Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Candi Umbul-Telomoyo, Provinsi Jawa Tengah
PENYELIDIKAN TERPADU DAERAH PANAS BUMI
CANDI UMBUL-TELOMOYO, PROVINSI JAWA TENGAH
Dudi Hermawan, M.Kholid
Kelompok Penyelidikan Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Geologi
SARI
Daerah panas bumi Candi Umbul-Telomoyo berada pada lingkungan geologi vulkanik
Kuarter produk dari Gunung Telomoyo, Ungaran dan Merbabu. Sistem panas bumi di daerah
ini terbentuk oleh adanya sisa panas dari dapur magma yang berasosiasi dengan aktivitas
vulkanik terakhir komplek Gunung Telomoyo. Pola struktur geologi yang terbentuk
dipengaruhi oleh aktivitas tektonik yang searah dengan pola kelurusan gunungapi di zona
North Serayu Range yang berarah baratlaut – tenggara.
Fluida panas bumi bersifat klorida-bikarbonat pada zona immature water yang menunjukkan
bahwa fluida berasal langsung dari kedalaman tetapi telah mengalami kontaminasi air
permukaan dalam pemunculannya. Temperatur bawah permukaan yang diperkirakan
berhubungan dengan reservoir adalah 230oC yang termasuk ke dalam temperatur tinggi.
Batuan penudung diperkirakan terdapat pada batuan vulkanik Telomoyo, Ungaran dan batuan
sedimen yang diduga telah mengalami ubahan, sedangkan top reservoir terdapat di dalam rim
kaldera pada kedalaman > 1500 meter pada batuan vulkanik Ungaran dan batuan sedimen
yang kaya akan rekahan atau yang bersifat permeabel.
Areal prospek berada di bagian tengah komplek Gunung Telomoyo yaitu di sebelah timurlaut
manifestasi batuan ubahan Keningar memanjang ke arah baratdaya dengan luas 21 km².
Potensi energi panas bumi daerah ini adalah sebesar 92 MWe pada kelas cadangan terduga.
Kata kunci : vulkanik, sistem panas bumi, fluida, reservoir, potensi
PENDAHULUAN
geomagnet,
dan
geolistrik),
serta
pemboran landaian suhu.
Daerah Candi Umbul-Telomoyo secara
administratif sebagian besar termasuk
dalam wilayah Kabupaten Semarang dan
Kabupaten Magelang, serta sebagian kecil
termasuk Kab.Temanggung, Kab. Boyolali
dan Kota Salatiga, Propinsi Jawa Tengah,
dan berjarak sekitar 34 km dari Kota
Semarang (Gambar 1).
Peranan energi panas bumi dalam
pemenuhan kebutuhan energi nasional
masih dirasakan kecil. Masih banyak
lapangan-lapangan panas bumi yang
belum dikembangkan dengan optimal.
Salah satu cara untuk pengembangannya
adalah dengan melakukan penyelidikan
lebih detail tentang pembentukan sistem
dan potensi panas buminya.
Untuk mendukung hal tersebut Pusat
Sumber Daya Geologi (PSDG), Badan
Geologi dalam tahun anggaran 2010
melaksanakan penyelidikan terpadu panas
bumi yang meliputi penyelidikan geologi,
geokimia dan magnetotellurik di daerah
Candi Umbul-Telomoyo, Provinsi Jawa
Tengah.
Selain penyelidikan terpadu yang telah
dilakukan oleh PSDG, di daerah ini juga
telah dilakukan beberapa kegiatan
penyelidikan yang dilakukan oleh
Pertamina pada tahun 1988-1993, yang
meliputi kegiatan penyelidikan geologi,
geokimia,
geofisika
(gaya
berat,
GEOLOGI
Daerah panas bumi Candi UmbulTelomoyo terletak pada lingkungan
geologi
vulkanik
Kuarter.
Bentuk
morfologinya terdiri dari pedataran dan
deretan perbukitan yang disusun oleh
batuan sedimen, dan batuan vulkanik
produk Telomoyo, Andong, Ungaran,dan
Merbabu.
Batuan tertua yang tersingkap adalah
batuan sedimen berumur Miosen Tengah
yang merupakan batuan sedimen turbidit
dan diendapkan di lingkungan neritik.
1
Pada Kala Pliosen Atas terjadi proses
pengangkatan
yang
diikuti
oleh
pemunculan aktivitas vulkanik Gunung
Ungaran Tua pada Kala Plistosen Awal
yang di daerah survei diindikasikan
dengan terbentuknya satuan vulkanik
Gunung Ungaran-1. Aktivitas vulkanik
juga terjadi di sebelah tenggara Gunung
Ungaran yaitu aktivitas vulkanik Gunung
Telomoyo-1 yang menghasilkan produk
lava dan batuan piroklastik. Letusan
Gunung
Telomoyo-1
menyebabkan
terjadinya kekosongan di perut bumi
sehingga akibat gaya gravitasi terjadi
collapse di bagian tengah daerah survei
yang dicirikan dengan adanya struktur
ring kaldera depresi. Di bagian depresi
yang merupakan zona lemah ini kemudian
muncul kembali aktivitas vulkanik
Gunung Telomoyo-2 yang menghasilkan
produk lava dan batuan piroklastik.
Aktivitas vulkanik ini terus berlanjut
hingga membentuk kerucut Gunung
Telomoyo sekarang dan kerucut Gunung
Andong. Pada akhir aktivitas vulkanik
Gunung Telomoyo terjadi erupsi setempat
pada zona sesar yang membentuk satuan
kerucut piroklastik yang berupa scoria
cone. Hampir bersamaan dengan aktivitas
vulkanik terakhir komplek Gunung
Telomoyo, di sebelah utara (Gunung
Ungaran) dan sebelah selatan (Gunung
Merbabu) juga terjadi aktivitas vukanik
yang menghasilkan produk lava dan
batuan piroklastik. Selanjutnya, proses
erosi yang berlangsung sampai saat ini
menghasilkan endapan lahar dan aluvium
seperti yang banyak terdapat di sepanjang
pedataran dan sungai-sungai besar
(Gambar 2 dan Gambar 3).
Struktur geologi yang berkembang berupa
struktur-struktur vulkanik dan tektonik.
Struktur vulkanik ini terbentuk karena
adanya aktivitas vulkanik dari Gunung
Teomoyo sehingga membentuk struktur
rim kaldera dan sesar-sesar normal
berarah baratdaya-timurlaut. Struktur ini
juga
memfasilitasi
kemunculan
manifestasi panas bumi Candi Umbul dan
Pakis Dadu.
Struktur tektonik berupa sesar-sesar
mendatar berarah relatif utara selatan dan
baratlaut-tenggara
yang
merupakan
struktur regional dan sebagian sudah
ditutupi oleh produk batuan yang lebih
muda. Sebagian dari struktur ini
teraktifkan kembali sehingga bisa
memfasilitasi kemunculan manifestasi
panas bumi Candi Dukuh.
Manifestasi Panas Bumi
Manifestasi panas bumi di daerah Candi
Umbul Telomoyo berupa mata air panas
dan batuan ubahan yang pemunculannya
tersebar di tiga lokasi. Secara umum
pemunculan mata air panas terletak pada
dua kelompok, yaitu kelompok mata air
panas Candi Dukuh 1 dan 2 yang muncul
di daerah pinggiran telaga Rawa Pening Banyu Biru serta kelompok mata air panas
Candi Umbul dan Pakis Dadu yang
muncul di daerah persawahan di dusun
Candi Umbul dan Pakis Dadu.
Air panas Candi Dukuh-1 (APCD-1),
berada di pinggir telaga Rawa Pening di
Dusun Brawijaya, Desa Banyu Biru,
Kecamatan Banyu Biru, Kabupaten
Semarang. Hasil pengukuran di lokasi
memperlihatkan temperatur air panas
34,90C pada temperatur udara 24,60C, pH
7,20, daya hantar listrik 621 umhos, dan
debit 2 l/detik. Mata air panas relatif
jernih, tawar, terdapat bualan gas,
dijumpai adanya material endapan dan di
tampung dalam bentuk kolam serta
dimanfaatkan oleh penduduk sekitarnya
untuk pemandian.
Air panas Candi Dukuh-2 (APCD-2),
berada di pinggir danau Rawa Pening
sekitar 10 m dari lokasi Candi Dukuh-1.
Hasil
pengukuran
di
lapangan
menunjukkan pH terukur sebesar 7,02,
daya hantar listrik 843 umhos, temperatur
35,70C pada temperatur udara 24,60C, dan
debit 2 l/detik. Mata air panas relatif
jernih, tidak berasa, terdapat bualan gas,
dan di sekitarnya terdapat beberapa bagian
dari material endapan.
Mata Air Panas Candi Umbul (AP CU),
berada di Dusun Candi Umbul, Desa
Candi Umbul, Kecamatan Grabag,
Kabupaten Magelang. Hasil pengukuran
di lokasi menunjukkan temperatur mata
air panas 35,60C pada temperatur udara
28,60C, pH 7,55, daya hantar listrik 1842
umhos, dan debit 4 l/detik. Kondisi fisik
air panas relatif jernih, tawar, tidak
berbau, ada bualan gas, tidak terdapat
endapan air panas.
2
Mata Air Panas Pakis Dadu (AP PD),
berada di Dusun Pakis Dadu, Kelurahan
Rejosari,
Kecamatan
Pringsurat,
Kabupaten Temanggung. Mata air panas
tersebut muncul di atas sungai kecil di
antara pesawahan, berjarak 500 m di
sebelah utara mata air panas Candi
Umbul.
Pengukuran
di
lokasi
menunjukkan temperatur air panas 34,7°C
pada temperatur udara 25,90C, pH 6,47,
daya hantar listrik 1688 umhos, dan debit
1 l/detik. Kondisi fisik air panas jernih,
beruap, tawar, dan tidak terdapat endapan
air panas.
Batuan Ubahan, tersebar di tiga lokasi
yaitu di daerah Sepakung, Keningar dan
Kendal Duwur. Secara megaskopis batuan
telah terubah menjadi mineral lempung
(montmorilonit, haloysit dan kaolinit).
Hasil analisis dan interpretasi PIMA
menunjukkan batuan telah mengalami
ubahan hidrotermal menjadi kelompok
alunit-kaolinit dan mineral lempung
(montmorilonit) serta halloysit sehingga
dapat
dikelompokkan ke dalam tipe
ubahan argillic-advance argillic.
tersebut kemungkinan telah tercampur
dengan air permukaan atau mengalami
pengenceran.
Pada diagram segitiga Cl-Li-B terlihat
bahwa mata air panas di daerah Candi
Umbul – Telomoyo seluruhnya cenderung
berada diantara klorida dan boron yang
menunjukkan lingkungan pemunculan
mata air panas pada umumnya berada
diantara batuan sedimen dan vulkanik
(Gambar 6).
Dari hasil perhitungan menggunakan
geothermometer Na/K Giggenbach, yang
didasarkan pada perbandingan konsentrasi
ion terlarut, menunjukkan temperatur
reservoir berkisar antara 181-228oC.
Pada umumnya sampel mata air panas
daerah Candi Umbul-Telomoyo cenderung
menjauhi garis air meteorik (Meteoric
Water Line) yang mengindikasikan telah
terjadinya pengkayaan 18O karena adanya
interaksi fluida panas dengan batuan di
kedalaman. Grafik isotop δ18O terhadap
δ2H
(Deuterium)
menunjukkan
penyebarannya ke arah kiri dari garis
meteorik hal ini memberikan gambaran
kemungkinan merupakan air formasi
(conate water) yang terperangkap di
kedalaman (Gambar 7).
Hasil analisis sampel tanah dan udara
tanah memperlihatkan bahwa anomali
konsentrasi tinggi Hg terletak di sekitar
lokasi air panas Candi Dukuh-Banyubiru
dan menyebar ke arah tengah daerah
penyelidikan seperti Keningar, Sepakung
(Gambar 8). Lokasi tersebut merupakan
lokasi-lokasi pemunculan mata air panas
dan batuan ubahan yang diperkirakan
merupakan zona-zona lemah akibat
adanya pola struktur yang berkembang.
Sedangkan konsentrasi CO2 udara tanah
tidak menunjukkan adanya anomali yang
berarti.
GEOKIMIA
Hasil analisis laboratorium menunjukkan
konsentrasi senyawa kimia yang cukup
tinggi, terutama ion klorida, yang
mencapai 190 – 645 ppm. Hasil plot pada
diagram Cl-SO4-HCO3 menunjukkan
sampel air panas Candi Dukuh termasuk
ke dalam tipe air bikarbonat sedangkan
Candi Umbul dan Pakis Dadu termasuk ke
dalam tipe air klorida (Gambar 4). Hal ini
mengindikasikan bahwa fluida panas
tersebut merupakan fluida yang berasal
dari kedalaman yang membawa senyawa
kimia terlarut sebagai hasil interaksi fluida
panas dengan batuan di kedalaman. Data
ini juga didukung dari hasil analisis isotop
Oksigen-18
dan
Deuterium
yang
menunjukkan bahwa terjadi pengkayaan
oksigen.
Sementara plot pada diagram segitiga
Na/1000-K/100-Mg menunjukkan bahwa
mata air panas Candi Dukuh, Candi
Umbul dan Pakis Dadu pada umumnya
berada pada zona
immature waters
(Gambar 5). Hal ini mengindikasikan
bahwa reaksi kesetimbangan antara fluida
dan batuan belum tercapai atau air panas
GEOFISIKA
Nilai anomali Bouguer di daerah
penyelidikan bervariasi dari 0 mgal
samapai 45 mgal. Secara umum, terlihat
adanya anomali tinggi di bagian tengah
yang diperkirakan bersesuaian dengan
zona batas kontras berat jenis dimana
aktivitas vulkanik G. Telomoyo, G.
Kendil, Sepakung, dan Kemangar berada
di dalamnya (Gambar 9). Kemudian di
3
dalam anomali tinggi tersebut ditemukan
dua buah anomali tinggi yang cukup
menarik, yakni anomali tinggi Wirogomo
(sebelah barat G. Kendil) dan anomali
tinggi Sepakung. Anomali ini diduga
berhubungan dengan bodi bermassa jenis
tinggi di kedalaman relatif dangkal yang
diperkirakan merupakan sumber panas
dari sistem panas bumi di daerah ini.
pada kedalaman 500 meter dari
permukaan tanah hingga kedalaman 1500
meter dari permukaan tanah. Pada
kedalaman ini tahanan jenis rendah
tersebut diinterpretasikan sebagai respon
dari batuan ubahan untuk yang berada di
sekitar
Gunung
Telomoyo
dan
diinterpretasikan sebagai respon dari
batuan sedimen untuk yang tersebar di
sekitar mata air panas Candi Umbul dan
sebelah baratnya.
Dari pengukuran geomagnet, ditemukan
beberapa pasang anomali positif – negatif
yang secara umum membentuk kelompok
anomali dengan panjang gelombang yang
cukup besar di bagian tengah (Gambar
10). Diduga merupakan daerah yang
mempunyai zona batas kontras kerentanan
dimana G. Telomoyo, G. Kendil, dan
Sepakung berada di dalamnya. Kemudian
di tengahnya terdapat pasangan anomali
positif–negatif dengan panjang gelombang
yang lebih kecil dan beda harga antara
anomali postif dan negatif sekitar 1500
nT.
Penyebab
anomali
tersebut
diperkirakan suatu bodi dengan kontras
kerentanan
magnet
tinggi
yang
kemungkinan merupakan sumber panas
yang membentuk sistem panas bumi
daerah penyelidikan.
Pada kedalaman 2000 meter hingga 3000
meter dari permukaan tanah, sebaran
tahanan jenis rendah ini terlihat cenderung
terpisah antara yang di sekitar Gunung
Telomoyo dan di sekitar mata air panas
Candi Umbul. Nilai tahanan jenis rendah
yang berada di sekitar Gunung Telomoyo
cenderung lebih tinggi dibandingkan
dengan sebaran tahanan jenis rendah di
sekitar mata air panas Candi Umbul.
Selain itu, nilai sebaran tahanan jenis yang
berada di sekitar Gunung Telomoyo
cenderung
terus
meninggi
hingga
kedalaman 3000 meter. Karena itu sebaran
tahanan jenis yang berada di sekitar
Gunung Telomoyo ini diinterpretasikan
sebagai respon dari batuan yang menjadi
reservoir panas bumi di daerah ini.
Sebaran tahanan jenis yang berada di
sekitar mata air panas Candi Umbul
cenderung tetap rendah hingga kedalaman
2500 meter dari permukaan tanah dan
diinterpretasikan sebagai respon dari
batuan sedimen (Gambar 12).
Dari peta iso tahanan jenis semu (Gambar
11), ditemukan daerah dengan harga
tahanan jenis semu rendah ( 1000 meter,
anomali ini masih membuka ke arah barat.
Berdasarkan hasil pemodelan tahanan
jenis 2D dari data MT (Gambar 13),
sebaran tahanan jenis rendah yang
diinterpretasikan sebagai respon dari
batuan ubahan yang menjadi batuan
penudung pada sistem panas bumi di
daerah ini, tersebar di sebelah baratdaya
puncak Gunung Telomoyo dan tersebar
dari permukaan tanah hingga kedalaman
antara 1500 – 2000 meter. Sedangkan
reservoir panas bumi diperkirakan berada
di bawah batuan penudung dengan
puncaknya berada pada kedalaman sekitar
1500 meter. Puncak reservoir ini
cenderung semakin mendalam ke arah
baratlaut dan mencapai kedalaman 2000
meter di bawah permukaan tanah.
PEMBORAN LANDAIAN SUHU
Pada peta tahanan jenis hasil survei
magnetotellurik (MT) terlihat adanya
sebaran tahanan jenis rendah ( 1500 meter pada satuan
batuan vulkanik Ungaran dan batuan
sedimen yang kaya akan rekahan atau
yang bersifat permeabel.
Sumber panas (heat source) merupakan
komponen utama dalam suatu sistem
panas bumi. Sumber panas dari sistem
panas bumi Candi Umbul-Telomoyo
diperkirakan berasal dari sisa panas dari
dapur magma yang berasosiasi dengan
aktivitas vulkanik terakhir komplek
Telomoyo.
Fluida panas termasuk ke dalam tipe
klorida-bikarbonat pada zona immature
water yang memberikan gambaran bahwa
kondisi air panas kemungkinan berasal
langsung dari kedalaman, tetapi selama
dalam
pencapaian
ke
permukaan
kemungkinan
telah
mengalami
kontaminasi oleh air permukaan atau
pengaruh pengenceran air permukaannya
cukup dominan. Mata air panas Candi
Umbul, Pakis Dadu dan Candi Dukuh
diperkirakan merupakan outflow dari
sistem panas bumi Candi UmbulTelomoyo karena mempunyai tipe klorida
–bikarbonat.
Berdasarkan penghitungan geotermometer
Na/K, pembentukan mineral ubahan dan
data terdahulu dari pengeboran landaian
suhu Pertamina, maka temperatur bawah
permukaan yang berhubungan dengan
reservoir panas bumi diperkirakan sekitar
230oC yang termasuk temperatur tinggi.
Sebaran area prospek panas bumi Candi
Umbul-Telomoyo berada di bagian tengah
komplek Gunung Telomoyo yaitu di
sebelah timurlaut manifestasi batuan
ubahan Keningar memanjang ke arah
baratdaya dengan luas 21 km². Area
prospek ini didukung oleh pemunculan
manifestasi panas bumi, anomali Hg
tinggi, dan pola struktur geologi serta
sebaran data tahanan jenis rendah hasil
metode MT (Gambar 15).
Dengan asumsi tebal reservoir 1 km,
temperatur cut off 180 oC, diperoleh
potensi energi panas bumi pada kelas
cadangan terduga sebesar 92 MWe (Tabel
2).
PEMBAHASAN
Pembentukan sistem panas bumi di daerah
Candi Umbul-Telomoyo diperkirakan
berkaitan erat dengan aktivitas vulkanik
termuda komplek Telomoyo yang masih
menyimpan sisa panas dari dapur magma.
Sisa panas tersebut berperan sebagai
sumber panas yang memanasi air bawah
permukaan yang kemudian naik melalui
celah-celah/rekahan dan terperangkap
dalam reservoir panas bumi (Gambar 14).
Interaksi antara fluida panas yang
tersimpan di reservoir dengan batuan di
atasnya (sekitarnya) menghasilkan batuan
penudung (cap rock) yang bersifat kedap
air (impermeable). Batuan penudung
inilah yang menyebabkan pergerakan
fluida panas yang terdapat di lapisan
reservoir tertahan untuk sampai ke
permukaan.
Batuan
penudung
ini
diperkirakan terdapat pada batuan
vulkanik Telomoyo dan Ungaran yang
diduga telah mengalami ubahan dan
berbentuk up-dome di dalam kaldera
Telomoyo.
Lapisan reservoir tersebar di dalam rim
kaldera, dengan luas diperkirakan tidak
KESIMPULAN
5
Sistem panas bumi di daerah Candi
Umbul-Telomoyo termasuk ke dalam
sistem kompleks gunung api dimana
sumber panasnya berasosiasi dengan
aktivitas vulkanik terakhir komplek
Telomoyo. Lapisan reservoir diperkirakan
terdapat pada kedalaman > 1500 meter
pada satuan batuan vulkanik Ungaran dan
batuan sedimen dengan temperatur
reservoir sekitar 230 oC yang termasuk
temperatur tinggi. Konsentrasi Hg tanah
relatif tinggi lebih dari 250ppb
menunjukkan zona upflow terletak di
sekitar manifestasi batuan ubahan di
lereng komplek Gunung Telomoyo.
Hasil kompilasi dari data yang didapat
diperoleh areal prospek berada di bagian
tengah komplek Gunung Telomoyo, yaitu
di sebelah timurlaut manifestasi batuan
ubahan Keningar memanjang ke arah
baratdaya, dengan luas daerah prospek
sekitar 21 km².
Dengan temperatur reservoir sekitar 230
o
C, potensi energi panas bumi di daerah
Candi Umbul-Telomoyo sebesar kurang
lebih 92 MWe, memungkinkan untuk
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik
dan pemanfatan langsung, dengan
mempertimbangkan
peluang
dan
hambatan pengembangan di daerah
tersebut.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada
para Pejabat Pusat Sumber Daya Geologi
dan semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan tulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bemmelen, R.W. Van (1949), dalam bukunya The Geology of Indonesia.
Fournier, R.O., 1981, Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and
Reservoir Engineering, “Geothermal System: Principles and Case Histories”, John
Willey & Sons. New York.
Giggenbach, W.F., 1988, Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca GeoIndicators, Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.
Lawless, J., 1995, Guidebook: An Introduction to Geothermal System, Short Course.
Unocal Ltd, Jakarta.
Mahon K., Ellis, A.J., 1977, Chemistry and Geothermal System, Academic Press Inc,
Orlando.
M.N. Kartadinata, dkk, (1995), Laporan Pemetaan Geologi Gunungapi Merbabu,
Direktorat Vulkanologi.
Pertamina, (1988), Laporan Survey Hg dan CO2 daerah Gunung Telomoyo, Jawa Tengah.
Pertamina, (1988), Laporan Survei Kombinasi Gravitasi, Tahanan Jenis, Self Potensial
(SP), dan Magnetik di daerah Gunung Telomoyo, Jateng.
Pertamina (1989), Geologi dan Alterasi Batuan Daerah Gunung Telomoyo, Jawa Tengah.
Pertamina (1993), Laporan Akhir Pengumpulan Data Geologi, Geokimia, dan Geofisika
serta Pengukuran Landaian Suhu di dalam Sumur Dangkal di daerah Telomoyo-Jawa
Tengah.
Robert E.Thaden, dkk, (1975), Geologi Lembar Magelang dan Semarang, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi.
Tumpal Situmorang dan Imam Suradji, (1988), Laporan Geologi Foto Gunung Merbabu
dan sekitarnya, Direktorat Vulkanologi.
6
Gambar 1. Peta indeks lokasi penyelidikan
Gambar 2. Peta geologi daerah panas bumi Candi Umbul-Telomoyo, Provinsi Jawa Tengah
Gambar 3. Penampang geologi daerah panas bumi Candi Umbul-Telomoyo,
Provinsi Jawa Tengah
Cl
e
tu r
M a
80
te
wa
rs
rs
60
w a
te
H C O 3 /C l
Vo
lc a
n ic
% Cl
Cl
H CO 3
rs
a te
l w
SO 4
20
a
er
ph
e ri
Ph
40
S te a m h e a te d w a te rs
SO4
20
40
60
% SO 4
H CO 3
80
Gambar
5. Diagram
segitiga Na-K-Mg
Gambar 4. Diagram segitiga Cl-SO
4-HCO
3
Na/1000
KETERANGAN
Candi Dukuh-1
Candi Dukuh-2
Candi Umbul
Pakis Dadu
80
% Na K
60
Full equilibrium
160°
TKm
TKn
22
10
0°
0°
Partial equilibrium
w
eir
b
ox
40
20
Immature waters
ROCK
K/100
20
40
60
% Mg
80
Mg
C l/1 0 0
A b s o r p tio n o f
L o w B /C l s te a m
80
60
Rh
yo
li t e
40
Li
le
ss
or
C
b
la
so
rp
s
Ba
t io
n
a lt
Ab
so
rp t
Lo
io
w
B /C n o f
ls
te a
m
20
Li
20
40
60
Gambar 6. Diagram segitiga Cl-Li-B
80
B /4
Gambar 7. Grafik isotop 18O vs Deteurium
Gambar 8. Peta kontur sebaran Hg tanah daerah Candi Umbul-Telomoyo
Gambar 9. Peta anomali bouguer daerah panas bumi Candi Umbul Telomoyo (Modifikasi
dari Pertamina, 1988)
Gambar 10. Peta anomali magnet total daerah panas bumi Candi Umbul Telomoyo
(Modifikasi dari Pertamina, 1988)
Gambar 11. Peta anomali tahanan jenis AB/2=1000 m daerah panas bumi Candi Umbul
Telomoyo (Modifikasi dari Pertamina, 1988)
Gambar 12. Peta tahanan jenis kedalaman 1000, 1500, 2000, dan 2500 meter daerah panas
bumi Candi Umbul-Telomoyo
Baratdaya
Timurlaut
MAP Pakis Dadu
MAP Candi Umbul
MAP Candi Dukuh
Batuan Penudung
Reservoir
Gambar 13. Interpretasi model tahanan jenis 2D
Tabel 1. Komposit log hasil pemboran landaian suhu sumur TSH-01
Gambar 14. Model sistem panas bumi tentatif daerah panas bumi Candi Umbul-Telomoyo,
Provinsi Jawa Tengah
Gambar 15. Peta kompilasi geosain daerah panas bumi Candi Umbul-Telomoyo, Provinsi
Jawa Tengah
Tabel 2. Perhitungan potensi panas bumi daerah Candi Umbul-Telomoyo
CANDI UMBUL-TELOMOYO, PROVINSI JAWA TENGAH
Dudi Hermawan, M.Kholid
Kelompok Penyelidikan Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Geologi
SARI
Daerah panas bumi Candi Umbul-Telomoyo berada pada lingkungan geologi vulkanik
Kuarter produk dari Gunung Telomoyo, Ungaran dan Merbabu. Sistem panas bumi di daerah
ini terbentuk oleh adanya sisa panas dari dapur magma yang berasosiasi dengan aktivitas
vulkanik terakhir komplek Gunung Telomoyo. Pola struktur geologi yang terbentuk
dipengaruhi oleh aktivitas tektonik yang searah dengan pola kelurusan gunungapi di zona
North Serayu Range yang berarah baratlaut – tenggara.
Fluida panas bumi bersifat klorida-bikarbonat pada zona immature water yang menunjukkan
bahwa fluida berasal langsung dari kedalaman tetapi telah mengalami kontaminasi air
permukaan dalam pemunculannya. Temperatur bawah permukaan yang diperkirakan
berhubungan dengan reservoir adalah 230oC yang termasuk ke dalam temperatur tinggi.
Batuan penudung diperkirakan terdapat pada batuan vulkanik Telomoyo, Ungaran dan batuan
sedimen yang diduga telah mengalami ubahan, sedangkan top reservoir terdapat di dalam rim
kaldera pada kedalaman > 1500 meter pada batuan vulkanik Ungaran dan batuan sedimen
yang kaya akan rekahan atau yang bersifat permeabel.
Areal prospek berada di bagian tengah komplek Gunung Telomoyo yaitu di sebelah timurlaut
manifestasi batuan ubahan Keningar memanjang ke arah baratdaya dengan luas 21 km².
Potensi energi panas bumi daerah ini adalah sebesar 92 MWe pada kelas cadangan terduga.
Kata kunci : vulkanik, sistem panas bumi, fluida, reservoir, potensi
PENDAHULUAN
geomagnet,
dan
geolistrik),
serta
pemboran landaian suhu.
Daerah Candi Umbul-Telomoyo secara
administratif sebagian besar termasuk
dalam wilayah Kabupaten Semarang dan
Kabupaten Magelang, serta sebagian kecil
termasuk Kab.Temanggung, Kab. Boyolali
dan Kota Salatiga, Propinsi Jawa Tengah,
dan berjarak sekitar 34 km dari Kota
Semarang (Gambar 1).
Peranan energi panas bumi dalam
pemenuhan kebutuhan energi nasional
masih dirasakan kecil. Masih banyak
lapangan-lapangan panas bumi yang
belum dikembangkan dengan optimal.
Salah satu cara untuk pengembangannya
adalah dengan melakukan penyelidikan
lebih detail tentang pembentukan sistem
dan potensi panas buminya.
Untuk mendukung hal tersebut Pusat
Sumber Daya Geologi (PSDG), Badan
Geologi dalam tahun anggaran 2010
melaksanakan penyelidikan terpadu panas
bumi yang meliputi penyelidikan geologi,
geokimia dan magnetotellurik di daerah
Candi Umbul-Telomoyo, Provinsi Jawa
Tengah.
Selain penyelidikan terpadu yang telah
dilakukan oleh PSDG, di daerah ini juga
telah dilakukan beberapa kegiatan
penyelidikan yang dilakukan oleh
Pertamina pada tahun 1988-1993, yang
meliputi kegiatan penyelidikan geologi,
geokimia,
geofisika
(gaya
berat,
GEOLOGI
Daerah panas bumi Candi UmbulTelomoyo terletak pada lingkungan
geologi
vulkanik
Kuarter.
Bentuk
morfologinya terdiri dari pedataran dan
deretan perbukitan yang disusun oleh
batuan sedimen, dan batuan vulkanik
produk Telomoyo, Andong, Ungaran,dan
Merbabu.
Batuan tertua yang tersingkap adalah
batuan sedimen berumur Miosen Tengah
yang merupakan batuan sedimen turbidit
dan diendapkan di lingkungan neritik.
1
Pada Kala Pliosen Atas terjadi proses
pengangkatan
yang
diikuti
oleh
pemunculan aktivitas vulkanik Gunung
Ungaran Tua pada Kala Plistosen Awal
yang di daerah survei diindikasikan
dengan terbentuknya satuan vulkanik
Gunung Ungaran-1. Aktivitas vulkanik
juga terjadi di sebelah tenggara Gunung
Ungaran yaitu aktivitas vulkanik Gunung
Telomoyo-1 yang menghasilkan produk
lava dan batuan piroklastik. Letusan
Gunung
Telomoyo-1
menyebabkan
terjadinya kekosongan di perut bumi
sehingga akibat gaya gravitasi terjadi
collapse di bagian tengah daerah survei
yang dicirikan dengan adanya struktur
ring kaldera depresi. Di bagian depresi
yang merupakan zona lemah ini kemudian
muncul kembali aktivitas vulkanik
Gunung Telomoyo-2 yang menghasilkan
produk lava dan batuan piroklastik.
Aktivitas vulkanik ini terus berlanjut
hingga membentuk kerucut Gunung
Telomoyo sekarang dan kerucut Gunung
Andong. Pada akhir aktivitas vulkanik
Gunung Telomoyo terjadi erupsi setempat
pada zona sesar yang membentuk satuan
kerucut piroklastik yang berupa scoria
cone. Hampir bersamaan dengan aktivitas
vulkanik terakhir komplek Gunung
Telomoyo, di sebelah utara (Gunung
Ungaran) dan sebelah selatan (Gunung
Merbabu) juga terjadi aktivitas vukanik
yang menghasilkan produk lava dan
batuan piroklastik. Selanjutnya, proses
erosi yang berlangsung sampai saat ini
menghasilkan endapan lahar dan aluvium
seperti yang banyak terdapat di sepanjang
pedataran dan sungai-sungai besar
(Gambar 2 dan Gambar 3).
Struktur geologi yang berkembang berupa
struktur-struktur vulkanik dan tektonik.
Struktur vulkanik ini terbentuk karena
adanya aktivitas vulkanik dari Gunung
Teomoyo sehingga membentuk struktur
rim kaldera dan sesar-sesar normal
berarah baratdaya-timurlaut. Struktur ini
juga
memfasilitasi
kemunculan
manifestasi panas bumi Candi Umbul dan
Pakis Dadu.
Struktur tektonik berupa sesar-sesar
mendatar berarah relatif utara selatan dan
baratlaut-tenggara
yang
merupakan
struktur regional dan sebagian sudah
ditutupi oleh produk batuan yang lebih
muda. Sebagian dari struktur ini
teraktifkan kembali sehingga bisa
memfasilitasi kemunculan manifestasi
panas bumi Candi Dukuh.
