peranan amerika serikat pasca dekolonisasi
PERSPEKTIF SPIRITUALISME DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Sardiman AM
1-9
AKTUALISASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN SEJAR,AH
Desvian Bandarsyah
10-22
PERISTIWA PEMBERANTASAN PGRS.PARAKU DI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 1967 (KAJ|AN TEOR| HEGEMONT GRAMSCT UNTUK PEMBELAJARAN
SEJARAH LOKAL}
Yulita Dewi Purmintasari
23-36
REALISASI POLITIK ETIS DI BOJONEGORO PADA AWAL ABAD XX
Kajian Sosial Ekonomi
:
Mudji Hartono
37-50
REFORMULASI KETATANEGARAN INDONESIA
Zulkarnain
51-61
HAMBATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH ISLAM TERPADU
(STUDI KASUS SDIT AL HASNA KLATEN)
Danu Eko Agustinova
62-70
PERANAN AMERIKA SERIKAT PASCA DEKOLONISASI DI NEGARA-NEGARA
KAWASAN PASIFIC SELATAN
Terry lrenewaty
63-89
K,AJIAN SISTEM EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN
SEJAMH DI SMA ISLAM
I
GAMPING SLEMAN
Aman
90-108
^*o.
r,-
!l
I
^lL
--
ia
I-
_
r-..
,: 'c,i.--
--.r;
IsTONIA
Vol. 1 O/No. 2lMarei
201 4
rssN 1858-2621
KETUA REDAKSI
Aman
SEKRETARIS REDAKSI
Zulkarnain
EDITOR
Danu Eko Agustinova
DEWAN REDAKSI
M. Nur Rokhman, Terry lrenewaty, Dyah Kumalasari, Sudrajat, Rhoma Dwi
Aria Yuliantri
PEMASARAN DAN SIRKULASI
Wisnu Bharatai
ALAMAT REDAKSI
Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas llmu Sosial (FlS)
Universitas Negeri Yogyakarta (U NY), Kampus Karangmalang, Yogyakarta
relp. (0274) 586168, ext. 385
Email: istoria uny@gmail.com
ISTORIA adalah jurnal yang diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas
llmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal ini terbit pertama kali tanggal 1
September2005. Terbit setiap dua tahun sekali.
ISTORIA mengangkat tema-tema khusus dalam bidang sejarah dan pendidikan.
Memuat tulisan ilmiah yang ditujukan untuk lapangan akademis. ahli. praktisi, dan
masyarakat pada umumnya.
Tulisan-tulisan yang dimuat dalam jurnal ISTORIA :e atrnelalui proses
penyuntingan seperlunya tanpa mengubah substansr .as{a^ as i. Tulisan yang
dimuat dalam jurnal ini merupakan pendapat persona!
masing-masing penulisnya.
:a^
-e-
eai :anggungjawab
Vol. I 0/No. 2lMaret 2014
ISSN 1858-2621
PERANAN AMERTKA SERIKAT PASCA DEKOLONISASI
DI NEGARANI|CAIIA |(AW,,\SAN pr\St FIC SELATAN
Oleh:
p,.o gr.a
ji'ilj"jljil,
m .," o, r
o^u,,,", r mu
",Iif,tu
yogyakarta
Universitas Negeri
di
S o si
ar
a*}:tff"[n
kawasg"
yang.dahulu dijajah oleh Inggris.
.Negara-negara
Amerika.g-erikat, Perancis, Jerman dan Austraria, kini
Jebagian telah menjadi ne!?ranegara rnerdeka. Scbagai negara yang baru merdeka,
meieka belum ,nu,npu uirtut
berdiri sendiri._ Sebenamya mereka mempunyai potensi kekayaan
alam dan i.t"V"_
laut, namun belum dapat rnengembar:.gkan poiensi-potensi
tersebut karena mereka tidak
mempunyai kemampuan teknologi. oleh sebab itu mereka
sangat membutuhkan
bantuan-bantuan dari negara asing. Dengan demikian kehadiran
nJgu.u-n"g*u u.rrrg
s.epcrli Amerika Scrikat, Cina, Uni Soviet dan Jepang
ikut rnemp"ngu*hi n"gi.u_n"g#
di Kawasan pasific Selatan. Tujuan penelitian ini diriraksudkun
untik ,n"ngo'ngkop fii;;
bclakang dan pc'garuli Amerika Serikat di negara_negara pasific
Selatan.
digunakan dalam penelilian iniradalah se.larah-kritis. Salam
menganalisis data, langkah
yang ditenrpuh adalah\ langkhh-langkah rrenurut Kuntowijolo,
fe.ifinun to-pit,
Heuristik, Verivikasi (kritik sumber), Interpretasi, Historiografi.
uasil peneliiian
menunjukka' bahwa kehadiran uni Soviet dan cina di pasific
,"rut*
-inggrgui,
Amerika Serikat untul< le'ih memper!.tikan kawasan ini,
dengan l"bih m""i"g?^t;;;
peranannya di Kawasan pasific Selatan. Adapun
pera'an Amerika Serikat di
Pasific Selatan rncliputi bidang ekonomi, potit*'Aun
strategi. Oatam bidu*
Amerika Scrikat membedkan bantuan
taraf hidup mcreka. Dalam
bidang politik- dan strategi, Amerika serikat -".pobuiki
be.saira-so*u nurt.otiu dan selandia Baru
yang terikat dala'.r pakta pertahanan ANZUS
berusaha uniut memuena"il;;;k;;;
pengaruh komunis yang datang dari Uni
Soviet dan Cina.
.'
"M;;; y;;
d-
Kata Kunci: Antcrika Serikat, clekolonisasi,
dan
ltegara-negara pasiJik Selatan.
I'liNl)1\l
lU
l,tl,\N
71-
K;ur;;
;k;";;i
Vol.l 0/No. 2lMaret 2014
Ar.,tlra tahun
ISSN 1858-2621
1
karena keterbatasan
960- 1 970an,
kemampuan
banyak ncgara-ncgara Pasilic Selatr n
yang mengalanii perubahan status
politik dari ncgala jajahan menjadi
negara-negara pulau yang merdeka.
I)crubahan status politrk ini adalah
mereka. Masalah utamanya adalah
kesulitan ekonomi, rendahnya taraf
akibat suatu proses dekolonisasi
tcrutanra di pul.ru-pullu yrng
kekecewaan mereka bahwa sumber
daya baik manusia maupun naterial
menghambat mereka untuk memenuhi
harapan-hirrapan akibat kontak dengan
teknologi dan kebudayaan yang lebih
sophisticated (Ronald Nangoi, 1982:
hidup mereka, pendidikan yang
tertingga-l, tekanan penduduk, masalah
urbanisasi dan pengangguran. Timbul
mernpunyai potensi untuk rnenjadi
negara ,{angsa di Pasitlc. Proses
dekolonisasi di kawasan ini sejalan
dengan dekolonisasi dunia sejak PBB
rnenetapkan deklarasi mengenai
dckolonisasi pada tahun 1960 yang
menuntut penghapusan penjajahan
,lu
n
729).
Mereka secara potensial
memang mempunyai kekayaan alam
ia.
yaitr.r rnineral dasar lar,rt, perikanaatr dan
Bersamaan dengan proses
dekolonisasi ini. negarq-negara Pasific
bcrusaha untuk rncrnbcrrtuk suatll
bahan-bahan tambang seperti emas,
nikel dan fosfat. Kemajuan teknologi
kesatuan politik bagi masyarakat Pasific
potensi sumb er-sumber tersebut, namun
temyata negara-negara Pasific Selatan
belum mampu memanfaatkannya,
padahal negara-negara maju tidak dapat
dielakkan
lagi
kemampuan
akan
melalui integrasi bangsa. \egara-negarai
ini telah mendirikan
organisasi-orgarrisasi l{ogional yaitu
Komisi Pasific Selatan dan Forurn
Pasific Selatan. Komisi Pasific Selatan
yang merdeka
didirikan berdasarkan
teknologinya
persetujuan
Arnerika Serikat, Perancis, Inggris,
Penerangan
dan mereka sangat
Dalam
Australia dan Selandia Baru. Sedanglcan
Forum Pasific Selatan didirikan pada
tanggal 5 Agustus l97l oleh Austraiia
lucgala nroltloka
penggarapan
membutuhkan sumber-sumber dava
alam ini.
Canbera pada tahun 1947 oleh Belanda,
dan Selandia Baru serta
lnempermudah
perkembangannya
kawasan Pasifik Selatan menjadi
kawasan yang penting dan tidak dapat
diahaikan. Sementara itu, keterbatasan
kemampuan
beberapa
wilayah
(Dcpiirtcl.ncn
RI, 1985: 5).
dari
negara-negara di
ini untuk berdiri
sendiri,
membuat mereka banyak bergantung
Semangat legionalisrne
tampaknya kuat sckali, sehingga
pada dunia luar. Hal
ini
semakin
mendorong negara-negara untuk ikut
terlibat dalam perkembangan negara-
masyarakat Pasific Selatan tidak
mengalami kcsulitan untuk menentukan
identitas karvasannya. Nan.rur.r demikian
negara Pasific.
Kehadiran negara-negara lain di
kawasrn Pasific Selatan ini adalah suatu
tidak bisa diingkari, bahwa negarancgara ini ntasih sulit bcrcliri sendiri.
72
Vol. I 0/No. 2lMarel 2014
lssN l8s8-262 I
bukti bahwa
kawasan ini
mcrupakan karvasan pcnting cli dunia
kawasarr ini; apa latar belakang
Anlerika Serikat turut rnelibatkan diri
nternasionrl. Negrra-ncgcra asing yang
s:rngll hcrkcpcttt irrgan di klwasan ini
dalam perkembangan negara-negara di
kawasan ini; dan apa kegiatan-kegiatan
yang dilakukan Amerika Serikat di
t
adalah Ar"nerikat Serikat, Perancis,
Jepang, lJni Sovict, Cina (Ronald
negara-negara kawasan Pasifi c Selatan.
Menurut Sumaryo SurYokusurno
c1i clalam Jumal Luar Negeri No. 4 yang
diselenggarakan dan diterbitkan oleh
Nangoi, 1982: 73 1).
Pcrhatian An.rcrika Serikat atas
perkembangan negara-negara Pasific
Selatan tidak begitu benar dibandingkan
dengrn perhrtiannya rtcs negars-negcra
dunia ketiga lainnya. Namun demikian
IJadan Penelitian dan Pengembanag
Departemen Luar
menentukan bahwa wilaYahwilayah di Pasitic Selatan yang tidak
berperintahan sendiri dimasukkan ke
dalam program dekolonisasi PBB dalarn
penguasa
tahun 1960, maka
administrasi wilayah-wilayah tersebut,
sepeiti Australia dan Selandia Baru,
mulai didesak oleh negara-negara Asia
Kepulauan Mikronesia. Bagi Arnerika
Serikat kepulauan ini mempunyai arti
strategis bagi pertahaqannya.
khususnya untuk segera
menentukan target penentuan nasib
Afrika
Mikronesia
merupakan pangkalan pcrsenjataan
nuklir dan Angkatan ' Laut Amgri]
Sardiman AM
1-9
AKTUALISASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN SEJAR,AH
Desvian Bandarsyah
10-22
PERISTIWA PEMBERANTASAN PGRS.PARAKU DI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 1967 (KAJ|AN TEOR| HEGEMONT GRAMSCT UNTUK PEMBELAJARAN
SEJARAH LOKAL}
Yulita Dewi Purmintasari
23-36
REALISASI POLITIK ETIS DI BOJONEGORO PADA AWAL ABAD XX
Kajian Sosial Ekonomi
:
Mudji Hartono
37-50
REFORMULASI KETATANEGARAN INDONESIA
Zulkarnain
51-61
HAMBATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH ISLAM TERPADU
(STUDI KASUS SDIT AL HASNA KLATEN)
Danu Eko Agustinova
62-70
PERANAN AMERIKA SERIKAT PASCA DEKOLONISASI DI NEGARA-NEGARA
KAWASAN PASIFIC SELATAN
Terry lrenewaty
63-89
K,AJIAN SISTEM EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN
SEJAMH DI SMA ISLAM
I
GAMPING SLEMAN
Aman
90-108
^*o.
r,-
!l
I
^lL
--
ia
I-
_
r-..
,: 'c,i.--
--.r;
IsTONIA
Vol. 1 O/No. 2lMarei
201 4
rssN 1858-2621
KETUA REDAKSI
Aman
SEKRETARIS REDAKSI
Zulkarnain
EDITOR
Danu Eko Agustinova
DEWAN REDAKSI
M. Nur Rokhman, Terry lrenewaty, Dyah Kumalasari, Sudrajat, Rhoma Dwi
Aria Yuliantri
PEMASARAN DAN SIRKULASI
Wisnu Bharatai
ALAMAT REDAKSI
Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas llmu Sosial (FlS)
Universitas Negeri Yogyakarta (U NY), Kampus Karangmalang, Yogyakarta
relp. (0274) 586168, ext. 385
Email: istoria uny@gmail.com
ISTORIA adalah jurnal yang diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas
llmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal ini terbit pertama kali tanggal 1
September2005. Terbit setiap dua tahun sekali.
ISTORIA mengangkat tema-tema khusus dalam bidang sejarah dan pendidikan.
Memuat tulisan ilmiah yang ditujukan untuk lapangan akademis. ahli. praktisi, dan
masyarakat pada umumnya.
Tulisan-tulisan yang dimuat dalam jurnal ISTORIA :e atrnelalui proses
penyuntingan seperlunya tanpa mengubah substansr .as{a^ as i. Tulisan yang
dimuat dalam jurnal ini merupakan pendapat persona!
masing-masing penulisnya.
:a^
-e-
eai :anggungjawab
Vol. I 0/No. 2lMaret 2014
ISSN 1858-2621
PERANAN AMERTKA SERIKAT PASCA DEKOLONISASI
DI NEGARANI|CAIIA |(AW,,\SAN pr\St FIC SELATAN
Oleh:
p,.o gr.a
ji'ilj"jljil,
m .," o, r
o^u,,,", r mu
",Iif,tu
yogyakarta
Universitas Negeri
di
S o si
ar
a*}:tff"[n
kawasg"
yang.dahulu dijajah oleh Inggris.
.Negara-negara
Amerika.g-erikat, Perancis, Jerman dan Austraria, kini
Jebagian telah menjadi ne!?ranegara rnerdeka. Scbagai negara yang baru merdeka,
meieka belum ,nu,npu uirtut
berdiri sendiri._ Sebenamya mereka mempunyai potensi kekayaan
alam dan i.t"V"_
laut, namun belum dapat rnengembar:.gkan poiensi-potensi
tersebut karena mereka tidak
mempunyai kemampuan teknologi. oleh sebab itu mereka
sangat membutuhkan
bantuan-bantuan dari negara asing. Dengan demikian kehadiran
nJgu.u-n"g*u u.rrrg
s.epcrli Amerika Scrikat, Cina, Uni Soviet dan Jepang
ikut rnemp"ngu*hi n"gi.u_n"g#
di Kawasan pasific Selatan. Tujuan penelitian ini diriraksudkun
untik ,n"ngo'ngkop fii;;
bclakang dan pc'garuli Amerika Serikat di negara_negara pasific
Selatan.
digunakan dalam penelilian iniradalah se.larah-kritis. Salam
menganalisis data, langkah
yang ditenrpuh adalah\ langkhh-langkah rrenurut Kuntowijolo,
fe.ifinun to-pit,
Heuristik, Verivikasi (kritik sumber), Interpretasi, Historiografi.
uasil peneliiian
menunjukka' bahwa kehadiran uni Soviet dan cina di pasific
,"rut*
-inggrgui,
Amerika Serikat untul< le'ih memper!.tikan kawasan ini,
dengan l"bih m""i"g?^t;;;
peranannya di Kawasan pasific Selatan. Adapun
pera'an Amerika Serikat di
Pasific Selatan rncliputi bidang ekonomi, potit*'Aun
strategi. Oatam bidu*
Amerika Scrikat membedkan bantuan
taraf hidup mcreka. Dalam
bidang politik- dan strategi, Amerika serikat -".pobuiki
be.saira-so*u nurt.otiu dan selandia Baru
yang terikat dala'.r pakta pertahanan ANZUS
berusaha uniut memuena"il;;;k;;;
pengaruh komunis yang datang dari Uni
Soviet dan Cina.
.'
"M;;; y;;
d-
Kata Kunci: Antcrika Serikat, clekolonisasi,
dan
ltegara-negara pasiJik Selatan.
I'liNl)1\l
lU
l,tl,\N
71-
K;ur;;
;k;";;i
Vol.l 0/No. 2lMaret 2014
Ar.,tlra tahun
ISSN 1858-2621
1
karena keterbatasan
960- 1 970an,
kemampuan
banyak ncgara-ncgara Pasilic Selatr n
yang mengalanii perubahan status
politik dari ncgala jajahan menjadi
negara-negara pulau yang merdeka.
I)crubahan status politrk ini adalah
mereka. Masalah utamanya adalah
kesulitan ekonomi, rendahnya taraf
akibat suatu proses dekolonisasi
tcrutanra di pul.ru-pullu yrng
kekecewaan mereka bahwa sumber
daya baik manusia maupun naterial
menghambat mereka untuk memenuhi
harapan-hirrapan akibat kontak dengan
teknologi dan kebudayaan yang lebih
sophisticated (Ronald Nangoi, 1982:
hidup mereka, pendidikan yang
tertingga-l, tekanan penduduk, masalah
urbanisasi dan pengangguran. Timbul
mernpunyai potensi untuk rnenjadi
negara ,{angsa di Pasitlc. Proses
dekolonisasi di kawasan ini sejalan
dengan dekolonisasi dunia sejak PBB
rnenetapkan deklarasi mengenai
dckolonisasi pada tahun 1960 yang
menuntut penghapusan penjajahan
,lu
n
729).
