KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR.

(1)

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

oleh:

Intan Ayu Khairunnisa 0808888

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ANALISIS KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA KELAS X SMA DALAM TES LITERASI SAINS PISA

Oleh:

Intan Ayu Khairunnisa 0808888

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Nuryani Rustaman, M. Pd NIP.195012311979032029

Pembimbing II

Dr. Hj. Siti Sriyati, M. Si NIP.196409281989012001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi,

Drs. Riandi, M.Si. NIP. 19605011988031002


(3)

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul ” Analisis Kemampuan Interpretasi Gambar dan Grafik Siswa Kelas X SMA dalam Tes Literasi Sains PISA” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Pebruari 2013 Yang membuat pernyataan,


(4)

i

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

ABSTRAK

Hasil tes literasi sains PISA (Program for International Student Assessment) dilakukan untuk mendapatkan gambaran bagaimana literasi sains siswa di sebuah negara. Penilaian tes PISA melibatkan proses dalam sains termasuk kemampuan interpetasi gambar dan grafik. Analisis kemampuan interpretasi siswa dilakukan untuk mengetahui kemampuan proses siswa dalam mengerjakan tes PISA. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk menggambarkan kemampuan interpretasi siswa mengenai gambar dan grafik pada tes literasi sains PISA dan tes kemampuan dasar. Penelitian dilaksanakan di kelas X pada tiga SMA Negeri dari klaster 1, klaster 2, dan klaster 3 di Kota Bandung tahun ajaran 2011/2012. Subjek penelitian berjumlah 112 siswa yang terdiri dari 52 siswa laki-laki dan 60 siswa perempuan.Data penelitian berupa data hasil tes literasi sains PISA dan data hasil tes kemampuan dasar gambar dan grafik. Kemampuan interpretasi grafik dikelompokkan dengan menggunakan kategori kemampuan statistik Kimura (1999) dalam Aoyama dan Stephens (2003). Kemampuan interpretasi gambar dikelompokkan berdasarkan kesesuaian jawaban dengan konsep biologi. Berdasarkan uji-t rata-rata skor setiap jenis tes pada siswa laki-laki dan siswa perempuan tidak menunjukkan adanya perbedaan, tetapi berdsarkan hasil uji Anova satu arah didapatkan rata-rata skor setiap jenis tes berdasarkan klaster menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Hubungan antara kemampuan dasar grafik menunjukkan korelasi yang positif dengan kekuatan R=0,304, sedangkan hubungan antara kemampuan dasar gambar menunjukkan korelasi yang positif dengan kekuatan R=0,213. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan interpretasi gambar dan grafik dapat membantu siswa dalam menjawab soal tes literasi sains PISA.


(5)

iv

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………i

KATA PENGANTAR ………...ii

DAFTAR ISI ………..iv

DAFTAR TABEL ……….vii

DAFTAR GAMBAR ………viii

DAFTAR LAMPIRAN ………..ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….………..1

B. Rumusan Masalah ……….………..5

C. Batasan Masalah ……….………..5

D. Tujuan Penelitian ……….………..6

E. Manfaat Penelitian ………...7

BAB II INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK TES PISA A. PISA (The Program for International Student Assessment) ………...8

B. Literasi Sains ………...9

C. Media Grafis ……….10

D. Fungsi Grafik dalam Sains ……….13


(6)

v

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

F. Fungsi Gambar dalam Sains ………...16

G. Materi Biologi dalam Tes Literasi Sains PISA ………….………....18

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ……….………22

B. Definisi Operasional ……….………22

C. Subjek, Waktu dan Lokasi Penelitian ………...23

D. Instrumen Penelitian ……….23

E. Teknik Pengumpulan Data ……….25

F. Analisis Pokok Uji Instrumen ……….26

G. Pengolahan Data ……….28

H. Prosedur Penelitian ……….30

I. Alur Penelitian ……….32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………...33

1. Analisis Soal Tes Literasi Sains PISA ………33

2. Analisis Soal Tes Kemampuan Dasar ………...36

3. Hasil Tes Literasi Sains PISA ………...38

4. Perbandingan Hasil Tes Literasi Sains PISA ……….………...44

5. Hasil Tes Kemampuan Dasar Grafik ………....45


(7)

vi

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

B. Pembahasan ……….52

1. Kemampuan Siswa dalam Interpretasi Grafik ...……….….53

2. Kemampuan Siswa dalam Interpretasi Gambar ……….65

3. Hubungan Hasil Tes Kemampuan Dasar dengan Hasil Tes Literasi Sains PISA ……….69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….……71

B. Saran ……….………72

DAFTAR PUSTAKA ……….………74


(8)

vii

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Kemampuan Statistik Menurut Kimura (1999) ……….15 Tabel 4.1 Klasifikasi Soal PISA tentang Interpretasi Grafik

Berdasarkan Kategori Kemampuan

Statistik Kimura (1999) ……….35

Tabel 4.2 Klasifikasi Soal Tes Kemampuan Dasar tentang Interpretasi Grafik Berdasarkan Kategori Kemampuan

Statistik Kimura (1999) ……….37

Tabel 4.3 Frekuensi Nilai Tes Literasi Sains PISA ……….38 Tabel 4.4 Persentase Hasil Capaian Skor Tes Literasi Sains

PISA pada SMA Negeri setiap klaster ……….39 Tabel 4.5 Persentase Siswa yang Memilih Unsur Grafik ………46 Tabel 4.6 Perbandingan Jumlah Siswa Laki-laki dan

Perempuan yang Menjawab Benar pada setiap Item

Soal Tes Kemampuan Dasar Grafik ……….48 Tabel 4.7 Persentase Jumlah Siswa yang Menjawab Benar pada

Tes Kemampuan Dasar Gambar Berdasarkan Gender ……….53 Tabel 4.7 Analisis Korelasi dan Regresi Linier Skor Tes


(9)

viii

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian ……….32 Gambar 4.1 Grafik Jumlah Siswa yang Dapat Menjawab Soal

Tes Literasi Sains PISA ....……….………41 Gambar 4.2 Persentase Jumlah Siswa yang dapat Menjawab

Benar pada Tes Literasi Sains PISA ……….44 Gambar 4.3 Kemampuan Seluruh Siswa dalam Menjawab

Tiap Soal Tes Kemampuan Dasar ……….48 Gambar 4.4 Perbandingan Persentase Siswa dalam

Tes Kemampuan Dasar ……….49

Gambar 4.5 Gambar Tes Kemampuan Dasar Gambar ……….51 Gambar 4.6 Persentase Pemahaman dan Pengetahuan

Siswa Mengenai Unsur-unsur Grafik ……….54 Gambar 4.7 Level Kemampuan Statistik Siswa pada

TKD Grafik dan PISA ……….58

Gambar 4.8 Perbandingan Level Kemampuan Statistik

Tes Kemampuan Dasar Berdasarkan Gender ……….65 Gambar 4.9 Grafik Persentase Ragam Jawaban Siswa pada


(10)

1

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Literasi sains menurut OECD (1999:60) adalah kemampuan menggunakan pengetahuan ilmiah dan prosesnya, agar dapat memahami dan mengambil keputusan melalui aktivitas sehari-hari. Literasi sains tidak mengukur pengetahuan saja, melainkan proses sains dan menggunakannya untuk memecahkan masalah. Untuk mendapatkan gambaran bagaimana literasi sains siswa maka diadakan tes atau kajian yang diantaranya adalah tes literasi sains PISA (Programme for International Student Assesment). Menurut Scott (2004) tujuan PISA adalah mengukur sistem pendidikan dan mengukur kemampuan proses sains yang dimiliki siswa sehingga bisa mendapatkan gambaran yang lebih kuat tentang literasi sains siswa.

PISA bertujuan untuk memonitor hasil dari sistem belajar siswa yang berkaitan dengan pencapaian belajar siswa yang berusia 15 tahun. Menurut Ekohardi (2009: 28), PISA didesain untuk membantu pemerintah tidak hanya memahami namun juga meningkatkan efektivitas sistem pendidikan, PISA mengumpulkan informasi yang reliabel setiap tiga tahun. Selain itu, menurut Thomson dan De Bortolli (dalam Ekohardi, 2009: 28) hasil PISA dapat dijadikan perbandingan literasi membaca, literasi matematika dan literasi sains siswa suatu negara dengan negara lain, serta dapat digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan sistem pendidikan suatu negara.


(11)

2

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

Mengingat pentingnya PISA untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan sistem pendidikan Indonesia, maka muncul pertanyaan mengenai prestasi Indonesia dalam tes literasi sains PISA. Pada tahun 2000, pertama diadakannya PISA Indonesia berada pada peringkat 38 dari 40 negara, begitu pula pada tahun 2003, dalam PISA kedua Indonesia masih berada pada peringkat 38 (Tjalla, 2009: 2). Pada tahun 2006 dalam tes literasi sains, Indonesia menempati peringkat ke 53 dari 57 peserta (OECD, 2007: 20). Pada tes literasi sains PISA yang diadakan pada tahun 2009 literasi sains, Indonesia menempati peringkat ke 60 dari 65 peserta (OECD, 2010).

Ragam soal dalam PISA yang disajikan tidak hanya konsep, namun juga menuntut keterampilan proses sains di dalamnya. Salah satu keterampilan proses sains tersebut adalah kemampuan menafsirkan grafik dan gambar untuk mendapatkan informasi. Menurut Beaton et al. (dalam Kjaernsli dan Molander, 2001), kajian literasi sains PISA lebih memperhatikan kemampuan proses sains. Keterampilan proses melibatkan keterampilan kognitif, manual, dan sosial. Menurut jenisnya keterampilan proses terdiri atas sembilan jenis yaitu: observasi, interpretasi, klasifikasi, prediksi, komunikasi, hipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep dan mengajukan pertanyaan (Rustaman, 2007). Mengingat bentuk soal PISA menuntut keterampilan proses sains, maka dalam soal tes literasi sains PISA banyak terdapat grafik dan gambar. Siswa harus memiliki kemampuan interpretasi gambar dan grafik agar dapat menjawab soal PISA, sehingga perlu dilakukan penelitian yang dapat memberikan gambaran tentang kemampuan siswa tentang interpretasi gambar dan grafik.


(12)

3

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

Menurut Tjalla (2009: 13) studi PISA menghasilkan profil kemampuan siswa berusia 15 tahun dalam membaca, matematika, sains, dan problem solving yang menunjukkan perubahan kemampuan siswa dari waktu ke waktu. Hasil dari studi PISA, dapat digunakan untuk membandingkan prestasi siswa Indonesia dengan negara lain, prestasi siswa antar provinsi dan antar jenis sekolah dan dapat juga digunakan untuk pemantauan mutu pendidikan nasional secara berkelanjutan (Tjalla, 2009: 2). Rendahnya kemampuan literasi sains siswa Indonesia bisa disebabkan oleh jenis soal yang dihadapi dalam tes, yang berupa grafik atau gambar sebagai pelengkap informasi dalam soal. Untuk dapat menjawab soal yang berkaitan dengan grafik dan gambar, siswa harus dapat membaca dan memanipulasi informasi yang terdapat pada grafik atau gambar tersebut (Newton dan Bristoll, 2012).

Kemampuan interpretasi data yang disajikan dalam grafik dan bagan umum digunakan dalam beberapa pekerjaan profesional, terlebih jika untuk pekerjaan yang menuntut analisis dan pengambilan keputusan (Newton dan Bristoll, 2012). Penggunaannya yang sangat luas tersebut mengharuskan siswa dapat melakukan interpretasi terhadap grafik. Kemampuan siswa dalam interpretasi grafik ini harus diukur melalui tes literasi sains PISA yang berkaitan dengan grafik ataupun dengan tes kemampuan dasar grafik. Tes literasi sains PISA dilakukan untuk mengukur kemampuan interpretasi siswa berkaitan dengan literasi sains siswa. Sedangkan tes kemampuan dasar dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tingkatan kemampuan interpretasi grafik.


(13)

4

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

Pengukuran tingkat kemampuan interpretasi grafik pada penelitian ini menggunakan kategori kemampuan statistik Kimura dalam Aoyama dan Stephens (2003). Menurut Aoyama dan Stephens (2003), untuk meningkatkan kemampuan statistik, siswa harus dapat mempelajari bagaimana mendapatkan informasi baru dalam informasi statistik. Setidaknya ada enam kategori kemampuan statistik, diantaranya adalah kemampuan membaca tabel dan grafik, memakai data sebagai sumber menjawab pertanyaan, kemampuan menghitung secara statistik, membaca trend secara global, mendapatkan informasi kualitatif dari informasi kuantitatif dan kemampuan membuat informasi yang baru.

Penyajian gambar tidak hanya dilakukan untuk penyampaian informasi, namun dalam belajar dan pembelajaran dapat digunakan gambar dengan beragam tujuan, misalnya mengembangkan kemampuan membaca, menguatkan kosakata, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, mengembangkan kemampuan menulis dan berpikir, meningkatkan motivasi belajar, memecahkan konflik, mengidentifikasi sikap siswa terhadap sains, dan menimbulkan pengetahuan sains siswa (Ekici, 2007). Dengan gambar, siswa dapat membangun pemahaman sendiri yang semula abstrak menjadi konkret. Selain itu gambar dapat digunakan untuk menentukan dan menganalisis miskonsepsi siswa (Kose, 2008). Karena pentingnya penyampaian informasi melalui gambar, maka siswa harus memiliki kemampuan interpretasi mengenai gambar. Untuk mengukur kemampuan siswa dalam menginterpretasi sebuah gambar, maka digunakan tes kemampuan dasar gambar yang akan mengukur kedalaman pemahaman siswa pada suatu gambar.


(14)

5

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai kemampuan interpretasi siswa mengenai grafik dan gambar dalam tes literasi sains PISA, karena bentuk soal PISA yang menuntut keterampilan proses sains, diantaranya interpretasi gambar dan grafik. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi pembelajaran sains di sekolah yang seharusnya melibatkan keterampilan proses sains.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah

“Bagaimana kemampuan interpretasi gambar dan grafik siswa kelas X SMA Negeri dalam tes literasi sains PISA?” Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dikembangkan menjadi pertanyaan penelitan yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan siswa kelas X SMA dalam menginterpretasi grafik dalam soal tes literasi sains PISA dan Tes Kemampuan Dasar grafik? 2. Bagaimana kemampuan siswa kelas X SMA dalam menginterpretasi

gambar dalam soal tes literasi sains PISA Tes Kemampuan Dasar gambar? 3. Bagaimana hubungan kemampuan interpretasi pada tes kemampuan dasar

dengan kemampuan menjawab soal PISA?

C. Batasan Masalah

Dalam upaya menerjemahkan kerangka literasi sains PISA ke dalam penelitian ini, maka batasan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:


(15)

6

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

1. Tes literasi sains PISA yang digunakan adalah tes literasi sains PISA 2006 yang berkaitan dengan soal biologi. Tes literasi sains PISA 2006 dipilih karena pada PISA 2006 lebih menekankan pada literasi sains dibanding tahun sebelumnya. Soal biologi PISA yang digunakan hanya soal yang berkaitan dengan gambar dan grafik untuk mendapatkan informasi kemampuan menjawab siswa.

2. Selain soal PISA digunakan pula soal tes kemampuan dasar siswa yang terdiri dari dua jenis tes yaitu tes kemampuan dasar grafik dan tes kemampuan dasar gambar.

3. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA dari klaster 1, klaster 2 dan klaster 3 di Kota Bandung.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran kemampuan interpretasi siswa terhadap grafik dan gambar pada soal literasi sains PISA. Tujuan tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Mengungkap kemampuan siswa SMA Negeri klaster 1, klaster 2, klaster 3 dalam melakukan interpretasi grafik dan gambar.

2. Mendeskripsikan kemampuan interpretasi grafik dan gambar antara siswa laki-laki dan perempuan pada SMA Negeri klaster 1, klaster 2, dan klaster 3.

3. Mengungkap hubungan kemampuan interpretasi grafik dan gambar dengan kemampuan menjawab soal tes PISA.


(16)

7

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

E. Manfaat

1. Manfaat bagi Guru

a. Manfaat dari hasil penelitian ini adalah memberikan gambaran nyata kepada guru terhadap kemampuan siswa dalam melakukan interpretasi gambar dan grafik, sehingga dapat digunakan sebagai masukan bagi guru untuk mengembangkan keterampilan interpretasi dalam pembelajaran. Pemahaman tidak hanya didapatkan dari suatu bentuk uraian saja namun juga dimunculkan dari data bentuk lain seperti gambar dan grafik.

b. Memberikan gambaran tentang berbagai kesulitan siswa dalam melakukan interpretasi gambar dan grafik.

2. Manfaat bagi Sekolah

Hasil penelitian yang berupa gambaran kemampuan siswa dalam interpretasi grafik dan gambar dapat dijadikan masukan dalam mengevaluasi kurikulum yang diterapkan di sekolah. Sekolah dapat mengembangkan pembelajaran agar dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan memaksimalkan kemampuan interpretasi gambar dan grafik siswa.

3. Manfaat bagi peneliti lain

Penelitian ini memiliki manfaat dijadikan acuan dan perbandingan bagi peneliti lain yang tertarik dengan permasalahan kemampuan interpretasi gambar dan grafik.


(17)

22 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode deskriptif, karena penggunaannya yaitu untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai kemampuan interpretasi gambar dan grafik siswa kelas X SMA Negeri dalam tes literasi sains PISA. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Zuriah, 2009:47).

B. Definisi Operasional

Agar dapat menjabarkan penelitian ini dengan baik dan membantu menjelaskan pada peneliti yang melakukan penelitian di bidang yang sama berikut adalah definisi operasional penelitian ini:

1. Kemampuan literasi sains adalah kemampuan siswa dalam menjawab soal tes literasi sains PISA.

2. Tes literasi sains PISA yang digunakan adalah tes literasi sains PISA tahun 2006 tentang literasi sains yang terdiri dari 10 unit dan 30 soal, soal yang menampilkan gambar dan grafik terdiri dari 5 unit yang terdiri dari 15 soal.


(18)

23

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

3. Kemampuan interpretasi gambar dan grafik adalah kemampuan siswa dalam menjawab tes kemampuan dasar dan tes literasi sains PISA bergambar dan bergrafik.

C. Subjek, Waktu dan Lokasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri di Kota Bandung dari beberapa klaster. Penentuan sekolah dengan klaster tertentu adalah dengan ketentuan passing grade sekolah tersebut yang digunakan untuk menerima siswa baru. Sekolah yang digunakan sebagai subjek penelitiannya adalah SMA Negeri dari klaster 1 sebanyak satu sekolah, klaster 2 sebanyak satu sekolah, dan klaster 3 sebanyak satu sekolah. Sampel yang digunakan yaitu 40 siswa atau satu kelas kelas X dari SMA Negeri klaster 1, klaster 2 dan klaster 3. Teknik penentuan sampel adalah dengan random cluster. Teknik sampel ini digunakan untuk populasi yang berkelompok. Dalam menggunakan sampel klaster ini, umumnya kesatuan-kesatuan yang diteliti merupakan kelompok yang lebih besar (Mardalis, 2009).

Waktu penelitian ini adalah dari Bulan Februari sampai Bulan April 2012. Sedangkan tempat penelitian dilakukan di tiga SMA Negeri kelas X yang terpilih masing-masing dari klaster 1, klaster 2 dan klaster 3 di Kota Bandung.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan dasar grafik dan tes kemampuan dasar gambar serta soal tes literasi sains PISA. Penggunaan


(19)

24

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

instrumen penelitian dimaksudkan untuk keperluan yang berbeda. Berikut adalah instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Tes kemampuan dasar grafik terdiri dari empat unit dan sepuluh soal (dapat dilihat pada lampiran A.2), yang bersumber dari British Broadcasting Corporation (2012). Unit 1 membahas mengenai unsur-unsur grafik yang terdiri dari satu soal, diharapkan siswa dapat menemukan kesalahan pada grafik yang dapat mendeskripsikan pengetahuan siswa mengenai unsur-unsur grafik. Unit 2 terdiri dari tiga soal, soal pertama dan kedua adalah mengenai kemampuan membaca grafik, sedangkan pada soal ketiga mengenai kemampuan prediksi. Unit 3 terdiri dari dua soal yang keduanya menilai kemampuan interpretasi grafik. Unit 4 yang terdiri dari empat soal, digunakan untuk menilai kemampuan interpretasi grafik serta kemampuan mengaitkan informasi dalam uraian dengan grafik.

2. Tes kemampuan dasar gambar digunakan eksplorasi dari soal bergambar pada tes literasi sains PISA yaitu pada Unit 5 mengenai biodiversitas . Tes kemampuan dasar gambar terdiri dari lima soal essay, sedangkan gambar yang disajikan berupa dua jenis jaring-jaring makanan yang menunjukkan adanya biodiversitas. Eksplorasi dilakukan untuk menilai kemampuan siswa dalam mendapatkan informasi dari gambar, komponen dan aturan yang berlaku pada gambar kemudian kemampuan siswa mengubah bentuk gambar ke bentuk uraian.


(20)

25

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

3. Selain tes kemampuan dasar, digunakan pula tes literasi sains PISA yang menggunakan soal sains PISA tahun 2006 yang terdiri dari 10 unit dan terdiri dari 30 soal. Tetapi yang menjadi data penelitian hanya soal yang berhubungan dengan grafik dan gambar saja, yaitu terdiri dari lima unit dengan 15 pertanyaan atau soal. Soal yang berhubungan dengan grafik terdiri dari empat unit yaitu, unit 4 Buku Harian Semmelweis terdiri dari empat soal, unit 6 Gigi Berlubang yang terdiri dari tiga soal, unit 7 Perilaku Stickleback yang terdiri dari tiga soal serta unit 10 Efek Rumah Kaca yang terdiri dari tiga soal. Sedangkan soal PISA yang berkaitan dengan gambar hanya unit 5 Biodiversitas yang terdiri dari dua soal. Beberapa soal PISA selain unit 5 menyajikan gambar, tetapi gambar tersebut tidak berkaitan dengan informasi yang dicari dalam pertanyaan sehingga tidak termasuk instrumen yang dapat digunakan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, untuk mendapatkan banyak gambaran. Berikut adalah teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, tes, dan studi literatur.

1. Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006). Teknik pengumpulan data melalui tes pada penelitian ini adalah berupa tes literasi


(21)

26

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

sains PISA itu sendiri serta tes kemampuan dasar interpretasi gambar dan grafik.

2. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk menambah informasi mengenai kemampuan siswa dan membandingkannya dengan hasil observasi. Studi literatur dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang sudah dikerjakan orang lain dan bagaimana orang mengerjakannya, kemudian seberapa berbeda penelitian yang akan kita lakukan. Studi literatur yang digunakan adalah yang berkaitan dengan PISA, literasi sains, grafik, serta gambar.

F. Analisis Pokok Uji Coba Instrumen

Analisis pokok uji instrumen dilakukan untuk mengetahui karakter soal yang diberikan kepada siswa. Analisis pokok uji instrumen yang dilakukan adalah tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas. Berikut adalah hasil analisis pokok uji instrumen baik pada tes literasi sains PISA maupun pada tes kemampuan dasar grafik.

1. Tingkat kesukaran

Hasil analisis tingkat kesukaran pada tes literasi sains PISA didapatkan bahwa dari total 15 soal yang memuat grafik dan gambar, 20% soal termasuk soal yang sukar, 66,7 % termasuk soal dengan tingkat kesukaran sedang, dan 13,33% termasuk soal mudah. Soal yang termasuk sukar yaitu yaitu soal 4.1 tentang membuat alasan dari sebuah grafik, soal 7.1 tentang


(22)

27

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

memahami teks bacaan, dan soal 7.3 tentang kemampuan melakukan prediksi berdasarkan grafik, soal yang termasuk mudah yaitu soal 4.2 tentang memberikan gagasan baru dan soal 5.1 tentang memahami gambar, sedangkan sisanya termasuk pada soal dengan tingkat kesukaran sedang. Hasil analisis tingkat kesukaran tes kemampuan dasar didapatkan bahwa 100% soal termasuk soal sedang.

2. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda pada soal tes literasi sains PISA yang berhubungan dengan grafik dan gambar didapatkan bahwa 26,67% termasuk soal dengan tingkat daya pembeda cukup yaitu pada soal 4.2 tentang memberikan gagasan baru, soal 5.1 tentang memahami gambar, soal 6.2 tentang mamahami teks, dan soal 7.3 tentang kemampuan prediksi, sedangkan sisanya sebanyak 73,33% termasuk soal dengan daya pembeda yang baik. Hasil analisis pokok uji daya pembeda pada tes kemampuan dasar grafik didapatkan bahwa 40% termasuk soal yang memiliki daya pembeda yang baik dan 60% baik sekali.

3. Validitas

Hasil analisis validitas pada tes literasi sains PISA yang berhubungan dengan grafik dan gambar didapatkan bahwa 33,33% soal memiliki validitas yang rendah, yaitu pada soal 4.2 tentang kemampuan memberikan gagasan baru, soal 5.1 tentang memahami gambar, soal 6.2 tentang mamahami teks, soal 6.3 tentang kemampuan menguraikan grafik dan soal 7.3 tentang kemampuan prediksi. Soal PISA yang memiliki


(23)

28

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

validitas yang cukup sebanyak 53,33%, sedangkan soal yan memiliki soal dengan validitas yang tinggi sebanyak 13,33% yaitu pada soal 4.3 tentang pengetahuan tentang kebersihan dan 10.2 tentang pemahaman mengenai grafik. Hasil analsis validitas pada tes kemampuan dasar grafik menyatakan bahwa 22,22% termasuk soal dengan validitas yang cukup, dan 77,78% termasuk soal dengan validitas yang tinggi.

4. Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas dengan rumus Spearman-Brown nilai yang diperoleh dari tes literasi sains PISA yang berhubungan dengan grafik dan gambar adalah 0,74, sedangkan hasil uji reliabilitas kemampuan dasar grafik adalah adalah 0,94 sehingga dapat dikatakan reliabilitas tes PISA dan tes kemampuan dasar grafik termasuk tinggi dan memiliki keajegan atau hasil yang tetap.

G. Pengolahan Data

Analisis data pada penelitian kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh. Analisis deskriptif mengacu pada transformasi dari data-data mentah ke dalam suatu bentuk yang mudah dimengerti dan diterjemahkan. Pengolahan data hasil penelitian meliputi adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa/editing

Dilakukan pemerikasaan pada jawaban siswa dan pemberian skor untuk menentukan kemampuan setiap siswa. Pemberian skor dilakukan dengan


(24)

29

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

memberikan skor 1 jika jawaban benar atau jika dalam satu soal terdapat beberapa subsoal, maka jika 50% atau lebih jawaban dianggap benar maka akan mendapat nilai penuh, sedangkan jika jawabannya salah maka akan diberi nilai 0.

2. Memberi tanda/ koding

Selain memberi kode pada soal tes kemampuan dasar, dilakukan pula pemberian kode pada subjek penelitian. Kode K1 adalah SMA Negeri klaster 1, K2 adalah SMA Negeri klaster 2, dan K3 adalah SMA Negeri klaster 3. Kode angka 01 adalah siswa urutan pertama dan seterusnya, semakin besar angka semakin besar nilai yang diraihnya. Kode P untuk subjek perempuan, L untuk subjek laki-laki. Sehingga jika kode yang diberikan adalah K1-01L artinya subjek penelitian berasal dari SMA Negeri klaster 1, urutan pertama berjenis kelamin laki-laki.

3. Tabulasi

Tabulasi dilakukan berdasarkan hasil capaian skor siswa pada tes literasi sains PISA serta pada tes kemampuan dasar. Dilakukan pula perbadingan berdasarkan jenis kelamin dan klaster sekolah. Analisis data dilakukan dengan mengurutkan siswa bedasarkan capaiannya dalam tes sains PISA, kemudian dengan urutan yang sama dilakukan pula pencatatan hasil tes kemampuan dasar grafik dan gambar. Analisis data dilihat dari kemampuan siswa dalam menjawab tes literasi sains PISA pada soal bergambar dan bergrafik dengan kemampuan siswa mejawab tes kemampuan dasar.


(25)

30

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

4. Pengolahan Data Secara Statistik

Pengolahan data secara statistik dilakukan untuk menentukan beda rata-rata dan menentukan korelasi dari dua variabel. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 18. Untuk menentukan beda rata-rata skor siswa laki-laki dan perempuan dilakukan dengan independent t-test, untuk menentukan beda rata-rata skor berdasarkan klaster dilakukan uji one way Anova serta uji Turkey untuk menentukan nilai signifikan perbedaan skor rata-rata. Uji korelasi bivariate dilakukan untuk mengetahui korelasi antara Tes Kemampuan Dasar dengan tes literasi sains PISA. Kemudian dilakukan pula uji regresi linier untuk menemukan persamaannya.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan secara berurut dan sistematis untuk mendapatkan data yang dapat menunjang penelitian, adapun tahapan atau prosedur penelitian adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan tahap persiapan. Pada tahap ini melakukan pendataan terhadap populasi penelitian yaitu menentukan siswa kelas X di SMA Negeri klaster 1, klaster 2, dan klaster 3 di Kota Bandung. 2. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini dilakukan persiapan instrumen dan pengujian instrumen, pengeluaran surat izin dan survey terhadap tempat penelitian.


(26)

31

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

a. Pemilihan Sampel yaitu 40 siswa (satu kelas) kelas X masing-masing dari tiga SMA Negeri dari klaster yang berbeda.

b. Siswa mengerjakan soal sains PISA 2006.

c. Diberikan tes kemampuan dasar untuk mendapatkan data secara keseluruhan dan umum tentang kemampuan menginterpretasi gambar dan grafik.

d. Dilakukan penilaian hasil pengerjaan soal sains PISA. e. Pengelompokkan siswa berdasarkan hasil soal sains PISA. f. Pengolahan dan Analisis data.

Pengolahan data dilakukan dengan mengelompokkan hasil capaian skor siswa pada tes literasi sains PISA dan tes kemampuan dasar. Kemudian membandingkan hasil capaian berdasarkan gender serta berdasarkan klaster sekolah masing-masing. Analisis data dilakukan dengan menglasifikasikan soal PISA bergrafik dan soal tes kemampuan dasar dengan menggunakan kategori yang dibuat Kimura (1999) dalam Aoyama dan Stephens (2003). Pada soal PISA bergambar dilakukan analisis pertanyaan dalam soal, sedangkan pada tes kemampuan dasar dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran kemampuan dan pengetahuan siswa mengenai gambar dan unsur-unsur gambar, kemudian hasil kedua tes tersebut dibandingkan.

Pengolahan independent t-test, one way Anova, correlation bivariate, dan regresi linier menggunakan program SPSS 18.


(27)

32

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

I. Alur Penelitian

Alur penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian

Tahap Persiapan Penelitian

Tahap Akhir Penelitian Tahap Pelaksanaan

Penelitian

Penyusunan Proposal

Uji Keterbacaan Instrumen

Penyusunan Instrumen

Penyusunan Surat Izin Penelitian Seminar

Proposal

Penentuan Subjek Penelitian

Penentuan Kelas Sampel dari Sekolah yang Terpilih

Pengerjaan Instrumen Penelitian Penilaian dan

Pengelompokkan hasil

Penarikan Kesimpulan Pengolahan dan Analisis


(28)

77

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini didapatkan bahwa kemampuan siswa kelas X dalam interpretasi grafik sudah dapat membaca data, membaca trend, dan melakukan perhitungan secara statistik, tetapi belum mampu memprediksi berdasarkan data dari grafik. Menurut kategori kemampuan statistik yang dibuat Kimura (1999) dalam Aoyama dan Stephens (2003), siswa masih berada pada Level D yaitu kemampuan membaca grafik secara menyeluruh dan melakukan prediksi. Hasil uji-t menyatakan tidak ada perbedaan antara rata-rata skor Tes Kemampuan Dasar grafik pada siswa laki-laki dan siswa perempuan. Tetapi hasil uji Anova menyatakan ada perbedaan yang bermakna pada rata-rata skor total tes literasi sains PISA berdasarkan klaster.

Hasil tes kemampuan dasar mengenai gambar menunjukkan bahwa subjek penelitian tidak mengalami kesulitan dalam interpretasi gambar. Siswa dapat menunjukkan maksud dari gambar berdasarkan judul pada gambar, tetapi tidak dapat menghubungkan dengan konsep dasar yang berkaitan dengan gambar tersebut. Subjek penelitian sudah dapat menguraikan gambar dengan kata-kata sendiri, serta pada umumnya subjek penelitian sudah memiliki pengetahuan mengenai fungsi dasar komponen gambar. Hasil uji-t menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara rata-rata skor Tes Kemampuan Dasar gambar pada siswa laki-laki dan siswa perempuan. Tetapi hasil uji Anova


(29)

78

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

menyatakan ada perbedaan yang bermakna pada rata-rata skor total tes literasi sains PISA berdasarkan klaster.

Hasil analisis korelasi dan regresi linier terhadap Tes Kemampuan Dasar dan tes literasi sains PISA didapatkan bahwa hubungan antara kemampuan dasar grafik dan gambar menunjukkan korelasi yang positif yang artinya semakin tinggi nilai skor tes kemampuan dasar grafik maka akan semakin tinggi skor total pisa yang akan didapat. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dasar interpretasi gambar dan grafik dapat membantu siswa dalam menjawab soal tes literasi sains PISA.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis menyarankan:

1. Guru sebaiknya memberikan banyak latihan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam interpretasi grafik. Latihan untuk meningkatkan keterampilan menggunakan grafik dapat dilakukan dengan menyajikan data kuantitatif dalam bentuk grafik. Data kuantitatif grafik bisa didapatkan dengan melakukan banyak praktikum dalam pembelajaran.

2. Guru harus dapat mengembangkan desain praktikum sendiri untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam interpretasi grafik melalui praktikum. Pengembangan desain praktikum harus dirancang agar tidak hanya didapatkan data kuantitatif, tetapi siswa dapat


(30)

79

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

mengembangkan kemampuannya dalam memahami grafik. Mengembangkan praktikum dengan membuat beberapa variable untuk dibandingkan dapat meningkatkan kemampuan interpetasi dan kemampuan mendeskipsikan hubungan kalimat matematik pada siswa. 3. Guru dapat melatih siswa dalam kemampuannya dalam grafik dan

gambar dengan memberikan soal evaluasi belajar dalam bentuk data grafik, tabel dan gambar. Grafik dan table dapat digunakan untuk soal yang bersifat kuantitatif, sedangkan gambar dapat digunakan untuk mempersingkat uraian soal.


(31)

74

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

DAFTAR PUSTAKA

Aoyama, K. dan Stephens, M. (2003). “Graph Interpretation Aspects of Statistical Literacy: A Japanese Perspective”. Mathematics Education Research journal. 15 (03), 207-225.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

British Broadcasting Corporation. (2012). Graph Interpretation Test. [online] Tersedia:http://www.bbc.co.uk/bitesize/standard/maths_i/relationships/inter preting_graphs/quiz/q71836535/ (5 Januari 2012).

Campbell, et al. (2008). Biology Eighth Edition.San Fransisco: Pearson Benjamin Cummings.

Ching, F. (2002). Menggambar Suatu Proses Kreatif. Jakarta: Erlangga.

Ekici, F., Ekici, E., dan Aydin, F. (2008). Utility of Concept Cartoons in Diagnosing and Overcoming Misconceptions Related to Photosynthesis. International Journal of Environmental & Science Education. 2 (4), 111– 124.

Ekohardi. (2009). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Literasi Sains Siswa Indonesia Berusia 15 Tahun”. Jurnal Pendidikan Dasar. 10, (1), 28-41. [online]. Tersedia: http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/101092841.pdf [21November 2011]

Kistinah, I., dan Lestari, E. (2006). Biologi 1: Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Kjaernsli, M., dan Molander B. (2001). “Scientific Literacy: Content Knowledge and Process Skill”. Instructional Science. 63-70.

Kose, S. (2008). Diagnosing Student Misconception: Using Drawings as a Reasearch Method. World Applied Sciences Journal. 3(2): 283-293.


(32)

75

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

Mardalis. (2009). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Newton, P., dan Bristoll, H. (2012). Psychometric Success: Data Interpretation. [Online]. Tersedia: http://www.psychometric-success.com [11 November 2012]

Organisation for Economic Co-Operation and Development. (1999). Measuring Students Knowledge and Skills. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/ [14 Juni 2012]

_____. (2006). PISA 2006 Scientific Framework. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/dataoecd/35/23/419120105.pdf [28November 2011]

_____. (2007). Executive Summary PISA 2006: Science Competencies for

Tomorrow’s World. [Online]. Tersedia:

http://www.oecd.org/dataoecd/40/23/41943106.pdf [28November 2011]

_____. (2009). Assessment Framework: Key Competencies in Reading, Mathematics, and Science. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/dataoecd/11/40/44455820.pdf [28November 2011]

_____. (2010). PISA 2009Results: Executive Summary. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/dataoecd/47/23/41943106.pdf [5Desember 2011]

Parmar, R., Signer, B. (2005). Sources of Error in Constructing and Interperting Graphics: A Study of Fourth- adn Fifth Grade Students with LD. Journal of Learning Disabilities. 38 (3): 250-261.

Pullano, F. (2005). Using Probeware to Improve Students’ Graph Interpretation Abilities. School Science an Mathematics. 105 (7): 373-376.

Rohani, A. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta

Rule, A., Meyer, M., (2009). Teaching Urban High School Students Global Climate Change Information and Graph Interpretation Skill Using Evidence


(33)

76

Intan Ayu Khairunnisa, 2013

KEMAMPUAN INTERPRETASI GAMBAR DAN GRAFIK SISWA DALAM TES LITERASI SAINS PISA DAN TES KEMAMPUAN DASAR

from The Scientific Literature. Journal of Geoscience Education Vol. 57 (5): 335-342, 2009

Rustaman, N., (2007). Belajar IPA Melalui Keterampilan Proses Sains (KPS). Materi kuliah Evaluasi Pembelajaran. Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Sadiman, A., et al. (2008). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Scott, E. (2004). “Comparing NAEP, TIMSS, and PISA in Mathematics and Science”. U. S. Depertment of Education. 1-11

Swan, M., Phillips, R.,. (1998). Graphics Interpretation Skills Among Lower-Achieving school leavers. Research in Education. 60: 10-20.

Tjalla, A. (2009). “Potret Mutu Pendidikan Sains Indonesia Ditinjau dari Hasil-hasil Studi Internasional”. Makalah Dosen FIP Universitas Negeri Jakarta.

Yefri. (2010). Analisis Data. [online]:

http://blogdosen.unsada.ac.id/yefri_chan/wpcontent/uploads/2010/04/BAB_ 1.pdf (8 Nopember 2011)

Yudistiro, B. (2011). Fungsi Gambar Sebagi Bahasa Rekayasa. [online]: http://drafter-inside.blogspot.com/2011/07/fungsi-gambar-sebagi-bahasa-rekayasa.html (8 Nopember 2011)

Yusuf, S. (2006). “Perbandingan Gender dalam Prestasi Literasi Siswa Indonesia”. Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak Diterbitkan

Zuriah, N. (2009). Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini didapatkan bahwa kemampuan siswa kelas X dalam interpretasi grafik sudah dapat membaca data, membaca trend, dan melakukan perhitungan secara statistik, tetapi belum mampu memprediksi berdasarkan data dari grafik. Menurut kategori kemampuan statistik yang dibuat Kimura (1999) dalam Aoyama dan Stephens (2003), siswa masih berada pada Level D yaitu kemampuan membaca grafik secara menyeluruh dan melakukan prediksi. Hasil uji-t menyatakan tidak ada perbedaan antara rata-rata skor Tes Kemampuan Dasar grafik pada siswa laki-laki dan siswa perempuan. Tetapi hasil uji Anova menyatakan ada perbedaan yang bermakna pada rata-rata skor total tes literasi sains PISA berdasarkan klaster.

Hasil tes kemampuan dasar mengenai gambar menunjukkan bahwa subjek penelitian tidak mengalami kesulitan dalam interpretasi gambar. Siswa dapat menunjukkan maksud dari gambar berdasarkan judul pada gambar, tetapi tidak dapat menghubungkan dengan konsep dasar yang berkaitan dengan gambar tersebut. Subjek penelitian sudah dapat menguraikan gambar dengan kata-kata sendiri, serta pada umumnya subjek penelitian sudah memiliki pengetahuan mengenai fungsi dasar komponen gambar. Hasil uji-t menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara rata-rata skor Tes Kemampuan Dasar gambar pada siswa laki-laki dan siswa perempuan. Tetapi hasil uji Anova


(2)

menyatakan ada perbedaan yang bermakna pada rata-rata skor total tes literasi sains PISA berdasarkan klaster.

Hasil analisis korelasi dan regresi linier terhadap Tes Kemampuan Dasar dan tes literasi sains PISA didapatkan bahwa hubungan antara kemampuan dasar grafik dan gambar menunjukkan korelasi yang positif yang artinya semakin tinggi nilai skor tes kemampuan dasar grafik maka akan semakin tinggi skor total pisa yang akan didapat. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dasar interpretasi gambar dan grafik dapat membantu siswa dalam menjawab soal tes literasi sains PISA.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis menyarankan:

1. Guru sebaiknya memberikan banyak latihan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam interpretasi grafik. Latihan untuk meningkatkan keterampilan menggunakan grafik dapat dilakukan dengan menyajikan data kuantitatif dalam bentuk grafik. Data kuantitatif grafik bisa didapatkan dengan melakukan banyak praktikum dalam pembelajaran.

2. Guru harus dapat mengembangkan desain praktikum sendiri untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam interpretasi grafik melalui praktikum. Pengembangan desain praktikum harus dirancang agar tidak hanya didapatkan data kuantitatif, tetapi siswa dapat


(3)

79

mengembangkan kemampuannya dalam memahami grafik. Mengembangkan praktikum dengan membuat beberapa variable untuk dibandingkan dapat meningkatkan kemampuan interpetasi dan kemampuan mendeskipsikan hubungan kalimat matematik pada siswa. 3. Guru dapat melatih siswa dalam kemampuannya dalam grafik dan

gambar dengan memberikan soal evaluasi belajar dalam bentuk data grafik, tabel dan gambar. Grafik dan table dapat digunakan untuk soal yang bersifat kuantitatif, sedangkan gambar dapat digunakan untuk mempersingkat uraian soal.


(4)

Aoyama, K. dan Stephens, M. (2003). “Graph Interpretation Aspects of Statistical Literacy: A Japanese Perspective”. Mathematics Education Research journal. 15 (03), 207-225.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

British Broadcasting Corporation. (2012). Graph Interpretation Test. [online] Tersedia:http://www.bbc.co.uk/bitesize/standard/maths_i/relationships/inter preting_graphs/quiz/q71836535/ (5 Januari 2012).

Campbell, et al. (2008). Biology Eighth Edition.San Fransisco: Pearson Benjamin Cummings.

Ching, F. (2002). Menggambar Suatu Proses Kreatif. Jakarta: Erlangga.

Ekici, F., Ekici, E., dan Aydin, F. (2008). Utility of Concept Cartoons in Diagnosing and Overcoming Misconceptions Related to Photosynthesis. International Journal of Environmental & Science Education. 2 (4), 111– 124.

Ekohardi. (2009). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Literasi Sains Siswa

Indonesia Berusia 15 Tahun”. Jurnal Pendidikan Dasar. 10, (1), 28-41. [online]. Tersedia: http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/101092841.pdf [21November 2011]

Kistinah, I., dan Lestari, E. (2006). Biologi 1: Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Kjaernsli, M., dan Molander B. (2001). “Scientific Literacy: Content Knowledge

and Process Skill”. Instructional Science. 63-70.

Kose, S. (2008). Diagnosing Student Misconception: Using Drawings as a Reasearch Method. World Applied Sciences Journal. 3(2): 283-293.


(5)

75

Mardalis. (2009). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Newton, P., dan Bristoll, H. (2012). Psychometric Success: Data Interpretation. [Online]. Tersedia: http://www.psychometric-success.com [11 November 2012]

Organisation for Economic Co-Operation and Development. (1999). Measuring Students Knowledge and Skills. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/ [14 Juni 2012]

_____. (2006). PISA 2006 Scientific Framework. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/dataoecd/35/23/419120105.pdf [28November 2011]

_____. (2007). Executive Summary PISA 2006: Science Competencies for

Tomorrow’s World. [Online]. Tersedia:

http://www.oecd.org/dataoecd/40/23/41943106.pdf [28November 2011]

_____. (2009). Assessment Framework: Key Competencies in Reading, Mathematics, and Science. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/dataoecd/11/40/44455820.pdf [28November 2011]

_____. (2010). PISA 2009Results: Executive Summary. [Online]. Tersedia: http://www.oecd.org/dataoecd/47/23/41943106.pdf [5Desember 2011]

Parmar, R., Signer, B. (2005). Sources of Error in Constructing and Interperting Graphics: A Study of Fourth- adn Fifth Grade Students with LD. Journal of Learning Disabilities. 38 (3): 250-261.

Pullano, F. (2005). Using Probeware to Improve Students’ Graph Interpretation Abilities. School Science an Mathematics. 105 (7): 373-376.

Rohani, A. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta

Rule, A., Meyer, M., (2009). Teaching Urban High School Students Global Climate Change Information and Graph Interpretation Skill Using Evidence


(6)

from The Scientific Literature. Journal of Geoscience Education Vol. 57 (5): 335-342, 2009

Rustaman, N., (2007). Belajar IPA Melalui Keterampilan Proses Sains (KPS). Materi kuliah Evaluasi Pembelajaran. Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Sadiman, A., et al. (2008). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Scott, E. (2004). “Comparing NAEP, TIMSS, and PISA in Mathematics and

Science”. U. S. Depertment of Education. 1-11

Swan, M., Phillips, R.,. (1998). Graphics Interpretation Skills Among Lower-Achieving school leavers. Research in Education. 60: 10-20.

Tjalla, A. (2009). “Potret Mutu Pendidikan Sains Indonesia Ditinjau dari Hasil-hasil Studi Internasional”. Makalah Dosen FIP Universitas Negeri Jakarta.

Yefri. (2010). Analisis Data. [online]:

http://blogdosen.unsada.ac.id/yefri_chan/wpcontent/uploads/2010/04/BAB_ 1.pdf (8 Nopember 2011)

Yudistiro, B. (2011). Fungsi Gambar Sebagi Bahasa Rekayasa. [online]: http://drafter-inside.blogspot.com/2011/07/fungsi-gambar-sebagi-bahasa-rekayasa.html (8 Nopember 2011)

Yusuf, S. (2006). “Perbandingan Gender dalam Prestasi Literasi Siswa

Indonesia”. Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak Diterbitkan

Zuriah, N. (2009). Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.