S PAI 1000809 Chapter5

109

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab kelimaini disajikan kesimpulan yang merujukpada hasil penelitian dan
pembahasan tentang model pembinaan keagamaan pada lansia muslim sebagai
upaya membentuk akhlāq mulia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha
Ciparay Bandung. Pada bagian akhir ini peneliti juga memberikan rekomendasi
sebagai tindak lanjut dari penelitian ini.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan terdahulu, maka peneliti
dapat menarik sebuah kesimpulan terhadap model pembinaan keagamaan
pada lansia muslim sebagai upaya membentuk akhlāq mulia di Balai
Perlindungan Sosial

Tresna Werdha Ciparay Bandung, didapatkan model

pembinaan keagamaan berasal dari sebuah perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Dalam perencanaan terdapat beberapa aspek yang mendukung yaitu
adanya tujuan pembinaan, materi pembinaan, metode pembinaan, media yang
dipakai, para lansia yang antusias dalam mengikuti pembinaan, para pembina

yang mampu membantu lansia untuk menciptakan rasa nyaman dalam proses
pembinaan, dan sarana prasarana yang mendukung. Adapun pelaksanaannya
berupa kegiatan ceramah keagamaan, belajar baca/tulis huruf arab, tadarusan,
hapalan bacaan ṣalāt,praktek ṣalāt,hapalan surat-surat pendek, dan doa seharihari.
Dari hasil kegiatan pembinaan keagamaan tersebut akan tercipta lansia
yang berakhlāqul karimah, yaitu dekat kepada Allāh dan dekat kepada
manusia. Sehingga lansia tersebut menjadi lebih tenang dan nyaman tinggal di
balai dalam mempersiapkan bekal untuk akhir kehidupannya. Dari penjelasan
tersebut

didapatkan sebuah model pembinaan

keagamaan di

Balai

Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.

Nurhelila Siregar, 2014
Model Pembinaan Keagamaan Pada Lansia Muslim Sebagai Upaya Membentuk Akhlaq Mulia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BPSTW merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas di lingkungan
Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat yang melaksanakan sebagian fungsi dinas di
bidang Pelayanan dan Perlindungan Sosial Lanjut Usia Terlantar.
Program pelayanan pembinaan secara umum yang ada di balai dapat
dilihat sudah mencakup semua aspek pembinaan, yaitu pelayanan dasar
kebutuhan hidup, pembinaan fisik, sosial, psikososil, kesehatan, mental,
keterampilan. Pelayanan pembinaan mental / keagamaan dilihat sangat penting
untuk para lansia, yang mana pengetahuan agama para lansia yang masih pasif
dilihat dari latar belakangnya, ada yang berasal dari jalanan atau orang
terlantar.
Program pembinaan keagamaan di Balai Perlindungan Sosial Tresna
Werdha Ciparay Bandung yaitu berupa Motivasi/ ceramah keagamaan secara
umum yang diberikan setiap hari selasa dan Jum’aħ selama 60 menit selain itu
Bimbingan dan pembinaan secara kelompok yaitu belajar baca/tulis Huruf
Arab, Tadarusan, Hapalan bacaan sholat secara benar, praktek ṣalat secara
benar, hapalan ayat-ayat pendek dan doa sehari-hari yang dilaksanakan setiap
hari. Dilain waktu itu juga para pembina agama yang berasal dari balai tidak
bosan-bosan mendatangi setiap wisma untuk membimbing atau memperlancar

bacaan Qur’annya. Selain itu kegiatan yang paling mendukung yaitu
mengadakan lomba untuk para lansia setiap sebulan sekali, seperti lomba
Adzan untuk para lansia laki-laki, lomba baca Al-Qur’ān, dan lomba ceramah
atau kultum, yang mana kegiatan ini sangat di tunggu – tunggu para lansia,
dan sangat mendukung

untuk menunjang motivasi

dalam kegiatan

keagamaan.
Pembinaan keagamaan pada lansia muslim di Balai Perlindungan Sosial
Tresna Werdha Ciparay Bandung dari segi tujuan pelaksanaan, materi yang
disampaikan, metode yang digunakan, media yang dipakai sudah disesuaikan
dengan kondisi para lansia yang berada di balai. Adapun evaluasi dalam
kegiatan pembinaan keagamaannya belum terkonsep dengan baik. Tidak ada

Nurhelila Siregar, 2014
Model Pembinaan Keagamaan Pada Lansia Muslim Sebagai Upaya Membentuk Akhlaq Mulia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


penilaian tertulis namun hanya dengan observasi aktivitas keagamaan lansia
saja yang dilakukan Pembina untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam
suatu pembinaan.
Secara keseluruhan apa yang disampaikan oleh Pembina sudah tertanam
dalam diri lansia, yang mana sudah dapat dilihat dari aktifitas keagamaan dan
pengakuan para lansia seperti ṣalāt wajib, tadarusan, puasa sunnah, ṣalāt
ta ḥajud,

dll.

Dan

kegiatan

pembinaan

keagamaan

tersebut


sangat

mempengaruhi setiap prilaku kehidupan mereka.
Faktor pendukung pembinaan keagamaan yaitu berupa kerja sama yang
tinggi antara pegawai dan lansia, dukungan dari berbagai organisasi, pola
pembinaan yang baik sehingga membuat nyaman pada lansia, dan fasilitas
yang sudah mencukupi. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu kurangnya
tenaga pendidik yang mempunyai keahlihan khusus dalam membina lansia
dan masalah psikologis lansia sendiri yang berbeda-beda terkadang
memperlambat proses pembinaan keagamaan.
Dengan demikian kegiatan pembinaan keagamaan di Balai Perlindungan
Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung dapat dijadikan suatu model dan
contoh untuk balai perlindungan sosial lainnya.

B. REKOMENDASI
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan oleh penulis, maka penulis
mengajukan beberapa saran yang hendaknya bisa dijadikan masukan dalam
upaya pembinaan keagamaan yang dilakukan di Balai Perlindungan Sosial
Tresna Werdha


Ciparay Bandung. Adapun saran yang di ajukan adalah

sebagai berikut :
1. Untuk pengurus dan pembina agama Balai Perlindungan Sosial Tresna
Werdha Ciparay Bandung.

Nurhelila Siregar, 2014
Model Pembinaan Keagamaan Pada Lansia Muslim Sebagai Upaya Membentuk Akhlaq Mulia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Bagi segenap Pembina keagamaan jangan menyerah menghadapi para
lansia. Program-program yang sudah ada sebaiknya lebih ditingkatkan
lagi agar pembinaan keagamaan di balai semakin baik.
b. Dalam evaluasi pembinaan keagamaan sebaiknya terkonsep sehingga
Pembina bisa melihat secara terperinci perubahan yang terjadi pada
diri lansia setelah mengikuti pembinaan keagamaan di Balai
Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.
c. Bagi segenap pegawai Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha
Ciparay Bandung selalu tingkatkkan pelayanan yang ada, dan juga

sebaiknya lebih meningkatkan sosialisasi secara personal kepada
warga sekitar, dengan harapan kepedulian warga sekitar kepada lansia
semakin meningkat.
2. Untuk para lansia penghuni Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha
Ciparay Bandung.
a. Para lansia hendaknya lebih taat dan patuh terhadap tata tertib yang
ada di balai.
b. Para lansia hendaknya lebih terbuka dan partisipatif terhadap semua
kegiatan yang dilaksanakan di Balai Perlindungan Sosial Tresna
Werdha Ciparay Bandung.
c. Para lansia yang berada di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha
Ciparay Bandung hendaknya lebih mampu beradaptasi dengan para
pekerja sosial maupun para pembina agar tidak mempersulit proses
pembinaan keagamaan.
3. Untukpenelitiselanjutnya
a. Khusus untuk peneliti selanjutnya agar lebih cerdas dan berpartisipasi
aktif dalam pembinaan keagamaan untuk para lansia.
b. Penelitian tentang

pembinaan keagamaan pada lansia muslim


hendaknya dilanjutkan dengan analisis serta kajian-kajian yang lebih

Nurhelila Siregar, 2014
Model Pembinaan Keagamaan Pada Lansia Muslim Sebagai Upaya Membentuk Akhlaq Mulia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

luas lagi dalam bentuk-bentuk pembinaan keagamaan yang terjadi di
balai.
c. Ada baiknya, peneliti selanjutnya mem-follow up dari hasil penelitian
ini. Terutama jika penelitian tersebut bertempat di lokasi yang sama
yaitu Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Bandung.
4. Masyarakat
a. Masyarakat yang memilki kompetensi dan keterampilan yang lebih
dalam bidang keagamaan sebaiknya bisa menyalurkannya kepada para
lansia.
b. Bagi masyarakat lebih baik ikut serta dalam menyejahterakan para
lansia, karena itu merupakan tugas kita semua. Semua orang akan
merasakan masa tua, begitu juga dengan diri kita dan pada masa itu,
kita ingin merasakan hidup yang lebih sejahtera karena itu merupakan

masa priode akhir dalam kehidupan kita semua. Jadikan kesenangan
dan ketenteraman lansia menjadi tugas untuk kita semua.

Nurhelila Siregar, 2014
Model Pembinaan Keagamaan Pada Lansia Muslim Sebagai Upaya Membentuk Akhlaq Mulia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu