Pengolahan Grafis Pada Media Visual Pendidikan Seks Remaja.
ABSTRAK
Gracelina
Pengolahan Grafis Pada Media Visual Pendidikan Seks Remaja
Masalah seksual merupakan hal penting dalam proses hidup setiap individu. Namun di Indonesia, banyak media yang memberikan informasi seksual yang tidak sesuai dengan usia anak-anak. Baik dari segi isi maupun pengolahan visualnya sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman saat membacanya
Kurangnya informasi yang dimiliki oleh orangtua seringkali turut mempengaruhi proses penyampaian informasi kepada anak remaja. Orangtua dari remaja yang menganggap seks sebagai suatu hal yang tabu, Sehingga anak remaja mendapatkan informasi yang keliru yang didapat dari luar.
Melalui pengolahan grafis yang didasarkan pada teori-teori Desain Komunikasi Visual , penulis ingin merancang media-media cetak yang dapat memotivasi remaja untuk mengenal kehidupan perkembangan tubuhnyadan seksnya dengan baik.
(2)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH v
DAFTAR ISI vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3 Rumusan Masalah 3
1.4 Tujuan Perancangan 3
1.5 Ruang Lingkup Perancangan 3
1.6 Cara Pengumpulan Data 4
1.6.1 Studi Lapangan
1.6.2 Studi Literatur
BAB II LANDASAN TEORITIS
2.1 Psikologi Perkembangan Manusia 6
2.1.1 Pola Umum pertumbuhan Fisik 7
2.2 Masa Remaja 8
2.2.1 Sikap dan Perilaku Moral Remaja 9 2.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik 10 2.2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Secara Umum 10 2.2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Secara khusus 10
2.2.4.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik
Anak Laki-Laki 10
2.2.4.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik
(3)
Anak Perempuan 11 2.2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Sosial-Moral 12 2.2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Seksual 13
2.3 Proses Belajar Remaja 15
2.3.1 Tiga Ektevitas Otak dalam belajar 16 2.3.2 Mengenal dan Memahami Gaya Belajar 16
2.3.3 Kecerdasan Visual Spasial 18
BAB III ANALISIS MASALAH
3.1 Objek Perancangan 19
3.2 Target Audience 20
3.3 Konsep Perancangan 22
3.3.1 Perencanaan Media 23
3.3.2 Perencanaan Kreatif 27
3.3.2.1 Headline dan Teks 40
3.3.2.2 Konsep Visual 30
3.3.3 Visualisasi Karya 30
KESIMPULAN DAN SARAN 58
DAFTAR PUSTAKA 59
KOMENTAR DOSEN PENGUJI 60
DATA PENULIS 61
(4)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengetahuan tentang seks pada saat ini dianggap sebagai salah satu pendidikan yang patut untuk diberikan kepada anak-anak. Khususnya untuk anak-anak pada usia remaja yang sangat terhadap hal yang negatif.
Seiring kemajuan dunia informasi, seluruh masyarakat dunia termasuk anak-anak dapat mengakses informasi baik yang positif ataupun negatif. Dalam hal ini, peran orangtua di rumah menjadi sangat penting. Tetapi perlu diingat tidak selamanya orangtua dapat memantau kegiatan anak-anaknya, terutama yang terjadi di luar rumah. Pembekalan mental dan penciptaan lingkungan yang kondusif dapat mempengaruhi perkembangan anak. Pada usia remaja, anak-anak senang bereksperimen dengan hal-hal baru dan mereka juga banyak mengalami perubahan dalam kehidupan biologis dan sosialnya sehingga mereka memerlukan tempat yang tepat untuk bertanya dan mendapatkan solusi serta jawaban yang tepat.
Walaupun merupakan hal yang penting untuk disampaikan, ternyata pendidikan seks masih dianggap sebagai hal yang tabu untuk dibahas bahkan antara orang tua dan anak sendiri. Karena itu seringkali anak mendapatkan informasi dari sumber yang kurang tepat seperti VCD/DVD porno dan teman sebaya mereka yang seringkali memberikan informasi tidak lengkap atau bahkan salah. Sehingga terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dapat berakibat buruk pada anak itu sendiri. Adanya jawaban atas pertanyaan anak sangat berarti untuk masa depan dan tingkah lakunya.
(5)
Dengan diperkenalkannya pendidikan seks, diharapkan anak-anak usia remaja ini dapat mengerti lebih jauh perkembangan psikologis dan biologis mereka dan mendapat jawaban yang tepat bagi perkembangan pertumbuhan mereka sehingga mereka dapat menghargai apa yang sudah Tuhan berikan dalam hidup mereka; sebagai laki-laki dan perempuan. Selain itu, agar remaja tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak baik dan berakibat buruk bagi kehidupan mereka.
Banyak orang mengatakan bahwa pendidikan seks itu bukan budaya kita. Padahal pendidikan itu sifatnya universal, bukan milik sebuah budaya tertentu. Ilmu pada dasarnya di mana-mana sama. Yang harus disesuaikan dengan budaya kita sebenarnya adalah cara penyampaiannya. Itu yang seharusnya dibahas.
Pendidikan seks yang seharusnya diberikan dari sekolah, dan keluarga, ataupun dari dokter akhirnya diambil perannya oleh media massa, dimana seks akhirnya dijadikan salah satu unsur penarik minat pembaca dan bahkan beberapa di antaranya ada media massa yang melulu menjual seks sebagai hiburan di samping ada media massa yang menyajikan masalah seks sebagai pendidikan dan hiburan, atau bahkan semata-mata pendidikan.
Untuk menanggapi hal tersebut penulis membuat proses perancangan pengolahan grafis pada media visual pendidikan seks remaja dengan target umur 13-15 tahun. Isinya mengenai masalah seksual yang berasal dari kehidupan remaja sehari-hari.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Sadarkah orangtua bahwa pendidikan seks itu perlu diberikan kepada anak mereka yang akan memasuki remaja?
2. Mengapa orangtua seringkali tidak membicarakan seks kepada anaknya?
(6)
3. Mengapa seringkali anak mendapatkan informasi yang tidak tepat mengenai pertanyaan mereka tentang seks?
4. Mengapa seringkali dalam penyampaian informasi anak merasa bingung dan tidak dapat menangkap informasi yang sebenarnya?
1.3 Rumusan Permasalah
1. Orangtua seringkali menganggap bahwa pendidikan seks itu tidak perlu diberikan kepada anaknya.
2. Budaya Indonesia menganggap bahwa seks itu tidak boleh dibicaraka pada kehidupan sehari-hari.
3. Kurangnya media dalam penyampaian informasi tentang seks sangat berpengaruh dalam jumah informasi yang bisa didapatkan oleh remaja 4. Pengolahan visual pada media yang memberikan pendidikan seksual
seringkali kurang baik sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman saat membacanya.
1.4 Tujuan Perancangan
- Permasalahan akan dibatasi pada strategi kreatif dengan pengolahan visual pada pembuatan media cetak yang mengandung ilmu pengetahuan yang didesain dengan baik.
- Target audience umum adalah anak perempuan pada periode masa remaja/ pubertas, yaitu pada usia 13-15 tahun (usia remaja)
1.5 Ruang Lingkup Perancangan
Pembuatan media visual tentang pengetahuan seks untuk anak ini bertujuan secara khusus membantu anak usia 13-15 tahun, untuk menghargai seks dan tubuhnya sendiri bertempat tinggal di kota-kota besar.
(7)
1.6 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui:
1.6.1 Studi lapangan (Field Research)
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data premier yang dijadikan sebagai data pedoman yang akan dilengkapi data sekunder, dilakukan dengan cara meninjau dan meneliti secara langsung lingkungan yang mencakup kegitan anak usia 13-15 tahun (usia remaja) yang menjadi target sasaran media. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Observasi, yaitu meninjau dan mengamati secara langsung kehidupan sosial
dan persepsi remaja mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan topik permasalahan.
b. Wawancara, berupa tanya jawab dengan pihak-pihak yang berkaitan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian.
1.6.2 Studi Literatur (Literatur research)
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data sekunder sebagai dasar dan pedoman yang dapat dipertanggungjawabkan dalam penelitian ini. Data sekunder diperoleh dengan membaca dan mempelajari literature-literatur, karya-karya ilmiah , koran, majalah, internet, dan buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti agar diperolah pemahaman yang lebih mendalam dan dapat memecahakan masalah dalam Tugas Akhir ini.
1.7 Sampel Penelitian
Populasi dan sample dalam penelitian merupakan sumber data. Karena populasi tidak terbatas luasnya, maka penelitian memilih sample terbatasa yaitu remaja yang beraal dari kota Jakarta yang dipilih secara acak tetapi berasal dari golongan social ekonomi menengah ke atas.
(8)
1.8 Kerangka Pikiran
(9)
KESIMPULAN dan SARAN
KESIMPULAN
Dalam menyampaikan suatu informasi yang berhubungan dengan tujuan social harus didasarkan pada fakta dan keadaan yang ada dalam perkembangan pola pikir dan kehidupan sehari-hari masyarakat yang menjadi target sasaran. Perihal seksual merupakan suatu hal yang tidak akan lepas dari kehidupan individu. Dimulai dari masa kelahiran juga sebenarnya informasi seksual dapat diberikan. Apa yang diberikan kepada seorang anak yang akan menjadi dewasa nantinya akan sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan tingkah lakunya. Karena itu informasi seksual yang baik, benar dan tepat harus dipegang oleh suatu badan yang mengenal kehidupan anak dan remaja secara baik dan dikenal oleh mereka sebagai suatu badan yang dekat dengan mereka.
Dalam mengolah datapun tidak terlepas dari batasan-batasan yang harus diperhatikan sehubungan dengan usia anak tersebut.
SARAN
Kepada pihak Universitas Kristen Maranatha, agar dalam proses penyediaan program Tugas Akhir dapat memperhatikan dari segi waktu, dosen pembimbing yang dipilih agar hail dari Tugas Akhir ini dapat maksimal
(10)
DAFTAR PUSTAKA
B. Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
B.Narendra, Moersintowarti, S.Sularyo, Titi, Soetjiningsih, Suyitno Hariyono,
Gde Ranuh, IG.N. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Bandung: CV. Agung Seto
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2001. Menjawab Pertanyaan Anak Anda Tentang Seks. Jakarta: PT.Grasindo
K.Smith, Peter, Cowie, Helen and Blades, Mark. 1998. Understanding Children’s Development, TJ. International Ltd, Padstow, Cornwall
M. Pd. LN Yusuf, Syamsu Dr. H. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
P. Granat, Jay PHD. 2003. Persuasive Advertising for Enterpreneurs and Small Business Owners. PT. Grafindo Persaja
R. Shaffer, David. 1999. Development Psychology Childhood and Adolescence. Fifth edition. Brooks Cole United States, America
http://www.yahoo.com// http://www.kingfisherpub.id
(1)
Dengan diperkenalkannya pendidikan seks, diharapkan anak-anak usia remaja ini dapat mengerti lebih jauh perkembangan psikologis dan biologis mereka dan mendapat jawaban yang tepat bagi perkembangan pertumbuhan mereka sehingga mereka dapat menghargai apa yang sudah Tuhan berikan dalam hidup mereka; sebagai laki-laki dan perempuan. Selain itu, agar remaja tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak baik dan berakibat buruk bagi kehidupan mereka.
Banyak orang mengatakan bahwa pendidikan seks itu bukan budaya kita. Padahal pendidikan itu sifatnya universal, bukan milik sebuah budaya tertentu. Ilmu pada dasarnya di mana-mana sama. Yang harus disesuaikan dengan budaya kita sebenarnya adalah cara penyampaiannya. Itu yang seharusnya dibahas.
Pendidikan seks yang seharusnya diberikan dari sekolah, dan keluarga, ataupun dari dokter akhirnya diambil perannya oleh media massa, dimana seks akhirnya dijadikan salah satu unsur penarik minat pembaca dan bahkan beberapa di antaranya ada media massa yang melulu menjual seks sebagai hiburan di samping ada media massa yang menyajikan masalah seks sebagai pendidikan dan hiburan, atau bahkan semata-mata pendidikan.
Untuk menanggapi hal tersebut penulis membuat proses perancangan pengolahan grafis pada media visual pendidikan seks remaja dengan target umur 13-15 tahun. Isinya mengenai masalah seksual yang berasal dari kehidupan remaja sehari-hari.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Sadarkah orangtua bahwa pendidikan seks itu perlu diberikan kepada anak mereka yang akan memasuki remaja?
2. Mengapa orangtua seringkali tidak membicarakan seks kepada anaknya?
(2)
3. Mengapa seringkali anak mendapatkan informasi yang tidak tepat mengenai pertanyaan mereka tentang seks?
4. Mengapa seringkali dalam penyampaian informasi anak merasa bingung dan tidak dapat menangkap informasi yang sebenarnya?
1.3 Rumusan Permasalah
1. Orangtua seringkali menganggap bahwa pendidikan seks itu tidak perlu diberikan kepada anaknya.
2. Budaya Indonesia menganggap bahwa seks itu tidak boleh dibicaraka pada kehidupan sehari-hari.
3. Kurangnya media dalam penyampaian informasi tentang seks sangat berpengaruh dalam jumah informasi yang bisa didapatkan oleh remaja 4. Pengolahan visual pada media yang memberikan pendidikan seksual
seringkali kurang baik sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman saat membacanya.
1.4 Tujuan Perancangan
- Permasalahan akan dibatasi pada strategi kreatif dengan pengolahan visual pada pembuatan media cetak yang mengandung ilmu pengetahuan yang didesain dengan baik.
- Target audience umum adalah anak perempuan pada periode masa remaja/ pubertas, yaitu pada usia 13-15 tahun (usia remaja)
1.5 Ruang Lingkup Perancangan
Pembuatan media visual tentang pengetahuan seks untuk anak ini bertujuan secara khusus membantu anak usia 13-15 tahun, untuk menghargai seks dan tubuhnya sendiri bertempat tinggal di kota-kota besar.
(3)
1.6 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui:
1.6.1 Studi lapangan (Field Research)
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data premier yang dijadikan sebagai data pedoman yang akan dilengkapi data sekunder, dilakukan dengan cara meninjau dan meneliti secara langsung lingkungan yang mencakup kegitan anak usia 13-15 tahun (usia remaja) yang menjadi target sasaran media. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Observasi, yaitu meninjau dan mengamati secara langsung kehidupan sosial
dan persepsi remaja mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan topik permasalahan.
b. Wawancara, berupa tanya jawab dengan pihak-pihak yang berkaitan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian.
1.6.2 Studi Literatur (Literatur research)
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data sekunder sebagai dasar dan pedoman yang dapat dipertanggungjawabkan dalam penelitian ini. Data sekunder diperoleh dengan membaca dan mempelajari literature-literatur, karya-karya ilmiah , koran, majalah, internet, dan buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti agar diperolah pemahaman yang lebih mendalam dan dapat memecahakan masalah dalam Tugas Akhir ini.
1.7 Sampel Penelitian
Populasi dan sample dalam penelitian merupakan sumber data. Karena populasi tidak terbatas luasnya, maka penelitian memilih sample terbatasa yaitu remaja yang beraal dari kota Jakarta yang dipilih secara acak tetapi berasal dari golongan social ekonomi menengah ke atas.
(4)
1.8 Kerangka Pikiran
(5)
KESIMPULAN dan SARAN
KESIMPULAN
Dalam menyampaikan suatu informasi yang berhubungan dengan tujuan social harus didasarkan pada fakta dan keadaan yang ada dalam perkembangan pola pikir dan kehidupan sehari-hari masyarakat yang menjadi target sasaran. Perihal seksual merupakan suatu hal yang tidak akan lepas dari kehidupan individu. Dimulai dari masa kelahiran juga sebenarnya informasi seksual dapat diberikan. Apa yang diberikan kepada seorang anak yang akan menjadi dewasa nantinya akan sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan tingkah lakunya. Karena itu informasi seksual yang baik, benar dan tepat harus dipegang oleh suatu badan yang mengenal kehidupan anak dan remaja secara baik dan dikenal oleh mereka sebagai suatu badan yang dekat dengan mereka.
Dalam mengolah datapun tidak terlepas dari batasan-batasan yang harus diperhatikan sehubungan dengan usia anak tersebut.
SARAN
Kepada pihak Universitas Kristen Maranatha, agar dalam proses penyediaan program Tugas Akhir dapat memperhatikan dari segi waktu, dosen pembimbing yang dipilih agar hail dari Tugas Akhir ini dapat maksimal
(6)
DAFTAR PUSTAKA
B. Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
B.Narendra, Moersintowarti, S.Sularyo, Titi, Soetjiningsih, Suyitno Hariyono,
Gde Ranuh, IG.N. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Bandung: CV. Agung Seto
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2001. Menjawab Pertanyaan Anak Anda Tentang Seks. Jakarta: PT.Grasindo
K.Smith, Peter, Cowie, Helen and Blades, Mark. 1998. Understanding Children’s Development, TJ. International Ltd, Padstow, Cornwall
M. Pd. LN Yusuf, Syamsu Dr. H. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
P. Granat, Jay PHD. 2003. Persuasive Advertising for Enterpreneurs and Small Business Owners. PT. Grafindo Persaja
R. Shaffer, David. 1999. Development Psychology Childhood and Adolescence. Fifth edition. Brooks Cole United States, America
http://www.yahoo.com// http://www.kingfisherpub.id