Juklak APN 2016 FINAL

PENGANTAR
Sebagai salah satu bentuk penghargaan atas kontribusi yang
luar biasa sekaligus untuk mendorong partisipasi dan
kreativitas, serta membangun sinergi antara pemerintah dan
masyarakat
dalam
upaya
mewujudkan
kedaulatan,
kemandirian, dan ketahanan pangan, pemerintah melalui
Dewan Ketahanan Pangan (DKP) menganugerahkan setiap
tahunnya ”Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN)”.
Penghargaan APN memiliki nilai dan prestise tinggi, sehingga
diperlukan mekanisme untuk dapat menjaring calon
penerima penghargaan yang benar-benar layak. Dengan
demikian, penerima penghargaan dapat dijadikan contoh
bagi masyarakat, aparatur pemerintah, dan pejabat
pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Penjaringan calon penerima Penghargaan APN telah
diperluas, sehingga bisa menjaring lebih banyak masukan
dari kementerian/lembaga anggota DKP. Begitu pula di

tingkat daerah, DKP mendorong pelaksanaan penjaringan
penerima Penghargaan APN di tingkat kabupaten/kota dan
provinsi, sehingga diharapkan seluruh daerah dapat
mengajukan calon-calon terbaik yang ada.
Sebagai
acuan
operasional
dalam
penyelenggaraan
Penghargaan APN bagi Dewan Ketahanan Pangan tingkat
Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan masyarakat serta
pihak-pihak terkait, maka disusun Petunjuk Pelaksanaan
(Juklak), yang dijabarkan dari Pedoman Umum Pemberian
Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2016.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan
masukan, saran dan kritik dalam penyusunan Juklak ini.
Jakarta, 29 Juli 2016
Kepala Badan Ketahanan Pangan/
Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan,


Dr. Ir. Gardjita Budi, M.St.Agr.
NIP. 195802231987091001
i

DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

i
ii
iv
v

BAB I


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Ruang Lingkup
E. Pengertian

1
1
2
2
2
3

BAB II

KATEGORI DAN PERSYARATAN CALON
PENERIMA PENGHARGAAN
A. Kategori
B. Persyaratan Calon Penerima

C. Kriteria Penilaian

6

BAB III

BAB IV

6
7
12

MEKANISME PENJARINGAN/
PENGUSULAN DAN PENILAIAN
A. Mekanisme Penjaringan/
Pengusulan
B. Kelengkapan Dokumen
Pengusulan
C. Mekanisme Penilaian
D. Mekanisme Penetapan


39

PENYELENGGARAAN
A. Ruang Lingkup Penyelenggaraan
B. Waktu dan Tempat
Penyelenggaraan
C. Pembiayaan

48
48
48

39
41
42
47

49


ii

BAB V

PEMBINAAN DAN EVALUASI
A. Pembinaan
B. Evaluasi

PENUTUP
BAB VI
LAMPIRAN

50
50
50
51

iii

DAFTAR LAMPIRAN


Hal
Lampiran 1

Formulir Pengajuan Calon Penerima
Penghargaan Adhikarya Pangan
Nusantara untuk Kategori Pelopor
Ketahanan Pangan

52

Lampiran 2

Formulir Pengajuan Calon Penerima
Penghargaan Adhikarya Pangan
Nusantara
untuk
Kategori
Pemangku Ketahanan Pangan


57

Lampiran 3

Formulir Pengajuan Calon Penerima
Penghargaan Adhikarya Pangan
Nusantara untuk Kategori Pelaku
Pembangunan Ketahanan Pangan

62

Lampiran 4

Formulir Pengajuan Calon Penerima
Penghargaan Adhikarya Pangan
Nusantara
untuk
Kategori
Pelayanan Ketahanan Pangan


73

Lampiran 5

Formulir Pengajuan Calon Penerima
Penghargaan Adhikarya Pangan
Nusantara untuk Kategori Pembina
Ketahanan Pangan

81

Lampiran 6

Kuesioner

96

iv

DAFTAR TABEL


Tabel 1.

Jumlah
Pangan
Kategori

Penerima Penghargaan Adhikarya
Nusantara
untuk
masing-masing

Tabel 2.

Jadwal
Pelaksanaan
Kegiatan
Pemberian
Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara


v

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN)
diselenggarakan oleh Pemerintah sejak tahun 2011.
Sebelumnya, pemberian penghargaan dilakukan dalam
bentuk lomba intensifikasi pertanian sejak tahun 1979.
Pemberian
penghargaan
ini
bertujuan
untuk
mengapresiasi dan memotivasi kelompok tani nelayan
dalam meningkatkan produksi dan produktivitas
pertanian, pendapatan petani dan nelayan dalam
berusaha tani tanaman pangan, peternakan, perikanan,
dan perkebunan.
Pemerintah juga telah memberikan penghargaan Tingkat
Karya Bimbingan Intensifikasi kepada aparatur Satuan
Pembina Bimbingan Masyarakat (Bimas) Provinsi dan
Satuan Pelaksana Bimas Kabupaten/Kota yang telah
berhasil
meningkatkan
koordinasi
pelayanan
intensifikasi. Kedua jenis kegiatan tersebut dinilai telah
berhasil memberikan dampak positif, baik dalam rangka
dinamisasi dan peningkatan peran serta petani dan
kelompok tani, maupun aparat pemerintah provinsi,
kabupaten/kota, dan desa dalam upaya meningkatkan
kreativitas dan koordinasi.
Pengertian ketahanan pangan tidak hanya terfokus pada
aspek produksi saja tetapi meliputi aspek-aspek yang
lebih luas sebagaimana ditegaskan dalam UndangUndang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, sehingga
menuntut
adanya
perubahan,
peningkatan,
penyempurnaan, dan pengembangan seluruh aspek
dalam penyelenggaraan ketahanan pangan. Perubahan
tersebut antara lain juga menuntut semakin tingginya
upaya yang harus dilakukan untuk mengkoordinasikan,
mengapresiasi, serta merepresentasikan aspirasi dan
partisipasi
masyarakat
yang
terlibat
dalam
penyelenggaraan ketahanan pangan.
Dalam
rangka
membangun
dan
menggerakkan
partisipasi serta sinergi antara pemerintah dan
masyarakat dalam mewujudkan ketahanan pangan di
1

wilayah, maka pemberian penghargaan ketahanan
pangan perlu diperluas mencakup aspek ketersediaan,
keterjangkauan, dan konsumsi pangan.
Penghargaan ketahanan pangan merupakan agenda
tahunan yang diberikan oleh Presiden RI selaku Ketua
Dewan Ketahanan Pangan serta memiliki nilai dan
prestise tinggi, maka diperlukan mekanisme untuk dapat
menjaring calon penerima penghargaan yang benar-benar
layak. Dengan demikian, penerima penghargaan dapat
dijadikan inspirasi bagi masyarakat dan aparatur
pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan
nasional sampai dengan perseorangan.
Upaya dan hasil karya yang luar biasa dari masyarakat,
perseorangan,
kelompok/kelembagaan
masyarakat,
kelompok/gabungan kelompok yang membentuk usaha
pangan skala kecil dan menengah dan aparatur
pemerintah,
serta
pejabat
pemerintah
dalam
mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan,
dan ketahanan pangan, akan diberikan penghargaan
yang lebih tinggi berupa Adhikarya Pangan Nusantara
(APN) oleh Presiden RI.
B. Tujuan
Petunjuk Pelaksanaan ini disusun sebagai acuan bagi
pelaksana dan pihak-pihak terkait dalam operasional
penyelenggaraan pemberian Penghargaan APN tahun
2016.
C. Sasaran
Pelaksana penyelenggaraan pemberian
APN tahun 2016 dan pihak-pihak terkait.

Penghargaan

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan Pemberian
Penghargaan APN Tahun 2016 meliputi:
1. Kategori
dan
Persyaratan
Calon
Penerima
Penghargaan;
2. Mekanisme Penjaringan/Pengusulan dan Penilaian;
3. Penyelenggaraan; dan
4. Pembinaan dan Evaluasi.
2

E. Pengertian
1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari
sumber hayati produk pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,
dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
2. Kedaulatan pangan adalah hak negara dan bangsa
yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan
yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan
yang memberikan hak bagi masyarakat untuk
menentukan sistem pangan yang sesuai dengan
potensi sumber daya lokal.
3. Kemandirian pangan adalah kemampuan negara dan
bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka
ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin
pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai
di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan
potensi sumber daya alam, manusia, sosial,
ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.
4. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya
pangan bagi negara sampai dengan perseorangan,
yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup,
baik jumlah, maupun mutunya, aman, beragam,
bergizi, merata, dan terjangkau, serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan
produktif secara berkelanjutan.
5. Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara yang
selanjutnya disebut Penghargaan APN adalah apresiasi
yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat
dan aparatur pemerintah, baik perseorangan maupun
kelompok, yang berprestasi dan berkontribusi dalam
mewujudkan
kedaulatan
pangan,
kemandirian
pangan, dan ketahanan pangan.

3

6. Penilaian adalah pemberian nilai kepada calon
penerima Penghargaan APN, yang terdiri dari
masyarakat
perseorangan,
kelompok/gabungan
kelompok
masyarakat,
kelompok/gabungan
kelompok yang membentuk usaha pangan skala
kecil dan menengah, serta aparatur pemerintah dan
pejabat pemerintah berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan.
7. Verifikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk mencocokkan kebenaran data/laporan hasil
penilaian terhadap calon penerima Penghargaan APN.
8. Gabungan Kelompok Tani yang selanjutnya disebut
Gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompok tani
yang
bergabung
dan
bekerja
sama
untuk
meningkatkan skala ekonomi serta efisiensi usahanya.
9. Kelompok/Kelembagaan
Masyarakat
adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem
semi tertutup atau sebaliknya, dimana sebagian
besar interaksi adalah antara individu yang terdapat
dalam kelompok tersebut.
10. Pelaku
produksi
pangan
adalah
kelompok/
gabungan kelompok yang bergerak di bidang
produksi
tanaman
pangan,
hortikultura,
perkebunan, peternakan, dan perikanan.
11. Pelaku kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah
kelompok/gabungan
kelompok
yang
mampu
memberdayakan anggotanya untuk melakukan
kegiatan usaha produktif di bidang pangan (baik on
farm, off farm, dan non farm), bidang kesehatan/gizi
masyarakat dalam rangka mewujudkan kemandirian
dan ketahanan pangan.
12. Pelaku pengembangan industri pangan adalah
kelompok/gabungan kelompok yang bergerak di
bidang industri pengolahan pangan pada usaha kecil
dan menengah.
13. Usaha Pangan Skala Kecil adalah usaha ekonomi
produktif yang memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus
4

juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah).
14. Usaha Pangan Skala Menengah adalah usaha
ekonomi produktif yang memiliki kekayaan bersih
lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah)
sampai
dengan
paling
banyak
Rp
10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah), tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah).
15. Aparatur Pemerintah adalah Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dalam pemerintahan khususnya dalam
mendukung
terwujudnya
kedaulatan
pangan,
kemandirian pangan, dan ketahanan pangan.
16. Pejabat Pemerintah adalah pejabat yang menduduki
jabatan tertentu dalam pemerintahan, baik di pusat
maupun di daerah.
17. Pemerintah desa adalah kepala desa atau yang
disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
18. Lurah adalah pimpinan dari kelurahan sebagai
Perangkat Daerah Kabupaten atau Kota, berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Camat.
19. Prestasi Luar Biasa adalah hasil atau karya yang
dicapai dari usaha/kegiatan yang dilakukan dalam
upaya mewujudkan ketahanan pangan lebih dari
yang lain/istimewa di luar dari tugas/fungsi dan
pekerjaan rutin.

5

II.

KATEGORI DAN PERSYARATAN
CALON PENERIMA PENGHARGAAN

Kategori dan persyaratan calon penerima Penghargaan APN
sebagai berikut:
A. Kategori
Penghargaan APN dibagi dalam 5 (lima) kategori sebagai
berikut:
1. Kategori Pelopor Ketahanan Pangan
Pelopor Ketahanan Pangan yakni perseorangan (bukan
tokoh organisasi formal) yang merintis usaha baru
(inovasi) dalam pemanfaatan sumber daya alam,
sumber daya manusia, sumber daya finansial, sumber
daya teknologi, dan sumber daya sosial di
daerah/wilayahnya untuk mewujudkan kedaulatan
pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan.
2. Kategori Pemangku Ketahanan Pangan
Pemangku Ketahanan Pangan yakni perseorangan
yang menjadi tokoh masyarakat setempat/adat
(bukan PNS /pejabat pemerintah, bukan isteri/suami
pejabat pemerintah), mempunyai pengaruh besar,
kharisma, dan berhasil menggerakkan masyarakat
untuk melestarikan dan memperbaiki adat dan
budaya lokal (local wisdom) dalam melaksanakan
pemberdayaan, penguatan ekonomi dan pengelolaan
lingkungan guna mewujudkan kedaulatan pangan,
kemandirian pangan dan ketahanan Pangan.
3. Kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan
Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan yakni
kelompok/gabungan
Kelompok
Masyarakat/
kelembagaan ekonomi Pelaku Usaha Pangan Skala
Kecil dan Menengah yang berhasil mengelola kegiatan
produksi
pangan/pemberdayaan
masyarakat/pengembangan
industri
pangan
olahan/perakitan
teknologi
pangan
dalam
mewujudkan
kedaulatan
pangan,
kemandirian
pangan, dan ketahanan pangan.

