Studi deskriptif ragam permasalahan pada

Bunyi judul
1. Studi eksplorasi tentang permasalahan siswa dan layanan
Bimbingan dan Konseling di SMP Muhammadiyah I Gamping
a. Kualitatif
b. Dilakukan dg cara hanya membagikan instrumen berupa
aum
Studi Deskriptif Tentang Ragam Masalah Pada Siswa SMP MUHAMMADIAH 1 Gamping
Seleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014

A. Latar belakang Masalah
Siswa sekolah menengah pertama (SMP) berada dalam tahap peralihan dari masa anakanak akhir ke remaja awal, dengan kisaran usia antara 12-15 tahun dan sedang dalam masa
pubertas. Santrock (2011:404) menyatakan masa remaja awal dimulai dengan masa pubertas
(puberty), yaitu perubahan secara cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan
hormonal. Perubahan fisik yang terjadi tentu saja mempengaruhi penampilan fisik, seperti
pertambahan berat badan, tinggi badan, dan lain-lain. Sedangkan perubahan-perubahan psikologis
muncul sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik.
Individu yang menjalani masa remaja akan menghadapi berbagai macam permasalahan terutama
dalam menyelesaikan tugas perkembangannya. Masa remaja dapat dikatakan masa perkembangan
yang berperan penting dalam menentukan masa perkembangan individu selanjutnya. Menurut
Hurlock (1980:207) berbagai pengaruh pada perkembangan di masa remaja memberikan akibat
pada masa perkembangan selanjutnya terutama masa dewasa.

Di dalam kehidupan siswa disekolah, siswa sering menghadapi permasalahan-permasalahan, baik
itu yang datang dari diri siswa sendiri bisa juga dari luar diri siswa atau lingkungan dimana siswa
tinggal dan beraktifitas, begitu juga dengan jenis permasalahannya dari ringan sampai
permasalahan yang kompleks dan rumit yang membutuhkan bantuan dari orang tua maupun
bantuan dari guru bimbingan dan konseling disekolah.
Jenis-jenis permasalahan yang sering dialami oleh siswa biasanya adalah yang berkaitan dengan
sexualitas, egosentrisme remaja, kenakalan remaja, hubungan dengan dengan orang tua, pacaran

dan relasi romantic, tetapi masih banyak permasalahan yang masih perlu digali kembali dan lebih
mendalam karena permasalahan yang terlihat hanya dipermukaan saja sedangkan masih banyak
yang belum tergali seperti fenomena gunung es yang terlihat hanyalah puncak gunungnya saja
sedangakan dasar nya tak terlihat sama sekali.
Berdasarkan dari uraian diatas untuk mengetahui ragam permasalahan siswa disekolah peneliti
melakukan studi deskriptif ragam permasalahan siswa disekolah smp MUHAMMADIYAH 1
GAMPING.

B. Identifikasi Masalah
Untuk mengetahui ragam permasalahan yang dialami oleh siswa

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas selanjutnya permasalahan
dibatasi pada deskripsi ragam permasalahan pada siswa smp muhammadiyah 1 gamping
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka permasalahan
yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimanakah deskripsi ragam permasalahan pada siswa di smp muhammadiyah 1 gamping
tahun ajaran 2013/2014?

E.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian
ini adalah mendeskripsikan ragam permasalahan pada siswa di smp muhammadiyah 1 gamping
tahun ajaran 2013/2014

F.

Manfaat Penelitian
1.


Manfaat Teoritis
a. Mendapat gambaran mengenai faktor-faktor penyebab permasalahan pada
siswa
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
ragam permasalahan pada siswa di smp muhammadiyah 1 gamping

2.

Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap dunia
pendidikan, khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling, serta memberikan
masukan tentang pentingnya pengetahuan ragam permasalahan pada siswa.

BAB II
KAJIAN TEORI

Secara rinci teori Bab II hanya akan berupa teori tentang:
1. Hanya menerangkan tentang ragam masalah pada remaja
2. Dan layanan BK


A. Bimbingan dan Konseling
Bimbingan konseling merupakan sebagai ilmu pengetahuan yang sekarang ini
dikembangkan di Indonesia berasal dari negara lain yaitu Amerika Serikat. Di Amerika Serikat,
istilah bimbingan dan konseling adalah “guidance and counseling”. Bimbingan dan konseling
merupakan proses yang berkesinambungan dalam membantu individu agar dapat mengarahkan
dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai kemampuannya dan agar individu
memahami diri dan menyesuaikan dengan lingkungannya. Di sekolah, bimbingan dan
konseling secara tidak langsung menunjang tujuan pendidikan dengan menangani masalah dan
memberikan layanan secara khusus pada siswa, agar siswa dapat mengembangkan dirinya
secara penuh.
Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan
mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan
ahli dalam konteks memandirikan peserta didik.

Kehadiran guru bimbingan dan konseling membantu guru dalam memperluas
pandangan guru tentang masalah afektif yang erat kaitannya dengan profesi guru, seperti
keadaan emosional yang mempengaruhi proses belajar-mengajar, mengembangkan sikap positif
dan menangani masalah yang ditemui guru dalam pelaksanaan tugasnya. Konselor dan guru
merupakan suatu tim yang saling menunjang demi terciptanya pembelajaran yang efektif.

Kegiatan bimbingan dan konseling dengan demikian tidak bisa dilepaskan dari kegiatan
sekolah.

Bimbingan dan Konseling terdiri dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling. Agar
lebih mudah dalam memberikan kesimpulan definisi bimbingan dan konseling akan dijelaskan
oleh para pakar satu persatu.
1. Pengertian Bimbingan
Definisi bimbingan menurut Crow dan Crow (dalam Prayitno, 2004:94) berpendapat
“bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, memiliki
kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu setiap usia untuk
membutuhkan mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya
sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri”.

Smith (dalam Prayitno, 2004: 94) menjelaskan “bimbingan sebagai proses layanan yang
diberikan

kepada

individu-individu


guna

membantu

memperoleh

pengetahuan

dan

keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam pilihan-pilihan, rencana-rencana dan
interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik”.

Sedangkan Chiskolm (dalam Prayitno, 2004: 46) mengemukakan “bimbingan
membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.”
Chiskolm menjelaskan bimbingan adalah membantu setiap individu yang bertujuan agar klien
berusaha memahami diri sendiri.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh konselor kepada seorang atau beberapa orang
individu (kelompok) agar klien dapat memahami dirinya sendiri, sehingga


mampu

menyelesaikan masalahnya sendiri dengan memanfaatkan berbagai informasi yang sesuai
dengan norma-norma yang berlaku.
2. Pengertian Konseling
Smith (dalam Willis 2009: 17) mendefinisikan “konseling adalah suatu proses konselor
membantu konseli (klien) agar dapat memahami dan menafsirkan fakta-fakta yang
berhubungan dengan pemilihan, perencanaan, dan penyesuaian diri sesuai dengan kebutuhan
individu.”
Hahn (dalam Willis 2009: 18) mengatakan bahwa konseling adalah suatu proses yang
terjadi dalam hubungan seorang dengan seorang yaitu individu yang mengalami masalah yang
tidak dapat diatasinya dengan seorang petugas professional yang telah memperoleh latihan dan
pengalaman untuk membantu agar klien mampu memecahkan kesulitannya.

Sedangkan Maclean (dalam Prayitno dan Amti 2004: 100) “konseling merupakan suatu
proses yang terjadi dalam hubungan tatap muka antara seorang individu yang terganggu oleh
karena masalah-masalah yang tidak dapat diatasi sendiri dengan seorang pekerja yang
professional, yaitu orang yang terlatih dan berpengalaman membantu orang lain mencapai
pemecahan-pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan pribadi.”


Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, konseling adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara (hubungan tatap muka) oleh
seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (konseli)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli sesuai dengan tujuan
konseling yaitu terjadinya perubahan tingkah laku konseli ke arah yang positif.
Berdasarkan dari semua pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa, Bimbingan dan
Konseling adalah proses layanan bantuan yang diberikan konselor

kepada individu atau

kelompok yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi serta terjadinya perubahan tingkah laku konseli ke arah yang
positif
3. Tujuan bimbingan dan konseling
Tujuan umum dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah sama dengan tujuan pendidikan