Peran Sistem Informasi Akuntansi Dalam Menunjang Efektivitas Pemberian Kredit (Studi Kasus Pada PD.BPR Kapetakan Cirebon).

ABSTRAK
Peranan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Menunjang EFfektivitas
Pemberian Kredit
(Studi Kasus pada PD. BPR Kapetakan Cirebon)

Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang memberikan
kredit, dan jasa-jasa keuangan lainnya. Bagi suatu bank, kredit merupakan salah
satu sumber penghasilan yang utama, yaitu dari pendapatan bunga dan
penerimaan dana dari pihak ketiga yang kemudian disalurkan kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit.
Kredit macet dalam dunia perbankan saat ini menjadi hal yang serius dan
menakutkan. Kredit macet yang terjadi terutama disebabkan oleh manajemen
bank yang tidak tepat dalam pelaksanaan tugasnya, misalnya: pengawasan
terhadap kredit yang tidak akurat, analisa laporan keuangan calon debitur yang
kurang cermat, bank terlalu mengejar target pencapaian kredit, dan pegawai bank
yang tidak kompeten. Oleh karena itu, sangatlah diperlukan adanya suatu sistem
informasi akuntansi yang memadai sebagai salah satu upaya yang diperlukan dan
sangat berperan penting dalam menilai kelayakan suatu perusahaan di dalam
memperoleh kredit di suatu bank.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana penerapan sistem
informasi akuntansi dalam menunjang efektivitas pemberian kredit di dunia

perbankan, untuk itu penulis melakukan penelitian pada PD. BPR yang berlokasi
di JL. Raya Karangreja No.76 Cirebon. Perusahaan ini merupakan lembaga
perbankan yang kegiatan utamanya menyalurkan kredit kepada masyarakat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif analitis.
Adapun pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan penelitian ke
lapangan termasuk menyebarkan kuesioner pada 35 responden. Pengolahan data
menggunakan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji korelasi Pearson.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan metode statistik analisis
korelasi Pearson, diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0.000. Tingkat signifikansi
lebih kecil dari nilai alpha (  ) = 0.05, maka H 0 ditolak atau H a diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi berperan dalam
menunjang efektivitas pemberian kredit. Besarnya peranan sistem informasi
akuntansi dalam menunjang efektivitas pemberian kredit adalah sebesar 0.704.
Angka koefisien korelasi tersebut menggambarkan bahwa sistem informasi
akuntansi mempunyai hubungan yang kuat dalam menunjang efektivitas
pemberian kredit pada PD. BPR Kapetakan Cirebon.

i

DAFTAR ISI


ABSTRAK………………………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR……………………………………...…………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………...……………v
DAFTAR TABEL………………………………………………..……………...ix
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..…x
BAB I PENDAHULUAN………………………………………...……………....1
1.1

Latar Belakang Penelitian………………………………………...…1

1.2

Identifikasi Masalah………………………………………………....4

1.3

Tujuan Penelitian……………………………………………………4

1.4


Kegunaan Penelitian………………………………………………...5

1.5

Rerangka Penelitian dan Hipotesis………………………………….6

1.6

Metode Penelitian…………………………………………………..13

1.7

1.6.1

Teknik Pengumpulan Data………...……………………….13

1.6.2

Teknik Pengolahan Data……………...……………………14


Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………..…………17
2.1

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi……………………………17
2.1.1

Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi………………....18

2.1.2

Tujuan Sistem Informasi Akuntansi………………………..20

2.1.3

Fungsi Sistem Informasi Akuntansi………………………..21

2.1.4


Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi…………………22

v

2.2

Efektivitas Pemberian Kredit………………………………………24

2.3

Pengertian Kredit…………………………………………………..27
2.3.1

Unsur-Unsur Kredit………………………………………...29

2.3.2

Tujuan Kredit………………………………………………31


2.3.3

Fungsi Kredit………………………………………………32

2.3.4

Jenis-Jenis Kredit…………………………………………..33

2.3.5

Jaminan Kredit……………………………………………..38

2.3.6

Risiko Kredit……………………………………………….40

2.3.7

Kebijaksanaan Kredit………………………………………41


2.3.8

Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit………………………….41

2.3.9

Aspek-Aspek Penilaian Kredi…………………………...…45

2.3.10 Prosedur Pemberian Kredit………………………………...45
2.4

2.5

Pengertian Bank……………………………………………………49
2.4.1

Tujuan Bank………………………………………………..50

2.4.2


Fungsi Bank………………………………………………..50

2.4.3

Usaha Pokok Bank…………………………………………50

Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Pemberian Kredit..51

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN…………………………….54
3.1

Objek Penelitian……………………………………………………54
3.1.1

Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Bank Perkreditan
Rakyat (PD. BPR)………………………………………….54

3.1.2

Landasan Hukum Perusahaan Daerah Bank

Perkreditan Rakyat (PD. BPR)……………………………..56

vi

3.1.3

Visi dan Misi Perusahaan Daerah Bank
Perkreditan Rakyat (PD. BPR)……………………………..57

3.1.4

Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Perusahaan
Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR)……………....59

3.1.5

Aktivitas Perusahaan Daerah Bank Perkreditan
Rakyat (PD. BPR)………………………………………….76

3.2


Metodologi Penelitian…………………………………………...…77
3.2.1

Sampel……………………………………………………...78

3.2.2

Teknik Pengumpulan Data…………………………………78

3.2.3

Operasionalisasi Variabel…………………………………..80

3.2.4

Teknik Pengembangan Instrumen………………………….81

3.2.5


Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen……………82

3.2.6

3.2.5.1

Pengujian Validitas………………………………83

3.2.5.2

Pengujian Reliabilitas…………………………….86

Rancangan Pengujian Hipotesis……………………………90
3.2.6.1

Penetapan Hipotesis……………………………...91

3.2.6.2

Pemilihan Tes Statistik dan Perhitungannya …….91

3.2.6.3

Tingkat Signifikansi……………………………...92

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………...93
4.1

Sistem Informasi Akuntansi………………………………………..93
4.1.1

Sistem Pencatatan Akuntansi Perusahaan Daerah
Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR)……………………...93

4.1.2

Pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi Pemberian

vii

Kredit Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat
(PD. BPR)……………………………………………….…95
4.2

Kredit……………………………………………………………...103
4.2.1

Prosedur Pemberian Kredit Perusahaan Daerah
Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR)…………………….103

4.2.2

Penanganan Kredit Macet Perusahaan Daerah
Bank Prekreditan Rakyat (PD. BPR)……………………..112

4.3

Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam Menunjang
Efektivitas Pemberian Kredit……………………………………..113

4.4

Pengujian Hipotesis……………………………………………….116

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………..………...119
5.1

Kesimpulan……………………………………………………….119

5.2

Saran………………………………………………………………122

DAFTAR PUSTAKA………………………………...………………………..124

viii

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel ……………………………………….80

Tabel 3.2

Hasil Pengujian Validitas Variabel X……………………………84

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Validitas Variabel Y……………………………85

Tabel 3.4

Skor Item Ganjil dan Item Genap Variabel X……………………87

Tabel 3.5

Skor Item Ganjil dan Item Genap Variabel Y……………………88

Tabel 3.6

Koefisien Korelasi Antara Kedua Belahan Varabel X…………..89

Tabel 3.7

Koefisien Korelasi Antara Kedua Belahan Variabel Y………….89

Tabel 4.1

Siklus Pemberian Kredit………………………………………..103

Tabel 4.2

Hasil Pengujian Hipotesis Pearson……………………………..116

Tabel 4.3

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien
Korelasi…………………………………………………………117

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Struktur Organisasi

Lampiran 2

Kuesioner

Lampiran 3

Tabulasi Jawaban Responden Variabel X

Lampiran 4

Tabulasi Jawaban Responden Variabel Y

Lampiran 5

Tabulasi Jawaban Responden Variabel X Yang Valid

Lampiran 6

Tabulasi Jawaban Responden Variabel Y Yang Valid

Lampiran 7

Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X

Lampiran 8

Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y

Lampiran 9

Flow Chart Pemberian Kredit

Lampiran 10

Formulir Permohonan Kredit

Lampiran 11

Formulir Keputusan Kredit

Lampiran 12

Surat Ijin Atas Kredit Yang Melampui Wewenang

Lampiran 13

Surat Persetujuan Kredit

Lampiran 14

Surat Kuasa Untuk Menjual Barang-Barang Yang Menjadi
Jaminan

Lampiran 15

Surat Rekomendasi

Lampiran 16

Surat Kuasa

Lampiran 17

Surat Keterangan Jaminan

Lampiran 18

Berita Acara Pemeriksaan Tunggakan Kredit

Lampiran 19

Formulir Perjanjian Perpanjangan Kredit

Lampiran 20

Formulir Persetujuan Resheduling/Penjadwalan Kembali

x

xi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian
Indonesia saat ini berada dalam masa transisi menuju perdagangan bebas

