinggal. Pendidikan yang bermutu saat ini telah menjadi bagian penting dari kebutuhan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.

Berdasarkan data yang dihimpun dalam Neraca Pendidikan daerah (www.npd.data.kemendikbud.go.id) tahun 2015, kondisi pendidikan daerah kota Gunungsitoli saat ini masih sangat rendah dibandingkan dengan daerah kabupaten/kota lain di provinsi Sumatera Utara. Gambaran kondisi pendidikan kota Gunungsitoli adalah sebagai berikut :

1. Indeks Pembangunan Manusia kota Gunungsitoli pada tahun 2014 berada pada urutan ke 24 dari 33 Kabupten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Indeks Pembangunan Manusia adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup.

2. Rerata Ujian Nasional tahun 2015, di Kota Gunungsitoli dari semua jenjang rata-rata mampu melampauhi rerata secara nasional, kecuali Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dibawah rerata nasional, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1. Rerata Ujian Nasional No Jenjang

pendidikan/jurusan

Rerata Nasional

Rerata Sumatera

Utara

Rerata Kota Gunungsitoli 1 SMP 61,8 71,0 64,0 2 SMA /IPA 65,3 76,1 78,7 3 SMA/IPS 57,8 68,2 70,2 4 SMK 62,2 68,4 55,1

Namun, dari hasil Ujian Nasional 2015 kota gunungsitoli di atas berbanding terbalik dengan data Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) 2015. Indeks


(22)

6 Integritas Ujian Nasional merupakan hasil gambaran tingkat kejujuran sekolah, Kabupaten dan Kotamadya, serta Provinsi dalam melaksanakan dan menjawab soal-soal Ujian Nasional. IIUN dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2. Indeks Integritas Ujian Nasional 2015 IIUN Nasional IIUN Prov.Sumatera

Utara

IIUN Kota Gunungsitoli

63,28 50,22 48,19

Dengan demikian dapat disimpulkan semakin tinggi nilai indeks integritasnya, maka semakin tinggi kejujuran sekolah, kabupaten dan kotamadya, serta provinsi dalam melaksanakan ujian nasional. Hasil tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat kesenjangan, antara pencapaian hasil dan proses pencapaiannya.

3. Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015, di Kota Gunungsitoli berada diperingkat 23 dari 33 Kota Kabupaten di Sumatera Utara dengan rata-rata nilai 51,10. UKG merupakan ukuran kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki guru-guru, menunjukkan bahwa rata-rata SDM guru di Kota Gunungsitoli masih rendah.

4. Berdasarkan data dari bidang Kurikulum dan Pengembangan Mutu Pendidikan (KPMP) Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli, bahwa dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, siswa SMA di Kota Gunungsitoli belum mampu menembus peringkat 3 (tiga) besar tiap bidang studi, pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Provinsi, sebagai ajang seleksi untuk mewakili Provinsi Sumatera Utara pada OSN tingkat Nasional. Data menunjukkan


(23)

7 bahwa siswa SMA dari Kota Gunungsitoli mewakili Sumatera Utara di ajang OSN tingkat Nasional di Medan 2010, sebanyak 2 (dua) orang.

Beberapa fakta yang di temukan pada saat observasi awal di 3 (tiga) SMA Negeri di kota Gunungsitoli pada Tabel 1.3 sebagai berikut :

Tabel 1.3 Data Observasi Awal Indikator Fakta – fakta

Sekolah I Sekolah II Sekolah III Visi dan misi Memiliki visi dan

misi

Dituliskan di dinding sekolah dengan jelas

Memiliki visi dan misi

Tidak dituliskan di dinding sekolah

Memiliki visi dan misi

Dituliskan di dinding sekolah dengan jelas Kehadiran guru Jarang ada yang

datang terlambat

Jarang ada yang datang terlambat

2-3 orang yang sering terlambat terutama les 1 Kepemimpinan

Kepala sekolah

Sering datang tepat waktu

Jarang melakukan supervisi dikelas

Sering datang terlambat

Jarang melakukan supervisi dikelas

Sering datang terlambat

Jarang melakukan supervisi dikelas Proses belajar Sering tidak

membawa perangkat pembelajaran

Sering tidak membawa

perangkat pembelajaran

Sering tidak membawa perangkat pembelajaran Hasil belajar Selain laporan belajar tiap semester, ketiga sekolah tidak

memiliki data lengkap yang menunjukkan pencapaian siswa, yang menyangkut presentase kelulusan, siswa yang melanjut di Perguruan Tinggi Negeri, Kedinasan dan prestasi lain selain akademik

Sumber : Data primer hasil observasi awal, 21-30/3/2016

Berdasarkan Tabel di atas dapat menggambarkan kondisi pendidikan di kota gunungsitoli saat ini dan seakan-akan membenarkan asumsi bahwa selama ini sekolah dikelola seadanya.


(24)

8 Untuk mengetahui hasil pencapaian sekolah setiap tahunnya, seharusnya mempedomani program sekolah yakni visi, misi dan tujuan yang diuraikan dalam program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Program sekolah berisikan harapan – harapan yang ingin capai. Agar hasil yang harapkan (input)

tersebut menjadi hasil pencapaian (output) memerlukan proses yang melibatkan

seluruh komponen sekolah dalam mewujudkannya.

Pengelolaan pendidikan di setiap satuan pendidikan baik pendidikan dasar maupun menengah telah diatur secara gamblang dalam Permendiknas nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah. Baik sekolah negeri maupun sekolah yang dikelola swasta tetap mempedomani standar tersebut. Seharusnya sekolah negeri yang dikelola pemerintah, menjadi barometer pengelolaan sekolah, karena perhatian pemerintah lebih besar kepada sekolah negeri.

Permasalahan pendidikan ini tentunya tidak ditanggung oleh sekolah saja, namun melibatkan instansi pemerintah yang mengurus pendidikan. Peran pemerintah sebagai stakeholder dalam pengambilan keputusan sangatlah

diharapkan. Birokrasi Penugasan kepala sekolah sebagai pemimpin dan manajer sekolah harus benar-benar memenuhi kompetensi yang diharapkan. Perpindahan jabatan dari fungsional (guru) ke struktural hendaknya diseleksi betul, sehingga tidak terjadi kekurangan tenaga pendidik, yang mempunyai pengaruh langsung terdapat mutu pendidikan.

Sudah seharusnya sekolah mengelola program pendidikan dengan baik demi kebutuhan pendidikan yang bermutu. Menciptakan sekolah yang bermutu, memang bukan pekerjaan yang mudah, namun jika seluruh elemen baik itu


(25)

9 pemerintah, pendidik, peserta didik dan masyarakat saling bahu-membahu dan terlibat secara total maka untuk mewujudkan keefektifan sekolah yang berwujud pada pencapain mutu pendidikan yang lebih baik, akan semakin mudah. Konsepnya adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan proses ketercapaian lulusan pendidikan, yaitu prestasi sekolah.

Arcara dalam Supardi (2013:6), mengatakan bahwa Sekolah yang menerapkan mutu total ditopang oleh lima pilar yakni (1) berfokus pada pengguna, (2) keterlibatan secara total semua anggota, (3) melakukan pengukuran, (4) komitmen pada perubahan, (5) penyempurnaan secara terus menerus. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana sekolah mengelola seluruh sumber dayanya agar lebih efektif sehingga kepuasan masyarakat sebagai pengguna pendidikan dapat tercapai, sebab pendidikan mempunyai peranan penting dalam peningkatan sumber daya manusia.

Lalu apa yang menyebabkan ketidakefektifan sekolah? Banyak faktor yang membuat sekolah efektif atau tidak efektif. Tanpa mengabaikan faktor lain, sejatinya faktor pembeda berada ditangan pemimpin sekolah itu sendiri dalam hal ini kepala sekolah, guru dan siswa. Kajian yang dibuat oleh Brookover dkk, dalam Supardi (2013:24) yang mengatakan bahwa faktor yang membedakan sekolah efektif dan tidak efektif adalah : 1) penekanan pada keterampilan dasar seperti matematika dan membaca, 2) guru menaruh kepercayaan penuh bahwa semua peserta didik dapat menguasai keterampilan dasar, 3) guru bertanggung jawab untuk mengajarkan keterampilan dasar kepada peserta didik, 4) harapan guru agar peserta didik untuk terus maju dalam ujian, 5) guru meluangkan banyak waktu kepada tujuan pembelajaran dan keterampilan dasar, 6) kepemimpinan yang teguh


(26)

10 dan menekankan soal displin, 7) guru mempunyai konsep pertanggungjawaban, 8) guru memiliki kepuasan bekerja, 9) terdapat hubungan baik antara sekolah dan orang tua peserta didik. Dengan demikian, apabila faktor tersebut di atas berpengaruh positif, maka sekolah tersebut dinyatakan efektif dan jika sebaliknya, pengaruhnya negatif maka sekolah tersebut dinyatakan tidak efektif.

Kepuasan kerja guru berkaitan erat dalam mewujudkan keefektifan dan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Robbin (2007:105) mengatakan bahwa Organisasi yang mempunyai banyak karyawan yang merasa puas cenderung lebih efektif dari pada organisasi yang mempunyai lebih sedikit karyawan yang tidak puas. Dengan demikian, apabila ingin meningkatkan keefektifan sekolah, maka terlebih dahulu ditingkatkan kepuasan kerja guru.

Selanjutnya Robbin (2007:109) menambahkan bahwa kepuasan kerja menjadi penentu utama perilaku kewargaan organisasi (organizational citizenship behavior) karyawan, yang dapat diartikan bahwa karyawan yang puas lebih besar

kemungkinan berbicara positif tentang organisasi, membantu yang lain dan membuat kinerja mereka melampaui perkiraan normal. Jika dihubungkan dengan organisasi sekolah, apabila guru merasa puas dalam mengerjakan tugas-tugasnya, dapat dipastikan bahwa guru-guru tersebut akan semakin mencintai pekerjaannya sehingga keinginan mencapai tujuan semakin tinggi.

Selain faktor guru, peran kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah juga sangat dibutuhkan dalam mengajak seluruh elemen sekolah agar terbebani dan berperan aktif mewujudkan target-target yang telah ditentukan. Mendelegasikan tugas, memberdayakan sumber daya manusia yang ada, transparan dan akuntabel adalah syarat yang harus dimiliki untuk mencapai keefektifan sekolah. Hal ini di


(27)

11 jelaskan Hanam dalam Cahyana (2010:29) yang mengatakan bahwa keefektifan sekolah adalah sekolah yang memiliki standard pengelolaan yang baik, transparan, responsibel dan akuntabel serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah baik secara internal maupun eksternal dalam rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efisien.

