Kampanye "Sayangi Kakimu" Bagi Para Pengguna High Heels.

(1)

ABSTRAK

Perkembangan dunia mode saat ini memang tidak dapat kita abaikan. Bermacam inovasi menarik terdapat di dalamnya. Salah satu yang paling menarik adalah sepatu bertumit tinggi atau yang lebih kita kenal dengan istilah high heel shoes disingkat high heels. Masalah timbul karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pemilihan kualitas dan pemakaian high heels yang tidak tepat sehingga terdapat resiko / dampak negatif bagi penggunanya. Meskipun begitu, high heels sulit ditinggalkan. Selain untuk alasan mengikuti trend mode, ada pula image kuat yang ditimbulkan akan pemakaiannya dalam masyarakat (etika berpakaian).

Oleh karena itu, maka dibuatlah sebuah kampanye untuk menyadarkan wanita muda pengguna high heels untuk lebih memperhatikan kesehatan kakinya. Kampanye ini m diharapkan memberi informasi yang benar mengenai penggunaan high heels serta dapat menambah integrasi antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lain (Desain grafis /DKV dengan fashion dan kedokteran) sesuai dengan permasalahan yang diangkat.


(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ...ii

KATA PENGANTAR... ...iii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN...v

DAFTAR ISI... ...vi

BAB I PENDAHULUAN... ...1

1.1Latar Belakang... ...1

1.2Identifikasi Masalah... ...2

1.3Rumusan Masalah... ...3

1.4Fokus Masalah... ...3

1.5Tujuan Perencanaan... ...4

1.6Ruang Lingkup Perencanaan... ...4

1.7Manfaat Perancangan... ...4

1.8Metodologi Perancangan... ...5

1.8.1 Metode Perancangan... ...5

1.8.2 Teknik Pengumpulan Data... ...5

1.9 Skema Perancangan...6


(3)

BAB II LANDASAN TEORI... ...8

2.1 Kajian Pustaka... ...8

2.1.1 Desain Komunikasi Visual... ...8

2.1.2 Kampanye... ...9

2.1.2a Definisi Kampanye... ...9

2.1.2b Jenis Kampanye... ...9

2.1.2c Model Kampanye... ...10

2.1.3 Komunikasi Massa...12

2.2 Tinjauan Faktual... ...12

2.2.1 Tinjauan Umum Kaki dan High heels ... ...13

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH... ...30

3.1 Data dan Fakta... ...30

3.1 Organisasi Pendukung... ...,...42

BAB IV PEMECAHAN MASALAH. ... ...46

4.1 Konsep Komunikasi... ... ...46

4.2 Konsep Kreatif... ...49

4.3 Konsep Media... ...49

4.3.1 Poster... ...49

4.3.2 Banner... ...50

4.3.3 Brosur... ...50

4.3.4 Flyer... ...50


(4)

4.3.6 Ambience Media... ...50

4.3.7 Website... ...51

4.3.8 Gimmick... ...51

4.4 Hasil Karya... ...51

4.4.1 Logo Kampanye... ...51

4.4.2 Poster... ...52

4.4.3 X Banner... ...54

4.4.4 Brosur... ...55

4.4.5 Flyer... ...55

4.4.6 Spanduk...56

4.4.7 Tiket Seminar... ...57

4.4.7 Iklan Majalah... ...58

4.4.8 Iklan Koran... ...58

4.4.9 Web ad... ...59

4.4.10 Gimmick... ...59

4.4.11 Ambience Mall... ...60

4.4.12 Endorse Media... ...61

4.4.13 Bussines suit... ...62

4.4.14 Website...62

BAB V PENUTUP... ... ...66

5.1 Kesimpulan...66

5.2 Saran...67

DAFTAR PUSTAKA...ix


(5)

DAFTAR LAMPIRAN DAN LAMPIRAN...xi

SARAN DAN KOMENTAR DOSEN PENGUJI...xii

UCAPAN TERIMAKASIH...xiii


(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia mode saat ini memang tidak dapat kita abaikan. Bermacam inovasi menarik terdapat di dalamnya. Salah satu yang paling menarik adalah sepatu bertumit tinggi atau yang lebih kita kenal dengan istilah high heel shoes disingkat high heels. Terdapat berbagai brand dari yang sangat terkenal, sedang, sampai yang biasa saja yang menawarkan model dan tipe high heel yang sangat cantik. Brand-brand seperti Jimmy Choo, Prada, Vivien Westwood, Christian Loubotin dan sederet nama-nama terkenal bahkan sampai brand nasional dan lokal lainnya sangat mudah kita temui di mal-mal besar, toko sepatu, majalah sampai melalui media internet. Karena alasan itu pula, banyak masyarakat (khususnya wanita dewasa muda) menggunakan high heels dalam meningkatkan penampilannya.

Sebenarnya hal tersebut sah-sah saja, hanya masalah timbul karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pemilihan kualitas dan pemakaian high heels yang tidak tepat sehingga terdapat resiko / dampak negatif bagi penggunanya. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Dari faktor ekonomi sampai faktor estetis yang mengalahkan logika wanita muda akan kesehatan kakinya. Ditambah berbagai pandangan atau stigma yang telah beredar di masyarakat, seperti high heels tidak baik digunakan karena dapat membuat betis menjadi besar, tumit lecet, pegal dan nyeri pada bagian kaki dan pinggang.

Tentu saja pihak fashion model tidak terlalu setuju dengan pendapat-pendapat tersebut. Menurut mereka, high heels justru dapat memperbaiki penampilan, karena dengan sepatu tersebut tubuh akan berdiri lebih tegak dan otot perut secara otomatis akan tertarik dan terlihat lebih rata. Terlebih dengan memakai high heels penggunanya akan secara otomatis berjalan hati-hati dan terlihat anggun. Belum lagi otot pinggul yang terdorong naik akan menjadikan wanita tersebut terlihat seksi. Terlepas memang ada juga dampak negatif yang mungkin timbul akan pemakaian high heels yang tidak tepat.


(7)

2

Di Indonesia, Bandung khususnya, pengguna high heels kebanyakan adalah masyarakat awam yang kurang memperhatikan segi kesehatan dibandingkan dengan segi penampilan dan ekonomi. Tidak sedikit masyarakat yang lebih condong membeli sepatu berharga murah dengan model cantik tetapi memiliki kualitas kurang. Akibatnya, kaki menjadi cepat lelah, lecet, bahkan hingga gangguan otot dan perubahan bentuk tulang kaki.

Meskipun begitu, high heels sulit ditinggalkan. Selain untuk alasan mengikuti trend mode, ada pula image kuat yang ditimbulkan akan pemakaiannya dalam masyarakat (etika berpakaian). Sebagai contoh wanita karier di perusahaan besar, bank atau untuk padanan gaun pesta. High heels dinilai lebih sopan dan formal. Sementara untuk hang out, high heels dinilai lebih seksi dan glamour.

I.2 Identifikasi Masalah

Sepatu bertumit tinggi atau high heels merupakan salah satu icon fashion yang digunakan dan digemari oleh hampir seluruh wanita di dunia

 Pengetahuan yang minim serta pandangan yang salah mengenai penggunaan high heels mengakibatkan dampak negatif bagi pemakainya

Kurangnya kesadaran pengguna high heels akan kualitas sepatu yang dipakai mengakibatkan dampak negatif bagi pemakainya

Bagi kebanyakan wanita di Indonesia (Bandung khususnya), high heels dapat memperbaiki penampilan

High heels sudah menjadi etika berpakaian dalam masyarakat (khususnya di bank dan perusahaan besar)


(8)

3

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :  Seperti apa bentuk kampanye yang efektif untuk mengedukasi wanita dewasa

muda pengguna high heels agar lebih memperhatikan kesehatan kakinya?.  Pendekatan apa yang harus dilakukan untuk menyampaikan pesan kampanye

secara efektif?.

 Seberapa jauh pengetahuan masyarakat mengenai efek negatif yang dapat ditimbulkan karena pemakaian high heels yang kurang baik?.

Seperti apakah cara dan penggunaan high heels yang tepat?.

I.4 Fokus Masalah

 Fokus masalah lebih dititikberatkan pada tahapan informing. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan yang benar akan pemilihan kualitas serta penggunaan high heels, serta banyaknya stigma / anggapan yang salah mengenai penggunaan high heels dalam masyarakat. Sehingga dapat menimbulkan dampak negatif bagi pemakainya.

 Bentuk kampanye :

1. Bersifat aktif , menggunakan media pendukung yang sesuai agar informasi yang disampaikan dapat lebih efisien dan efektif.

2. Tahapan conditioning dan reminding dibuat untuk mendukung tahapan informing (efektivitas pemasaran/ strategi kampanye).


(9)

4

I.5 Tujuan Perancangan

 Memberikan edukasi yang tepat bagi pengguna high heel (wanita dewasa muda) sehingga dapat meminimalisir dampak negatif dari pemakaian high heels yang tidak tepat.

Memperbaiki pandangan di masyarakat akan penggunaan high heels

Meningkatkan kesadaran (awareness) pengguna high heels akan pemakaian pemilihan high heels yang tepat dapat memberikan keuntungan bagi pemakainya.

I.6 Ruang Lingkup Perencanaan

Target Audience : - wanita dewasa muda usia 20-30 tahun, karena pada usia tersebut intensitas penggunaan high heels cukup tinggi, ini juga merupakan usia awal pengguna high heels yang biasanya lebih memperhatikan sisi estetis pada penampilannya.

- Status ekonomi menengah keatas

- Geografis : kota besar, secara khusus Jakarta dan Bandung - Psikografis : gaya hidup dan kebiasaaan modern/

metropolitan

- Sosiokultural : semua golongan

I.7 Manfaat Perencanaan

Memberikan informasi yang benar mengenai penggunaan high heels serta dapat menambah integrasi antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lain (Desain grafis /DKV dengan fashion dan kedokteran) sesuai dengan permasalahan yang diangkat.


(10)

5

I.8 Metodologi Perancangan

I.8.1 Metode Perancangan

Untuk meneliti dampak negatif dari penggunaan high heels yang tidak tepat, maka dilakukan analisa dari sudut pandang professional (dokter, terapis, desainer, dan produsen) dan target audience yang berhubungan dengan high heels. Metode penelitian dilakukan dengan cara deskriptif analitis, menggunakan pendekatan studi literature dan pengumpulan data yang bersifat kuantitatif yaitu wawancara dan kuisioner singkat, serta pendekatan secara personal terhadap pengguna high heel. Data primer didapatkan dari hasil observasi langsung, wawancara dengan pihak yang berhubungan, dan kuisioner singkat. Sedangkan data sekunder didapat dari literature dan situs web yang berhubungan dengan high heels dan kedokteran.

I.8.2 Teknik Pengumpulan Data

Studi Literatur : pengumpulan data yang berhubungan dengan high heels, baik itu pada situs web, buku mengenai pembuatan sepatu, brosur dan flyer yang ada di masyarakat.

 Studi Lapangan : konsultasi dengan ahli kesehatan (dokter) tulang, terapis, pembuat sepatu, dan kuisioner singkat yang diberikan kepada target audience di lapangan.


(11)

6

I. 9 Skema Perancangan

KAMPANYE “SAYANGI KAKIMU” BAGI PENGGUNA HIGH HEELS

PERMASALAHAN

Adanya gangguan kesehatan pada kaki (dampak negatif)

akibat penggunaan high heels yang tidak tepat dikarenakan pengetahuan yang minim serta kurangnya kesadaran

masyarakat pengguna high heels, sehingga menyebabkan timbulnya

pandangan yang kurang tepat di masyarakat.

dibutuhkan penyampaian informasi yang tepat kepada audience mengenai pemakaian high heels

Positif Negatif

Sudut pandang fashion desainer Sudut pandang kedokteran tulang dan terapis akupuntur

Pemakaian high heels dapat menunjang penampilan, pemakaian high heels yang tidak tepat menyebabkan

Postur tubuh terlihat lebih baik berbagai gangguan pada kaki (ringan dan berat)

MEDIA TARGET AUDIENCE

menggunakan media pendukung yang sesuai wanita muda (20 – 30 tahun) agar informasi yang disampaikan berdasarkan life style

dapat lebih efisien dan efektif

TUJUAN

Memberikan informasi kepada masyarakat akan penggunaan serta pemilihan high heels yang tepat untuk menghindari dampak negatif/ gangguan kesehatan kaki dan bagian tubuh lain yang


(12)

7


(13)

66

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perkembangan dunia mode saat ini memang tidak dapat kita abaikan. Bermacam inovasi menarik terdapat di dalamnya. Salah satu yang paling menarik adalah sepatu bertumit tinggi atau yang lebih kita kenal dengan istilah high heel shoes disingkat high heels. Hanya masalah timbul karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pemilihan kualitas dan pemakaian high heels yang tidak tepat sehingga terdapat resiko / dampak negatif bagi penggunanya. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Dari faktor ekonomi sampai faktor estetis yang mengalahkan logika wanita muda akan kesehatan kakinya. Ditambah berbagai pandangan atau stigma yang telah beredar di masyarakat, seperti high heels tidak baik digunakan karena dapat membuat betis menjadi besar, tumit lecet, pegal dan nyeri pada bagian kaki dan pinggang.

Meskipun begitu, high heels sulit ditinggalkan. Selain untuk alasan mengikuti trend mode, ada pula image kuat yang ditimbulkan akan pemakaiannya dalam masyarakat (etika berpakaian). Sebagai contoh wanita karier di perusahaan besar, bank atau untuk padanan gaun pesta. High heels dinilai lebih sopan dan formal. Sementara untuk hang out, high heels dinilai lebih seksi dan glamour.

Berdasarkan analisa setelah melakukan survey dan wawancara di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa sepasang high heels yang baik harus memiliki kemampuan fleksibilitas yang dibagian dasar (metatar) sehingga nyaman dikenakan untuk berjalan. Sementara untuk heels harus dibuat sangat kokoh dan kuat menggunakan konstruksi. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif seperti hak miring, patah, atau lepas. Pemilihan model heels dan materialnya juga perlu dipertimbangkan. Karena hal tersebut mempengaruhi kenyamanan penggunanya. Sebagai contoh, wanita berbobot besar sebaiknya tidak memilih bentuk heels yang kecil (misalnya stiletto).

Waktu dan teknik pemakaian pun perlu diperhatikan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari dampak-dampak negatif, seperti cedera otot serta gangguan kaki tulang dan syaraf.


(14)

67

Untuk menyelesaikan masalah diatas, maka kampanye ini akan dilakukan secara aktif dengan poster yang didukung media lainnya . Media poster diambil karena dianggap dapat menjelaskan informasi yang ingin disampaikan secara jelas dan menarik (data tertulis dan bergambar). Sedangkan media lainnya berguna untuk memberikan informasi tentang keberadaan kampanye ini sekaligus menjadi media reminding kemudian.

Diharapkan dengan media tersebut dapat memecahkan masalah, dan informasi dapat sampai kepada target audience dengan baik serta masyarakat dapat lebih memperhatikan dan menyayangi kakinya.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Diri Sendiri

Belajar untuk lebih dewasa dan tidak lari dari tanggung jawab. Lebih menghargai waktu

serta harus lebih banyak belajar dan tidak mudah putus asa dalam menyelesaikan suatu masalah.

5.2.2 Saran Untuk Civitas Akademik Maranatha

Pelajaran yang baik adalah belajar dari pengalaman. Selain dengan ilmu, hal ini yang dapat membekali generasi selanjutnya dengan pengalaman berharga.

5.2.3 Saran Untuk Masyarakat Umum

Diharapkan masyarakat dapat lebih berpikir cermat dan kritis akan masalah yang timbul, sehingga dapat menyikapinya dengan baik.


(15)

Saran Dosen Penguji

1. Peran photography pada kampanye kamu itu sangat PENTING. Coba kamu pikirkan lagi, bagaimana mem-visualisasikan 'CANDID MOMENT" dari meng-istirahatkan kaki setelah mengenakan hak tinggi .

2. Untuk nama kampanye, "SAYANGI KAKIMU" & "HIGH HEELS TEPAT UNTUK KAKI SEHAT", kamu bisa ambil keputusan sendiri, apakah hanya akan

menggunakan salah satu atau ingin dikombinasikan. 3. Perlu dibuat SERIES untuk visual kampanye ini.

--- Untuk TA ini, jangan lupa:

1. HOW TO deliver the RIGHT MESSAGE to RIGHT TARGET & they UNDERSTAND (dari sisi DKV)

2. PESAN (Bahasa Khusus) yang ingin disampaikan melalui proyek TA ini:

Penyampaian yang HASILNYA MENJAWAB DESIRE/HASRAT audience tersebut Ingat, dari sisi DKV ya! KOMUNIKASI VISUAL!! Harus dapat menjawab END USERS' NEEDS (target audience atau industri atau individu)


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Resume Seminar Posture and Guide, Asosiasi Podiatri Indonesia Tabloid A+ : Edisi April 2008

Tabloid Bazaar : Edisi Mei 2009

Walford, Jonathan, 2007, The Seductive Shoes,German, Thames & Hudson

Behnke, Robert S. Kinetic Anatomy. 2nd ed. Champaign, IL: Human

Kinetics, 2006.

 Cho, W.H. and Choi, H. "Center of Pressure (COP) During the Postural

Balance Control of High-Heeled Woman." Proceedings of the 2005 IEEE Engineering in Medicine and Biology 27th Annual Conference 1-4 Sept. 2005: 2761-2764.

 Dasey, Daniel. "Hybrid Heels Give Sex Appeal Minus the Smarting Feet."

The Sydney Morning Herald 13 Aug. 2006. The Sydney Morning Herald Online 25 Oct. 2006.

 "Foot Levelers New Cycle System." Photographs. DC Products Review for

Chiropractics. 25 Oct. 2006.

 Hao, Z.H., J.B. Zhou, D.W. Jin, D.W. Zhou, and X.D. Li. "Different Plantar

Interface Effects on Dynamics of the Lower Limb." Proceedings of the 2005 IEEE Engineering in Medicine and Biology 27th Annual Conference 1-4 Sept. 2005: 6021-6024.

Knutzen, Kathleen M., and Joseph Hamil. Biomechanical Basis of Human

Movement. Media, PA: Williams & Wilkins, 1995.

McGinnis, Peter M. Biomechanics of Sports and Exercise, 2nd ed.

Champaign, IL: Human Kinetics, 2005.

 Pitz, Marylynne. "Nike's Air System Slips Into High Heels." The Post

Gazette 19 Sept. 2006. Post-Gazette.com 1 Nov. 2006.

Rexford, Nancy E. Women's Shoes in America, 1975-1930. Kent, OH: Kent

State University, 2000.

 Rossi, Dr. William A. "Why Shoes Make 'Normal' Gait Impossible." Podiatry

Magagement March, 1999: 50-61. Unshod.org. 25, Oct. 2006.

Thompson, Clem W., and R.T. Floyd. Manual of Structural Kinesiology.

New York: McGraw-Hill, 2004.

http://www.bodyclinic.co.id

http://shoesaccessories.suite101.com/article.cfm/how_to_walk_in_stiletto_heels# ixzz09VXGsDGL

http://kompas.co.id/read/xml/2008/10/06/12505428/sepatu.bertumit.tinggi.dan.keseh atan.kaki


(17)

http://www.indonesiaindonesia.com/f/6880-sepatu-hak-tinggi-cantik-sehat/ http://www.indocina.net/viewtopic.php?f=37&t=32955

http://www.ppidenhaag.nl/index.php?option=com_content&task=view&id=74&Item id=30

http://www.tabloidnova.com/article.php?name=/sepatu-cantik-sepatu-sehat&channel=kecantikan%2Ftubuh

http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/06/13/29/118352/sepatu-high-heels-berbahaya-untuk-kaki

http://berita.fanysiswanto.web.id/Sindikasi_Utama_Okezone/2007/05/20/Sepatu_Ber pengaruh_pada_Kesehatan_Kaki

http://www.surya.co.id/2009/01/03/alas-kaki-chic/


(1)

7 1.10 Mind Mapping


(2)

66

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perkembangan dunia mode saat ini memang tidak dapat kita abaikan. Bermacam inovasi menarik terdapat di dalamnya. Salah satu yang paling menarik adalah sepatu bertumit tinggi atau yang lebih kita kenal dengan istilah high heel shoes disingkat high heels. Hanya masalah timbul karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pemilihan kualitas dan pemakaian high heels yang tidak tepat sehingga terdapat resiko / dampak negatif bagi penggunanya. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Dari faktor ekonomi sampai faktor estetis yang mengalahkan logika wanita muda akan kesehatan kakinya. Ditambah berbagai pandangan atau stigma yang telah beredar di masyarakat, seperti high heels tidak baik digunakan karena dapat membuat betis menjadi besar, tumit lecet, pegal dan nyeri pada bagian kaki dan pinggang.

Meskipun begitu, high heels sulit ditinggalkan. Selain untuk alasan mengikuti trend mode, ada pula image kuat yang ditimbulkan akan pemakaiannya dalam masyarakat (etika berpakaian). Sebagai contoh wanita karier di perusahaan besar, bank atau untuk padanan gaun pesta. High heels dinilai lebih sopan dan formal. Sementara untuk hang out, high heels dinilai lebih seksi dan glamour.

Berdasarkan analisa setelah melakukan survey dan wawancara di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa sepasang high heels yang baik harus memiliki kemampuan fleksibilitas yang dibagian dasar (metatar) sehingga nyaman dikenakan untuk berjalan. Sementara untuk heels harus dibuat sangat kokoh dan kuat menggunakan konstruksi. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif seperti hak miring, patah, atau lepas. Pemilihan model heels dan materialnya juga perlu dipertimbangkan. Karena hal tersebut mempengaruhi kenyamanan penggunanya. Sebagai contoh, wanita berbobot besar sebaiknya tidak memilih bentuk heels yang kecil (misalnya stiletto).

Waktu dan teknik pemakaian pun perlu diperhatikan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari dampak-dampak negatif, seperti cedera otot serta gangguan kaki tulang dan syaraf.


(3)

67

Untuk menyelesaikan masalah diatas, maka kampanye ini akan dilakukan secara aktif dengan poster yang didukung media lainnya . Media poster diambil karena dianggap dapat menjelaskan informasi yang ingin disampaikan secara jelas dan menarik (data tertulis dan bergambar). Sedangkan media lainnya berguna untuk memberikan informasi tentang keberadaan kampanye ini sekaligus menjadi media reminding kemudian.

Diharapkan dengan media tersebut dapat memecahkan masalah, dan informasi dapat sampai kepada target audience dengan baik serta masyarakat dapat lebih memperhatikan dan menyayangi kakinya.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Diri Sendiri

Belajar untuk lebih dewasa dan tidak lari dari tanggung jawab. Lebih menghargai waktu serta harus lebih banyak belajar dan tidak mudah putus asa dalam menyelesaikan suatu masalah.

5.2.2 Saran Untuk Civitas Akademik Maranatha

Pelajaran yang baik adalah belajar dari pengalaman. Selain dengan ilmu, hal ini yang dapat membekali generasi selanjutnya dengan pengalaman berharga.

5.2.3 Saran Untuk Masyarakat Umum

Diharapkan masyarakat dapat lebih berpikir cermat dan kritis akan masalah yang timbul, sehingga dapat menyikapinya dengan baik.


(4)

Saran Dosen Penguji

1. Peran photography pada kampanye kamu itu sangat PENTING. Coba kamu pikirkan lagi, bagaimana mem-visualisasikan 'CANDID MOMENT" dari meng-istirahatkan kaki setelah mengenakan hak tinggi .

2. Untuk nama kampanye, "SAYANGI KAKIMU" & "HIGH HEELS TEPAT UNTUK KAKI SEHAT", kamu bisa ambil keputusan sendiri, apakah hanya akan

menggunakan salah satu atau ingin dikombinasikan. 3. Perlu dibuat SERIES untuk visual kampanye ini.

--- Untuk TA ini, jangan lupa:

1. HOW TO deliver the RIGHT MESSAGE to RIGHT TARGET & they UNDERSTAND (dari sisi DKV)

2. PESAN (Bahasa Khusus) yang ingin disampaikan melalui proyek TA ini:

Penyampaian yang HASILNYA MENJAWAB DESIRE/HASRAT audience tersebut Ingat, dari sisi DKV ya! KOMUNIKASI VISUAL!! Harus dapat menjawab END USERS' NEEDS (target audience atau industri atau individu)


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Resume Seminar Posture and Guide, Asosiasi Podiatri Indonesia Tabloid A+ : Edisi April 2008

Tabloid Bazaar : Edisi Mei 2009

Walford, Jonathan, 2007, The Seductive Shoes,German, Thames & Hudson

Behnke, Robert S. Kinetic Anatomy. 2nd ed. Champaign, IL: Human

Kinetics, 2006.

 Cho, W.H. and Choi, H. "Center of Pressure (COP) During the Postural

Balance Control of High-Heeled Woman." Proceedings of the 2005 IEEE Engineering in Medicine and Biology 27th Annual Conference 1-4 Sept. 2005: 2761-2764.

 Dasey, Daniel. "Hybrid Heels Give Sex Appeal Minus the Smarting Feet."

The Sydney Morning Herald 13 Aug. 2006. The Sydney Morning Herald Online 25 Oct. 2006.

 "Foot Levelers New Cycle System." Photographs. DC Products Review for

Chiropractics. 25 Oct. 2006.

 Hao, Z.H., J.B. Zhou, D.W. Jin, D.W. Zhou, and X.D. Li. "Different Plantar

Interface Effects on Dynamics of the Lower Limb." Proceedings of the 2005 IEEE Engineering in Medicine and Biology 27th Annual Conference 1-4 Sept. 2005: 6021-6024.

Knutzen, Kathleen M., and Joseph Hamil. Biomechanical Basis of Human

Movement. Media, PA: Williams & Wilkins, 1995.

McGinnis, Peter M. Biomechanics of Sports and Exercise, 2nd ed.

Champaign, IL: Human Kinetics, 2005.

 Pitz, Marylynne. "Nike's Air System Slips Into High Heels." The Post

Gazette 19 Sept. 2006. Post-Gazette.com 1 Nov. 2006.

Rexford, Nancy E. Women's Shoes in America, 1975-1930. Kent, OH: Kent

State University, 2000.

 Rossi, Dr. William A. "Why Shoes Make 'Normal' Gait Impossible." Podiatry

Magagement March, 1999: 50-61. Unshod.org. 25, Oct. 2006.

Thompson, Clem W., and R.T. Floyd. Manual of Structural Kinesiology.

New York: McGraw-Hill, 2004.

http://www.bodyclinic.co.id

http://shoesaccessories.suite101.com/article.cfm/how_to_walk_in_stiletto_heels# ixzz09VXGsDGL

http://kompas.co.id/read/xml/2008/10/06/12505428/sepatu.bertumit.tinggi.dan.keseh atan.kaki


(6)

http://www.indonesiaindonesia.com/f/6880-sepatu-hak-tinggi-cantik-sehat/ http://www.indocina.net/viewtopic.php?f=37&t=32955

http://www.ppidenhaag.nl/index.php?option=com_content&task=view&id=74&Item id=30

http://www.tabloidnova.com/article.php?name=/sepatu-cantik-sepatu-sehat&channel=kecantikan%2Ftubuh

http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/06/13/29/118352/sepatu-high-heels-berbahaya-untuk-kaki

http://berita.fanysiswanto.web.id/Sindikasi_Utama_Okezone/2007/05/20/Sepatu_Ber pengaruh_pada_Kesehatan_Kaki

http://www.surya.co.id/2009/01/03/alas-kaki-chic/