6

4. Kategori Pelayanan Ketahanan Pangan
Pelayanan Ketahanan Pangan yakni perseorangan
yang
berprestasi
dan
aktif
memberikan
pengabdian/pelayanan kepada masyarakat dalam
mewujudkan kemandirian pangan dan ketahanan
pangan di wilayahnya yang melampaui tugas
pokoknya dan/atau Prestasi Luar Biasa. Lingkup
pengabdian/pelayanan
mencakup
antara
lain
penyuluhan, penelitian/pengembangan, pengawasan
/pengendalian di bidang pangan, kesehatan hewan dan
ikan, serta bentuk pelayanan fungsional lainnya dalam
rangka pembangunan Ketahanan Pangan.
5. Kategori Pembina Ketahanan Pangan
a. Kepala Desa/Lurah
Kepala Desa/Lurah atau yang disebut dengan
nama
lain
yang
berhasil
menggerakkan
perangkatnya dan masyarakat dalam bidang
pemberdayaan, kesehatan/gizi, ekonomi, dan
peningkatan produksi pangan sesuai potensi
daerah untuk mewujudkan kedaulatan pangan,
kemandirian pangan dan ketahanan pangan.
b. Gubernur, Bupati/Walikota
Kepala daerah tingkat provinsi/kabupaten/kota
yang berhasil menggerakkan perangkat daerah dan
masyarakat
dalam
meningkatkan produksi
pangan sesuai potensi daerah, mempercepat
diversifikasi pangan, mengurangi kemiskinan/
kerawanan pangan/gizi buruk dalam rangka
mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian
pangan dan ketahanan pangan.
B. Persyaratan Calon Penerima
1. Persyaratan umum
a. Warga Negara Indonesia (WNI);
b. Berkelakuan
baik
untuk
kategori
Pelopor,
Pemangku, Pelaku, Pelayanan, dan Pembina
(khusus kepala desa) dibuktikan dengan surat
keterangan berkelakuan baik dari kepolisian;
7

c. Berkelakuan
baik
untuk
kategori
Pembina
(bupati/walikota/gubernur) dibuktikan dengan
Pakta Integritas;
d. Melaksanakan kegiatan minimal 3 tahun pada saat
batas pengajuan ke tingkat pusat dibuktikan
dengan
riwayat
kegiatan/Surat
Keputusan/
Pengangkatan/Pelantikan;
e. Belum pernah menerima penghargaan APN, kecuali
bagi
kategori
Pembina
khusus
gubernur/
bupati/walikota.
2. Persyaratan khusus
a. Pelopor Ketahanan Pangan:
1) Perseorangan (bukan tokoh organisasi formal).
Apabila pelopor berasal dari PNS/TNI/POLRI,
kepeloporannya bukan merupakan tugas dan
fungsinya;
2) Penemu/perintis usaha baru (inovasi) dalam
pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya
manusia, sumber daya finansial, sumber daya
teknologi, dan sumber daya sosial
di
daerah/wilayahnya;
3) Inovasi baru yang dihasilkan berdampak positif
dan luar biasa terhadap ekonomi, sosial,
budaya, dan lingkungan dalam mewujudkan
kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan
pangan di wilayahnya.
b. Pemangku Ketahanan Pangan:
1) Perseorangan
yang
menjadi
tokoh
masyarakat/tokoh adat (bukan PNS, TNI/POLRI
/pejabat pemerintah, bukan isteri/suami
pejabat pemerintah);
2) Mempunyai pengaruh besar, kharisma, dan
berhasil menggerakkan masyarakat untuk
melestarikan dan memperbaiki adat dan
budaya
lokal
(local
wisdom)
dalam
melaksanakan
pemberdayaan,
penguatan
ekonomi dan pengelolaan lingkungan;
8

3) Kegiatan yang dilakukan berdampak positif
terhadap
ekonomi,
sosial,
budaya,
dan
lingkungan untuk mewujudkan kedaulatan,
kemandirian, dan ketahanan pangan.
c. Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan:
1) Kelompok/gabungan kelompok masyarakat/
pelaku usaha pangan. Khusus untuk pelaku
usaha pangan bergerak di bidang industri
pengolahan pangan yang memiliki skala usaha
kecil atau menengah dan bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang usaha menengah
atau usaha besar;
2) Mempunyai kepengurusan yang lengkap dan
masih aktif;
3) Berhasil
mengelola
kegiatan
produksi
pangan/pemberdayaan
masyarakat/
pengembangan
industri
pangan
olahan/
perakitan teknologi pangan dalam mewujudkan
kedaulatan,
kemandirian
dan
ketahanan
pangan, dengan rincian sebagai berikut:
a) Kegiatan pengembangan produksi pangan
(tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
peternakan, perikanan) yang diusahakan oleh
kelompok/gabungan kelompok:
i. Meningkatnya produksi/populasi yang
signifikan (kuantitas dan kualitas);
ii. Meningkatnya
pengelolaan
dana/alat
kelompok;
iii. Meningkatnya pendapatan anggota dan
berdampak positif terhadap kehidupan
sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya;
iv. Kegiatan
yang
diusahakan
adalah
komoditas
pangan
atau
komoditas
tanaman pangan, sayuran, buah-buahan,
ternak dan ikan. Khusus untuk kegiatan
di bidang perkebunan non pangan dan
kehutanan harus terintegrasi dengan