Kemampuan manejemen kepala sekolah tentu berkaitan erat dengan pencapaian keefektifan sekolah. Kemampuan dalam merencanakan, mengorganisir, menggerakkan dan mengendalikan atau mengawasi program-program dalam pencapaian tujuan sekolah. Kepala sekolah, guru dan karyawan adalah anggota organisasi internal sekolah yang harus lebih dulu mempunyai pemahaman yang sama dalam mencapai visi misi sekolah. Dari uraian di atas, apabila dihubungkan pada lingkungan sekolah upaya-upaya yang dilakukan manajer sekolah dalam hal ini kepala sekolah dalam meningkatkan kepuasan kerja sangat ditentukan oleh keterampilan kepemimpinan kepala sekolah dalam memotivasi seluruh yang terlibat dalam memajukan visi misi Sekolah, membangun komitmen bersama yang dapat meningkatkan kepuasan kerja para tenaga pendidik atau guru. Pidarta (2011: 1) Kepemimpinan kepala sekolah dalam tugasnya sehari-hari mempunyai lima macam posisi yakni sebagai manajer, administrator, penggerak hubungan dengan masyarakat, pemimpin dan sebagai supervisor.

Tidak jarang para guru merasa bukan bagian dari sekolah karena tidak dilibatkan dalam merancang program sekolah, sementara mereka memegang peranan besar dalam mewujudkan tujuan sekolah. Untuk itu kepala sekolah diharapkan mampu menyatukan, menyeragamkan semua sumber daya yang ada di


(28)

12 sekolah agar visi sekolah menjadi visi bersama. Kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang efektif dan efisien harus memiliki faktor-faktor pendukung kepemimpinan yakni komunikasi, kepribadian, keteladanan, tindakan dan memfasilitasi, tegas Pidarta (2011:4)

Menanggapi permasalahan yang terjadi, kepala sekolah sebagai manajer dan yang terdekat dengan guru hendaknya memiliki kepekaan dalam mencari solusi agar guru merasakan kepuasan dalam menjalankan tugasnya. Kepala sekolah tentu menggunakan cara, metode atau model kepemimpinan tersendiri dalam mengajak atau mempengaruhi para guru dan karyawan agar secara bersama-sama mencapai tujuan sekolah.

Jika dilihat dari permasalahan di atas, kepemimpinan transformasional merupakan salah satu model kepemimpinan yang tepat digunakan oleh seorang kepala sekolah untuk mengembangkan sekolahnya menjadi lebih berkualitas. Kepemimpinan Transformasional memiliki ciri penekanan pada dalam pernyataan visi dan misi yang jelas, penggunaan komunikasi secara efektif, pemberian rangsangan intelektual, serta perhatian pribadi terhadap permasalahan individu anggota organisasi, sebut Danim dan Suparno (2009:48). Tetapi, apakah kepala sekolah benar-benar telah menjalankan model kepemimpinan transformasional tersebut atau tidak. Tentunya guru juga memiliki pandangan tersendiri dalam menilai, menyikapi kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah sehingga mampu mempengaruhi kepuasan kerjanya sekaligus keefektifan sekolah.

Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi keefektifan sekolah adalah budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan pengendali arah dalam membentuk sikap dan perilaku anggota organisasi, baik secara individu maupun


(29)

13 kelompok. Robbin (2007:241) mengatakan bahwa pada umumnya anggota organisasi akan dipengaruhi oleh aneka sumber daya yang ada. Budaya organisasi adalah suatu sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggota organisasi dengan organisasi lain

Budaya organisasi merupakan seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi ekternal dan integrasi internal, kata Mangkunegara (2005:78)

Sudah seharusnya sekolah dalam menjalankan aktivitasnya diharapkan mampu memberdayakan segala potensi dari sumber daya yang ada dalam pencapaian tujuan, sehingga setiap unsur yang menjadi bagian dari proses pendidikan itu tidak ada yang terabaikan yang bisa mengurangi nilai pendidikan itu sendiri. Dengan kata lain, bahwa sekolah semestinya dikelola secara terencana, terarah dan terorganisir secara terpadu sehingga tercapai pendidikan yang bermutu, sesuai dengan visi pendidikan nasional tahun 2020 yaitu terwujudnya bangsa, masyarakat dan manusia indonesia seutuhnya berkualitas tinggi, maju dan mandiri (Depdiknas 2000:3)

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan dari apa yang diharapkan untuk mencapai keefektifan sekolah itu, dengan kenyataan yang ada. Banyak faktor yang menyebabkan efektif atau tidak efektif suatu sekolah. Tetapi beranjak dari fenomena yang terjadi, perlu pengkajian mendalam melalui penelitian tentang faktor yang mempengaruhi Keefektifan Sekolah, terutama dari persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala


(30)

14 sekolah, budaya organisasi dan kepuasan kerja guru di SMA Negeri Kota Gunungsitoli.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diketahui bahwa keefektifan sekolah merupakan kemampuan sekolah dalam melaksanakan layanan yang diberlakukan suatu lembaga yang berfokus pada hasil, serta sasaran yang diharapkan dapat tercapai, semakin besar presentase target yang dicapai, maka semakin tinggi keefektifannya. Hal ini akan menimbulkan sejumlah pertanyaan tentang keefektifan sekolah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Keefektifan sekolah dapat tercapai jika : 1) Program sekolah yang jelas. Keefektifan sekolah identik dengan pencapaian tujuan. Tentu harapan – harapan sekolah yang ingin dicapai harus direncanakan dan disusun dengan jelas dalam program rencana strategik sekolah, 2) Proses. Adanya proses agar harapan – harapan yang ada dalam program dapat tercapai, tentu melibatkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah. Mengoptimalkan peran kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan/pegawai tata usaha sekolah, siswa dan sub sistem lainnya seperti wali kelas, bimbingan konseling, 3) Pencapaian Tujuan. Dengan adanya program yang jelas dan melibatkan seluruh sumber daya sekolah dengan maksimal dalam proses, maka tujuan sekolah dapat tercapai. Inti dari tujuan sekolah adalah prestasi siswa, 4) Kepuasan kerja guru. Dalam proses mengubah hasil-hasil harapan menjadi hasil pencapaian, tentu melibatkan peran guru. Jika guru-guru merasa puas dalam mengerjakan pekerjaannya, maka diduga akan mempengaruhi cara pandang mereka terhadap pencapaian tujuan sekolah, 5) Kepemimpinan kepala


(31)

15 sekolah, dapat diartikan sebagai perilaku mengajak, mempengaruhi komponen sekolah untuk mewujudkan tujuan sekolah. Pencapaian tujuan dipengaruhi oleh cara kepala sekolah merencanakan, mengorganisir, menggerakkan dan mengendalikan program sekolah, 6) Budaya organisasi, sebagai pengendali agar seluruh sumber daya disekolah yang sangat kompleks, dapat menyatu dalam mewujudkan tujuan sekolah.

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, banyak faktor yang mempengaruhi keefektifan sekolah. Semuanya berkaitan erat dan tidak dapat diabaikan. Namun dalam penelitian ini, faktor tersebut dibatasi hanya pada faktor persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah, budaya organisasi dan Kepuasan kerja guru dengan pertimbangan waktu dan kemampuan peneliti. Mengingat fenomena keefektifan sekolah ini terjadi di Sekolah Menengah, maka penelitian ini dibatasi hanya pada SMA Negeri di Kota Gunungsitoli.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut, yaitu :

a. Apakah persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri di Kota Gunungsitoli?

b. Apakah Budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri di Kota Gunungsitoli?


(32)

16 c. Apakah persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli?

d. Apakah Budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli?

e. Apakah Kepuasan kerja guru berpengaruh langsung terhadap keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli?

1.5Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

a. Pengaruh persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri di Kota Gunungsitoli.

b. Pengaruh Budaya organisasi terhadap kepuasan kerja guru SMA Negeri di Kota Gunungsitoli.

c. Pengaruh persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli.

d. Pengaruh Budaya organisasi terhadap keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli.

e. Pengaruh Kepuasan kerja guru terhadap keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli.


(33)

17

1.6Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan secara praktis.

A. Manfaat teoritisnya adalah :

Sebagai bahan masukan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan dengan bidang kajian penelitian ini, khususnya persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah, budaya organisasi dan Kepuasan kerja guru mempengaruhi keefektifan sekolah. B. Manfaat secara praktis adalah :

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, terutama bagi :

1. Kepala sekolah, sebagai bahan masukan dalam evaluasi diri untuk peningkatan keefektifan sekolah.

2. Guru, sebagai bahan masukan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam meningkatkan keefektifan sekolah dengan memahami secara benar dan berupaya mencapai visi, misi dan tujuan sekolah secara efektif dan efisien.

3. Dinas Pendidikan, sebagai bahan masukan dalam pengambilan kebijakan yang menyangkut tugas kepala sekolah dan guru untuk meningkatkan Keefektifan sekolah.

4. Menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti lain dalam ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam.


(34)

145

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan Persepsi tentang

kepemimpian transformasional terhadap Kepuasan kerja guru sebesar 9%. Peningkatan gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah akan mengakibatkan terjadinya peningkatan Kepuasan kerja guru SMA Negeri di Kota Gunungsitoli.

2. Terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan Budaya organisasi terhadap kepuasan kerja guru sebesar 11%. Peningkatan Budaya organisasi di sekolah akan mengakibatkan terjadinya peningkatan Kepuasan kerja guru SMA Negeri di Kota Gunungsitoli.

3. Terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan Persepsi tentang kepemimpian transformasional terhadap Keefektifan Sekolah sebesar 3%. Peningkatan gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah akan mengakibatkan terjadinya peningkatan Keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli.

4. Terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan Budaya organisasi terhadap Keefektifan sekolah sebesar 3%. Peningkatan Budaya organisasi di sekolah akan mengakibatkan terjadinya peningkatan Keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli.


(35)

146 5. Terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan Kepuasan kerja guru terhadap Keefektifan sekolah sebesar 15%. Peningkatan kepuasan kerja guru akan mengakibatkan terjadinya peningkatan Keefektifan SMA Negeri di Kota Gunungsitoli.

B. Implikasi

Implikasi penelitian menekankan pada upaya meningkatkan kepemimpinan transformasional kepala sekolah, budaya organisasi dan kepuasan kerja guru lebih baik lagi sehingga keefektifan sekolah dapat meningkat. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa implikasi sebagai berikut :

1) Dengan diterima hipotesis persepsi tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja guru maka upaya meningkatkan kepuasan kerja guru maka terlebih dahulu kepemimpinan transformasional kepala sekolah ditingkatkan. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah kepemimpinan yang menitik beratkan perubahan perilaku guru untuk lebih kreatif, menantang, tanggung jawab dan keleluasaan guna mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang selalu membuka kesempatan bagi anggotanya akan mengakibatkan munculnya keinginan dan tekad yang kuat untuk memberikan yang terbaik kepada organisasi dan bahkan pencapaian melebihi dari hasil yang diharapkan. Oleh karena itu jika kepemimpinan kepala sekolah sesuai harapan dan kebutuhan, maka tentunya persepsi akan kepemimpinan positif, sehingga akan terwujud perilaku kerja yang positif juga,


(36)

147 dan pada akhirnya kepuasan kerja dirasakan oleh guru. Apabila dilihat tanggapan responden tiap-tiap indikator kepemimpinan transformasional kepala sekolah menunjukkan bahwa simulasi intelektual pemimpin masih rendah dan perlu ditingkatkan. Bagaimana seorang pemimpin menggalakkan perilaku yang cerdas, membangun organisasi belajar, rasional, pemecahan masalah secara teliti. Pemimpin juga perlu menunjukkan perhatian lebih terhadap pribadi, memperlakukan guru secara individual, melatih guru menyelesaikan masalah pekerjaannya dengan memberi kepercayaan penuh dan menasehati guru bila keluar dari aturan yang ada. Perhatian lebih dari pimpinan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan guru dalam pekerjaannya

2) Dengan diterima hipotesis budaya organisasi berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja guru maka upaya meningkatkan kepuasan kerja guru maka terlebih dahulu budaya organisasi ditingkatkan. Budaya organisasi merupakan nilai-nilai yang diciptakan oleh anggota organisasi itu sendiri yang mengarah ke pencapaian tujuan organisasi. Kerjasama tim, komunikasi yang baik, saling percaya, merupakan contoh nilai-nilai budaya organisasi. Dari tanggapan responden atas indikator budaya organisasi, orientasi tim dan keagresifan mendapatkan respon yang rendah. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru karena salah satu indikator kepuasan kerja guru adalah rekan kerja. Untuk itu, perlu ditingkatkan kerjasama dengan rekan kerja, saling bahu membahu, saling mengisi kelemahan rekan kerja, yakni dengan pemahaman bersama jika keberhasilan sekolah adalah keberhasilan semua guru, sehingga kepuasan kerja guru dapat tercapai.


(37)

148

3) Dengan diterima hipotesis persepsi kepemimpinan transformasional kepala

sekolah berpengaruh langsung positif terhadap keefektifan sekolah maka upaya meningkatkan keefektifan sekolah maka terlebih dahulu kepemimpinan transformasional kepala sekolah ditingkatkan. Peran pemimpin dalam hal ini sangatlah penting. Kepemimpinan transformasional memiliki visi yang jauh kedepan dan mampu mempengaruhi anggota organisasi sekolah melakukan perubahan melampauhi kemampuan biasa dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan sekolah. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh langsung terhadap keefektifan sekolah dan pengaruh tidak langsung melalui kepuasan kerja guru. Untuk itu indikator kepemimpinan transformasional yang mendapat respon rendah yakni simulasi intelektual pemimpin masih perlu ditingkatkan. Bagaimana seorang pemimpin menggalakkan perilaku yang cerdas, membangun organisasi belajar, rasional, pemecahan masalah secara teliti. Pemimpin juga perlu menunjukkan perhatian lebih terhadap pribadi, memperlakukan guru secara individual, melatih guru menyelesaikan masalah pekerjaannya dengan memberi kepercayaan penuh kepada guru dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Indikator – indikator kepemimpinan transformasional sangat perlu ditingkatkan oleh kepala sekolah sehingga keefektifan sekolah dapat terwujud.

4) Dengan diterima hipotesis budaya organisasi berpengaruh langsung positif terhadap keefektifan sekolah maka upaya meningkatkan keefektifan sekolah maka terlebih dahulu budaya organisasi ditingkatkan. Budaya organisasi merupakan pengendali arah dalam membentuk sikap dan perilaku anggota organisasi, baik


(38)

149 secara individu maupun kelompok. Visi, misi dan tujuan sekolah adalah tujuan bersama seluruh elemen yang ada dalam sekolah. Sehingga dalam proses pencapaiannya juga dibutuhkan kerjasama yang baik. Budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap keefektifan sekolah dan juga secara tidak langsung melalui kepuasan kerja guru. Untuk itu indikator budaya organisasi, orientasi tim dan keagresifan yang mendapat respon yang rendah harus ditingkatkan. Keefektifan sekolah merupakan harapan organisasi yang melibatkan seluruh komponen organisasi sekolah, bukan hanya tujuan individu. Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman bersama agar keefektifan sekolah dapat tercapai. 5) Dengan diterima hipotesis kepuasan kerja guru berpengaruh langsung positif

terhadap keefektifan sekolah maka upaya meningkatkan keefektifan sekolah maka terlebih dahulu kepuasan kerja guru ditingkatkan. Kepuasan kerja guru adalah hal yang penting untuk diperhatikan dalam pencapaian tujuan sekolah. Hal –hal yang berhubungan dengan kepuasan kerja guru terlebih dahulu ditingkatkan antara lain kepercayaan pimpinan, pembagian tugas yang merata, apresiasi terhadap suatu pencapaian, imbalan atau gaji dan sebagainya. Sehingga guru dapat bekerja lebih giat dan fokus dalam mencapai tujuan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian, kepuasan kerja guru memiliki pengaruh langsung terhadap keefektifan sekolah. Dari beberapa indikator kepuasan kerja guru, faktor rekan kerja dan promosi mendapatkan respon yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa selama ini hubungan kerja sama antar guru masih rendah. Demikian halnya dengan promosi, guru-guru masih belum mendapatkan kesempatan yang sama untuk maju,


(39)

150 pemerataan kerja dan pendelegasian wewenang dalam hal ini dibutuhkan peran kepala sekolah sehingga keefektifan sekolah dapat terwujud.

