S PLB 1001490 Chapter1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Pendidikan

bagi

anak

berkebutuhan

khusus

memerlukan

sistem

pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya, seperti yang
tertuang dalam pasal 32 ayat 1 UUSPN No. 20 tahun 2003 : Bahwa warga

negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan sosial
berhak memperoleh pendidikan
berkebutuhan

khusus

adalah

khusus”. Salah satu jenis kelainan anak
anak

Tunanetra.

Tunanetra

adalah

ketidakmampuan seseorang untuk melihat benda disekelilingnya dan
ketidakberfungsian indera penglihatannya.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003

menyatakan bahwa “Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Pendidikan merupakan
upaya untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Anak tunanetra merupakan bagian dari warga negara yang memerlukan
bimbingan, latihan dan keterampilan-keterampilan. Tugas ini merupakan
tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, masyarakat dan
pemerintah, juga merupakan perwujudan dari Tri Darma Perguruan Tinggi
yaitu Tri Darma yang ke tiga, sehingga permasalahan anak luar biasa
khususnya tunanetra dapat diatasi dan tidak menjadi beban masyarakat dan
1
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI

Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemerintah. Untuk mempersiapkan anak tunanetra agar mampu hidup mandiri
dan diterima oleh masyarakat, maka perlu adanya usaha untuk memberikan
mereka keterampilan, sehingga mereka diharapkan mampu mengatasi dan
menanggulangi hidup mereka sendiri.
Memberikan pelajaran keterampilan khusus pada siswa dengan gangguan
penglihatan memang bukan perkara mudah, dibutuhkan kesabaran yang
cukup besar. Mereka juga membutuhkan guru yang benar-benar ahli dalam
bidang keterampilan tersebut. Pihak sekolah wajib melengkapi fasilitas
pendukung keterampilan khusus. Selain itu, dibutuhkan metode ajar yang
tidak kaku dan monoton. Sekolah harus mengupayakan pembelajaran
keterampilan khusus yang diberikan kepada siswa berguna untuk mengasah
dan meningkatkan kemampuan penglihatan siswa. Pembelajaran bagi anak
tunanetra sebaiknya berpusat pada apa, bagaimana, dan dimana pembelajaran
khusus yang sesuai dengan kebutuhan dengan kelainannya
Keterampilan mencakup segala aspek kecakapan hidup (life skills) yang
meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan vokasional
dan keterampilan akademik. Keterampilan merupakan kemampuan untuk

menggunakan akal, fikiran, ide dan kreativitas dalam mengerjakan, mengubah
ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna, sehingga menghasilkan
sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. (Karlina, 2010, hlm. 8).
Keterampilan/kemampuan tersebut pada dasarnya akan lebih baik bila terus
diasah dan dilatih untuk menaikkan kemampuan, sehingga akan menjadi ahli
atau menguasai dari salah satu bidang keterampilan yang ada. Salah satu
bidang keterampilan yang harus dipelajari anak yaitu bisa dengan
pembelajaran keterampilan anyaman. Keterampilan anyaman merupakan satu
usaha kegiatan atau keterampilan masyarakat dalam pembuatan barangbarang dengan cara teknik susup menyusup antara fungsi dan pakan (Koko K.
Arifien, 2011, hlm. 4). Hasil keterampilan anyaman di Indonesia sangat
beragam sehingga banyak pilihan motif dan bahan yang dapat disesuaikan
dengan kemampuan anak. Mengingat pentingnya keterampilan anyam dalam
2
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sektor industri alat-alat rumah tangga, perlu adanya pengembangan kegiatan
terhadap anak tunanetra yang dilatih untuk mampu menciptakan nilai kreasi

dari anyaman yang akan dibuatnya.
Keterampilan anyaman merupakan bentuk kerajinan tradisional yang
sudah lama tumbuh di Indonesia. Perkembangan kerajinan anyaman pada
awalnya memiliki bentuk sederhana sebagai karya seni untuk memenuhi
kebutuhan praktis sehari-hari. Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini
produk kerajinan anyaman sudah mulai merambah ke berbagai jenis
keperluan, seperti digunakan untuk keperluan cindera mata, fashion, tas,
sepatu, dan lain sebagainya. Bahan yang digunakan pun cukup beragam, baik
dengan menggunakan bahan alami maupun bahan buatan (sintetis). Jika kita
memerhatikan beberapa motif anyam yang ada di Indonesia dengan ciri
khasnya masing-masing, maka setiap anyaman yang dibuat tidak lepas dari
pengaruh budaya setempat. Produk anyaman biasanya dibuat sesuai dengan
kebutuhan daerah. Sebagai salah satu contoh produk anyaman keranjang di
Tasikmalaya, berbeda dengan produk anyaman di Kalimantan, baik dari segi
motif, bentuk maupun kegunaannya. Dalam masa perjalanannya yang cukup
panjang, kerajinan anyaman mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai
hal yang menyangkut anyaman pada saat ini dapat dibuat dalam berbagai
produk sesuai permintaan konsumen. Perubahan ini tumbuh dan berjalan
seiring dengan bentuk, motif, serta fungsi dari tradisional sampai yang baru.
Keanekaragaman bentuk, motif, maupun fungsi dari kriya anyam menjadikan

produk anyaman mempunyai daya tarik tersendiri dan khas dalam
penampilannya.
Beberapa sekolah menengah di daerah Tasikmalaya bagian utara telah
mengembangkan program khusus yaitu pembelajaran keterampilan anyaman
1 X 2 Jam pelajaran tiap minggunya termasuk salah satunya SLB yang
mengadakan program tersebut namun tidak berjalan dengan baik dikarenakan
keterbatasan guru dalam memberikan pembelajaran tersebut terhadap anak
tunanetra di sekolah. Program tersebut kemudian dimasukan ke dalam
3
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian (KTK) dan hanya menjadi
bagian dari mata pelajaran tersebut.
Berdasarkan masalah yang ada di lapangan, maka perlu dilakukan
penelitian tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran program-program
keterampilan bagi anak tunanetra, khususnya bagi anak low vision, yang
mana kemampuannya dalam bekerja dapat dioptimalkan, seperti pada

bidang

keterampilan

yang

bersifat

sederhana,

misalnya

dalam

memperkenalkan bahan anyaman sederhana seperti kertas berwarna
(kertas origami), manfaat dan cara pengerjaan. Oleh karena itu peneliti
tertarik

untuk


mengadakan

penelitian

tentang

“Pelaksanaan

Pembelajaran Keterampilan Anyaman Pada Siswa Tunanetra Kelas VI di
SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, masalah utama
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pelaksanaan Pembelajaran
Keterampilan Anyaman Pada Anak Tunanetra Kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya?”. Selanjutnya, untuk memperoleh ruang
lingkup dari pokok permasalahan tersebut, dapat

dijabarkan dalam

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana persiapan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa
tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa
tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya?
3. Bagaimana evaluasi pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa
tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya?

4
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. TUJUAN PENELITIAN
Setiap proses dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran hendaknya
mempunyai arah untuk memperjelas langkah-langkah yang akan menjadi
tujuannya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban terhadap
permasalahan yang telah dikemukakan, maka di bawah akan diuraikan tujuan
dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dari
pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada tunanetra yaitu di
kelas VI SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk

mengetahui

perencanaan

program

dalam

pelaksanaan

pembelajaran keterampilan anyaman pada anak tunanetra kelas VI di
SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
b) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman
pada anak tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Ciawi Kabupaten

Tasikmalaya
c) Untuk mengetahui hasil evaluasi pembelajaran keterampilan anyaman
pada anak tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI Kabupaten
Tasikmalaya.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritis
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini mengembangkan
kreativitas anak melalui pembelajaran keterampilan anyaman yang
diberikan kepada anak untuk meningkatkan kreativitas anak tunanetra.
5
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Juga dapat mengetahui tingkat kemampuan sejauh mana anak dapat
melakukan pekerjaan dan memahami instruksi yang diberikan selama
proses pembelajaran keterampilan anyaman.
2. Secara Praktis
a) Bagi guru : hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam
memperluas pengetahuan mengenai pembelajaran keterampilan
anyaman pada anak tunanetra yang sesuai dengan kemampuan
anak sehingga keterampilan tersebut dapat dioptimalkan.
b) Bagi siswa : hasil penelitian dapat meningkatkan kemampuan
dalam pembuatan keterampilan anyaman yang sesuai bagi anak
tunanetra dan dapat bermanfaat bagi kehidupannya.
c) Bagi Sekolah : hasil penelitian ini dapat menjadi sumber acuan
dalam peningkatan pembelajaran keterampilan, khususnya untuk
anak tunanetra serta sekolh bisa menjadi sarana belajar kreatif
dalam kegiatan pembelajaran siswa sehari-hari.
d) Bagi peneliti : hasil peneliti ini diharapkan menjadi sumber acuan
dalam pembelajaran keterampilan anyaman juga menambah
wawasan dan pengetahuan peneliti serta pengalaman tentang
pembelajaran keterampilan anyaman bagi anak tunanetra.

6
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7
Ismie Dewi Maryan, 2014
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman pada siswa tunanetra kelas VI di SLB ABC PGRI
Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu