Pengaruh Sirop Pala (Myristica fragrans Houtt.) Terhadap Fungsi Kognitif Perempuan Dewasa.
iv ABSTRAK
PENGARUH SIROP PALA (Myristica fragrans Houtt.) TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PEREMPUAN DEWASA
Bimo Ario Prahasto, 2010; Pembimbing I: Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Pembimbing II: dr. Sylvia Soeng, M.Kes
Fungsi kognitif merupakan suatu proses berpikir, yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor makanan. Buah Pala yang sering dikonsumsi masyarakat dalam bentuk sirop Pala diduga dapat menurunkan fungsi kognitif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sirop Pala terhadap fungsi kognitif.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental sungguhan bersifat komparatif dengan pre test dan post test. Subjek penelitian yang digunakan berjumlah 30 orang mahasiswi fakultas kedokteran. Data yang diamati adalah waktu yang dibutuhkan subjek penelitian untuk menyelesaikan Maze Learning sebelum dan sesudah diberi minum sirop Pala dalam detik. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji t berpasangan dengan α=0,05. Tingkat kemaknaan berdasarkan nilai p ≤ 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan rerata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Maze Learning sesudah minum sirop Pala (286,27 detik) lebih lama dibandingkan sebelum minum sirop Pala (248,47 detik), dengan nilai p = 0,040.
Simpulan penelitian ini adalah sirop Pala menurunkan fungsi kognitif. Kata kunci: sirop pala, fungsi kognitif, maze learning
(2)
v ABSTRACT
THE EFFECT OF NUTMEG SYRUP (Myristica fragrans Houtt.) TOWARDS COGNITIVE FUNCTION IN ADULT FEMALE
Bimo Ario Prahasto, 2010; Tutor I: Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Tutor II: dr. Sylvia Soeng, M.Kes
Cognitive function is a process of thinking, which can be influenced by various factors one of these is food factor. Nutmeg fruits are often consumed by people in the form of Nutmeg syrup, which is suspected can reduce cognitive function.
The purpose of this study was to determine the effect of Nutmeg syrup towards cognitive function.
The research was a comparative real experiment prospective study with pre test and post test. The research subjects were 30 female medical students. The data observed was the time required to complete the Maze Learning before and after drinking Nutmeg syrup in seconds. Data was statistically analyzed using
paired t test with α = 0.05. Significance level based on the value of p ≤ 0.05.
The result showed that the average time required to complete the Maze Learning after drinking Nutmeg syrup (286.27 seconds) was longer than before drinking Nutmeg syrup (248.47 seconds), with p = 0.040.
The conclusion was the Nutmeg syrup reduced cognitive function. Keywords: nutmeg syrup, cognitive function, maze learning
(3)
vii DAFTAR ISI Halaman JUDUL………..i LEMBAR PERSETUJUAN…….………..………..…...ii SURAT PERNYATAAN………...iii ABSTRAK………..iv
ABSTRACT………..v
KATA PENGANTAR………vi
DAFTAR ISI………...………..vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………..………..1
1.2 Identifikasi Masalah ………1
1.3 Maksud dan Tujuan ………...……….2
1.4 Manfaat Penelitian ………..…2
1.4.1 Manfaat Akademik ………..2
1.4.2 Manfaat Praktik ………...……2
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ……….2
1.5.1 Kerangka Pemikiran ………..…..2
1.5.2 Hipotesis Penelitian ……….………4
1.6 Metodologi ...4
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ...4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Saraf Pusat...5
2.2 Kognitif...8
2.2.1 Definisi Kognitif...8
2.2.2 Proses Mengingat...8
2.2.3 Problem Solving...10
2.3 Pala (Myristica fragrans Houtt.)...13
2.3.1 Taksonomi...14
2.3.2 Jenis-jenis Tanaman Pala...14
2.3.3 Kandungan Kimiawi...15
2.3.4 Khasiat/Kegunaan...15
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan/subjek penelitian...17
3.1.1 Alat dan Bahan yang digunakan...17
3.1.2 Subjek Penelitian...17
3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian……....…...……18
3.2 Metode Penelitian……….…….18
3.2.1 Desain Penelitian………18
3.2.2 Variabel Penelitian………...18
3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel….…………....…18
(4)
viii
3.2.3 Besar Sampel Penelitian……….……….…..….18
3.2.4 Prosedur Penelitian……….19
3.2.5 Metode Analisis Data……….…20
3.2.6 Aspek Etik Penelitian...21
BAB IV HASIL,PEMBAHASAN,PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1 Hasil dan Pembahasan………23
4.1.1 Hasil Penelitian………..23
4.1.2 Pembahasan ………...………24
4.2 Pengujian Hipótesis Penelitian………...…...25
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan…………...………...………26
5.2 Saran……….…..26
DAFTAR PUSTAKA………27
LAMPIRAN………...29
(5)
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Tabel Hasil Penelitian ………..…….23
(6)
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Lobus-lobus otak....……….…….7 Gambar 2.2 Siklus Problem Solving...……….…..…………..11 Gambar 2.3 Pala (Myristica fragrans Houtt.)…………...……….15
(7)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Tabel...29
Lampiran 2 Uji Statistik...30
Lampiran 3 Cara Pembuatan Sirop Pala...31
Lampiran 4 Gambar Maze Learning...32
Lampiran 5 Informed Consent...34
(8)
29 LAMPIRAN
Lampiran I
Tabel waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Maze Learning dalam detik sebelum dan sesudah diberi sirop Pala
no sebelum sesudah
1 194 240
2 202 239
3 240 252
4 240 222
5 193 225
6 205 223
7 238 211
8 223 245
9 315 715
10 168 224
11 201 229
12 525 554
13 221 239
14 282 262
15 183 236
16 192 163
17 452 776
18 237 221
19 289 260
20 237 224
21 190 216
22 178 203
23 259 281
24 180 167
25 182 205
26 191 209
27 202 228
28 240 261
29 314 235
30 481 623
(9)
30 Paired Sample s Te st
-37,80 96,375 17,596 -73,79 -1,81 -2,148 29 ,040
SEBELUM - SESUDAH Pair 1
Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper
95% Confidence Interval of the Difference Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Lampiran 2
Tabel hasil uji statistik dengan menggunakan uji t berpasangan
Paired Sample s Statistics
248,47 30 89,982 16,428
286,27 30 157,065 28,676
SEBELUM SESUDAH Pair 1
Mean N Std. Deviation
Std. Error Mean
Paired Sample s Correlations
30 ,831 ,000
SEBELUM & SESUDAH Pair 1
N Correlation Sig.
(10)
31 Lampiran 3
Cara pembuatan sirop pala :
Pilih buah yang telah tua, segar dan masak lalu cuci;
Potong buah menjadi 4 bagian; (sebelum dipotong-potong kukus dahulu selama 10 menit).
Parut buah hingga menjadi bubur (500 gram);
Tambah air, gula pasir (1 ¼ kg), dan garam dapur (20 gram); Perbandingan sari buah dengan air adalah sebagai berikut : (untuk 1 liter sari buah campur dengan 3 liter air)
500 gram = 0,5 liter sari buah, tambahkan 1,5 liter air Aduk sampai rata.
Panaskan campuran hingga mendidih dan biarkan sampai agak mengental. Dalam keadaan panas, saring hasilnya. Setelah dingin segera masukkan dalam botol.
*Minyak atsiri pada pala terikat pada zat pembawa (bahan tidak aktif) sehingga dapat larut dalam air dan kemudian dapat larut dalam sirop.
(11)
32 Lapiran 4
Gambar Maze Learning Pre Test
(12)
33 Post Test
(13)
34 Lampiran 5
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN(INFORMED CONSENT) Yang Bertandatangan di bawah ini:
Nama : Usia : Alamat : Pekerjaan : No KTP/lainnya :
Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa:
Setelah mendapat keterangan sepenuhnya menyadari, mengerti, dan memahami tentang tujuan,manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian,serta sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikutsertaannya, maka saya setuju ikut serta dalam penelitian yang berjudul: Pengaruh Sirop Pala (Myristica fragrans Houtt.) Terhadap Fungsi Kognitif Perempuan Dewasa.
Demikian surat pernyataan ini kami buat sesungguhnya dan tanpa paksaan
Mengetahui, Bandung,
Penanggung jawab penelitian, Yang menyatakan Peserta penelitian,
(Bimo Ario Prahasto) ( ) Saksi-saksi:
1. ...( ) 2. ...( )
(14)
35 Lampiran 6
(15)
36
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Bimo Ario Prahasto
NRP : 0710147
Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 21 Maret 1990 Alamat : Jln Simpang G-13 Cimahi
Riwayat Pendidikan
SD ST.Maria-ST.Yusup Cimahi, lulus tahun 2002 SMP Kristen Eben Haezar Manado, lulus tahun 2004 SMAN 2 Cimahi, lulus tahun 2007
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung angkatan 2007
(16)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Fungsi kognitif merupakan suatu proses berpikir yang menggunakan input sensorik di otak dan informasi yang telah disimpan dalam ingatan (Guyton, 1997). Problem solving merupakan suatu proses kognitif yang diterapkan saat mengatasi permasalahan untuk meraih suatu tujuan (Edward, 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi problem solving antara lain keahlian, memori, dasar pengetahuan, representasi, kecepatan, dan efisiensi.
Problem solving tidak selalu berjalan lancar karena banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah konsumsi makanan sehari-hari. Konsumsi makanan yang memiliki efek sedatif cenderung menurunkan kecepatan problem solving seseorang. Salah satu makanan tersebut adalah buah Pala, yang merupakan buah hasil alam Indonesia dan banyak diolah untuk mempertinggi nilai jual atau dalam bentuk sajian tertentu, sehingga lebih diminati masyarakat. Daging buah Pala sering digunakan untuk sirop dan manisan, sedangkan bijinya untuk bumbu masak. Tumbuhan Pala (Myristica fragrans Houtt.) banyak terdapat di Kepulauan Maluku terutama di Pulau Banda, memiliki efek sedatif, analgesik, aprodisiak, antibakteri, dan antiinflamasi (Tajuddin, 2003). Konsumsi buah dan biji Pala sering menimbulkan efek sedatif. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh sirop Pala, yang sudah dikenal masyarakat luas, terhadap fungsi kognitif.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah dari penelitian ini adalah :
(17)
2
1.3Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang pengaruh salah satu minuman yang dikonsumsi masyarakat terhadap fungsi kognitif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sirop Pala terhadap fungsi kognitif.
1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat akademik
Manfaat akademis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk menambah pengetahuan bidang farmakologi Pala (khususnya sirop Pala) terhadap fungsi kognitif.
1.4.2 Manfaat praktik
Manfaat praktis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang sirop Pala yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif.
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Fungsi kognitif dapat dinilai dengan kemampuan problem solving. Problem solving melibatkan proses berpikir yang ditujukan kepada pemecahan suatu masalah spesifik yang mengikutsertakan baik pembentukan respons maupun pemilihan dari semua respons yang memungkinkan. Pada proses problem solving terjadi suatu siklus berpikir
(18)
3
yang dimulai dari identifikasi masalah, mendefinisikan masalah, membuat strategi untuk pemecahan masalah tersebut, menyusun informasi tentang masalah tersebut, dan pemilihan respons yang paling memungkinkan untuk memecahkan masalah tersebut (Bransford & Stein, 1984).
Problem solving dapat diukur dengan berbagai metode, salah satu nya Maze Learning. Maze Learning merupakan suatu proses pencarian rute yang benar untuk mendapatkan jalan keluar, yang dapat digunakan baik pada populasi manusia atau pun hewan (Alvin & Sarah, 2004).
Kemampuan seseorang dalam problem solving dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, salah satunya adalah faktor kantuk yang disebabkan oleh efek sedatif suatu zat yang terkandung dalam makanan, yang diduga disebabkan oleh suatu proses inhibisi aktif. Ada beberapa pusat di otak yang menghambat bagian-bagian otak lain untuk menyebabkan kantuk, salah satunya adalah perangsangan pada raphe nuclei yang telah diketahui berperan dalam siklus bangun dan tidur (Guyton & Hall, 1997; Wu et al., 2004).
Buah Pala (Myristica fragrans Houtt.) mengandung beberapa minyak atsiri penting, yaitu sabinene, camphene, dipentene, Linalool, d-borneol, i-terpineol, geraniol, safrole, d-pinene, myristicin, eugenol dan iso eugenol (FAO Corporate Document Repository, 1994). Minyak atsiri tersebut dapat memberikan berbagai macam efek, salah satunya dengan mempengaruhi reseptor GABAA. Reseptor ionotropik GABAA berperan dalam sebagian besar neurotransmisi yang bersifat inhibisi pada sistem saraf pusat. Reseptor GABAA yang ditemukan dalam neuron-neuron sistem saraf pusat dapat meningkatkan konduktansi klorida dan mencegah pelepasan neuronal (Goodman, 2007). Perangsangan pada reseptor GABAA yang disebabkan oleh kandungan minyak atsiri dalam buah Pala akan menimbulkan proses inhibisi aktif pada raphe nuclei, yang akhirnya menyebabkan suatu keadaan kantuk dan menimbulkan penurunan fungsi kognitif.
(19)
4
1.5.2 Hipotesis
Sirop Pala (Myristica fragrans Houtt.) berpengaruh menurunkan fungsi kognitif.
1.6 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental sungguhan bersifat komparatif dengan pre test dan post test.
Data yang diamati adalah waktu yang dibutuhkan seseorang untuk menyelesaikan Maze Learning dalam detik.
Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji t berpasangan dengan α=0,05. Tingkat kemaknaan berdasarkan nilai p ≤ 0,05.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
(20)
26 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa sirop Pala menurunkan fungsi kognitif pada dosis 100 cc.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan beberapa saran, sebagai berikut : Perlu dilakukan penelitian dengan waktu pengamatan dan dosis yang lebih bervariasi.
Perlu dilakukan isolasi zat aktif agar dapat diketahui efeknya secara individual.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh sirop pala terhadap fungsi kognitif dengan tes yang berbeda.
Konsumsi sirop Pala secara berlebihan sebaiknya dihindari pada saat akan melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi.
(21)
27
(22)
27
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi umum. Jakarta: Rineka Cipta Alvin Walker Jr., & Sarah N. Mulholland. 1992. The Thesaurus of Psychological Index Terms: A Historical Review. American Psychological Association. Washington, DC.
Bransford, J., & Stein, B. (1984). The IDEAL problem solver. New York: W. H. Freeman.
Brunetion J. 1999. Pharmacology : phytochemistry mediccal plants. 2nded. Paris : Intercept Ltd. p 567-568
De Milto L, Frey RJ. Nutmeg. In: Longe JL, project editor. Gale Encyclopedia of Alternative Medicine . Vol 3. 2nd ed. Detroit, MI: Thomson Gale;2005:1461-1463.
Dorland,W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta:EGC. hal 459.
Edward,E.S., Stephen M.K. 2007. Cognitive Psychology-Mind and Brain. Education.inc :Upper Saddle River,New Jersey. p 302.
Ernst E. Herbal medicinal products during pregnancy: are they safe? BJOG . 2002;19:227-235.
FAO Corporate Document Repository, 1994. Nutmeg and derivative.
Ganong W.F. 2001. Review of Medical Physiology, 20th ed, International. p: 187-189, 197-201, 207-216.
Goodman and Gilman. 2007. Dasar Farmakologi Terapi, vol. 1, EGC, Jakarta. p: 399-427.
Grieve M., A Modern Herbal. http://www.botanical.com/botanical/mgmh/n /nutmeg07.html. 20 Januari 2009.
Guyton A.C. and Hall J.E.1997. Buku ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 9. Jakarta:EGC. hal 901,983,1038-1042,1078,1095.
Katzer G., Nutmeg and Mace (Myristica fragrans Houtt). http://www.uni-graz.at/~katzer/engl/index.html. 10 April 2009.
(23)
28
Moore. K.L., Dalley. A.F. 2006. Clinically Oriented Anatomy. Ed 5th. USA: Philadelphia. p. 922.
Snell. R. S. 2007. Neuronatomi Klinik. Edisi: 5. Jakarta: EGC. hal 318-323. Stenberg. R. J. 2006. Cognitive Psychology. Ed 4th. USA :Thomson
Tajuddin, Ahmad, S., Latif, A., and Qasmi, I.A., 2003, “Aphrodisiac Activity of 50 % Ethanolic Extracts of Myrictica fragrans Houtt. (nutmeg) and Syzygium aromaticum (L) Merr. & Perry. (clove) in male mice”, BMC Complementary and Alternative Med.
Van Gils C, Cox PA. Ethnobotany of nutmeg in the Spice Islands. J Ethnopharmacol . 1994;42:117-124.
Woolson R.F. 1987. Statistical Method for The Analysos of Biomedical Data. New York : John Wiley & Suns, Inc. p: 154.
Wu MF, John J, Boehmer LN, Yau D, Nguyen GB, Siegel JM (January 2004). "Activity of dorsal raphe cells across the sleep-waking cycle and during cataplexy in narcoleptic dogs". J. Physiol. (Lond.) 554 (Pt 1): 202–15.
(1)
3
yang dimulai dari identifikasi masalah, mendefinisikan masalah, membuat strategi untuk pemecahan masalah tersebut, menyusun informasi tentang masalah tersebut, dan pemilihan respons yang paling memungkinkan untuk memecahkan masalah tersebut (Bransford & Stein, 1984).
Problem solving dapat diukur dengan berbagai metode, salah satu nya Maze Learning. Maze Learning merupakan suatu proses pencarian rute yang benar untuk mendapatkan jalan keluar, yang dapat digunakan baik pada populasi manusia atau pun hewan (Alvin & Sarah, 2004).
Kemampuan seseorang dalam problem solving dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, salah satunya adalah faktor kantuk yang disebabkan oleh efek sedatif suatu zat yang terkandung dalam makanan, yang diduga disebabkan oleh suatu proses inhibisi aktif. Ada beberapa pusat di otak yang menghambat bagian-bagian otak lain untuk menyebabkan kantuk, salah satunya adalah perangsangan pada raphe nuclei yang telah diketahui berperan dalam siklus bangun dan tidur (Guyton & Hall, 1997; Wu et al., 2004).
Buah Pala (Myristica fragrans Houtt.) mengandung beberapa minyak atsiri penting, yaitu sabinene, camphene, dipentene, Linalool, d-borneol, i-terpineol, geraniol, safrole, d-pinene, myristicin, eugenol dan iso eugenol (FAO Corporate Document Repository, 1994). Minyak atsiri tersebut dapat memberikan berbagai macam efek, salah satunya dengan mempengaruhi reseptor GABAA. Reseptor ionotropik GABAA berperan dalam sebagian besar neurotransmisi yang bersifat inhibisi pada sistem saraf pusat. Reseptor GABAA yang ditemukan dalam neuron-neuron sistem saraf pusat dapat meningkatkan konduktansi klorida dan mencegah pelepasan neuronal (Goodman, 2007). Perangsangan pada reseptor GABAA yang disebabkan oleh kandungan minyak atsiri dalam buah Pala akan menimbulkan proses inhibisi aktif pada raphe nuclei, yang akhirnya menyebabkan suatu keadaan kantuk dan menimbulkan penurunan fungsi kognitif.
(2)
4 1.5.2 Hipotesis
Sirop Pala (Myristica fragrans Houtt.) berpengaruh menurunkan fungsi kognitif.
1.6 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental sungguhan bersifat komparatif dengan pre test dan post test.
Data yang diamati adalah waktu yang dibutuhkan seseorang untuk menyelesaikan Maze Learning dalam detik.
Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji t berpasangan
dengan α=0,05. Tingkat kemaknaan berdasarkan nilai p ≤ 0,05. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
(3)
26 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa sirop Pala menurunkan fungsi kognitif pada dosis 100 cc.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan beberapa saran, sebagai berikut : Perlu dilakukan penelitian dengan waktu pengamatan dan dosis yang lebih bervariasi.
Perlu dilakukan isolasi zat aktif agar dapat diketahui efeknya secara individual.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh sirop pala terhadap fungsi kognitif dengan tes yang berbeda.
Konsumsi sirop Pala secara berlebihan sebaiknya dihindari pada saat akan melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi.
(4)
27
(5)
27
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi umum. Jakarta: Rineka Cipta
Alvin Walker Jr., & Sarah N. Mulholland. 1992. The Thesaurus of Psychological Index Terms: A Historical Review. American Psychological Association. Washington, DC.
Bransford, J., & Stein, B. (1984). The IDEAL problem solver. New York: W. H. Freeman.
Brunetion J. 1999. Pharmacology : phytochemistry mediccal plants. 2nded. Paris : Intercept Ltd. p 567-568
De Milto L, Frey RJ. Nutmeg. In: Longe JL, project editor. Gale Encyclopedia of Alternative Medicine . Vol 3. 2nd ed. Detroit, MI: Thomson Gale;2005:1461-1463.
Dorland,W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta:EGC. hal 459.
Edward,E.S., Stephen M.K. 2007. Cognitive Psychology-Mind and Brain. Education.inc :Upper Saddle River,New Jersey. p 302.
Ernst E. Herbal medicinal products during pregnancy: are they safe? BJOG . 2002;19:227-235.
FAO Corporate Document Repository, 1994. Nutmeg and derivative.
Ganong W.F. 2001. Review of Medical Physiology, 20th ed, International. p: 187-189, 197-201, 207-216.
Goodman and Gilman. 2007. Dasar Farmakologi Terapi, vol. 1, EGC, Jakarta. p: 399-427.
Grieve M., A Modern Herbal. http://www.botanical.com/botanical/mgmh/n /nutmeg07.html. 20 Januari 2009.
Guyton A.C. and Hall J.E.1997. Buku ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 9. Jakarta:EGC. hal 901,983,1038-1042,1078,1095.
Katzer G., Nutmeg and Mace (Myristica fragrans Houtt). http://www.uni-graz.at/~katzer/engl/index.html. 10 April 2009.
(6)
28
Moore. K.L., Dalley. A.F. 2006. Clinically Oriented Anatomy. Ed 5th. USA: Philadelphia. p. 922.
Snell. R. S. 2007. Neuronatomi Klinik. Edisi: 5. Jakarta: EGC. hal 318-323.
Stenberg. R. J. 2006. Cognitive Psychology. Ed 4th. USA :Thomson
Tajuddin, Ahmad, S., Latif, A., and Qasmi, I.A., 2003, “Aphrodisiac Activity of 50 % Ethanolic Extracts of Myrictica fragrans Houtt. (nutmeg) and Syzygium aromaticum (L) Merr. & Perry. (clove) in male mice”, BMC Complementary and Alternative Med.
Van Gils C, Cox PA. Ethnobotany of nutmeg in the Spice Islands. J Ethnopharmacol . 1994;42:117-124.
Woolson R.F. 1987. Statistical Method for The Analysos of Biomedical Data. New York : John Wiley & Suns, Inc. p: 154.
Wu MF, John J, Boehmer LN, Yau D, Nguyen GB, Siegel JM (January 2004). "Activity of dorsal raphe cells across the sleep-waking cycle and during cataplexy in narcoleptic dogs". J. Physiol. (Lond.) 554 (Pt 1): 202–15.