C. Saran

Berbagai upaya yang harus ditingkatkan melalui persepsi kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kepuasan kerja guru agar mewujudkan keefektifan sekolah seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka berdasarkan implikasi penelitian, diharapkan kepada :

1. Kepala sekolah, hendaknya berusaha meningkatkan keefektifan sekolah dengan meningkatkan persepsi tentang kepemimpinan transformasional melalui simulasi intelektual pemimpin. Meningkatkan budaya organisasi melalui orientasi tim dan keagresifan para guru dalam mengerjakan tugasnya. Serta meningkatkan kepuasan kerja guru melalui promosi dan rekan kerja.

2. Guru-guru, hasil penelitian ini menjadi bahan untuk merefleksikan diri dengan berusaha memiliki persepsi yang baik terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan berpikir positif terhadap kebijakan kepala sekolah, menyadari bahwa pencapaian tujuan sekolah merupakan tanggung jawab bersama.

3. Dinas Pendidikan, menjadi bahan masukan dalam pengambilan kebijakan yang menyangkut tugas kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan keefektifan sekolah.

4. Menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti lain dalam ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam yang diduga dapat meningkatkan keefektifan sekolah.


(40)

151

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Risky, 2011. Kepuasan Kerja Guru: Studi Deskriptif Pada Guru SLB Kota Medan, Medan: USU Press

Ambarita,dkk.2014. Perilaku Organisasi. Bandung : Alfabeta

Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung : Alfabeta Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Rajawali

Press.

Argensia, Rita F.Dalimunthe, Sitti R.A.S.2014.Analisis Pengaruh kepuasan kerja dan Motivasi terhadap kinerja pegawai dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening (studi pada kantor pengawasan dan pelayanan bea dan cukai tipe madya pabean B Medan) Jurnal Ekonom, Vol.17, No.2. April 2014

As'ad, M. 2003. Psikologi Industri: Seri Sumber Daya Manusia. Yogjakarta: Liberty. Azwar, Saifuddin 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Baswedan,A.2014. Pendidikan Indonesia Gawat Darurat. Edukasi.

kompas.com/red/2014/12/01http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/01/1345 5441/anies.baswedan.sebut.pendidikan.indonesia.gawat.darurat

Cahyana. 2010. Pengaruh Iklim Organisasi dan Etos Kerja Kepala Sekolah terdapat Efektivitas Sekolah (studi analisis di SMP Negeri se-wilayah V kabupaten Garut).Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Colquitt, Le Pine, Wesson. 2009. Organizational Behavior. Organizational Behavior

Improving and commitment in the workplace. New york : McGraw-hill

International edition.

Danim, Sudarman. 2012. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta ; Bumi Aksara Danim dan Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional


(41)

152

Effendi Onong. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Remaja rosdakarya

Fraser, T.M. 1992. Stres dan Kepuasan Kerja (Terjemahan Mulyana, L.) Jakarta: Pustaka Bina Pressendo.

Gary.1984. Manajemen Personalia. Terj.Agus Dharma,SH. Jakarta: Erlangga. Gibson, Ivancevich Donnely.1984. Organisasi dan Manajemen. Jakarta : Erlangga Griffin,Ricky W.2002. Manajemen. Jakarta : Erlangga

Helms, Mariln M.2006. Encyclopedia of Management 5th. Detroit : Thomson Gale.

Hoy dan Miskel. 2013. Administrasi Pendidikan : Teori, riset dan praktis. (terjemahan Daryanto & Rianayati). Yogyakarta : Pustaka pelajar

Luthans, Fred. 1995. Organization Behavior (Perilaku organisasi) Jakarta : Mitra utama

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi (edisi 10). Jogyakarta:Andi Hasibuan, Malayu 1999. Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara

Hasibuan, Novita Indah.2014. “Pengaruh kepemimpinan transformasional, Budaya Organisasi dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja dosen di fakultas ekonomi Universitas Negeri Medan” Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Komariah, Aan dan Cepi Triatna.2010. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Bandung : Bumi aksara

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Remaja rosdakarya

Mangkunegara, A. Anwar Prabu.2008. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung : Refika Aditama


(42)

153

Meiridayani. 2014. “Hubungan Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru di SMA Negeri Kota Binjai” Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Mulyasa,E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya

Neraca Pendidikan Daerah. www.npd.data.kemendikbud.go.id

Nirmalasari,Leli.2014.”Pengaruh kepemimpinan Transformasional, Budaya Organisasi dan Kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Kautsar Utama” Bandung. Jurnal SMART-Study & Manajement Reserch, Vol XI, No.1 Hal 53-66

Pidarta, 1995. Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, seri manajemen pendidikan. Jakarta : Grasindo

Pidarta, 2011. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Poerwadarminta. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Robbins P.Stephen 2007. Perilaku Organisasi. Konsep, kontroversi dan aplikasi, alih

bahasa Handyana Pujaatmaka. Jakarta : Prenhallindo

Robbins P. dan Tim Judge. 2011. Perilaku Organisasi. Edisi 12, Buku 2 Jakarta : Salemba empat

Robbins P. dan Tim Judge. 2015. Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta : Salemba empat

Riduwan dan Kuncoro, 2008. Skala Pengukuran Variabel – Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta

Ritawati, Agustina.2013.”Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja Karyawan PT. Jamsostek Surabaya” DIE Jurnal Ilmu ekonomi dan Manajemen Vol.9 No.1 Hal.82-93 Januari 2013.


(43)

154

Rivai V, Sylviana M.2012. Education Management. Jakarta : Rajawali pers.

Sagala, S. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Strategi memenangkan persaingan mutu. Jakarta ; Nimas Multima

Sagala, S. 2007. Manajemen strategik dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung ; Alfabeta.

Saondi,Ondi.2009. Menjadi Sekolah Unggul. Jakarta ; Al-Tarbiyah press

Scheerens,Jaap. 2003. Peningkatan Mutu Sekolah. Penerjemah Abbas Al-Jauhari. Jakarta : Logos

Siagian, S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi aksara Siagian,S.P.2010. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka cipta

Siburian, Paningkat.2012.”Pengaruh Budaya Organisasi, Perilaku Inovatif, Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja Kepala SMK (Pengembangan model teoritis Kinerja melalui studi empiris pada SMK di Kota Medan) Disertasi. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Siregar, Rosman Darman. 2013. “Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, Kinerja guru dan Iklim sekolah terhadap efektifitas sekolah di SMP se kecamatan Medan kota” Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Sugiyono,2006. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D) Bandung ; Alfabeta

Sugiyono,2014. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D) Bandung ; Alfabeta

Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Suhardiman, Budi. 2012. Studi Pengembangan Kepala Sekolah. Jakarta ; Rineka Cipta


(44)

155

Suharsaputra,U.2010. Administrasi Pendidikan. Bandung : Refika Aditama Supardi.2013. Sekolah Efektif. Jakarta ; Raja Grafindo Persada

Terry, George. R. 2012. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta : Bumi aksara

Thoha, Mitfah. 2013. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Tilaar,H.A.R.2012. Pengembangan Kreativitas dan Entrepreneurship. Jakarta : Kompas

Usman,M Uzer.2008.Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Raja Grafindo

Persada

Winardi.2002. Manajer dan Manajemen. Bandung : Citra aditya Bakti.


(1)

pemerataan kerja dan pendelegasian wewenang dalam hal ini dibutuhkan peran kepala sekolah sehingga keefektifan sekolah dapat terwujud.

C. Saran

Berbagai upaya yang harus ditingkatkan melalui persepsi kepemimpinan transformasional, budaya organisasi dan kepuasan kerja guru agar mewujudkan keefektifan sekolah seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka berdasarkan implikasi penelitian, diharapkan kepada :

1. Kepala sekolah, hendaknya berusaha meningkatkan keefektifan sekolah dengan meningkatkan persepsi tentang kepemimpinan transformasional melalui simulasi intelektual pemimpin. Meningkatkan budaya organisasi melalui orientasi tim dan keagresifan para guru dalam mengerjakan tugasnya. Serta meningkatkan kepuasan kerja guru melalui promosi dan rekan kerja.

2. Guru-guru, hasil penelitian ini menjadi bahan untuk merefleksikan diri dengan berusaha memiliki persepsi yang baik terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan berpikir positif terhadap kebijakan kepala sekolah, menyadari bahwa pencapaian tujuan sekolah merupakan tanggung jawab bersama.

3. Dinas Pendidikan, menjadi bahan masukan dalam pengambilan kebijakan yang menyangkut tugas kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan keefektifan sekolah.

4. Menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti lain dalam ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam yang diduga dapat meningkatkan keefektifan sekolah.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Risky, 2011. Kepuasan Kerja Guru: Studi Deskriptif Pada Guru SLB Kota

Medan, Medan: USU Press

Ambarita,dkk.2014. Perilaku Organisasi. Bandung : Alfabeta

Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Rajawali

Press.

Argensia, Rita F.Dalimunthe, Sitti R.A.S.2014.Analisis Pengaruh kepuasan kerja dan

Motivasi terhadap kinerja pegawai dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening (studi pada kantor pengawasan dan pelayanan bea dan cukai tipe madya pabean B Medan) Jurnal Ekonom, Vol.17, No.2. April 2014

As'ad, M. 2003. Psikologi Industri: Seri Sumber Daya Manusia. Yogjakarta: Liberty.

Azwar, Saifuddin 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Baswedan,A.2014. Pendidikan Indonesia Gawat Darurat. Edukasi.

kompas.com/red/2014/12/01http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/01/1345 5441/anies.baswedan.sebut.pendidikan.indonesia.gawat.darurat

Cahyana. 2010. Pengaruh Iklim Organisasi dan Etos Kerja Kepala Sekolah terdapat

Efektivitas Sekolah (studi analisis di SMP Negeri se-wilayah V kabupaten Garut).Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Colquitt, Le Pine, Wesson. 2009. Organizational Behavior. Organizational Behavior

Improving and commitment in the workplace. New york : McGraw-hill

International edition.

Danim, Sudarman. 2012. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta ; Bumi Aksara

Danim dan Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional


(3)

Effendi Onong. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Remaja rosdakarya

Fraser, T.M. 1992. Stres dan Kepuasan Kerja (Terjemahan Mulyana, L.) Jakarta:

Pustaka Bina Pressendo.

Gary.1984. Manajemen Personalia. Terj.Agus Dharma,SH. Jakarta: Erlangga.

Gibson, Ivancevich Donnely.1984. Organisasi dan Manajemen. Jakarta : Erlangga

Griffin,Ricky W.2002. Manajemen. Jakarta : Erlangga

Helms, Mariln M.2006. Encyclopedia of Management 5th. Detroit : Thomson Gale.

Hoy dan Miskel. 2013. Administrasi Pendidikan : Teori, riset dan praktis.

(terjemahan Daryanto & Rianayati). Yogyakarta : Pustaka pelajar

Luthans, Fred. 1995. Organization Behavior (Perilaku organisasi) Jakarta : Mitra

utama

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi (edisi 10). Jogyakarta:Andi

Hasibuan, Malayu 1999. Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara

Hasibuan, Novita Indah.2014. “Pengaruh kepemimpinan transformasional, Budaya Organisasi dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja dosen di fakultas ekonomi Universitas Negeri Medan” Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Komariah, Aan dan Cepi Triatna.2010. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.

Bandung : Bumi aksara

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung :

Remaja rosdakarya

Mangkunegara, A. Anwar Prabu.2008. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung :


(4)

Meiridayani. 2014. “Hubungan Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru di SMA Negeri Kota Binjai” Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Mulyasa,E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Remaja

Rosdakarya

Neraca Pendidikan Daerah. www.npd.data.kemendikbud.go.id

Nirmalasari,Leli.2014.”Pengaruh kepemimpinan Transformasional, Budaya

Organisasi dan Kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Kautsar Utama” Bandung. Jurnal SMART-Study & Manajement Reserch, Vol XI, No.1 Hal 53-66

Pidarta, 1995. Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, seri manajemen

pendidikan. Jakarta : Grasindo

Pidarta, 2011. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Poerwadarminta. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Robbins P.Stephen 2007. Perilaku Organisasi. Konsep, kontroversi dan aplikasi, alih

bahasa Handyana Pujaatmaka. Jakarta : Prenhallindo

Robbins P. dan Tim Judge. 2011. Perilaku Organisasi. Edisi 12, Buku 2 Jakarta :

Salemba empat

Robbins P. dan Tim Judge. 2015. Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta : Salemba

empat

Riduwan dan Kuncoro, 2008. Skala Pengukuran Variabel – Variabel Penelitian.

Bandung : Alfabeta

Ritawati, Agustina.2013.”Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja Karyawan PT. Jamsostek Surabaya” DIE Jurnal Ilmu ekonomi dan Manajemen Vol.9 No.1 Hal.82-93 Januari 2013.


(5)

Rivai V, Sylviana M.2012. Education Management. Jakarta : Rajawali pers.

Sagala, S. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Strategi

memenangkan persaingan mutu. Jakarta ; Nimas Multima

Sagala, S. 2007. Manajemen strategik dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung ;

Alfabeta.

Saondi,Ondi.2009. Menjadi Sekolah Unggul. Jakarta ; Al-Tarbiyah press

Scheerens,Jaap. 2003. Peningkatan Mutu Sekolah. Penerjemah Abbas Al-Jauhari.

Jakarta : Logos

Siagian, S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi aksara

Siagian,S.P.2010. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka cipta

Siburian, Paningkat.2012.”Pengaruh Budaya Organisasi, Perilaku Inovatif, Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja Kepala SMK (Pengembangan model teoritis Kinerja melalui studi empiris pada SMK di Kota Medan) Disertasi. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Siregar, Rosman Darman. 2013. “Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, Kinerja guru dan Iklim sekolah terhadap efektifitas sekolah di SMP se kecamatan Medan kota” Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Sugiyono,2006. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan

R&D) Bandung ; Alfabeta

Sugiyono,2014. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan

R&D) Bandung ; Alfabeta

Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Suhardiman, Budi. 2012. Studi Pengembangan Kepala Sekolah. Jakarta ; Rineka


(6)

Suharsaputra,U.2010. Administrasi Pendidikan. Bandung : Refika Aditama

Supardi.2013. Sekolah Efektif. Jakarta ; Raja Grafindo Persada

Terry, George. R. 2012. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta : Bumi aksara

Thoha, Mitfah. 2013. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : Raja Grafindo

Persada

Tilaar,H.A.R.2012. Pengembangan Kreativitas dan Entrepreneurship. Jakarta :

Kompas

Usman,M Uzer.2008.Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya

Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Raja Grafindo

Persada

Winardi.2002. Manajer dan Manajemen. Bandung : Citra aditya Bakti.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI GURU MADRASAH ALIYAH NEGERI DI KOTA MEDAN.

0 3 42

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA SEKOLAH, DAN PENGELOLAAN STRES TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI KOTA GUNUNGSITOLI.

0 3 39

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH , BUDAYA ORGANISASI, IKLIM ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SD NEGERI KOTA MEDAN.

0 4 6

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI DI KOTA GUNUNGSITOLI.

0 4 42

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG.

0 2 43

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU DI SMA NEGERI KOTA BINJAI.

0 2 28

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMA Sragen Kota.

0 2 12

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, KEPUASAN KERJA, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA MEDAN.

1 8 41

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KUALITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI, DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMA NEGERI DI KOTA PEMATANG SIANTAR.

0 1 41

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH :Studi Deskriptif Analitik terhadap Persepsi Guru SMA Negeri SSN di Kota Bandung.

0 1 61