Manifestasi Panas Bumi
Manifestasi panas bumi di daerah Candi
Umbul Telomoyo berupa mata air panas
dan batuan ubahan yang pemunculannya
tersebar di tiga lokasi. Secara umum
pemunculan mata air panas terletak pada
dua kelompok, yaitu kelompok mata air
panas Candi Dukuh 1 dan 2 yang muncul
di daerah pinggiran telaga Rawa Pening Banyu Biru serta kelompok mata air panas
Candi Umbul dan Pakis Dadu yang
muncul di daerah persawahan di dusun
Candi Umbul dan Pakis Dadu.
Air panas Candi Dukuh-1 (APCD-1),
berada di pinggir telaga Rawa Pening di
Dusun Brawijaya, Desa Banyu Biru,
Kecamatan Banyu Biru, Kabupaten
Semarang. Hasil pengukuran di lokasi
memperlihatkan temperatur air panas
34,90C pada temperatur udara 24,60C, pH
7,20, daya hantar listrik 621 umhos, dan
debit 2 l/detik. Mata air panas relatif
jernih, tawar, terdapat bualan gas,
dijumpai adanya material endapan dan di
tampung dalam bentuk kolam serta
dimanfaatkan oleh penduduk sekitarnya
untuk pemandian.
Air panas Candi Dukuh-2 (APCD-2),
berada di pinggir danau Rawa Pening
sekitar 10 m dari lokasi Candi Dukuh-1.
Hasil
pengukuran
di
lapangan
menunjukkan pH terukur sebesar 7,02,
daya hantar listrik 843 umhos, temperatur
35,70C pada temperatur udara 24,60C, dan
debit 2 l/detik. Mata air panas relatif
jernih, tidak berasa, terdapat bualan gas,
dan di sekitarnya terdapat beberapa bagian
dari material endapan.
Mata Air Panas Candi Umbul (AP CU),
berada di Dusun Candi Umbul, Desa
Candi Umbul, Kecamatan Grabag,
Kabupaten Magelang. Hasil pengukuran
di lokasi menunjukkan temperatur mata
air panas 35,60C pada temperatur udara
28,60C, pH 7,55, daya hantar listrik 1842
umhos, dan debit 4 l/detik. Kondisi fisik
air panas relatif jernih, tawar, tidak
berbau, ada bualan gas, tidak terdapat
endapan air panas.
2
Mata Air Panas Pakis Dadu (AP PD),
berada di Dusun Pakis Dadu, Kelurahan
Rejosari,
Kecamatan
Pringsurat,
Kabupaten Temanggung. Mata air panas
tersebut muncul di atas sungai kecil di
antara pesawahan, berjarak 500 m di
sebelah utara mata air panas Candi
Umbul.
Pengukuran
di
lokasi
menunjukkan temperatur air panas 34,7°C
pada temperatur udara 25,90C, pH 6,47,
daya hantar listrik 1688 umhos, dan debit
1 l/detik. Kondisi fisik air panas jernih,
beruap, tawar, dan tidak terdapat endapan
air panas.
Batuan Ubahan, tersebar di tiga lokasi
yaitu di daerah Sepakung, Keningar dan
Kendal Duwur. Secara megaskopis batuan
telah terubah menjadi mineral lempung
(montmorilonit, haloysit dan kaolinit).
Hasil analisis dan interpretasi PIMA
menunjukkan batuan telah mengalami
ubahan hidrotermal menjadi kelompok
alunit-kaolinit dan mineral lempung
(montmorilonit) serta halloysit sehingga
dapat
dikelompokkan ke dalam tipe
ubahan argillic-advance argillic.
tersebut kemungkinan telah tercampur
dengan air permukaan atau mengalami
pengenceran.
Pada diagram segitiga Cl-Li-B terlihat
bahwa mata air panas di daerah Candi
Umbul – Telomoyo seluruhnya cenderung
berada diantara klorida dan boron yang
menunjukkan lingkungan pemunculan
mata air panas pada umumnya berada
diantara batuan sedimen dan vulkanik
(Gambar 6).
Dari hasil perhitungan menggunakan
geothermometer Na/K Giggenbach, yang
didasarkan pada perbandingan konsentrasi
ion terlarut, menunjukkan temperatur
reservoir berkisar antara 181-228oC.
Pada umumnya sampel mata air panas
daerah Candi Umbul-Telomoyo cenderung
menjauhi garis air meteorik (Meteoric
Water Line) yang mengindikasikan telah
terjadinya pengkayaan 18O karena adanya
interaksi fluida panas dengan batuan di
kedalaman. Grafik isotop δ18O terhadap
δ2H
(Deuterium)
menunjukkan
penyebarannya ke arah kiri dari garis
meteorik hal ini memberikan gambaran
kemungkinan merupakan air formasi
(conate water) yang terperangkap di
kedalaman (Gambar 7).
Hasil analisis sampel tanah dan udara
tanah memperlihatkan bahwa anomali
konsentrasi tinggi Hg terletak di sekitar
lokasi air panas Candi Dukuh-Banyubiru
dan menyebar ke arah tengah daerah
penyelidikan seperti Keningar, Sepakung
(Gambar 8). Lokasi tersebut merupakan
lokasi-lokasi pemunculan mata air panas
dan batuan ubahan yang diperkirakan
merupakan zona-zona lemah akibat
adanya pola struktur yang berkembang.
Sedangkan konsentrasi CO2 udara tanah
tidak menunjukkan adanya anomali yang
berarti.
GEOKIMIA
Hasil analisis laboratorium menunjukkan
konsentrasi senyawa kimia yang cukup
tinggi, terutama ion klorida, yang
mencapai 190 – 645 ppm. Hasil plot pada
diagram Cl-SO4-HCO3 menunjukkan
sampel air panas Candi Dukuh termasuk
ke dalam tipe air bikarbonat sedangkan
Candi Umbul dan Pakis Dadu termasuk ke
dalam tipe air klorida (Gambar 4). Hal ini
mengindikasikan bahwa fluida panas
tersebut merupakan fluida yang berasal
dari kedalaman yang membawa senyawa
kimia terlarut sebagai hasil interaksi fluida
panas dengan batuan di kedalaman. Data
ini juga didukung dari hasil analisis isotop
Oksigen-18
dan
Deuterium
yang
menunjukkan bahwa terjadi pengkayaan
oksigen.
Sementara plot pada diagram segitiga
Na/1000-K/100-Mg menunjukkan bahwa
mata air panas Candi Dukuh, Candi
Umbul dan Pakis Dadu pada umumnya
berada pada zona
immature waters
(Gambar 5). Hal ini mengindikasikan
bahwa reaksi kesetimbangan antara fluida
dan batuan belum tercapai atau air panas
GEOFISIKA
Nilai anomali Bouguer di daerah
penyelidikan bervariasi dari 0 mgal
samapai 45 mgal. Secara umum, terlihat
adanya anomali tinggi di bagian tengah
yang diperkirakan bersesuaian dengan
zona batas kontras berat jenis dimana
aktivitas vulkanik G. Telomoyo, G.
Kendil, Sepakung, dan Kemangar berada
di dalamnya (Gambar 9). Kemudian di
3
dalam anomali tinggi tersebut ditemukan
dua buah anomali tinggi yang cukup
menarik, yakni anomali tinggi Wirogomo
(sebelah barat G. Kendil) dan anomali
tinggi Sepakung. Anomali ini diduga
berhubungan dengan bodi bermassa jenis
tinggi di kedalaman relatif dangkal yang
diperkirakan merupakan sumber panas
dari sistem panas bumi di daerah ini.
pada kedalaman 500 meter dari
permukaan tanah hingga kedalaman 1500
meter dari permukaan tanah. Pada
kedalaman ini tahanan jenis rendah
tersebut diinterpretasikan sebagai respon
dari batuan ubahan untuk yang berada di
sekitar
Gunung
Telomoyo
dan
diinterpretasikan sebagai respon dari
batuan sedimen untuk yang tersebar di
sekitar mata air panas Candi Umbul dan
sebelah baratnya.
Dari pengukuran geomagnet, ditemukan
beberapa pasang anomali positif – negatif
yang secara umum membentuk kelompok
anomali dengan panjang gelombang yang
cukup besar di bagian tengah (Gambar
10). Diduga merupakan daerah yang
mempunyai zona batas kontras kerentanan
dimana G. Telomoyo, G. Kendil, dan
Sepakung berada di dalamnya. Kemudian
di tengahnya terdapat pasangan anomali
positif–negatif dengan panjang gelombang
yang lebih kecil dan beda harga antara
anomali postif dan negatif sekitar 1500
nT.
Penyebab
anomali
tersebut
diperkirakan suatu bodi dengan kontras
kerentanan
magnet
tinggi
yang
kemungkinan merupakan sumber panas
yang membentuk sistem panas bumi
daerah penyelidikan.
Pada kedalaman 2000 meter hingga 3000
meter dari permukaan tanah, sebaran
tahanan jenis rendah ini terlihat cenderung
terpisah antara yang di sekitar Gunung
Telomoyo dan di sekitar mata air panas
Candi Umbul. Nilai tahanan jenis rendah
yang berada di sekitar Gunung Telomoyo
cenderung lebih tinggi dibandingkan
dengan sebaran tahanan jenis rendah di
sekitar mata air panas Candi Umbul.
Selain itu, nilai sebaran tahanan jenis yang
berada di sekitar Gunung Telomoyo
cenderung
terus
meninggi
hingga
kedalaman 3000 meter. Karena itu sebaran
tahanan jenis yang berada di sekitar
Gunung Telomoyo ini diinterpretasikan
sebagai respon dari batuan yang menjadi
reservoir panas bumi di daerah ini.
Sebaran tahanan jenis yang berada di
sekitar mata air panas Candi Umbul
cenderung tetap rendah hingga kedalaman
2500 meter dari permukaan tanah dan
diinterpretasikan sebagai respon dari
batuan sedimen (Gambar 12).
Dari peta iso tahanan jenis semu (Gambar
11), ditemukan daerah dengan harga
tahanan jenis semu rendah ( 1000 meter,
anomali ini masih membuka ke arah barat.
Berdasarkan hasil pemodelan tahanan
jenis 2D dari data MT (Gambar 13),
sebaran tahanan jenis rendah yang
diinterpretasikan sebagai respon dari
batuan ubahan yang menjadi batuan
penudung pada sistem panas bumi di
daerah ini, tersebar di sebelah baratdaya
puncak Gunung Telomoyo dan tersebar
dari permukaan tanah hingga kedalaman
antara 1500 – 2000 meter. Sedangkan
reservoir panas bumi diperkirakan berada
di bawah batuan penudung dengan
puncaknya berada pada kedalaman sekitar
1500 meter. Puncak reservoir ini
cenderung semakin mendalam ke arah
baratlaut dan mencapai kedalaman 2000
meter di bawah permukaan tanah.
PEMBORAN LANDAIAN SUHU
Pada peta tahanan jenis hasil survei
magnetotellurik (MT) terlihat adanya
sebaran tahanan jenis rendah ( 1500 meter pada satuan
batuan vulkanik Ungaran dan batuan
sedimen yang kaya akan rekahan atau
yang bersifat permeabel.
Sumber panas (heat source) merupakan
komponen utama dalam suatu sistem
panas bumi. Sumber panas dari sistem
panas bumi Candi Umbul-Telomoyo
diperkirakan berasal dari sisa panas dari
dapur magma yang berasosiasi dengan
aktivitas vulkanik terakhir komplek
Telomoyo.
Fluida panas termasuk ke dalam tipe
klorida-bikarbonat pada zona immature
water yang memberikan gambaran bahwa
kondisi air panas kemungkinan berasal
langsung dari kedalaman, tetapi selama
dalam
pencapaian
ke
permukaan
kemungkinan
telah
mengalami
kontaminasi oleh air permukaan atau
pengaruh pengenceran air permukaannya
cukup dominan. Mata air panas Candi
Umbul, Pakis Dadu dan Candi Dukuh
diperkirakan merupakan outflow dari
sistem panas bumi Candi UmbulTelomoyo karena mempunyai tipe klorida
–bikarbonat.
Berdasarkan penghitungan geotermometer
Na/K, pembentukan mineral ubahan dan
data terdahulu dari pengeboran landaian
suhu Pertamina, maka temperatur bawah
permukaan yang berhubungan dengan
reservoir panas bumi diperkirakan sekitar
230oC yang termasuk temperatur tinggi.
Sebaran area prospek panas bumi Candi
Umbul-Telomoyo berada di bagian tengah
komplek Gunung Telomoyo yaitu di
sebelah timurlaut manifestasi batuan
ubahan Keningar memanjang ke arah
baratdaya dengan luas 21 km². Area
prospek ini didukung oleh pemunculan
manifestasi panas bumi, anomali Hg
tinggi, dan pola struktur geologi serta
sebaran data tahanan jenis rendah hasil
metode MT (Gambar 15).
Dengan asumsi tebal reservoir 1 km,
temperatur cut off 180 oC, diperoleh
potensi energi panas bumi pada kelas
cadangan terduga sebesar 92 MWe (Tabel
2).
PEMBAHASAN
Pembentukan sistem panas bumi di daerah
Candi Umbul-Telomoyo diperkirakan
berkaitan erat dengan aktivitas vulkanik
termuda komplek Telomoyo yang masih
menyimpan sisa panas dari dapur magma.
Sisa panas tersebut berperan sebagai
sumber panas yang memanasi air bawah
permukaan yang kemudian naik melalui
celah-celah/rekahan dan terperangkap
dalam reservoir panas bumi (Gambar 14).
Interaksi antara fluida panas yang
tersimpan di reservoir dengan batuan di
atasnya (sekitarnya) menghasilkan batuan
penudung (cap rock) yang bersifat kedap
air (impermeable). Batuan penudung
inilah yang menyebabkan pergerakan
fluida panas yang terdapat di lapisan
reservoir tertahan untuk sampai ke
permukaan.
Batuan
penudung
ini
diperkirakan terdapat pada batuan
vulkanik Telomoyo dan Ungaran yang
diduga telah mengalami ubahan dan
berbentuk up-dome di dalam kaldera
Telomoyo.
Lapisan reservoir tersebar di dalam rim
kaldera, dengan luas diperkirakan tidak
KESIMPULAN
5
Sistem panas bumi di daerah Candi
Umbul-Telomoyo termasuk ke dalam
sistem kompleks gunung api dimana
sumber panasnya berasosiasi dengan
aktivitas vulkanik terakhir komplek
Telomoyo. Lapisan reservoir diperkirakan
terdapat pada kedalaman > 1500 meter
pada satuan batuan vulkanik Ungaran dan
batuan sedimen dengan temperatur
reservoir sekitar 230 oC yang termasuk
temperatur tinggi. Konsentrasi Hg tanah
relatif tinggi lebih dari 250ppb
menunjukkan zona upflow terletak di
sekitar manifestasi batuan ubahan di
lereng komplek Gunung Telomoyo.
Hasil kompilasi dari data yang didapat
diperoleh areal prospek berada di bagian
tengah komplek Gunung Telomoyo, yaitu
di sebelah timurlaut manifestasi batuan
ubahan Keningar memanjang ke arah
baratdaya, dengan luas daerah prospek
sekitar 21 km².
Dengan temperatur reservoir sekitar 230
o
C, potensi energi panas bumi di daerah
Candi Umbul-Telomoyo sebesar kurang
lebih 92 MWe, memungkinkan untuk
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik
dan pemanfatan langsung, dengan
mempertimbangkan
peluang
dan
hambatan pengembangan di daerah
tersebut.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada
para Pejabat Pusat Sumber Daya Geologi
dan semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan tulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bemmelen, R.W. Van (1949), dalam bukunya The Geology of Indonesia.
Fournier, R.O., 1981, Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and
Reservoir Engineering, “Geothermal System: Principles and Case Histories”, John
Willey & Sons. New York.
Giggenbach, W.F., 1988, Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na-K-Mg – Ca GeoIndicators, Geochemica Acta 52. pp. 2749 – 2765.
Lawless, J., 1995, Guidebook: An Introduction to Geothermal System, Short Course.
Unocal Ltd, Jakarta.
Mahon K., Ellis, A.J., 1977, Chemistry and Geothermal System, Academic Press Inc,
Orlando.
M.N. Kartadinata, dkk, (1995), Laporan Pemetaan Geologi Gunungapi Merbabu,
Direktorat Vulkanologi.
Pertamina, (1988), Laporan Survey Hg dan CO2 daerah Gunung Telomoyo, Jawa Tengah.
Pertamina, (1988), Laporan Survei Kombinasi Gravitasi, Tahanan Jenis, Self Potensial
(SP), dan Magnetik di daerah Gunung Telomoyo, Jateng.
Pertamina (1989), Geologi dan Alterasi Batuan Daerah Gunung Telomoyo, Jawa Tengah.
Pertamina (1993), Laporan Akhir Pengumpulan Data Geologi, Geokimia, dan Geofisika
serta Pengukuran Landaian Suhu di dalam Sumur Dangkal di daerah Telomoyo-Jawa
Tengah.
Robert E.Thaden, dkk, (1975), Geologi Lembar Magelang dan Semarang, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi.
Tumpal Situmorang dan Imam Suradji, (1988), Laporan Geologi Foto Gunung Merbabu
dan sekitarnya, Direktorat Vulkanologi.
6
Gambar 1. Peta indeks lokasi penyelidikan
Gambar 2. Peta geologi daerah panas bumi Candi Umbul-Telomoyo, Provinsi Jawa Tengah
Gambar 3. Penampang geologi daerah panas bumi Candi Umbul-Telomoyo,
Provinsi Jawa Tengah
Cl
e
tu r
M a
80
te
wa
rs
rs
60
w a
te
H C O 3 /C l
Vo
lc a
n ic
% Cl
Cl
H CO 3
rs
a te
l w
SO 4
20
a
er
ph
e ri
Ph
40
S te a m h e a te d w a te rs
SO4
20
40
60
% SO 4
H CO 3
80
Gambar
5. Diagram
segitiga Na-K-Mg
Gambar 4. Diagram segitiga Cl-SO
4-HCO
3
Na/1000
KETERANGAN
Candi Dukuh-1
Candi Dukuh-2
Candi Umbul
Pakis Dadu
80
% Na K
60
Full equilibrium
160°
TKm
TKn
22
10
0°
0°
Partial equilibrium
w
eir
b
ox
40
20
Immature waters
ROCK
K/100
20
40
60
% Mg
80
Mg
C l/1 0 0
A b s o r p tio n o f
L o w B /C l s te a m
80
60
Rh
yo
li t e
40
Li
le
ss
or
C
b
la
so
rp
s
Ba
t io
n
a lt
Ab
so
rp t
Lo
io
w
B /C n o f
ls
te a
m
20
Li
20
40
60
Gambar 6. Diagram segitiga Cl-Li-B
80
B /4
Gambar 7. Grafik isotop 18O vs Deteurium
Gambar 8. Peta kontur sebaran Hg tanah daerah Candi Umbul-Telomoyo
Gambar 9. Peta anomali bouguer daerah panas bumi Candi Umbul Telomoyo (Modifikasi
dari Pertamina, 1988)
Gambar 10. Peta anomali magnet total daerah panas bumi Candi Umbul Telomoyo
(Modifikasi dari Pertamina, 1988)
Gambar 11. Peta anomali tahanan jenis AB/2=1000 m daerah panas bumi Candi Umbul
Telomoyo (Modifikasi dari Pertamina, 1988)
Gambar 12. Peta tahanan jenis kedalaman 1000, 1500, 2000, dan 2500 meter daerah panas
bumi Candi Umbul-Telomoyo
Baratdaya
Timurlaut
MAP Pakis Dadu
MAP Candi Umbul
MAP Candi Dukuh
Batuan Penudung
Reservoir
Gambar 13. Interpretasi model tahanan jenis 2D
Tabel 1. Komposit log hasil pemboran landaian suhu sumur TSH-01
Gambar 14. Model sistem panas bumi tentatif daerah panas bumi Candi Umbul-Telomoyo,
Provinsi Jawa Tengah
Gambar 15. Peta kompilasi geosain daerah panas bumi Candi Umbul-Telomoyo, Provinsi
Jawa Tengah
Tabel 2. Perhitungan potensi panas bumi daerah Candi Umbul-Telomoyo