PELAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TRISMUS Pelaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Trismus Temporomandibula Joint Sinistra Di RSUD Salatiga.

PELAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TRISMUS
TEMPOROMANDIBULA JOINT SINISTRA DI RSUD SALATIGA

Naskah Publikasi
Diajukan Guna Melengkapi Tugas
Dan Memenuhi Sebagian Persyaratan
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

Oleh :
AISYA NUR MEILIYANI
J100110016

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

PELAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TEMPOROMANDIBULA
JOINT SINISTRA DI RSUD SALATIGA
( Aisya Nur Meiliyani, 2014, 45 halaman)
Abstrak

Latar Belakang : Temporomandibula joint merupakan terjadinya disfungsi otot –
otot pengunyahan dan sendi temporomandibula yang menghubungkan rahang bawah
dan tengkorak. Nyeri yang dirasakan menyebabkan terbatasnya gerakan pada
mandibula dan terkadang menimbulkan bunyi saat terjadi pergerakan mandibula.
Fisioterapi dalam kasus ini berperan dalam mengembalikan fungsi gerak sendi
mandibula agar dapat bergerak seperti semula dengan menggunakan berbagai
modalitas salah satunya Infra red, massage pada wajah, dan exercise mandibula.
Tujuan : Untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi dalam mengurangi nyeri,
meningkatkan lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot pada kasus
temporomandibula joint sinistra dengan menggunakan modalitas infra red, massage
dan exercise mandibula.
Hasil : Setelah dilakukan terapi selama 6 kali didapat hasil penilaian penurunan
derajat nyeri, nyeri diam T1 : 2 menjadi T6 : 4, nyeri tekan T1 : 4 menjadi T6 : 2, nyeri
gerak T1 : 6 menjadi T6 : 5, peningkatan lingkup gerak sendi depresi T1 : 4cm
menjadi T6 : 4cm, elevasi T1 : 2,5cm menjadi T6 : 2,5cm, lateral deviasi sinistra T1 :
0cm menjadi T6 : 0,4cm, lateral deviasi dextra T1 : 0,5cm menjadi T6 : 0,8cm,
protusor T1 : 0 cm menjadi T6 : 0,3cm,peningkatan kekuatan otot depresor T1 : NF
menjadi T6 : WF, elevator T1 : NF menjadi T6 : WF, lateral deviasi sinistra T1 : NF
menjadi T6 : WF, lateral deviasi dextra T1 : F menjadi T6 : F, protusor T1 : NF
menjadi T6 : WF.

Kesimpulan : Infra red dapat mengurangi nyeri dalam kondisi temporomandibula
joint sinistra massage dan exercise mandibula dapat meningkatkan lingkup gerak
sendi dan meningkatkan kekuatan otot pada kondisi temporomandibula sinistra.
Kata kunci : Temporomandibula, Infra red, massage dan exercise mandibula.

mengembalikan

PENDAHULUAN

fungsinya

seperti

Temporomandibular joint atau

semula. Fisioterapi dalam kasus ini

temporomandibular

berperan dalam mengembalikan fungsi


merupakan istilah umum yang meliputi

gerak sendi mandibula agar dapat

rasa sakit dari

bergerak

gangguan

otot-otot

terjadinya disfungsi

pengunyahan

dan

temporomandibular


seperti

semula

dengan

sendi

menggunakan

yang

salah satunya Infra red, massage pada

berbagai

exercise

modalitas


mandibula.

menghubungkan rahang bawah dengan

wajah,

tengkorak.

dirasakan

Melihat dari permasalahan tersebut,

gerakan

maka kami tertarik untuk mencoba

terkadang

mengkaji dan memahami mengenai


Nyeri

menyebabkan
pada

terbatasnya

mandibula

menimbulkan
pergerakan

yang

dan

bunyi

saat


mandibula.

temporomandibula

terjadi

Meskipun

dan

penatalaksanaan fisioterapi pada kasus
trismus temporomandibular joint.

joint

tidak

namun


dapat

adalah: Untuk mengetahui pengaruh

merusak kualitas hidup karena gejala

pemberian infra red, massage dan

yang

exercise

mengancam

jiwa

ditimbulkan

dapat


menjadi

Penanganan kasus ini dapat
dilakukan dengan kompres hangat
untuk kasus yang ringan sampai
operasi

laporan

mandibular

kasus

pada

ini

kasus

trismus temporo mandibular joint


kronik dan susah untuk diatur.

dilakukan

Tujuan

untuk

sinistra.

PROSES FISIOTERAPI

KERANGKA TEORI
Trismus
joint

Dari anmanesis umum berisi

temporomandibular


merupakan

gangguan

tentang

identitas

pasien

secara

temporomandibular merupakan istilah

lengkap. Anamnesis ini dilakukan

umum yang meliputi rasa sakit dari

pada tanggal 9 Januari 2014, dalam

terjadinya

anamnesis ditemukan data sebagai data

disfungsi

otot-otot

dan

sendi

sebagai berikut:

yang

1) Nama

: Ny. S

menghubungkan rahang bawah dengan

2) Umur

: 26 tahun

tengkorak.

3) Jenis kelamin : Perempuan

pengunyahan
temporomandibular

Temporomandibular

4) Agama

: Islam

joint ini disebabkan oleh beberapa

5) Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

faktor seperti infeksi, peradangan,

6) Alamat

: Cedok,

Trismus

trauma, pasca kecelakaan, dan pasca

Susuan,

cabut

Semarang

gigi.

Ada

tiga

gangguan

Muncar

paling

Permasalahan yang diakibatkan

sering, yaitu nyeri miofasial, internal

dari trismus temporomandibular joint

dearrangement,

osteoartrosis.

sinistra yaitu :

Nyeri miofasial adalah gangguan yang

a. Impairment

temporomandibular

dan

tersering ditemukan

yang

 Adanya

kekakuan

sendi

mandibular joint kearah sinistra

 Keterbatasan lingkup gerak sendi

dengan diagnosa temporomandibular

ke arah depresi, elevasi, lateral

sinistra yang mengeluh rahang kaku

deviasi sinistra dan protrusi.

untuk

digerakkan

menutup

b. Functional limitation

mulut,

membuka
setelah

dan

diberikan

 Pasien mengalami keterbatasan

modalitas fisioterapi berupa Infra Red

gerak saat menoleh kesebelah

dan massage didapatkan hasil adanya

kiri saat melakukan gerakan

peningkatan

dalam sholat.

mandibular dan adanya peningkatan

gerak

sendi

kekuatan otot mandibular joint.

c. Disability
 Dalam aktifitas pekerjaan pasien
tidak

lingkup

mengalami

gangguan

1. Hasil evaluasi penurunan derajat
nyeri

karena pasien hanya seorang ibu

8

rumah tangga dan untuk aktifitas

6

sosial seperti pengajian pasien

Nyeri diam

4

Nyeri tekan

2

masih dapat mengikuti meskipun

Nyeri gerak

0
T1 T2 T3 T4 T5 T6

keluhan dirasakan.
Pasien yang bernama Ny. S
HASIL DAN PEMBAHASAN
berumur 26 tahun dengan diagnosa
Setelah mendapatkan sebnayak
Trismus
6 kali terapi mulai T1 sampai T6 pasien

Temporomandibular

Joint

Sinistra dengan keluhan utama kaku

yang bernama Ny. S berusia 26 tahun
saat

membuka,

menutup

mulut,

makan, mengunyah, dan berbicara

terjadi hipertonus sebagai reaksi dari

disertai dengan keterbatasan lingkup

hiperfungsi

gerak sendi mandibular dan penurunan

yang dapat menyebabkan spasme otot.

kekuatan

Dengan infra red di dapat efek

otot

mastikasi

setelah

sistem

muskuloskeletal

mendapat terapi sebanyak 6 kali

terapeutik

mengalami penurunan derajat nyeri.

menimbulkan

Pada kasus trismus terjadi peradangan

menyebabkan

dan gangguan reflek saraf motorik

sehingga

otot-otot pengunyah (otot temporalis,

pengurangan nyeri, karena zat “ p “

masseter,

pterygoid

dan

penyebab nyeri terbuang dan rileksasi

pterygoid

lateral).

terjadi

otot pun mudah dicapai bila jaringan

kerusakan pada otot tersebut akan

otot dalam keadaan hangat. Adanya

menimbulkan rasa nyeri, keadaan ini

kenaikan

disebut dengan muscle guarding yaitu

menimbulkan vasodilatasi yang akan

penegangan pada otot yang timbul

menimbulkan peningkatan darah ke

sebagai kompensasi terhadap nyeri

jaringan

yang

ditimbulkan

timbul

sehingga

pada

penderita

medial
Saat

otot
tidak

tersebut

mild

heating

yang

sedatif

dapat

efek

counter
akan

iritation

menimbulkan

temperatur

setempat.
dari

akan

Efek

yang

massage

yaitu

dapat

tekanan yang diberikan pada kulit dan

mengontrolnya. Setiap tindakan yang

jaringan subcutan dapat membantu

dipaksakan untuk meregangkan otot

meningkatkan aliran darah dan dapat

tersebut akan menimbulkan kontraksi

mencegah

yang makin kuat. Akibatnya pada otot

jaringan

terjadinya
serta

akan

perlengketan
mengaktifkan

sirkulasi dan nutrisi dalam jaringan

Tujuan penerapan exercise mandibular

sehingga mempertahankan fleksibilitas

disini adalah untuk meningkatkan

jaringan

kekuatan

tersebut

meningkatkan

dan

juga

elastisistas

akan

jaringan,

otot

bertambahnya

mastikasi.
motor

Dengan

unit

yang

selain itu pemberian massage dengan

terangsang maka

menggunakan teknik slapping yang

serabut-serabut

berirama cepat akan meningkatkan

berkontraksi sehingga kekuatan otot

tonus otot sehingga baik diberikan

meningkat

sebagai pre-liminary atau persiapan

peningkatan jumlah latihan yang akan

sebelum melakukan terapi latihan.

menstimulasi otot untuk menjadi lebih

2.

kuat.

Hasil

evaluasi

peningkatan

kekuatan otot

dan

Penurunan

semakin
otot

banyak

yang

dengan

ikut

adanya

kekuatan

otot

mastikasi pada kasus ini terjadi akibat

6

Depresor

adanya kekakuan pada sendi serta

4
Elevator

2

terjadi hipertonus atau spasme otot
yang

0
T1 T2 T3 T4 T5 T6

Lat.
deviator

mengakibatkan

berkurangnya

mobiltas dari temporomandibula joint
sehingga kerja otot-otot penggerak

Pasien mengalami peningkatan
temporomandibula
kekuatan otot, hal ini dapat terjadi
menurun.
karena seiring dengan menurunnya
spasme otot dan kekakuan pada sendi.

joint

semakin

b. Kepada

SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan

pasien

untuk

a. Pemberian infra red, massage

disarankan

melakukan

latihan

seperti yang telah diajarkan

dan exercise mandibular dapat

oleh

menurunkanderajat nyeri

sesampainya pasien kembali ke

terapis

hingga

b. Pemberian infra red, massage

rumah. Selain itu pasien juga

dan exercise mandibular dapat

diminta agar tidak takut untuk

meningkatkan kekuatan otot

menggerakkanrahangnya

mandibular.

karena dengan adanya gerakan

2. Saran

pada

rahang

a. Seorang fisioterapi disarankan

mempercepat

untuk memberikan pelayanan

penyembuhan

yang

sebaik-baiknya

mengurangi

harus

menggunakan

serta
proses

proses
yaitu

dengan

meningkatkan LGS, menambah
kekuatan

sesuai dengan kondisi pasien.

mengunyah

Fisioterapi

dengan jelas.

selalu

dapat

kekakuan,

fisioterapi secara tepat dan

harus

akan

,

otot
serta

dan

dapat

berbicara

meningkatkan mutu pelayanan
DAFTAR PUSTAKA
dengan cara belajar dan terus
belajar

mengenai

fisioterapi
berkembang.

yang

ilmu
terus

Bachrudin Moch. 2012, Neuroanatomi
dan aplikasi klinis. Malang,
UMMPers.

Cascarini Luke.2012,Bedah mulut &
maksilofaksial.Jakarta, Penerbit
buku kedokteran EGC.
Dhanrajani
PJ,
Jonaidel
O.2002.Trismus:
Aetiology,
Differential
Diagnosis
and
Treatment, Dental Update.
J Hardjono, S Rohana. 2008.Jurnal
Fisioterapi.
Diakses
dari
ejurnal.esaunggul.ac.id
pada 24 oktober 2014.
Kurnikasari,
Erna.2011.Perawatan
Disfungsi
Sendi
Temporomandibula
Secara
Paripurna. FKG Unpad.

Edisi
23,
Penerbit
Kedokteran EGC, hal 55.

Buku

Rishiraj, Bob. 2006. Journal of
Treatment Temporomandibular
Joint. Diakses tanggal 24
november 2014 dari www.cdaadc.ca/jcda/vol-67/issue11/659.pdf.
Snell S Richard.2007. Anatomi Klinik
Untuk Mahasiswa Kedokteran.
Ed.3. Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Sidharta, Priguna. 2008. Neurologi
Klinis dalam Praktek Umum,
Dian Rakyat, Jakarta, 2008, hal.
112 -115

Pederson GW. Buku ajar praktis
bedah mulut; alih bahasa;
Purwanto; editor, Basoeseno,
Jakarta,
Penerbit
buku
kedokteran EGC.

Sujatno.IG. 2007. Sumber Fisis,
Jakarta, Depkes RI, 2007, hal 53
– 56.

Paulsen, F.and Waschke, J, 2013,
Atlas anatomi Manusia Sobotta
Kepala, leher, Extremitas Atas:

Trisnowiyanto
Instrumen
fisioterapi
kesehatan.
medika.

Bambang.
2012.
Pemeriksaan
dan
penelitian
Jogjakarta, Nuha