Studi Deskriptif Mengenai Achievement Goal Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama (Suatu Studi Pada Siswa-siswi Kelas 8 SMP X, Bandung).
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui Achievement Goal yang dominan yang dimiliki siswa-siswi kelas 8 SMP X Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling, dan sampel dalam penelitian ini berukuran 92 orang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner Achievement Goal. Alat ukur ini merupakan modifikasi dari alat ukur achievement goal yang dikembangkan oleh Elliot & McGregor (2001). Alat ukur ini terdiri atas 11 item, yang mengukur 4 jenis achievement goal dengan validitas alat ukur pada masing-masing jenis achievement goal yaitu antara 0,527 sampai dengan 0,760 dan reliabilitas alat ukur pada masing-masing jenis achievement goal adalah antara 0,689 sampai 0,862.
Hasil penelitian ini menggambarkan achievement goal yang dominan yang dimiliki oleh siswa-siswi kelas 8 SMP X Bandung adalah mastery avoidance goal, yang berarti siswa-siswi kelas 8 SMP X Bandung memiliki tujuan belajar untuk tetap menjaga kemampuannya dan berusaha untuk menghindari kegagalan tanpa mencari informasi lebih dalam dari apa yang dipelajarinya.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti mengajukan saran untuk dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada achievement goal.
(2)
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan ... i
Abstrak ... ii
Kata pengantar ... iii
Daftar isi... vi
Daftar gambar ... viii
Daftar tabel ... ix
Daftar lampiran ... x
BAB I Pendahuluan ... 1
1.1 Latar belakang masalah... 1
1.2 Identifikasi masalah ... 8
1.3 Maksud dan tujuan penelitian ... 8
1.4 Kegunaan penelitian... 9
1.5 Kerangka pemikiran... 9
1.6 Asumsi ... 17
BAB II Tinjauan Pustaka ... 18
2.1 Motif Berprestasi ... 18
2.1.1 Pengertian motif ... 18
2.1.2 Penggolongan motif... 19
2.1.3 Proses motif ... 21
2.1.4 Prinsip dasar motif... 23
(3)
2.1.6 Pengertian motif berprestasi ... 25
2.1.7 Proses motif berprestasi... 27
2.1.8 Perkembangan motif berprestasi pada remaja ... 34
2.1.9 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motif berprestasi... 35
2.2 Achievement goal ... 37
2.2.1 Jenis achievement goal ... 39
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi achievement goal ... 43
2.3. Masa remaja ... 46
2.3.1 Pengertian remaja... 46
2.3.2 Ciri-ciri umum masa remaja ... 46
2.3.3 Perkembangan kognitif pada masa remaja... 48
2.3.4 Tahap perkembangan remaja menurut Erikson ... 49
BAB III Metodologi penelitian ... 51
3.1 Rancangan penelitian... 51
3.2 Variabel penelitian dan definisi operasional ... 52
3.3 Alat ukur ... 53
3.3.1 Kuesioner ... 53
3.3.2 Data pribadi dan data penunjang... 54
3.3.3 Validitas dan reliabilitas alat ukur ... 54
3.3.3.1 Validitas alat ukur... 54
3.3.3.2 Reliabilitas alat ukur... 55
3.4 Populasi sasaran dan teknik penarikan sampel... 57
(4)
3.4.2 Karakteristik populasi... 57
3.4.3 Penarikan sampel... 57
3.5 Teknik analisis... 57
BAB IV Hasil dan pembahasan ... 59
4.1 Gambaran responden ... 59
4.2 Hasil penelitian... 61
4.3 Pembahasan ... 64
BAB V Kesimpulan dan saran ... 73
5.1 Kesimpulan... 73
5.2 Saran ... 74
Daftar pustaka ... 76
Daftar rujukan ... 78 Lampiran
(5)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema kerangka pikir... 16 Gambar 2.1 Skema siklus motif... 22 Gambar 3.1 Skema desain penelitian... 51
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jenis item dalam achievement goal questionnaire... 53
Tabel 3.2 Kriteria validitas item ... 55
Tabel 3.3 Nilai validitas alat ukur... 55
Tabel 3.4 Kriteria reliabilitas alat ukur ... 56
Tabel 3.5 Reliabilitas alat ukur ... 56
Tabel 4.1 Tabel persentase responden berdasarkan jenis kelamin... 59
Tabel 4.2 Tabel persentase usia responden... 60
Tabel 4.3 Tabel persentase responden berdasarkan suku bangsa ... 60
Tabel 4.4 Tabel persentase achievement goal siswa kelas 8 SMP X Bandung 61 Tabel 4.5 Tabel persentase responden berdasarkan keyakinan dapat mengikuti pelajaran dengan baik ... 62
Tabel 4.6 Tabel persentase responden berdasarkan pandangan mengenai kecerdasaan ... 62
Tabel 4.7 Tabel persentase responden berdasarkan perasaan khawatir ditolak teman-teman... 63
Tabel 4.8 Tabel persentase responden berdasarkan pendidikan ayah... 63
Tabel 4.9 Tabel persentase keyakinan dapat mengikuti pelajaran... 69
Tabel 4.10 Tabel persentase pandangan mengenai kecerdasan ... 70
Tabel 4.11 Tabel persentase penolakan dari teman ... 71
Tabel 4.12 Tabel persentase pendidikan ayah ... 72
(7)
DAFTAR LAMPIRAN
Alat ukur Achievement Goal
Analisis validitas dan reliabilitas alat ukur
Tabel data pribadi
Tabel data penunjang
Data kuesioner achievement goal
Hasil pengolahan data kuesioner achievement goal
(8)
Alat Ukur
ACHIEVEMENT
GOAL
Isilah atau beri tanda silang (X) pada kotak yang disediakan sesuai dengan keadaan diri Anda !
1. Jenis kelamin : Laki‐laki Perempuan
2. Usia : ________________tahun
3. Suku bangsa : Sunda Jawa Betawi Batak
Tionghoa Lain‐lain, sebutkan ______________
4. Dalam banyak hal, saya terdorong untuk mencapai prestasi yang tinggi.
Ya Tidak
5. Saya dicekam oleh ketakutan akan mengalami kegagalan.
Sering Jarang Tidak pernah
6. Saya yakin dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
Sering Jarang Tidak pernah
7. Saya memandang diri saya :
Pandai Kurang pandai
8. Menurut saya, kecerdasan adalah sesuatu yang :
Dapat ditingkatkan menetap
9. Bagi saya, bergaul dengan teman‐teman merupakan hal yang :
Sangat penting Cukup penting Kurang penting
10.Saya merasa khawatir ditolak oleh teman‐teman.
Sering Kadang‐kadang T
11.Kondisi ekonomi keluarga saya :
Tinggi Sedang Rendah
(9)
13.Pendidikan Ibu :
SD SMP SMA S1 S2 S3
14.Menurut Anda, fasilitas belajar di rumah :
Sangat memadai
Cukup memadai
Kurang memadai
Sama sekali tidak memadai
15.Menurut Anda, suasana belajar di rumah saat ini :
Sangat mendukung untuk belajar
Cukup mendukung untuk belajar
Kurang mendukung untuk belajar
(10)
Berikan jawaban Anda untuk 12 pertanyaan di bawah ini berdasarkan skala antara 1 (sama sekali tidak menggambarkan diri saya) dan 7 (sangat menggambarkan diri saya) dengan memberikan tanda silang (X) pada angka yang paling sesuai dengan diri Anda. Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk pernyataan‐pernyataan berikut ini. Kami ingin mengetahui apa yang Anda alami.
Sama sekali tidak
menggambarkan diri saya
Sangat menggambarkan diri saya
No. Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
1.
Mendapatkan nilai yang lebih tinggi daripada siswa‐siswi
lain di kelas, merupakan hal yang penting untuk saya. 1 2 3 4 5 6 7 2.
Berprestasi lebih baik dibandingkan dengan siswa‐siswi
lain di kelas, merupakan hal yang penting bagi saya. 1 2 3 4 5 6 7 3.
Saya memiliki target untuk mendapatkan nilai‐nilai yang
lebih baik daripada kebanyakan siswa lain. 1 2 3 4 5 6 7
4.
Agar tidak terlihat bodoh di mata teman‐teman saya merupakan hal penting bagi saya. Oleh karena itu saya berusaha untuk mendapatkan nilai baik.
1 2 3 4 5 6 7
5.
Tidak diremehkan oleh teman‐teman merupakan hal yang penting bagi saya. Oleh karena itu saya berusaha untuk berprestasi baik.
1 2 3 4 5 6 7
6.
Agar tidak dinilai bodoh oleh guru merupakan hal yang penting bagi saya. Oleh karena itu saya berusaha untuk berprestasi baik.
1 2 3 4 5 6 7
7.
Mempelajari sebanyak mungkin pengetahuan pada setiap mata pelajaran, merupakan hal yang penting bagi saya.
1 2 3 4 5 6 7
8.
Memahami materi pelajaran sedalam mungkin, penting
(11)
9.
Menguasai sepenuhnya materi‐materi yang diberikan di
kelas, sangat penting bagi saya. 1 2 3 4 5 6 7
10.
Mempelajari secukupnya materi pelajaran agar dapat mengikuti penjelasan guru di kelas, merupakan hal yang penting bagi saya.
1 2 3 4 5 6 7
11.
Saya belajar secukupnya agar tetap mengingat materi
yang sudah diajarkan di kelas. 1 2 3 4 5 6 7
12.
Mempelajari materi yang diajarkan guru sudah cukup bagi saya. Oleh karena itu saya tidak mencari informasi dari sumber lain.