9

komoditas pangan, buah-buahan, ternak
dan ikan.
b) Kegiatan
pemberdayaan
masyarakat
(pengembangan
usaha
produktif
dan
pelayanan
yang
diusahakan
oleh
kelompok/gabungan
kelompok
tani/
kesehatan/gizi masyarakat) :
i. Meningkatnya manajemen kelompok/
gabungan kelompok;
ii. Meningkatnya dana, aset yang dikelola
kelompok/gabungan kelompok;
iii. Meningkatnya jaringan kerjasama/
kemitraan;
iv. Meningkatnya pendapatan anggota dan
berdampak positif terhadap kehidupan
sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya.
c) Kegiatan pengembangan industri pangan
olahan/perakitan teknologi pangan yang
diusahakan oleh pelaku usaha pangan skala
kecil dan menengah:
i. Produk olahan berbahan baku pangan
lokal, seperti umbi-umbian, jagung, sagu,
shorgum, dan ikan;
ii. Meningkatnya dana/aset kelompok;
iii. Mempunyai jaringan pemasaran yang
luas;
iv. Meningkatnya pendapatan anggota dan
berdampak positif terhadap kehidupan
sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya.
4) Berhasil mengembangkan usahanya secara
berkelanjutan
sehingga
mampu
meningkatkan kesejahteraan anggota dan
masyarakat sekitarnya.
d. Pelayanan Ketahanan Pangan:
1) Perseorangan;
2) Aktif memberikan pengabdian/pelayanan dalam
meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan
10

berupa penyuluhan, penelitian/ pengembangan,
pengawasan/pengendalian di bidang pangan,
kesehatan hewan dan ikan, serta bentuk
pelayanan fungsional lainnya dalam rangka
pembangunan
ketahanan
pangan
yang
melampaui tugas pokoknya dan/atau prestasi
luar biasa;
3) Telah
bekerja secara profesional
dalam
memberikan pelayanan bagi masyarakat di
wilayahnya untuk mewujudkan kedaulatan,
kemandirian dan ketahanan pangan.
e. Pembina Ketahanan Pangan
Kepala Desa/ Lurah:
1) Berprestasi
dalam
melaksanakan
tugas
pokoknya seperti penyelenggaraan urusan
pemerintahan, pembangunan dan pembinaan
kemasyarakatan,
untuk
mewujudkan
kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan
ketahanan pangan;
2) Berhasil menggerakkan perangkat daerah dan
masyarakat dalam mengurangi kemiskinan/
kerawanan pangan/gizi buruk/ gizi kurang,
meningkatkan produksi pangan sesuai potensi
daerah dan mempercepat diversifikasi pangan.
Gubernur, Bupati/Walikota:
1) Berprestasi
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan khususnya di bidang pangan dan
gizi dalam mewujudkan kedaulatan pangan,
kemandirian pangan dan ketahanan pangan;
2) Berhasil menggerakkan perangkat daerah dan
masyarakat dalam meningkatkan produksi
pangan sesuai potensi daerah dan mempercepat
diversifikasi
pangan
serta
mengurangi
kemiskinan/kerawanan
pangan/gizi
buruk
dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan,
kemandirian pangan, dan ketahanan pangan;
11

3) Bebas atau tidak pernah/terkait dengan kasus
tindak pidana korupsi atau tindak pidana
lainnya;
4) Memiliki Badan/Kantor Ketahanan Pangan,
selaku sekretariat Dewan Ketahanan Pangan.
C. Kriteria Penilaian
1. Pelopor Ketahanan Pangan
Aspek yang dinilai adalah:
a. Efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan
output (sumber daya alam, manusia, finansial,
teknologi, sosial budaya);
b. Orisinalitas/keaslian ide/prakarsa:
1) Orisinalitas prakarsa/ide baru;
2) Kreativitas/daya cipta (menghasilkan sesuatu
yang baru/berbeda).
c. Tingkat
kesulitan/masalah/hambatan
yang
dihadapi:
1) Hambatan dalam penerimaan ide (sosial budaya);
2) Tantangan dalam menerapkan ide (sumber daya
alam, manusia, finansial).
d. Daya juang/kegigihan dalam mengatasi tingkat
kesulitan yang dihadapi;
e. Dampak positif bagi masyarakat luas:
1) Tingkat kemanfaatan bagi masyarakat;
2) Cakupan masyarakat penerima manfaat;
3) Inovasi
yang
dihasilkan
dapat
diterima/
diaplikasikan;
4) Kontinuitas kegiatan.
f. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan
pangan (fotocopy bukti dilampirkan);
g. Dokumentasi
keberhasilan
kegiatan
untuk
melengkapi informasi dalam profil (kumpulan
kegiatan dalam bentuk hardcopy (foto) dan/atau
softcopy (video/CD/flashdisk).
12

2. Pemangku Ketahanan Pangan
Aspek yang dinilai adalah:
a. Keteladanan/ketokohan/kharisma yang mampu
menggerakkan dan memotivasi:
1) Komponen/lapisan/golongan masyarakat yang
digerakkan;
2) Perubahan/kemajuan yang dihasilkan.
b. Bentuk kearifan lokal (local wisdom) yang berhasil
dilestarikan /dikembangkan (kelembagaan, sanksi
sosial,
pola
bercocok
tanam,
lumbung,
perlindungan terhadap lingkungan, dll);
c. Cakupan wilayah yang mendapat manfaat;
d. Penghargaan/pengakuan dari masyarakat;
e. Daya juang (keuletan dan
menggerakkan masyarakat;

konsistensi)

untuk

f. Dampak bagi masyarakat dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;
g. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan
pangan (fotocopy bukti dilampirkan);
h. Dokumentasi
keberhasilan
kegiatan
untuk
melengkapi informasi dalam profil (kumpulan
kegiatan dalam bentuk hardcopy (foto) dan/atau
softcopy (video/CD/flashdisk).
3. Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan
3.1. Aspek yang dinilai bagi Pelaku Produksi
Pangan adalah:
a. Aspek teknis:
1) Produktivitas /populasi
berdasarkan
kegiatan yang dikelola tahun 2013-2015
(kuantitas dan kualitas);
Khusus untuk bidang perkebunan non
pangan dan kehutanan harus terintegrasi
dengan komoditas pangan, buah-buahan,
ternak dan ikan.
13

