HUBUNGAN KETERAMPILAN MENJELASKAN TUTOR DENGAN HASIL BELAJAR MENJAHIT PESERTA DIDIK DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) KUTILANG MEDAN. 2013.

(1)

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENJELASKAN TUTOR

DENGAN HASIL BELAJAR MENJAHIT PESERTA DIDIK

DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN

(LKP) KUTILANG MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

AGUSTINA

109171001

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Agustina. NIM.107191001 : Hubungan Keterampilan Menjelaskan Tutor Dengan Hasil Belajar Menjahit Peserta Didik di Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan. 2013.

Masalah dalam penelitian ini yaitu tutor tidak memahami bagaimana cara menyampaikan materi pembelajaran yang baik sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam menerima materi yang disampaikan dan berdampak pada hasil belajar yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keterampilan menjelaskan tutor dengan hasil belajar menjahit peserta didik di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah keterampilan menjelaskan yang dikemukakan oleh Asril (2011:84) bahwa keterampilan menjelaskan adalah “ Penyajian informasi secara lisan yang dikelola secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya”. Dengan adanya keterampilan menjelaskan maka diharapkan kepada peserta didik untuk lebih mudah memahami pelajaran. Sehingga dengan adanya pemahaman diharapkan hasil belajar pun akan meningkat. Sedangkan teori hasil belajar dikemukakan oleh Abdurahman (2009:37-38) bahwa hasil belajar adalah “Kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan belajar”.

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dan uji hipotesis.

Hasil analisis korelasi product moment antara variabel X dan Y diperoleh thitung= 0,429 > ttabel= 0,361 (kategori sedang). Selanjutnya hasil perhitungan uji

hipotesis dengan menggunakan uji hipotesis diperoleh thitung=2,512 > ttabel= 0,683.

Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan menjelaskan tutor dengan hasil belajar peserta didik menjahit di LKP Kutilang Medan.


(6)

v

DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR BAGAN... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

A.Latar Belakang Masalah... 1

B.Identifikasi Masalah... 6

C.Batasan Masalah... 7

D.Rumusan Masalah... 7

E.Tujuan Penelitian... 8

F. Manfaat Penelitian... 8

BAB II KAJIAN TEORI... 9

A. Kerangka Teori... 9

1. Keterampilan Menjelaskan Tutor...9

1.1Keterampilan Menjelaskan... 9

1.2Defenisi Mengajar………... 11


(7)

vi

2. Hasil Belajar... 14

3. Tujuan Hasil Belajar………. ... 17

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar………….18

5. Hubungan Keterampilan Menjelaskan Tutor Dengan Hasil Belajar………19

B. Kerangka Konseptual... 21

C. Hipotesis... 22

BAB III METODE PENELITIAN... 23

A.Jenis Penelitian... 23

B.Populasi dan Sampel... 23

C.Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional... 24

D.Alat Pengumpulan Data... 25

E.Teknik Analisis Data... 29

F. Lokasi dan Waktu Penelitian... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 33

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 33

B. Pengujian Persyaratan Analisis... 34

C. deskripsi Data Hasil Penelitian ………..35

D. Pembahasan Hasil Penelitian... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 40


(8)

vii

B. Saran... 41


(9)

ix

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Kisi-Kisi Angket………... 26

Tabel 2. interpretasi nilai r………... 28

Tabel 3. Rencana Penelitian... 32

Tabel 4. Data Hasil Belajar ………... 36


(10)