1 2 3 4 5 6 7
(12)
TABEL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR ACHIEVEMENT GOAL
Performance Approach Goal
Tabel korelasi antar item Performance Approach Goal
Item 1 Item 2 Item 3
Item 1 1,000
Item 2 0,588 1,000
Item 3 0,566 0,760 1,000
Nilai Reliabilitas = 0,842
Performance Avoidance Goal
Tabel korelasi antar item Performance Avoidance Goal
Item 4 Item 5 Item 6
Item 4 1,000
Item 5 0,551 1,000
Item 6 0,555 0,544 1,000
Nilai Reliabilitas = 0,784
Mastery Approach Goal
Tabel korelasi antar item Mastery Approach Goal
Item 7 Item 8 Item 9
Item 7 1,000
Item 8 0,727 1,000
Item 9 0,606 0,701 1,000
(13)
Mastery Avoidance Goal
Tabel korelasi antar item Mastery Avoidance Goal
Item 10 Item 11 Item 12
Item 10 1,000
Item 11 0,527 1,000
Item 12 ‐0,786 ‐0,267 1,000
Nilai Reliabilitas sebelum item 12 dibuang = 0,275
(14)
TABEL DATA PRIBADI
No. Responden
Jenis
kelamin Usia Suku bangsa
1
Laki‐laki 15
Non Tionghoa
2
Perempuan 14
Tionghoa
3
Laki‐laki 14
Non Tionghoa
4
Perempuan 14
Non Tionghoa
5
Perempuan 13
Tionghoa
6
Perempuan 13
Tionghoa
7
Perempuan 13
Tionghoa
8
Perempuan 14
Campuran
9
Perempuan 14
Non Tionghoa
10
Perempuan 14
Non Tionghoa
11
Perempuan 15
Tionghoa
12
Laki‐laki 14
Campuran
13
Laki‐laki 13
Non Tionghoa
14
Laki‐laki 15
Tionghoa
15
Laki‐laki 14
Tionghoa
16
Laki‐laki 15
Campuran
17
Laki‐laki 14
Non Tionghoa
18
Laki‐laki 16
Non Tionghoa
19
Perempuan 14
Tionghoa
20
Perempuan 14
Tionghoa
21
Perempuan 15
Non Tionghoa
22
Perempuan 14
Tionghoa
23
Perempuan 14
Tionghoa
24
Laki‐laki 14
Tionghoa
25
Laki‐laki 14
Non Tionghoa
26
Laki‐laki 13 Non Tionghoa
27
Perempuan 14 Tionghoa
28
Perempuan 13 Non Tionghoa
29
Perempuan 14 Non Tionghoa
30
Perempuan 14 Tionghoa
31
Perempuan 13 Non Tionghoa
32
Laki‐laki 14 Tionghoa
(15)
No. Responden
Jenis
kelamin Usia Suku bangsa
34
Laki‐laki 15 Non Tionghoa
35
Perempuan 13 Tionghoa
36
Perempuan 13 Tionghoa
37
Perempuan 14 Non Tionghoa
38
Perempuan 14 Tionghoa
39
Laki‐laki 15 Tionghoa
40
Laki‐laki 15 Non Tionghoa
41
Perempuan 14 Tionghoa
42
Laki‐laki 14 Tionghoa
43
Laki‐laki 14 Tionghoa
44
Laki‐laki 14 Non Tionghoa
45
Laki‐laki 15 Campuran
46
Laki‐laki 14 Tionghoa
47
Laki‐laki 15 Tionghoa
48
Laki‐laki 13 Non Tionghoa
49
Laki‐laki 13 Non Tionghoa
50
Laki‐laki 14 Non Tionghoa
51
Laki‐laki 14 Non Tionghoa
52
Laki‐laki 13 Non Tionghoa
53
Perempuan 13 Non Tionghoa
54
Perempuan 13 Tionghoa
55
Laki‐laki 14 Non Tionghoa
56
Perempuan 14 Tionghoa
57
Perempuan 14 Non Tionghoa
58
Perempuan 14 Tionghoa
59
Perempuan 14 Non Tionghoa
60
Perempuan 14 Tionghoa
61
Perempuan 14 Tionghoa
62
Laki‐laki 15 Non Tionghoa
63
Laki‐laki 14 Tionghoa
64
Perempuan 14 Non Tionghoa
65
Laki‐laki 16 Tionghoa
66
Laki‐laki 15 Tionghoa
67
Laki‐laki 15 Non Tionghoa
68
Laki‐laki 15 Tionghoa
69
Laki‐laki 14 Non Tionghoa
70
Laki‐laki 13 Tionghoa
(16)
No. Responden
Jenis
kelamin Usia Suku bangsa
72
Perempuan 14 Non Tionghoa
73
Perempuan 13 Non Tionghoa
74
Perempuan 14 Tionghoa
75
Perempuan 14 Tionghoa
76
Perempuan 14 Tionghoa
77
Perempuan 14 Campuran
78
Laki‐laki 15 Tionghoa
79
Laki‐laki 13 Non Tionghoa
80
Laki‐laki 14 Non Tionghoa
81
Laki‐laki 14 Tionghoa
82
Laki‐laki 14 Tionghoa
83
Laki‐laki 14 Tionghoa
84
Laki‐laki 14 Campuran
85
Laki‐laki 14 Tionghoa
86
Perempuan 14 Tionghoa
87
Perempuan 15 Tionghoa
88
Laki‐laki 14 Non Tionghoa
89
Perempuan 13 Non Tionghoa
90
Perempuan 14 Tionghoa
91
Laki‐laki 13 Tionghoa
92
Laki‐laki 14 Tionghoa
(17)
(18)
TABEL DATA PENUNJANG
No. Responden Terdorong untuk berprestasi tinggi Dicekam ketakutan Yakin dapat mengikuti pelajaran
Memandang diri pandai / kurang
pandai Memandang kecerdasan (dapat/tidak dapat ditingkatkan)
Derajat penting bergaul
Merasa khawatir ditolak teman 1 Ya Jarang Sering Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 2 Ya Jarang Sering Kurang pandai Dapat Cukup penting Sering 3 Tidak Tidak
pernah Sering Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 4 Ya Jarang Sering Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 5 Ya Jarang Sering Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 6 Ya Sering Sering Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 7 Ya Sering Jarang Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 8 Ya Sering Sering Kurang pandai Dapat Sangat penting Sering 9 Ya Sering Sering Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 10 Ya Jarang Sering Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 11 Ya Jarang Sering Pandai Dapat Cukup penting Kadang‐kadang 12 Ya Jarang Jarang Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 13 Ya Sering Jarang Kurang pandai Dapat Cukup penting Tidak pernah
(19)
No. Responden Terdorong untuk berprestasi tinggi Dicekam ketakutan Yakin dapat mengikuti pelajaran
Memandang diri pandai / kurang
pandai Memandang kecerdasan (dapat/tidak dapat ditingkatkan)
Derajat penting bergaul
Merasa khawatir ditolak teman
14 Ya Tidak
pernah Sering Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 15 Ya Jarang Sering Pandai Dapat Cukup penting Kadang‐kadang 16 Ya Sering Sering Kurang pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 17 Ya Jarang Jarang Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 18 Tidak Sering Jarang Kurang pandai Dapat Cukup penting Tidak pernah 19 Ya Sering Jarang Kurang pandai Dapat Cukup penting Kadang‐kadang 20 Ya Jarang Sering Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 21 Ya Jarang Sering Kurang pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 22 Tidak Jarang Sering Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 23 Tidak Jarang Sering Pandai Dapat Sangat penting Sering 24 Ya Sering Jarang Kurang pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 25 Tidak Jarang Jarang Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 26 Ya Sering Sering Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 27 Tidak Jarang Jarang Pandai Dapat Sangat penting Sering 28 Ya Jarang Jarang Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 29 Ya Jarang Jarang Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 30 Ya Jarang Sering Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 31 Tidak Sering Tidak
pernah Kurang pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 32 Ya Sering Jarang Kurang pandai Dapat Cukup penting Kadang‐kadang
(20)
No. Responden Terdorong untuk berprestasi tinggi Dicekam ketakutan Yakin dapat mengikuti pelajaran
Memandang diri pandai / kurang
pandai Memandang kecerdasan (dapat/tidak dapat ditingkatkan)
Derajat penting bergaul
Merasa khawatir ditolak teman 33 Ya Jarang Jarang Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 34 Ya Sering Jarang Kurang pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 35 Ya Jarang Jarang Kurang pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 36 Ya Jarang Sering Kurang pandai Dapat Cukup penting Tidak pernah 37 Ya Jarang Sering Kurang pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 38 Ya Jarang Sering Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 39 Ya Jarang Sering Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 40 Ya Jarang Sering Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah
41 Ya Tidak
pernah Sering Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 42 Ya Jarang Jarang Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 43 Ya Sering Sering Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah
44 Ya Tidak
pernah Sering Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 45 Ya Jarang Jarang Kurang pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 46 Ya Jarang Sering Kurang pandai Dapat Cukup penting Tidak pernah 47 Tidak Jarang Sering Kurang pandai Dapat Cukup penting Kadang‐kadang 48 Ya Sering Sering Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 49 Ya Sering Jarang Kurang pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 50 Ya Jarang Jarang Kurang pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 51 Ya Sering Sering Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 52 Ya Jarang Jarang Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah
(21)
No. Responden Terdorong untuk berprestasi tinggi Dicekam ketakutan Yakin dapat mengikuti pelajaran
Memandang diri pandai / kurang
pandai Memandang kecerdasan (dapat/tidak dapat ditingkatkan)
Derajat penting bergaul
Merasa khawatir ditolak teman 53 Ya Sering Jarang Kurang pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 54 Ya Sering Jarang Kurang pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 55 Ya Sering Jarang Kurang pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 56 Ya Sering Jarang Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 57 Ya Jarang Sering Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang
58 Ya Tidak
pernah Sering Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang
59 Ya Tidak
pernah Sering Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 60 Ya Jarang Sering Kurang pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 61 Ya Sering Sering Kurang pandai Dapat Cukup penting Tidak pernah 62 Ya Jarang Sering Pandai Dapat Cukup penting Kadang‐kadang 63 Ya Sering Jarang Kurang pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 64 Ya Sering Jarang Kurang pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 65 Ya Sering Jarang Kurang pandai Dapat Sangat penting Sering 66 Ya Jarang Sering Kurang pandai Dapat Sangat penting Sering 67 Ya Sering Jarang Kurang pandai Dapat Sangat penting Sering 68 Ya Jarang Sering Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 69 Ya Jarang Jarang Kurang pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 70 Ya Sering Sering Pandai Tidak dapat Cukup penting Kadang‐kadang 71 Ya Jarang Sering Kurang pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 72 Ya Jarang Jarang Pandai Dapat Cukup penting Kadang‐kadang
(22)
No. Responden Terdorong untuk berprestasi tinggi Dicekam ketakutan Yakin dapat mengikuti pelajaran
Memandang diri pandai / kurang
pandai Memandang kecerdasan (dapat/tidak dapat ditingkatkan)
Derajat penting bergaul
Merasa khawatir ditolak teman 73 Ya Jarang Sering Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 74 Ya Sering Sering Kurang pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 75 Ya Sering Sering Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 76 Ya Jarang Jarang Pandai Dapat Cukup penting Kadang‐kadang 77 Ya Jarang Sering Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 78 Tidak Jarang Jarang Kurang pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 79 Ya Sering Sering Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 80 Ya Jarang Jarang Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 81 Ya Sering Jarang Kurang pandai Dapat Cukup penting Tidak pernah 82 Ya Sering Jarang Kurang pandai Dapat Cukup penting Tidak pernah 83 Ya Jarang Jarang Pandai Dapat Cukup penting Tidak pernah 84 Ya Sering Sering Kurang pandai Dapat Cukup penting Tidak pernah 85 Ya Jarang Jarang Kurang pandai Tidak dapat Cukup penting Kadang‐kadang 86 Ya Sering Sering Pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 87 Tidak Jarang Jarang Kurang pandai Dapat Cukup penting Tidak pernah 88 Ya Jarang Jarang Pandai Dapat Cukup penting Kadang‐kadang 89 Ya Jarang Sering Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 90 Tidak Jarang Sering Kurang pandai Dapat Sangat penting Kadang‐kadang 91 Ya Sering Jarang Pandai Dapat Sangat penting Tidak pernah 92 Tidak Jarang Tidak
(23)
No. Responden
Status ekonomi keluarga
Pendidikan Ayah
Pendidikan Ibu
Fasilitas belajar di
rumah Suasana belajar di rumah
1 Sedang S1 S1 Cukup memadai Cukup mendukung
2 Rendah S1 SMA Cukup memadai Cukup mendukung
3 Sedang S1 SMA Cukup memadai Cukup mendukung
4 Sedang S1 SMA Cukup memadai Cukup mendukung
5 Sedang SMA S1 Cukup memadai Sangat mendukung
6 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung
7 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung
8 Sedang SMA SMA Cukup memadai Kurang mendukung
9 Sedang S2 S1 Sangat memadai Sangat mendukung
10 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung 11 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung 12 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung 13 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung 14 Sedang SMA SMA Kurang memadai Kurang mendukung 15 Sedang SMA SMA Kurang memadai Kurang mendukung
16 Tinggi S1 S2 Sangat memadai Kurang mendukung
17 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung 18 Sedang SMA SMP Cukup memadai Kurang mendukung
19 Sedang SMA S1 Cukup memadai Cukup mendukung
(24)
No. Responden
Status ekonomi keluarga
Pendidikan Ayah
Pendidikan Ibu
Fasilitas belajar di
rumah Suasana belajar di rumah
21 Sedang S1 SMA Cukup memadai Cukup mendukung
22 Sedang S1 S2 Cukup memadai Cukup mendukung
23 Sedang S1 S1 Cukup memadai Cukup mendukung
24 Sedang SMA S1 Cukup memadai Cukup mendukung
25 Sedang S2 S2 Cukup memadai Cukup mendukung
26 Rendah SMA SMA Kurang memadai Cukup mendukung
27 Sedang S1 S1 Sangat memadai Sangat mendukung
28 Sedang S1 SMA Cukup memadai Cukup mendukung
29 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung 30 Sedang SMA SMA Cukup memadai Sangat mendukung
31 Sedang S1 S1 Sangat memadai Sangat mendukung
32 Sedang SMP SMP Cukup memadai Cukup mendukung
33 Sedang S1 SMA Cukup memadai Sangat mendukung
34 Sedang S1 S1 Cukup memadai Kurang mendukung
35 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung 36 Sedang SMA SMA Sangat memadai Cukup mendukung
37 Sedang S1 SMA Sangat memadai Sangat mendukung
38 Sedang S1 S1 Sangat memadai Sangat mendukung
39 Sedang SMA SMA Kurang memadai Sama sekali tidak mendukung 40 Sedang SMA SMA Kurang memadai Sama sekali tidak mendukung
41 Sedang S1 SMA Cukup memadai Cukup mendukung
(25)
No. Responden
Status ekonomi keluarga
Pendidikan Ayah
Pendidikan Ibu
Fasilitas belajar di
rumah Suasana belajar di rumah
43 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung
44 Sedang S1 SMA Sangat memadai Sangat mendukung
45 Sedang S1 S1 Sangat memadai Sangat mendukung
46 Sedang S1 S1 Sangat memadai Sangat mendukung
47 Sedang S1 S1 Cukup memadai Cukup mendukung
48 Sedang S1 S1 Cukup memadai Cukup mendukung
49 Sedang S1 S1 Cukup memadai Cukup mendukung
50 Sedang SMA SMA Kurang memadai Kurang mendukung
51 Sedang S1 S1 Sangat memadai Sangat mendukung
52 Sedang S1 S1 Cukup memadai Cukup mendukung
53 Sedang SMA S1 Cukup memadai Cukup mendukung
54 Sedang S1 S1 Sangat memadai Cukup mendukung
55 Sedang S1 S1 Cukup memadai Cukup mendukung
56 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung 57 Sedang SMA SMA Sangat memadai Sangat mendukung 58 Sedang SMA SMA Cukup memadai Kurang mendukung
59 Sedang S2 S1 Cukup memadai Cukup mendukung
60 Sedang S2 S2 Cukup memadai Sangat mendukung
61 Sedang S2 SMA Cukup memadai Cukup mendukung
62 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung 63 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung
(26)
No. Responden
Status ekonomi keluarga
Pendidikan Ayah
Pendidikan Ibu
Fasilitas belajar di
rumah Suasana belajar di rumah
65 Sedang S1 S1 Sama sekali tidak memadai Kurang mendukung
66 Rendah S1 S1 Kurang memadai Kurang mendukung
67 Rendah SMA SMP Kurang memadai Cukup mendukung 68 Sedang SMA SMA Cukup memadai Sangat mendukung 69 Sedang SMA SMA Cukup memadai Kurang mendukung
70 Sedang S1 SMA Cukup memadai Kurang mendukung
71 Sedang SMP SMA Cukup memadai Cukup mendukung
72 Sedang S1 S1 Cukup memadai Cukup mendukung
73 Sedang S2 S2 Cukup memadai Cukup mendukung
74 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung
75 Sedang S1 S1 Sangat memadai Sangat mendukung
76 Sedang S1 S1 Cukup memadai Cukup mendukung
77 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung
78 Tinggi S1 S1 Sangat memadai Cukup mendukung
79 Sedang S1 SMA Cukup memadai Kurang mendukung
80 Sedang S1 SMA Cukup memadai Cukup mendukung
81 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung 82 Sedang SMA SMA Cukup memadai Kurang mendukung 83 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung
84 Sedang S1 SMA Cukup memadai Kurang mendukung
85 Sedang S1 SMA Cukup memadai Sama sekali tidak mendukung 86 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung
(27)
No. Responden
Status ekonomi keluarga
Pendidikan Ayah
Pendidikan Ibu
Fasilitas belajar di
rumah Suasana belajar di rumah
87 Sedang SMA S1 Cukup memadai Cukup mendukung
88 Tinggi S1 S1 Sangat memadai Cukup mendukung
89 Sedang SMA SMA Cukup memadai Cukup mendukung 90 Rendah SMA SMA Cukup memadai Kurang mendukung
91 Sedang S2 S1 Cukup memadai Cukup mendukung
92 Sedang SMA SMP Cukup memadai Kurang mendukung
(28)
DATA KUESIONER ACHIEVEMENT GOAL
Performance Approach Performance Avoidance Mastery Approach Mastery Avoidance
No.
Responden Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11
1 2 1 2 5 6 5 2 3 4 5 4
2 3 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4
3 4 5 4 5 5 4 3 5 4 4 4
4 6 7 6 7 6 6 3 4 4 5 5
5 7 5 6 4 4 3 6 4 4 2 3
6 7 7 7 7 7 7 6 7 7 6 6
7 5 5 5 5 7 5 3 5 3 5 3
8 7 7 7 6 5 5 3 4 4 4 6
9 5 5 4 3 3 5 5 5 4 5 6
10 5 5 6 7 7 6 4 6 6 7 7
11 5 5 6 4 5 4 3 4 4 4 3
12 4 4 4 5 5 5 5 4 4 6 6
13 7 7 7 7 4 7 7 7 7 3 4
14 6 6 7 7 7 7 6 7 6 5 5
15 7 3 7 5 5 5 2 6 6 7 1
16 7 7 6 7 7 6 7 7 6 6 6
17 5 5 6 6 6 5 5 4 4 4 4
(29)
Performance Approach Performance Avoidance Mastery Approach Mastery Avoidance No.
Responden Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11
19 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3
20 4 4 7 3 4 4 6 6 5 2 2
21 7 7 7 7 7 7 5 5 5 7 7
22 7 7 5 4 4 3 3 3 3 3 4
23 7 7 7 1 7 7 1 1 1 7 7
24 5 3 4 1 1 4 3 3 3 6 6
25 3 2 4 6 5 5 1 1 1 4 5
26 7 7 7 1 4 5 7 7 7 4 4
27 2 2 2 3 2 4 3 3 5 5 5
28 3 7 7 4 3 4 6 7 5 7 5
29 3 7 7 6 6 6 6 5 5 7 5
30 6 6 6 6 6 5 5 5 5 6 6
31 6 6 6 6 6 6 6 5 5 6 6
32 4 4 5 6 4 6 2 4 4 5 7
33 4 7 7 1 7 4 7 7 4 4 4
34 4 5 5 5 5 5 5 5 6 5 6
35 4 6 7 2 2 3 7 7 7 4 4
36 6 7 7 5 5 5 6 6 6 4 4
37 7 5 4 7 7 6 5 4 1 6 2
38 7 7 7 7 7 6 5 5 6 6 6
39 6 7 7 6 6 6 5 6 7 6 6
40 6 7 7 7 7 7 6 6 6 6 6
(30)
Performance Approach Performance Avoidance Mastery Approach Mastery Avoidance
No.
Responden Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11
42 6 4 5 6 6 4 4 7 6 5 5
43 7 7 7 7 7 5 7 6 6 2 2
44 6 6 6 4 6 6 7 7 7 6 7
45 5 5 5 6 7 6 7 6 5 5 6
46 5 5 6 6 5 6 5 5 5 5 5
47 5 5 6 6 5 5 5 5 7 6 7
48 5 5 6 5 5 5 4 6 5 4 4
49 5 4 4 6 5 4 3 4 5 6 6
50 5 5 6 6 5 5 5 5 6 6 6
51 6 5 7 5 7 4 4 6 1 7 7
52 4 4 5 4 6 4 4 5 4 5 6
53 4 4 4 5 5 5 4 5 4 7 7
54 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5
55 4 4 4 5 5 5 4 4 3 3 4
56 4 5 6 4 7 5 3 5 2 7 7
57 5 6 6 5 5 5 4 4 4 6 6
58 4 4 5 5 6 6 6 5 6 5 6
59 5 6 7 5 6 4 7 7 6 6 7
60 5 5 7 5 5 6 7 7 7 6 7
61 7 1 1 7 6 7 7 6 6 1 7
62 5 4 4 5 4 4 2 1 1 3 5
63 5 3 4 5 6 3 2 1 1 3 5
(31)
Performance Approach Performance Avoidance Mastery Approach Mastery Avoidance
No.
Responden Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11
65 4 5 4 7 7 4 3 4 7 5 1
66 5 4 6 4 7 3 4 5 3 5 6
67 5 4 6 7 6 7 7 6 4 2 1
68 4 5 6 5 5 5 4 4 5 4 5
69 1 1 1 3 3 2 1 1 2 4 5
70 5 4 5 5 3 6 2 5 4 6 4
71 5 5 5 4 3 2 2 3 4 5 5
72 5 5 4 5 5 6 4 4 4 6 7
73 7 7 7 6 7 7 6 6 6 6 7
74 6 6 6 5 5 5 7 7 7 6 4
75 4 4 7 7 7 7 4 4 5 7 5
76 4 4 7 7 7 7 4 5 5 4 2
77 5 5 4 6 6 6 4 5 6 7 6
78 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 3
79 5 5 5 4 5 6 5 6 6 7 7
80 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
81 4 5 6 5 5 5 4 4 5 4 5
82 4 5 6 5 5 5 4 4 5 4 5
83 5 5 6 6 5 5 4 4 4 3 3
84 6 5 6 3 7 5 5 4 6 5 3
85 4 5 7 3 2 3 6 6 5 2 2
86 4 5 4 6 6 5 3 3 2 7 7
(32)
Performance Approach Performance Avoidance Mastery Approach Mastery Avoidance
No.
Responden Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11
88 7 4 7 5 5 1 1 7 7 1 7
89 5 4 6 7 5 6 5 6 4 4 4
90 3 3 3 4 4 4 5 4 5 4 1
91 2 3 3 4 5 5 2 3 3 3 2
92 4 3 4 3 4 3 5 3 5 2 2
(33)
HASIL PENGOLAHAN DATA KUESIONER ACHIEVEMENT GOAL
Rata‐rata No.
Responden Performance
Approach
Performance Avoidance
Mastery Approach
Mastery Avoidance
Achievement Goal yang dominan 1 1.67 1.67 5.33 3 Performance Avoidance
2 4 4 4.67 4 Performance Avoidance
3 4.33 4.33 4.67 4 Performance Avoidance
4 6.33 6.33 6.33 3.67 Performance Approach & Performance Avoidance
5 6 6 3.67 4.67 Performance Approach
6 7 7 7 6.67 Performance Approach & Performance Avoidance
7 5 5 5.67 3.67 Performance Avoidance
8 7 7 5.33 3.67 Performance Approach
9 4.67 4.67 3.67 4.67 Mastery Avoidance 10 5.33 5.33 6.67 5.33 Mastery Avoidance 11 5.33 5.33 4.33 3.67 Performance Approach
12 4 4 5 4.33 Mastery Avoidance
13 7 7 6 7 Mastery Approach
14 6.33 6.33 7 6.33 Performance Avoidance 15 5.67 5.67 5 4.67 Performance Approach
16 6.67 6.67 6.67 6.67 Performance Approach, Performance Avoidance, & Mastery Approach 17 5.33 5.33 5.67 4.33 Performance Avoidance
18 1.67 1.67 2.67 1.67 Mastery Avoidance
(34)
Rata‐rata No.
Responden Performance
Approach
Performance Avoidance
Mastery Approach
Mastery Avoidance
Achievement Goal yang dominan
20 5 5 3.67 5.67 Mastery Approach
21 7 7 7 5 Performance Approach, Performance Avoidance, & Mastery Avoidance 22 6.33 6.33 3.67 3 Performance Approach
23 7 7 5 1 Performance Approach & Mastery Avoidance
24 4 4 2 3 Mastery Avoidance
25 3 3 5.33 1 Performance Avoidance
26 7 7 3.33 7 Performance Approach & Mastery Approach
27 2 2 3 3.67 Mastery Avoidance
28 5.67 5.67 3.67 6 Mastery Approach & Mastery Avoidance 29 5.67 5.67 6 5.33 Performance Avoidance & Mastery Avoidance 30 6 6 5.67 5 Performance Approach & Mastery Avoidance
31 6 6 6 5.33 Performance Approach, Performance Avoidance, & Mastery Avoidance 32 4.33 4.33 5.33 3.33 Mastery Avoidance
33 6 6 4 6 Performance Approach & Mastery Approach 34 4.67 4.67 5 5.33 Mastery Avoidance
35 5.67 5.67 2.33 7 Mastery Approach
36 6.67 6.67 5 6 Performance Approach
37 5.33 5.33 6.67 3.33 Performance Avoidance
38 7 7 6.67 5.33 Performance Approach
39 6.67 6.67 6 6 Performance Approach
40 6.67 6.67 7 6 Performance Avoidance
41 4 4 5 4.67 Performance Avoidance & Mastery Avoidance
(35)
Rata‐rata No.
Responden Performance
Approach
Performance Avoidance
Mastery Approach
Mastery Avoidance
Achievement Goal yang dominan
43 7 7 6.33 6.33 Performance Approach
44 6 6 5.33 7 Mastery Approach
45 5 5 6.33 6 Performance Avoidance
46 5.33 5.33 5.67 5 Performance Avoidance 47 5.33 5.33 5.33 5.67 Mastery Avoidance
48 5.33 5.33 5 5 Performance Approach
49 4.33 4.33 5 4 Mastery Avoidance
50 5.33 5.33 5.33 5.33 Mastery Avoidance
51 6 6 5.33 3.67 Mastery Avoidance
52 4.33 4.33 4.67 4.33 Mastery Avoidance
53 4 4 5 4.33 Mastery Avoidance
54 4 4 5 4.33 Performance Avoidance & Mastery Avoidance
55 4 4 5 3.67 Performance Avoidance
56 5 5 5.33 3.33 Mastery Avoidance
57 5.67 5.67 5 4 Mastery Avoidance
58 4.33 4.33 5.67 5.67 Performance Avoidance & Mastery Approach
59 6 6 5 6.67 Mastery Approach
60 5.67 5.67 5.33 7 Mastery Approach
61 3 3 6.67 6.33 Performance Avoidance
62 4.33 4.33 4.33 1.33 Performance Approach & Performance Avoidance
63 4 4 4.67 1.33 Performance Avoidance
64 6.67 6.67 6.67 2 Performance Approach & Performance Avoidance 65 4.33 4.33 6 4.67 Performance Avoidance
(36)
Rata‐rata No.
Responden Performance
Approach
Performance Avoidance
Mastery Approach
Mastery Avoidance
Achievement Goal yang dominan
66 5 5 4.67 4 Mastery Avoidance
67 5 5 6.67 5.67 Performance Avoidance
68 5 5 5 4.33 Performance Approach & Performance Avoidance
69 1 1 2.67 1.33 Mastery Avoidance
70 4.67 4.67 4.67 3.67 Mastery Avoidance
71 5 5 3 3 Performance Approach & Mastery Avoidance 72 4.67 4.67 5.33 4 Mastery Avoidance
73 7 7 6.67 6 Performance Approach
74 6 6 5 7 Mastery Approach
75 5 5 7 4.33 Performance Avoidance
76 5 5 7 4.67 Performance Avoidance
77 4.67 4.67 6 5 Mastery Avoidance
78 4 4 4.67 3.67 Performance Avoidance
79 5 5 5 5.67 Mastery Avoidance
80 4 4 4 4 Performance Approach, Performance Avoidance, & Mastery Avoidance 81 5 5 5 4.33 Performance Approach & Performance Avoidance
82 5 5 5 4.33 Performance Approach & Performance Avoidance 83 5.33 5.33 5.33 4 Performance Approach & Performance Avoidance
84 5.67 5.67 5 5 Performance Approach
85 5.33 5.33 2.67 5.67 Mastery Approach 86 4.33 4.33 5.67 2.67 Mastery Avoidance 87 3.67 3.67 4.67 4.67 Mastery Avoidance
(37)
Rata‐rata No.
Responden Performance
Approach
Performance Avoidance
Mastery Approach
Mastery Avoidance
Achievement Goal yang dominan
89 5 5 6 5 Performance Avoidance
90 3 3 4 4.67 Mastery Approach
91 2.67 2.67 4.67 2.67 Performance Avoidance 92 3.67 3.67 3.33 4.33 Mastery Approach
(38)
HASIL
TABULASI
SILANG
Tabel Tabulasi Silang : Jenis kelamin dengan Achievement Goal yang dominan
Achievement Goal dominan
PAp PAv MAp MAv
PAp-PAv
PAp-PAv-MAp
MAp-MAv
PAp- PAv-MAv
PAp-MAv
PAp-MAp
PAv-MAv
PAv-MAp
Total
Jumlah 6 14 5 14 5 1 0 1 0 1 0 0 47
Laki-laki % dari
Total 6,5% 15,2% 5,4% 15,2% 5,4% 1,1% ,0% 1,1% 0% 1,1% 0% 0% 51,1%
Jumlah 7 7 6 10 3 0 2 2 3 1 3 1 45
Jenis kelamin
Perempuan % dari
Total 7,6% 7,6% 6,5% 10,9% 3,3% 0% 2,2% 2,2% 3,3% 1,1% 3,3% 1,1% 48,9%
Jumlah 13 21 11 24 8 1 2 3 3 2 3 1 92
Total % dari
Total 14,1% 22,8% 12,0% 26,1% 8,7% 1,1% 2,2% 3,3% 3,3% 2,2% 3,3% 1,1% 100,0%
(39)
Tabel Tabulasi Silang : Suku bangsa dengan Achievement Goal yang dominan
Achievement Goal dominan
PAp PAv MAp MAv
PAp-PAv
PAp-PAv-MAp
MAp-MAv
PAp-PAv-MAv
PAp-MAv
PAp-MAp
PAv-MAv
PAv-MAp
Total
Jumlah 8 11 8 9 5 0 1 0 2 1 2 1 48
Tionghoa % dari
Total 8,7% 12,0% 8,7% 9,8% 5,4% 0% 1,1% 0% 2,2% 1,1% 2,2% 1,1% 52,2%
Jumlah 3 9 3 13 3 0 1 3 0 1 1 0 37
Non
Tionghoa % dari
Total 3,3% 9,8% 3,3% 14,1% 3,3% ,0% 1,1% 3,3% 0% 1,1% 1,1% 0% 40,2%
Jumlah 2 1 0 2 0 1 0 0 1 0 0 0 7
Suku bangsa
Campuran % dari
Total 2,2% 1,1% ,0% 2,2% 0% 1,1% 0% ,0% 1,1% 0% 0% 0% 7,6%
Jumlah 13 21 11 24 8 1 2 3 3 2 3 1 92
Total % dari
(40)
Tabel Tabulasi Silang : Dorongan untuk berprestasi tinggi dengan Achievement Goal yang dominan
Achievement Goal dominan
PAp PAv MAp MAv
PAp-PAv
PAp-PAv-MAp
MAp-MAv
PAp-PAv-MAv
PAp-MAv
PAp-MAp
PAv-MAv
PAv-MAp
Total
Jumlah 12 18 9 20 8 1 2 2 2 2 3 1 80
Ya % dari
Total 13,0% 19,6% 9,8% 21,7% 8,7% 1,1% 2,2% 2,2% 2,2% 2,2% 3,3% 1,1% 87,0%
Jumlah 1 3 2 4 0 0 0 1 1 0 0 0 12
Terdorong untuk berprestasi
tinggi TIdak % dari
Total 1,1% 3,3% 2,2% 4,3% 0% 0% 0% 1,1% 1,1% 0% 0% 0% 13,0%
Jumlah 13 21 11 24 8 1 2 3 3 2 3 1 92
Total % dari
(41)
Tabel Tabulasi Silang : Dicekam ketakutan dengan Achievement Goal yang dominan
Achievement Goal dominan
PAp PAv MAp MAv
PAp-PAv
PAp-PAv-MAp
MAp-MAv
PAp-PAv-MAv
PAp-MAv
PAp-MAp
PAv-MAv
PAv-MAp
Total
Jumlah 4 8 2 12 4 1 1 1 0 1 1 0 35
Sering % dari
Total 4,3% 8,7% 2,2% 13,0% 4,3% 1,1% 1,1% 1,1% 0% 1,1% 1,1% 0% 38,0%
Jumlah 9 11 7 12 4 0 1 2 3 1 1 0 51
Jarang % dari
Total 9,8% 12,0% 7,6% 13,0% 4,3% 0% 1,1% 2,2% 3,3% 1,1% 1,1% 0% 55,4%
Jumlah 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 1 1 6
Dicekam ketakutan
Tidak
pernah % dari
Total 0% 2,2% 2,2% 0% 0% ,0% ,0% ,0% ,0% ,0% 1,1% 1,1% 6,5%
Jumlah 13 21 11 24 8 1 2 3 3 2 3 1 92
Total % dari
(42)
Tabel Tabulasi Silang : Keyakinan dapat mengikuti pelajaran dengan Achievement Goal yang dominan
Achievement Goal dominan
PAp PAv MAp MAv
PAp-PAv
PAp- PAv-MAp
MAp-MAv
PAp- PAv-MAv
PAp-MAv
PAp-MAp
PAv-MAv
PAv-MAp
Total
Jumlah 12 10 6 10 4 1 0 1 3 1 1 1 50
Sering % dari
Total 13,0% 10,9% 6,5% 10,9% 4,3% 1,1% 0% 1,1% 3,3% 1,1% 1,1% 1,1% 54,3%
Jumlah 1 11 4 14 4 0 2 1 0 1 2 0 40
Jarang % dari
Total 1,1% 12,0% 4,3% 15,2% 4,3% ,0% 2,2% 1,1% 0% 1,1% 2,2% 0% 43,5%
Jumlah 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2
Yakin dpt mengikuti pelajaran
Tidak
pernah % dari
Total 0% 0% 1,1% 0% 0% 0% 0% 1,1% 0% 0% 0% 0% 2,2%
Jumlah 13 21 11 24 8 1 2 3 3 2 3 1 92
Total % dari
(43)
Tabel Tabulasi Silang : Pandangan mengenai kepandaian diri dengan Achievement Goal yang dominan
Achievement Goal dominan
PAp PAv MAp MAv
PAp-PAv
PAp- PAv-MAp
MAp-MAv
PAp- PAv-MAv
PAp-MAv
PAp-MAp
PAv-MAv
PAv-MAp
Total
Jumlah 10 11 4 13 5 0 1 1 2 2 2 1 52
Pandai % dari
Total 10,9% 12,0% 4,3% 14,1% 5,4% 0% 1,1% 1,1% 2,2% 2,2% 2,2% 1,1% 56,5%
Jumlah 3 10 7 11 3 1 1 2 1 0 1 0 40
Memandang diri pandai/kurang
pandai Kurang
pandai % dari
Total 3,3% 10,9% 7,6% 12,0% 3,3% 1,1% 1,1% 2,2% 1,1% 0% 1,1% 0% 43,5%
Jumlah 13 21 11 24 8 1 2 3 3 2 3 1 92
Total % dari
(44)
Tabel Tabulasi Silang : Pandangan mengenai kecerdasan dengan Achievement Goal yang dominan
Achievement Goal dominan
PAp PAv MAp MAv
PAp-PAv
PAp- PAv-MAp
MAp-MAv
PAp- PAv-MAv
PAp-MAv
PAp-MAp
PAv-MAv
PAv-MAp
Total
Jumlah 13 21 10 23 8 1 2 3 3 2 3 1 90
Dapat
ditingkatkan % dari
Total 14,1% 22,8% 10,9% 25,0% 8,7% 1,1% 2,2% 3,3% 3,3% 2,2% 3,3% 1,1% 97,8%
Jumlah 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2
Memandang kecerdasan
Tidak dapat
ditingkatkan % dari
Total 0% 0% 1,1% 1,1% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 2,2%
Jumlah 13 21 11 24 8 1 2 3 3 2 3 1 92
Total % dari
(45)
Tabel Tabulasi Silang : Derajat pentingnya bergaul dengan Achievement Goal yang dominan
Achievement Goal dominan
PAp PAv MAp MAv
PAp-PAv
PAp-PAv-MAp
MAp-MAv
PAp- PAv-MAv
PAp-MAv
PAp-MAp
PAv-MAv
PAv-MAp
Total
Jumlah 8 17 8 18 4 1 1 3 3 2 3 1 69
Sangat
penting % dari
Total 8,7% 18,5% 8,7% 19,6% 4,3% 1,1% 1,1% 3,3% 3,3% 2,2% 3,3% 1,1% 75,0%
Jumlah 5 4 3 6 4 0 1 0 0 0 0 0 23
Derajat penting
bergaul Cukup
penting % dari
Total 5,4% 4,3% 3,3% 6,5% 4,3% 0% 1,1% 0% 0% 0% 0% 0% 25,0%
Jumlah 13 21 11 24 8 1 2 3 3 2 3 1 92
Total % dari
(46)
Tabel Tabulasi Silang : Penolakan dari teman dengan Achievement Goal yang dominan
Achievement Goal dominan
PAp PAv MAp MAv
PAp-PAv
PAp-PAv-MAp
MAp-MAv
PAp- PAv-MAv
PAp-MAv
PAp-MAp
PAv-MAv
PAv-MAp
Total
Jumlah 1 3 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 7
Sering % dari
Total 1,1% 3,3% 0% 2,2% 0% 0% 0% 0% 1,1% 0% 0% 0% 7,6%
Jumlah 5 9 8 13 3 0 1 1 2 2 2 1 47
Kadang-kadang % dari
Total 5,4% 9,8% 8,7% 14,1% 3,3% ,0% 1,1% 1,1% 2,2% 2,2% 2,2% 1,1% 51,1%
Jumlah 7 9 3 9 5 1 1 2 0 0 1 0 38
Penolakan dari teman
Tidak
pernah % dari
Total 7,6% 9,8% 3,3% 9,8% 5,4% 1,1% 1,1% 2,2% 0% 0% 1,1% 0% 41,3%
Jumlah 13 21 11 24 8 1 2 3 3 2 3 1 92
Total % dari
(47)
Tabel Tabulasi Silang : Status ekonomi keluarga dengan Achievement Goal yang dominan
Achievement Goal dominan
PAp PAv MAp MAv
PAp-PAv
PAp-PAv-MAp
MAp-MAv
PAp-PAv-MAv
PAp-MAv
PAp-MAp
PAv-MAv
PAv-MAp
Total
Jumlah 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3
Tinggi % dari
Total 1,1% 1,1% 0% 0% 0% 1,1% 0% 0% 0% 0% ,0% 0% 3,3%
Jumlah 12 18 10 23 8 0 2 3 3 1 3 1 84
Sedang % dari
Total 13,0% 19,6% 10,9% 25,0% 8,7% ,0% 2,2% 3,3% 3,3% 1,1% 3,3% 1,1% 91,3%
Jumlah 0 2 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 5
Status ekonomi keluarga
Rendah % dari
Total 0% 2,2% 1,1% 1,1% 0% 0% 0% ,0% 0% 1,1% 0% 0% 5,4%
Jumlah 13 21 11 24 8 1 2 3 3 2 3 1 92
Total % dari
(48)
Tabel Tabulasi Silang : Pendidikan ayah dengan Achievement Goal yang dominan
Achievement Goal dominan
PAp PAv MAp MAv
PAp-PAv
PAp-PAv-MAp
MAp-MAv
PAp-PAv-MAv
PAp-MAv
PAp-MAp
PAv-MAv
PAv-MAp
Total
Jumlah 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 2
SMP % dari
Total 0% 0% 0% 1,1% 0% 0% 0% 0% 1,1% 0% 0% 0% 2,2%
Jumlah 7 7 6 12 6 0 1 0 1 1 1 1 43
SMA % dari
Total 7,6% 7,6% 6,5% 13,0% 6,5% 0% 1,1% 0% 1,1% 1,1% 1,1% 1,1% 46,7%
Jumlah 5 11 3 10 1 1 1 3 1 1 2 0 39
S1 % dari
Total 5,4% 12,0% 3,3% 10,9% 1,1% 1,1% 1,1% 3,3% 1,1% 1,1% 2,2% 0% 42,4%
Jumlah 1 3 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7
S2 % dari
Total 1,1% 3,3% 2,2% 1,1% ,0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 7,6%
Jumlah 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
Pendidikan Ayah
S3 % dari
Total 0% 0% 0% 0% 1,1% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 1,1%
Jumlah 13 21 11 24 8 1 2 3 3 2 3 1 92
Total % dari
(49)
Tabel Tabulasi Silang : Pendidikan ibu dengan Achievement Goal yang dominan
Achievement Goal dominan
PAp PAv MAp MAv
PAp-PAv
PAp-PAv-MAp
MAp-MAv
PAp-PAv-MAv
PAp-MAv
PAp-MAp
PAv-MAv
PAv-MAp
Total
Jumlah 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 4
SMP % dari
Total 0% 1,1% 1,1% 2,2% 0% 0% 0% 0% 0% ,0% 0% 0% 4,3%
Jumlah 7 10 7 10 7 0 1 2 2 2 2 1 51
SMA % dari
Total 7,6% 10,9% 7,6% 10,9% 7,6% 0% 1,1% 2,2% 2,2% 2,2% 2,2% 1,1% 55,4%
Jumlah 4 9 2 12 1 0 1 1 1 0 1 0 32
S1 % dari
Total 4,3% 9,8% 2,2% 13,0% 1,1% 0% 1,1% 1,1% 1,1% 0% 1,1% ,0% 34,8%
Jumlah 2 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5
Pendidikan Ibu
S2 % dari
Total 2,2% 1,1% 1,1% 0% 0% 1,1% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 5,4%
Jumlah 13 21 11 24 8 1 2 3 3 2 3 1 92
Total % dari
(50)
Tabel Tabulasi Silang : Fasilitas belajar di rumah dengan Achievement Goal yang dominan Achievement Goal dominan
PAp PAv MAp MAv
PAp-PAv PAp-PAv-MAp MAp-MAv PAp-PAv-MAv PAp-MAv PAp-MAp PAv-MAv PAv-MAp Total
Jumlah 3 5 1 4 0 1 0 1 0 0 1 0 16
Sangat
memadai % dari
Total 3,3% 5,4% 1,1% 4,3% 0% 1,1% 0% 1,1% 0% 0% 1,1% 0% 17,4%
Jumlah 8 12 10 18 8 0 2 2 3 1 2 1 67
Cukup
memadai % dari
Total 8,7% 13,0% 10,9% 19,6% 8,7% 0% 2,2% 2,2% 3,3% 1,1% 2,2% 1,1% 72,8%
Jumlah 2 3 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 8
Kurang
memadai % dari
Total 2,2% 3,3% 0% 2,2% 0% 0% 0% 0% 0% 1,1% 0% 0% 8,7%
Jumlah 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Fasilitas belajar di rumah Sama sekali tidak memadai % dari
Total 0% 1,1% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 1,1%
Jumlah 13 21 11 24 8 1 2 3 3 2 3 1 92
Total % dari
(51)
Tabel Tabulasi Silang : Suasana belajar di rumah dengan Achievement Goal yang dominan
Achievement Goal dominan
PAp PAv MAp MAv
PAp-PAv PAp- PAv-MAp MAp-MAv PAp- PAv-MAv PAp-MAv PAp-MAp PAv-MAv PAv-MAp Total
Jumlah 2 4 2 4 1 0 0 1 1 1 0 0 16
Sangat mendukung untuk belajar
% dari
Total 2,2% 4,3% 2,2% 4,3% 1,1% 0% 0% 1,1% 1,1% 1,1% 0% 0% 17,4%
Jumlah 7 14 6 13 6 0 2 2 2 1 3 0 56
Cukup mendukung untk
belajar
% dari
Total 7,6% 15,2% 6,5% 14,1% 6,5% 0% 2,2% 2,2% 2,2% 1,1% 3,3% 0% 60,9%
Jumlah 3 2 2 7 1 1 0 0 0 0 0 1 17
Kurang mendukung untuk belajar
% dari
Total 3,3% 2,2% 2,2% 7,6% 1,1% 1,1% 0% 0% 0% 0% 0% 1,1% 18,5%
Jumlah 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
Suasana belajar di rumah Sangat tidak mendukung untuk belajar % dari
Total 1,1% 1,1% 1,1% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 3,3%
Jumlah 13 21 11 24 8 1 2 3 3 2 3 1 92
Total % dari
Total 14,1% 22,8% 12,0% 26,1% 8,7% 1,1% 2,2% 3,3% 3,3% 2,2% 3,3% 1,1% 100,0%
(52)
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh berbagai perubahan yang secara terus menerus berlangsung. Kemajuan pesat dalam dunia informasi dan teknologi telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran sebelumnya. Hal ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi, dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran, dan cara-cara kehidupan yang berlaku.
Untuk dapat mengikuti perkembangan kemajuan informasi, komunikasi, dan teknologi ini, individu perlu memiliki rasa bersaing dengan segala sesuatu yang berkembang pada saat ini. Dengan kata lain, seorang individu perlu untuk mengikuti terus perkembangan yang ada saat ini. Dengan berkembangnya persaingan di era ini maka kemampuan bersaing secara sehat menjadi salah satu alternatif untuk dapat mempertahankan hidup. Individu harus berpikir untuk dapat mengikuti persaingan dalam mempertahankan hidupnya. Bagaimana cara seseorang berpikir sangat berpengaruh pada pola tingkah lakunya.
Pada remaja, pola tingkah laku merupakan hal yang penting. Pada masa ini, remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Status individu sebagai seorang remaja tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang
(53)
2
pola tingkah laku remaja. Contohnya, memiliki prestasi yang baik di sekolah bisa meningkatkan harga diri remaja dalam pandangan kelompok sebaya. Mereka bisa lebih mudah diterima oleh rekan-rekan sebayanya.
Salah satu langkah untuk dapat mengikuti perkembangan yang terjadi saat ini adalah mengikuti pendidikan formal. Pendidikan formal sangat penting bagi individu dalam menambah pengetahuan mengenai apa saja yang perlu diketahui dan diterapkan dalam mengikuti perkembangan jaman. Saat ini, pendidikan di Indonesia masih terlihat membutuhkan peningkatan yang cukup tinggi jika dibandingkan negara-negara lain. Hasil penelitian terakhir dari studi perbandingan mengenai prestasi akademik internasional mengemukakan bahwa siswa kelas 8 di Indonesia menempati urutan ke-34 dan 36 untuk bidang matematika dan ilmu pasti, dari 46 negara yang berpartisipasi. (International
Association for the Evaluation of Educational Achievement or IEA, 2003). Ada
yang mengemukakan bahwa keadaan ini disebabkan pemerintah Indonesia yang mengalokasikan dana yang sangat kecil untuk pendidikan. (Central Intelligence
Agency [CIA], 2004; United Nations Development Programme [UNDP], 2003).
Dengan pengalokasian dana yang minim, masih banyak sekolah yang memiliki fasilitas belajar yang kurang baik.
Bila proses pendidikan masih bersifat konvensional, maka sumber daya manusia mendatang akan gagal untuk menghadapi persaingan. Proses pendidikan di sekolah harus dapat menjadikan sumber daya manusia yang kompeten dalam keahliannya. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan
(54)
3
berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus-menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu (Hilda Karli 2003 berdasarkan Pusat
Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2002).
Usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan melakukan perubahan pada kurikulum pembelajaran di sekolah. Meskipun sudah dilakukan beberapa kali perubahan kurikulum, namun pendidikan di Indonesia ini masih membutuhkan peningkatan hasil pendidikan yang cukup tinggi. Pusat Penelitian Pendidikan berusaha mencari pemecahan dalam menghadapi persaingain ini dengan merumuskan suatu kurikulum yang diharapkan dapat mewujudkan sumber daya manusia yang kompeten. Kurikulum yang saat ini sedang berlangsung adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum ini merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. KBK merupakan program pembelajaran berpola “student
centered”, yaitu kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatan siswa, siswa
dipandang sebagai produsen bukan lagi sebagai konsumen seperti yang telah dilaksanakan sebelumnya (Hilda Karli, 2003). Di sini siswa harus dapat menggali sendiri suatu materi. Dalam hal ini guru dituntut untuk dapat mengaitkan pokok bahasan dengan informasi-informasi lain seperti surat kabar, internet, dan pakar dari bidang yang bersangkutan.
(55)
4
Menurut wawancara informal dengan guru-guru di dua sekolah menengah pertama di Bandung, KBK belum berhasil diterapkan di sekolah tempat mereka mengajar. Menurut mereka, hal ini mungkin disebabkan kurangnya kemampuan guru mengajar dengan sistem KBK ini atau dapat juga disebabkan karena kurangnya kemandirian siswa dalam mengikuti program KBK. Siswa masih memiliki sifat ingin disuapi dan sukar untuk berubah dengan mencari sendiri informasi-informasi yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
Pengamatan ini menghasilkan dugaan bahwa implementasi kurikulum dan kebijaksanaan pendidikan, sebagai praktek dalam ilmu pendidikan, memerlukan penyesuaian dengan aspek sosial budaya dan pendidikan di mana sistem pendidikan dilakukan. Hal ini merupakan sesuatu yang memerlukan perhatian khusus dalam meningkatkan pendidikan khususnya di Indonesia.
Motivasi sangat penting dalam penerapan KBK. Dengan diterapkannya KBK, siswa harus lebih aktif dalam mencari informasi. Di sini terjadi perubahan yang menuntut inisiatif siswa dengan mencari sendiri informasi yang diperlukan. Siswa tidak hanya dapat menerima materi yang diajarkan dari guru, tapi juga perlu kreativitas dalam mencari informasi yang lebih mendalam. Dalam hal ini, motivasi dalam hal pendidikan menjadi sangat diperlukan. Kebijakan baru tidak hanya diadakan dengan menerapkan program baru yang diambil dari tempat lain tanpa mempertimbangkan keadaan di mana program tersebut akan diterapkan. Salah satu teori motivasi yang relevan adalah achievement goal theory, dimana achievement goal juga akan mempengaruhi pencapaian prestasi. Jika siswa tidak memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar, maka siswa tersebut cenderung tidak
(56)
5
dapat mengikuti sistem KBK yang sedang diterapkan saat ini. Hal ini bisa mengakibatkan pencapaian prestasi yang kurang optimal. Achievement Goal
Theory, yang dikembangkan oleh sarjana-sarjana di Amerika Serikat (Ames, 1992; Dweck & Legget, 1988; Elliot, 1997; Nicholls, 1989; Urdan, 1997), adalah salah
satu dari teori motivasi yang saat ini dijadikan pedoman dalam membentuk keadaan kelas. Achievement goal theory menggambarkan tujuan siswa dalam belajar adalah hal yang penting untuk melihat proses belajar dengan hasil yang dicapainya. Dua macam orientasi dalam mencapai suatu tujuan berdasarkan literatur tersebut adalah mastery goal orientation dan performance goal
orientation. (Elliot, 1997; Pintrich, 2000). Masing-masing goal orientation
tersebut memiliki dua komponen yaitu pendekatan dan penghindaran (approach dan avoidance). Semua jenis achievement goal orientation tersebut bisa saja dimiliki oleh seorang siswa, namun siswa tersebut cenderung memiliki goal
orientation yang dominan. Dari keempat achievement goal ini, komponen approach terutama mastery approach dinilai lebih baik dibandingkan dengan avoidance. Siswa yang memiliki mastery approach cenderung ingin belajar lebih
dalam dari apa yang dipelajarinya, bukan sekedar mampu mengikuti pelajaran di sekolah. Siswa yang memiliki performance approach berusaha belajar dengan tujuan agar mereka lebih baik daripada orang lain. Jadi mereka belajar bukan kompetensi dari yang diutamakan, tapi lebih diutamakan pada persaingan dengan kelompok sosialnya. Sedangkan siswa yang memiliki mastery avoidance dan
performance avoidance, cenderung menghindari sesuatu yang dinilai buruk
(57)
6
Pada masa remaja memiliki kemampuan berpikir secara abstrak dan mampu menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Remaja dapat menelusuri keinginan diri sehubungan dengan tujuan yang ingin dicapai. Siswa SMP dipandang lebih mandiri dibandingkan dengan siswa SD. Dengan demikian, siswa diharapkan lebih dapat menentukan tujuan dari apa yang mereka lakukan dan mengetahui konsekuensi dari apa yang mereka lakukan. Contohnya adalah apakah mereka belajar hanya ingin naik kelas, atau ingin benar-benar memiliki kompetensi dari apa yang mereka pelajari, atau ingin bersaing dengan teman-temannya, atau takut dinilai bodoh oleh orang lain. Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa-siswi kelas 8, dapat disimpulkan bahwa tujuan mereka belajar bermacam-macam. Penerimaan dari lingkungan sosial adalah salah satu dari tujuan mereka belajar. Mereka belajar karena malu kalau dianggap bodoh oleh teman-teman atau gurunya. Mereka takut ditolak oleh teman-temannya kalau teman-temannya menganggap mereka bodoh. Tujuan yang lain adalah mereka tidak ingin tinggal kelas.
Mayoritas siswa SMP “X” memiliki prestasi yang cukup baik, ketuntasan belajar dapat terpenuhi. Namun beberapa guru mengeluh bahwa siswa yang memiliki nilai kurang, cenderung tidak berusaha untuk memperbaiki nilai-nilainya. Remedial selalu dilakukan untuk membantu siswa yang memiliki nilai kurang, namun seringkali tidak ada peningkatan hasil yang diperoleh.
Dari hasil wawancara dengan 22 orang siswa di SMP “X”, diperoleh hasil sebagai berikut : 15 siswa mengatakan bahwa tujuan mereka belajar karena ingin pandai dalam arti mereka bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh
(58)
7
gurunya, dengan harapan hasil yang dicapai akan digunakan untuk bekal masa depan. Mereka tidak mencari informasi tambahan di luar informasi yang diberikan guru, namun cenderung menerima saja apa yang diberikan oleh gurunya. Menurut mereka, yang penting adalah mereka dapat naik kelas. Tujuan di atas termasuk
mastery-avoidance goal orientation. Dua siswa mengatakan bahwa mereka belajar
karena mereka ingin benar-benar menguasai bidang tertentu karena mereka memiliki cita-cita menjadi ilmuwan, ini termasuk mastery-approach goal
orientation. Dua siswa ini senang mencari informasi-informasi tambahan dari
materi yang diajarkan gurunya. Mereka sering menggunakan fasilitas internet untuk mendapatkan informasi-informasi tersebut. Dalam kegiatan belajar di sekolah juga, mereka lebih aktif dengan banyak bertanya. Menurut mereka, praktikum adalah sesuatu yang menyenangkan, dimana mereka bisa mendapat sesuatu yang baru, yang mungkin tidak ada dalam buku pelajaran karena mereka dapat melihat dan mencoba langsung proses dari apa yang ada dalam teori. Tiga siswa mengatakan bahwa mereka belajar karena ingin mendapat nilai cukup dan dapat mengikuti jika ada pembicaraan mengenai bidang yang dipelajari. Dalam hal ini mereka tidak ingin dianggap lebih bodoh dibanding teman-temannya. Mereka kadang-kadang mencari informasi di luar sekolah, tapi berbeda dengan siswa yang memiliki mastery approach goal, ketiga siswa ini mencari informasi hanya karena agar mereka dapat mengikuti pembicaraan dengan orang lain. Tujuan yang dimiliki siswa tersebut termasuk performance-avoidance goal
orientation. Sedangkan sisanya, yaitu dua orang siswa mengatakan bahwa
(59)
8
menjadi juara kelas. Mereka memiliki performance-approach goal orientation. Jadi, meskipun siswa-siswi tersebut sama-sama belajar, namun tujuan yang mereka miliki dalam belajar berbeda-beda.
Berdasarkan fakta di atas, peneliti ingin apa tujuan siswa belajar (achievement goal) di sekolah dengan harapan agar penyelenggaraan kurikulum dan penerapan yang dilakukan di SMP “X” Bandung dapat berjalan dengan optimal.
1. 2 Identifikasi Masalah
Jenis achievement goal apakah yang paling dominan yang dimiliki siswa-siswi kelas 8 di SMP “X” Bandung dalam belajar.
1. 3 . Maksud dan Tujuan Penelitian 1. 3. 1. Maksud Penelitian
• Memperoleh gambaran mengenai achievement goal yang dominan pada siswa-siswi kelas 8 SMP “X” Bandung dalam kegiatan belajar di sekolah.
1. 3. 2. Tujuan Penelitian
• Untuk mengetahui keterkaitan achievement goal pada siswa-siswi kelas 8 SMP “X” Bandung dengan faktor-faktor yang secara konseptual mempengaruhinya.
(60)
9
1. 4 . Kegunaan
1. 4. 1. Kegunaan Teoretis
• Memberi informasi bagi bidang psikologi pendidikan tentang empat jenis achievement goal siswa Sekolah Menengah Pertama.
• Dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya khususnya tentang
achievement goal pada siswa-siswi Indonesia.
1. 4. 2. Kegunaan Praktis
• Sebagai bahan masukan bagi pendidik tentang jenis achievement goal siswa-siswi kelas 8 SMP “X” Bandung, agar dapat digunakan dalam membimbing siswa-siswinya untuk mencapai hasil studi yang lebih baik.
• Sebagai bahan masukan bagi siswa-siswi kelas 8 SMP “X” Bandung tentang achievement goal agar dapat meningkatkan prestasinya.
1.5 Kerangka Pemikiran
Didasari oleh socio-cognitif theory (Bandura, 1977; Dweck & Legget, 1988), achievement goal theory menyatakan bahwa tujuan, alasan, atau gol berprestasi yang ada di dalam dunia kognisi seorang siswa merupakan suatu belief atau keyakinan yang dapat memotivasi dan menggerakkan siswa tersebut untuk melakukan tingkah laku belajar atau disebut dengan motivational belief (Elliot, 1999, 2005; Pintrich & Schunk, 2002). Teori ini mengungkapkan adanya dua macam gol berprestasi utama yang umum digunakan siswa dalam belajar atau
(61)
10
mengejar prestasi akademik, yaitu mastery goal dan performance goal. Pada
Mastery goal, tujuan siswa belajar yang lebih menekankan pada pencapaian
kemampuan siswa tanpa dibandingkan dengan orang lain, sedangkan performance
goal lebih menekankan pada tanggapan lingkungan mengenai diri siswa.
Masing-masing achievement goal tersebut memiliki dua dimensi yaitu approach dan
avoidance. Dimensi approach yaitu dimensi pendekatan, siswa memiliki tujuan
untuk mengejar sesuatu, sedangkan dimensi avoidance yaitu dimensi penghindaran, tujuan siswa adalah menghindari sesuatu. Dari pembagian tersebut, dihasilkan empat jenis achievement goal, yaitu mastery approach goal,
mastery avoidance goal, performance approach goal, dan performance avoidance goal.
Mastery approach goal dapat diartikan sebagai suatu keinginan dari siswa
untuk dapat menguasai suatu kemampuan tertentu. Siswa yang memiliki mastery
approach goal cenderung terus menggali kemampuan yang ia miliki. Misalnya
dalam mempelajari suatu materi, siswa akan terus mencari informasi lebih dalam mengenai materi tersebut selain dari apa yang diberikan oleh guru di sekolah, sehingga siswa lebih kompeten dalam bidang materi tersebut. Dalam hal ini siswa dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan proses belajar. Dalam performance goal, dimensi approach diartikan sebagai keinginan siswa untuk memiliki kemampuan melebihi orang lain. Siswa yang memiliki
performance approach goal cenderung untuk membandingkan dirinya dengan
siswa lain dan siswa tersebut ingin lebih dari siswa lain. Contohnya siswa belajar dengan giat karena ia ingin menduduki peringkat 1 di kelasnya. Dimensi
(1)
73 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengumpulan data terhadap 92 responden siswa-siswi kelas 8 SMP X Bandung, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
• Achievement goal yang paling dominan yang dimiliki oleh siswa-siswi kelas 8 SMP “X” Bandung adalah mastery avoidance goal. Dalam hal ini siswa-siswi kelas "8 SMP “X” Bandung belajar dengan tujuan agar mereka dapat mengerti apa yang diajarkan oleh guru dan berusaha agar nilai yang mereka dapatkan mencukupi untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Mereka hanya mempelajari apa yang dipelajari di sekolah, tanpa mencari informasi yang lebih lengkap dari sumber-sumber lain.
• Mastery avoidance goal menyulitkan penerapan sistem kurikulum berbasis kompetensi (KBK) di kelas 8 SMP “X” Bandung karena karakteristik tujuan belajar yang mereka memiliki hanya mempelajari materi yang didapatkan tanpa mengolah lebih lanjut karena motivasi utamanya hanyalah untuk menghindari kegagalan dari apa yang mereka pelajari. Dengan demikian siswa-siswi kelas 8 SMP “X” Bandung cenderung belum kreatif dan inovatif dalam melaksanakan proses belajar.
(2)
Universitas Kristen Maranatha • Faktor-faktor yang berpengaruh yang tampak berkaitan dengan achievement goal pada penelitian ini adalah keyakinan siswa untuk dapat mengikuti pelajaran di sekolah, pandangan siswa mengenai apakah kecerdasan dapat ditingkatkan, seberapa sering mendapat penolakan dari teman, dan pendidikan Ayah.
5.2. SARAN
• Memberikan masukan untuk peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini menjadi suatu penelitian yang lebih mendalam, khususnya untuk meneliti mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada achievement goal.
• Kepada pihak sekolah diharapkan untuk menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan di dalam menyusun kegiatan akademik bagi siswa-siswi agar dapat meningkatkan tujuan belajar siswa untuk lebih mengarah ke achievement goal yang berdimensi approach, terutama mastery approach goal. Hal tersebut dapat dilakukan misalnya dengan mengubah cara mengajar atau mengubah bentuk soal yang akan diberikan kepada siswa.
• Kepada para pemerhati yang bergerak di bidang pendidikan agar memanfaatkan informasi mengenai achievement goal untuk digunakan dalam mengembangkan cara-cara untuk mengoptimalkan tujuan belajar siswa, misalnya dengan banyak memberi latihan praktik atau tugas-tugas
(3)
75
Universitas Kristen Maranatha yang menuntun siswa untuk mencari informasi lain yang lebih luas dari sekadar yang dipelajari di sekolah.
• Kepada para orang tua siswa agar menggunakan informasi mengenai achievement goal dalam membimbing anak-anaknya untuk menentukan tujuan belajar mereka.
• Kepada para siswa khususnya siswa kelas 8 SMP X Bandung agar dapat mendapat informasi mengenai achievement goal dan dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan belajar.
(4)
76 Universitas Kristen Maranatha
Illinois : Richard D. Irwin, Inc.
Ames, C. 1992a. Classrooms: Goals, Structures, and Student Motivation. Journal of educational psychology, 84(3), 261-271.
Ames, C. 1992b . Achievement Goals And Adaptive Motivation Patterns: The Role of the Environment. Dalam G. Roberts (Ed.), Motivation in Sport and Exercise., (161-176). Champaign, IL: Human Kinetics.
Ames, C. 1992c. Achievement Goals and Classroom Motivation Climate. Dalam J. Meece & D. Schunk (Eds.) Students’ Perceptions in the Classroom. (327-348). Hillsdale, NJ: Erlbaum.
Ames, C. & Archer, J. 1988. Achievement Goals in the Classroom: Students’ Learning Strategies and Motivation Processes. Journal of Educational Psychology, 80, 409-414.
CHAN Kwok-wai, LAI Po-yin, LEUNG Man-tak, & MOORE Phillip 2002. Hong Kong Preservice Teachers' Achievement Goal Orientations : Hong Kong Teachers’ Centre Journal, 1.
Chaplin, C.P. 1975. Kamus Lengkap Psikologi. Edisi Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 310.
Covington M. V. & Omelich, C. L. 1979. Effort: The Double Edged Sword in School Achievement. Journal of Educational Psychology, 71, 169-182. Duperyrat, Caroline & Marine, Claudette. 2005. Implicit Theories of Intelligence,
Goal Orientation, Cognitive Engagement, and Achievement: A Test of Dweck's Model with Returning to School Adults, In Contemporary Educational Psychology, 30, 43-59. Orlando : Elsevier Customer Service Department
Elliot, A. J. & Church, M. A. 1997. A Hierarchical Model of Approach and Avoidance Achievement Motivation. Journal of Personality and Social Psychology, 72, 218-232.
Elliot, A. J., & Harackiewicz, J. 1996. Approach and Avoidance Achievement Goals and Intrinsic Motivation: A Mediational Analysis. Journal of Personality and Social Psychology, 70, 461-475.
(5)
77
Universitas Kristen Maranatha Elliot, A. J., & McGregor, H. A. 2001. A 2 x 2 Achievement Goal Framework.
Journal of Personality and Social Psychology, 30, 957-971
Elliot, E. & Dweck, C. 1988. Goals: An Approach to Motivation and Achievement. Journal of Personality and Social Psychology, 54, 5-12. Hilda Karli. 2003. Head, Hand, Heart : 3 H dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Bandung : Bina Media Informasi.
McClelland, D.C., Atkinson J.W., Clark, R.A., & Lowell, E.L. 1953. The Achievement Motive. New York : Appleton-Century Crofts.
McClelland, D.C. 1961. The Achieving Society. Princeton, NJ: Van Nostrand. Meece, J. L., Blumenfeld, P.C., & Hoyle, R. H. 1988. Students’ Goal Orientations
and Cognitive Engagement in Classroom Activities. Journal of Educational Psychology, 80,514-523.
Meece, J. L., & K. Holt. 1993. A Pattern Analysis of Student’s Achievement Goals. Journal of Educational Psychology, 26, 399-427.
Pallant, J. 2003. SPSS : Survival Manual. Buckingham, England : Open University Press
Pintrich P.R. 2000. Multiple Goals, Multiple Pathways : The Role of Goal Orientation in Learning and Achievement. Journal of Educational Psychology, 92(3), 544-555.
Pintrich P.R., & Schunk, Dale H. 2002 . Motivation in Education : Theory, Research, and Applications. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall
Santrock, J.W. 2002. Life-span Development. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Urdan, T. C. 1997. Achievement Goal Theory: Past Results, Future Directions. Dalam M. L. Maehr & P. R. Pintrich (eds.), Advances in Motivation and Achievement, (Vol. 10, 99-141). Greenwich, CT: JAI.
(6)
78 Universitas Kristen Maranatha
and Personality. Psychological Review, 95, 256-273.
Elliot, E. S. 1999. Approach and Avoidance Motivation and Achievement Goals. Educational Psychologist, 34(3), 169-189.
Hinkley, John. 2001. School Achievement Motivation Among Navajo High School Students : A Study of School Achievement Goal, Achievement Values and Ability Beliefs. A thesis submitted to the University of Western Sydney. Liem, A. D., & Prasetya, P. H. 2006. The Role of Values and
Individual-/Collective-Related Orientations in Predicting Achievement Goals and Academic Performance Among Indonesian Students. Paper presented at the XXVI Congress of Applied Psychology, Athens, Greece.