S PLB 1001490 Chapter5

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.

SIMPULAN
Seni menganyam kertas merupakan awal atau dasar latihan untuk dapat
menganyam ke berbagai bahan, berbagai bentuk, dan berbagai fungsi.
Dengan kata lai, seni menganyam di kertas merupakan alat latih peserta
didik

untuk

meningkatkan

kemampuan

keterampilan

menganyam,


mengembangkan ekspresi keindahan, dan melakukan uji coba untuk
memanfaatkan seni anyaman bagi produksi alat-alat kebutuhan praktis yang
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman ini, guru
mengalami kendala pada saat penyusunan program dikarenakan tidak
adanya buku pedoman mengenai pembelajaran keterampilan khusus untuk
tunanetra dan buku mengenai keterampilan anyaman sangat terbatas. Akan
tetapi, guru menggunakan sumber yang ada agar tujuan pencapaian
pembelajaran

keterampilan

anyaman

dapat

tercapai

dengan


baik.

Pembelajaran keterampilan anyaman ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :
1) Kegiatan awal, seperti apersepsi mengenai materi sebelumnya dan tanya
jawab tentang materi yang belum dimengerti siswa; 2) Kegiatan inti, seperti
penyampaian materi yang akan dipraktekan dan pelaksanaan praktek
keterampilan anyaman di kelas; 3) Kegiatan akhir, yaitu evaluasi hasil akhir
kegiatan pembelajaran keterampilan anyaman pada setiap pertemuan. Selain
hambatan dalam penyusunan program pembelajaran, guru juga mengalami
hambatan dalam pengkondisian kelas, karena kelas tersebut disatukan pada
satu ruangan, sehingga situasi kelas kurang kondusif. Dalam masalah biaya
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62

juga, guru mengalami kendala, namun dapat diatasi dengan baik untuk

masalah biaya yang dihadapi karena guru berinisiatif untuk menggunakan
kertas agar pengeluaran lebih ekonomis.
B.

SARAN
Saran penelitian ini merupakan rekomendasi peneliti kepada pihak
terkait, maka peneliti menyusun rekomendasi sebagai berikut :
1.

Guru
Guru sangat berperan penting dalam proses kegiatan belajar mengajar
di dalam kelas. Guru sebaiknya terus berupaya untuk menciptakan
suasana belajar yang kondusif agar anak dapat meningkatkan
pemahaman anak pada saat belajar. Sebagai pengganti orang tua di
sekolah, sebaiknya guru lebih memperhatikan anak didiknya dari segi
kebutuhan anak dan sikap yang baik yang ditunjukkan pada anak. Perlu
adanya dorongan dari guru dalam kegiatan belajar agar sikap positif
siswa dalam belajar menjadi terkendali dan anak bersemangat dalam
belajar.


Guru

harus

bisa

memodifikasi

materi

pembelajaran

keterampilan anyaman dari buku umum menjadi pembelajaran khusus
anak tunanetra, sehingga dapat mempermudah guru dalam memberikan
materi tentang keterampilan anyaman pada anak tunanetra.
2.

Sekolah
Sekolah


sebaiknya

dapat

meningkatkan

layanan

pendidikan

keterampilan khususnya untuk anak tunanetra. Sekolah juga diharapkan
mampu memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan kreativitas siswa khususnya dalam bidang keterampilan
untuk anak tunanetra, karena hal itu sangat menunjang dalam kegiatan
pembelajaran anak dan dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan anak
dalam belajar. Sekolah juga sebagai sarana mampu meningkatkan
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


63

potensi anak dengan membuat berbagai program keterampilan yang
sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki anak supaya anak dapat
mengembangkan kemampuan dalam bidang keterampilan yang
dimilikinya. Sekolah juga sebaiknya mengikuti pameran seni untuk
memperlihatkan hasil anyaman anak tunanetra agar hasil anyaman anak
dapat dilihat oleh umum dan menjadi suatu kebanggaan untuk sekolah
atau

sekolah

sendiri

mengadakan

acara

pameran


seni

guna

menampilkan hasil kreasi dan kreativitas anak SLB sehingga hasil
tersebut dapat dilihat oleh lembaga lain hingga masyarakat yang turut
berpartisipasi dalam kegiatan pameran seni tersebut.
3.

Peneliti Selanjutnya
Penelitian

ini

dapa

dijadikan

sebagai


bahan

rujukan

untuk

mengembangkan penelitian pembelajaran keterampilan yang lain, juga
untuk para peneliti berikutnya diharapkan mampu menggali potensipotensi anak tunanetra dan mampu mengembangkan kemampuan anak
tunanetra khususnya dibidang keterampilan.

Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

64

Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI

Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

65