viii

DAFTAR BAGAN

halaman


(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1. Angket Penelitian... 45

Lampiran 2. Analisis Uji Coba Angket Keterampilan menjelaskan tutor ... 50

Lampiran 3. Perhitungan Uji Coba Angket Keterampilan Menjelaskan Tutor………..51

Lampiran 4. Sebaran Data Angket Keterampilan Menjelaskan Tutor ... 58

Lampiran 5. Nilai hasil Belajar Peserta Didik………... 60

Lampiran 6. Perhitungan Koefisien Korelasi... 61

Lampiran 7. Perhitungan Koefisien Korelasi Product Moment... 62

Lampiran 8. Pengujian Hipotesis ………... 64

Lampiran 9. Kategori Penilaian Keterampilan Menjelaskan Tutor………... 66

Lampiran 10. Dokumentasi LKP Kutilang Medan... 68

Lampiran 11. Struktur organisasi LKP Kutilang Medan………...……71

Lampiran 12. Biodata Peserta Didik LKP Kutilang Medan…………...…..72

Lampiran 13. Nilai-Nilai R Product Moment………...…….74

Lampiran 14. Nilai-nilai dalam distribusi t………..……...….75

Lampiran 15. Biodata Pegawai LKP Kutilang Medan...76


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam mendukung kebutuhan sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik, dalam menunjang perkembangan dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pada era globalisasi dan arus informasi serta pekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, seperti saat ini yang penuh tantangan dan persaingan. Masyarakat menyadari kebutuhan akan pendidikan. Realitas lainnya adalah makin dibutuhkannya berbagai macam keahlian dalam menyongsong kehidupan yang semakin kompleks dan penuh tuntutan, maka wajar masyarakat menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program keahlian. Berdasarkan data BPS Tahun 2005 “Angka kemiskinan tercatat 16,6% dan lebih spektakuler lagi data dari Bank Dunia ( World Bank ) menyebutkan 42,6% dari jumlah penduduk Indonesia adalah miskin”. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah melalui program pendidikan


(13)

2

Kecakapan hidup selama tahun 2005-2009 telah menargetkan sasaran sebanyak 1,5 juta orang dapat dilatih keterampilan yang selanjutnya diharapkan dapat bekerja atau usaha mandiri. Salah satu wadah kegiatan belajar masyarakat tersebut yaitu melalui kursus. Kursus sebagai bentuk layanan pendidikan pada jalur pendidikan non formal berfungsi sebagai pengganti pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Kursus diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Perkembangan keberadaan kursus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, berdasarkan data dari Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan bahwa:

Data LKP tahun 2007 berkisar sebanyak 9624 lembaga, sedangkan data terakhir tahun 2010 meningkat tajam menjadi 14.315 artinya dalam kurun waktu hanya tiga tahun keberadaan kursus dan pelatihan meningkat menjadi sebesar 48,5% dengan beraneka ragam jenis keterampilan, hingga saat ini ada sekitar 224 jenis keterampilan dan dari 224 tersebut sekitar 66 jenis keterampilan yang ada sudah di bakukan.

Namun fenomena peningkatan jumlah lembaga kursus ini belum diiringi dengan peningkatan mutu kursus yang ditenggarai oleh penyediaan sarana prasarana yang memadai, begitu pula dengan tenaga pendidik dan kependidikan yang berkompeten, kurikulum yang belum sesuai dengan perkembangan zaman dan lain-lain. Sesuai dengan paling tidak standar minimal yang telah ditetapkan, sehingga lembaga kursus yang berasal dari pendidikan nonformal bukan lagi sekedar pelengkap dalam dunia pendidikan, tapi telah berhasil menjadi mitra sejajar dengan pendidikan formal.


(14)

3

Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang adalah sebuah lembaga yang hadir ditengah-tengah masyarakat untuk membantu mengurangi beban dari pemerintah maupun masyarakat sekitar yang membutuhkan keterampilan, khususnya dalam bidang menjahit. kursus sangat diperlukan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat yang telah terlatih dapat berwirausaha dalam meningkatkan kesejahteraan mereka.

