PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TIPE TAI PADA MATERI STATISTIKA DI KELAS XI SMA N 13 MEDAN T.A 2015/2016.

PERBEDAAN HAS
SIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG
Y
DIAJAR
MENGGUNAK
KAN MODEL PEMBELAJAR AN KOO
OPERATIF
TIPE NHT
T DAN TIPE TAI PADA MATERI STATIS
ISTIKA
DI KE
ELAS XI SMA N 13 MEDAN T.A 2015/201
016

Oleh :
Ridha Novira Nasution
NIM 4113111063
P
Program
Studi Pendidikan Matematika


SKRIPSI
Diajukan
an Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Ge
Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MA
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHU
UAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NHT DAN TIPE TAI PADA MATERI STATISTIKA
DI KELAS XI SMA N 13 MEDAN T.A 2015/2016
Ridha Novira Nasution (NIM : 4113111063)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together ( NHT ) dan tipe Team Assisted
Individualization ( TAI ) pada materi Statistika di kelas XI SMA N 13 Medan
Tahun Ajaran 2015/2016.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA N 13
Medan yang terdiri dari 6 kelas, sedangkan yang dijadikan sampel terdiri dari dua
kelas yang diambil dengan melakukan tes terhadap semua kelas XI IPA yaitu XI
IPA 1sebagai kelas eksperimen 1 dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT dan
XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen 2 dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI
dengan masing-masing jumlah sampel 45 orang dalam setiap kelas. Instrumen tes
yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes pilihan berganda
yang telah valid dengan jumlah soal sebanyak 10 butir soal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar (posttes)
siswa di kelas eksperimen I sebesar 72,22222, dan nilai rata-rata hasil belajar
(posttes) siswa di kelas eksperimen II sebesar 64,6667. Hasil perhitungan uji
normalitas nilai posttes siswa di kelas eksperimen 1 diperoleh Dmax = 0,1345 dan
Dtabel = 0,198, karena Dmax < Dtabel yaitu 0,1345 < 0,198 maka sebaran data di

kelas eksperimen 1 berdistribusi normal. Sedangkan di kelas eksperimen 2
diperoleh Dmax = 0,12627 dan Dtabel = 0,198. karena Dmax < Dtabel yaitu 0,12627 <
0,198 maka sebaran data di kelas eksperimen 2 berdistribusi normal. Dari hasil
perhitungan uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,382
dan Ftabel = 1,648.
Diperoleh bahwa F hitung < F tabel yakni 1,382 < 1,648 maka kedua kelas homogen.
Selanjutnya berdasarkan perhitungan uji statistik-t diperoleh nilai thitung = 2,5128
dan ttabel = 1,2953, thitung tidak berada dalam interval  1,2953  t hitung  1,2953
yang berarti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together ( NHT ) dan tipe Team
Assisted Individualization ( TAI ) pada materi statistika di kelas XI SMA N 13
Medan Tahun Ajaran 2015/2016.

Kata Kunci : Eksperimen , Numbered Head Together ( NHT ) , Team Assisted
Individualization ( TAI )

iv


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya.
Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang
Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan Tipe TAI
Pada Materi Statistika di Kelas XI SMA N 13 Medan T.A 2015/2016”, disusun
untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran yang membangun kepada penulis
sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr.Asrin Lubis, M.Pd,
Bapak Mulyono, S.Si, M.Si dan Bapak Abil Mansyur, S.Si, M.Si selaku Dosen
Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang membangun mulai
dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Japandi Ambarita yang pernah
menjadi Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan

saran-saran perkuliahan dan juga terima kasih kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si
selaku penerus Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan
dan saran-saran perkuliahan, Bapak Prof.Syawal Gutom, selaku Rektor UNIMED,
Bapak Dr.Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy
Surya, M.Si dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku ketua jurusan dan
sekertaris jurusan Matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Zul Amry,
M.Si, Ph.D selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika dan seluruh Bapak, Ibu
Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah
membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Nurhalimah

v

Purba,S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 13 Medan, Ibu Lisda Juliati,
S.Pd, selaku guru bidang studi matematika SMA Negeri 13 Medan, Ibu
Wijayawati,S.Pd, guru, staf, pegawai, dan siswa-siswi SMA Negeri 13 Medan
khususnya siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA N 13 Medan terima kasih
atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ibunda tercinta
Rahmawati Silitonga dan Ayahanda tersayang Ridwan Abdi Nasution serta untuk
kakak dan adik-adikku Rina Devira Nasution, Riska Choiriyah Nasution dan