2) Pemupukan/pemberian pakan/ obatobatan dan vitamin;
3) Penerapan budidaya yang ramah lingkungan
(pengolahan dan pemanfaatan bahan organik
dan limbah);
4) Penggunaan
(bersertifikat);

benih/bibit

unggul

5) Penggunaan sarana-prasarana (disesuaikan
dengan kegiatan yang dikelola):
i. T a n a m a n
pangan/
h o r t i k u l t u r a / perkebunan
(sarana
alsintan
untuk
pengolahan
lahan,
panen, dan pasca panen);
ii. Peternakan /perikanan
(perbaikan
kandang/kolam, alat dan mesin, dan
sebagainya).
6) Pengendalian
organisme
pengganggu
tanaman/penyakit
ternak/
ikan
(disesuaikan dengan kegiatan yang dikelola).
b. Aspek ekonomi:
1) Penyusunan rencana usaha;
2) Pengembangan usaha (usaha saprodi/
penangkar benih/bibit/pengolahan hasil);
3) Pemasaran/cara
menjual/memasarkan
hasil;
4) Peningkatan nilai tambah.
c. Aspek sosial:
1) Dinamika kelompok;
2) Koordinasi dalam kelompok;
3) Kemitraan dengan perbankan,
BUMN/BUMD, swasta.

koperasi,

d. Aspek administrasi:
1) AD/ART dan atau aturan lain;
2) Organisasi;
3) Pembukuan kegiatan;
4) Kantor/sekretariat.
14

e. Manfaat kegiatan kelompok:
1) Manfaat terhadap kesejahteraan anggota/
masyarakat: (i) Peningkatan pendapatan
anggota;
(ii)
Peningkatan
pendidikan
keluarga; iii) Peningkatan status gizi; iv)
Perbaikan sosial ekonomi masyarakat;
2) Cakupan manfaat kegiatan.
f. Aspek permodalan dan peralatan pengolahan:
1) Sumber dana;
2) Pengelolaan dana;
3) Pemanfaatan dan pemeliharaan alat;
4) Akuntabilitas.
g. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan
pangan (fotocopy bukti dilampirkan);
h. Dokumentasi keberhasilan kegiatan untuk
melengkapi informasi dalam profil (kumpulan
kegiatan dalam bentuk hardcopy (foto)
dan/atau softcopy (video/CD/flashdisk).
3.2. Aspek
yang
dinilai
bagi
pemberdayaan masyarakat adalah:
a. Aspek
kelembagaan
kelompok:

pelaku

kelompok/gabungan

1) Identitas kelompok/gabungan kelompok
(usia
kelompok/gabungan
kelompok,
rencana kegiatan tertulis, pembukuan);
2) Pengelolaan kelompok/gabungan kelompok
(rapat/pertemuan anggota; AD/ART dan/
atau aturan, dan/atau norma; struktur
organisasi).
b. Manajemen Kegiatan
Kegiatan
yang
dilakukan
dalam
pengembangan
usaha
produktif/
kesehatan/gizi masyarakat:
1) Program kerja;
2) Pelaksanaan kegiatan:
15

i. Pemupukan modal/dana kelompok/
gabungan
kelompok
(disesuaikan
dengan bidang yang dikelola):
- Mendukung pengembangan usaha
produktif;
- Mendukung pengembangan kegiatan
kesehatan/gizi masyarakat.
ii. Pengembangan usaha produktif dan
pelayanan/pengembangan kesehatan/
gizi masyarakat (disesuaikan dengan
bidang yang dikelola):
- Kelompok/gabungan kelompok yang
mengembangkan usaha produktif;
- Kelompok/gabungan kelompok yang
mengembangkan
kegiatan
untuk
meningkatkan status kesehatan/ gizi
masyarakat (kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana, imunisasi, gizi,
pencegahan dan penanggulangan diare).
iii. Peningkatan kualitas SDM melalui:
penyuluhan/pendampingan/ pembinaan
kepada anggota secara rutin.
3) Dampak kegiatan:
i. Perkembangan pendapatan/ kesehatan/
gizi masyarakat (disesuaikan dengan
bidang yang dikelola);
ii. Pengembangan
partisipasi
anggota/
sasaran.
4) Pelaporan kegiatan/keuangan;
c. Aspek permodalan dan peralatan:
1) Sumber dana;
2) Pemanfaatan dana;
3) Pengelolaan dana;
4) Pemanfaatan dan pemeliharaan alat.

16

d. Aspek kemitraan (disesuaikan dengan bidang
yang dikelola);
1) Bidang pengembangan usaha produktif:
i. Jumlah
kemitraan
dengan:
perbankan/koperasi/BUMN/BUMD/
swasta dan/atau kelompok lain;
ii. Lama bermitra (tahun);
iii. Perjanjian kemitraan.
2) Bidang
pengembangan
kesehatan/gizi
masyarakat:
i. Bermitra dengan puskesmas/rumah
sakit
setempat,
swasta,
dan/atau
kelompok lain;
ii. Lama bermitra (tahun);
iii. Kegiatan/pelayanan
yang
dilakukan
dengan mitra.
e. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan
pangan (fotocopy bukti dilampirkan);
f. Dokumentasi keberhasilan kegiatan untuk
melengkapi informasi dalam profil (kumpulan
kegiatan dalam bentuk hardcopy (foto)
dan/atau softcopy (video/CD/ flashdisk).
3.3. Aspek yang dinilai bagi pelaku bidang
industri pangan/perakit teknologi pangan
(pilih salah satu, disesuaikan dengan bidang
yang dikelola)
3.3.1. Bidang Pengembangan Industri Pangan
Olahan
a. Aspek teknis:
1) Penggunaan pangan lokal sebagai
bahan baku;
2) Ketersediaan bahan baku (jumlah dan
waktu);
3) Pemeliharaan alat pengolahan;
17

4) Hasil pengolahan pangan:
i. Jenis
produk
yang
dihasilkan
(tepung, mie, berasan, dsb);
ii. Peningkatan produksi;
iii. Keamanan produk yang dihasilkan.
b. Aspek ekonomi:
1) Cakupan wilayah pemasaran;
2) Peningkatan nilai tambah;
3) Peningkatan pendapatan masyarakat.
c. Aspek sosial:
1) Koordinasi dalam kelompok;
2) Kemitraan
dengan
perbankan,
koperasi, BUMN/BUMD, swasta.
d. Aspek administrasi:
1) Memiliki aturan dan/atau norma;
2) Struktur organisasi;
3) Kantor/sekretariat;
4) Rencana usaha.
e. Aspek Permodalan:
1) Sumber dana;
2) Pengelolaan dana/aset (disesuaikan):
i. Pengelolaan dana bantuan;
ii. Pemanfaatan aset bantuan;
iii. Dana dan aset bantuan.
f. Prestasi dan penghargaan di bidang
ketahanan pangan (f otocopy bukti
dilampirkan);
g. Dokumentasi
keberhasilan
kegiatan
untuk melengkapi informasi dalam profil
(kumpulan
kegiatan
dalam
bentuk
hardcopy
(foto)
dan/atau
softcopy
(video/CD/ flashdisk).