Pada umumnya keberadaan kursus diharapkan dapat membantu permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat, dimana masyarakat dapat memperoleh pendidikan yang dapat mengubah kepribadian tak hanya dengan adanya kursus masyarakat dapat mengubah kehidupan baik dari segi ekonomi. Kursus Kutilang sebagai sebuah wadah dimana peserta didiknya ditempah untuk terampil tidak hanya dalam menjahit, tetapi juga dalam membordir dan mendesain kebaya sendiri. Dalam kursus menjahit biasanya kegiatan yang dilakukan oleh tutor kepada peserta didik adalah dengan mengenalkan materi-materi yang akan dibahas selama satu tingkat/level. Setelah itu peserta didik akan diberikan pengetahuan bagaimana cara menggunakan alat-alat menjahit, bagaimana memilih bahan yang bagus untuk dijadikan bahan jahitan, bagaimana cara mengukur kain dan menyesuaikannya dengan konsumen, kemudian memotong kain tersebut, setelah itu mendesainnya dengan tambahan model terbaru. Kemudian yang terakhir menjahit bahan yang telah diukur dan dipotong tersebut untuk dijadikan baju. Dalam kegiatan ini, terdapat masalah yang dimana tutor tidak memahami bagaimana cara menyampaikan materi pembelajaran yang baik, sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam menerima materi yang disampaikan. Hal


(15)

4

tersebut membawa dampak, dimana pada saat pengujian dilakukan peserta didik kesulitan dalam mengulang materi dan menjawab pertanyaan yang ada.

Dalam proses belajar peserta didik sebagai faktor berjalan atau tidak nya proses belajar, sedangkan tutor sebagai jalan untuk seorang peserta didik mencapai keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuannya. Hal tersebut dapat dilihat pada saat peserta didik berada di lingkungan belajar dan masyarakat apakah ia mampu menerapkan ilmu yang ia terima saat berada di tempat belajar atau lingkungannya. Tidak jauh berbeda dengan kegiatan kursus menjahit lainnya, pasti terdapat beberapa masalah yang menghambat kegiatan pembelajaran baik itu di tinjau dari segi internal maupun eksternal. Jika di tinjau dari segi internal dapat dilihat dari peserta didik itu sendiri, dimana masih kurangnya minat mereka dalam belajar yang meliputi penguasaan materi, kemauan, kemampuan, komitmen, motivasi, penyesuaian diri saat pembelajaran berlangsung.

Faktor eksternal meliputi kenyamanan suasana kelompok belajar, fasilitas belajar, tutor yang belum memenuhi standarisasi kompetensi tutor dalam mengajar dan sebagainya. Kompetensi tutor dalam mengajar juga merupakan faktor yang dapat menentukan keberhasilan belajar. Jumlah tenaga pendidik yang terdapat pada kursus dan pelatihan sesuai data NILEK Online “ Jumlah Pendidik kursus diperkirakan lebih dari 64.974 orang, sedangkan pendidik yang memiliki kompetensi dalam mengajar hanya berjumlah 12.432 ”. Maka dapat diketahui bahwa masalah yang dihadapi sekarang ini adalah kompetensi pendidik yang masih terbatas, karena pelatihan yang diberikan kepada mereka pun masih terbatas.


(16)

5

Serta Pendidik kursus juga tidak memiliki sertifikat yang berasal dari pelatihan sebagai pendidik kursus, yaitu sebanyak lebih dari 70 persen. Selain mengajar, tugas tutor adalah memberikan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik. Dalam kursus menjahit yang terdapat di LKP Kutilang, tutor memberikan penilaian dengan melihat hasil ujian akhir peserta didik, tingkat keaktifan saat pembelajaran berlangsung yang dilihat dari mulai memilih bahan, memotong, mengukur, mendesain dan menjahit yang merupakan nilai tambah bagi peserta didik. Pemberian nilai kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar yang telah mereka lakukan selama belajar di LKP tersebut. Hasil belajar tersebut dapat menjadi motivasi bagi mereka dalam belajar untuk menjadi lebih baik lagi.

