DINAMIKA PSIKOLOGIS NARAPIDANA ANAK PELAKU PEMBUNUHAN Dinamika Psikologis Narapidana Anak Pelaku Pembunuhan (Studi Kasus di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas II A Kutoarjo).

DINAMIKA PSIKOLOGIS NARAPIDANA ANAK PELAKU
PEMBUNUHAN
(STUDI KASUS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KELAS IIA
KUTOARJO)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai Derajat S-1
Sarjana Psikologi & Sarjana Pendidikan Islam

Diajukan oleh:
Arinal Maftukh Alifah
F 100 110 009 - G 000 110 121

TWINNING PROGRAM
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

DINAMIKA PSIKOLOGIS NARAPIDANA ANAK PELAKU
PEMBUNUHAN


(Studi Kasus di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIA Kutoarjo)

Naskah Publikasi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai Derajat S-1
Sarjana Psikologi & Sarjana Pendidikan Islam

Disusun oleh:
Arinal Maftukh Alifah
F 100 110 009 - G 000 110 121

TWINNING PROGRAM
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

DINAMIKA PSIKOLOGIS NARAPIDANA ANAK PELAKU PEMBUNUHAN

(Studi Kasus Di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas II A Kutoarjo)
Arinal Maftukh Alifah
Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
ABSTRAK
Dinamika psikologi adalah keterkaitan aspek psikologi dengan faktor eksternal yang
mempengaruhi terjadinya suatu perilaku. Beberapa penelitian kriminalitas remaja
menyebutkan bahwa pelaku kejahatan kekerasan anak banyak yang berasal dari rumah yang
tidak harmonis, anak-anak dari latar belakang sosial-ekonomi rendah, anak-anak dengan
akses ke senjata tanpa pengawasan yang cukup, anak-anak yang pernah mengalami kekerasan
dan pengabaian, serta anak yang menggunakan atau menyalahgunakan zat adiksi terlarang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dinamika psikologis narapidana
anak pelaku pembunuhan.
Informan dalam penelitian ini berjumlah 2 orang laki-laki narapidana anak pelaku
pembunuhan, pemilihan informan dilakukan dengan purposive sampling. Karakterstik
informan sebagai berikut : a) Seorang narapidana anak, b) Berjenis kelamin laki-laki, c)
Berusia anatara 8-18 tahun, d) Belum menikah, e) Berada dalam pembinaan Lembaga
Pemasyarakatan Anak di Kutoarjo.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek psikologis yang mempengaruhi anak

di bawah umur melakukan pembunuhan di antaranya kecemasan, kecenderungan gangguan
patologis, frustasi, tertekan, konflik dan balas dendam. Adapun faktor eskternal yang
mempengaruhi anak di bawah umur melakukan pembunuhan adalah kondisi keluarga yang
tidak harmonis, pengaruh teman sebaya, dan diperberat oleh alkohol serta teradiksi judi
online. Dua hal tersebut, aspek psikologis dan faktor eksternal memiliki hubungan
korelasional yang tidak dapat berdiri sendiri.
Kata kunci : Dinamika psikologis, narapidana anak, pelaku pembunuhan.

62 orang narapidana anak yang berada

PENDAHULUAN

dalam

Cita ideal masyarakat secara

narapidana

sehat, cerdas, ceria, serta terjamin


kembang
sosial

hidup

mereka.

bahkan

kasus

yang

KDRT,

menunjukkan fenomena yang sama.
Anak remaja dengan berbagai alasan

orang


kasus

pelacuran/trafficking

(Data

Warga

Pemasyarakatan

Lembaga

kasus yang menjadi bahan dalam
penelitian

ini

adalah

kasus


pembunuhan yang dilakukan anak.

dalam

Wawancara dilakukan terhadap

(Supeno, 2010).

dua informan berinisial MLM dan SP.
Saat

Sebagian anak yang berhadapan

meninggal. Berikut pernyataan salah

pembunuhan.
yang

± 16 tahun yang


persamaan yang menyebabkan korban

350 KUHP yang mengatur tentang

survei

pembunuhan,

terjerat pasal berbeda namun memiliki

Pasal 338 KUHP sampai dengan Pasal

pidana

melakukan

keduanya berusia

dengan hukum di antaranya terjerat


Berdasarkan

kasus

1

pengawasan lembaga-lembaga sosial

tindak

orang

Tanggal 4 Mei, 2015). Selanjutnya,

pertiga di antaranya berada dalam
sisanya

kasus


Pemasyarakatan Anak Kutoarjo Per

ribu

berkonflik dengan hukum, dengan dua

dan

7

dan

Binaan

Di

kalaulah bukan ratusan ribu anak yang

penjara,


orang

pembunuhan anak, 1 orang kasus

negara terbelakang dan berkembang,

puluhan

5

1 orang kasus narkotika, 2 orang kasus

baik negara maju maupun negara-

ada

1

pencurian, 2 orang kasus perampokan,


angankan. Berbagai belahan dunia,

dunia

kesusilaan,

penganiayaan,

berlawanan dengan cita ideal yang kita

seluruh

dan

pembunuhan berencana, 1 orang kasus

kadang-kadang

harus berurusan dengan hukum.

laki-laki

rinciannya adalah sejumlah 42 orang

realitas

sesuatu

anak

narapidana anak perempuan. Adapun

tumbuh

Namun

menunjukkan

berbeda

dan

Lembaga

Pemasyarakatan yang terdiri dari 61

umum menginginkan anak-anak yang

kelangsungan

pembinaan

satu informan penelitian MLM saat

telah

diminta untuk menceritakan kronologi

dilakukan oleh peneliti pada bulan Mei

peristiwa pembunuhan yang dilakukan

2015 di Lembaga Pemasyarakatan

:

Anak kelas II A di Kutoarjo, terdapat
1

Pertama waktu awal mula
waktu sore-sore itu saya pergi. Pergi
dari rumah sama temen. Lha itu mbak
kenapa kok bisa ngeblank sore itu,
sebelume saya udah pusing dibuat
sendiri taulah gitu, terus pulang jam
sembilan masih dalam keadaan
ngenelah geleng-geleng (W1S1.4-9).
Koncone ngejaki kui yo manut.
Ngejaki, ayo ngene-ngene yowis
mangkat. Nah kui bar jam sembilan
pulang. Kebo ngampiri neng ngomah
karo korbane, ngejak lungo tapi kan
wis, pas Kebo masuk rumah kan dia
punya rencana lho nyerang pisau... bar
kui rencana bareng kon melu, terus
aku melu bar kui metu muter-muter
nggolek nggon lah. Ketemune neng
sawah, dalan tapi pinggir-pinggire
sawah. Terus kan sendalku, sendale
kan pura-pura jatuh, terus pas itu kan
beatnya behenti, tit. Berhenti, terus
saya turun, lha pas saya balik, Kebo
udah nusuk, nusuk korbannya pake
pisau, tapi pisaunya tu ndak nancep,
cuma bengkong. Lha trus Kebonya kan
ngelawan, Kebo terjungkel trus saya
lari saya pukul der der der Kebonya
jatuh ke Sawah, terus Kebo jatuh ke
bawah, nha terus gitu terjadi
perkelahian antara Kebo dan korban,
tapi korbannya mati karena nggak bisa
nafas gitu di lumpur (W1S1. 23-43).

faktor penyebab yang melatarbelakangi

Hal di atas menunjukkan bahwa

anggota badan karena berpisahnya roh

tidak hanya orang dewasa saja yang

dengan jasad korban. Dari pengertian

lazim membunuh, akan tetapi anak-

tersebut,

anak di bawah umur pun juga dapat

pembunuhan merupakan salah satu

melakukan

bentuk agresi. Adapun tipe dari agresi

hal

yang

sama,

tindakan membunuh yang dilakukan
anak

di

bawah

umur

sehingga

kedepannya dapat meminimalisir kasus
terjadinya

kejahatan

khususnya

pembunuhan yang dilakukan anak di
bawah umur.
Perilaku

agresif

diartikan

sebagai tindakan yang dimaksudkan
untuk melukai atau menyakiti orang
lain,

baik

fisik

maupun

psikis

(Berkowitz dalam Siddiqah, 2010)
yang menimbulkan kerugian atau
bahaya bagi orang lain atau merusak
milik orang lain (Franzoi dkk dalam
Siddiqah, 2010). Hal ini sejalan
dengan

pandangan

memberikan

Islam

penjelasan

yang
bahwa

pembunuhan adalah perampasan atau
penghilangan nyawa seseorang oleh
orang lain yang mengakibatkan tidak
berfungsinya

serta

seluruh

maka

fungsi

tampaklah

bahwa

dinamika yang ditunjukkan pun dapat

yang

berbeda antara anak-anak dan orang

instrumental,

dewasa. Oleh karena itu perlu dikaji

dipelajari, diperkuat (reinforced), dan

lebih serius dan mendalam tentang
2

dimaksudkan

vital

yaitu

adalah

agresi

agresi

yang

dilakukan untuk mencapai tujuan-

lingkungan luar individu, namun juga

tujuan tertentu.

dimunculkan dari bagaimana kejadian
teori

cognitive-

model

(Berkowitz

Menurut
neoassociationist
dalam

Siddiqah,

general

2010)

affective

dan

kognitif (Berkowitz dan Knorth et al
dalam Siddiqah, 2010).

teori
model

Menurut penelitian Caspi dan

(dalam

Moffit (2001 dalam Davies, Hollin dan

Siddiqah, 2010) penyebab munculnya

Bull, 2004) perilaku kriminalitas anak

perilaku agresif adalah situasi yang

(dari kriminalitas kecil seperti mencuri

tidak menyenangkan atau menganggu,

hingga

dan adanya faktor individual dan

pembunuhan) telah muncul dari masa

situasional

yang

dapat

saling

kanak namun akan meningkat pada

berinteraksi

mempengaruhi

kondisi

internal

seseorang.

keterkaitan

antara

(GAAM)

dari

agression

tersebut diterima dan diproses secara

Anderson

usia

masa

berat

remaja

dan

seperti

mencapai

puncaknya di usia remaja akhir (16-18

Terdapat

aspek

kriminal

tahun).

afektif,

Departemen

Kehakiman

kognitif, dan arousal yang bereaksi dan

Amerika Serikat pada tahun 2006 juga

berproses terhadap stimulus yang ada

menemukan bahwa sekitar 10% dari

dan memunculkan perasaan negatif,

pembunuhan yang terjadi, dilakukan

serta adanya peran proses kognitif

oleh pelaku remaja (Schill, 2012). Dari

dalam

berbagai studi di Amerika Serikat

menentukan

perilaku

yang

dimunculkan. Pengaktifan salah satu

diketahui

komponen

mengaktifkan

kekerasan sebagian besar dilakukan

komponen lainnya yang kemudian

remaja berusia 16-17 tahun; dimana

menentukan respon seseorang terhadap

jumlah pelaku kekerasan remaja laki-

stimulus yang dihadapi (Wilkowski

laki lebih banyak daripada pelaku

dan Robinson dalam Siddiqah, 2010).

remaja perempuan (Margaretha, 2013).

Pikiran
mengenai

akan

dan

interpretasi

kejadian

seseorang

eksternal

bahwa

pelaku

kejahatan

Menurut Kamus Besar Bahasa

juga

Indonesia (2005), dinamika merupakan

sangat mempengaruhi fungsi emosi dan

bagian ilmu fisika mengenai benda-

perilakunya. Perilaku agresif tidak

benda bergerak dan

hanya dipicu oleh kejadian-kejadian di

menggerakkan.
3

Dengan

tenaga

yang

kata

lain,

dinamika menunjukkan pergerakan dan

di

perubahan. Dalam hal ini, dinamika

pembunuhan. Informan utama dalam

psikologis adalah gambaran tentang

penelitian ini adalah narapidana anak

kondisi psikologis seseorang yang

pelaku

mendorong

pengumpulan data yang digunakan

munculnya

perilaku

bawah

umur

yang melakukan

pembunuhan.

Metode

dan

dalam penelitian ini adalah Tes Grafis

Mindnich (2006) menggunakan istilah

yang terdiri dari DAP, BAUM dan

dinamika psikologis dalam penelitian

HTP, wawancara dan observasi. Data

mereka

Jepang.

yang diperoleh dari hasil tes grafis

dipergunakan

diinterpretasi oleh psikolog Dr. Nisa

tertentu.

Holloway,

terhadap

Dinamika
untuk

Suzo,

wanita

psikologis
menerangkan

Rachmah

keterkaitan

Nur

Anganthi,

M.Si,

berbagai aspek psikologis yang ada

kemudian wawancara dan observasi

dalam

dikelompokkan dan diberi kode untuk

diri

responden

dalam

mendeskripsikan

hubungannya dengan masyarakat.
Banyak

permasalahan

Berdasarkan

menjawab pertanyaan penelitian.

uraian-

HASIL PENELITIAN

uraian tersebut, maka timbul rumusan

Berdasarkan

permasalahan sebagai berikut : 1)

:

umur melakukan pembunuhan, dan 2)

kualitatif

yang

bawah umur melakukan pembunuhan,
dan

METODE PENELITIAN

penelitian

psikologis

eksternal yang mempengaruhi anak di

dilakukan anak di bawah umur.

jenis

Aspek

melakukan pembunuhan, (2) Faktor

terjadinya perilaku membunuh yang

ini

(1)

mempengaruhi anak di bawah umur

psikologis

Penelitian

yang

penelitian ini terdiri dari 3 bagian yaitu

yang mempengaruhi anak di bawah

dinamika

penelitian

telah dilakukan, maka terdapat hasil

Aspek psikologis dan faktor eksternal

Bagaimana

yang

muncul kemudian digunakan untuk

yang

menyebabkan seorang anak melakukan
pembunuhan.

tema-tema

(3)

narapidana

menggunakan

pembunuhan.

dengan

pendekatan studi kasus. Kasus yang
diteliti merupakan kasus tunggal anak
4

Dinamika
anak

yang

psikologis
melakukan

1. Aspek

Psikologis

Rusdi (2013) dalam buku saku

yang

mempengaruhi anak di bawah

yang

berjudul

“Diagnosis

umur melakukan pembunuhan.

gangguan jiwa Rujukan Ringkas

hasil

dari PPDGJ – III dan DSM 5”

wawancara dan tes grafis yang

menyebutkan bahwa gejala-gejala

dilakukan

diperoleh

obsesif harus mencakup hal-hal

gambaran tentang aspek psikologis

berikut : a) harus disadari sebagai

yang

di

pikiran atau impuls diri sendiri, b)

melakukan

sedikitnya ada satu pikiran atau

Berdasarkan

dapat

mempengaruhi

bawah

anak

umur

pembunuhan, di antaranya adalah

tindakan

kecenderungan

gangguan

dilawan meskipun ada lainnya

kecenderungan

yang tidak lagi dilawan oleh

kecemasan,
gangguan
tekanan,

patologis,
konflik

penderita,

frustasi,

dan

bukan

gejala

memberi

sama

dalam

c)

melakukan

balas

dendam. Kedua informan memiliki
yang

yang

hal

tidak

berhasil

pikiran

untuk

tindakan

merupakan

tersebut
hal

kepuasan

yang
atau

kekhawatiran

kesenangan (sekedar perasaan lega

yang berlebihan. Namun, tingkat

dari ketegangan atau anxietas,

kecemasan

informan

tidak dianggap sebagai kesenangan

informan

seperti

kecemasan

berbeda.

atau

kedua
Kecemasan

yang

dimaksud),

d)

MLM lebih tinggi dibandingkan

gagasan, bayangan, pikiran, atau

dengan kecemasan SP. Meskipun

impuls tersebut harus merupakan

demikian, kecemasan yang dialami

pengulangan

informan MLM masih dalam tahap

menyenangkan

normal yang tidak mengakibatkan

repetitive).

terhambatnya kegiatan sehari-hari.
Selanjutnya

yang

Mengacu

berdasarkan

gejala

tersebut,

tidak

(unpleasantly

pada

keempat

informan

analisis tes grafis didapati bahwa

cenderung

informan

Hal ini dapat dilihat dari pola pikir

SP

memiliki

memiliki

SP

kecenderungan gangguan patologis

informan

tertentu, yaitu obsesif. Menurut

berulang dan megekspresikannya
5

SP

yang

semuanya.

seringkali

dalam

bentuk

kata-kata

yang

telah

dijelaskan

sebelumnya,

cenderung sama tentang kekerasan

trauma masa lalu yang dialami

yang dilakukan oleh ayah terhadap

informan SP adalah kekerasan

keluarga, khususnya ibu dan adik-

yang dilakukan ayah terhadap

adik informan SP. Apabila ditinjau

keluarga

dari diagnosis multiaksial, maka

menyebabkan konflik dalam jiwa

kondisi SP dapat dirinci sebagai

informan

berikut : 1) Predominan pikiran

larangan ayah informan SP untuk

obsesif atau pengulangan (F42.0),

bekerja

2) Masalah hubungan oraang tua –

informan

anak (Z63.8), 3) Kehilangan dan

dengan cara kekerasan memukul

kematian

dalam

anggota

keluarga

informan

SP.

Lebih

serta

yang

ini

serta

lanjut,

ancaman

SP

hal

SP

kakak

dilakukan

menyebabkan

(Z63.4), 4), Kedua orang tua selalu

informan

bertengkar,

sering

sehingga mendorong informan SP

melakukan kekerasan fisik, 6)

untuk melakukan kekerasan yang

Bergaul dengan teman-teman yang

sama

memiliki kebiasaan mabuk, balap

menyebabkan frustasi, yaitu ayah.

motor liar dan merokok, 7) Tidak

Adapun informan MLM memiliki

suka belajar, 8) Sering membolos

dinamika yang berbeda dengan

sekolah, 9) Penghasilan kedua

informan SP. Harapan terhadap

orang

10)

peran ayah yang ideal tidak dapat

Melakukan tindak kriminal berupa

dilihat dalam diri ayah. Hal ini

membunuh ayah. Dari beberapa

menyebabkan

rincian tersebut, secara umum

cenderung

kondisi SP masih baik.

mempertahankan

tua

5)

Ayah

yang

Selain

rendah,

itu,

dengan

obyek

informan
berupaya
harga

yang

MLM
untuk
dirinya

bekerja

untuk

kepala keluarga mencari nafkah.

kausal tentang trauma masa lalu
yang

terhadap

frustasi

menggantikan peran ayah sebagai

informan SP memiliki hubungan

konflik

merasa

sebagai anak pertama laki-laki

munculnya

gangguan obsesi yang dialami oleh

serta

SP

Frustasi

dialami

pada

dasarnya

tidak lain daripada rintangan atau

informan SP. Sebagaimana yang
6

gangguan dalam usaha mencapai

pembalasan terhadap obyek yang

tujuan. Dengan kata lain frustasi

menghambat dan merugikannya.

adalah

yang

Biasanya balas dendam bisa dalam

terjadinya

bentuk yang paling ringan seperti

suatu

perasaan

muncul

karena

hambatan

dalam

memenuhi
atau

usaha

dengan

kebutuhan-kebutuhan

menyangka

terjadi

menjahili/meliciki, dan bisa pula

untuk

bahwa

akan

hal

yang

keinginan

untuk

sesuatu

menghalangi
mencapai

terhadap orang lain.
Kondisi

stressor

orang (orang-orang) yang telah
menyebabkan frustasi atau pada

bahwa

kedua
mencari

luar
tersebut

lingkup
sesuai

pernyataan

yang

tekanan

lingkungan

terhadap individu dan kelompok
menimbulkan

membalas

stress.

Artinya

individu merasakan pukulan hebat

dendam dengan cara yang sama
yang

sikap

diungkapkan oleh Willis (2005)

ayah dan kakak juga mendorong

sebagaimana

Hal

yang
sehingga

yang
di

yang

informan

stress

pada

dengan

itu,

terhadap kekerasan yag dilakukan

untu

tekanan

keluarga.

frustasi

informan SP yang merasa dendam

SP

mengalami

ketenangan

untuk mempertahankan harga diri

informan

kedua

informan

langsung adalah cara yang normal

Selain

lingkungan

menyebabkan

berdampak

dalam, yakni diri sendiri. Agresi

2008).

dari

mengakibatkan

substitusi atau juga diarahkan ke

(Semium,

yang

bertengkar merupakan salah satu

yang mungkin diarahkan kepada

mengalami

keluarga

tidak harmonis, orangtua yang

kebutuhan-kebutuhan

itu. Frustasi mengakibatkan agresi

apabila

perusakan/penganiayaan

terhadap usaha dan tujuannya.

telah

Sikap

disebutkan sebelumnya. Hal ini

konform

kedua

sesuai dengan pernyataan Willis

informan terhadap peer groupnya

(2005)

sangat

yang

mengungkapkan

mempengaruhi

bahwa balas dendam merupakan

pengambilan keputusan informan.

penyaluran frustasi melalui proses

Karena sifat konform yang tinggi,

internal

maka kedua informan tidak dapat

yakni

merencanakan
7

menolak ajakan peer groupnya

dilihat dari motif pembunuhan

meskipun ajakan tersebut menuju

yang dilakukan informan, yaitu

ke arah yang negatif. Menurut

hanya

Semium (2008), konflik adalah

korban dan merasa dendam. Hal

tegangan dalam diri kita apabila

ini sesuai dengan pendapat Papalia

kita berusaha mencapai keputusan

(2009)

yang memuaskan terhadap situasi-

bahwa walaupun remaja dapat

situasi yang sama menariknya atau

melakukan penalaran logis (dan

juga situasi-situasi

banyak

yang sama

ingin

memiliki

yang

mengungkapkan

yang

tidak

dapat

mereka

tidak

menggunakannya

dalam

tidak menariknya. Atau dapat juga

melakukannya),

dikatakan

selalu

keadaan

jiwa

yang

barang

tegang sebagai akibat dari tingkah

membuat

laku

pada

terbukti terutama dalam situasi

itu

yang sangat emosional. Remaja

sendiri dan juga tipe kepribadian

rentan untuk melakukan perilaku

yang dimiliki seseorang. Orang

beresiko;

yang

keterbatasan

akan

tergantung

kekuatan

konflik-konflik

neurotik

tidak

mampu

keputusan.

Hal

entah

ini

karena

kognitif

atau

mengatasi konfliknya sekalipun

keterbatasan pengalaman hidup,

konflik itu kecil. Tetapi, orang

kurang memikirkan konsekuensi

yang normal akan menemukan

hipotesis di masa depan dan lebih

cara-cara

memikirkan keuntungan segera.

untuk

memecahkan

konflik-konfliknya

melalui

pertimbangan

yang

Remaja

yang

lebih

perkembangan

2. Faktor

yang

dilakukan

keputusan

informan

sulit

dalam

mengelola

eksternal

yang

mempengaruhi anak di bawah

berbeda dengan orang dewasa.
Pengambilan

impulsif

suasana hati dan perilaku mereka.

sedang

memasuki fase remaja, memiliki
dinamika

lebih

dibandingkan orang dewasa, serta

cerdas

terhadap masalah-masalahnya.
Informan

juga

umur melakukan pembunuhan.
Faktor

yang

mempengaruhi

cenderung

eksternal

yang

informan

melakukan pembunuhan sangat

kurang matang. Hal tersebut dapat
8

bermacam-macam.

orang tua terlalu

Berdasarkan

sibuk

akan

penelitian yang telah dilakukan

kepentingannya

terhadap kedua informan, didapati

menjadi

bahwa kondisi keluarga yang tidak

cenderung mencari jati dirinya

harmonis,

dengan

pengaruh

pergaulan

masing-masing

penyebab

mengenal

informan

lingkungan

dengan teman sebaya, sekolah dan

sekitarnya.

pengaruh zat adiktif merupakan

komunikasi antara orangtua dan

faktor eksternal paling dominan

informan mengakibatkan informan

penyebab

melakukan

mencari

jalan

pembunuhan. Hal tersebut sejalan

mencari

perhatian

dengan

sayang dari pihak lain. Dalam hal

informan

penelitian

kriminalitas

keluar
dan

kasih

oleh Wilson dan kolega (2006)

sepergaulan baik sebaya maupun

serta Synder dan Sickmund (2006)

yang lebih dewasa. Namun tidak

di

semua

yang

adalah

untuk

ini

Serikat

lain

jalinan

remaja di Inggris yang dilakukan

Amerika

pihak

Kurangnya

teman

teman

sepergaulan

pelaku

memiliki sifat dan kebiasaan yang

kejahatan kekerasan anak banyak

baik sehingga seringkali remaja

yang berasal dari rumah yang tidak

tidak menyadari akan bahaya dan

harmonis, anak-anak dari latar

ancaman dari teman sepergaulan

belakang sosial-ekonomi rendah,

yang tidak baik. Islam telah telah

anak-anak dengan akses ke senjata

mengajarkan tentang berlaku baik

tanpa pengawasan yang cukup,

kepada siapa pun, dalam hal ini

anak-anak yang pernah mengalami

sikap kelemah lembutan dan kasih

kekerasan dan pengabaian, serta

sayang dalam keluarga. Sikap ini

anak

disebutkan

menemukan

bahwa

yang menggunakan atau

menyalahgunakan

zat

dalam

al-Qur’an

maupun hadits Rasulullah yang

adiksi

mulia, di antaranya adalah :

terlarang (Brown, 2010 dalam
Margaretha, 2013).

     ...

Hubungan antara ayah dan

 ...   

ibu yang tidak sejalan dimana
kedua orangtua atau salah satu dari
9

Sekiranya kamu besikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu
(QS. Ali-Imraan [3] : 159).
Ayat

tersebut

penolakan

bahkan

dalam

teman

tersebut

berfungsi

dampak

depan anak, diharapkan anak dapat

dan pubertas sehingga mereka

informan,

benar-benar

merupakan fase dimana remaja

kemana

tersebut

sebaya

yang

tanpa

mereka,

(Ulwan,

karena

yang dapat ditolak oleh orang
dewasa. Pengaruh teman sebaya
masa

karena

mereka

Keinginan

mencari

remaja

untuk

mendapat persetujuan dari teman
sebaya

dan

takut

baik
agar

untuk

anak-anak

dapat

menyerap

1981).

Sebagaimana

Seseorang itu tergantung agama
temannya. Oleh karena itu, salah
satu di antara kalian hendaknya
memperhatikan siapa yang dia
jadikan teman (HR. Abu Dawud
dan Tirmidzi).

remaja

kemandirian dari kendali orang
tua.

memberikan

ِِ ِ ِ
‫َح ُد ُك ْم َم ْن‬
َ ‫الَر ُج ُل َعلَى دي ِن َخليله فَ ْليَ ْنظُْر أ‬
‫َُُالِ ُل‬

dapat menyerah terhadap tekanan

saat

Islam

pergi.

sabda Rasulullah dalam haditsnya :

ketidakmatangan mereka, remaja

meningkat

akan

akhlak, adab dan adat yang mulia

ditimbulkannya. Papalia (2009)
bahwa

siapa

petunjuk untuk memilihkan teman

mempertimbangkan akibat yang

mengungkapkan

mereka

Kemudian,

semakin

mudah untuk menerima ajakan
teman

mengetahui

orang-orang yang menemani, dan

sangat rentan terhadap pengaruh

informan

bagi

Terutama sekali pada masa analisa

remaja sebagaimana fase yang

membuat

model

memperhatikan dengan sempurna.

keras kepada orang lain. Pada fase

Hal

sebagai

populer

para orang tua dan pendidik untuk

terhindar dari bersikap kasar dan

sebaya.

yang

Islam telah mengarahkan

memiliki akhlak yang mulia dan

teman

sebaya

perilaku remaja sendiri.

psikologis yang besar bagi masa

dialami

ketiadaan

pemaksaan yang nyata. Kelompok

implisit menjelaskan bahwa sikap

sedang

lingkungan

memengaruhi keputusan mereka,

secara

memiliki

dari

mengalami
10

Hadits
memberikan

indikator seseorang teradiksi game

tersebut
penjelasan

bahwa

tolerance

adalah

(pemain

seseorang itu tergantung teman

menghabiskan

bergaulnya. Apabila anak bergaul

game yang semakin meningkat),

dengan

yang

relapse (kecenderungan pemain

memiliki kebiasaan miras, balap

bermain game kembali setelah

motor liar, merokok dan hal

lama

negatif lainnya maka anak pun

withdrawal (pemain merasa buruk

akan cenderung mengikuti teman-

ketika tidak dapat bermain game).

temannya

Saat seseorang teradiksi oleh game

teman-teman

yang

memiliki

waktu

tidak

bermain

bermain)

dan

kebiasaan tersebut. Dalam hal ini,

online,

pemilihan teman bukan merupakan

dilakukan

hal yang remeh karena sudah dapat

pada tahap selanjutnya seseorang

dipastikan bahwa teman bergaul

dapat menarik diri dari lingkungan

sangat

sosial,

mempengaruhi

kehidupan

anak,

seluruh
baik

aktivitas

positif

semakin

cenderung

yang

berkurang,

tidak

peka

dengan lingkungan sekitar.

mempengaruhi agama, pandangan

Pengaruh minuman keras

hidup, kebiasaan dan sifat-sifat

merupakan faktor pemberat lain

anak.

penyebab informan membunuh,
Judi

online

merupakan

dan hal ini bersifat situasional

dapat

sama halnya dengan judi online.

dipertimbangkan sebagai penyebab

Dampak pengonsumsian minuman

informan melakukan pembunuhan

keras yang terjadi pada informan

serta bersifat situasional. Secara

menunjukkan

tidak langsung, tidak ada pengaruh

telah

yang terlihat setelah seseorang

dengan kadar ± 80 mg/dl yang

bermain game online, namun hal

menyebabkan

ini akan berbahaya apabila sudah

berkurang

memasuki tahap adiksi/kecanduan.

dan

Lemmens,

(2009)

menjadi lebih lambat) (Nadesul,

mengungkapkan bahwa di antara

2006). Hal tersebut dapat terlihat

faktor

lain

yang

dkk

11

bahwa

informan

mengonsumsi

alkohol

fisik

koordinasi

(kemampuan

mental

berkurang,

refleks

dari

kurangnya

informan

terhadap

sedang

apa

dilakukan.

Singelton,

dkk

     

kesadaran
yang

Selain
(2013)

    

itu

    

juga

mengungkapkan bahwa ketika kita

      

minum alkohol, kita mengarahkan
perspesi

kita

terhadap

     

suatu

keadaan dan tidak dapat selalu
merespon

terhadap

        

semua

isyarat/keadaan di sekeliling kita.

[90] Hai orang-orang yang beriman,
Sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah
Termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan.[91].
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud
hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran
(meminum) khamar dan berjudi itu,
dan menghalangi kamu dari mengingat
Allah
dan
sembahyang;
Maka
berhentilah kamu (dari mengerjakan
pekerjaan itu).

Di Britain orang-orang yang cemas
atau depresi dua kali lebih banyak
meminum

alkohol.

Hal

ini

menunjukkan bahwa alkohol dan
depresi memiliki hubungan yang
menyebabkan

seseorang

melakukan kejahatan.
Islam telah melarang untuk
mengonsumsi

minuman

yang

‫ال َر ُس ْو ُل اللّ ِه‬
َ َ‫ ق‬،ُ‫َع ِن ابْ ِن ُع َمَر َر ِض َي اللّهُ َعْنه‬
ِ ‫ ُكل م‬: ‫صلى اللّه علَي ِه وسلم‬
‫سك ٍرََْر وُكل‬
َ
ُ
َ ََ َْ ُ
ِ
ٍ
‫ات‬
َ ‫ب اخَ ْمَر ِف ال ّدنْيا فَ َم‬
َ ‫وم ْن َش ِر‬
َ ‫حرام‬
َ ‫ُمسكر‬
ِ ‫وهو ي ْد ِمنُها وَل ي تُب َل ي ْشرب ها ف‬
.‫اآخرِة‬
َ َْ َ ْ ْ َ ْ َ ُ َ ُ َ

memabukkan, salam hal ini adalah
minuman keras. Banyak ayat dan
hadits yang menyebutkan tentang
hukum khamer atau minuman
keras,

bahkan

penelitian

tidak

yang

jarang

menyebutkan

Setiap minuman yang memabukkan
adalah khamer dan yang setiap
memabukkan adalah haram. Barang
siapa yang kecanduan minuman keras
dan mati kemudian tidak bertaubat
maka nanti ia tidak akan meminumnya
di akhirat (HR. Muslim).

tentang akibat yang ditimbulkan
dari mengonsumsi alkohol. Di
antara

ayat

dan

hadits

yang

menyebutkan hukum dan akibat
mengonsumsi

alkohol

adalah
Berdasarkan

sebagai berikut :

penjelasan

al-

Qur’an dan hadits di atas, maka jelas
12

bahwa hukum alkohol adalah haram.

dan adanya faktor individual dan

Dalam Islam, segala sesuatu yang

situasional

yang

dapat

saling

dihukumi haram memiliki hikmah

berinteraksi

mempengaruhi

kondisi

tersendiri mengapa Allah melarang

internal

seseorang.

hamba-Nya

keterkaitan

antara

untuk

mengonsumsi

Terdapat

aspek

afektif,

alkohol dan segala hal yang sejenis. Di

kognitif, dan arousal yang bereaksi dan

antara hikmahnya yang terkait dengan

berproses terhadap stimulus yang ada

penelitian ini adalah sumber kerusakan

dan memunculkan perasaan negatif,

yang dilakukan oleh manusia. Maka,

serta adanya peran proses kognitif

dalam

dalam

hal

ini

mengonsumsi
membunuh

kedua

informan

alkohol
korban

perilaku

yang

dimunculkan. Pengaktifan salah satu

sebelum

yang

menentukan

komponen

mana

akan

mengaktifkan

pembunuhan merupakan salah satu

komponen lainnya yang kemudian

jenis kerusakan yang merugikan.

menentukan respon seseorang terhadap

3. Dinamika

psikologis

stimulus yang dihadapi (Wilkowski

narapidana

dan Robinson dalam Siddiqah, 2010).

anak pelaku pembunuhan
telah

Berdasarkan hasil analisis data,

pembahasan

didapati bahwa terjadinya perilaku

sebelumnya, pembunuhan merupakan

membunuh yang dilakukan informan

salah satu tipe agresi instrumental yaitu

memiliki

agresi

berawal dari kondisi keluarga yang

Sebagaimana
dikemukakan

pada

yang

(reinforced),
mencapai

yang

dipelajari,
dan

diperkuat

dilakukan

tujuan-tujuan

untuk

pola

yang

sama,

yaitu

tidak harmonis sehingga mendorong

tertentu.

informan

untuk

mencari

sumber

Penyebab perilaku agresif dalam hal ini

kenyamanan kepada pihak lain, dalam

adalah perilaku membunuh menurut

hal ini teman sepergaulan. Hal tersebut

teori cognitive-neoassociationist model

dilakukan informan karena perasaan

(Berkowitz dalam Siddiqah, 2010) dan

frustasi, tertekan serta konflik dalam

teori general affective agression model

diri. Dari teman sepergaulan inilah,

(GAAM)

(dalam

informan mulai mengimitasi budaya

Siddiqah, 2010) adalah situasi yang

serta kebiasaan buruk seperi merokok,

tidak menyenangkan atau menganggu,

mengonsumsi minuman keras, bemain

dari

Anderson

13

balap

motor

liar,

keterkaitan antara aspek psikologis

menggunakan

narkoba, serta bermain judi online.

dengan

Adapun dinamika psikologis

yang

mempengaruhi perilaku membunuh.

mempengaruhi anak di bawah umur

Dari ketiga elemen utama dalam bagan

melakukan pembunuhan dapat dilihat

di atas yaitu aspek psikologis, faktor

pada bagan di bawah ini

eksternal

faktor

dan

eksternal

stimulus

yang

situasional

terjadi korelasi di antara masingFaktor Eksternal :

masing elemen sehingga apabila dirinci

Keluarga dan teman
sebaya.

lebih lanjut arah hubungan di antara
masing-masing aspek di dalamnya,
akan

terciptalah

sebuah

model

hubungan yang saling mempengaruhi

Aspek Psikologis :

antar elemen.

1. Kecemasan

Khusus untuk elemen stimulus

PERILAKU
MEMBUNUH

2. Frustasi
3. Konflik

4. Tekanan
5. Balas dendam

situasional merupakan elemen lain
seorang

anak

malakukan

di

bawah

pembunuhan

umur
yang

seringkali menjadi pemberat. Oleh

6. Kecenderungan
gangguan
patologis
obsesif.

karena itu, elemen ini dinamakan
sebagai

stimulus

dikarenakan

tidak

situasional
semua

perilaku

membunuh murni disebabkan efek
Stimulus situasional :

alkohol dan teradiksi judi online,

Efek alkohol dan
teradiksi judi online.

namun hanya sebagai pemberat lain
seorang

anak

di

bawah

umur

melakukan pembunuhan.
Bagan 2 di atas merupakan
KESIMPULAN

sebuah gambaran dinamika psikologis
anak

di

bawah

umur

melakukan

Berdasarkan pembahasan di atas,

pembunuhan. Sebagaimana yang telah
dipaparkan
dinamika

sebelumnya
psikologis

maka dapat diambil kesimpulan bahwa

bahwa

Dinamika psikologis narapidana anak

merupakan
14

pelaku pembunuhan disebabkan oleh

dimiliki

ketiga elemen utama yaitu aspek

bermanfaat.

psikologis yang terdiri dari kecemasan,

ِِ ِ ِ
‫َح ُد ُك ْم َم ْن‬
َ ‫الَر ُج ُل َعلَى دي ِن َخليله فَ ْليَ ْنظُْر أ‬
‫َُُالِ ُل‬

kecenderungan

gangguan

patologis

obsesif, tekanan, frustasi, konflik dan
balas dendam dan faktor eksternal yang

teman

dan

pengaruh

sebaya.

pergaulan

Keduanya

mempengaruhi

terjadinya

efektif

dan

Seseorang itu tergantung agama
temannya. Oleh karena itu, salah
satu di antara kalian hendaknya
memperhatikan siapa yang dia
jadikan teman (HR. Abu Dawud
dan Tirmidzi).

terdiri dari kondisi keluarga yang tidak
harmonis

lebih

saling
perilaku

seringkali

2. Peneliti lain, hendaknya dapat

diperberat oleh stimulus situasional

mengkaji penelitian ini dalam

yang terdiri dari efek alkohol dan

lingkup yang lebih spesifik agar

adiksi judi online.

penelitian

membunuh.

Hal

ini

yang

dilakukan

mendapatkan hasil yang lebih detil
SARAN

serta lebih valid.

Berdasarkan penelitian

3. Lembaga

yang

Pemasyarakatan,

telah dilakukan, maka saran penelitian

hendaknya

perlu

ini ditujukan khusus kepada :

mempertimbangkan

untuk

merencanakan
1. Informan,

hendaknya

memilih

layanan

teman yang baik dalam bergaul

program
psikologi

dikhususkan

serta meminimalisir kegiatan yang

untuk

tentang
yang

membantu

permasalahan yang dihadapi anak

tidak bermanfaat. Karena dalam

didik pemasyarakatan baik selama

hadits yang telah disebutkan pada

masa pembinaan maupun orientasi

pembahasan, teman sepergaulan

masa

memiliki pengaruh yang sangat

depan

pembinaan

besar dalam pembentukan sikap

anak.

Terlebih

ruhani

sangat

diperlukan dalam hal ini, untuk

sehari-hari. Salah satu upaya yang

memahamkan

dapat dilakukan adalah mengikuti

ampunan

kegiatan positif konstruktif dalam

Allah

betapa

besar

bagi

pelaku

jarimah yang bertaubat nasuha

masyarakat agar waktu luang yang

serta
15

berjanji

untuk

tidak

6. Pendidik,

mengulangi perbuatan buruknya

hendaknya

membimbing

kembali.
4. Orangtua,

hendaknya

serta

dapat

memberikan

contoh yang baik bagi para peserta

dapat

meluangkan waktu untuk anak-

didik

anak serta menciptakan lingkungan

kehidupan

keluarga yang harmonis. Salah satu

upaya

upaya yang dapat ditempuh adalah

peserta didik yang berakhlakul

dengan

karimah. Serta metode pengajaran

cara

membangun

dalam

bermuamalah

sehari-hari

pembentukan

di

sebagai
karakter

komunikasi yang intens dengan

yang

digunakan,

perlu

anak untuk sekedar mendengarkan

dipertimbangkan untuk mencapai

permasalahan yang dihadapi anak.

pemahaman peserta didik yang

Karena dalam hal ini, keluarga

maksimal dan komprehensif.

khususnya ibu adalah madrastul
ula atau pendidikan pertama yang

DAFTAR PUSTAKA

membentuk karakter anak. Seorang

Faturochman, & Ancok, D. (2001).
“Dinamika
Psikologis
Penilaian Keadilan”. Jurnal
Psikologi. (1), 41-60

penyair berkata :

ً‫ت ِجْيا‬
َ ‫اَُْْم َم ْد َر َسة إِذَا اَ ْع َد ْدتَ َها اَ ْع َد ْد‬
‫يب ْاْ َْعَر ِاق‬
ُ َ‫ط‬

Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Ibu adalah madrasah, jika kamu
menyiapkannya maka kamu telah
menyiapkan
generasi
yang
berkarakter baik.
5. Masyarakat,
saling

hendaknya

mendukung

Koeswara, E. (1988). Agresi Manusia.
Bandung : PT Eresco
Lemmens,
J.S,
dkk.
2009.
“Development and Validation
of a Game Addiction Scale for
Adolescents”.
Media
Psychology. (12) : 77-95

dapat
untuk

menciptakan lingkungan yang baik.
Salah

satu

upaya

yang dapat

khususnya bagi remaja agar waktu

Margaretha. (2013). Kejahatan Anak.
[Online].
Tersedia
:
http://psikologiforensik.com/t
ag/kejahatan-anak/ [1 Januari
2015]

luang yang dimiliki remaja lebih

Maslim,

ditempuh
mengadakan

adalah
kegiatan

dengan
positif

bermanfaat.

16

R. (2013). Buku Saku
Diagnosis Gangguan Jiwa
Rujukan Ringkas dari PPDGJ
– III dan DSM 5. Jakarta :

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
FK Unika Atma Jaya
Nadesul, H. (2006). Sehat Itu Murah.
Jakarta : PT. Kompas Media
Nusantara
Papalia,

dkk.
(2009).
Human
Development Perkembangan
Manusia. Jakarta : Penerbit
Salemba Humanika

Semium, Y. (2008). Kesehatan Mental
1. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius
Shiddiqah, L. 2010. “Pencegahan dan
Penanganan Perilaku Agresif
Remaja Melalui Pengelolaan
Amarah
(Anger
Management)”.
Jurnal
Psikologi. 37, (1) : 50-64
Singelton, dkk (2013). Alcohol and
Mental Health. [Online].
Tersedia
:
www.drinkaware.co.uk
[16
Mei 2015]
Suharsono dan Retnoningsih, A.
(2005). Kamus Besar Bahasa
Indonesia
Edisi
Lux.
Semarang : Widya Karya
Supeno,

H. (2010). Kriminalisasi
Anak. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama

Ulwan,

A.N. (1981). Pedoman
Pendidikan Anak dalam Islam.
Semarang : CV. Asy Syifa

Willis,

S.S. (2005). Remaja dan
Permasalahannya. Bandung :
Penerbit CV. Alfabeta

17