Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta
PENILAIAN PEMBELAJARAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta
FBS/PPs Universitas Negeri Yogyakarta
Burhan Nurgiyantoro
Burhan Nurgiyantoro
7 Januari 2008
7 Januari 2008
(2)
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
KBK mulai diberlakukan pada 2004 (
KBK mulai diberlakukan pada 2004 (
Kurikulum 2004
Kurikulum 2004
)
)
KBK: desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan
KBK: desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan
seperangkat kompetensi
seperangkat kompetensi
Tiga fokus KBK:
Tiga fokus KBK:
–
Penentuan kompetensi
Penentuan kompetensi
–
Pengembangan silabus
Pengembangan silabus
–
Pengembangan penilaian hasil belajar
Pengembangan penilaian hasil belajar
Penilaian menduduki peran penting
Penilaian menduduki peran penting
Sekolah dan guru diberi kebebasan kreativitas (MBS) dan (MBK)
Sekolah dan guru diberi kebebasan kreativitas (MBS) dan (MBK)
Kontrol nasional: standar kompetensi dan kompetensi dasar
Kontrol nasional: standar kompetensi dan kompetensi dasar
Kini BSNP (
Kini BSNP (
Badan Standar Nasional Pendidikan
Badan Standar Nasional Pendidikan
)
)
mengembangkan KTSP (
mengembangkan KTSP (
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;
Kurikulum 2007
Kurikulum 2007
): pengembangan Standar Kompetensi Lulusan
): pengembangan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) dan Standar Isi (SI)
(SKL) dan Standar Isi (SI)
KTSP bukan pengganti KBK, tetapi merupakan operasinalisasi
KTSP bukan pengganti KBK, tetapi merupakan operasinalisasi
KBK di sekolah
(3)
Komponen Penilaian
Komponen Penilaian
Komponen penilaian:
Komponen penilaian:
(1) informasi, (2) pembuatan
(1) informasi, (2) pembuatan
pertimbangan,
pertimbangan,
dan
dan
(3) pembuatan keputusan
(3) pembuatan keputusan
Informasi
Informasi
: kemampuan, keterampilan, tingkah
: kemampuan, keterampilan, tingkah
laku, sikap subjek-belajar; informasi antara lain
laku, sikap subjek-belajar; informasi antara lain
diperoleh lewat pengukuran
diperoleh lewat pengukuran
Keakuratan informasi akan menjamin keakuratan,
Keakuratan informasi akan menjamin keakuratan,
objektivitas, dan ketepatan pembuatan
objektivitas, dan ketepatan pembuatan
pertimbangan dan pengambilan keputusan
pertimbangan dan pengambilan keputusan
Pertimbangan
Pertimbangan
: estimasi kondisi dan penampilan
: estimasi kondisi dan penampilan
kini dan prediksi kondisi dan penampilan
kini dan prediksi kondisi dan penampilan
mendatang
mendatang
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan
: pemilihan di antara
: pemilihan di antara
sejumlah alternatif atau berbagai arah tindakan.
sejumlah alternatif atau berbagai arah tindakan.
(4)
Langkah Penilaian
Langkah Penilaian
Tentukan kompetensi dasar yang akan diujikan (ambil di Tentukan kompetensi dasar yang akan diujikan (ambil di kurikulum)
kurikulum)
Buat deskripsi bahan yang akan diujikanBuat deskripsi bahan yang akan diujikan
Buat kisi-kisi pengujian (diikuti telaah oleh sejawat, Buat kisi-kisi pengujian (diikuti telaah oleh sejawat, revisi); kisi-kisi yang baik dapat dipergunakan sebagai revisi); kisi-kisi yang baik dapat dipergunakan sebagai pertanggungjawaban validitas alat tes (validitas isi) pertanggungjawaban validitas alat tes (validitas isi) Tulis soal ujianTulis soal ujian
Telaah soal ujian oleh sejawat (menggunakan lembar Telaah soal ujian oleh sejawat (menggunakan lembar pengamatan), revisi
pengamatan), revisi
Uji coba alat evaluasi atau pelaksanaan tesUji coba alat evaluasi atau pelaksanaan tes PenyekoranPenyekoran
Telaah hasil uji coba per indikator per kompetensi dasar Telaah hasil uji coba per indikator per kompetensi dasar Analisis hasil ujian: analisis butir soal dan penghitungan Analisis hasil ujian: analisis butir soal dan penghitungan
indeks reliabilitas indeks reliabilitas
Tindak lanjut: -revisi alat tes (uji coba, analisis, soal jadi, Tindak lanjut: -revisi alat tes (uji coba, analisis, soal jadi, bank soal)-remidial, pengayaan, akselerasi
(5)
PENILAIAN
PENILAIAN
BERBASIS KOMPETENSI
BERBASIS KOMPETENSI
Penilaian Berbasis Kompetensi Dasar
•
Kompetensi: pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai
dasar yang terrefleksi dalam berpikir dan bertindak
•
Kompetensi: seperangkat tindakan cerdas untuk
berpikir dan bertindak
•
Standar kompetensi: batas dan arah kemampuan yang
harus dikuasai
•
Kompetensi dasar: kemampuan minimal yang harus
dikuasai dan dijabarkan langsung dari standar
kompetensi
•
Penilaian standar kompetensi lewat kompetensi dasar
•
Penilaian kompetensi dasar lewat indikator
(6)
Pengembangan Indikator
Pengembangan Indikator
Indikator:
•
dijabarkan langsung dari kompetensi dasar
•
ciri, perbuatan, tanggapan yang ditunjukkan siswa
•
berupa kata-kata kerja operasional
•
petunjuk tingkah laku bukti hasil belajar
•
cakupan bahan lebih sempit dibanding kompetensi dasar
•
pengembangannya diserahkan kepada kreativitas guru
•
untuk menilai pencapaian kompetensi dasar
•
sebagai dasar membuat soal, tugas, pertanyaan, atau
perintah
•
satu indikator dapat terdiri dari satu atau beberapa soal
•
Cakupan ranah: kognitif, afektif, psikomotorik
(7)
Sistem Pengujian Berkelanjutan
Sistem Pengujian Berkelanjutan
•
Pengujian berbasis kompetensi menganut sistem
pengujian berkelanjutan
•
Sistem pengujian berkelanjutan: semua indikator harus
ada soalnya, hasil ujian dianalisis, dan ada tindak lanjut
(selama ini hal ini masih menjadi kendala para guru baik
karena kemauan maupun kemampuan)
•
Perlu dikembangkan kisi-kisi untuk rencana pengujian
satu semester/tahun
•
Kolom kisi-kisi yang harus diisi: (i) kompetensi dasar, (ii)
materi pokok dan uraian materi, (iii) pengalaman belajar,
(iv) indikator, (v) jenis tagihan, (vi) bentuk tagihan, (vii)
waktu, (viii) sumber/bahan/alat
(8)
Telaah Soal
• Telaah soal dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas alat tes yang telah disusun sehingga dapat
dipertanggungjawabkan sebagai sebuah alat ukur
• Telaah soal dilakukan dengan mencermati berbagai aspek (materi, konstruksi, bahasa) untuk menemukan berbagai kekurangan/kekeliruan untuk kemudian merevisinya
• Untuk keperluan telaah soal telah tersedia rambu-rambu yang dapat dijadikan acuan
• Rambu-rambu yang dimaksud berbeda untuk tiap bentuk tes (pilihan ganda, penjodohan, isian singkat, uraian)
• Namun, pada prinsipnya kesemuanya terdiri atas unsur materi, konstruksi, dan bahasa
• Sebuah butir soal dinyatakan baik (layak diujikan) jika kesemua butir instrumen analisis (subranah) memenuhi persyaratan
• Jika ada satu atau sejumlah subranah yang tidak memenuhi persyaratan, butir soal yang bersangkutan harus direvisi
(9)
Contoh Telaah Soal Bentuk Pilihan Ganda
Butir Soal
Jenis Persyaratan 1 2 ... n
A. Materi 1. Butir soal sesuai dengan indikator √ √
2. Hanya ada satu kunci jawaban benar √
3. Isi materi sesuai dgn tujuan pengukuran √
4. Isi materi sesuai dgn tk kelas/jenj. pend. √
5. Butir pengecoh berfungsi dengan baik
-B. Konstruksi 6. Pokok soal dirumuskan dengan jelas √
7. Pilihan jawaban dirumuskan dengan jelas √
8. Pokok soal tdk mengarah ke jawbn benar √
9. Tidak ada bentuk negatif ganda √
10. Pilihan jawaban homogen √
11. Panjang pilihan jawbn kurang lebih sama √
12. Antarbutir soal tdk brgntng satu sama lain √
13. Pilihan dlm bentuk angka/waktu diurutkan √
C. Bahasa 14. Rumusan bahasa komunikatif √
15. Kalimat gramatikal √
(10)
Telaah Hasil Pengukuran
• Untuk keperluan tindak lanjut pembelajaran, hasil pengukuran harus dianalisis (: sistem pengujian berkelanjutan)
• Analisis dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dasar (artinya juga: indikator) mana saja yang sudah dikuasai
siswa dan mana yang belum
• Berdasarkan hasil telaah itu dapat ditentukan tindak lanjut yang perlu diambil: perlu program remidial,
penguatan/pengayaan, atau yang lain (akselerasi)
• Sebuah indikator dan KD dinyatakan dikuasai oleh siswa jika tingkat penguasaannya minimal 75%
• Indikator-indikator (KD) tertentu yang masih rendah tingkat ketercapaiannya haruslah kembali “dibelajarkan” lewat
program remidial
• Siswa yang tingkat pencapaiannya masih di bawah standar minimal harus diberi program remidial, sedang yang sudah memenuhi diberi program pengayaan
• Intinya, ada umpan-balik pembelajaran berdasarkan hasil pengukuran sebelumnya, dan untuk itu analisis soal ujian menjadi sebuah keniscayaan
(11)
Lanjutan…
•
Telaah hasil pengukuran dilakukan dengan cara
menghitung jmlah jawaban benar per soal, per
indikator, dan per kemampuan dasar
•
Contoh:
KD 1 ada 7 soal, yang terdiri dari 3 indikator yang masing-masing dengan jumlah 2, 3, dan 3 butir soal
Jumlah jawaban benar 3 indikator masing-masing adalah: 2, 2, 2 sehingga semuanya 6 buah
Untuk KD tersebut ada 6 buah jawaban yang benar, atau sebesar 75%
Jadi, pencapaian kompetensi terhadap KD tersebut telah memenuhi persyaratan minimal, dan karenanya siswa dapat dianggap telah menguasainya
Namun, terhadap 2 buah jawaban yang salah perlu juga mendapat perhatian, misalnya ditingkatkan dengan
memberikan tugas-tugas remedial
Prosedur yang sama juga dilakukan untuk menghitung capaian siswa dalam satu kelas, dan hasilnya untuk menentukan tingkat capaian kompetensi oleh siswa sekelas itu
(12)
Contoh Telaah Hasil Pengukuran Seorang
Siswa
No. Kemampuan
Dasar Indikator(Jml Soal) Jumlah Butir (KD)
Jumlah
Betul Persentase Capaian Pengua-saan Keterangan
1. 1) 2 2) 3 3) 3
8 6 75 √
2.
..
(13)
Analisis Butir Soal (
Item Analysis
)
Analisis butir soal adalah estimasi kualitas butir-butir soal sebuah alat
tes; menguji efektivitas butir-butir soal
Alat tes yang baik didukung oleh butir-butir yang baik, efektif, dapat
dipertanggungjawabkan
Ada kesejajaran antara tinggi rendahnya indeks reliabilitas (teknik
konsistensi internal) dan jumlah butir soal yang baik
Indeks reliabilitas yang tinggi, pasti akan tinggi pula jumlah butir yang
baik; juga sebaliknya
Kerja analisis butir soal bisa mengikuti teori pengukuran klasik atau
teori pengukuran modern (teori respon butir)
Dalam teori pengukuran klasik, analisis butir soal menyangkut tiga
macam hal: tingkat kesulitan, daya beda, dan efektivitas distraktor
Dalam teori respon butir juga ada tiga hal: tingkat kesulitan (model satu
parameter), tingkat kesulitan dan daya beda (model dua parameter), dan kedua hal itu ditambah unsur tebakan (model tiga parameter)
Teori pengukuran klasik mempunyai banyak kelemahan, tetapi
persyaratan ringan dan praktis
(14)
a. Analisis Tingkat Kesulitan Butir
Kerja analisis ini menghasilkan indeks tingkat kesulitan (ITK,
I
tem Difficulty, Item Facility
)
ITK menunjukkan seberapa sulit (mudah) sebuah butir soal
bagi kelompok siswa yang dikenai uji coba
ITK diperoleh dengan menghitung proporsi jawaban benar;
dapat dihitung secara manual, tabel (
item analysis table
),
tetapi secara mudah dapat dihitung dengan komputer:
program
Iteman
ITK berkisar antara 0,00 ─ 1,00; indeks 0,00 berarti semua
siswa menjawab salah (soal amat sulit), 1,00 berarti semua
menjawab benar (soal amat mudah)
ITK yang diterima: 0,20 ─ 0,80; di luar indeks itu sebuah butir
soal ditolak karena terlalu sulit atau mudah
Kategori ITK: 0,20 ─ 0,40: sulit; 0,41 ─ 0,60: sedang; dan
0,61 ─ 0,80: mudah
Jumlah butir soal yang terbanyak dalam sebuah alat tes
(15)
b. Indeks Daya Beda
Kerja analisis ini menghasilkan indeks daya beda (IDB, Item
Discrimination)
IDB merupakan sebuah estimasi yang menunjukkan seberapa
besar sebuah butir soal mampu membedakan siswa kelompok tinggi dengan kelompok rendah
IDB dapat dihitung dengan rumus secara manual, tabel, atau
dengan komputer program Iteman bersamaan dengan ITK
IDB berkisar antara -1,00 ─ 1,00; indeks -1,00 berarti semua
siswa kelompok rendah menjawab benar sebuah butir soal dan siswa kelompok tinggi semua menjawab salah; demikian
sebaliknya
IDB yang diterima minimal 0,25; untuk tes buatan sendiri dan
dipakai untuk menguji siswa sendiri IDB 0,20 masih ditoleransi
Butir soal yang IDB-nya negatif harus didrop karena menyalahi
logika (siswa kelompok tinggi menjawab salah, sedang kelompok rendah malah menjawab benar)
Sebuah butir soal dinyatakan layak (oke) jika ITK dan IDB
sama-sama memenuhi persyaratan; jika salah satu saja tidak memenuhi persyaratan, butir soal itu dinyatakan gugur
(16)
Penilaian Proses dan Produk
Penilaian Proses dan Produk
KBK (KTSP) menekankan pentingnya penilaian proses
dan produk sekaligus
Penilaian proses: penilaian yang dilakukan ketika
pembelajaran masih berlangsung
Penilaian proses juga disebut sebagai penilaian kelas
Contoh penilaian proses: kuis, pertanyaan lisan di kelas,
pemberian tugas di kelas, latihan-latihan, PR, ulangan
harian
Penilaian produk: penilaian yang dilakukan di akhir
program: ujian sistem blok, ulangan umum bersama,
ujian nasional
Penilaian produk lazimnya dilakukan secara tertulis
Penilaian kinerja sebaiknya dilakukan di tengah proses
pembelajaran, kecuali berbagai faktor pendukungnya
siap (tempat, waktu, tenaga, biaya)
(17)
RANAH PENILAIAN HASIL
BELAJAR
•
Tiga ranah penilaian: kognitif, afektif, psikomotorik
•
Ketiganya ditemukan dalam hasil belajar semua mata
pelajaran: beda intensitas
•
Mata pelajaran teoretis menekankan hasil ranah
kognitif, mata pelajaran praktik menekankan
psikomotorik
•
Dalam ranah kognitif dan psikomotorik selalu
terkandung afektif
•
Penilaian hasil belajar harus melibatkan ketiga ranah
dengan intensitas yang sesuai dengan karakteristik
tiap mata pelajaran
•
KBK (KTSP) juga menekankan capaian ranah
psikomotorik (kinerja) dan afektif
(18)
Lanjutan ranah…
Lanjutan ranah…
Dalam kurikulum sebelumnya, penilaian terlihat ditekankan pada Dalam kurikulum sebelumnya, penilaian terlihat ditekankan pada
ranah kognitifdan agak mengabaikan dua ranah yang lain
ranah kognitifdan agak mengabaikan dua ranah yang lain
KTSP menekankan penilaian capaian performansi, kinerjaKTSP menekankan penilaian capaian performansi, kinerja
Siswa mampu melakukan apa setelah berakhirnya satu program Siswa mampu melakukan apa setelah berakhirnya satu program
pembelajaran
pembelajaran
Hal ini juga berlaku untuk mata pelajaran BSI: siswa mampu Hal ini juga berlaku untuk mata pelajaran BSI: siswa mampu
berbuat apa dengan bahasa dan sastra Indonesia
berbuat apa dengan bahasa dan sastra Indonesia
Bahasa adalah sarana berkomunikasi, maka capaian kinerja itu Bahasa adalah sarana berkomunikasi, maka capaian kinerja itu
harus berupa kemampuan berbahasa Indonesia (kompetensi
harus berupa kemampuan berbahasa Indonesia (kompetensi
komunikatif)
komunikatif)
Sastra adalah sarana pembentukan afeksi, maka capaian Sastra adalah sarana pembentukan afeksi, maka capaian
kinerja itu haruslah berupa kemampuan bersastra (kompetensi
kinerja itu haruslah berupa kemampuan bersastra (kompetensi
literer)
literer)
Capaian kognitif penting, tetapi itu hanyalah menjadi sarana Capaian kognitif penting, tetapi itu hanyalah menjadi sarana
untuk dapat melakukan kinerja agar kompetensi berbahasa
untuk dapat melakukan kinerja agar kompetensi berbahasa
dan bersastra benar
dan bersastra benar
Capaian hasil belajar kognitif berupa pengetahuan tentang Capaian hasil belajar kognitif berupa pengetahuan tentang
sistem bahasa (kompetensi linguistik), sedang capaian kinerja
sistem bahasa (kompetensi linguistik), sedang capaian kinerja
berupa kemampuan berbahasa (kompetensi komunikatif)
berupa kemampuan berbahasa (kompetensi komunikatif)
Capaian hasil belajar sastra kognitif berupa pengetahuan Capaian hasil belajar sastra kognitif berupa pengetahuan
tentang kesastraan, sedang yang kinerja berupa kemampuan
tentang kesastraan, sedang yang kinerja berupa kemampuan
berapresisi
(19)
Pengembangan Alat
Pengembangan Alat
Evaluasi Ranah Kognitif BSI
Evaluasi Ranah Kognitif BSI
Ranah kognitif berkaitan dengan daya berpikir,
Ranah kognitif berkaitan dengan daya berpikir,
kemampuan berlogika, pengetahuan teoretis
kemampuan berlogika, pengetahuan teoretis
tentang sistem bahasa dan sastra
tentang sistem bahasa dan sastra
Ada enam jenjang berpikir: hafalan, pemahaman,
Ada enam jenjang berpikir: hafalan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi (C1-C6)
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi (C1-C6)
Jenjang 1-3: kognitif tingkat sederhana, 4-6: kognitif
Jenjang 1-3: kognitif tingkat sederhana, 4-6: kognitif
tingkat tinggi yang mengandalkan proses berpikir
tingkat tinggi yang mengandalkan proses berpikir
Pengembangan alat evaluasi harus disesuaikan
Pengembangan alat evaluasi harus disesuaikan
dengan tingkat perkembangan kognitif siswa
dengan tingkat perkembangan kognitif siswa
Siswa SMP/MTs: fokus jenjang ingatan sampai
Siswa SMP/MTs: fokus jenjang ingatan sampai
analisis (1-4); siswa SMA/MA: fokus jenjang
analisis (1-4); siswa SMA/MA: fokus jenjang
pemahaman sampai evaluasi (2-6)
pemahaman sampai evaluasi (2-6)
Bentuk soal: objektif (B-S, PG, penjodohan, isian
Bentuk soal: objektif (B-S, PG, penjodohan, isian
singkat), uraian-objektif, dan uraian (esai
(20)
Lanjutan Ranah Kognitif…
Lanjutan Ranah Kognitif…
Aspek kognitif kebahasaan dan kesastraan penting, tetapi Aspek kognitif kebahasaan dan kesastraan penting, tetapi
yang lebih penting lagi adalah aspek kinerja
yang lebih penting lagi adalah aspek kinerja
Ingat: tujuan pembelajaran BSI di SMP adalah tercapainya Ingat: tujuan pembelajaran BSI di SMP adalah tercapainya
kompetensi komunikatif dan bukan kompetensi linguistik
kompetensi komunikatif dan bukan kompetensi linguistik
Maka, jumlah soal kognitif harus dibatasi dan tidak boleh Maka, jumlah soal kognitif harus dibatasi dan tidak boleh
menyamai jumlah soal/tugas kinerja
menyamai jumlah soal/tugas kinerja
Soal-soal ranah kognitif sebaiknya diintegrasikan atau Soal-soal ranah kognitif sebaiknya diintegrasikan atau
selalu terkait langsung dengan soal kinerja bahasa/sastra
selalu terkait langsung dengan soal kinerja bahasa/sastra
sepanjang hal itu dimungkinkan
sepanjang hal itu dimungkinkan
Sebab, pada kenyataannya aspek kinerja Sebab, pada kenyataannya aspek kinerja
kebahasaan/kesastraan juga lebih didominasi atau
kebahasaan/kesastraan juga lebih didominasi atau
diprasyarati oleh kemampuan berpikir
diprasyarati oleh kemampuan berpikir
Misalnya, soal-soal tentang struktur bahasa dan kosakata Misalnya, soal-soal tentang struktur bahasa dan kosakata
terkait dengan teks bacaan yang untuk soal kinerja
terkait dengan teks bacaan yang untuk soal kinerja
membaca
membaca
Soal-soal sedikit tentang pengetahuan sastra juga terkait Soal-soal sedikit tentang pengetahuan sastra juga terkait
dengan teks-teks kesastraan secara langsung
dengan teks-teks kesastraan secara langsung
Demikian pula halnya dengan soal/tugas menyimak, Demikian pula halnya dengan soal/tugas menyimak,
berbicara, dan menulis
(21)
Langkah Pengembangan Alat
Langkah Pengembangan Alat
Evaluasi Ranah Kognitif
Evaluasi Ranah Kognitif
Tentukan kompetensi dasar yang akan diujikanTentukan kompetensi dasar yang akan diujikan
Buat deskripsi bahan yang akan diujikanBuat deskripsi bahan yang akan diujikan
Kembangkan indikator-indikatorKembangkan indikator-indikator
Tentukan lama waktu ujian dan jumlah soalTentukan lama waktu ujian dan jumlah soal
Buat kisi-kisi pengujianBuat kisi-kisi pengujian Tulis butir-butir soalTulis butir-butir soal
Telaah soal oleh sejawat dan diikuti revisiTelaah soal oleh sejawat dan diikuti revisi Ujikan di kelasUjikan di kelas
Telaah hasil ujian: indikator (KD) mana yang sudah Telaah hasil ujian: indikator (KD) mana yang sudah
dan belum dikuasai siswa; tingkat penguasaan dan belum dikuasai siswa; tingkat penguasaan minimal 75%
minimal 75%
Kembangkan bahan remidial dan pengayaanKembangkan bahan remidial dan pengayaan
Hitung pula Indeks tingkat kesulitan (ITK) dan daya Hitung pula Indeks tingkat kesulitan (ITK) dan daya
beda (IDB) beda (IDB)
(22)
Pengembangan
Alat
Evaluasi Ranah Kinerja BSI
Ranah performansi, kinerja (psikomotor) berkaitan dan atau
melibatkan aktivitas fisik
Semua mata pelajaran mengandung ranah ini, hanya beda
intensitas
Mata pelajaran BSI: kinerja kebahasaan lazimnya dikaitkan
dengan empat kemampuan berbahasa: menyimak dan membaca reseptif) dan berbicara dan menulis (aktif-produktif)
Tes/tugas-tugas kinerja/performansi BSI:
tes/kinerja/performansi keempat kemampuan berbahasa dan bersastra
Di dalam lima macam kinerja tersebut sebenarnya faktor
kognitif juga amat berperan, baik dalam hal kebahasaan maupun nonkebahasaan (misal: gagasan)
Kinerja bahasa yang paling intensif adalah berbicara
Bagi siswa TK + SD: membaca dan menulis juga intensif
(23)
Lanjutan alat
evaluasi…
Tugas-tugas kinerja kebahasaan dan kesastraan akan lebih
praktis jika pengukuran capaiannya dilakukan dalam tes proses
Pengukuran keempat kemampuan berbahasa dan bersastra
sebaiknya tidak bersifat diskret atau saling terpisah satu dengan yang lain
Tes kinerja bahasa harus secara konkret bertujuan menunjang
fungsi komunikatif bahasa
Dalam satu kali tes kemampuan berbahasa, sebaiknya ada
satu atau lebih kemampuan lain yang juga terlibat
Misalnya, dalam tes/tugas menyimak juga dilibatkan kinerja
kemampuan berbicara (“menceritakan kembali apa yang
didengar”) dan menulis (“menuliskan saripati yang didengar”)
Hal yang sama juga berlaku untuk tes kemampuan bersastra
yang mesti diikuti oleh unjuk kerja kemampuan berbahasa
Tes kemampuan aktif-produktif potensial untuk menghasilkan
bahasa yang otentik, yang merupakan bahasa produk siswa sendiri
Tes bahasa otentik merupakan salah satu hal penting dalam
(24)
Tes Kemampuan
Menyimak
Kemampuan menyimak adalah kemampuan memahami
gagasan yang disampaikan secara lisan oleh pihak lain, baik langsung maupun lewat media tertentu
Maka, tes menyimak harus memberi tugas siswa untuk
benar-benar mendengarkan bahasa dan siswa diminta menampilkan kemampuannya
Kemampuan apa yang diungkap tergantung indikator yang
dikembangkan dan itu mesti lewat saluran (kinerja) lisan dan tertulis
Tes menyimak dalam proses menjadi bagian dari strategi
pembelajaran, misalnya yang berupa pemberian latihan-latihan tertentu
Tes menyimak untuk ujian khusus (misalnya untuk ujian
akhir semester) harus disiapkan sedemikian rupa, mulai
dari wacana, bentuk soal/tugas, bagaimana cara menjawab, dll sampai managemen waktu dan cara koreksi
Penentuan jawaban benar siswa haruslah dilihat dari
(25)
Tes Kemampuan
Membaca
Kemampuan membaca adalah kemampuan memahami
gagasan yang disampaikan secara tertulis
Tes/tugas membaca mengharuskan siswa untuk
benar-benar membaca teks dan memahami gagasan yang ada
Jawaban benar soal tes/tugas hanya dapat diketahui setelah
siswa membaca, maka tidak benar memilih wacana-tes yang isinya telah diketahui umum
Tes/tugas membaca dalam proses menjadi bagian integral
dari PBM yang berupa latihan-latihan; hal itu dapat
diintegrasikasikan dengan tugas berbicara dan menulis
Tes/tugas membaca dalam ujian akhir perlu disiapkan mulai
dari pemilihan wacana, bentuk soal, bentuk jawaban, yang sesuai dengan indikator, sampai dengan cara koreksi,
penyekoran, dan managemen waktu, serta tindak lanjut
Dalam sebuah tes membaca, sebaiknya terdapat sejumlah
wacana (pendek) yang diteskan dan berbeda karakteristiknya (ragamnya)
Tugas/ujian membaca juga mencakup membaca nyaring,
(26)
Tes Kemampuan
Berbicara
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mempergunakan
bahasa lisan dengan baik dan benar; untuk keperluan pembelajaran tekanan pada produksi bahasa yang benar
Tugas ini potensial menghasilkan bahasa otentik, maka siswa
harus benar-benar diberi kesempatan untuk berbicara
Penilaian haruslah melibatkan komponen kebahasaan dan
gagasan; untuk keperluan pembelajaran tekanan masih pada aspek kebahasaan
Ujian bahasa lazimnya tertulis, maka harus ada waktu
khusus untuk mengukur kemampuan berbicara karena membutuhkan waktu lama
Misalnya, ujian berbicara dilakukan sebelum ujian tertulis
diselenggarakan
Perlu persiapan khusus mulai dari bentuk tes berbicara,
urutan siswa per siswa berbicara, pedoman
pengamatan/penyekoran, managemen waktu, dll
Perlu ada pedoman khusus untuk menilai kinerja berbicara
(27)
Contoh Pedoman Penilaian Kemampuan
Contoh Pedoman Penilaian Kemampuan
Berbicara
Berbicara
No.
No. Nama Nama Siswa Siswa
Aspek yang Dinilai Aspek yang Dinilai
Jumlah Jumlah Skor Skor Keakuratan Keakuratan Informasi
Informasi Hubungan Antar-Hubungan Antar-informasi informasi Ketepatan Ketepatan Struktur Struktur & & Kosakata Kosakata Kelan-caran
caran Kewajaran Urutan Kewajaran Urutan Wacana Wacana Gaya Gaya Pengu-capan capan 1.
1. 2020 2020 3030 1010 1010 1010 2.
2.
3.
(28)
Tes Kemampuan
Menulis
Kemampuan menulis adalah kemampuan membahasakan
gagasan secara tertulis dengan ejaan yang benar
Tugas ini potensial menghasilkan bahasa otentik, maka
siswa harus benar-benar diberi kesempatan untuk menulis
Ada banyak model tugas yang harus dikerjakan siswa, a.l:
menulis suatu wacana dengan ejaan yang benar (model tugas dapat bervariasi, misalnya dengan menuliskan kembali sebuah wacana dan memperbaiki ejaan yang sengaja dibuat salah)
membuat kalimat dengan pola-pola tertentu membuat jenis-jenis paragraf tertentu
membuat berbagai jenis surat
membuat rangkuman dan ikhtisar bacaan
menuliskan kembali isi suatu acara tertentu yang ditayangkan televisi
(29)
Lanjutan Tes Kemamapuan
Menulis
Penilaian haruslah melibatkan komponen kebahasaan dan
gagasan; untuk keperluan pembelajaran tekanan masih pada aspek kebahasaan
Misalnya untuk tugas-tugas sehari-hari mulai dari menulis
pendek sampai membuat laporan dan mengarang bebas
Perimbangan besaran perbandingan antara komponen
gagasan/isi dan bahasa untuk membuat laporan dan atau mengarang bebas tergantung level pendidikan (SMP, SMA, S1, S2, S3)
Misalnya, gagasan : bahasa = 30:70; 35:65; 40:60; 50:50;
60:40; 70:30; 75:25
Perlu ada pedoman khusus untuk menilai hasil tugas
menulis siswa, dan untuk keperluan itu ada banyak model
Pemilihan suatu model terserah kepada guru, tetapi
penggunaan model itu memang disarankan antara lain untuk menjaga objektivitas penyekoran
(30)
Contoh Salah Satu Model Penyekoran Karangan
(Juga untuk Portofolio)
Karangan ke-:
No.
Nama Siswa
Skor dan Aspek yang Dinilai Isi
Organisasi
Isi Struktur Bahasa Pilihan Kata Ejaan Jumlah Skor
1. 20 15 30 20 10
2. 3.
(31)
Langkah Pengembangan Alat Evaluasi
Langkah Pengembangan Alat Evaluasi
Kinerja Bahasa
Kinerja Bahasa
• Tentukan kompetensi dasar yang akan diujikan
(dari standar kompetensi)
• Buat deskripsi bahan
• Kembangkan indikator-indikator kinerja bahasa
dan bersastra yang dimaksud
• Buat tugas, perintah, atau pertanyaan yang harus
dilakukan atau dijawab oleh siswa; sebaiknya
dibiasakan dibuat secara tertulis dan kemudian
disuruh baca sejawat sebagai reviewer
• Buat pedoman pengamatan atau penilaian yang
sesuai dengan tugas untuk memberikan skor
(32)
Penilaian Model Portofolio
Penilaian Model Portofolio
• KBK menekankan pentingnya penilaian model portofolio
• Portofolio adalah kumpulan karya siswa: karangan, laporan, karya kreatif, analisis karya, esai, dan tugas-tugas lain
• Jadi, portofolio kinerja bahasa juga, tetapi dalam bentuk tertulis
• Kinerja dan portofolio juga mensyaratkan kemampuan berpikir logis
• Portofolio memperlihatkan perkembangan kemampuan menulis siswa
• Untuk memudahkan penilaian portofolio dikelompokkan ke dalam tugas-tugas tertentu: kelompok karangan, laporan, karya kreatif, esai, dan tugas-tugas lain
• Portofolio untuk siswa juga bisa dibuat oleh guru, misalnya yang menyangkut unsur afektif
• Portofolio untuk anak TK dan SD yang belum bisa menulis juga guru yang membuat
(33)
Langkah Penilaian Portofolio
Tentukan kompetensi-kompetensi dasar yang akan
diukur tingkat capaian dan kemajuannya
Buat deskripsi bahan pembelajaran
Kembangkan indikator-indikator pencapaian kinerja
bahasa dan bersastra
Buat tugas atau perintah yang harus dikerjakan
siswa secara tertulis
Buat pedoman penilaian yang sesuai dengan tugas
Bandingkan skor-skor siswa untuk tiap karya
berikutnya untuk melihat kemajuan yang dicapai
(34)
Tes Kemampuan Bersatra
Tes Kemampuan Bersatra
Sebagaimana halnya dengan tes kemampuan berbahasa Sebagaimana halnya dengan tes kemampuan berbahasa
yang menekankan unjuk kerja bahasa, tes kemampuan
yang menekankan unjuk kerja bahasa, tes kemampuan
bersastra di sekolah juga menekankan kemampuan
bersastra di sekolah juga menekankan kemampuan
“berhubungan”, “memperlakukan”, dan “menyikapi”
“berhubungan”, “memperlakukan”, dan “menyikapi”
teks-teks kesastraan
teks kesastraan
Walau bermediakan bahasa, teks kesastraan tidak semata-Walau bermediakan bahasa, teks kesastraan tidak
semata-mata berurusan dengan bahasa, karena ada unsur-unsur
mata berurusan dengan bahasa, karena ada unsur-unsur
lain, mislanya keindahan, yang mesti juga diapresiasikan
lain, mislanya keindahan, yang mesti juga diapresiasikan
Unsur-unsur lain itu hanya dapat diperoleh, dirasakan, atau Unsur-unsur lain itu hanya dapat diperoleh, dirasakan, atau
dinikmati jika kita/siswa membaca secara langsung teks
dinikmati jika kita/siswa membaca secara langsung teks
kesastraan
kesastraan
Maka, tugas dan tes yang berkaitan dengan pengetahuan Maka, tugas dan tes yang berkaitan dengan pengetahuan
kesastraan, walau sudah perlu dikenalkan, haruslah dibatasi
kesastraan, walau sudah perlu dikenalkan, haruslah dibatasi
Tugas dan tes harus ditekankan pada hal-hal yang menuntut Tugas dan tes harus ditekankan pada hal-hal yang menuntut siswa untuk benar-benar “memperlakukan” teks-teks
siswa untuk benar-benar “memperlakukan” teks-teks
kesastraan
kesastraan
Istilah memperlakukan dapat dioperasionalkan menjadi: Istilah memperlakukan dapat dioperasionalkan menjadi: membaca, memahami, memparafrase, menganalisis,
membaca, memahami, memparafrase, menganalisis,
menuliskan kembali, membuat, dll tergantung indikator yang
menuliskan kembali, membuat, dll tergantung indikator yang
dibuat
(35)
Lanjutan Tes…
Lanjutan Tes…
Namun, berbagai teks kesastraan lazimnya panjang shg tidak Namun, berbagai teks kesastraan lazimnya panjang shg tidak
mudah “memperlakukan”-nya di sekolah, kecuali puisi yang
mudah “memperlakukan”-nya di sekolah, kecuali puisi yang
umumnya singkat
umumnya singkat
Untuk itu, tugas-tugas yang “memperlakukan” novel, cerpen, Untuk itu, tugas-tugas yang “memperlakukan” novel, cerpen,
certa klasik, dll yang relatif panjang sebaiknya dilakukan di
certa klasik, dll yang relatif panjang sebaiknya dilakukan di
luar jam pelajaran sebagai tugas rumah
luar jam pelajaran sebagai tugas rumah
Tugas yang diberikan harus jelas: harus mengapakan teks Tugas yang diberikan harus jelas: harus mengapakan teks
kesastraan itu dan sedapat mungkin melibatkan berbagai
kesastraan itu dan sedapat mungkin melibatkan berbagai
genre (fiksi, puisi, cerita lama, teks drama)
genre (fiksi, puisi, cerita lama, teks drama)
Misalnya: meringkas cerita/membuat sinopsis, menganalisis Misalnya: meringkas cerita/membuat sinopsis, menganalisis
unsur karakter/moral, membuat parafrase, menulis dengan
unsur karakter/moral, membuat parafrase, menulis dengan
sudut pandang lain, dll, termasuk menghadiri pementasan
sudut pandang lain, dll, termasuk menghadiri pementasan
drama atau baca puisi di tempat tertentu
drama atau baca puisi di tempat tertentu
Hasil kerja siswa harus dibaca dan diberi tanggapanHasil kerja siswa harus dibaca dan diberi tanggapan
Tanggapan tidak menyalahkan siswa karena akan mematikan Tanggapan tidak menyalahkan siswa karena akan mematikan
motivasi, tetapi lebih mempertanyakan argumentasi
motivasi, tetapi lebih mempertanyakan argumentasi
Ujian/tes di sekolah haruslah sedapat mungkin diusahakan Ujian/tes di sekolah haruslah sedapat mungkin diusahakan
yang berkadar apresiatif tinggi atau paling tidak sedang
yang berkadar apresiatif tinggi atau paling tidak sedang
walau dengan bentuk ujian objektif (PG)
(36)
Pengembangan Alat Evaluasi Ranah
Pengembangan Alat Evaluasi Ranah
Afektif
Afektif
KBK (KTSP) mementingkan penilaian ranah afektif, maka KBK (KTSP) mementingkan penilaian ranah afektif, maka
ranah ini juga haruslah mendapat perhatian
ranah ini juga haruslah mendapat perhatian
Ranah afektif mencakup banyak dimensi, a.l.: watak perilaku Ranah afektif mencakup banyak dimensi, a.l.: watak perilaku
perasaan, sikap, minat, emosi, motivasi, kecenderungan
perasaan, sikap, minat, emosi, motivasi, kecenderungan
nilai-nilai, dll
nilai, dll
Tiap siswa adalah pribadi yang unik, dan itu harus dihargaiTiap siswa adalah pribadi yang unik, dan itu harus dihargai Keberhasilan belajar didukung oleh faktor afeksi: afeksi tinggi Keberhasilan belajar didukung oleh faktor afeksi: afeksi tinggi
akan memberi peluang untuk lebih berhasil dan optimal
akan memberi peluang untuk lebih berhasil dan optimal
Perlu dilakukan inventori (pengukuran/penjajagan) afektifPerlu dilakukan inventori (pengukuran/penjajagan) afektif
Inventori ranah afektif lewat pengamatan, wawancara, angketInventori ranah afektif lewat pengamatan, wawancara, angket Hasil inventori afektif juga merupakan salah satu wujud Hasil inventori afektif juga merupakan salah satu wujud
portofolio yang bermanfaat untuk kepentingan pembelajaran
portofolio yang bermanfaat untuk kepentingan pembelajaran
Misal, untuk memotivasi siswa agar lebih berminat dan Misal, untuk memotivasi siswa agar lebih berminat dan
termotivasi belajar lebih baik sehingga capaiannya lebih
termotivasi belajar lebih baik sehingga capaiannya lebih
optimal
optimal
Atau, untuk mengetahui minat, motivasi, sikap, Atau, untuk mengetahui minat, motivasi, sikap,
kecenderungan nilai-nilai, dll yang penting diketahui
(37)
Langkah Pengembangan
Langkah Pengembangan
Instrumen Inventori Afektif
Instrumen Inventori Afektif
Tentukan komponen ranah afektif yang akan diinventori Tentukan komponen ranah afektif yang akan diinventori
(misal: sikap, minat, motivasi, watak perilaku perasaan)
(misal: sikap, minat, motivasi, watak perilaku perasaan) Tentukan cara inventori data afektif: pengamatan, Tentukan cara inventori data afektif: pengamatan,
wawancara, atau angket
wawancara, atau angket
Buat kisi-kisi pengujian dan indikator (pertanyaan) tiap Buat kisi-kisi pengujian dan indikator (pertanyaan) tiap
komponen afektif
komponen afektif
Tentukan rentangan skala penilaian (skala Likert), Tentukan rentangan skala penilaian (skala Likert),
misalnya 1-5: 5 (sangat tinggi) dan 1 (sangat rendah)
misalnya 1-5: 5 (sangat tinggi) dan 1 (sangat rendah) Buat dan berikan daftar pertanyaan kepada siswa; Buat dan berikan daftar pertanyaan kepada siswa;
sebelumnya berikan kepada sejawat dahulu untuk
sebelumnya berikan kepada sejawat dahulu untuk
dibaca
dibaca
Lakukan penyekoran; misalnya ada 15 pertanyaan: skor Lakukan penyekoran; misalnya ada 15 pertanyaan: skor
tertinggi 75 dan terendah 15
tertinggi 75 dan terendah 15
Buat pedoman posisi afektif siswa, misalnya: 66 – ke Buat pedoman posisi afektif siswa, misalnya: 66 – ke
atas: tinggi; 36-65: sedang; 15-35: rendah
atas: tinggi; 36-65: sedang; 15-35: rendah
Kelompokkan siswa ke dalam capaian skor dan diikuti Kelompokkan siswa ke dalam capaian skor dan diikuti
tindak lanjut
(38)
Contoh Pertanyaan dan Penilaian Siswa untuk
Mata Pelajaran BSI lewat Angket
No. Pernyataan Skala Penilaian
1. Saya senang pada mata pelajaran BSI 5 4 3 2 1 2. Saya merasa rugi jika tidak ikut mata
pelajaran BSI
3. Saya selalu menyediakan waktu belajar untuk mata pelajaran BSI
4. Saya berusaha baik untuk memahami pelajaran BSI
5. Saya berusaha untuk memperoleh buku-buku pelajaran BSI
6. Saya merasakan adanya manfaat yang besar dari mata pelajaran BSI
(39)
Contoh Penilaian Kecenderungan Berperilaku
Siswa untuk Mata Pelajaran BSI lewat
Pengamatan
No. Indikator Perilaku Skala Penilaian
1. Mengikuti pelajaran dengan tekun 5 4 3 2 1 2. Suka mengajak kawan-kawannya untuk berdiskusi dan belajar bersama
3. Ramah dan suka membantu kawannya
4. Menyerahkan tugas-tugas selalu tepat waktu 5. Berdisiplin dan tidak pernah datang terlambat 6. Mengerjakan tugas dan ujian dengan jujur 7. Dan seterusnya
(40)
Akhirul kalam,
Selamat Berjuang dan
Berkarya
Semoga Allah Meridloi
Terima kasih
Salam
(1)
Lanjutan Tes…
Lanjutan Tes…
Namun, berbagai teks kesastraan lazimnya panjang shg tidak Namun, berbagai teks kesastraan lazimnya panjang shg tidak mudah “memperlakukan”-nya di sekolah, kecuali puisi yang
mudah “memperlakukan”-nya di sekolah, kecuali puisi yang
umumnya singkat
umumnya singkat
Untuk itu, tugas-tugas yang “memperlakukan” novel, cerpen, Untuk itu, tugas-tugas yang “memperlakukan” novel, cerpen, certa klasik, dll yang relatif panjang sebaiknya dilakukan di
certa klasik, dll yang relatif panjang sebaiknya dilakukan di
luar jam pelajaran sebagai tugas rumah
luar jam pelajaran sebagai tugas rumah
Tugas yang diberikan harus jelas: harus mengapakan teks Tugas yang diberikan harus jelas: harus mengapakan teks kesastraan itu dan sedapat mungkin melibatkan berbagai
kesastraan itu dan sedapat mungkin melibatkan berbagai