Jika di tinjau dari makin meningkatnya jumlah lembaga kursus yang berkembang, maka tidak sebanding dengan jumlah tenaga pendidik yang belum memiliki kompetensi dalam mengajar. Hal tersebut dikarenakan masih banyak tenaga pendidik yang tidak pernah mengikuti pelatihan. Pelatihan sangat penting bagi tutor karena disana tutor akan dibimbing untuk lebih mengembangkan skill nya dalam mengajar. Tidak hanya itu, tutor dapat lebih kreatif dalam mendesain jahitannya baik dalam menjahit kebaya, penambahan payet maupun bordir. Sehingga dalam kursus ini, tutor hanya mengajar dengan seadanya dan sepengetahuannya saja, hal ini berdampak pada peserta didik. Dimana mereka merasa jenuh dengan proses berjalannya pembelajaran, sehingga berdampak pada tingkat keaktifan dan hasil mereka dalam belajar.

Permasalahan yang ada pada lembaga kursus ini tidak hanya terjadi pada kualitas tutor yang belum berkompeten, tetapi juga terjadi pada peserta didiknya.


(17)

6

Dimana mereka kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, hal tersebut dikarenakan masih kurangnya minat dan motivasi mereka dalam belajar. Peserta didik hanya terfokus pada tutor, dimana mereka tidak memberikan inisiatif sendiri dalam belajar. Baik dalam mencari tahu tentang menjahit, bagaimana pola jahitan yang bagus dan sebagainya.

Dengan adanya beberapa masalah tersebut diharapkan dapat segera teratasi, tidak hanya terbatas pada cara mengajar tutor namun keahlian yang belum dimiliki tutor dalam melakukan pendekatan terhadap peserta didiknya, bagaimana cara berinteraksi dengan peserta didik bahkan cara memberikan motivasi belajar bagi peserta didik itu sendiri. Dengan demikian sudah seharusnya seorang tutor meningkatkan produktivitas kerjanya agar semua tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dapat dilaksanakan dengan baik. Dengan memberikan pelatihan-pelatihan secara terus menerus kepada tutor sangat berpengaruh terhadap kualitas tutor dalam melaksanakan tugasnya sehingga akan tercapai produktivitas kerja yang baik dan hasil belajar peserta didik yang baik pula. Sesuai dengan uraian di atas, maka penulis tertarik dan ingin mengetahui bagaimana “Hubungan Keterampilan Mengajar Tutor Dengan Hasil Belajar Menjahit Peserta Didik di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan baik, maka tutor sebagai tenaga pendidik diharapkan memiliki kompeten dan terampil dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Sebagaimana yang telah


(18)

7

dipaparkan dalam latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Tutor tidak memahami bagaimana cara menyampaikan materi pembelajaran yang baik.

2. Kompetensi pendidik yang masih terbatas.

3. Peserta didik mengalami kesulitan dalam menerima materi yang disampaikan.

4. Peserta didik merasa jenuh dengan proses berjalannya pembelajaran. 5. Peserta didik hanya terfokus pada tutor tanpa memberikan inisiatif

sendiri dalam belajar.

C. Batasan Masalah

Agar memudahkan penelitian dan untuk menghindari kekeliruan dalam penulisan dan pengkajian, penulis membatasi masalah dan objek yang akan diteliti yaitu “Hubungan Keterampilan Menjelaskan Tutor Dengan Hasil Belajar Menjahit Peserta Didik Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan”.

D. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada hubungan antara keterampilan menjelaskan tutor dengan hasil belajar menjahit peserta didik di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan?”


(19)

8

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui hubungan keterampilan menjelaskan tutor dengan hasil belajar menjahit peserta didik di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan”.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan untuk meningkatkan keterampilan tutor dalam menjelaskan pelajaran dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Manfaat teoritis

a. Untuk menambah kajian ilmu dalam bidang PLS terutama yang berkaitan dengan produktivitas kerja tutor dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik

b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang meneliti masalah yang sama


(20)

40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Diperoleh r11=0,953 maka dapat disimpulkan bahwa angket keterampilan

menjelaskan tutor berada dalam kategori baik dan sudah reliabel.

2. Diketahui besarnya kontribusi keterampilan menjelaskan tutor sebesar 45,2% dengan hasil belajar menjahit peserta didik di LKP Kutilang Medan sedangkan lebihnya dapat berasal dari luar, baik lingkungan maupun keluarga.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan menjelaskan tutor dengan hasil belajar peserta didik di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan dilihat dari pengolahan data yang dilakukan berdasarkan hasil angket yang telah diperoleh dari responden atau peserta didik untuk melihat sejauhmana keterampilan menjelaskan yang dimiliki oleh tutor dan hasil belajar yang dilihat dari daftar kumpulan nilai peserta didik selama belajar. Sesuai dengan perhitungan diperoleh rhitung = 0,429 sedangkan rtabel

dengan ∝ = 0,05 dan N= 30 diperoleh rtabel = 0,361 sehingga rhitung > tabel


(21)

41

B. SARAN

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab selanjutnya, pada kesempatan disampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi tutor, peserta didik, lembaga dan peneliti yang ingin melanjutkan sejenisnya, sebagai berikut:

1. Bagi tutor di LKP Kutilang Medan diharapkan agar meningkatkan kreativitasnya dalam mengajar, terutama dalam meningkatkan keterampilan menjelaskan agar peserta didik lebih termotivasi dalam belajar.

2. Bagi peserta didik di LKP Kutilang Medan agar lebih aktif dalam belajar agar memperoleh hasil yang lebih baik.

3. Kepada Lembaga Kursus dan Pelatihan Kutilang Medan agar selalu memperhatikan perkembangan pembelajaran baik dari tutor maupun peserta didik untuk memperkecil kesalahan-kesalahan yang terjadi.


(22)

42

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Abdurahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Asril, Zainal. 2010. Micro Teaching. Jakarta: Rajawali Pers Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya

Depdikbud. 1986. Kurikulum: Landasan, Program, dan Pengembangan. Jakarta: Depdikbud

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Direktorat Pembinaan Kursus Dan Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Luar Sekolah. 2007. Buku Saku Informasi Pembinaan Kursus Dan Kelembagaan, Membina Kursus,Mencerdaskan Bangsa, Membangun Kursus, Mensejahterakan Bangsa. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Pembinaan Kursus Dan Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Nonformal Dan Informal. 2008. Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Tenaga Teknis Ditjen Pendidikan Luar Sekolah Dan Pemuda. 2007. Modul Evaluasi Kegiatan Belajar Mengajar. Departemen Pendidikan Nasional

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara

Kamil, Mustofa. 2007. Model Pendidikan Dan Pelatihan ( Konsep Dan Aplikasi ). Bandung: Alfabeta

. 2009. Pendidikan NonFormal. Bandung: Alfabeta Nasution, S. 1982. Azas-azas Kurikulum. Bandung: Jemars.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sabri,Ahmad. 2010. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Ciputat: Ciputat Press


(23)

43

Sagala, Syaiful. 2008. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Soelaiman, Joesoef. 1986. Konsep Dasar PLS. Jakarta: Bumi Aksara

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono.2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tim penyusun FIP.2013. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. FIP UNIMED

Undang-Undang No.19 Tahun 2005 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Eka Jaya

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara

Usman, Husaini. 2006. Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara

Usman, Moh. Uzer. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Winkel, W.S.. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia

Sumber internet:

Ahmadi. 2012. http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/18/peran-dan-fungsi-tutor-478870.html, diakses 04 April 2013

Mulia. 2010. http://www.trigonalworld.com/2010/12/pengertiandefinisi-belajar-dan-mengajar.html, diakses 08 April 2013

Gordon. 1994. thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00501-mn%202.pdf, diakses 10 juni 2013


(24)

44

Sumber Jurnal:


(1)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui hubungan keterampilan menjelaskan tutor dengan hasil belajar menjahit peserta didik di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan”.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan untuk meningkatkan keterampilan tutor dalam menjelaskan pelajaran dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Manfaat teoritis

a. Untuk menambah kajian ilmu dalam bidang PLS terutama yang berkaitan dengan produktivitas kerja tutor dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik

b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang meneliti masalah yang sama


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Diperoleh r11=0,953 maka dapat disimpulkan bahwa angket keterampilan menjelaskan tutor berada dalam kategori baik dan sudah reliabel.

2. Diketahui besarnya kontribusi keterampilan menjelaskan tutor sebesar 45,2% dengan hasil belajar menjahit peserta didik di LKP Kutilang Medan sedangkan lebihnya dapat berasal dari luar, baik lingkungan maupun keluarga.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan menjelaskan tutor dengan hasil belajar peserta didik di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan dilihat dari pengolahan data yang dilakukan berdasarkan hasil angket yang telah diperoleh dari responden atau peserta didik untuk melihat sejauhmana keterampilan menjelaskan yang dimiliki oleh tutor dan hasil belajar yang dilihat dari daftar kumpulan nilai peserta didik selama belajar. Sesuai dengan perhitungan diperoleh rhitung = 0,429 sedangkan rtabel dengan ∝ = 0,05 dan N= 30 diperoleh rtabel = 0,361 sehingga rhitung > tabel 0,429> 0,361


(3)

B. SARAN

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab selanjutnya, pada kesempatan disampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi tutor, peserta didik, lembaga dan peneliti yang ingin melanjutkan sejenisnya, sebagai berikut:

1. Bagi tutor di LKP Kutilang Medan diharapkan agar meningkatkan kreativitasnya dalam mengajar, terutama dalam meningkatkan keterampilan menjelaskan agar peserta didik lebih termotivasi dalam belajar.

2. Bagi peserta didik di LKP Kutilang Medan agar lebih aktif dalam belajar agar memperoleh hasil yang lebih baik.

3. Kepada Lembaga Kursus dan Pelatihan Kutilang Medan agar selalu memperhatikan perkembangan pembelajaran baik dari tutor maupun peserta didik untuk memperkecil kesalahan-kesalahan yang terjadi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Abdurahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Asril, Zainal. 2010. Micro Teaching. Jakarta: Rajawali Pers Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya

Depdikbud. 1986. Kurikulum: Landasan, Program, dan Pengembangan. Jakarta: Depdikbud

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Direktorat Pembinaan Kursus Dan Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Luar Sekolah. 2007. Buku Saku Informasi Pembinaan Kursus Dan Kelembagaan, Membina Kursus,Mencerdaskan Bangsa, Membangun Kursus, Mensejahterakan Bangsa. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Pembinaan Kursus Dan Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Nonformal Dan Informal. 2008. Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Tenaga Teknis Ditjen Pendidikan Luar Sekolah Dan Pemuda. 2007. Modul Evaluasi Kegiatan Belajar Mengajar. Departemen Pendidikan Nasional

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara

Kamil, Mustofa. 2007. Model Pendidikan Dan Pelatihan ( Konsep Dan Aplikasi ). Bandung: Alfabeta

. 2009. Pendidikan NonFormal. Bandung: Alfabeta Nasution, S. 1982. Azas-azas Kurikulum. Bandung: Jemars.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sabri,Ahmad. 2010. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Ciputat: Ciputat Press


(5)

Sagala, Syaiful. 2008. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Soelaiman, Joesoef. 1986. Konsep Dasar PLS. Jakarta: Bumi Aksara

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono.2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tim penyusun FIP.2013. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. FIP UNIMED

Undang-Undang No.19 Tahun 2005 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Eka Jaya

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara

Usman, Husaini. 2006. Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara

Usman, Moh. Uzer. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Winkel, W.S.. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia

Sumber internet:

Ahmadi. 2012. http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/18/peran-dan-fungsi-tutor-478870.html, diakses 04 April 2013

Mulia. 2010. http://www.trigonalworld.com/2010/12/pengertiandefinisi-belajar-dan-mengajar.html, diakses 08 April 2013

Gordon. 1994. thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00501-mn%202.pdf, diakses 10 juni 2013


(6)

Sumber Jurnal: