MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DI SMA SWADHIPA NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

ABSTRAK
MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS YANG DIAJAR
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
THINK TALK WRITE (TTW) DI SMA SWADHIPA NATAR
TAHUN AJARAN 2013/2014
Oleh
RIA SETIAWATI

Minat merupakan rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan
peneliti ke SMA Swadhipa Natar, diketahui bahwa minat belajar sejarah masih
rendah. Hal ini terlihat dari aktivitas belajar siswa pada observasi pendahuluan
terdapat 36,67% yang aktif, sedangkan siswa yang kurang aktif selama
pembelajaran mencapai 63,33%. Aktivitas pembelajaran seperti memperhatikan
penjelasan guru, mengerjakan tugas secara mandiri dan bertanya saat proses
pembelajaran masih kurang terlihat. Untuk mengatasi hal tersebut guru perlu
menerapkan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara optimal.
Salah satunya dengan menerapkan model kooperatif tipe Think Talk Write (TTW).
Model pembelajaran ini juga menuntut siswa agar aktif, berpikir kritis, dan berani
mengemukakan pendapatnya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah minat belajar

sejarah siswa kelas XI IPS yang diajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe think talk write SMA Swadhipa Natar tahun ajaran 2013/2014?”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui minat belajar sejarah siswa
kelas XI IPS yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think
talk write SMA Swadhipa Natar tahun ajaran 2013/2014. Dalam penelitian ini
menggunakan metode deskriptif di mana teknik pengumpulan data dengan
menggunakan observasi, kuesioner, dokumentasi, dan kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat belajar sejarah siswa kelas XI IPS
yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write di
SMA Swadhipa Natar tahun ajaran 2013/2014 dikategorikan dalam minat belajar
sedang dengan aktivitas belajar yang dominan yaitu aktivitas siswa mencatat
materi yang dijelaskan oleh guru. Data tersebut diketahui pada tiga kali
eksperimen terdapat dua kali yang dikategorikan dalam minat belajar sedang, dan
satu kali eksperimen dikategorikan dalam kategori minat belajar yang tinggi.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mandah Kecamatan Natar Kabupaten
Lampung Selatan, pada tanggal 21 Agustus 1991, dari pasangan
Bapak Sunyoto dan Ibu Ngatiyah. Penulis sebagai anak pertama

dari dua bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri Mandah pada tahun
2004, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Natar pada tahun 2007, dan kemudian
Sekolah Menengah Atas Swadhipa Natar pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

pada Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah melalui jalur SNMPTN.
Pada bulan Juli-September 2013, penulis melaksanakan KKN Terintegrasi di
Kelurahan Fajar Bulan, Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat.
Penulis juga melaksanakan PPL di SMA Negeri 1 Way Tenong.

MOTO

Jangan menganggap diri kita tidak mampu
sebelum mencoba, belajar, dan berlatih.


(Thomas A. Edison)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
ini. Karya sederhana ini ku persembahkan untuk orang-orang
yang kusayangi dengan sepenuh hatiku:

 Orang tuaku tercinta Bapak Sunyoto dan Ibu Ngatiyah yang
telah

membesarkanku

dengan

penuh

kasih


sayang,

yang

senantiasa berjuang tanpa lelah, memberi semangat, perhatian,
dan selalu mendo’akan disetiap langkah hidupku.
 Nenekku tersayang nenek Suginah yang selalu mendukung dan
mendo’akan untuk keberhasilanku.
 Adikku Dwi Setio Utomo serta keluarga besarku yang telah
memberikan dukungan.

 Almamater tercinta Universitas Lampung.

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS yang diajar Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) di SMA Swadhipa
Natar Tahun Ajaran 2013/2014” ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat

untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan,
dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang setulusnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung;
2. Bapak Dr. H. M.Thoha B.S. Jaya, M. S., Pembantu Dekan I Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
4. Bapak Drs. H. Iskandar Syah, M.H., Pembantu Dekan III Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

5. Bapak Drs. H. Buchori Asyik, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung;
6. Bapak Drs. H. Maskun, M.H., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan

sekaligus pembahas yang telah memberikan arahan, masukannya kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
7. Bapak Drs. Wakidi, M.Hum. Dosen Pendidikan Sejarah dan sebagai
pembimbing I yang dengan ikhlas dan sabar
masukan,

motivasi

dan

bimbingannya

memberikan arahan,

kepada

penulis

dalam


menyelesaikan skripsi ini dengan baik;
8. Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd.,M.Hum., Dosen Pendidikan Sejarah dan
sebagai pembimbing II yang dengan ikhlas dan senantiasa sabar
membimbing,

mengarahkan,

dan

memotivasi

penulis

dalam

menyelesaikan skripsi ini dengan baik;
9. Bapak Drs. H. Ali Imron, M.Hum., Bapak Drs. Syaiful M,M.Si., Bapak
Drs. H. Tontowi Amsia, M.Si., Bapak Hendry Susanto, S.S, M.Hum., Ibu
Dr. Risma Margaretha Sinaga, M.Hum., Bapak M. Basri, S.Pd, M.Pd.,
Bapak Suparman Arif,S.Pd, M.Pd., Dosen di Program Studi Pendidikan

Sejarah yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa;
10. Bapak dan Ibu staff tata usaha dan karyawan Universitas Lampung;
11. Ibu Dra. Nurpuri S., Kepala SMA Swadhipa
memberikan izin penulis untuk melakukan penelitan;

Natar yang

telah

12. Bapak Drs. Alimuddin dan Ibu Leni Afriyanty, S.Pd., Guru bidang studi
Sejarah Kelas XI SMA Swadhipa Natar yang telah memberikan bantuan
data-data yang terkait dengan tema penelitian;
13. Bapak dan Ibu Staf Tata Usaha SMA Swadhipa Natar yang memberi
bantuan berupa data-data mengenai SMA Swadhipa Natar;
14. Sahabatku Niken terima kasih atas kesediaannya menjadi moderator pada
seminar proposal dan seminar hasil sehingga dapat berjalan lancar;
15. Teman-teman angkatan 2010 terima kasih untuk dukungan dan semangat
selama penyusunan karya ini;
16. Semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan skripsi.


Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung,
Penulis,

Ria Setiawati

2014

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................

B. Analisis Masalah ......................................................................................
1. Pembatasan Masalah .............................................................................
2. Rumusan Masalah ..................................................................................
C. Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup Penelitian ................................
1. Tujuan Penelitian ...................................................................................
2. Kegunaan Penelitian...............................................................................
3. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................
REFERENSI ....................................................................................................

1
5
5
5
5
5
6
6
8

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA DAN

HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................
1. Konsep Model Pembelajaran ................................................................
2. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif ..............................................
3. Konsep Think Talk Write (TTW) ..........................................................
4. Konsep Minat Belajar ...........................................................................
5. Konsep Sejarah .....................................................................................
B. Penelitian Relevan. .................................................................................
C. Kerangka Berfikir ...................................................................................
D. Paradigma ...............................................................................................
REFERENSI ....................................................................................................

9
9
11
12
14
17
18
19
21
22

III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ....................................................................................
B. Populasi Dan Sampel...............................................................................
1. Populasi .................................................................................................
2. Sampel...................................................................................................
C. Variabel dan Definisi Operasional ..........................................................
1. Variabel Penelitian ................................................................................
2. Definisi Operasional .............................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................
1. Teknik Observasi ..................................................................................

23
24
24
24
25
25
26
27
27

2. Teknik Kuesioner (Angket)...................................................................
3. Dokumentasi .........................................................................................
4. Teknik Kepustakaan ..............................................................................
E. Instrumen Penelitian ...............................................................................
F. Langkah-langkah Penelitian ....................................................................
G. Uji Instrumen Penelitian .........................................................................
1. Uji Validitas Data .................................................................................
2. Uji Realibitas .......................................................................................
H. Teknis Analisis Data ..............................................................................
1. Analisis Minat Belajar Siswa ................................................................
2. Analisis Observasi Aktivitas Belajar ....................................................
REFERENSI................................................................................................

27
27
28
28
30
30
30
32
34
34
34
36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................................
1. Sejarah SMA Swadhipa Natar ..............................................................
2. Visi dan Misi SMA Swadhipa Natar ....................................................
B. Deskripsi Data .........................................................................................
C. Pembahasan.............................................................................................
REFERENSI ....................................................................................................

37
37
39
39
49
56

V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................
B. Saran ........................................................................................................

57
57

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman
1. Tabel 3.1 Jumlah Populasi Kelas XI IPS SMA Swadhipa Natar Tahun
Ajaran 2013/2014 ........................................................................................

24

2. Tabel 3.2 Jumlah sampel kelas XI IPS 2 sebagai kelas yang diberi
perlakuan ....................................................................................................

25

3. Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Angket ............................................................

29

4. Tabel 3.4 Format aktivitas belajar siswa ......................................................

29

5. Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Minat Belajar ...............................

31

7. Tabel 3.6 Nilai Koefisien Reliabel ..............................................................

33

3. Tabel 3. Kategori minat belajar siswa .........................................................

34

8. Tabel 4.1. Skor pengukuran angket minat belajar pada pertemuan
pertama .......................................................................................................

39

9. Tabel 4.2. Ditribusi frekuensi nilai pengukuran angket pertemuan
pertama ........................................................................................................

41

10.Tabel 4.3. Persentase masing-masing indikator pada pertemuan
pertama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
think talk write ............................................................................................

42

11.Tabel 4.4. Data aktivitas belajar pada pertemuan pertama .........................

42

12.Tabel 4.5. Skor pengukuran angket minat belajar pada pertemuan
kedua ..........................................................................................................

43

13.Tabel 4.6. Ditribusi frekuensi nilai pengukuran angket pertemuan
kedua ..........................................................................................................

45

14. Tabel 4.7. Persentase masing-masing indikator pada pertemuan
kedua menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
think talk write ...........................................................................................

45

15. Tabel 4.8. Data aktivitas belajar pada pertemuan kedua ............................

46

16. Tabel 4.9. Skor pengukuran angket minat belajar pada
pertemuan ketiga ........................................................................................

47

17. Tabel 4.10. Ditribusi frekuensi nilai pengukuran angket pertemuan
ketiga .........................................................................................................

49

18. Tabel 4.11.Persentase masing-masing indikator pada
pertemuan ketiga menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe think talk write ......................................................................................

50

19.Tabel 4.12. Data aktivitas belajar pada pertemuan ketiga ..........................

50

20. Tabel 4.13. Rekapitulasi rata-rata persentase minat belajar siswa tiap
indikator pertemuan pertama sampai ketiga ................................................

51

21. Tabel 4.14. Rekapitulasi observasi aktivitas belajar siswa ........................

53

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data angket minat belajar pertemuan pertama
2. Data angket minat belajar pertemuan pertama tiap indikator
3. Data angket minat belajar pertemuan kedua
4. Data angket minat belajar pertemuan pertama tiap indikator
5. Data angket minat belajar pertemuan ketiga
6. Data angket minat belajar pertemuan pertama tiap indikator
7. Lembar observasi aktivitas belajar siswa pertemuan pertama
8. Data observasi aktivitas belajar siswa pertemuan pertama tiap indikator
9. Lembar observasi aktivitas belajar siswa pertemuan kedua
10. Data observasi aktivitas belajar siswa pertemuan kedua tiap indikator
11. Lembar observasi aktivitas belajar siswa pertemuan ketiga
12. Data observasi aktivitas belajar siswa pertemuan ketiga tiap indikator
13. Uji Validitas Insrumen
14. Uji Reliabilitas Instrumen
15. Kisi-kisi Uji Coba Angket minat belajar siswa
16. Angket Minat Belajar
17. RPP
18. Lembar Kerja Siswa (LKS)
19. Surat Rencana Judul Skripsi
20. Surat Penelitian Pendahuluan
21. Surat Izin Penelitian

22. Surat Pernyataan Kesediaan menjadi Guru Mitra
23. Surat Keterangan Penelitian
24. Surat Komisi Pembimbing
25. Foto-foto saat pembelajaran berlangsung

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting dan harus dipenuhi
dalam kehidupan manusia. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu
kelompok manusia dapat hidup berkembang sesuai dengan apa yang mereka
harapkan dan cita-citakan. Menurut Crow and Crow pendidikan adalah proses
yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan
sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial
dari generasi ke genarasi (Fuad Ihsan, 2010:4).

Pendidikan diartikan sebagai suatu hasil peradaban bangsa yang dikembangkan
atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang
berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan
tujuan pendidikannya (Fuad Ihsan, 2010:2).
Pada Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran RIS No. 4/1950 yang
kemudian menjadi UU Pendidikan dan Pengajaran RI No. 12/1954, pada
Bab II Pasal 3, menyebutkan tentang tujuan pendidikan dan pengajaran
ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan
tanah air (Sardiman A.M, 2007:59).
Pendidikan secara formal dapat dilaksanakan dalam suatu lembaga yang disebut
dengan sekolah. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

2

merupakan aktivitas yang paling utama. Menurut La Iru dan La Ode pembelajaran
merupakan suatu proses atau upaya menciptakan kondisi belajar dalam
mengembangkan kemampuan minat dan bakat siswa secara optimal, sehingga
kompetensi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai (La Iru dan La Ode, 2012:1).
Hal ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat
bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

Kompetensi dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal apabila
pemilihan strategi dan metode pembelajaran disesuaikan dengan materi, tingkat
kemampuan siswa, sarana dan prasarana yang ada di sekolah serta kemampuan
guru dalam menerapkannya. Dalam mengajar guru tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang
bervariasi agar jalannya pembelajaran tidak membosankan sehingga dapat
menarik perhatian siswa.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Djamarah bahwa untuk mencapai suatu
tujuan tidak mesti menggunakan satu metode, tetapi bisa juga menggunakan lebih
dari satu metode. Dengan begitu kekurangan metode yang satu dapat ditutupi oleh
kelebihan metode yang lain sehingga akan menghasilkan proses belajar mengajar
yang lebih efektif (Syaiful Bahri Djamarah, 2006:158). Namun, guru-guru yang
ada di sekolah masih memiliki kesulitan dalam menvariasikan dan menerapkan
metode-metode mengajar yang menarik perhatian siswa. Salah satu metode yang
sering digunakan guru saat mengajar metode ceramah. Ceramah sebagai metode
mengajar ialah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap
kelasnya (B. Suryosubroto, 2002:165). Metode ceramah tersebut tidak

3

divariasikan dengan metode lain sehingga pembelajaran terkesan monoton dan
membuat siswa jenuh serta bosan dalam mengikuti pelajaran. Selain itu, apabila
guru mengajar hanya menggunakan satu metode saja biasanya akan sukar
menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga jalannya pelajaran kurang
menjadi efektif. Hal ini menyebabkan menurunnya minat siswa untuk belajar.

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010:180). Dalam dunia pendidikan di
sekolah, minat memegang peranan penting dalam belajar. Dengan adanya unsur
minat pada diri siswa, maka siswa akan memusatkan perhatiannya pada kegiatan
pembelajaran tersebut. Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, minat
tertentu dimungkinkan akan berpengaruh pula terhadap aktivitas belajar siswa.
Pernyataan ini didukung oleh pendapat Uzer Usman yang menyatakan bahwa
minat belajar merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa
(dalam Ahmad Susanto, 2013:66).

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti ke SMA Swadhipa Natar,
diketahui bahwa minat belajar Sejarah masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari
tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1. Aktivitas belajar siswa mata pelajaran sejarah XI IPS 2 pada
observasi pendahuluan
No
Kriteria Aktivitas
Frekuensi
Persentase (%)
1

Aktif

11

36,67

2

Kurang Aktif

19

63,33

30

100

Jumlah
Sumber: Data observasi pendahuluan

4

Berdasarkan tabel 1.1 terlihat aktivitas belajar siswa pada observasi pendahuluan
terdapat 11 dari 30 siswa dengan persentase 36,67% yang aktif saat pembelajaran
berlangsung. Sedangkan 19 dari 30 siswa dengan persentase 63,33% yang kurang
aktif saat pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa yang dominan saat
pembelajaran berlangsung adalah siswa hanya mencatat penjelasan dari guru.
Aktivitas pembelajaran lainnya seperti memperhatikan menjelasan guru,
mengerjakan tugas secara mandiri dan bertanya saat proses pembelajaran masih
kurang terlihat. Selama proses pembelajaran hanya beberapa siswa yang terlihat
aktif dalam bertanya mengenai materi yang telah dijelaskan oleh guru. Hal ini
mungkin disebabkan oleh metode, model maupun cara yang digunakan oleh guru
kurang diminati oleh siswa. Selain itu, kurangnya kesadaran siswa mengenai
pentingnya belajar sejarah juga menjadi penyebab rendahnya minat belajar siswa.

Agar minat belajar siswa meningkat, dalam guru perlu menerapkan suatu model
pembelajaran yang melibatkan siswa secara optimal. Salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan agar pembelajaran menjadi efektif adalah
model pembelajaran kooperatif tipe think talk write.
Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write merupakan model
pembelajaran di mana perencanaan dari tindakan mengenai kegiatan pembelajaran
yaitu lewat kegiatan berpikir (think), berbicara atau berdiskusi dan bertukar
pendapat (talk) serta menulis hasil diskusi (write) agar tujuan pembelajaran dan
kompetensi yang diharapkan dapat tercapai (La Iru dan La Ode Safiun Arihi
(2012:67). Dalam pembelajaran ini dimulai dari merencanakan program mengajar,
membuat materi diskusi dalam sebuah media atau pada LKS. Setiap individu
memikirkan jawaban dari bahan yang diberikan guru. Selanjutnya jawaban-

5

jawaban tersebut didiskusikan dalam suatu kelompok, kemudian hasilnya ditulis
oleh masing-masing individu.

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tentang
minat belajar sejarah siswa kelas XI IPS yang diajar menggunakan model
pembelajaran Kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) SMA Swadhipa Natar
tahun ajaran 2013/2014.

B. Analisis Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas jangkauannya dan memudahkan pembahasan
dalam penelitian serta mengingat keterbatasan tenaga, waktu dan biaya, maka
penulis meneliti mengenai minat belajar sejarah siswa kelas XI IPS yang diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write (TTW) di SMA
Swadhipa Natar tahun ajaran 2013/2014.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah minat belajar sejarah siswa
kelas XI IPS yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think
talk write (TTW) di SMA Swadhipa Natar tahun ajaran 2013/2014?”
C. Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, dan Ruang Lingkup Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui minat belajar sejarah siswa kelas XI IPS yang diajar

6

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write (TTW) di SMA
Swadhipa Natar tahun ajaran 2013/2014.

2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti, dapat menjadi sarana bagi pengembangan diri, menambah
pengalaman, dan pengetahuan peneliti terkait dengan penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) serta
sebagai referensi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis.
2. Bagi Guru, dapat menjadi model pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran
sejarah.
3. Bagi Siswa, dapat meningkatkan daya tarik siswa dan minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran sejarah dengan model pembelajaran yang
menitikberatkan pada aktivitas siswa.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1. Subjek Penelitian

: Siswa kelas XI IPS SMA Swadhipa Natar.

2. Objek Penelitian

: Minat belajar sejarah siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran Kooperatif tipe Think Talk
Write (TTW).

3. Tempat Penelitian

: SMA Swadhipa Natar.

7

4. Waktu Penelitian

: Tahun Ajaran 2013/2014.

5. Bidang Ilmu

: Ilmu Pendidikan.

REFERENSI

Fuad Ihsan. 2010. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 4
Ibid. Halaman 2.
Sardiman A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
RajaGrafindo Persada. Halaman 59.
La Iru dan La Ode. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, dan
Model-Model Pembelajaran. DIY: Multi Presindo. Halaman 1.
Syaiful Bahri Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Halaman 158.
B. Suryobroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Halaman 165.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina
Aksara. Halaman 180.
Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Halaman 66.
La Iru dan La Ode, Op.Cit. Halaman 67.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

A. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Model Pembelajaran
Model berarti contoh, acuan atau ragam sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
Model pembelajaran berarti acuan pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan
pola-pola pembelajaran tertentu secara sistematis (La Iru dan La Ode Safiun
Arihi, 2012:6).
Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahanbahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lainnya
(Rusman, 2013:144).
Model-model pembelajaran memiliki komponen:
a. Fokus
Fokus merupakan aspek sentral sebuah model. Fokus dari sebuah sistem
merujuk pada kerangka acuan yang mendasari pengembangan sebuah model.
b. Sintaks
Sintaks atau tahapan dari model mengandung uraian tentang model dalam
tindakan. Misalnya kegiatan-kegiatan yangdisusun berdasarkan tahapan-

10

tahapan yang jelas dari keseluruhan program yang melambangkan lingkungan
pendidikan dari setiap model.
c. Sistem sosial
Model-model pembelajaran itu menjelaskan sistem untuk mengajarkan sikap,
keterampilan serta pengertian dan lain-lain.
d. Sistem Pendukung
Aspek yang penting dan utama dari suatu model adalah elemen pendukung
yang tujuannya adalah menyiapkan kemudahan kepada guru dan siswa bagi
berhasilnya penerapan strategi mengajar.
(La Iru dan La Ode Safiun Arihi, 2012:7)
Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di
kelas.
4. Memiliki bagian-bagian model: a) urutan langkah-langkah pembelajaran; b)
adanya prinsip-prinsip reaksi; c) sistem sosial; d) sistem pendukung.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
6. Membuat persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran yang
dipilihnya.
(Rusman, 2013:145)

11

Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran merupakan acuan pembelajaran
yang dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang digunakan
untuk membimbing pembelajaran di dalam kelas.
2. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif
Artz dan Newman mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai kelompok
kecil pembelajar atau siswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi
suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai suatu tujuan bersama
(Miftahul Huda, 2011:32).
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dalam
kelompok-kelompok kecil, dengan anggota kelompok 3-5 orang, yang
dalam menyelesaikan tugas kelompoknya yang setiap anggota kelompok
harus saling kerja sama dan saling membantu untuk memahami materi,
sehingga setiap siswa selain mempunyai tanggung jawab individu,
tanggung jawab berpasangan, juga mempunyai tanggung jawab dalam
kelompok (Arihi L.S dalam La Iru dan La Ode Safiun Arihi, 2012:47).
Pembelajaran kooperatif mengacu pada model pembelajaran di mana siswa
bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar.
Pembelajaran kooperatif umumnya melibatkan kelompok yang terdiri dari 4 siswa
dengan kemampuan yang berbeda-beda (Miftahul Huda, 2011:32). Dalam
pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu siswa sebagai siswa dan
siswa sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah
tujuan bersama (La Iru dan La Ode Safiun Arihi, 2012:50).
Ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif adalah
sebagai beriku:
a. Pembelajaran secara tim.

12

b. Berdasarkan pada manajeman kooperatif.
c. Kemauan untuk bekarjasama.
d. Keterampilan bekerjasama.
(Rusman, 2013:207)
Orlich, et al. menyebutkan delapan manfaat pembelajaran kooperatif yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Meningkatkan pemahaman terhadap pengetahuan dasar
Memberi penguatan terhadap keterampilan sosial
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat keputusan
Menciptakan lingkungan belajar yang aktif
Meningkatkan kepercayaan diri siswa
Menghargai perbedaan gaya belajar
Meningkatkan tanggung jawab siswa
Fokus pada keberhasilan setiap siswa
(dalam La Iru dan La Ode, 2012:55)

Berdasarkan uraian tentang pengertian pembelajaran kooperatif di atas, maka
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran di mana siswa dibagi ke dalam
sebuah kelompok kecil yang setiap kelompok terdiri atas 3-5 orang dan saling
berkolaborasi atau bekerja sama dengan penuh tanggung jawab untuk
menyelesaikan sebuah tugas kelompok.
3. Konsep Think Talk Write (TTW)
Pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write merupakan pembelajaran yang
dimulai dengan berpikir melalui bahan (menyimak, mengkritisi, dan alternatif
solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi dan
kemudian dibuat laporan hasil presentasi (Ngalimun, 2013:170).
Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write merupakan model
pembelajaran kooperatif di mana perencanaan dari tindakan yang cermat
mengenai kegiatan pembelajaran yaitu lewat kegiatan berpikir (think),
berberbicara atau berdiskusi dan bertukar pendapat (talk) serta menulis

13

hasil diskusi (write) agar tujuan pembelajaran dan kompetensi yang
diharapkan dapat tercapai (La Iru dan La Ode Safiun Arihi, 2012:67).
Think Talk Write memiliki empat langkah penting dalam pelaksanaannya yaitu:
1. Berpikir (thinking). Siswa diberi kesempatan untuk memikirkan atau
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru berupa lembar kerja
yang dilakukan secara individu.
2. Berdiskusi atau bertukar pendapat (talking). Siswa diorganisasikan dalam
kelompok. Selanjutnya siswa diarahkan untuk terlibat secara aktif dalam
berdiskusi kelompok mengenai lembar kerja yang telah disediakan. Pada
tahap ini siswa saling berbagi jawaban dan pendapat dengan kelompoknya
masing-masing.
3. Menulis (writing). Pada tahap ini siswa diminta untuk menulis dengan
bahasa pemikirannya sendiri hasil belajar dan diskusi kelompok masingmasing.
4. Presentasi. Hasil tulisan siswa dipresentasikan di depan kelas sekaligus
memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapinya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model kooperatif tipe Think Talk
Write merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif di mana siswa
diberikan kesempatan berpikir secara individu, bertukar pendapat dengan teman
dalam

sebuah

kelompok

dan

kemudian

menulis

hasil

diskusi

serta

mempresentasikannya di depan kelas dengan harapan semua siswa akan lebih
aktif dan berpikir kritis dalam proses pembelajaran.

14

4. Konsep Minat Belajar
Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciriciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan
atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat
merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang (biasanya disertai
dengan perasaan senang), karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu
(Sardiman A.M, 2007:76). Minat adalah sesuatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerima akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu
di luar diri semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat
(Slameto, 2010:12).

Minat akan selalu berkaitan dengan kebutuhan atau keinginan. Oleh karena itu
yang paling penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu
butuh dan ingin terus belajar. Slameto menyatakan bahwa minat tidak dibawa
sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan
mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat
baru (Slameto, 2010:57).
Proses pembelajaran tanpa adanya minat tidak akan berjalan lancar. Minat ini
antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.
Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.
Memberi kesempatan untuk mendapat hasil yang baik.
Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
(Sardiman A.M, 2007:95)

15

Selain dengan cara-cara di atas, ternyata masih ada cara-cara lain untuk
menumbuhkan minat belajar siswa. Menumbuhkan minat belajar jangka panjang
dengan cara menyajikan rangsangan yang lebih menarik bagi murid-murid seperti
tontonan, permainan, dan bentuk rekreasi lainnya (S. Nasution,2010:13)

Menurut Bernard minat timbul tidak secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul
akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja
(Sardiman A.M, 2007:76). Minat belajar pada siswa juga muncul karena adanya
motivasi dari seorang guru. Guru yang berminat tinggi dan antusias akan
menghasilkan murid-murid yang berminat tinggi dan antusias pula. Berkat
dorongan orang lain, murid akan selalu berusaha lebih giat karena minat
belajarnya menjadi lebih besar (Oemar Hamalik, 2001:164). Selain keantusiasan
guru, teknik dan proses pembelajaran yang bermacam-macam dan media
pembelajaran yang bervariatif juga sangat efektif untuk memelihara minat murid.
Cara mengajar yang bervariasi ini akan menimbulkan situasi belajar yang
menantang dan menyenangkan.

Ada beberapa indikator untuk mengetahui minat siswa dalam pelajaran antara
lain:
1. Perhatian.
2. Adanya rasa suka dan rasa senang.
3. Ketertarikan terhadap aktivitas-aktivitas pembelajaran.
(Slameto, 2010:57)
Berdasarkan indikator di atas, mengenai perhatian adalah adanya kecenderungan
yang tetap dan mengenang dan memperhatikan sesuatu yang dipelajari secara
terus menerus. Pada indikator rasa suka dan perasaan senang adalah berhubungan

16

dengan perasaan senang terhadap mata pelajaran sejarah dan tanpa adanya
paksaan. Pada indikator ketertarikan pada aktivitas-aktivitas pembelajaran adalah
berhubungan dengan partisipasi siswa dalam seluruh kegiatan pembelajaran mulai
dari awal hingga akhir pembelajaran.

Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa
lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan
melalui partisipasi dalam suatu aktivitas (Djaali, 2008:121). Aktivitas yang
dimaksudkan yaitu aktivitas dalam proses pembelajaran.

Menurut Sardiman bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya
aktivitas. Tanpa adanya aktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung
dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan
rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti
pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir,
membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang
prestasi belajar (Sardiman AM, 2007:95).

Aktivitas belajar relevan yang akan diamati meliputi sebagai berikut:
1. Memperhatikan penjelasan guru mengenai materi sejarah.
2. Mencatat materi sejarah yang telah dijelaskan oleh guru.
3. Bersemangat saat menjawab pertanyaan.
4. Mengerjakan tugas yang telah diberikan guru secara mandiri.
5. Bertanya saat proses pembelajaran sejarah berlangsung.

Berdasarkan uraian di atas, minat belajar merupakan suatu rasa senang atau
ketertarikan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk menyenangi suatu
pelajaran. Observasi yang telah dilakukan peneliti ke SMA Swadhipa Natar,
diasumsikan oleh guru bahwa minat belajar Sejarah masih rendah. Pada saat

17

pembelajaran berlangsung masih terdapat beberapa siswa kurang memperhatikan
penjelasan guru. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya suatu rangsangan
yang dianggap menarik oleh siswa seperti cara mengajar guru yang bervariatif,
media yang digunakan dalam pembelajaran, dan hasil belajar yang diharapkan
siswa.

5. Konsep Sejarah

Menurut Henry Pirenne sejarah adalah studi tentang perkembangan manusia atau
kehidupan masyarakat manusia atau sejarah perkembangan kisah tentang
perbuatan dan hasil usaha manusia yang hidup dalam masyarakat (Maskun,
2010:19).
Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami
oleh manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan
analisa kritis, sehingga mudah dimengerti dan dipahami (Hugiono dan
Poerwantana, 1987:10).
“Sejarah adalah mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilainilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesa
dan dunia pada masa lampau hingga kini. Orientasi pembelajaran sejarah
di tingkat SMA bertujuan agar siswa memperoleh pemahaman ilmu serta
memupuk pemikiran yang historis dalam pemahaman sejarah. Pemahaman
ilmu diharapkan membawa perolehan fakta-fakta, penguasaan ide-ide, dan
kaedah sejarah“.(Isjoni, 2007:71).
Pada tingkat SMA yang sudah bernalar, sejarah harus diberikan secara kritis.
Mereka diharapkan sudah mampu berpikir mengapa sesuatu terjadi, apa
sebenarnya yang terjadi, dan ke mana arah kejadian-kejadian itu (Kuntowijoyo,
1995:4).

18

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mata pelajaran sejarah adalah studi
yang diajarkan kepada siswa yang berhubungan dengan peristiwa atau kejadian
yang dialami oleh manusia, dimana peristiwa tersebut terjadi pada masa lampau
dan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk kehidupan masa kini serta masa yang
akan datang. Salah satunya pada materi Masa Pendudukan Jepang. Dengan
mempelajari materi ini diharapkan siswa mampu menjelaskan latar belakang
Jepang menguasai Indonesia dan dampaknya bagi Indonesia. Karakter yang
diharapkan adalah siswa memiliki semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
B. Penelitian Relevan
Nama

: Erika Risdianawati

Tempat

: Yogyakarta

Judul

: “Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW)
Menggunakan Mind Map Terhadap Kreatifitas Berpikir dan
Kemampuan Komunikasi Siswa SMP Taman Dewasa Ibu
Pawiyatan (TDIP) Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji t gain pretest-postest kreativitas berpikir
menghasilkan nilai sig (1-tailed) sebesar 0,01≤0,05. Artinya pembelajaran
kooperatif tipe TTW menggunakan mind map lebih efektif daripada model
pembelajaran konvensional (ekspositori) ditinjau dari kreativitas berpikir siswa.
Uji t gain pretest-postest kemampuan komunikasi siswa menghasilkan nilai sig (1tailed) sebesar 0,006≤0,05. Artinya pembelajaran kooperatif tipe TTW
menggunakan mind map lebih efektif daripada model pembelajaran konvensional

19

ditinjau dari kemampuan komunikasi siswa (http://eprint.uinsk.ac.id/9526/1/
cover%2520, diunduh tanggal 22 April 2014, pukul 10.50).
Berdasarkan penelitian relevan di atas, model TTW dapat meningkatkan
kreatifitas berpikir dan kemampuan komunikasi siswa. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh peneliti permasalahan yang diambil adalah rendahnya minat
belajar siswa terhadap mata pelajaran sejarah dan diharapkan melalui penggunaan
model kooperatif tipe think talk write (TTW) akan dapat meningkatkan minat
belajar siswa, karena model TTW ini merupakan suatu model pembelajaran yang
melibatkan siswa secara optimal.
C. Kerangka Pikir

Minat adalah sesuatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Talk Write (TTW) diperkirakan dapat meningkatkan minat belajar
siswa.karena dalam

pelaksanaan model ini setiap siswa dilibatkan secara

langsung dalam menyelesaikan permasalahan yang harus diselesaikan oleh
masing-masing kelompok. Meskipun siswa dibentuk secara berkelompok, namun
setiap siswa terlebih dahulu dituntut untuk menyelesaikan permasalahan secara
individu, dimana jawaban atau penyelesaian masalah tersebut ditulis berupa
catatan-catatan kecil yang hanya berisi poin-poinnya saja. Kemudian jawaban dari
permasalahan yang telah dikerjakan secara individu, selanjutkan didiskusikan
dalam kelompoknya masing-masing yang beranggotakan antara 3-5 orang. Setelah
itu setiap individu dalam suatu kelompok menuliskan hasil diskusi kelompoknya
dan juga mempresentasikannya di depan kelas.

20

Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write ini akan
berhasil apabila siswa yang ada dalam suatu kelompok saling bekerja sama untuk
memecahkan suatu permasalahan yang sebelumnya permasalahan tersebut
diselesaikan secara individu dan kemudian didiskusikan dalam sebuah kelompok.
Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan pembelajaran di dalam
kelas.

Variabel yang akan diselidiki dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas
dan satu varabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW), sedangkan variabel
terikatnya adalah minat belajar siswa dalam pembelajaran sejarah.

21

D. Paradigma

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Think Talk Write (TTW)

Indikator:
1. Perhatian.
2. Rasa suka dan perasaan senang.
3. Adanya ketertarikan pada aktivitas belajar.

Minat Belajar Sejarah

Keterangan :
= Garis Hubungan
= Garis Pengaruh

REFERENSI

La Iru dan La Ode. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, dan
Model-Model Pembelajaran. DIY: Multi Presindo. Halaman 6.
Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Halaman 144.
La Iru dan La Ode. Op Cit. Halaman 7.
Rusman. Op Cit. Halaman 145.
Miftahul Huda. 2011. Cooperative Learning. Bandung: Bumi Aksara. Halaman
32.
La Iru dan La Ode. Op Cit. Halaman 47.
Miftahul Huda, Op.Cit. Halaman 32.
La Iru dan La Ode. Op Cit. Halaman 50.
Rusman. Op. Cit. Halaman 207.
La Iru dan La Ode. Op Cit. Halaman 55.
Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja
Pressindo. Halaman 170.
La Iru dan La Ode, Op.Cit. Halaman 67.
Sardiman A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
RajaGrafindo Persada. Halaman 76.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina
Aksara. Halaman 12.
Ibid. Halaman 57.
Sardiman A.M. Op.Cit. Halaman 95.
S. Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 13.
Sardiman A.M. Op.Cit. Halaman 76.

Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Halaman 164.
Slameto. Op.Cit. Halaman 57.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 121.
Sardiman A.M. Op.Cit. Halaman 95.
Maskun. 2010. Manusia dan Sejarah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Halaman 19.
Hugiono dan Poerwantana. 1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Bina Aksara.
Halaman 10.
Isjoni. 2007. Pembelajaran Sejarah Pada Satuan Pendidikan.Bandung: Alfabeta.
Halaman 71.
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya.
Halaman 4.
Erika Risdianawati. 2012. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk
Write (TTW) Menggunakan Mind Map Terhadap Kreatifitas Berpikir dan
Kemampuan Komunikasi Siswa SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan (TDIP)
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi: Penerbit Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga.
Tersedia di http://eprint.uinsk.ac.id/9526/1/cover%2520 (diunduh tanggal
22 April 2014, pkl 10.50).

III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara yang sistematis yang dimiliki dan ditempuh
oleh seorang peneliti dalam usaha mengadakan penelitian agar tercapainya tujuan
yang diantaranya adalah menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran
suatu pengetahuan.
A. Metode Penelitian
Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan
dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang
pendidikan (Sugiyono, 2013:6).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
dan dengan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif digunakan untuk
menjawab pertanyaan tentang apa atau bagaimana keadaan sesuatu dan
melaporkan sebagaimana adanya (Ibnu Hadjar, 1999:274). Bentuk desain
penelitiannya adalah one-shot case study. Penelitian ini menggunakan satu kelas
sampel, yakni kelas yang akan diberikan perlakuan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Talk Write (TTW). Sesudah diberikan perlakuan siswa akan
diberikan tes angket minat.

24

B. Polulasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek, subjek yang memiliki
kualitas dan karakteristik tertentu yang talah ditetapkan peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:117). Populasi ini bukan
hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga
bukan sekedar benda yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA
Swadhipa Natar Tahun Ajaran 2013/2014, seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 3.1. Jumlah Populasi Kelas XI IPS SMA Swadhipa Natar Tahun
Ajaran 2013/2014
Jenis Kelamin
No.

Kelas

Jumlah Siswa

L

P

1.

XI IPS 1

32

11

21

2.

XI IPS 2

30

11

19

Jumlah

62

22

40

Sumber : Tata Usaha SMA Swadhipa Natar Tahun Ajaran 2013/2014

Dari tabel di atas dapat diketahui yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI
IPS SMA Swadhipa Natar Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdistribusi dalam 2
kelas (XI IPS 1 dan XI IPS 2) dengan jumlah keseluruhan sebanyak 62 siswa
terbagi menjadi 22 laki-laki dan 40 perempuan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karaktaristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2013:118). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian

25

ini adalah purposive sample. Purposive sample adalah teknik penentuan sampel
yang diambil bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan
atas tujuan tertentu (Suharsimi Arikunto, 2010:183).
Sampel pada penelitian ini adalah kelas XI IPS 2 SMA Swadhipa Natar sebagai
objek penelitian. Selain dengan cara pengundian, sampel juga dipilih berdasarkan
data observasi awal di mana diasumsikan bahwa minat belajar sejarah pada kelas
XI IPS 2 masih rendah.

Tabel 3.2. Jumlah sampel kelas XI IPS 2 sebagai objek penelitian
Jenis Kelamin
No.

Kelas

Jumlah Siswa

L

P

1.

XI IPS 1

30

11

19

Jumlah

30

11

19

Sumber : Tata Usaha SMA Swadhipa Natar Tahun Pelajaran 2013/2014

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:61).
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif
tipe Think Talk Write (TTW).
2. Variabel Terikat (dependen)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa.

26

2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan definisi yang akan dioperasionalkan dan
dapat diukur, setiap variabel akan dirumuskan dalam bentuk rumusan tertentu
berguna untuk membatasi ruang lingkup yang dimaksud dan memudahkan
pengukurannya, agar setiap variabel dalam penelitian ini dapat diukur dan diamati.

a. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW)
Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write merupakan model
pembelajaran kooperatif di mana perencanaan dari tindakan yang cermat
mengenai kegiatan pembelajaran yaitu lewat kegiatan berpikir (think),
berberbicara atau berdiskusi dan bertukar pendapat (talk) serta menulis hasil
diskusi (write) agar tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan
dapat tercapai. Da

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIIB SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

0 6 26

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

1 5 56

MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DI SMA SWADHIPA NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

0 13 58

PENGARUH MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 1 DI SMA SWADHIPA NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

5 33 68

STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN MODEL TTW DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

0 6 80

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

5 41 61

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CTL) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN KOTA SURAKARTA (Arinta Rara Kirana)

0 0 11

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) PADA MATERI BANGUN RUANG KELAS VIII MTsSMP

0 0 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

0 0 16

STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

0 2 10