yang ditandai dengan adanya Asean Free Trade Area (AFTA) di kawasan ASEAN
dan Asia Pasific Economy Coorperation (APEC) di kawasan Asia Pasifik. Dalam
era perdagangan bebas tersebut, akan terjadi integrasi dari fasilitas-fasilitas pada
negara yang berada di bawah kepentingan multinasional dan integrasi dari
produk-produk serta pasar keuangan. Dengan kata lain, batasan antara
perekonomian antar negara saling berkaitan erat. Peristiwa ekonomi yang terjadi
di sebuah negara dengan mudah dan cepat tersebar ke negara-negara lain.
Sehingga tidak dapat dihindari adanya persaingan yang ketat. Dengan adanya
persaingan ini, menyebabkan kegiatan usaha di perusahaan-perusahaan ini
semakin beragam dan berkembang, sehingga diperlukan sumber dana yang cukup
besar untuk membiayainya. Dengan alasan tersebut, perusahaan-perusahaan harus
mencari dana tambahan dari pihak lain.
Lembaga perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan mempunyai
nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga tersebut
dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana
(surplus of funds) dengan pihak-pihak yang kekurangan dan memerlukan dana
(lack of funds). Dengan demikian perbankan akan bergerak dalam bidang

1

2

Bab I Pendahuluan

perkreditan dan melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme
sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian.
Peranan bank sebagai salah satu bentuk lembaga keuangan yang bertujuan
memberikan kredit, dan jasa-jasa keuangan lainnya. Adapun pemberian kredit itu
dilakukan baik dengan modal sendiri atau dengan dana yang dipercayakan oleh
pihak ketiga. Bagi suatu bank, kredit merupakan salah satu sumber penghasilan
yang utama, yaitu dari pendapatan bunga dan penerimaan dana pihak ketiga yang
kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Bila
kegiatan kredit ini berhasil, maka usaha bank tersebut akan berhasil. Sebaliknya
apabila kreditnya bermasalah

(NPL/Non Performing Loan) maka bank akan

mengalami kerugian yang besar. Kredit bermasalah ini sering di sebut dengan
kredit macet. Oleh karena itu, bank hanya akan memberikan kredit kepada
nasabahnya bila manajemen bank benar-benar merasa yakin bahwa nasabah yang
akan menerima kredit tersebut mampu untuk mengembalikan kredit yang
diterimanya.
Seperti diketahui bahwa kredit macet dalam dunia perbankan saat ini
menjadi hal yang serius dan menakutkan. Kredit macet dalam jumlah yang besar
dan terjadi terus-menerus dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi secara nasional, baik langsung maupun tidak langsung. Dampak bagi
bank sendiri sangat merugikan karena akan semakin terbatasnya dana serta
peningkatan beban biaya yang cukup besar, juga dapat menimbulkan dampak
psikologis yang kurang menguntungkan bagi dunia perbankan, serta akan

3

Bab I Pendahuluan

berkurangnya

kepercayaan

dari

masyarakat

terhadap

bank

dalam

menginvestasikan dananya.
Kredit macet yang terjadi terutama disebabkan oleh manajemen bank yang
tidak tepat dalam pelaksanaan tugasnya, misalnya: pengawasan terhadap kredit
yang tidak akurat, analisa laporan keuangan calon debitur yang kurang cermat,
bank terlalu mengejar target pencapaian kredit, dan pegawai bank yang tidak
kompeten. Hal-hal inilah yang akhirnya menghambat pendapatan bagi bank itu
sendiri.
Tujuan bank dapat tercapai dengan efektif jika menggunakan informasi
yang mana bank berusaha mendapatkan informasi yang diperlukan secepat dan
setepat mungkin untuk kepentingannya. Salah satu hasil informasi adalah
informasi akuntansi yang dapat berperan bagi bank. Dengan adanya sistem
informasi akuntansi, manajemen dapat mengendalikan organisasi dengan mudah.
Adanya informasi akuntansi ini dapat membantu manajemen dalam mengambil
keputusan. Dalam hal ini informasi akuntansi dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan pemberian kredit. (Steven, 1993:4)
Oleh karena itu, sangatlah diperlukan adanya suatu sistem informasi
akuntansi yang memadai sebagai salah satu upaya yang diperlukan dan sangat
berperan penting dalam menilai kelayakan suatu perusahaan di dalam memperoleh
kredit di suatu bank. Sistem informasi akuntansi dapat memberikan informasi
yang akurat, relevan, tepat waktu, lengkap, dan singkat kepada pihak manajemen
dalam pengambilan keputusan, dalam hal ini pengambilan keputusan pemberian

4

Bab I Pendahuluan

kredit (Bodnar dan Hopwood, 1996:409). Dengan diterapkannya sistem informasi
akuntansi diharapkan dapat memperkecil risiko adanya kredit macet.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dan menyusun skripsi ini untuk mengetahui bagaimana peranan sistem informasi
akuntansi dapat mengefektifkan pemberian kredit, untuk itu penulis mengambil
judul

“PERANAN

SISTEM

INFORMASI

AKUNTANSI

DALAM

MENUNJANG EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT” (Studi kasus pada
PD. BPR Cirebon).

1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan

uraian

pada

latar

belakang

penelitian,

penulis

mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi pemberian kredit pada
Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR)?
2. Sejauh mana peranan sistem informasi akuntansi dalam menunjang
efektivitas pemberian kredit pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan
Rakyat (PD. BPR)?

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, tujuan penelitian yang ingin di

capai adalah:

5

Bab I Pendahuluan

1. Untuk mengetahui dan mempelajari penerapan sistem informasi akuntansi
pemberian kredit pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD.
BPR).
2. Untuk mengetahui sejauh mana peranan sistem informasi akuntansi dalam
menunjang efektivitas pemberian kredit pada Perusahaan Daerah Bank
Perkreditan Rakyat (PD. BPR).

1.4

Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberikan kegunaan untuk:
1. Perusahaan yang diteliti


Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran yang
lebih baik dan jelas mengenai seberapa jauh peranan sistem
informasi akuntansi dalam menunjang efektivitas pemberian kredit.



Sebagai bahan studi lebih lanjut serta sebagai bahan masukan
untuk memperbaiki sistem informasi akuntansi yang telah ada,
khususnya sistem informasi akuntansi pemberian kredit.



Sebagai rekomendasi dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi yang berkaitan dengan pemberian kredit.

2. Penulis


Penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan penulis
tentang

penerapan

pemberian kredit.

sistem

informasi

akuntansi

khususnya

Bab I Pendahuluan



6

Menambah pengalaman mengenai penerapan teori yang di dapat
penulis di bangku kuliah pada dunia kerja yang nyata.



Sebagai upaya dalam memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh ujian S-1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha.

3. Rekan-rekan mahasiswa


Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan dalam hal sistem informasi akuntansi.



Sebagai dasar studi perbandingan dan referensi dalam penelitian
untuk membuat laporan penelitian ilmiah yang bertopik sama.

1.5

Rerangka Penelitian dan Hipotesis
Bank Perkreditan Rakyat sebagai lembaga keuangan yang salah satu

usahanya adalah memberikan kredit yang bertujuan untuk memperoleh
keuntungan. Hasil keuntungan ini di peroleh dalam bentuk bunga yang di terima
oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan
kepada nasabah, keuntungan ini penting untuk kelanjutan hidup bank dan juga
dapat membesarkan usaha bank. (Kasmir, 2002:105)
Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 pasal 1 butir 12 (Kasmir,
2002:237) menyatakan bahwa:
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain, dimana pihak peminjam
wajib melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan”.

Bab I Pendahuluan

7

Pengertian kredit ini mengalami perubahan sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (Kasmir, 2002:102) :
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga”.
Berdasarkan definisi di atas, jelas dikatakan bahwa kredit terjadi karena
adanya kesepakatan pinjam-meminjam antar pihak bank dengan pihak pemohon
kredit. Kredit diberikan oleh pihak bank kepada pihak pemohon pinjaman dengan
melihat kemampuan pihak pemohon kredit dalam mengembalikan pinjaman
ditambah dengan bunga yang menjadi pendapatan bagi pihak bank.
Keputusan pemberi kredit tergantung pada fungsi pokok bank yang
bersangkutan, karena setiap bank mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Fungsi
pokok di bank sesuai dengan yang tercantum dalam anggaran dasar pendiriannya.
Dalam hal ini fungsi pokok Bank Perkreditan Rakyat adalah menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat.
Berkembangnya suatu perusahaan berarti terjadi perubahan dalam ukuran
operasi perusahaan untuk menunjang operasi dan kegiatan yang semakin
kompleks. Perkembangan ini membuat proses pemberian kredit membutuhkan
suatu sistem yang dapat membantu dalam pemberian kredit. Sistem yang dapat
digunakan manajemen untuk membantu proses pemberian kredit tersebut adalah
sistem informasi akuntansi.
Berkembangnya teknologi informasi secara pesat telah membawa dampak
pada pelaksanaan kegiatan perbankan. Pihak manajemen di tuntut untuk dapat

8

Bab I Pendahuluan

menghasilkan produk maupun jasa bank yang inovatif kepada masyarakat secara
berkesinambungan sebagai upaya untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan
pangsa pasar yang memadai. Salah satu jasa bank yang inovatif tersebut adalah
pemberian kredit kepada masyarakat. Dewasa ini pemohon kredit kepada bank
semakin bertambah dengan pesat. Hal ini disebabkan karena tidak mungkin suatu
proyek hanya dibiayai oleh pendiri usaha yang bersangkutan. Oleh karena itu,
perlu adanya peminjaman dana dari bank. Namun pemberian kredit yang
dilakukan oleh bank juga mempunyai kelemahan dalam operasinya, yaitu risiko
tidak dibayarnya cicilan atau angsuran pembayaran pada waktu yang sudah
ditentukan atau yang lebih di kenal dengan kredit macet.
Sistem informasi akuntansi mempunyai peranan dalam mengestimasi
biaya dan manfaat yang akan di terima dari suatu proyek. Apabila proyek tersebut
telah beroperasi, sistem informasi akuntansi diperlukan untuk menghasilkan
informasi

yang

diberikan

kepada

manajer

yang berkepentingan

untuk

mengevaluasi proyek yang telah dilaksanakan dan untuk perencanaan selanjutnya.
Pengertian sistem informasi akuntansi menurut Bodnar and Hopwood
dalam buku Accounting Information System (2004:1) adalah:
“An accounting information system (AIS) is a collection of resources,
such as people and equipment, designed to transform financial and
other data into onformation. This information is communicated to wide
variety of decisions makers. Accounting information system perform this
transformation whether they are essentially manual system or
thoroughly computerize”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diartikan bahwa sistem informasi
akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang di

Bab I Pendahuluan

9

atur untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan
kepada beragam pengambil keputusan. Sistem informasi akuntansi mewujudkan
perubahan apakah secara manual atau terkomputerisasi.
Menurut Midjan dan Susanto dalam buku Sistem Informasi Akuntansi I
(1994:4), fungsi utama sistem informasi akuntansi adalah mendorong seoptimal
mungkin agar akuntansi dapat menghasilkan berbagai informasi yang terstruktur
yaitu akurat, relevan, dan tepat waktu. Sistem informasi akuntansi tersebut harus
didukung oleh unsur-unsur yang terdiri dari:
1. Manusia
2. Alat


Formulir



Catatan



Laporan



Komputer

3. Metode
Unsur sistem informasi akuntansi tersebut saling berhubungan dan saling
mempengaruhi satu sama lain sehingga pada akhirnya akan menemukan titik temu
sebuah alur sistem yang dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan.
Mengingat salah satu jasa bank yang inovatif adalah pemberian kredit kepada
masyarakat, maka dalam pelaksanaannya harus secara baik dan sesuai dengan
aturan yang berlaku.

Bab I Pendahuluan

10

Bank-bank yang ada pada umumnya memiliki tujuan dalam pemberian
kreditnya. Menurut Sinungan dalam buku Manajemen Dana Bank (1999:211)
tujuan kredit terdiri atas:
1. Profitability, yaitu kemampuan memperoleh keuntungan dari bunga
pinjaman.
2. Safety, yaitu keamanan fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin
sehingga tujuan profitability dapat tercapai.
Untuk mencapai tujuan tersebut, bank harus berhati-hati dalam mengambil
keputusan pemberian kredit. Bank harus bisa memperkecil risiko kredit macet
dengan cara melakukan penilaian secara tepat dan akurat terhadap laporan
keuangan calon debitur. Bank juga harus terlebih dahulu mengetahui tujuan
pemanfaatan kredit, kemudian melakukan penilaian terhadap kondisi keuangan
calon debitur. Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, maka
dapat diperkirakan apakah tujuan pemanfaatan kredit yang diajukan merupakan
suatu hal yang menunjang keberhasilan perusahaan di masa mendatang atau tidak.
Hal ini bukan hanya bermanfaat bagi pihak bank sebagai kreditur, tapi juga bagi
calon debitur dalam menilai kebijaksanaan ekspansinya.
Untuk menentukan apakah permohonan kredit di tolak atau di terima,
menurut Munawir dalam buku Analisis Laporan Keuangan (2002:235-237) yang
dikenal adanya formula 5C atau lazim disebut dengan five C’s of credit,
diantaranya:
1. Character (watak)

Bab I Pendahuluan

11

Bank mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak dan kejujuran dari
pimpinan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya.
2. Capacity (kemampuan)
Menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya baik
kemampuan dalam perencanaan, kemampuan pengelolaan perusahaan, dan
kemampuan membayar kembali.
3. Capital (modal)
Menunjukkan posisi finansial perusahaan secara keseluruhan yang
ditunjukkan oleh rasio finansialnya dan penekanan pada komposisi
tangible net worth.
4. Collateral (jaminan)
Memberikan besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas
kredit yang diberikan oleh bank.
5. Condition of economy (keadaan ekonomi)
Bank harus melihat kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada
sektor usaha pihak pemohon kredit.
Selain faktor tersebut di atas disebutkan bahwa bank juga akan
memperhatikan beberapa aspek, yaitu aspek umum, aspek ekonomi atau
komersial, aspek teknik, aspek yuridis, aspek kemanfaatan dan kesempatan kerja,
serta aspek keuangan. Bank tidak melihat semua aspek tersebut, tetapi ada aspek
yang paling sering menjadi pertimbangan, yaitu aspek keuangan yang terdiri dari:
1. Likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya yang harus segera dipenuhi pada saat di tagih.

12

Bab I Pendahuluan

2. Rentabilitas atau profitability, yaitu kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode waktu tertentu.
3. Solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya apabila perusahaan tersebut di likuidasi, baik kewajiban
finansial jangka pendek maupun jangka panjang.
4. Stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat melakukan
usahanya yang stabil diukur dengan mempertimbangkan kemampuan
perusahaan untuk membayar beban atas hutang perusahaan tepat pada
waktunya , serta kemampuan perusahaan membayar dividen secara teratur
kepada para pemegang saham tanpa mengalami krisis moneter.
Berdasarkan pertimbangan aspek keuangan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa keputusan dalam pemberian kredit harus didasarkan pada
hasil yang diperoleh dari penelitian aspek keuangan. Mengingat pentingnya
pemberian kredit bagi suatu bank maka aktivitas pemberian kredit harus dikelola
dengan baik melalui perancangan dan pengaplikasian sistem informasi akuntansi
yang memadai.
Menurut Soemita dalam buku Sistem-Sistem Akuntansi (1984:14),
“Sistem akuntansi harus di susun sedemikian rupa, sehingga informasi tidak
hanya di peroleh secepatnya dan dengan biaya yang murah, akan tetapi juga harus
dapat disajikan secara cermat”. Dengan diperolehnya informasi secepat mungkin
dan biaya yang murah, serta disajikan dengan cermat berarti sistem informasi
akuntansi yang

diterapkan oleh perusahaan sudah memadai, maka dapat

meningkatkan pendapatan perusahaan. Dengan demikian, semakin baik sistem

Bab I Pendahuluan

13

informasi akuntansi atas pemberian kredit yang diterapkan seefektif mungkin oleh
bank maka pendapatan bank akan semakin meningkat. Dengan meningkatnya
pendapatan bank maka kegiatan operasional bank tersebut akan semakin lancar
dan kelangsungan hidup bank akan terjamin.
Berdasarkan rerangka pemikiran tersebut, maka dapat dihasilkan suatu
hipotesa bahwa “Sistem informasi akuntansi yang memadai berperan dalam
menunjang efektivitas pemberian kredit”.

1.6

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis merupakan penelitian yang

bersifat deskriftif analitis, yaitu dengan cara mengumpulkan, menyajikan dan
menganalisa data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
masalah yang sedang diteliti.

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:
1. Penelitian lapangan (field research), yaitu mengumpulkan data primer
dengan mengadakan penelitian langsung di lokasi penelitian. Data primer
adalah data yang di peroleh langsung dari sumber penelitian, dalam hal ini
bank tempat dilaksanakannya penelitian. (Winaryo, 1994:163)

Bab I Pendahuluan

14

Teknik penelitian yang digunakan adalah:


Observasi, yaitu dengan mengamati kelengkapan dan prosedur yang
telah diterapkan serta catatan dan data lainnya yang berhubungan
dengan pemberian kredit.



Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab mengenai masalah
yang sedang di teliti.



Kuesioner, yaitu formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
disampaikan pada karyawan PD. BPR sebagai dasar penelitian.

2. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan mempelajari
literatur serta bahan bacaan lainnya untuk memperoleh data sekunder
berupa landasan teoritis serta konsep-konsep yang mendukung topik
penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
dari sumber penelitian, yaitu dengan membaca buku-buku, literatur,
majalah serta sumber-sumber lainnya yang ada kaitannya dengan masalah
yang akan di teliti. Informasi ini akan digunakan penulis sebagai dasar
pemikiran teoritis dalam melihat dan membahas kenyataan yang
ditemukan dari hasil penelitian lapangan. (Subiyanto, 1993:128)

1.6.2 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan untuk menguji hipotesis
mengenai “Sistem informasi akuntansi yang memadai berperan dalam menunjang
efektivitas pemberian kredit” adalah dengan cara menggunakan metode statistik
SPSS.

15

Bab I Pendahuluan

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala
Likert. Menurut Sugiyono dalam buku Statistika Untuk Penelitian (2005:16),
“Dalam penelitian sosial yang instrumennya menggunakan Skala Likert, Guttman,
Sementic Differential, Thurstone, data yang diperoleh adalah data interval”.
Berdasarkan skala pengukuran yang digunakan maka korelasinya
menggunakan

korelasi Pearson. Teknik korelasi Pearson digunakan untuk

mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel. Sumber
data untuk variabel yang akan dikorelasikan adalah sama, data yang dikorelasikan
adalah data interval atau rasio, serta data data dari kedua variabel masing-masing
membentuk distribusi normal. (Sugiyono, 2005:212,228)
Hipotesis akan diuji menggunakan analisa korelasi Pearson dengan rumus:
r xy 

n  X i Yi  ( X i )( Yi )

n X

2
i



- ( X i ) 2 n  Yi - ( Yi )
2

2



Keterangan:
r xy

adalah koefisien korelasi Pearson.

n

adalah banyaknya sampel.

Xi

adalah variabel independen.

Yi

adalah variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan menurut Santoso dalam buku Mengatasi
Berbagai Masalah Statistik Dengan SPSS Versi 11.5 (2004:329) yaitu :


Jika probabilitas > 0,05; H 0 diterima.



Jika probabilitas  0,05; H 0 ditolak.

Bab I Pendahuluan

1.7

16

Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada

Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR). Yang berlokasi di JL.
Raya Karangreja No.76 Cirebon. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober
sampai dengan bulan Desember 2006.

Bab I Pendahuluan

17

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem

informasi akuntansi dalam menunjang efektivitas pemberian kredit pada PD. BPR
Kapetakan Cirebon, maka penulis merumuskan kesimpulan sebagai berikut:
1.

Penerapan sistem informasi akuntansi terhadap proses pemberian kredit
pada PD. BPR Kapetakan dinilai sudah memadai. Hal ini didukung dari
adanya unsur-unsur sistem informasi akuntansi antara lain:
a.

Manusia
Karyawan yang ada pada PD. BPR sudah memadai, khususnya
karyawan yang mempunyai wewenang dalam hal pemberian kredit.
Walaupun tidak semua karyawan memiliki latar belakang pendidikan
yang sesuai dengan bidang pekerjaannya tetapi karyawan tersebut
mempunyai pengetahuan yang cukup baik mengenai perbankan
khususnya perkreditan. Pelaksanaan pemberian kredit tidak hanya
melibatkan bagian kredit saja, tetapi juga karyawan bagian kas dan
karyawan bagian pembukuan. Sehingga mengurangi terjadinya
penyalahgunaan wewenang karena adanya pemisahan tugas dalam
pelaksanaan pemberian kredit.

119

120

Bab V Kesimpulan dan Saran

b.

Alat
Alat yang digunakan PD. BPR untuk menunjang proses pemberian
kredit sudah memadai. Yang mana alat tersebut terdiri dari:


Formulir
Formulir yang digunakan PD. BPR Kapetakan sehubungan
dengan pemberian kredit terdiri dari formulir permohonan
kredit,

formulir

keputusan

kredit,

formulir

perjanjian

perpanjangan kredit, formulir penjadwalan kembali. Formulirformulir tersebut telah dirancang secara khusus dan memuat
data-data yang diperlukan dalam proses pemberian kredit.


Catatan
Catatan yang tersedia dalam bentuk jurnal, buku besar dan sub
buku besar. Dalam pelaksanaan sistem pencatatan akuntansi
tersebut, PD. BPR menganut prinsip-prinsip yang harus
diterapkan dengan tujuan agar keabsahan data terjamin, yang
terdiri dari tidak boleh ditangguhkan, tidak boleh dihapus baik
dengan tip ex maupun penghapus, apabila terdapat kesalahan
handaknya dikoreksi dan diparaf, dokumen atau tanda bukti
harus

selalu

diparaf

dan

ditandatangani

pejabat

yang

berwenang.


Laporan
Laporan yang disusun berdasarkan hasil pengolahan data yang
ada pada jurnal, buku besar, dan sub buku besar mengenai

121

Bab V Kesimpulan dan Saran

pemberian kredit. Laporan tersebut berupa laporan keuangan
yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi.


Komputer
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan sistem
komputer, sehingga dapat mempercepat waktu pemrosesan data
dan hasil perhitungan data menjadi akurat. Pengolahan data
tersebut dapat menghasilkan informasi

yang kemudian

digunakan untuk pengambilan keputusan pemberian kredit.
c.

Metode
Metode dalam hal ini adalah prosedur pemberian kredit sudah
memadai. Hal ini dikarenakan pelaksanaan pemberian kredit pada
PD. BPR selalu mengikuti tahap-tahap yang telah ditetapkan dengan
baik dan benar. Prosedur pemberian kredit pada PD. BPR Kapetakan
terdiri dari permohonan kredit, analisa kredit, keputusan kredit, dan
administrasi kredit.

2.

Sistem informasi akuntansi yang memadai berperan dalam menunjang
efektivitas pemberian kredit. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pengujian
hipotesis yang menunjukkan tingkat signifikansi 0.000 lebih kecil dari
nilai alpha

0.05. Besarnya peranan sistem informasi akuntansi dalam

menunjang efektivitas pemberian kredit, yaitu sebesar 0.704. Angka
tersebut dapat menggambarkan bahwa

sistem informasi akuntansi

mempunyai peranan yang kuat dalam menunjang efektivitas pemberian
kredit pada PD. BPR Kapetakan Cirebon. Berperannya sistem informasi

122

Bab V Kesimpulan dan Saran

akuntansi tersebut didukung oleh adanya unsur-unsur yang terdiri dari
manusia, alat dan metode. Dengan adanya peranan dari sistem informasi
akuntansi, maka pelaksanaan pemberian kredit pada PD. BPR Kapetakan
sejauh ini efektif.

5.2

Saran
Saran yang penulis berikan ditujukan untuk:

1.

Perusahaan


Dalam melakukan analisis kredit tidak hanya didasarkan pada prinsip
6C (character, capacity, capital, collateral, condition of economi, cash
flow), sebaiknya perusahaan memperluas penilaiannya dengan prinsipprinsip penilaiannya yang lain misalnya prinsip 7P (personality, party,
perpose, prospect, payment, profitability, protection), dan 3R (returns,
repayment, risk bearing ability).



Meningkatkan kualitas terhadap jasa perbankan lainnya sehingga
kegiatan operasional perusahaan lebih efisien.

2.

Peneliti lainnya


Dapat

memperluas

ruang

lingkup

objek

penelitian

sehingga

mendapatkan hasil yang lebih optimal.


Melakukan penelitian terhadap perusahaan lain yang sejenis dengan
topik yang sama, sehingga dapat terlihat perbedaan pentingnya sistem
infromasi akuntansi antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya.

Bab V Kesimpulan dan Saran

123

Bab V Kesimpulan dan Saran

124

DAFTAR PUSTAKA

Adikoesoema, Soemita, R., 1984, Sistem-Sistem Akuntansi, Bandung: Tarsito
Baridwan, Zaki, 1993, Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode,
Edisi ke-5: Yogyakarta
Bodnar, H., George, and Hopwood, S., William, 1996, Sistem Informasi
Akuntansi, Edisi Indonesia, Jakarta: Salemba Empat
Bodnar, H., George, and Hopwood, S., William, 2004, Accounting Information,
9 th Edition, New Jersey: Prentice Hall International Inc
Djumhana, Muhammad, 2002, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung: Citra
Aditya Bukti
E., Barry, Cushing, Romney, B., Marshal, and Steinbart, John, Paul, 1997,
Accounting Information System: A Comprehensive Approach, 7 th Edition,
USA: Wesley Publishing Company
E., Barry, Cushing, and Steinbart, John, Paul, 2003, Accounting Information
System, 9 th Edition, New Jersey: Prentice Hall International Inc.
Hasibuan, Malayu, S.D., 2002, Dasar-Dasar Perbankan, JakartaL: Bumi Aksara
Jogiyanto, 1999, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi ke-1, Yogyakarta:
Andi
Kasmir, 2002, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Komarudin, 1994, Encyclopedia Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara
Kountur, Ronny, 2006, Statistik Praktis, Jakarta: PPM
Marpaung, Leden, 1993, Kejahatan Terhadap Perbankan, Jakarta: Erlangga
Midjan, La, dan Susanto, Azhar, 1994, Sistem Informasi Akuntansi I, Edsisi ke-7,
Bandung: Lembaga Informatika Akuntansi
Midjan, La, dan Susanto, Azhar, 2001, Sistem Informasi Akuntansi I: Pendekatan
Manual Penyusunan Metode dan Prosedur, Edisi ke-8, Bandung: Lingga
Jaya

124

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Jakarta: Salemba Empat
Munawir, S., 2002, Analisis Laporan Keuangan, Edisi ke-4, Yogyakarta: Liberty
Rindjin, Ketut, 2000, Pengantar Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Santoso, Singgih, 2004, Mengatasi Berbagai Masalah Statistik Dengan SPSS
Versi 11.5, Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Singarimbun, Masri, dan Effendi, Sofian, 1987, Metode Penelitian Survai, Edsisi
Revisi, Jakarta: LP3ES
Sinungan, Muchdarsyah, 1999, Manajemen Dana Bank, Edisi ke-2, Jakarta: Bumi
Aksara
Subiyanto, Ibnu, 1993, Metode Penelitian (Akuntansi), Edisi ke-2, Yogyakarta:
STIE YKPN
Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan ke-5, Bandung: CV Alfabeta
Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: CV Alfabeta
Sugiyono, 2005, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta
Surakhmad, Winaryo, 1994, Pengantar Penelitian Ilmiah, Edisi ke-7, Bandung:
Tarsito
Susilo, Sri, Sigit, dan Santoso, Budi, Totok, 2000, Bank dan Lembaga Keuangan
Lain, Jakarta: Salemba Empat
Suyatno, Thomas, H.A., Chalik, Sukada, Mode, C., Tinon, Yunianti, dan T.,
Marala, Duhaepah, 1999, Dasar-Dasar Perkreditan, Edisi ke-4, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

125