18

3.3.2. Bidang Perakitan Teknologi Pangan
a. Aspek teknis:
1) Ketersediaan suku cadang untuk unit
perakitan;
2) Operasional
penggunaan
hasil
perakitan teknologi pangan;
3) Hasil perakitan teknologi pangan.
b. Aspek ekonomi:
1) Pemasaran perakitan teknologi pangan;
2) Peningkatan nilai tambah;
3) Peningkatan pendapatan masyarakat.
c. Aspek sosial:
1) Koordinasi dalam kelompok;
2) Kemitraan
dengan
perbankan,
koperasi, BUMN/BUMD, swasta.
d. Aspek administrasi:
1) Memiliki aturan dan/atau norma;
2) Struktur organisasi;
3) Kantor/sekretariat;
4) Rencana usaha.
e. Aspek Permodalan:
1) Sumber dana;
2) Pengelolaan dana/aset (disesuaikan):
i. Pengelolaan dana bantuan;
ii. Pemanfaatan aset bantuan;
iii. Dana dan aset bantuan.
f. Prestasi dan penghargaan di bidang
ket a h a n a n p a n g a n (f o to c o p y b u k t i
dilampirkan);
g. Dokumentasi
keberhasilan
kegiatan
untuk melengkapi informasi dalam profil
(kumpulan
kegiatan
dalam
bentuk
hardcopy (foto) dan/atau softcopy (video/
CD/ flashdisk).
19

4. Pelayanan Ketahanan Pangan
4.1. Aspek
yang
dinilai
pendamping adalah:

bagi

penyuluh/

a. Data diri:
1) Masa kerja;
2) Pelatihan yang diikuti terkait tugas periode
2013 - 2015 (bersertifikat).
b. Cakupan wilayah kerja:
1) Efektifitas
wilayah
kerja
penyuluh/
pendamping;
2) Jarak tempuh tempat tinggal dengan
wilayah kerja;
3) Jumlah kegiatan/usaha kelompok yang
dibina.
c. Keberhasilan dalam melaksanakan tugas
(dalam satu tahun terakhir):
1) Persiapan Penyuluhan:
i. Penyusunan data potensi wilayah kerja
(peta wilayah binaan, peta potensi
wilayah binaan, data potensi wilayah
binaan, Rencana Kegiatan Penyuluhan
dalam bentuk jadwal bulanan);
ii. Keterlibatan dalam penyusunan
programa penyuluhan (penyusunan
dan
rekapitulasi
programa,
pemeringkatan
masalah,
dan
sinkronisasi kegiatan penyuluhan);
iii. Penyusunan rencana kerja tahunan;
iv. Membimbing penyusunan Rencana
Definitif
Kebutuhan
Kelompok
(RUK/RUB, RDK, RDKK dan RDKK
pupuk bersubsidi).
2) Pelaksanaan penyuluhan/bimbingan:
i. Frekuensi
kunjungan/tatap
muka
(dalam 1 tahun);
ii. Pelaksanaan
diseminasi/penyebaran
materi penyuluhan (dalam 1 tahun);
20

iii. Media penyuluhan/pendampingan yang
digunakan (media cetak, elektronik,
media sosial, dll);
iv. Metode
penyuluhan
(demplot,
pelatihan/ kursus, magang, temu
wicara, temu lapang, temu teknis, temu
karya, temu usaha);
v. Pelatihan/kursus/demonstrasi
frekuensi pelatihan kepada masingmasing kelompok binaan, dan sasaran
pelatihan);
vi. Fasilitasi pelaksanaan forum penyuluhan
(magang,
widyawisata,
widyakarya,
pameran) selama setahun;
vii. Pelaksanaan pertemuan yang dihadiri
oleh seluruh anggota kelompok binaan
(temu wicara, temu lapang,
temu
karya, temu usaha/kegiatan, temu
tugas) selama setahun;
viii. Fasilitasi
penumbuhan
dan
pengembangan
ekonomi
petani/
sasaran: berbentuk kelompok usaha
bersama, kelembagaan ekonomi mikro,
koperasi, usaha dagang.
d. Dampak terhadap
masyarakat:

kelompok

binaan

dan

1) Peningkatan
kapasitas
petani/sasaran
dalam mengembangkan usahatani (akses
terhadap informasi pasar, teknologi, sarana
prasarana,
pembiayaan,
membangun
kemitraan, dll);
2) Peningkatan produksi komoditas unggulan
kelompok binaan;
3) Keberlanjutan
kegiatan/usaha
kelompok
binaan;
4) Fasilitasi kemitraan kelompok binaan;
5) Prestasi kelompok binaan;

21

6) Manfaat terhadap kesejahteraan kelompok
binaan: (i) Peningkatan pendapatan anggota;
(ii) Peningkatan pendidikan keluarga; iii)
Perbaikan sosial ekonomi masyarakat.
e. Dukungan
pendanaan
untuk
kegiatan
penyuluhan/ pendampingan;
f. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan
pangan (fotocopy bukti dilampirkan);
g. Dokumentasi keberhasilan kegiatan untuk
melengkapi informasi dalam profil (kumpulan
kegiatan dalam bentuk hardcopy (foto) dan/atau
softcopy (video/CD/ flashdisk).
4.2. Aspek
yang
dinilai
bagi
pengawas/
pengendali/organisme pengganggu tumbuhan/
medik veteriner/penyidik di bidang pangan
adalah:
a. Data diri:
1) Pendidikan;
2) Masa kerja;
3) Pelatihan yang diikuti terkait tugas periode
2013 – 2015;
4) Jarak
tempat
tinggal
pengawas/
pengendali/penyidik dengan wilayah kerja.
b. Persiapan:
1) Melakukan pemetaan masalah/kasus;
2) Menyusun rencana kerja/program.
c. Pelaksanaan:
1) Aktivitas pelayanan;
2) Bimbingan
dan
pendampingan
dalam
pengendalian/pengawasan;
3) Kunjungan ke sasaran;
4) Sistem peringatan dini (early warning
system);
5) Rekomendasi
hasil
pengamatan/
pemeriksaan/pengendalian;
22

6) Memberikan pelayanan informasi dalam
bentuk pedoman, media cetak, elektronik;
7) Tindakan
yang
dilakukan
(promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif);
8) Efektivitas pengendalian resiko;
9) Pelaporan.
d. Dampak pengawasan/pengendalian:
1) Penyelesaian kasus/permasalahan;
2) Dampak terhadap kemajuan wilayah kerja:
(i) peningkatan pendapatan masyarakat, (ii)
peningkatan
produktivitas
dan
mutu
pangan, dan (iii) peningkatan keamanan
pangan masyarakat.
e. Dukungan pendanaan;
f. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan
pangan (fotocopy bukti dilampirkan);
g. Dokumentasi keberhasilan kegiatan untuk
melengkapi informasi dalam profil (kumpulan
kegiatan dalam bentuk hardcopy (foto)
dan/atau softcopy (video/CD/flashdisk).
4.3. Aspek yang dinilai bagi peneliti adalah:
a. Data diri:
1) Pendidikan;
2) Jabatan peneliti;
3) Pendidikan/pelatihan fungsional di bidang
penelitian dan/atau pengembangan serta
memperoleh STTPP (Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan)*
Keterangan: * tidak termasuk
lamanya < 30 Jam Pembelajaran

diklat

yang

b. Keberhasilan menjalankan tugas:
1) Penerbitan karya tulis ilmiah;
2) Penciptaan prototype, desain, pilot project,
alat, dan produk;

23

3) Penemuan teori dan konsep IPTEK yang
dimanfaatkan untuk ketahanan pangan;
4) Perolehan paten IPTEK;
5) Diseminasi pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan teknologi;
6) Pembinaan
kader
peneliti
(memimpin
kelompok
penelitian,
membimbing/
konsultasi teknis, atau mengajar);
7) Bimbingan / konsultasi ilmiah / teknis
kepada peneliti yang lebih muda.
c. Cakupan dampak penelitian;
d. Dukungan pendanaan;
e. Prestasi dan penghargaan di bidang ketahanan
pangan (fotocopy bukti dilampirkan);
f. Dokumentasi keberhasilan kegiatan untuk
melengkapi informasi dalam profil (kumpulan
kegiatan dalam bentuk hardcopy (foto)
dan/atau softcopy (video/CD/flashdisk).
5. Pembina Ketahanan Pangan
5.1. Aspek yang dinilai bagi Gubernur adalah:
a. Kelembagaan/Organisasi
Pangan:

Ketahanan

1) Pembentukan Kelembagaan Provinsi;
2) Dewan Ketahanan Pangan:
i. Peran ketua DKP Provinsi memimpin
rapat koordinasi selama 3 tahun/ 20132015 (laporan dilampirkan);
ii. Komitmen terhadap hasil Konferensi
DKP;
iii. Kegiatan yang dikoordinasikan oleh DKP
terkait pangan dan gizi (penanganan
rawan
pangan,
pasokan
pangan,
stabilisasi harga pangan, sistem data
dan informasi pangan dan gizi, dll);

24

iv. Penyediaan dana untuk membiayai
operasional kegiatan sekretariat DKP.
b. Pembangunan Sistem Ketahanan Pangan:
1) Situasi ketahanan pangan dan gizi selama
tahun 2013-2015 (didukung dengan data,
informasi, analisis, dan sumber data):
i. Ketersediaan pangan (tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan,
perikanan, dan pangan lokal lainnya):
- Perkembangan produksi pangan (ratarata
tren
tahun
2013-2015)
berdasarkan potensi wilayah (data
pendukung dan analisis dilampirkan);
- Ketersediaan pangan berdasarkan
NBM selama Tahun 2013-2015 (Energi
dan
Protein:
ketersediaan
energi,
ketersediaan
protein,
dan
PPH
ketersediaan;
serta
perkembangan
ketersediaan energi dan protein selama
tahun 2013-2015);
- Rata-rata
penyediaan
cadangan
pangan pemerintah provinsi per tahun
(periode tahun 2013-2015).
ii. Perkembangan harga komoditas pangan
selama tahun 2013-2015: Fluktuasi
harga pangan diantaranya gabah, beras,
daging sapi, daging ayam, telur, minyak
goreng, gula pasir, dan lain-lain
(Coefficient of Variation < 10);
iii. Konsumsi pangan selama tahun 20132015:
- Tingkat konsumsi energi (anjuran
2000 kkal/kap/hari) selama 3 tahun
berturut-turut;
- Tingkat konsumsi protein (anjuran 52
gr/kap/hari) selama 3 tahun berturutturut;
- Skor Pola Pangan Harapan rata-rata
tiga tahun (cenderung meningkat).
25

iv. Keamanan Pangan:
- Upaya penanganan keamanan pangan
periode tahun 2013-2015 (data pendukung
dilampirkan);
- Kasus terkait ketidakamanan pangan
pada
periode
tahun
2013-2015
(bersumber dari Dinkes, Disperindag,
BKP, dll).
v. Kemiskinan periode tahun 2013-2015
(sumber data BPS):
- Penurunan
persentase
penduduk
miskin selama 3 tahun terakhir
(dibuktikan dengan data);
- Persentase
penduduk
dengan
konsumsi energi < 70%.
vi. Status gizi penduduk (rata-rata selama
tahun 2013-2015):
- Perkembangan jumlah balita gizi
buruk;
- Perkembangan angka kematian bayi;
- Perkembangan angka kematian ibu
melahirkan.
2) Pelaksanaan
program
dan
kegiatan
pembangunan ketahanan pangan selama
tahun 2013-2015:
i. Pengembangan
komoditas
pangan
unggulan/kegiatan
prioritas
daerah
(dukungan
program
untuk
pengembangan
produksi
dan
produktivitas):
a) Pembangunan infrastruktur:
- program pembangunan/ rehabilitasi
prasarana :
irigasi teknis/non
teknis/jalan
usahatani/pasar/
cold storage/ RPH/RPA/TPI;
- sumber dana.

26

b) Penyediaan/bantuan
sarana
produksi:
- program
penyediaan
sarana
produksi
tanaman
pangan/
hortikultura/peternakan/perikanan/
perkebunan (benih/bibit, alat
tangkap ikan, pupuk, pestisida, dll);
- sumber dana.
c) Perluasan lahan tanaman pangan/
hortikultura/perkebunan
(kelapa/
gula/kelapa sawit/kakao/sagu)/ lahan
penggembalaan/areal
Hijauan
Makanan Ternak (HMT)/ perluasan
lahan budidaya perikanan (program
dan sumber dana);
d) Pengendalian OPT/pencegahan dan
penanggulangan
penyakit
ternak/
pengawasan
dan
pengendalian
perikanan (program dan sumber dana);
e) Penyediaan/bantuan alat mekanisasi
tanaman
pangan/hortikultura/
peternakan/perikanan/perkebunan
(program dan sumber dana);
f) Dukungan
program/kegiatan
penyuluhan
tanaman
pangan/
hortikultura/ perkebunan/peternakan/
perikanan (program dan sumber dana).
ii. Penanganan kerawanan pangan:
a) Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
(SKPG):
- Tim SKPG;
- Hasil rekomendasi tim SKPG;
- Sumber dana.
b) Pemberian bantuan pangan (program
dan sumber dana);
c) Pengembangan
cadangan
pangan
masyarakat rata-rata selama tahun
2013 - 2015 (perkembangan cadangan
27

pangan masyarakat pada akhir tahun
dan sumber dana);
d) Dukungan terhadap usaha produktif
kelompok
(pertanian
tanaman
pangan/ hortikultura/perkebunan/
peternakan/perikanan)
meliputi
program dan sumber dana;
e) Pembangunan/rehabilitasi
pasar
tradisional (program dan sumber
dana);
f) Dukungan sarana dan prasarana
transportasi
(jenis
dukungan
sarana dan prasarana, serta
sumber dana).
iii. Peningkatan diversifikasi pangan:
a) Keberlanjutan program optimalisasi
pemanfaatan lahan;
b) Pengembangan pengolahan pangan
pokok lokal;
c) Sumber dana;
d) Dukungan peraturan/kebijakan.
iv. Penanganan kemiskinan:
a) Penyediaan
lapangan
pekerjaan
(upaya dan sumber dana);
b) Pemberian bantuan modal usaha
(upaya dan sumber dana);
c) Program pemberian beasiswa bagi
siswa kurang mampu (non APBN)
pada berbagai jenjang pendidikan;
d) Jaminan kesehatan masyarakat miskin
(upaya pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin dan sumber dana);
e) Pengadaan pasar murah/subsidi
pangan (program dan sumber dana).
v. Perbaikan gizi dan kesehatan:
a) Peningkatan cakupan pelayanan
kesehatan (posyandu, puskesmas,

28

poskesdes, dll) meliputi program dan
sumber dana;
b) Upaya perbaikan gizi masyarakat
(pemberian MP-ASI, kapsul vitamin A,
tablet Besi, Taburia, konseling gizi,
dan lain-lain), serta sumber dana.
3) Dukungan Swasta/Dunia Usaha terhadap
Pembangunan Ketahanan Pangan dan Gizi:
i. Pemberian kemudahan untuk menarik
minat investor di bidang Ketahanan
Pangan:
a) Program
pemberian
kemudahan
untuk
menarik
minat
investor
(pemberian izin/regulasi/ penghapusan
retribusi/ pelayanan terpadu);
b) Pertumbuhan
investasi
rata-rata
selama periode tahun 2013-2015.
ii. Jumlah proyek/kegiatan usaha:
Misalnya di bidang: pertanian (a.l.
pengolahan dan perdagangan beras,
pengolahan tapioka); peternakan (a.l.
perdagangan ternak, pabrik pakan ternak,
pengolahan daging); perikanan (a.l. cold
storage,
industri
pengolahan
ikan,
industri pakan ikan, perdagangan ikan);
perkebunan (terkait dengan pangan).
c. Prestasi dan penghargaan
1) Prestasi dan penghargaan di bidang
pangan dan gizi;
2) Prestasi dan penghargaan non-pangan.
d. Dokumentasi keberhasilan kegiatan untuk
melengkapi informasi dalam profil (kumpulan
kegiatan dalam bentuk hardcopy (foto) dan/
atau softcopy (video/CD/flashdisk).

29

5.2. Aspek yang
adalah:

dinilai

bagi

Bupati/Walikota

a. Kelembagaan/organisasi Ketahanan Pangan:
1) Pembentukan Kelembagaan Kabupaten/
Kota;
2) Dewan Ketahanan Pangan (periode tahun
2013 - 2015):
a) Peran
ketua
DKP
Kabupaten/Kota
memimpin rapat koordinasi selama 3
tahun terakhir (laporan dilampirkan);
b) Keikutsertaan Bupati/Walikota dalam
Sidang Regional DKP dalam 3 tahun
terakhir (2013-2015);
c) Komitmen terhadap hasil Sidang Regional
DKP (tahun 2013 – 2015);
d) Kegiatan yang dikoordinasikan oleh DKP
terkait pangan dan gizi (penanganan
rawan
pangan,
pasokan
pangan,
stabilisasi harga pangan, sistem data dan
informasi pangan dan gizi, dll).
b. Pembangunan Sistem Ketahanan Pangan:
1) Situasi ketahanan pangan dan gizi selama
tahun 2013-2015 (didukung dengan data,
informasi dan sumber data):
a) Ketersediaan pangan (tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan,
perikanan, dan pangan lokal lainnya):
i. Perkembangan produksi pangan (ratarata
tren
tahun
2013-2015)
berdasarkan potensi wilayah (data
pendukung dan analisis dilampirkan),
disesuaikan dengan kondisi wilayah
(pilih salah satu):
- Wilayah
Tanaman
Pangan,
Hortikultura, Peternakan, Perkebunan,
dan Perikanan;

30

- Wilayah
Tanaman
Pangan,
Hortikultura,
Peternakan,
dan
Perikanan;
- Wilayah
Perkebunan,
Tanaman
Pangan, Hortikultura, dan Perikanan;
- Wilayah Perikanan, Peternakan,
Hortikultura, dan Perkebunan.
ii. Ketersediaan pangan berdasarkan
Neraca Bahan Makanan (NBM) ratarata
selama
tahun
2013-2015
(ketersediaan energi, protein, dan PPH
ketersediaan);
iii. Rata-rata
penyediaan
cadangan
pangan pemerintah kabupaten/kota
per tahun (periode tahun 2013-2015).
b) Perkembangan harga komoditas pangan
selama tahun 2013-2015:
(Fluktuasi harga pangan diantaranya
gabah, beras, daging sapi, daging ayam,
telur, minyak goreng, gula pasir, dan lainlain (Coefficient of Variation