DINAMIKA PSIKOLOGIS NARAPIDANA ANAK PELAKU PEMBUNUHAN Dinamika Psikologis Narapidana Anak Pelaku Pembunuhan (Studi Kasus di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas II A Kutoarjo).
DINAMIKA PSIKOLOGIS NARAPIDANA ANAK PELAKU
PEMBUNUHAN
(STUDI KASUS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KELAS IIA
KUTOARJO)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai Derajat S-1
Sarjana Psikologi & Sarjana Pendidikan Islam
Diajukan oleh:
Arinal Maftukh Alifah
F 100 110 009 - G 000 110 121
TWINNING PROGRAM
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
DINAMIKA PSIKOLOGIS NARAPIDANA ANAK PELAKU
PEMBUNUHAN
(Studi Kasus di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIA Kutoarjo)
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai Derajat S-1
Sarjana Psikologi & Sarjana Pendidikan Islam
Disusun oleh:
Arinal Maftukh Alifah
F 100 110 009 - G 000 110 121
TWINNING PROGRAM
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
DINAMIKA PSIKOLOGIS NARAPIDANA ANAK PELAKU PEMBUNUHAN
(Studi Kasus Di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas II A Kutoarjo)
Arinal Maftukh Alifah
Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
ABSTRAK
Dinamika psikologi adalah keterkaitan aspek psikologi dengan faktor eksternal yang
mempengaruhi terjadinya suatu perilaku. Beberapa penelitian kriminalitas remaja
menyebutkan bahwa pelaku kejahatan kekerasan anak banyak yang berasal dari rumah yang
tidak harmonis, anak-anak dari latar belakang sosial-ekonomi rendah, anak-anak dengan
akses ke senjata tanpa pengawasan yang cukup, anak-anak yang pernah mengalami kekerasan
dan pengabaian, serta anak yang menggunakan atau menyalahgunakan zat adiksi terlarang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dinamika psikologis narapidana
anak pelaku pembunuhan.
Informan dalam penelitian ini berjumlah 2 orang laki-laki narapidana anak pelaku
pembunuhan, pemilihan informan dilakukan dengan purposive sampling. Karakterstik
informan sebagai berikut : a) Seorang narapidana anak, b) Berjenis kelamin laki-laki, c)
Berusia anatara 8-18 tahun, d) Belum menikah, e) Berada dalam pembinaan Lembaga
Pemasyarakatan Anak di Kutoarjo.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek psikologis yang mempengaruhi anak
di bawah umur melakukan pembunuhan di antaranya kecemasan, kecenderungan gangguan
patologis, frustasi, tertekan, konflik dan balas dendam. Adapun faktor eskternal yang
mempengaruhi anak di bawah umur melakukan pembunuhan adalah kondisi keluarga yang
tidak harmonis, pengaruh teman sebaya, dan diperberat oleh alkohol serta teradiksi judi
online. Dua hal tersebut, aspek psikologis dan faktor eksternal memiliki hubungan
korelasional yang tidak dapat berdiri sendiri.
Kata kunci : Dinamika psikologis, narapidana anak, pelaku pembunuhan.
62 orang narapidana anak yang berada
PENDAHULUAN
dalam
Cita ideal masyarakat secara
narapidana
sehat, cerdas, ceria, serta terjamin
kembang
sosial
hidup
mereka.
bahkan
kasus
yang
KDRT,
menunjukkan fenomena yang sama.
Anak remaja dengan berbagai alasan
orang
kasus
pelacuran/trafficking
(Data
Warga
Pemasyarakatan
Lembaga
kasus yang menjadi bahan dalam
penelitian
ini
adalah
kasus
pembunuhan yang dilakukan anak.
dalam
Wawancara dilakukan terhadap
(Supeno, 2010).
dua informan berinisial MLM dan SP.
Saat
Sebagian anak yang berhadapan
meninggal. Berikut pernyataan salah
pembunuhan.
yang
± 16 tahun yang
persamaan yang menyebabkan korban
350 KUHP yang mengatur tentang
survei
pembunuhan,
terjerat pasal berbeda namun memiliki
Pasal 338 KUHP sampai dengan Pasal
pidana
melakukan
keduanya berusia
dengan hukum di antaranya terjerat
Berdasarkan
kasus
1
pengawasan lembaga-lembaga sosial
tindak
orang
Tanggal 4 Mei, 2015). Selanjutnya,
pertiga di antaranya berada dalam
sisanya
kasus
Pemasyarakatan Anak Kutoarjo Per
ribu
berkonflik dengan hukum, dengan dua
dan
7
dan
Binaan
Di
kalaulah bukan ratusan ribu anak yang
penjara,
orang
pembunuhan anak, 1 orang kasus
negara terbelakang dan berkembang,
puluhan
5
1 orang kasus narkotika, 2 orang kasus
baik negara maju maupun negara-
ada
1
pencurian, 2 orang kasus perampokan,
angankan. Berbagai belahan dunia,
dunia
kesusilaan,
penganiayaan,
berlawanan dengan cita ideal yang kita
seluruh
dan
pembunuhan berencana, 1 orang kasus
kadang-kadang
harus berurusan dengan hukum.
laki-laki
rinciannya adalah sejumlah 42 orang
realitas
sesuatu
anak
narapidana anak perempuan. Adapun
tumbuh
Namun
menunjukkan
berbeda
dan
Lembaga
Pemasyarakatan yang terdiri dari 61
umum menginginkan anak-anak yang
kelangsungan
pembinaan
satu informan penelitian MLM saat
telah
diminta untuk menceritakan kronologi
dilakukan oleh peneliti pada bulan Mei
peristiwa pembunuhan yang dilakukan
2015 di Lembaga Pemasyarakatan
:
Anak kelas II A di Kutoarjo, terdapat
1
Pertama waktu awal mula
waktu sore-sore itu saya pergi. Pergi
dari rumah sama temen. Lha itu mbak
kenapa kok bisa ngeblank sore itu,
sebelume saya udah pusing dibuat
sendiri taulah gitu, terus pulang jam
sembilan masih dalam keadaan
ngenelah geleng-geleng (W1S1.4-9).
Koncone ngejaki kui yo manut.
Ngejaki, ayo ngene-ngene yowis
mangkat. Nah kui bar jam sembilan
pulang. Kebo ngampiri neng ngomah
karo korbane, ngejak lungo tapi kan
wis, pas Kebo masuk rumah kan dia
punya rencana lho nyerang pisau... bar
kui rencana bareng kon melu, terus
aku melu bar kui metu muter-muter
nggolek nggon lah. Ketemune neng
sawah, dalan tapi pinggir-pinggire
sawah. Terus kan sendalku, sendale
kan pura-pura jatuh, terus pas itu kan
beatnya behenti, tit. Berhenti, terus
saya turun, lha pas saya balik, Kebo
udah nusuk, nusuk korbannya pake
pisau, tapi pisaunya tu ndak nancep,
cuma bengkong. Lha trus Kebonya kan
ngelawan, Kebo terjungkel trus saya
lari saya pukul der der der Kebonya
jatuh ke Sawah, terus Kebo jatuh ke
bawah, nha terus gitu terjadi
perkelahian antara Kebo dan korban,
tapi korbannya mati karena nggak bisa
nafas gitu di lumpur (W1S1. 23-43).
faktor penyebab yang melatarbelakangi
Hal di atas menunjukkan bahwa
anggota badan karena berpisahnya roh
tidak hanya orang dewasa saja yang
dengan jasad korban. Dari pengertian
lazim membunuh, akan tetapi anak-
tersebut,
anak di bawah umur pun juga dapat
pembunuhan merupakan salah satu
melakukan
bentuk agresi. Adapun tipe dari agresi
hal
yang
sama,
tindakan membunuh yang dilakukan
anak
di
bawah
umur
sehingga
kedepannya dapat meminimalisir kasus
terjadinya
kejahatan
khususnya
pembunuhan yang dilakukan anak di
bawah umur.
Perilaku
agresif
diartikan
sebagai tindakan yang dimaksudkan
untuk melukai atau menyakiti orang
lain,
baik
fisik
maupun
psikis
(Berkowitz dalam Siddiqah, 2010)
yang menimbulkan kerugian atau
bahaya bagi orang lain atau merusak
milik orang lain (Franzoi dkk dalam
Siddiqah, 2010). Hal ini sejalan
dengan
pandangan
memberikan
Islam
penjelasan
yang
bahwa
pembunuhan adalah perampasan atau
penghilangan nyawa seseorang oleh
orang lain yang mengakibatkan tidak
berfungsinya
serta
seluruh
maka
fungsi
tampaklah
bahwa
dinamika yang ditunjukkan pun dapat
yang
berbeda antara anak-anak dan orang
instrumental,
dewasa. Oleh karena itu perlu dikaji
dipelajari, diperkuat (reinforced), dan
lebih serius dan mendalam tentang
2
dimaksudkan
vital
yaitu
adalah
agresi
agresi
yang
dilakukan untuk mencapai tujuan-
lingkungan luar individu, namun juga
tujuan tertentu.
dimunculkan dari bagaimana kejadian
teori
cognitive-
model
(Berkowitz
Menurut
neoassociationist
dalam
Siddiqah,
general
2010)
affective
dan
kognitif (Berkowitz dan Knorth et al
dalam Siddiqah, 2010).
teori
model
Menurut penelitian Caspi dan
(dalam
Moffit (2001 dalam Davies, Hollin dan
Siddiqah, 2010) penyebab munculnya
Bull, 2004) perilaku kriminalitas anak
perilaku agresif adalah situasi yang
(dari kriminalitas kecil seperti mencuri
tidak menyenangkan atau menganggu,
hingga
dan adanya faktor individual dan
pembunuhan) telah muncul dari masa
situasional
yang
dapat
saling
kanak namun akan meningkat pada
berinteraksi
mempengaruhi
kondisi
internal
seseorang.
keterkaitan
antara
(GAAM)
dari
agression
tersebut diterima dan diproses secara
Anderson
usia
masa
berat
remaja
dan
seperti
mencapai
puncaknya di usia remaja akhir (16-18
Terdapat
aspek
kriminal
tahun).
afektif,
Departemen
Kehakiman
kognitif, dan arousal yang bereaksi dan
Amerika Serikat pada tahun 2006 juga
berproses terhadap stimulus yang ada
menemukan bahwa sekitar 10% dari
dan memunculkan perasaan negatif,
pembunuhan yang terjadi, dilakukan
serta adanya peran proses kognitif
oleh pelaku remaja (Schill, 2012). Dari
dalam
berbagai studi di Amerika Serikat
menentukan
perilaku
yang
dimunculkan. Pengaktifan salah satu
diketahui
komponen
mengaktifkan
kekerasan sebagian besar dilakukan
komponen lainnya yang kemudian
remaja berusia 16-17 tahun; dimana
menentukan respon seseorang terhadap
jumlah pelaku kekerasan remaja laki-
stimulus yang dihadapi (Wilkowski
laki lebih banyak daripada pelaku
dan Robinson dalam Siddiqah, 2010).
remaja perempuan (Margaretha, 2013).
Pikiran
mengenai
akan
dan
interpretasi
kejadian
seseorang
eksternal
bahwa
pelaku
kejahatan
Menurut Kamus Besar Bahasa
juga
Indonesia (2005), dinamika merupakan
sangat mempengaruhi fungsi emosi dan
bagian ilmu fisika mengenai benda-
perilakunya. Perilaku agresif tidak
benda bergerak dan
hanya dipicu oleh kejadian-kejadian di
menggerakkan.
3
Dengan
tenaga
yang
kata
lain,
dinamika menunjukkan pergerakan dan
di
perubahan. Dalam hal ini, dinamika
pembunuhan. Informan utama dalam
psikologis adalah gambaran tentang
penelitian ini adalah narapidana anak
kondisi psikologis seseorang yang
pelaku
mendorong
pengumpulan data yang digunakan
munculnya
perilaku
bawah
umur
yang melakukan
pembunuhan.
Metode
dan
dalam penelitian ini adalah Tes Grafis
Mindnich (2006) menggunakan istilah
yang terdiri dari DAP, BAUM dan
dinamika psikologis dalam penelitian
HTP, wawancara dan observasi. Data
mereka
Jepang.
yang diperoleh dari hasil tes grafis
dipergunakan
diinterpretasi oleh psikolog Dr. Nisa
tertentu.
Holloway,
terhadap
Dinamika
untuk
Suzo,
wanita
psikologis
menerangkan
Rachmah
keterkaitan
Nur
Anganthi,
M.Si,
berbagai aspek psikologis yang ada
kemudian wawancara dan observasi
dalam
dikelompokkan dan diberi kode untuk
diri
responden
dalam
mendeskripsikan
hubungannya dengan masyarakat.
Banyak
permasalahan
Berdasarkan
menjawab pertanyaan penelitian.
uraian-
HASIL PENELITIAN
uraian tersebut, maka timbul rumusan
Berdasarkan
permasalahan sebagai berikut : 1)
:
umur melakukan pembunuhan, dan 2)
kualitatif
yang
bawah umur melakukan pembunuhan,
dan
METODE PENELITIAN
penelitian
psikologis
eksternal yang mempengaruhi anak di
dilakukan anak di bawah umur.
jenis
Aspek
melakukan pembunuhan, (2) Faktor
terjadinya perilaku membunuh yang
ini
(1)
mempengaruhi anak di bawah umur
psikologis
Penelitian
yang
penelitian ini terdiri dari 3 bagian yaitu
yang mempengaruhi anak di bawah
dinamika
penelitian
telah dilakukan, maka terdapat hasil
Aspek psikologis dan faktor eksternal
Bagaimana
yang
muncul kemudian digunakan untuk
yang
menyebabkan seorang anak melakukan
pembunuhan.
tema-tema
(3)
narapidana
menggunakan
pembunuhan.
dengan
pendekatan studi kasus. Kasus yang
diteliti merupakan kasus tunggal anak
4
Dinamika
anak
yang
psikologis
melakukan
1. Aspek
Psikologis
Rusdi (2013) dalam buku saku
yang
mempengaruhi anak di bawah
yang
berjudul
“Diagnosis
umur melakukan pembunuhan.
gangguan jiwa Rujukan Ringkas
hasil
dari PPDGJ – III dan DSM 5”
wawancara dan tes grafis yang
menyebutkan bahwa gejala-gejala
dilakukan
diperoleh
obsesif harus mencakup hal-hal
gambaran tentang aspek psikologis
berikut : a) harus disadari sebagai
yang
di
pikiran atau impuls diri sendiri, b)
melakukan
sedikitnya ada satu pikiran atau
Berdasarkan
dapat
mempengaruhi
bawah
anak
umur
pembunuhan, di antaranya adalah
tindakan
kecenderungan
gangguan
dilawan meskipun ada lainnya
kecenderungan
yang tidak lagi dilawan oleh
kecemasan,
gangguan
tekanan,
patologis,
konflik
penderita,
frustasi,
dan
bukan
gejala
memberi
sama
dalam
c)
melakukan
balas
dendam. Kedua informan memiliki
yang
yang
hal
tidak
berhasil
pikiran
untuk
tindakan
merupakan
tersebut
hal
kepuasan
yang
atau
kekhawatiran
kesenangan (sekedar perasaan lega
yang berlebihan. Namun, tingkat
dari ketegangan atau anxietas,
kecemasan
informan
tidak dianggap sebagai kesenangan
informan
seperti
kecemasan
berbeda.
atau
kedua
Kecemasan
yang
dimaksud),
d)
MLM lebih tinggi dibandingkan
gagasan, bayangan, pikiran, atau
dengan kecemasan SP. Meskipun
impuls tersebut harus merupakan
demikian, kecemasan yang dialami
pengulangan
informan MLM masih dalam tahap
menyenangkan
normal yang tidak mengakibatkan
repetitive).
terhambatnya kegiatan sehari-hari.
Selanjutnya
yang
Mengacu
berdasarkan
gejala
tersebut,
tidak
(unpleasantly
pada
keempat
informan
analisis tes grafis didapati bahwa
cenderung
informan
Hal ini dapat dilihat dari pola pikir
SP
memiliki
memiliki
SP
kecenderungan gangguan patologis
informan
tertentu, yaitu obsesif. Menurut
berulang dan megekspresikannya
5
SP
yang
semuanya.
seringkali
dalam
bentuk
kata-kata
yang
telah
dijelaskan
sebelumnya,
cenderung sama tentang kekerasan
trauma masa lalu yang dialami
yang dilakukan oleh ayah terhadap
informan SP adalah kekerasan
keluarga, khususnya ibu dan adik-
yang dilakukan ayah terhadap
adik informan SP. Apabila ditinjau
keluarga
dari diagnosis multiaksial, maka
menyebabkan konflik dalam jiwa
kondisi SP dapat dirinci sebagai
informan
berikut : 1) Predominan pikiran
larangan ayah informan SP untuk
obsesif atau pengulangan (F42.0),
bekerja
2) Masalah hubungan oraang tua –
informan
anak (Z63.8), 3) Kehilangan dan
dengan cara kekerasan memukul
kematian
dalam
anggota
keluarga
informan
SP.
Lebih
serta
yang
ini
serta
lanjut,
ancaman
SP
hal
SP
kakak
dilakukan
menyebabkan
(Z63.4), 4), Kedua orang tua selalu
informan
bertengkar,
sering
sehingga mendorong informan SP
melakukan kekerasan fisik, 6)
untuk melakukan kekerasan yang
Bergaul dengan teman-teman yang
sama
memiliki kebiasaan mabuk, balap
menyebabkan frustasi, yaitu ayah.
motor liar dan merokok, 7) Tidak
Adapun informan MLM memiliki
suka belajar, 8) Sering membolos
dinamika yang berbeda dengan
sekolah, 9) Penghasilan kedua
informan SP. Harapan terhadap
orang
10)
peran ayah yang ideal tidak dapat
Melakukan tindak kriminal berupa
dilihat dalam diri ayah. Hal ini
membunuh ayah. Dari beberapa
menyebabkan
rincian tersebut, secara umum
cenderung
kondisi SP masih baik.
mempertahankan
tua
5)
Ayah
yang
Selain
rendah,
itu,
dengan
obyek
informan
berupaya
harga
yang
MLM
untuk
dirinya
bekerja
untuk
kepala keluarga mencari nafkah.
kausal tentang trauma masa lalu
yang
terhadap
frustasi
menggantikan peran ayah sebagai
informan SP memiliki hubungan
konflik
merasa
sebagai anak pertama laki-laki
munculnya
gangguan obsesi yang dialami oleh
serta
SP
Frustasi
dialami
pada
dasarnya
tidak lain daripada rintangan atau
informan SP. Sebagaimana yang
6
gangguan dalam usaha mencapai
pembalasan terhadap obyek yang
tujuan. Dengan kata lain frustasi
menghambat dan merugikannya.
adalah
yang
Biasanya balas dendam bisa dalam
terjadinya
bentuk yang paling ringan seperti
suatu
perasaan
muncul
karena
hambatan
dalam
memenuhi
atau
usaha
dengan
kebutuhan-kebutuhan
menyangka
terjadi
menjahili/meliciki, dan bisa pula
untuk
bahwa
akan
hal
yang
keinginan
untuk
sesuatu
menghalangi
mencapai
terhadap orang lain.
Kondisi
stressor
orang (orang-orang) yang telah
menyebabkan frustasi atau pada
bahwa
kedua
mencari
luar
tersebut
lingkup
sesuai
pernyataan
yang
tekanan
lingkungan
terhadap individu dan kelompok
menimbulkan
membalas
stress.
Artinya
individu merasakan pukulan hebat
dendam dengan cara yang sama
yang
sikap
diungkapkan oleh Willis (2005)
ayah dan kakak juga mendorong
sebagaimana
Hal
yang
sehingga
yang
di
yang
informan
stress
pada
dengan
itu,
terhadap kekerasan yag dilakukan
untu
tekanan
keluarga.
frustasi
informan SP yang merasa dendam
SP
mengalami
ketenangan
untuk mempertahankan harga diri
informan
kedua
informan
langsung adalah cara yang normal
Selain
lingkungan
menyebabkan
berdampak
dalam, yakni diri sendiri. Agresi
2008).
dari
mengakibatkan
substitusi atau juga diarahkan ke
(Semium,
yang
bertengkar merupakan salah satu
yang mungkin diarahkan kepada
mengalami
keluarga
tidak harmonis, orangtua yang
kebutuhan-kebutuhan
itu. Frustasi mengakibatkan agresi
apabila
perusakan/penganiayaan
terhadap usaha dan tujuannya.
telah
Sikap
disebutkan sebelumnya. Hal ini
konform
kedua
sesuai dengan pernyataan Willis
informan terhadap peer groupnya
(2005)
sangat
yang
mengungkapkan
mempengaruhi
bahwa balas dendam merupakan
pengambilan keputusan informan.
penyaluran frustasi melalui proses
Karena sifat konform yang tinggi,
internal
maka kedua informan tidak dapat
yakni
merencanakan
7
menolak ajakan peer groupnya
dilihat dari motif pembunuhan
meskipun ajakan tersebut menuju
yang dilakukan informan, yaitu
ke arah yang negatif. Menurut
hanya
Semium (2008), konflik adalah
korban dan merasa dendam. Hal
tegangan dalam diri kita apabila
ini sesuai dengan pendapat Papalia
kita berusaha mencapai keputusan
(2009)
yang memuaskan terhadap situasi-
bahwa walaupun remaja dapat
situasi yang sama menariknya atau
melakukan penalaran logis (dan
juga situasi-situasi
banyak
yang sama
ingin
memiliki
yang
mengungkapkan
yang
tidak
dapat
mereka
tidak
menggunakannya
dalam
tidak menariknya. Atau dapat juga
melakukannya),
dikatakan
selalu
keadaan
jiwa
yang
barang
tegang sebagai akibat dari tingkah
membuat
laku
pada
terbukti terutama dalam situasi
itu
yang sangat emosional. Remaja
sendiri dan juga tipe kepribadian
rentan untuk melakukan perilaku
yang dimiliki seseorang. Orang
beresiko;
yang
keterbatasan
akan
tergantung
kekuatan
konflik-konflik
neurotik
tidak
mampu
keputusan.
Hal
entah
ini
karena
kognitif
atau
mengatasi konfliknya sekalipun
keterbatasan pengalaman hidup,
konflik itu kecil. Tetapi, orang
kurang memikirkan konsekuensi
yang normal akan menemukan
hipotesis di masa depan dan lebih
cara-cara
memikirkan keuntungan segera.
untuk
memecahkan
konflik-konfliknya
melalui
pertimbangan
yang
Remaja
yang
lebih
perkembangan
2. Faktor
yang
dilakukan
keputusan
informan
sulit
dalam
mengelola
eksternal
yang
mempengaruhi anak di bawah
berbeda dengan orang dewasa.
Pengambilan
impulsif
suasana hati dan perilaku mereka.
sedang
memasuki fase remaja, memiliki
dinamika
lebih
dibandingkan orang dewasa, serta
cerdas
terhadap masalah-masalahnya.
Informan
juga
umur melakukan pembunuhan.
Faktor
yang
mempengaruhi
cenderung
eksternal
yang
informan
melakukan pembunuhan sangat
kurang matang. Hal tersebut dapat
8
bermacam-macam.
orang tua terlalu
Berdasarkan
sibuk
akan
penelitian yang telah dilakukan
kepentingannya
terhadap kedua informan, didapati
menjadi
bahwa kondisi keluarga yang tidak
cenderung mencari jati dirinya
harmonis,
dengan
pengaruh
pergaulan
masing-masing
penyebab
mengenal
informan
lingkungan
dengan teman sebaya, sekolah dan
sekitarnya.
pengaruh zat adiktif merupakan
komunikasi antara orangtua dan
faktor eksternal paling dominan
informan mengakibatkan informan
penyebab
melakukan
mencari
jalan
pembunuhan. Hal tersebut sejalan
mencari
perhatian
dengan
sayang dari pihak lain. Dalam hal
informan
penelitian
kriminalitas
keluar
dan
kasih
oleh Wilson dan kolega (2006)
sepergaulan baik sebaya maupun
serta Synder dan Sickmund (2006)
yang lebih dewasa. Namun tidak
di
semua
yang
adalah
untuk
ini
Serikat
lain
jalinan
remaja di Inggris yang dilakukan
Amerika
pihak
Kurangnya
teman
teman
sepergaulan
pelaku
memiliki sifat dan kebiasaan yang
kejahatan kekerasan anak banyak
baik sehingga seringkali remaja
yang berasal dari rumah yang tidak
tidak menyadari akan bahaya dan
harmonis, anak-anak dari latar
ancaman dari teman sepergaulan
belakang sosial-ekonomi rendah,
yang tidak baik. Islam telah telah
anak-anak dengan akses ke senjata
mengajarkan tentang berlaku baik
tanpa pengawasan yang cukup,
kepada siapa pun, dalam hal ini
anak-anak yang pernah mengalami
sikap kelemah lembutan dan kasih
kekerasan dan pengabaian, serta
sayang dalam keluarga. Sikap ini
anak
disebutkan
menemukan
bahwa
yang menggunakan atau
menyalahgunakan
zat
dalam
al-Qur’an
maupun hadits Rasulullah yang
adiksi
mulia, di antaranya adalah :
terlarang (Brown, 2010 dalam
Margaretha, 2013).
...
Hubungan antara ayah dan
...
ibu yang tidak sejalan dimana
kedua orangtua atau salah satu dari
9
Sekiranya kamu besikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu
(QS. Ali-Imraan [3] : 159).
Ayat
tersebut
penolakan
bahkan
dalam
teman
tersebut
berfungsi
dampak
depan anak, diharapkan anak dapat
dan pubertas sehingga mereka
informan,
benar-benar
merupakan fase dimana remaja
kemana
tersebut
sebaya
yang
tanpa
mereka,
(Ulwan,
karena
yang dapat ditolak oleh orang
dewasa. Pengaruh teman sebaya
masa
karena
mereka
Keinginan
mencari
remaja
untuk
mendapat persetujuan dari teman
sebaya
dan
takut
baik
agar
untuk
anak-anak
dapat
menyerap
1981).
Sebagaimana
Seseorang itu tergantung agama
temannya. Oleh karena itu, salah
satu di antara kalian hendaknya
memperhatikan siapa yang dia
jadikan teman (HR. Abu Dawud
dan Tirmidzi).
remaja
kemandirian dari kendali orang
tua.
memberikan
ِِ ِ ِ
َح ُد ُك ْم َم ْن
َ الَر ُج ُل َعلَى دي ِن َخليله فَ ْليَ ْنظُْر أ
َُُالِ ُل
dapat menyerah terhadap tekanan
saat
Islam
pergi.
sabda Rasulullah dalam haditsnya :
ketidakmatangan mereka, remaja
meningkat
akan
akhlak, adab dan adat yang mulia
ditimbulkannya. Papalia (2009)
bahwa
siapa
petunjuk untuk memilihkan teman
mempertimbangkan akibat yang
mengungkapkan
mereka
Kemudian,
semakin
mudah untuk menerima ajakan
teman
mengetahui
orang-orang yang menemani, dan
sangat rentan terhadap pengaruh
informan
bagi
Terutama sekali pada masa analisa
remaja sebagaimana fase yang
membuat
model
memperhatikan dengan sempurna.
keras kepada orang lain. Pada fase
Hal
sebagai
populer
para orang tua dan pendidik untuk
terhindar dari bersikap kasar dan
sebaya.
yang
Islam telah mengarahkan
memiliki akhlak yang mulia dan
teman
sebaya
perilaku remaja sendiri.
psikologis yang besar bagi masa
dialami
ketiadaan
pemaksaan yang nyata. Kelompok
implisit menjelaskan bahwa sikap
sedang
lingkungan
memengaruhi keputusan mereka,
secara
memiliki
dari
mengalami
10
Hadits
memberikan
indikator seseorang teradiksi game
tersebut
penjelasan
bahwa
tolerance
adalah
(pemain
seseorang itu tergantung teman
menghabiskan
bergaulnya. Apabila anak bergaul
game yang semakin meningkat),
dengan
yang
relapse (kecenderungan pemain
memiliki kebiasaan miras, balap
bermain game kembali setelah
motor liar, merokok dan hal
lama
negatif lainnya maka anak pun
withdrawal (pemain merasa buruk
akan cenderung mengikuti teman-
ketika tidak dapat bermain game).
temannya
Saat seseorang teradiksi oleh game
teman-teman
yang
memiliki
waktu
tidak
bermain
bermain)
dan
kebiasaan tersebut. Dalam hal ini,
online,
pemilihan teman bukan merupakan
dilakukan
hal yang remeh karena sudah dapat
pada tahap selanjutnya seseorang
dipastikan bahwa teman bergaul
dapat menarik diri dari lingkungan
sangat
sosial,
mempengaruhi
kehidupan
anak,
seluruh
baik
aktivitas
positif
semakin
cenderung
yang
berkurang,
tidak
peka
dengan lingkungan sekitar.
mempengaruhi agama, pandangan
Pengaruh minuman keras
hidup, kebiasaan dan sifat-sifat
merupakan faktor pemberat lain
anak.
penyebab informan membunuh,
Judi
online
merupakan
dan hal ini bersifat situasional
dapat
sama halnya dengan judi online.
dipertimbangkan sebagai penyebab
Dampak pengonsumsian minuman
informan melakukan pembunuhan
keras yang terjadi pada informan
serta bersifat situasional. Secara
menunjukkan
tidak langsung, tidak ada pengaruh
telah
yang terlihat setelah seseorang
dengan kadar ± 80 mg/dl yang
bermain game online, namun hal
menyebabkan
ini akan berbahaya apabila sudah
berkurang
memasuki tahap adiksi/kecanduan.
dan
Lemmens,
(2009)
menjadi lebih lambat) (Nadesul,
mengungkapkan bahwa di antara
2006). Hal tersebut dapat terlihat
faktor
lain
yang
dkk
11
bahwa
informan
mengonsumsi
alkohol
fisik
koordinasi
(kemampuan
mental
berkurang,
refleks
dari
kurangnya
informan
terhadap
sedang
apa
dilakukan.
Singelton,
dkk
kesadaran
yang
Selain
(2013)
itu
juga
mengungkapkan bahwa ketika kita
minum alkohol, kita mengarahkan
perspesi
kita
terhadap
suatu
keadaan dan tidak dapat selalu
merespon
terhadap
semua
isyarat/keadaan di sekeliling kita.
[90] Hai orang-orang yang beriman,
Sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah
Termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan.[91].
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud
hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran
(meminum) khamar dan berjudi itu,
dan menghalangi kamu dari mengingat
Allah
dan
sembahyang;
Maka
berhentilah kamu (dari mengerjakan
pekerjaan itu).
Di Britain orang-orang yang cemas
atau depresi dua kali lebih banyak
meminum
alkohol.
Hal
ini
menunjukkan bahwa alkohol dan
depresi memiliki hubungan yang
menyebabkan
seseorang
melakukan kejahatan.
Islam telah melarang untuk
mengonsumsi
minuman
yang
ال َر ُس ْو ُل اللّ ِه
َ َ ق،َُع ِن ابْ ِن ُع َمَر َر ِض َي اللّهُ َعْنه
ِ ُكل م: صلى اللّه علَي ِه وسلم
سك ٍرََْر وُكل
َ
ُ
َ ََ َْ ُ
ِ
ٍ
ات
َ ب اخَ ْمَر ِف ال ّدنْيا فَ َم
َ وم ْن َش ِر
َ حرام
َ ُمسكر
ِ وهو ي ْد ِمنُها وَل ي تُب َل ي ْشرب ها ف
.اآخرِة
َ َْ َ ْ ْ َ ْ َ ُ َ ُ َ
memabukkan, salam hal ini adalah
minuman keras. Banyak ayat dan
hadits yang menyebutkan tentang
hukum khamer atau minuman
keras,
bahkan
penelitian
tidak
yang
jarang
menyebutkan
Setiap minuman yang memabukkan
adalah khamer dan yang setiap
memabukkan adalah haram. Barang
siapa yang kecanduan minuman keras
dan mati kemudian tidak bertaubat
maka nanti ia tidak akan meminumnya
di akhirat (HR. Muslim).
tentang akibat yang ditimbulkan
dari mengonsumsi alkohol. Di
antara
ayat
dan
hadits
yang
menyebutkan hukum dan akibat
mengonsumsi
alkohol
adalah
Berdasarkan
sebagai berikut :
penjelasan
al-
Qur’an dan hadits di atas, maka jelas
12
bahwa hukum alkohol adalah haram.
dan adanya faktor individual dan
Dalam Islam, segala sesuatu yang
situasional
yang
dapat
saling
dihukumi haram memiliki hikmah
berinteraksi
mempengaruhi
kondisi
tersendiri mengapa Allah melarang
internal
seseorang.
hamba-Nya
keterkaitan
antara
untuk
mengonsumsi
Terdapat
aspek
afektif,
alkohol dan segala hal yang sejenis. Di
kognitif, dan arousal yang bereaksi dan
antara hikmahnya yang terkait dengan
berproses terhadap stimulus yang ada
penelitian ini adalah sumber kerusakan
dan memunculkan perasaan negatif,
yang dilakukan oleh manusia. Maka,
serta adanya peran proses kognitif
dalam
dalam
hal
ini
mengonsumsi
membunuh
kedua
informan
alkohol
korban
perilaku
yang
dimunculkan. Pengaktifan salah satu
sebelum
yang
menentukan
komponen
mana
akan
mengaktifkan
pembunuhan merupakan salah satu
komponen lainnya yang kemudian
jenis kerusakan yang merugikan.
menentukan respon seseorang terhadap
3. Dinamika
psikologis
stimulus yang dihadapi (Wilkowski
narapidana
dan Robinson dalam Siddiqah, 2010).
anak pelaku pembunuhan
telah
Berdasarkan hasil analisis data,
pembahasan
didapati bahwa terjadinya perilaku
sebelumnya, pembunuhan merupakan
membunuh yang dilakukan informan
salah satu tipe agresi instrumental yaitu
memiliki
agresi
berawal dari kondisi keluarga yang
Sebagaimana
dikemukakan
pada
yang
(reinforced),
mencapai
yang
dipelajari,
dan
diperkuat
dilakukan
tujuan-tujuan
untuk
pola
yang
sama,
yaitu
tidak harmonis sehingga mendorong
tertentu.
informan
untuk
mencari
sumber
Penyebab perilaku agresif dalam hal ini
kenyamanan kepada pihak lain, dalam
adalah perilaku membunuh menurut
hal ini teman sepergaulan. Hal tersebut
teori cognitive-neoassociationist model
dilakukan informan karena perasaan
(Berkowitz dalam Siddiqah, 2010) dan
frustasi, tertekan serta konflik dalam
teori general affective agression model
diri. Dari teman sepergaulan inilah,
(GAAM)
(dalam
informan mulai mengimitasi budaya
Siddiqah, 2010) adalah situasi yang
serta kebiasaan buruk seperi merokok,
tidak menyenangkan atau menganggu,
mengonsumsi minuman keras, bemain
dari
Anderson
13
balap
motor
liar,
keterkaitan antara aspek psikologis
menggunakan
narkoba, serta bermain judi online.
dengan
Adapun dinamika psikologis
yang
mempengaruhi perilaku membunuh.
mempengaruhi anak di bawah umur
Dari ketiga elemen utama dalam bagan
melakukan pembunuhan dapat dilihat
di atas yaitu aspek psikologis, faktor
pada bagan di bawah ini
eksternal
faktor
dan
eksternal
stimulus
yang
situasional
terjadi korelasi di antara masingFaktor Eksternal :
masing elemen sehingga apabila dirinci
Keluarga dan teman
sebaya.
lebih lanjut arah hubungan di antara
masing-masing aspek di dalamnya,
akan
terciptalah
sebuah
model
hubungan yang saling mempengaruhi
Aspek Psikologis :
antar elemen.
1. Kecemasan
Khusus untuk elemen stimulus
PERILAKU
MEMBUNUH
2. Frustasi
3. Konflik
4. Tekanan
5. Balas dendam
situasional merupakan elemen lain
seorang
anak
malakukan
di
bawah
pembunuhan
umur
yang
seringkali menjadi pemberat. Oleh
6. Kecenderungan
gangguan
patologis
obsesif.
karena itu, elemen ini dinamakan
sebagai
stimulus
dikarenakan
tidak
situasional
semua
perilaku
membunuh murni disebabkan efek
Stimulus situasional :
alkohol dan teradiksi judi online,
Efek alkohol dan
teradiksi judi online.
namun hanya sebagai pemberat lain
seorang
anak
di
bawah
umur
melakukan pembunuhan.
Bagan 2 di atas merupakan
KESIMPULAN
sebuah gambaran dinamika psikologis
anak
di
bawah
umur
melakukan
Berdasarkan pembahasan di atas,
pembunuhan. Sebagaimana yang telah
dipaparkan
dinamika
sebelumnya
psikologis
maka dapat diambil kesimpulan bahwa
bahwa
Dinamika psikologis narapidana anak
merupakan
14
pelaku pembunuhan disebabkan oleh
dimiliki
ketiga elemen utama yaitu aspek
bermanfaat.
psikologis yang terdiri dari kecemasan,
ِِ ِ ِ
َح ُد ُك ْم َم ْن
َ الَر ُج ُل َعلَى دي ِن َخليله فَ ْليَ ْنظُْر أ
َُُالِ ُل
kecenderungan
gangguan
patologis
obsesif, tekanan, frustasi, konflik dan
balas dendam dan faktor eksternal yang
teman
dan
pengaruh
sebaya.
pergaulan
Keduanya
mempengaruhi
terjadinya
efektif
dan
Seseorang itu tergantung agama
temannya. Oleh karena itu, salah
satu di antara kalian hendaknya
memperhatikan siapa yang dia
jadikan teman (HR. Abu Dawud
dan Tirmidzi).
terdiri dari kondisi keluarga yang tidak
harmonis
lebih
saling
perilaku
seringkali
2. Peneliti lain, hendaknya dapat
diperberat oleh stimulus situasional
mengkaji penelitian ini dalam
yang terdiri dari efek alkohol dan
lingkup yang lebih spesifik agar
adiksi judi online.
penelitian
membunuh.
Hal
ini
yang
dilakukan
mendapatkan hasil yang lebih detil
SARAN
serta lebih valid.
Berdasarkan penelitian
3. Lembaga
yang
Pemasyarakatan,
telah dilakukan, maka saran penelitian
hendaknya
perlu
ini ditujukan khusus kepada :
mempertimbangkan
untuk
merencanakan
1. Informan,
hendaknya
memilih
layanan
teman yang baik dalam bergaul
program
psikologi
dikhususkan
serta meminimalisir kegiatan yang
untuk
tentang
yang
membantu
permasalahan yang dihadapi anak
tidak bermanfaat. Karena dalam
didik pemasyarakatan baik selama
hadits yang telah disebutkan pada
masa pembinaan maupun orientasi
pembahasan, teman sepergaulan
masa
memiliki pengaruh yang sangat
depan
pembinaan
besar dalam pembentukan sikap
anak.
Terlebih
ruhani
sangat
diperlukan dalam hal ini, untuk
sehari-hari. Salah satu upaya yang
memahamkan
dapat dilakukan adalah mengikuti
ampunan
kegiatan positif konstruktif dalam
Allah
betapa
besar
bagi
pelaku
jarimah yang bertaubat nasuha
masyarakat agar waktu luang yang
serta
15
berjanji
untuk
tidak
6. Pendidik,
mengulangi perbuatan buruknya
hendaknya
membimbing
kembali.
4. Orangtua,
hendaknya
serta
dapat
memberikan
contoh yang baik bagi para peserta
dapat
meluangkan waktu untuk anak-
didik
anak serta menciptakan lingkungan
kehidupan
keluarga yang harmonis. Salah satu
upaya
upaya yang dapat ditempuh adalah
peserta didik yang berakhlakul
dengan
karimah. Serta metode pengajaran
cara
membangun
dalam
bermuamalah
sehari-hari
pembentukan
di
sebagai
karakter
komunikasi yang intens dengan
yang
digunakan,
perlu
anak untuk sekedar mendengarkan
dipertimbangkan untuk mencapai
permasalahan yang dihadapi anak.
pemahaman peserta didik yang
Karena dalam hal ini, keluarga
maksimal dan komprehensif.
khususnya ibu adalah madrastul
ula atau pendidikan pertama yang
DAFTAR PUSTAKA
membentuk karakter anak. Seorang
Faturochman, & Ancok, D. (2001).
“Dinamika
Psikologis
Penilaian Keadilan”. Jurnal
Psikologi. (1), 41-60
penyair berkata :
ًت ِجْيا
َ اَُْْم َم ْد َر َسة إِذَا اَ ْع َد ْدتَ َها اَ ْع َد ْد
يب ْاْ َْعَر ِاق
ُ َط
Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Ibu adalah madrasah, jika kamu
menyiapkannya maka kamu telah
menyiapkan
generasi
yang
berkarakter baik.
5. Masyarakat,
saling
hendaknya
mendukung
Koeswara, E. (1988). Agresi Manusia.
Bandung : PT Eresco
Lemmens,
J.S,
dkk.
2009.
“Development and Validation
of a Game Addiction Scale for
Adolescents”.
Media
Psychology. (12) : 77-95
dapat
untuk
menciptakan lingkungan yang baik.
Salah
satu
upaya
yang dapat
khususnya bagi remaja agar waktu
Margaretha. (2013). Kejahatan Anak.
[Online].
Tersedia
:
http://psikologiforensik.com/t
ag/kejahatan-anak/ [1 Januari
2015]
luang yang dimiliki remaja lebih
Maslim,
ditempuh
mengadakan
adalah
kegiatan
dengan
positif
bermanfaat.
16
R. (2013). Buku Saku
Diagnosis Gangguan Jiwa
Rujukan Ringkas dari PPDGJ
– III dan DSM 5. Jakarta :
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
FK Unika Atma Jaya
Nadesul, H. (2006). Sehat Itu Murah.
Jakarta : PT. Kompas Media
Nusantara
Papalia,
dkk.
(2009).
Human
Development Perkembangan
Manusia. Jakarta : Penerbit
Salemba Humanika
Semium, Y. (2008). Kesehatan Mental
1. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius
Shiddiqah, L. 2010. “Pencegahan dan
Penanganan Perilaku Agresif
Remaja Melalui Pengelolaan
Amarah
(Anger
Management)”.
Jurnal
Psikologi. 37, (1) : 50-64
Singelton, dkk (2013). Alcohol and
Mental Health. [Online].
Tersedia
:
www.drinkaware.co.uk
[16
Mei 2015]
Suharsono dan Retnoningsih, A.
(2005). Kamus Besar Bahasa
Indonesia
Edisi
Lux.
Semarang : Widya Karya
Supeno,
H. (2010). Kriminalisasi
Anak. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama
Ulwan,
A.N. (1981). Pedoman
Pendidikan Anak dalam Islam.
Semarang : CV. Asy Syifa
Willis,
S.S. (2005). Remaja dan
Permasalahannya. Bandung :
Penerbit CV. Alfabeta
17
PEMBUNUHAN
(STUDI KASUS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KELAS IIA
KUTOARJO)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai Derajat S-1
Sarjana Psikologi & Sarjana Pendidikan Islam
Diajukan oleh:
Arinal Maftukh Alifah
F 100 110 009 - G 000 110 121
TWINNING PROGRAM
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
DINAMIKA PSIKOLOGIS NARAPIDANA ANAK PELAKU
PEMBUNUHAN
(Studi Kasus di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIA Kutoarjo)
Naskah Publikasi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai Derajat S-1
Sarjana Psikologi & Sarjana Pendidikan Islam
Disusun oleh:
Arinal Maftukh Alifah
F 100 110 009 - G 000 110 121
TWINNING PROGRAM
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
DINAMIKA PSIKOLOGIS NARAPIDANA ANAK PELAKU PEMBUNUHAN
(Studi Kasus Di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas II A Kutoarjo)
Arinal Maftukh Alifah
Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
ABSTRAK
Dinamika psikologi adalah keterkaitan aspek psikologi dengan faktor eksternal yang
mempengaruhi terjadinya suatu perilaku. Beberapa penelitian kriminalitas remaja
menyebutkan bahwa pelaku kejahatan kekerasan anak banyak yang berasal dari rumah yang
tidak harmonis, anak-anak dari latar belakang sosial-ekonomi rendah, anak-anak dengan
akses ke senjata tanpa pengawasan yang cukup, anak-anak yang pernah mengalami kekerasan
dan pengabaian, serta anak yang menggunakan atau menyalahgunakan zat adiksi terlarang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dinamika psikologis narapidana
anak pelaku pembunuhan.
Informan dalam penelitian ini berjumlah 2 orang laki-laki narapidana anak pelaku
pembunuhan, pemilihan informan dilakukan dengan purposive sampling. Karakterstik
informan sebagai berikut : a) Seorang narapidana anak, b) Berjenis kelamin laki-laki, c)
Berusia anatara 8-18 tahun, d) Belum menikah, e) Berada dalam pembinaan Lembaga
Pemasyarakatan Anak di Kutoarjo.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek psikologis yang mempengaruhi anak
di bawah umur melakukan pembunuhan di antaranya kecemasan, kecenderungan gangguan
patologis, frustasi, tertekan, konflik dan balas dendam. Adapun faktor eskternal yang
mempengaruhi anak di bawah umur melakukan pembunuhan adalah kondisi keluarga yang
tidak harmonis, pengaruh teman sebaya, dan diperberat oleh alkohol serta teradiksi judi
online. Dua hal tersebut, aspek psikologis dan faktor eksternal memiliki hubungan
korelasional yang tidak dapat berdiri sendiri.
Kata kunci : Dinamika psikologis, narapidana anak, pelaku pembunuhan.
62 orang narapidana anak yang berada
PENDAHULUAN
dalam
Cita ideal masyarakat secara
narapidana
sehat, cerdas, ceria, serta terjamin
kembang
sosial
hidup
mereka.
bahkan
kasus
yang
KDRT,
menunjukkan fenomena yang sama.
Anak remaja dengan berbagai alasan
orang
kasus
pelacuran/trafficking
(Data
Warga
Pemasyarakatan
Lembaga
kasus yang menjadi bahan dalam
penelitian
ini
adalah
kasus
pembunuhan yang dilakukan anak.
dalam
Wawancara dilakukan terhadap
(Supeno, 2010).
dua informan berinisial MLM dan SP.
Saat
Sebagian anak yang berhadapan
meninggal. Berikut pernyataan salah
pembunuhan.
yang
± 16 tahun yang
persamaan yang menyebabkan korban
350 KUHP yang mengatur tentang
survei
pembunuhan,
terjerat pasal berbeda namun memiliki
Pasal 338 KUHP sampai dengan Pasal
pidana
melakukan
keduanya berusia
dengan hukum di antaranya terjerat
Berdasarkan
kasus
1
pengawasan lembaga-lembaga sosial
tindak
orang
Tanggal 4 Mei, 2015). Selanjutnya,
pertiga di antaranya berada dalam
sisanya
kasus
Pemasyarakatan Anak Kutoarjo Per
ribu
berkonflik dengan hukum, dengan dua
dan
7
dan
Binaan
Di
kalaulah bukan ratusan ribu anak yang
penjara,
orang
pembunuhan anak, 1 orang kasus
negara terbelakang dan berkembang,
puluhan
5
1 orang kasus narkotika, 2 orang kasus
baik negara maju maupun negara-
ada
1
pencurian, 2 orang kasus perampokan,
angankan. Berbagai belahan dunia,
dunia
kesusilaan,
penganiayaan,
berlawanan dengan cita ideal yang kita
seluruh
dan
pembunuhan berencana, 1 orang kasus
kadang-kadang
harus berurusan dengan hukum.
laki-laki
rinciannya adalah sejumlah 42 orang
realitas
sesuatu
anak
narapidana anak perempuan. Adapun
tumbuh
Namun
menunjukkan
berbeda
dan
Lembaga
Pemasyarakatan yang terdiri dari 61
umum menginginkan anak-anak yang
kelangsungan
pembinaan
satu informan penelitian MLM saat
telah
diminta untuk menceritakan kronologi
dilakukan oleh peneliti pada bulan Mei
peristiwa pembunuhan yang dilakukan
2015 di Lembaga Pemasyarakatan
:
Anak kelas II A di Kutoarjo, terdapat
1
Pertama waktu awal mula
waktu sore-sore itu saya pergi. Pergi
dari rumah sama temen. Lha itu mbak
kenapa kok bisa ngeblank sore itu,
sebelume saya udah pusing dibuat
sendiri taulah gitu, terus pulang jam
sembilan masih dalam keadaan
ngenelah geleng-geleng (W1S1.4-9).
Koncone ngejaki kui yo manut.
Ngejaki, ayo ngene-ngene yowis
mangkat. Nah kui bar jam sembilan
pulang. Kebo ngampiri neng ngomah
karo korbane, ngejak lungo tapi kan
wis, pas Kebo masuk rumah kan dia
punya rencana lho nyerang pisau... bar
kui rencana bareng kon melu, terus
aku melu bar kui metu muter-muter
nggolek nggon lah. Ketemune neng
sawah, dalan tapi pinggir-pinggire
sawah. Terus kan sendalku, sendale
kan pura-pura jatuh, terus pas itu kan
beatnya behenti, tit. Berhenti, terus
saya turun, lha pas saya balik, Kebo
udah nusuk, nusuk korbannya pake
pisau, tapi pisaunya tu ndak nancep,
cuma bengkong. Lha trus Kebonya kan
ngelawan, Kebo terjungkel trus saya
lari saya pukul der der der Kebonya
jatuh ke Sawah, terus Kebo jatuh ke
bawah, nha terus gitu terjadi
perkelahian antara Kebo dan korban,
tapi korbannya mati karena nggak bisa
nafas gitu di lumpur (W1S1. 23-43).
faktor penyebab yang melatarbelakangi
Hal di atas menunjukkan bahwa
anggota badan karena berpisahnya roh
tidak hanya orang dewasa saja yang
dengan jasad korban. Dari pengertian
lazim membunuh, akan tetapi anak-
tersebut,
anak di bawah umur pun juga dapat
pembunuhan merupakan salah satu
melakukan
bentuk agresi. Adapun tipe dari agresi
hal
yang
sama,
tindakan membunuh yang dilakukan
anak
di
bawah
umur
sehingga
kedepannya dapat meminimalisir kasus
terjadinya
kejahatan
khususnya
pembunuhan yang dilakukan anak di
bawah umur.
Perilaku
agresif
diartikan
sebagai tindakan yang dimaksudkan
untuk melukai atau menyakiti orang
lain,
baik
fisik
maupun
psikis
(Berkowitz dalam Siddiqah, 2010)
yang menimbulkan kerugian atau
bahaya bagi orang lain atau merusak
milik orang lain (Franzoi dkk dalam
Siddiqah, 2010). Hal ini sejalan
dengan
pandangan
memberikan
Islam
penjelasan
yang
bahwa
pembunuhan adalah perampasan atau
penghilangan nyawa seseorang oleh
orang lain yang mengakibatkan tidak
berfungsinya
serta
seluruh
maka
fungsi
tampaklah
bahwa
dinamika yang ditunjukkan pun dapat
yang
berbeda antara anak-anak dan orang
instrumental,
dewasa. Oleh karena itu perlu dikaji
dipelajari, diperkuat (reinforced), dan
lebih serius dan mendalam tentang
2
dimaksudkan
vital
yaitu
adalah
agresi
agresi
yang
dilakukan untuk mencapai tujuan-
lingkungan luar individu, namun juga
tujuan tertentu.
dimunculkan dari bagaimana kejadian
teori
cognitive-
model
(Berkowitz
Menurut
neoassociationist
dalam
Siddiqah,
general
2010)
affective
dan
kognitif (Berkowitz dan Knorth et al
dalam Siddiqah, 2010).
teori
model
Menurut penelitian Caspi dan
(dalam
Moffit (2001 dalam Davies, Hollin dan
Siddiqah, 2010) penyebab munculnya
Bull, 2004) perilaku kriminalitas anak
perilaku agresif adalah situasi yang
(dari kriminalitas kecil seperti mencuri
tidak menyenangkan atau menganggu,
hingga
dan adanya faktor individual dan
pembunuhan) telah muncul dari masa
situasional
yang
dapat
saling
kanak namun akan meningkat pada
berinteraksi
mempengaruhi
kondisi
internal
seseorang.
keterkaitan
antara
(GAAM)
dari
agression
tersebut diterima dan diproses secara
Anderson
usia
masa
berat
remaja
dan
seperti
mencapai
puncaknya di usia remaja akhir (16-18
Terdapat
aspek
kriminal
tahun).
afektif,
Departemen
Kehakiman
kognitif, dan arousal yang bereaksi dan
Amerika Serikat pada tahun 2006 juga
berproses terhadap stimulus yang ada
menemukan bahwa sekitar 10% dari
dan memunculkan perasaan negatif,
pembunuhan yang terjadi, dilakukan
serta adanya peran proses kognitif
oleh pelaku remaja (Schill, 2012). Dari
dalam
berbagai studi di Amerika Serikat
menentukan
perilaku
yang
dimunculkan. Pengaktifan salah satu
diketahui
komponen
mengaktifkan
kekerasan sebagian besar dilakukan
komponen lainnya yang kemudian
remaja berusia 16-17 tahun; dimana
menentukan respon seseorang terhadap
jumlah pelaku kekerasan remaja laki-
stimulus yang dihadapi (Wilkowski
laki lebih banyak daripada pelaku
dan Robinson dalam Siddiqah, 2010).
remaja perempuan (Margaretha, 2013).
Pikiran
mengenai
akan
dan
interpretasi
kejadian
seseorang
eksternal
bahwa
pelaku
kejahatan
Menurut Kamus Besar Bahasa
juga
Indonesia (2005), dinamika merupakan
sangat mempengaruhi fungsi emosi dan
bagian ilmu fisika mengenai benda-
perilakunya. Perilaku agresif tidak
benda bergerak dan
hanya dipicu oleh kejadian-kejadian di
menggerakkan.
3
Dengan
tenaga
yang
kata
lain,
dinamika menunjukkan pergerakan dan
di
perubahan. Dalam hal ini, dinamika
pembunuhan. Informan utama dalam
psikologis adalah gambaran tentang
penelitian ini adalah narapidana anak
kondisi psikologis seseorang yang
pelaku
mendorong
pengumpulan data yang digunakan
munculnya
perilaku
bawah
umur
yang melakukan
pembunuhan.
Metode
dan
dalam penelitian ini adalah Tes Grafis
Mindnich (2006) menggunakan istilah
yang terdiri dari DAP, BAUM dan
dinamika psikologis dalam penelitian
HTP, wawancara dan observasi. Data
mereka
Jepang.
yang diperoleh dari hasil tes grafis
dipergunakan
diinterpretasi oleh psikolog Dr. Nisa
tertentu.
Holloway,
terhadap
Dinamika
untuk
Suzo,
wanita
psikologis
menerangkan
Rachmah
keterkaitan
Nur
Anganthi,
M.Si,
berbagai aspek psikologis yang ada
kemudian wawancara dan observasi
dalam
dikelompokkan dan diberi kode untuk
diri
responden
dalam
mendeskripsikan
hubungannya dengan masyarakat.
Banyak
permasalahan
Berdasarkan
menjawab pertanyaan penelitian.
uraian-
HASIL PENELITIAN
uraian tersebut, maka timbul rumusan
Berdasarkan
permasalahan sebagai berikut : 1)
:
umur melakukan pembunuhan, dan 2)
kualitatif
yang
bawah umur melakukan pembunuhan,
dan
METODE PENELITIAN
penelitian
psikologis
eksternal yang mempengaruhi anak di
dilakukan anak di bawah umur.
jenis
Aspek
melakukan pembunuhan, (2) Faktor
terjadinya perilaku membunuh yang
ini
(1)
mempengaruhi anak di bawah umur
psikologis
Penelitian
yang
penelitian ini terdiri dari 3 bagian yaitu
yang mempengaruhi anak di bawah
dinamika
penelitian
telah dilakukan, maka terdapat hasil
Aspek psikologis dan faktor eksternal
Bagaimana
yang
muncul kemudian digunakan untuk
yang
menyebabkan seorang anak melakukan
pembunuhan.
tema-tema
(3)
narapidana
menggunakan
pembunuhan.
dengan
pendekatan studi kasus. Kasus yang
diteliti merupakan kasus tunggal anak
4
Dinamika
anak
yang
psikologis
melakukan
1. Aspek
Psikologis
Rusdi (2013) dalam buku saku
yang
mempengaruhi anak di bawah
yang
berjudul
“Diagnosis
umur melakukan pembunuhan.
gangguan jiwa Rujukan Ringkas
hasil
dari PPDGJ – III dan DSM 5”
wawancara dan tes grafis yang
menyebutkan bahwa gejala-gejala
dilakukan
diperoleh
obsesif harus mencakup hal-hal
gambaran tentang aspek psikologis
berikut : a) harus disadari sebagai
yang
di
pikiran atau impuls diri sendiri, b)
melakukan
sedikitnya ada satu pikiran atau
Berdasarkan
dapat
mempengaruhi
bawah
anak
umur
pembunuhan, di antaranya adalah
tindakan
kecenderungan
gangguan
dilawan meskipun ada lainnya
kecenderungan
yang tidak lagi dilawan oleh
kecemasan,
gangguan
tekanan,
patologis,
konflik
penderita,
frustasi,
dan
bukan
gejala
memberi
sama
dalam
c)
melakukan
balas
dendam. Kedua informan memiliki
yang
yang
hal
tidak
berhasil
pikiran
untuk
tindakan
merupakan
tersebut
hal
kepuasan
yang
atau
kekhawatiran
kesenangan (sekedar perasaan lega
yang berlebihan. Namun, tingkat
dari ketegangan atau anxietas,
kecemasan
informan
tidak dianggap sebagai kesenangan
informan
seperti
kecemasan
berbeda.
atau
kedua
Kecemasan
yang
dimaksud),
d)
MLM lebih tinggi dibandingkan
gagasan, bayangan, pikiran, atau
dengan kecemasan SP. Meskipun
impuls tersebut harus merupakan
demikian, kecemasan yang dialami
pengulangan
informan MLM masih dalam tahap
menyenangkan
normal yang tidak mengakibatkan
repetitive).
terhambatnya kegiatan sehari-hari.
Selanjutnya
yang
Mengacu
berdasarkan
gejala
tersebut,
tidak
(unpleasantly
pada
keempat
informan
analisis tes grafis didapati bahwa
cenderung
informan
Hal ini dapat dilihat dari pola pikir
SP
memiliki
memiliki
SP
kecenderungan gangguan patologis
informan
tertentu, yaitu obsesif. Menurut
berulang dan megekspresikannya
5
SP
yang
semuanya.
seringkali
dalam
bentuk
kata-kata
yang
telah
dijelaskan
sebelumnya,
cenderung sama tentang kekerasan
trauma masa lalu yang dialami
yang dilakukan oleh ayah terhadap
informan SP adalah kekerasan
keluarga, khususnya ibu dan adik-
yang dilakukan ayah terhadap
adik informan SP. Apabila ditinjau
keluarga
dari diagnosis multiaksial, maka
menyebabkan konflik dalam jiwa
kondisi SP dapat dirinci sebagai
informan
berikut : 1) Predominan pikiran
larangan ayah informan SP untuk
obsesif atau pengulangan (F42.0),
bekerja
2) Masalah hubungan oraang tua –
informan
anak (Z63.8), 3) Kehilangan dan
dengan cara kekerasan memukul
kematian
dalam
anggota
keluarga
informan
SP.
Lebih
serta
yang
ini
serta
lanjut,
ancaman
SP
hal
SP
kakak
dilakukan
menyebabkan
(Z63.4), 4), Kedua orang tua selalu
informan
bertengkar,
sering
sehingga mendorong informan SP
melakukan kekerasan fisik, 6)
untuk melakukan kekerasan yang
Bergaul dengan teman-teman yang
sama
memiliki kebiasaan mabuk, balap
menyebabkan frustasi, yaitu ayah.
motor liar dan merokok, 7) Tidak
Adapun informan MLM memiliki
suka belajar, 8) Sering membolos
dinamika yang berbeda dengan
sekolah, 9) Penghasilan kedua
informan SP. Harapan terhadap
orang
10)
peran ayah yang ideal tidak dapat
Melakukan tindak kriminal berupa
dilihat dalam diri ayah. Hal ini
membunuh ayah. Dari beberapa
menyebabkan
rincian tersebut, secara umum
cenderung
kondisi SP masih baik.
mempertahankan
tua
5)
Ayah
yang
Selain
rendah,
itu,
dengan
obyek
informan
berupaya
harga
yang
MLM
untuk
dirinya
bekerja
untuk
kepala keluarga mencari nafkah.
kausal tentang trauma masa lalu
yang
terhadap
frustasi
menggantikan peran ayah sebagai
informan SP memiliki hubungan
konflik
merasa
sebagai anak pertama laki-laki
munculnya
gangguan obsesi yang dialami oleh
serta
SP
Frustasi
dialami
pada
dasarnya
tidak lain daripada rintangan atau
informan SP. Sebagaimana yang
6
gangguan dalam usaha mencapai
pembalasan terhadap obyek yang
tujuan. Dengan kata lain frustasi
menghambat dan merugikannya.
adalah
yang
Biasanya balas dendam bisa dalam
terjadinya
bentuk yang paling ringan seperti
suatu
perasaan
muncul
karena
hambatan
dalam
memenuhi
atau
usaha
dengan
kebutuhan-kebutuhan
menyangka
terjadi
menjahili/meliciki, dan bisa pula
untuk
bahwa
akan
hal
yang
keinginan
untuk
sesuatu
menghalangi
mencapai
terhadap orang lain.
Kondisi
stressor
orang (orang-orang) yang telah
menyebabkan frustasi atau pada
bahwa
kedua
mencari
luar
tersebut
lingkup
sesuai
pernyataan
yang
tekanan
lingkungan
terhadap individu dan kelompok
menimbulkan
membalas
stress.
Artinya
individu merasakan pukulan hebat
dendam dengan cara yang sama
yang
sikap
diungkapkan oleh Willis (2005)
ayah dan kakak juga mendorong
sebagaimana
Hal
yang
sehingga
yang
di
yang
informan
stress
pada
dengan
itu,
terhadap kekerasan yag dilakukan
untu
tekanan
keluarga.
frustasi
informan SP yang merasa dendam
SP
mengalami
ketenangan
untuk mempertahankan harga diri
informan
kedua
informan
langsung adalah cara yang normal
Selain
lingkungan
menyebabkan
berdampak
dalam, yakni diri sendiri. Agresi
2008).
dari
mengakibatkan
substitusi atau juga diarahkan ke
(Semium,
yang
bertengkar merupakan salah satu
yang mungkin diarahkan kepada
mengalami
keluarga
tidak harmonis, orangtua yang
kebutuhan-kebutuhan
itu. Frustasi mengakibatkan agresi
apabila
perusakan/penganiayaan
terhadap usaha dan tujuannya.
telah
Sikap
disebutkan sebelumnya. Hal ini
konform
kedua
sesuai dengan pernyataan Willis
informan terhadap peer groupnya
(2005)
sangat
yang
mengungkapkan
mempengaruhi
bahwa balas dendam merupakan
pengambilan keputusan informan.
penyaluran frustasi melalui proses
Karena sifat konform yang tinggi,
internal
maka kedua informan tidak dapat
yakni
merencanakan
7
menolak ajakan peer groupnya
dilihat dari motif pembunuhan
meskipun ajakan tersebut menuju
yang dilakukan informan, yaitu
ke arah yang negatif. Menurut
hanya
Semium (2008), konflik adalah
korban dan merasa dendam. Hal
tegangan dalam diri kita apabila
ini sesuai dengan pendapat Papalia
kita berusaha mencapai keputusan
(2009)
yang memuaskan terhadap situasi-
bahwa walaupun remaja dapat
situasi yang sama menariknya atau
melakukan penalaran logis (dan
juga situasi-situasi
banyak
yang sama
ingin
memiliki
yang
mengungkapkan
yang
tidak
dapat
mereka
tidak
menggunakannya
dalam
tidak menariknya. Atau dapat juga
melakukannya),
dikatakan
selalu
keadaan
jiwa
yang
barang
tegang sebagai akibat dari tingkah
membuat
laku
pada
terbukti terutama dalam situasi
itu
yang sangat emosional. Remaja
sendiri dan juga tipe kepribadian
rentan untuk melakukan perilaku
yang dimiliki seseorang. Orang
beresiko;
yang
keterbatasan
akan
tergantung
kekuatan
konflik-konflik
neurotik
tidak
mampu
keputusan.
Hal
entah
ini
karena
kognitif
atau
mengatasi konfliknya sekalipun
keterbatasan pengalaman hidup,
konflik itu kecil. Tetapi, orang
kurang memikirkan konsekuensi
yang normal akan menemukan
hipotesis di masa depan dan lebih
cara-cara
memikirkan keuntungan segera.
untuk
memecahkan
konflik-konfliknya
melalui
pertimbangan
yang
Remaja
yang
lebih
perkembangan
2. Faktor
yang
dilakukan
keputusan
informan
sulit
dalam
mengelola
eksternal
yang
mempengaruhi anak di bawah
berbeda dengan orang dewasa.
Pengambilan
impulsif
suasana hati dan perilaku mereka.
sedang
memasuki fase remaja, memiliki
dinamika
lebih
dibandingkan orang dewasa, serta
cerdas
terhadap masalah-masalahnya.
Informan
juga
umur melakukan pembunuhan.
Faktor
yang
mempengaruhi
cenderung
eksternal
yang
informan
melakukan pembunuhan sangat
kurang matang. Hal tersebut dapat
8
bermacam-macam.
orang tua terlalu
Berdasarkan
sibuk
akan
penelitian yang telah dilakukan
kepentingannya
terhadap kedua informan, didapati
menjadi
bahwa kondisi keluarga yang tidak
cenderung mencari jati dirinya
harmonis,
dengan
pengaruh
pergaulan
masing-masing
penyebab
mengenal
informan
lingkungan
dengan teman sebaya, sekolah dan
sekitarnya.
pengaruh zat adiktif merupakan
komunikasi antara orangtua dan
faktor eksternal paling dominan
informan mengakibatkan informan
penyebab
melakukan
mencari
jalan
pembunuhan. Hal tersebut sejalan
mencari
perhatian
dengan
sayang dari pihak lain. Dalam hal
informan
penelitian
kriminalitas
keluar
dan
kasih
oleh Wilson dan kolega (2006)
sepergaulan baik sebaya maupun
serta Synder dan Sickmund (2006)
yang lebih dewasa. Namun tidak
di
semua
yang
adalah
untuk
ini
Serikat
lain
jalinan
remaja di Inggris yang dilakukan
Amerika
pihak
Kurangnya
teman
teman
sepergaulan
pelaku
memiliki sifat dan kebiasaan yang
kejahatan kekerasan anak banyak
baik sehingga seringkali remaja
yang berasal dari rumah yang tidak
tidak menyadari akan bahaya dan
harmonis, anak-anak dari latar
ancaman dari teman sepergaulan
belakang sosial-ekonomi rendah,
yang tidak baik. Islam telah telah
anak-anak dengan akses ke senjata
mengajarkan tentang berlaku baik
tanpa pengawasan yang cukup,
kepada siapa pun, dalam hal ini
anak-anak yang pernah mengalami
sikap kelemah lembutan dan kasih
kekerasan dan pengabaian, serta
sayang dalam keluarga. Sikap ini
anak
disebutkan
menemukan
bahwa
yang menggunakan atau
menyalahgunakan
zat
dalam
al-Qur’an
maupun hadits Rasulullah yang
adiksi
mulia, di antaranya adalah :
terlarang (Brown, 2010 dalam
Margaretha, 2013).
...
Hubungan antara ayah dan
...
ibu yang tidak sejalan dimana
kedua orangtua atau salah satu dari
9
Sekiranya kamu besikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu
(QS. Ali-Imraan [3] : 159).
Ayat
tersebut
penolakan
bahkan
dalam
teman
tersebut
berfungsi
dampak
depan anak, diharapkan anak dapat
dan pubertas sehingga mereka
informan,
benar-benar
merupakan fase dimana remaja
kemana
tersebut
sebaya
yang
tanpa
mereka,
(Ulwan,
karena
yang dapat ditolak oleh orang
dewasa. Pengaruh teman sebaya
masa
karena
mereka
Keinginan
mencari
remaja
untuk
mendapat persetujuan dari teman
sebaya
dan
takut
baik
agar
untuk
anak-anak
dapat
menyerap
1981).
Sebagaimana
Seseorang itu tergantung agama
temannya. Oleh karena itu, salah
satu di antara kalian hendaknya
memperhatikan siapa yang dia
jadikan teman (HR. Abu Dawud
dan Tirmidzi).
remaja
kemandirian dari kendali orang
tua.
memberikan
ِِ ِ ِ
َح ُد ُك ْم َم ْن
َ الَر ُج ُل َعلَى دي ِن َخليله فَ ْليَ ْنظُْر أ
َُُالِ ُل
dapat menyerah terhadap tekanan
saat
Islam
pergi.
sabda Rasulullah dalam haditsnya :
ketidakmatangan mereka, remaja
meningkat
akan
akhlak, adab dan adat yang mulia
ditimbulkannya. Papalia (2009)
bahwa
siapa
petunjuk untuk memilihkan teman
mempertimbangkan akibat yang
mengungkapkan
mereka
Kemudian,
semakin
mudah untuk menerima ajakan
teman
mengetahui
orang-orang yang menemani, dan
sangat rentan terhadap pengaruh
informan
bagi
Terutama sekali pada masa analisa
remaja sebagaimana fase yang
membuat
model
memperhatikan dengan sempurna.
keras kepada orang lain. Pada fase
Hal
sebagai
populer
para orang tua dan pendidik untuk
terhindar dari bersikap kasar dan
sebaya.
yang
Islam telah mengarahkan
memiliki akhlak yang mulia dan
teman
sebaya
perilaku remaja sendiri.
psikologis yang besar bagi masa
dialami
ketiadaan
pemaksaan yang nyata. Kelompok
implisit menjelaskan bahwa sikap
sedang
lingkungan
memengaruhi keputusan mereka,
secara
memiliki
dari
mengalami
10
Hadits
memberikan
indikator seseorang teradiksi game
tersebut
penjelasan
bahwa
tolerance
adalah
(pemain
seseorang itu tergantung teman
menghabiskan
bergaulnya. Apabila anak bergaul
game yang semakin meningkat),
dengan
yang
relapse (kecenderungan pemain
memiliki kebiasaan miras, balap
bermain game kembali setelah
motor liar, merokok dan hal
lama
negatif lainnya maka anak pun
withdrawal (pemain merasa buruk
akan cenderung mengikuti teman-
ketika tidak dapat bermain game).
temannya
Saat seseorang teradiksi oleh game
teman-teman
yang
memiliki
waktu
tidak
bermain
bermain)
dan
kebiasaan tersebut. Dalam hal ini,
online,
pemilihan teman bukan merupakan
dilakukan
hal yang remeh karena sudah dapat
pada tahap selanjutnya seseorang
dipastikan bahwa teman bergaul
dapat menarik diri dari lingkungan
sangat
sosial,
mempengaruhi
kehidupan
anak,
seluruh
baik
aktivitas
positif
semakin
cenderung
yang
berkurang,
tidak
peka
dengan lingkungan sekitar.
mempengaruhi agama, pandangan
Pengaruh minuman keras
hidup, kebiasaan dan sifat-sifat
merupakan faktor pemberat lain
anak.
penyebab informan membunuh,
Judi
online
merupakan
dan hal ini bersifat situasional
dapat
sama halnya dengan judi online.
dipertimbangkan sebagai penyebab
Dampak pengonsumsian minuman
informan melakukan pembunuhan
keras yang terjadi pada informan
serta bersifat situasional. Secara
menunjukkan
tidak langsung, tidak ada pengaruh
telah
yang terlihat setelah seseorang
dengan kadar ± 80 mg/dl yang
bermain game online, namun hal
menyebabkan
ini akan berbahaya apabila sudah
berkurang
memasuki tahap adiksi/kecanduan.
dan
Lemmens,
(2009)
menjadi lebih lambat) (Nadesul,
mengungkapkan bahwa di antara
2006). Hal tersebut dapat terlihat
faktor
lain
yang
dkk
11
bahwa
informan
mengonsumsi
alkohol
fisik
koordinasi
(kemampuan
mental
berkurang,
refleks
dari
kurangnya
informan
terhadap
sedang
apa
dilakukan.
Singelton,
dkk
kesadaran
yang
Selain
(2013)
itu
juga
mengungkapkan bahwa ketika kita
minum alkohol, kita mengarahkan
perspesi
kita
terhadap
suatu
keadaan dan tidak dapat selalu
merespon
terhadap
semua
isyarat/keadaan di sekeliling kita.
[90] Hai orang-orang yang beriman,
Sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah
Termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan.[91].
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud
hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran
(meminum) khamar dan berjudi itu,
dan menghalangi kamu dari mengingat
Allah
dan
sembahyang;
Maka
berhentilah kamu (dari mengerjakan
pekerjaan itu).
Di Britain orang-orang yang cemas
atau depresi dua kali lebih banyak
meminum
alkohol.
Hal
ini
menunjukkan bahwa alkohol dan
depresi memiliki hubungan yang
menyebabkan
seseorang
melakukan kejahatan.
Islam telah melarang untuk
mengonsumsi
minuman
yang
ال َر ُس ْو ُل اللّ ِه
َ َ ق،َُع ِن ابْ ِن ُع َمَر َر ِض َي اللّهُ َعْنه
ِ ُكل م: صلى اللّه علَي ِه وسلم
سك ٍرََْر وُكل
َ
ُ
َ ََ َْ ُ
ِ
ٍ
ات
َ ب اخَ ْمَر ِف ال ّدنْيا فَ َم
َ وم ْن َش ِر
َ حرام
َ ُمسكر
ِ وهو ي ْد ِمنُها وَل ي تُب َل ي ْشرب ها ف
.اآخرِة
َ َْ َ ْ ْ َ ْ َ ُ َ ُ َ
memabukkan, salam hal ini adalah
minuman keras. Banyak ayat dan
hadits yang menyebutkan tentang
hukum khamer atau minuman
keras,
bahkan
penelitian
tidak
yang
jarang
menyebutkan
Setiap minuman yang memabukkan
adalah khamer dan yang setiap
memabukkan adalah haram. Barang
siapa yang kecanduan minuman keras
dan mati kemudian tidak bertaubat
maka nanti ia tidak akan meminumnya
di akhirat (HR. Muslim).
tentang akibat yang ditimbulkan
dari mengonsumsi alkohol. Di
antara
ayat
dan
hadits
yang
menyebutkan hukum dan akibat
mengonsumsi
alkohol
adalah
Berdasarkan
sebagai berikut :
penjelasan
al-
Qur’an dan hadits di atas, maka jelas
12
bahwa hukum alkohol adalah haram.
dan adanya faktor individual dan
Dalam Islam, segala sesuatu yang
situasional
yang
dapat
saling
dihukumi haram memiliki hikmah
berinteraksi
mempengaruhi
kondisi
tersendiri mengapa Allah melarang
internal
seseorang.
hamba-Nya
keterkaitan
antara
untuk
mengonsumsi
Terdapat
aspek
afektif,
alkohol dan segala hal yang sejenis. Di
kognitif, dan arousal yang bereaksi dan
antara hikmahnya yang terkait dengan
berproses terhadap stimulus yang ada
penelitian ini adalah sumber kerusakan
dan memunculkan perasaan negatif,
yang dilakukan oleh manusia. Maka,
serta adanya peran proses kognitif
dalam
dalam
hal
ini
mengonsumsi
membunuh
kedua
informan
alkohol
korban
perilaku
yang
dimunculkan. Pengaktifan salah satu
sebelum
yang
menentukan
komponen
mana
akan
mengaktifkan
pembunuhan merupakan salah satu
komponen lainnya yang kemudian
jenis kerusakan yang merugikan.
menentukan respon seseorang terhadap
3. Dinamika
psikologis
stimulus yang dihadapi (Wilkowski
narapidana
dan Robinson dalam Siddiqah, 2010).
anak pelaku pembunuhan
telah
Berdasarkan hasil analisis data,
pembahasan
didapati bahwa terjadinya perilaku
sebelumnya, pembunuhan merupakan
membunuh yang dilakukan informan
salah satu tipe agresi instrumental yaitu
memiliki
agresi
berawal dari kondisi keluarga yang
Sebagaimana
dikemukakan
pada
yang
(reinforced),
mencapai
yang
dipelajari,
dan
diperkuat
dilakukan
tujuan-tujuan
untuk
pola
yang
sama,
yaitu
tidak harmonis sehingga mendorong
tertentu.
informan
untuk
mencari
sumber
Penyebab perilaku agresif dalam hal ini
kenyamanan kepada pihak lain, dalam
adalah perilaku membunuh menurut
hal ini teman sepergaulan. Hal tersebut
teori cognitive-neoassociationist model
dilakukan informan karena perasaan
(Berkowitz dalam Siddiqah, 2010) dan
frustasi, tertekan serta konflik dalam
teori general affective agression model
diri. Dari teman sepergaulan inilah,
(GAAM)
(dalam
informan mulai mengimitasi budaya
Siddiqah, 2010) adalah situasi yang
serta kebiasaan buruk seperi merokok,
tidak menyenangkan atau menganggu,
mengonsumsi minuman keras, bemain
dari
Anderson
13
balap
motor
liar,
keterkaitan antara aspek psikologis
menggunakan
narkoba, serta bermain judi online.
dengan
Adapun dinamika psikologis
yang
mempengaruhi perilaku membunuh.
mempengaruhi anak di bawah umur
Dari ketiga elemen utama dalam bagan
melakukan pembunuhan dapat dilihat
di atas yaitu aspek psikologis, faktor
pada bagan di bawah ini
eksternal
faktor
dan
eksternal
stimulus
yang
situasional
terjadi korelasi di antara masingFaktor Eksternal :
masing elemen sehingga apabila dirinci
Keluarga dan teman
sebaya.
lebih lanjut arah hubungan di antara
masing-masing aspek di dalamnya,
akan
terciptalah
sebuah
model
hubungan yang saling mempengaruhi
Aspek Psikologis :
antar elemen.
1. Kecemasan
Khusus untuk elemen stimulus
PERILAKU
MEMBUNUH
2. Frustasi
3. Konflik
4. Tekanan
5. Balas dendam
situasional merupakan elemen lain
seorang
anak
malakukan
di
bawah
pembunuhan
umur
yang
seringkali menjadi pemberat. Oleh
6. Kecenderungan
gangguan
patologis
obsesif.
karena itu, elemen ini dinamakan
sebagai
stimulus
dikarenakan
tidak
situasional
semua
perilaku
membunuh murni disebabkan efek
Stimulus situasional :
alkohol dan teradiksi judi online,
Efek alkohol dan
teradiksi judi online.
namun hanya sebagai pemberat lain
seorang
anak
di
bawah
umur
melakukan pembunuhan.
Bagan 2 di atas merupakan
KESIMPULAN
sebuah gambaran dinamika psikologis
anak
di
bawah
umur
melakukan
Berdasarkan pembahasan di atas,
pembunuhan. Sebagaimana yang telah
dipaparkan
dinamika
sebelumnya
psikologis
maka dapat diambil kesimpulan bahwa
bahwa
Dinamika psikologis narapidana anak
merupakan
14
pelaku pembunuhan disebabkan oleh
dimiliki
ketiga elemen utama yaitu aspek
bermanfaat.
psikologis yang terdiri dari kecemasan,
ِِ ِ ِ
َح ُد ُك ْم َم ْن
َ الَر ُج ُل َعلَى دي ِن َخليله فَ ْليَ ْنظُْر أ
َُُالِ ُل
kecenderungan
gangguan
patologis
obsesif, tekanan, frustasi, konflik dan
balas dendam dan faktor eksternal yang
teman
dan
pengaruh
sebaya.
pergaulan
Keduanya
mempengaruhi
terjadinya
efektif
dan
Seseorang itu tergantung agama
temannya. Oleh karena itu, salah
satu di antara kalian hendaknya
memperhatikan siapa yang dia
jadikan teman (HR. Abu Dawud
dan Tirmidzi).
terdiri dari kondisi keluarga yang tidak
harmonis
lebih
saling
perilaku
seringkali
2. Peneliti lain, hendaknya dapat
diperberat oleh stimulus situasional
mengkaji penelitian ini dalam
yang terdiri dari efek alkohol dan
lingkup yang lebih spesifik agar
adiksi judi online.
penelitian
membunuh.
Hal
ini
yang
dilakukan
mendapatkan hasil yang lebih detil
SARAN
serta lebih valid.
Berdasarkan penelitian
3. Lembaga
yang
Pemasyarakatan,
telah dilakukan, maka saran penelitian
hendaknya
perlu
ini ditujukan khusus kepada :
mempertimbangkan
untuk
merencanakan
1. Informan,
hendaknya
memilih
layanan
teman yang baik dalam bergaul
program
psikologi
dikhususkan
serta meminimalisir kegiatan yang
untuk
tentang
yang
membantu
permasalahan yang dihadapi anak
tidak bermanfaat. Karena dalam
didik pemasyarakatan baik selama
hadits yang telah disebutkan pada
masa pembinaan maupun orientasi
pembahasan, teman sepergaulan
masa
memiliki pengaruh yang sangat
depan
pembinaan
besar dalam pembentukan sikap
anak.
Terlebih
ruhani
sangat
diperlukan dalam hal ini, untuk
sehari-hari. Salah satu upaya yang
memahamkan
dapat dilakukan adalah mengikuti
ampunan
kegiatan positif konstruktif dalam
Allah
betapa
besar
bagi
pelaku
jarimah yang bertaubat nasuha
masyarakat agar waktu luang yang
serta
15
berjanji
untuk
tidak
6. Pendidik,
mengulangi perbuatan buruknya
hendaknya
membimbing
kembali.
4. Orangtua,
hendaknya
serta
dapat
memberikan
contoh yang baik bagi para peserta
dapat
meluangkan waktu untuk anak-
didik
anak serta menciptakan lingkungan
kehidupan
keluarga yang harmonis. Salah satu
upaya
upaya yang dapat ditempuh adalah
peserta didik yang berakhlakul
dengan
karimah. Serta metode pengajaran
cara
membangun
dalam
bermuamalah
sehari-hari
pembentukan
di
sebagai
karakter
komunikasi yang intens dengan
yang
digunakan,
perlu
anak untuk sekedar mendengarkan
dipertimbangkan untuk mencapai
permasalahan yang dihadapi anak.
pemahaman peserta didik yang
Karena dalam hal ini, keluarga
maksimal dan komprehensif.
khususnya ibu adalah madrastul
ula atau pendidikan pertama yang
DAFTAR PUSTAKA
membentuk karakter anak. Seorang
Faturochman, & Ancok, D. (2001).
“Dinamika
Psikologis
Penilaian Keadilan”. Jurnal
Psikologi. (1), 41-60
penyair berkata :
ًت ِجْيا
َ اَُْْم َم ْد َر َسة إِذَا اَ ْع َد ْدتَ َها اَ ْع َد ْد
يب ْاْ َْعَر ِاق
ُ َط
Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Ibu adalah madrasah, jika kamu
menyiapkannya maka kamu telah
menyiapkan
generasi
yang
berkarakter baik.
5. Masyarakat,
saling
hendaknya
mendukung
Koeswara, E. (1988). Agresi Manusia.
Bandung : PT Eresco
Lemmens,
J.S,
dkk.
2009.
“Development and Validation
of a Game Addiction Scale for
Adolescents”.
Media
Psychology. (12) : 77-95
dapat
untuk
menciptakan lingkungan yang baik.
Salah
satu
upaya
yang dapat
khususnya bagi remaja agar waktu
Margaretha. (2013). Kejahatan Anak.
[Online].
Tersedia
:
http://psikologiforensik.com/t
ag/kejahatan-anak/ [1 Januari
2015]
luang yang dimiliki remaja lebih
Maslim,
ditempuh
mengadakan
adalah
kegiatan
dengan
positif
bermanfaat.
16
R. (2013). Buku Saku
Diagnosis Gangguan Jiwa
Rujukan Ringkas dari PPDGJ
– III dan DSM 5. Jakarta :
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
FK Unika Atma Jaya
Nadesul, H. (2006). Sehat Itu Murah.
Jakarta : PT. Kompas Media
Nusantara
Papalia,
dkk.
(2009).
Human
Development Perkembangan
Manusia. Jakarta : Penerbit
Salemba Humanika
Semium, Y. (2008). Kesehatan Mental
1. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius
Shiddiqah, L. 2010. “Pencegahan dan
Penanganan Perilaku Agresif
Remaja Melalui Pengelolaan
Amarah
(Anger
Management)”.
Jurnal
Psikologi. 37, (1) : 50-64
Singelton, dkk (2013). Alcohol and
Mental Health. [Online].
Tersedia
:
www.drinkaware.co.uk
[16
Mei 2015]
Suharsono dan Retnoningsih, A.
(2005). Kamus Besar Bahasa
Indonesia
Edisi
Lux.
Semarang : Widya Karya
Supeno,
H. (2010). Kriminalisasi
Anak. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama
Ulwan,
A.N. (1981). Pedoman
Pendidikan Anak dalam Islam.
Semarang : CV. Asy Syifa
Willis,
S.S. (2005). Remaja dan
Permasalahannya. Bandung :
Penerbit CV. Alfabeta
17