Mereka secara potensial
memang mempunyai kekayaan alam
ia.
yaitr.r rnineral dasar lar,rt, perikanaatr dan
Bersamaan dengan proses
dekolonisasi ini. negarq-negara Pasific
bcrusaha untuk rncrnbcrrtuk suatll
bahan-bahan tambang seperti emas,
nikel dan fosfat. Kemajuan teknologi
kesatuan politik bagi masyarakat Pasific
potensi sumb er-sumber tersebut, namun
temyata negara-negara Pasific Selatan
belum mampu memanfaatkannya,
padahal negara-negara maju tidak dapat
dielakkan
lagi
kemampuan
akan
melalui integrasi bangsa. \egara-negarai
ini telah mendirikan
organisasi-orgarrisasi l{ogional yaitu
Komisi Pasific Selatan dan Forurn
Pasific Selatan. Komisi Pasific Selatan
yang merdeka
didirikan berdasarkan
teknologinya
persetujuan
Arnerika Serikat, Perancis, Inggris,
Penerangan
dan mereka sangat
Dalam
Australia dan Selandia Baru. Sedanglcan
Forum Pasific Selatan didirikan pada
tanggal 5 Agustus l97l oleh Austraiia
lucgala nroltloka
penggarapan
membutuhkan sumber-sumber dava
alam ini.
Canbera pada tahun 1947 oleh Belanda,
dan Selandia Baru serta
lnempermudah
perkembangannya
kawasan Pasifik Selatan menjadi
kawasan yang penting dan tidak dapat
diahaikan. Sementara itu, keterbatasan
kemampuan
beberapa
wilayah
(Dcpiirtcl.ncn
RI, 1985: 5).
dari
negara-negara di
ini untuk berdiri
sendiri,
membuat mereka banyak bergantung
Semangat legionalisrne
tampaknya kuat sckali, sehingga
pada dunia luar. Hal
ini
semakin
mendorong negara-negara untuk ikut
terlibat dalam perkembangan negara-
masyarakat Pasific Selatan tidak
mengalami kcsulitan untuk menentukan
identitas karvasannya. Nan.rur.r demikian
negara Pasific.
Kehadiran negara-negara lain di
kawasrn Pasific Selatan ini adalah suatu
tidak bisa diingkari, bahwa negarancgara ini ntasih sulit bcrcliri sendiri.
72
Vol. I 0/No. 2lMarel 2014
lssN l8s8-262 I
bukti bahwa
kawasan ini
mcrupakan karvasan pcnting cli dunia
kawasarr ini; apa latar belakang
Anlerika Serikat turut rnelibatkan diri
nternasionrl. Negrra-ncgcra asing yang
s:rngll hcrkcpcttt irrgan di klwasan ini
dalam perkembangan negara-negara di
kawasan ini; dan apa kegiatan-kegiatan
yang dilakukan Amerika Serikat di
t
adalah Ar"nerikat Serikat, Perancis,
Jepang, lJni Sovict, Cina (Ronald
negara-negara kawasan Pasifi c Selatan.
Menurut Sumaryo SurYokusurno
c1i clalam Jumal Luar Negeri No. 4 yang
diselenggarakan dan diterbitkan oleh
Nangoi, 1982: 73 1).
Pcrhatian An.rcrika Serikat atas
perkembangan negara-negara Pasific
Selatan tidak begitu benar dibandingkan
dengrn perhrtiannya rtcs negars-negcra
dunia ketiga lainnya. Namun demikian
IJadan Penelitian dan Pengembanag
Departemen Luar
menentukan bahwa wilaYahwilayah di Pasitic Selatan yang tidak
berperintahan sendiri dimasukkan ke
dalam program dekolonisasi PBB dalarn
penguasa
tahun 1960, maka
administrasi wilayah-wilayah tersebut,
sepeiti Australia dan Selandia Baru,
mulai didesak oleh negara-negara Asia
Kepulauan Mikronesia. Bagi Arnerika
Serikat kepulauan ini mempunyai arti
strategis bagi pertahaqannya.
khususnya untuk segera
menentukan target penentuan nasib
Afrika
Mikronesia
merupakan pangkalan pcrsenjataan
nuklir dan Angkatan ' Laut Amgri]