Rahma Nurhayani Nasution yang telah banyak memberi kasih sayang, semangat,
nasehat, doa, dan materi sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat
terlaksana dengan baik. Terimakasih untuk seluruh keluarga besar MM DIK B
2011 serta abangda, kakanda, dan adinda Jurusan Matematika FMIPA UNIMED.
Teman-teman PPLT SMA Negeri 1 Sipispis 2014. Dan semua sahabat-sahabat
yang tidak bisa penulis cantumkan namanya satu persatu namun senantiasa
memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dan tak lupa penulis juga
ucapkan terima kasih kepada ibu Elfitra ,S.Pd, M.Si yang telah banyak membantu
saya dalam menyususn skiripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,

Desember 2015

Penulis,


Ridha Novira Nasution
NIM. 4113111063

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar


iv

Daftar Isi

v

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

1

1.2

Identifikasi Masalah

7

1.3. Batasan Masalah

8

1.4. Rumusan Masalah

8


1.5. Tujuan Penelitian

8

1.6

9

Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1. Kerangka Teoritis

10

2.1.1. Pengertian Belajar

10

2.1.2. Hasil Belajar


10

2.1.3. Belajar Mengajar Matematika

12

2.1.4. Model Pembelajaran

14

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif

15

2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
NHT (Numbered Head Together)

17

2.1.7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
(Individualization)
2.2. Kajian Materi Statistika

19
20

vii

2.2.1. Beberapa Pengertian Dasar dalam Statistika

20

2.2.2. Ukuran Pemusatan dan Letak Data Tunggal

26

2.3. Pembelajaran Statistika dengan NHT

29

2.4. Pembelajaran Statistika dengan TAI

30

2.5. Kerangka Konseptual

30

2.6. Penelitian Yang Relevan

31

2.7. Hipotesis Penelitian

32

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

33

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

33

3.2.1. Populasi Penelitian

33

3.2.2. Sampel Penelitian

33

3.3. Variabel dan Definisi Operasional

34

3.3.1.

Variabel Penelitian

34

3.3.2.

Definisi Operasional

34

3.4. Jenis Penelitian

35

3.5. Instrumen Pengumpulan Data

36

3.5.1.

Instrumen Perlakuan

36

3.5.2.

Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika

36

3.5.2.1. Validitas Tes

37

3.5.2.2. Reabilitas Tes

38

3.5.2.3. Tingkat Kesukaran

39

3.5.2.4. Daya Pembeda Soal

39

3.6. Teknik Pengumpulan Data

41

3.7. Teknik Analisis data

41

3.7.1. Uji Normalitas

41

3.7.2. Uji Homogenitas

44

3.7.3. Uji Hipotesis

45

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian

48

viii

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian

48

4.1.1.1 Penilaian Hasil Belajar Matematika
Kelas Eksperimen 1 dan 2
4.1.2. Analisis Hasil Penelitian

48
49

4.1.2.1. Uji Hipotesis

49

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

49

BAB V KESIMPULAN dan SARAN
5.1. Kesimpulan

53

5.2. Saran

53

DAFTAR PUSTAKA

55

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4 – 1

Diagram Batang Tegak dan Mendatar

22

Gambar 4 – 2

Contoh dari Diagram Garis

23

Gambar 4 – 3

Contoh dari Diagram Lingkaran

24

Gambar 2.2.2.2.1. Letak Data Kuartil

26

Gambar 2.2.2.2.2. Letak Data Desil

28

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1

Langkah utama atau tahapan dalam pembelajaran kooperatif 15

Tabel 4-2 Contoh dari diagram garis

23

Tabel 5-1 Distribusi Frekuensi Tunggal

25

Tabel 3.1 Postest Two Group Design

35

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 ( NHT ) dan
Kelas Eksperimen 2 ( TAI )

48

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : RPP I (Kelas Eksperimen 1)

57

Lampiran 2 : RPP II (Kelas Eksperimen 1)

68

Lampiran 3 : RPP I (Kelas Eksperimen 2)

76

Lampiran 4 : RPP II (Kelas Eksperimen 2)

87

Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa I (LKS I)

95

Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa II (LKS II)

100

Lampiran 7 : Penyelesaian Lembar Kerja Siswa I

105

Lampiran 8 : Penyelesaian Lembar Kerja Siswa II

110

Lampiran 9 : Kisi-Kisi Postes

115

Lampiran 10 : Soal Pretes dan Soal Postes

116

Lampiran 11 : Jawaban Pretes dan Jawaban Postes

124

Lampiran 12 : Lembar Validasi Soal Postes

125

Lampiran 13 : Tabel Persiapan Validitas

127

Lampiran 14 : Perhitungan Realibilitas

130

Lampiran 15 : Tabel Persiapan Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda 132
Lampiran 16 : Prosedur Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda

134

Lampiran 17 : Data Nilai Pretes Kelas XI IPA-1 dan Kelas XI IPA-2
Serta Posttes Kelas Ekperimen 1 dan Eksperimen 2

136

Lampiran 18 : Perhitungan Rata-rata, Varians dan Simpangan Baku

141

Lampiran 19 : Perhitungan Uji Normalitas

143

Lampiran 20 : Perhitungan Uji Homogenitas

156

Lampiran 21 : Perhitungan Uji Hipotesis

159

Lampiran 22 : Tabel Harga Kritis dari r product moment

154

Lampiran 23 : Tabel Distribusi Nilai F

166

Lampiran 24 : Tabel Distribusi Nilai t

167

Lampiran 25 : Tabel Nilai Kritis Uji Kolmogorov-Smirnov

168

Lampiran 26 : Dokumentasi Penelitian

169

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Veithzal dan Sylviana (2010:1) mengatakan bahwa:“Pendidikan
merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan mutu SDM
menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan sehingga disadari bahwa
pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental bagi setiap individu.
Oleh karena itu, kegiatan pendidikan tidak dapat diabaikan begitu saja, terutama
dalam memasuki era persaingan yang semakin ketat, tajam, berat pada abad
millennium ini” .
Kemajuan SDM Indonesia di masa depan sangat bergantung kepada dunia
pendidikan kita hari ini mempersiapkan anak-anak didik. Pendidikan tidak boleh
statis dan tetap, tetapi pendidikan harus dinamis sehingga menuntut adanya
perubahan atau perbaikan secara terus menerus. Pendidikan yang mampu
mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu
mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu
menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Konsep
pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki
kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu
menerapkan apa yang dipelajari disekolah untuk menghadapi problema yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.
Pendidikan yang dikelola dengan tertib, teratur, efektif dan efisien (berdaya guna
dan berhasil guna) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan
bangsa yang berdasarkan pada penciptaan kesejahteraan umum dan pencerdasan
kehidupan bangsa.
Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang bersumber
dari sistem nilai Pancasila dirumuskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2003, Pasal 3, yang merumuskan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Sanjaya,
2011:123).

1

2

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)
dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Dalam proses
pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting untuk
dipelajari oleh setiap peserta didik yang berguna dalam kehidupan sehari-hari dan
kemajuan teknologi. Kemampuan siswa dalam matematika merupakan landasan
dan wahana pokok yang menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai untuk melatih
siswa untuk berfikir dengan jelas, logis, teratur, sistematis, bertanggung jawab dan
memiliki kepribadian yang baik serta keterampilan untuk menyelesaikan
persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu didukung oleh pernyataan Cokrof
(dalam Abdurrahman, 2012 : 204) yang menyatakan bahwa :
“matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan ketrampilan
matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat,
singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informassi dalam
berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan
kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha
memecahkan masalah yang menantang”.
Namun pada kenyataannya fakta dilapangan menunjukkan bahwa hasil
pembelajaran matematika masih sangat rendah. Salah satu bukti rendahnya
prestasi matematika siswa Indonesia terlihat dari hasil Ujian Nasional (UN)
beberapa tahun terakhir. Pada 2010, sebanyak 35.567 atau 6,66 persen siswa SMP
dan MTs di Jawa Timur dan 1.600 atau 20 persen siswa di Balikpapan tidak lulus
dalam UN. Penyebab ketidaklulusan itu terletak pada nilai Matematika yang
kurang dari empat..( http://news.okezone.com )
Harian kompas (12 desember 2012) menyebutkan bahwa Pencapaian
prestasi belajar siswa Indonesia di bidang sains dan matematika, menurun. Siswa

3

Indonesia masih dominan dalam level rendah, atau lebih pada kemampuan
menghafal dalam pembelajaran sains dan matematika. Demikian hasil Trends in
Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia
tahun 2011. Penilaian yang dilakukan International Association for the Evaluation
of Educational Achievement Study Center Boston College tersebut, diikuti
600.000 siswa dari 63 negara. Untuk bidang Matematika, Indonesia berada di
urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites. Skor Indonesia
ini turun 11 poin dari penilaian tahun 2007. (http://edukasi.kompas.com)
Berbicara mengenai hasil belajar pada pelajaran matematika hingga
sekarang tetap menjadi bahan pembicaraan karena adanya anggapan bahwa mata
pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit, membingungkan dan
bahkan sangat ditakuti oleh sebagian besar siswa sehingga banyak siswa yang
tidak menyukai pelajaran matematika yang akhirnya berdampak pada rendahnya
hasil belajar matematika. Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa ahli seperti
Abdurrahman (2012:252) menyatakan bahwa: “ dari berbagai bidang studi yang
dipelajari di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling
sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih lagi bagi
siswa yang berkesulitan belajar”. Hal ini lebih diperkuat lagi oleh Sapnoto
(http://www.indomedia.com) yang mangatakan : “siswa menganggap matematika
sebagai pelajaran yang sulit. Terlebih lagi bila mereka mendapat nilai di bawah
rata-rata. Yang punya niat tekun mempelajari, akan kembali hilang semangatnya”.
Rendahnya hasil pembelajaran matematika disebabkan oleh berbagai
macam sebab meliputi bahan pelajaran yang dianggap sulit, penyampaian guru
yang kurang baik, rendahnya minat siswa dalam pelajaran matematika, selain itu,
model pembelajaran, strategi atau metode mengajar yang kurang bervariasi.
sampai saat ini dalam pembelajaran matematika, guru masih sering menggunakan
model pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika
cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih
mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga
mengakibatkan peserta didik merasa jenuh dan malas untuk mengikutinya. Di

4

antara banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar pada siswa salah satu
diantaranya adalah kurang sesuainya model atau strategi pembelajaran yang
dipilih oleh guru dalam skenario pembelajaran yang telah dirumuskan, yang
bermuara pada kurang efektifnya proses pembelajaran yang dikembangkan
dikelas. Ketidaktepatan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
menjadi salah satu faktor penyebab prestasi belajar matematika siswa rendah.
Menurut Abdurrahman (2012 : 20 ) bahwa :
“ yang menjadi faktor penyebab rendahnya atau kurangnya pemahaman
peserta didik terhadap konsep matematika, salah satu diantaranya adalah
metode pembelajaran yang digunakan oleh pengajar, misalnya dalam
pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan tradisional yang
menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai
pendengar “.
Slameto (2010:65) juga menyatakan bahwa :
“ metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa yang tidak baik pula. Metode belajar yang kurang baik itu dapat
terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai
bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau
sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri
tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya.
Akibatnya siswa malas untuk belajar.”
Selanjutnya Trianto (2007:1) menyatakan bahwa:
“Berdasarkan hasil penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta
didik, hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang didominasi
oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas
cenderung teacher-centred sehingga siswa menjadi pasif”.
Statistika adalah salah satu materi pelajaran matematika di SMA.
Penerapan statistika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
dalam bisnis dalam industri serta keseluruhan bidang dlam perekonomian.
Contohnya untuk mengatur beberapa berapa jumlah pengeluaran kita yang
disesuaikan dengan pendapatan yang kita peroleh, lalu memilih barang yang mana
yang akan kita beli yang pada akhirnya membutuhkan keputusan terbaik yang

5

akan kita ambil. Begitu pula dengan bidang yang lainnya, membantu memutuskan
keputusan yang harus diambil secara tepat.
(http://sindysaputri20.blogspot.c0m/2014/01/penggunaan-statistika-dalam
kehidupan.html?m=1)
Dari hasil observasi peneliti pada PPL yang telah dilakukan selama 3
bulan masih ada beberapa guru yang menggunakan metode pembelajaran
konvensional. Siswa hanya sekedar mengikuti pelajaran matematika yang
diajarkan guru di dalam kelas, yaitu hanya dengan mendengarkan penjelasan
materi dan mengerjakan soal yang diberikan guru, jarang ada respon, kritik, atau
pertanyaan dari siswa kepada guru dikarenakan kurangnya keberanian mereka
untuk berbicara sehingga siswa kurang aktif (pasif) dalam proses pembelajaran.
Salah satu SMA yang ada di Medan adalah SMA NEGERI 13 MEDAN.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Lisda Juliaty ( 02 Februari 2015) yang
merupakan salah seorang guru matematika di sekolah SMA NEGERI 13
MEDAN, beliau mengatakan bahwa di sekolah tersebut belum pernah dilakukan
penelitian dengan model pembelajaran NHT dan TAI pada materi sukubanyak
kemudian beliau juga mengatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal-soal matematika yang menggunakan rumus-rumus, para siswa
sudah tertanam dipikirannya bahwa matematika sulit dan menakutkan, hal ini
kemudian berdampak buruk pada hasil belajar mereka. Banyak dari mereka yang
kurang memahami konsep matematika itu sendiri, sehingga banyak dari mereka
yang tidak tuntas saat ujian matematika. Siswa kurang merespon pelajaran yang
diajarkan dan semakin semakin lama minat belajarnya semakin menurun. Dan
salah satu penyebabnya adalah ketidaktepatan guru menggunakan metode
pelajaran saat proses KBM berlangsung.
Agar siswa dapat aktif dan dapat mengikuti pembelajaran secara efektif
maka peneliti ingin menggunakan pembelajaran kooperatif dalam kegiatan belajar
mengajar. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menutut
siswa aktif dan bekerja sama dalam proses belajar. Slavin mengemukakan bahwa

6

“pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar
dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen”.
Dengan melaksanakan pembelajaran kooperatif siswa memungkinkan
dapat meraih kecemerlangan dalam belajar, di samping itu juga dapat melatih
siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir (thinking skill)
maupun keterampilan sosial (social skill). Bentuk keterampilan dimaksud seperti
keterampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari
orang lain, bekerjasama, dan rasa setia kawan. Pembelajaran kooperatif ini
memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis.
Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran namun bisa juga berperan sebagai
tutor bagi rekan sebayanya.
Seperti yang diungkapkan Artzt dan Newman ( dalam Trianto, 2011:56 ):
“dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam
menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap
anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan
kelompoknya”. Johnson ( dalam Trianto, 2011:57 ) menyatakan bahwa : “tujuan
pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan
prestasi

akademik

dan

pemahaman

baik

secara

individu

maupun

kelompok”.Adanya kompetensi antar kelompok belajar juga dapat menumbuhkan
motivasi belajar para siswa, yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil
belajar dalam kelompoknya dan timbul keberanian siswa untuk bertanya.
Pembelajaran

kooperatif

terdiri

dari

beberapa

tipe

pembelajaran

diantaranya yaitu tipe NHT ( Numbered Heads Together) dan TAI (Team Assisted
Individualization).
Pembelajaran

kooperatif

tipe

NHT

merupakan

salah

satu

tipe

pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk

7

meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam
Ibrahim (2000: 28) “dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut”.
Pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah strategi yang mengkombinasikan
keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini
dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Tipe
pembelajaran kooperatif ini menerapkan bimbingan antar teman yaitu siswa yang
pandai membantu siswa yang lemah. Siswa yang pandai dapat mengembangkan
kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Jadi dalam tipe ini sangat dituntut
kerja sama yang kuat antar anggota kelompok, sehingga pada akhirnya semua
anggota kelompok harus bisa memahami konsep dari materi ajar. (Slavin,
2005:189).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis
berkeinginan untuk mengadakan penelitian dengan

judul: “Perbedaan Hasil

Belajar Matematika Siswa yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT dan Tipe TAI pada Materi Statistika di Kelas XI SMA
N 13 Medan T.A 2015/2016”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah
2. Siswa di SMAN 13 menganggap matematika mata pelajaran yang sulit dan
menakutkan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soalsoal matematika.
3. Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan tipe
Team Assisted Individualization (TAI) pada materi statistika belum pernah
dilakukan di kelas XI SMAN 13 Medan.

8

1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, masalah
penelitian dibatasi pada hasil belajar matematika siswa di SMAN 13 yang masih
rendah karena model pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga peneliti ingin
mengetahui “Perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran tipe NHT dan tipe TAI pada materi statistika di kelas XI
SMA N 13 Medan T.A 2015/2016”.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Apakah ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar
matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
tipe TAI pada materi statistika di kelas XI SMA N 13 Medan Tahun Pelajaran
2015/2016 ?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi statistika di
kelas XI SMA N 13 Medan Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe TAI pada materi statistika di
kelas XI SMA N 13 Medan Tahun Pelajaran 2015/2016.
3. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan pada hasil belajar
matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran pembelajaran
kooperatif tipe NHT dengan tipe TAI pada materi statistika di kelas XI
SMAN 13 Medan Tahun Pelajaran 2015/2016.

9

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan metode
pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika khususnya
pada materi statistika
2. Bagi siswa
Sebagai

alternatif

usaha

meningkatkan

kemampuan

siswa

dan

mengaktifkan siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pada
materi statistika
3. Bagi pihak sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah sebagai lembaga dalam usaha
meningkatkan mutu pendidikan.
4. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang ingin
meneliti permasalahan yang sama di masa yang akan datang.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat ditarik
kesimpulan yaitu rata-rata hasil belajar kelas NHT adalah 72,2222 dan rata-rata
hasil belajar kelas TAI adalah 64,6667. thitung = 2,5128 tidak berada di antara
interval yaitu  1,2953  t hitung  1,2953 sehingga H0 ditolak dan H a diterima

yaitu terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan tipe TAI pada materi statistika di
kelas XI SMA N 13 MEDAN T.A 2015/2016.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah:
1. Kepada guru khususnya guru matematika agar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk dapat meningkatkan hasil belajar
siswa yang masih rendah sehingga siswa lebih terlatih untuk bekerja sama
dalam menyelesaikan soal-soal matematika dan tidak menganggap bahwa
mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang sulit.
2. Kepada guru khususnya guru matematika agar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI sebagai suatu upaya agar memotivasi
dan meningkatkan keaktifan siswa atau lebih melatih siswa untuk lebih
aktif bertanya jika
mengeluarkan

kurang memahami

pendapat

selama

dalam

pelajaran
diskusi

dengan

berani

kelompok

dan

pembelajaran sedang berlangsung.
3. Bagi guru-guru matematika atau calon guru yang ingin menerapkan model
pembelajaran kooperatif untuk lebih memperhatikan kelebihan dan
kelemahan model pembelajaran yang digunakan selain untuk dapat
meningkatkan hasil belajar siswa juga harus memperhatikan siswa yang
kurang merespon pelajaran sehingga tidak membuat keributan dan
53