genre (fiksi, puisi, cerita lama, teks drama)
genre (fiksi, puisi, cerita lama, teks drama)
Misalnya: meringkas cerita/membuat sinopsis, menganalisis Misalnya: meringkas cerita/membuat sinopsis, menganalisis unsur karakter/moral, membuat parafrase, menulis dengan
unsur karakter/moral, membuat parafrase, menulis dengan
sudut pandang lain, dll, termasuk menghadiri pementasan
sudut pandang lain, dll, termasuk menghadiri pementasan
drama atau baca puisi di tempat tertentu
drama atau baca puisi di tempat tertentu
Hasil kerja siswa harus dibaca dan diberi tanggapanHasil kerja siswa harus dibaca dan diberi tanggapan
Tanggapan tidak menyalahkan siswa karena akan mematikan Tanggapan tidak menyalahkan siswa karena akan mematikan motivasi, tetapi lebih mempertanyakan argumentasi
motivasi, tetapi lebih mempertanyakan argumentasi
Ujian/tes di sekolah haruslah sedapat mungkin diusahakan Ujian/tes di sekolah haruslah sedapat mungkin diusahakan yang berkadar apresiatif tinggi atau paling tidak sedang
yang berkadar apresiatif tinggi atau paling tidak sedang
walau dengan bentuk ujian objektif (PG)
(2)
Pengembangan Alat Evaluasi Ranah
Pengembangan Alat Evaluasi Ranah
Afektif
Afektif
KBK (KTSP) mementingkan penilaian ranah afektif, maka KBK (KTSP) mementingkan penilaian ranah afektif, maka
ranah ini juga haruslah mendapat perhatian ranah ini juga haruslah mendapat perhatian
Ranah afektif mencakup banyak dimensi, a.l.: watak perilaku Ranah afektif mencakup banyak dimensi, a.l.: watak perilaku
perasaan, sikap, minat, emosi, motivasi, kecenderungan perasaan, sikap, minat, emosi, motivasi, kecenderungan nilai-nilai, dll
nilai, dll
Tiap siswa adalah pribadi yang unik, dan itu harus dihargaiTiap siswa adalah pribadi yang unik, dan itu harus dihargai Keberhasilan belajar didukung oleh faktor afeksi: afeksi tinggi Keberhasilan belajar didukung oleh faktor afeksi: afeksi tinggi
akan memberi peluang untuk lebih berhasil dan optimal akan memberi peluang untuk lebih berhasil dan optimal
Perlu dilakukan inventori (pengukuran/penjajagan) afektifPerlu dilakukan inventori (pengukuran/penjajagan) afektif
Inventori ranah afektif lewat pengamatan, wawancara, angketInventori ranah afektif lewat pengamatan, wawancara, angket Hasil inventori afektif juga merupakan salah satu wujud Hasil inventori afektif juga merupakan salah satu wujud
portofolio yang bermanfaat untuk kepentingan pembelajaran portofolio yang bermanfaat untuk kepentingan pembelajaran
Misal, untuk memotivasi siswa agar lebih berminat dan Misal, untuk memotivasi siswa agar lebih berminat dan
termotivasi belajar lebih baik sehingga capaiannya lebih termotivasi belajar lebih baik sehingga capaiannya lebih optimal
optimal
Atau, untuk mengetahui minat, motivasi, sikap, Atau, untuk mengetahui minat, motivasi, sikap,
kecenderungan nilai-nilai, dll yang penting diketahui kecenderungan nilai-nilai, dll yang penting diketahui
(3)
Langkah Pengembangan
Langkah Pengembangan
Instrumen Inventori Afektif
Instrumen Inventori Afektif
Tentukan komponen ranah afektif yang akan diinventori Tentukan komponen ranah afektif yang akan diinventori
(misal: sikap, minat, motivasi, watak perilaku perasaan)
(misal: sikap, minat, motivasi, watak perilaku perasaan)
Tentukan cara inventori data afektif: pengamatan, Tentukan cara inventori data afektif: pengamatan,
wawancara, atau angket
wawancara, atau angket
Buat kisi-kisi pengujian dan indikator (pertanyaan) tiap Buat kisi-kisi pengujian dan indikator (pertanyaan) tiap
komponen afektif
komponen afektif
Tentukan rentangan skala penilaian (skala Likert), Tentukan rentangan skala penilaian (skala Likert),
misalnya 1-5: 5 (sangat tinggi) dan 1 (sangat rendah)
misalnya 1-5: 5 (sangat tinggi) dan 1 (sangat rendah)
Buat dan berikan daftar pertanyaan kepada siswa; Buat dan berikan daftar pertanyaan kepada siswa;
sebelumnya berikan kepada sejawat dahulu untuk
sebelumnya berikan kepada sejawat dahulu untuk
dibaca
dibaca
Lakukan penyekoran; misalnya ada 15 pertanyaan: skor Lakukan penyekoran; misalnya ada 15 pertanyaan: skor
tertinggi 75 dan terendah 15
tertinggi 75 dan terendah 15
Buat pedoman posisi afektif siswa, misalnya: 66 – ke Buat pedoman posisi afektif siswa, misalnya: 66 – ke
atas: tinggi; 36-65: sedang; 15-35: rendah
atas: tinggi; 36-65: sedang; 15-35: rendah
Kelompokkan siswa ke dalam capaian skor dan diikuti Kelompokkan siswa ke dalam capaian skor dan diikuti
tindak lanjut
(4)
Contoh Pertanyaan dan Penilaian Siswa untuk
Mata Pelajaran BSI lewat Angket
No. Pernyataan Skala Penilaian
1. Saya senang pada mata pelajaran BSI 5 4 3 2 1
2. Saya merasa rugi jika tidak ikut mata
pelajaran BSI
3. Saya selalu menyediakan waktu belajar untuk
mata pelajaran BSI
4. Saya berusaha baik untuk memahami
pelajaran BSI
5. Saya berusaha untuk memperoleh buku-buku
pelajaran BSI
6. Saya merasakan adanya manfaat yang besar
dari mata pelajaran BSI
(5)
Contoh Penilaian Kecenderungan Berperilaku
Siswa untuk Mata Pelajaran BSI lewat
Pengamatan
No. Indikator Perilaku Skala Penilaian
1. Mengikuti pelajaran dengan tekun 5 4 3 2 1
2. Suka mengajak kawan-kawannya untuk berdiskusi dan belajar bersama
3. Ramah dan suka membantu kawannya
4. Menyerahkan tugas-tugas selalu tepat waktu
5. Berdisiplin dan tidak pernah datang terlambat
6. Mengerjakan tugas dan ujian dengan jujur
(6)