54

mengganggu siswa yang lain pada saat diskusi kelompok berlangsung
yang dapat mengakibatkan suasana diskusi pada saat pembelajaran
menjadi tidak kondusif serta mempertimbangkan atau menyediakan
alokasi wakti yang lebih sehingga pembelajaran yang akan dilakukan
dapat berjalan lebih baik.

4. Diharapkan kepada peneliti lainnya untuk melanjutkan bentuk penelitian
ini dengan meteri dan tingkat kelas yang berbeda sehingga hasil penelitian
dapat berguna bagi peningkatan dan kemajuan pendidikan khususnya
pendidikan matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta :
Rineka Cipta.
Ambarita, J. (2005). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Medan : FMIPA
UNIMED
Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta : rineka Cipta.
Daryanto dan Muljo Rahardjo. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta :
Gava Media

Ibrahim, dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri
Surabaya-University Press.
Istarani. (2012). 58 Model Pembelajaran Inovatif: Referensi Guru Dalam
Menentukan Model Pembelajaran. Medan : Media Persada
Jaya, Indra. (2010).Statistik Penelitian Untuk Pendidikan, Bandung : Citapustaka
Media Perintis
Kanginan, Marthen. (2007). Matematika untuk Kelas XI Semester 1 Sekolah
Menengah Atas Program Ilmu Penngetahuan Alam. Bandung: Grafindo
Media Pratama
Puspitarini,
Margaret.
(2014)
.http://news.okezone.com/read/2014/09/09/373/1036506/ini-penyebab-nilai
matematika-indonesia-rendah (diakses pada 23/04/2015 pukul 09:15)
Purba, Edward. (2013). Filsafat Pendidikan. Medan: Penerbit Unimed Press

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Syahrum dan Salim. (2007). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bandung:
Citapustaka Media
Sanjaya, W. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktek Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : Tarsito

55

56

TIMMS.2012.http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/Prestasi.Sai
ns.dan.Matematika.Indonesia.Menurun (diakses pada 23/04/2015 pukul
09:30)
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :
kencana
Veithzal Rivai dan Sylviana Murni. (2010). Education Management. Jakarta :
Raja Grafindo Persada
Wirodikromo, Sartono. ( 2007 ). Matematika untuk SMA Kelas XI. Jakarta :
Erlangga
(http://sindysaputri20.blogspot.c0m/2014/01/penggunaan-statistika-dalam
kehidupan.html?m=1) ( diakses pada 24/05/2015 pukul 17.00)
(http://momentumsudutdanrotasibendategar.blogspot.com/2013/10/pengertiandan-kegunaan-statistika.html?m=1) ( diakses pada 24/05/2015 pukul 17.05)

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TIPE TPS

0 6 11

MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DI SMA SWADHIPA NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

0 13 58

1 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA SISWA SMP MENGGUNAKAN POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Tri Wahyunita

0 0 5

MENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX.1 SMP N 1 KINALI

1 1 12

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD: AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MATERI HIDROLISIS GARAM

0 1 10

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI MOMENTUM DAN IMPULS DI SMA

0 0 15

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE KARTU ARISAN PADA MATERI SEL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA ARTIKEL PENELITIAN

0 4 10

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE DAN TIPE MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DI KELAS VIII MTs AL-WASHLIYAH TANJUNG MULIA - Repository UIN Sumatera Utara

1 1 8

BAB I PENDAHULUAN - PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE DAN TIPE MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DI KELAS VIII MTs AL-WASHLIYAH TANJUNG MULIA - Repository UIN Sumatera Utara

1 0 13

BAB IV HASIL PENELITIAN - PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE DAN TIPE MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DI KELAS VIII MTs AL-WASHLIYAH TANJUNG MULIA - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 14