11e44c4f11c76370915b313231383431

(1)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 41 TAHUN 2004

TENTANG

WAKAF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranat a keagamaan yang memiliki pot ensi dan manf aat ekonomi perlu dikel ola secara ef ekt if dan ef isien unt uk kepent ingan ibadah dan unt uk memaj ukan kesej aht eraan umum;

b. bahwa wakaf merupakan perbuat an hukum yang t elah lama hidup dan dilaksanakan dalam masyarakat , yang pengat urannya belum lengkap sert a masih t ersebar dalam berbagai perat uran perundang-undangan;

c. bahwa berdasarkan pert imbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, dipandang perlu membent uk Undang-Undang t ent ang Wakaf ;

Mengingat : Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 29, dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Dengan perset uj uan bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA d

an

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


(2)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 2 -

MEMUTUSKAN : Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG WAKAF.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :

1. Wakaf adalah perbuat an hukum wakif unt uk memisahkan dan/ at au menyerahkan sebagian hart a benda mil iknya unt uk dimanf aat kan selamanya at au unt uk j angka wakt u t ert ent u sesuai dengan kepent ingannya guna keperluan ibadah dan/ at au kesej aht eraan umum menurut syariah.

2. Wakif adal ah pihak yang mewakaf kan hart a benda miliknya.

3. Ikrar Wakaf adalah pernyat aan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan dan/ at au t ulisan kepada Nazhir unt uk mewakaf kan hart a benda miliknya.

4. Nazhir adalah pihak yang menerima hart a benda wakaf dari Wakif unt uk dikel ola dan dikembangkan sesuai dengan perunt ukannya. 5. Hart a Benda Wakaf adalah hart a benda yang memiliki daya t ahan

lama dan/ at au manf aat j angka panj ang sert a mempunyai nil ai ekonomi menurut syariah yang diwakaf kan oleh Wakif .

6. Pej abat Pembuat Akt a Ikrar Wakaf , selanj ut nya disingkat PPAIW, adalah pej abat berwenang yang dit et apkan oleh Ment eri unt uk membuat akt a ikrar wakaf .


(3)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 3 -

7. Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga independen unt uk mengembangkan perwakaf an di Indonesia.

8. Pemerint ah adalah perangkat Negara Kesat uan Republik Indonesia yang t erdiri at as Presiden besert a para ment eri.

9. Ment eri adalah ment eri yang bert anggung j awab di bidang agama.

BAB II

DASAR-DASAR WAKAF Bagian Pertama

Umum Pasal 2

Wakaf sah apabila dil aksanakan menurut syariah.

Pasal 3

Wakaf yang t elah diikrarkan t idak dapat dibat alkan.

Bagian Kedua Tuj uan dan Fungsi Wakaf

Pasal 4

Wakaf bert uj uan memanf aat kan hart a benda wakaf sesuai dengan f ungsinya.

Pasal 5

Wakaf berf ungsi mewuj udkan pot ensi dan manf aat ekonomis hart a benda wakaf unt uk kepent ingan ibadah dan unt uk memaj ukan kesej aht eraan umum.


(4)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 4 -

Bagian Ketiga Unsur Wakaf

Pasal 6

Wakaf dilaksanakan dengan memenuhi unsur wakaf sebagai berikut : a. Wakif ;

b. Nazhir;

c. Hart a Benda Wakaf ; d. Ikrar Wakaf ;

e. perunt ukan hart a benda wakaf ; f . j angka wakt u wakaf .

Bagian Keempat Wakif Pasal 7

Wakif meliput i : a. perseorangan; b. organisasi; c. badan hukum.

Pasal 8

(1) Wakif perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhi persyarat an : a. dewasa;

b. berakal sehat ;

c. t idak t erhalang melakukan perbuat an hukum; dan d. pemilik sah hart a benda wakaf .

(2) Wakif organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhi ket ent uan organisasi unt uk mewakaf kan hart a benda wakaf milik organisasi sesuai dengan anggaran dasar organisasi yang bersangkut an.


(5)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 5 -

(3) Wakif badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhi ket ent uan badan hukum unt uk mewakaf kan hart a benda wakaf milik badan hukum sesuai dengan anggaran dasar badan hukum yang bersangkut an.

Bagian Kelima Nazhir Pasal 9

Nazhir meliput i : a. perseorangan; b. organisasi; at au c. badan hukum.

Pasal 10

(1) Perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a hanya dapat menj adi Nazhir apabila memenuhi persyarat an :

a. warga negara Indonesia; b. beragama Islam;

c. dewasa; d. amanah;

e. mampu secara j asmani dan rohani; dan f . t idak t erhalang melakukan perbuat an hukum.

(2) Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b hanya dapat menj adi Nazhir apabila memenuhi persyarat an :

a. pengurus organisasi yang bersangkut an memenuhi persyarat an nazhir perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1); dan b. organisasi yang bergerak di bidang sosial, pendidikan,

kemasyarakat an, dan/ at au keagamaan Islam.


(6)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 6 -

(3) Badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c hanya dapat menj adi Nazhir apabila memenuhi persyarat an :

a. pengurus badan hukum yang bersangkut an memenuhi persyarat an nazhir perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1); dan

b. badan hukum Indonesia yang dibent uk sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku; dan

c. badan hukum yang bersangkut an bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakat an, dan/ at au keagamaan Isl am.

Pasal 11

Nazhir mempunyai t ugas :

a. melakukan pengadminist rasian hart a benda wakaf ;

b. mengelola dan mengembangkan hart a benda wakaf sesuai dengan t uj uan, f ungsi, dan perunt ukannya;

c. mengawasi dan melindungi hart a benda wakaf ;

d. melaporkan pelaksanaan t ugas kepada Badan Wakaf Indonesia.

Pasal 12

Dalam melaksanakan t ugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Nazhir dapat menerima imbalan dari hasil bersih at as pengel olaan dan pengembangan hart a benda wakaf yang besarnya t idak melebihi 10% (sepul uh persen).

Pasal 13

Dalam melaksanakan t ugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Nazhir memperoleh pembinaan dari Ment eri dan Badan Wakaf Indonesia.


(7)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 7 -

Pasal 14

(1) Dalam rangka pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Nazhir harus t erdaf t ar pada Ment eri dan Badan Wakaf Indonesia. (2) Ket ent uan lebih lanj ut mengenai Nazhir sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13, diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

Bagian Keenam Harta Benda Wakaf

Pasal 15

Hart a benda wakaf hanya dapat diwakaf kan apabil a dimiliki dan dikuasai ol eh Wakif secara sah.

Pasal 16

(1) Hart a benda wakaf t erdiri dari : a. benda t idak bergerak; dan b. benda bergerak.

(2) Benda t idak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliput i :

a. hak at as t anah sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum t erdaf t ar;

b. bangunan at au bagian bangunan yang berdiri di at as t anah sebagaimana dimaksud pada huruf a;

c. t anaman dan benda l ain yang berkait an dengan t anah;

d. hak milik at as sat uan rumah susun sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku;

e. benda t idak bergerak lain sesuai dengan ket ent uan syariah dan perat uran perundang-undangan yang berlaku.


(8)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 8 -

(3) Benda bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah hart a benda yang t idak bisa habis karena dikonsumsi, meliput i :

a. uang;

b. logam mulia; c. surat berharga; d. kendaraan;

e. hak at as kekayaan int elekt ual; f . hak sewa; dan

g. benda bergerak lain sesuai dengan ket ent uan syariah dan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Ketuj uh Ikrar Wakaf

Pasal 17

(1) Ikrar wakaf dilaksanakan oleh Wakif kepada Nadzir di hadapan PPAIW dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi.

(2) Ikrar Wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyat akan secara lisan dan/ at au t ulisan sert a dit uangkan dalam akt a ikrar wakaf oleh PPAIW.

Pasal 18

Dalam hal Wakif t idak dapat menyat akan ikrar wakaf secara lisan at au t idak dapat hadir dalam pelaksanaan ikrar wakaf karena al asan yang dibenarkan oleh hukum, Wakif dapat menunj uk kuasanya dengan surat kuasa yang diperkuat oleh 2 (dua) orang saksi.


(9)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 9 -

Pasal 19

Unt uk dapat melaksanakan ikrar wakaf , wakif at au kuasanya menyerahkan surat dan/ at au bukt i kepemilikan at as hart a benda wakaf kepada PPAIW.

Pasal 20

Saksi dalam ikrar wakaf harus memenuhi persyarat an : a. dewasa;

b. beragama Islam; c. berakal sehat ;

d. t idak t erhalang melakukan perbuat an hukum.

Pasal 21

(1) Ikrar wakaf dit uangkan dalam akt a ikrar wakaf .

(2) Akt a ikrar wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat :

a. nama dan ident it as Wakif ; b. nama dan ident it as Nazhir;

c. dat a dan ket erangan hart a benda wakaf ; d. perunt ukan hart a benda wakaf ;

e. j angka wakt u wakaf .

(3) Ket ent uan lebih lanj ut mengenai akt a ikrar wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.


(10)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 10 -

Bagian Kedelapan

Peruntukan Harta Benda Wakaf Pasal 22

Dalam rangka mencapai t uj uan dan f ungsi wakaf , hart a benda wakaf hanya dapat diperunt ukan bagi :

a. sarana dan kegiat an ibadah;

b. sarana dan kegiat an pendidikan sert a kesehat an;

c. bant uan kepada f akir miskin, anak t erlant ar, yat im piat u, bea siswa;

d. kemaj uan dan peningkat an ekonomi umat ; dan/ at au

e. kemaj uan kesej aht eraan umum lainnya yang t idak bert ent angan dengan syariah dan perat uran perundang-undangan.

Pasal 23

(1) Penet apan perunt ukan hart a benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dilakukan oleh Wakif pada pelaksanaan ikrar wakaf .

(2) Dalam hal Wakif t idak menet apkan perunt ukan hart a benda wakaf , Nazhir dapat menet apkan perunt ukan hart a benda wakaf yang dilakukan sesuai dengan t uj uan dan f ungsi wakaf .

Bagian Kesembilan Wakaf dengan Wasiat

Pasal 24

Wakaf dengan wasiat baik secara lisan maupun secara t ert ulis hanya dapat dilakukan apabila disaksikan oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi yang memenuhi persyarat an sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20.


(11)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 11 -

Pasal 25

Hart a benda wakaf yang diwakaf kan dengan wasiat paling banyak 1/ 3 (sat u pert iga) dari j umlah hart a warisan set elah dikurangi dengan ut ang pewasiat , kecuali dengan perset uj uan seluruh ahli waris.

Pasal 26

(1) Wakaf dengan wasiat dilaksanakan oleh penerima wasiat set elah pewasiat yang bersangkut an meninggal dunia.

(2) Penerima wasiat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bert indak sebagai kuasa wakif .

(3) Wakaf dengan wasiat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan t at a cara perwakaf an yang diat ur dalam Undang-Undang ini.

Pasal 27

Dalam hal wakaf dengan wasiat t idak dilaksanakan oleh penerima wasiat , at as permint aan pihak yang berkepent ingan, pengadilan dapat memerint ahkan penerima wasiat yang bersangkut an unt uk melaksanakan wasiat .

Bagian Kesepuluh

Wakaf Benda Bergerak Berupa Uang Pasal 28

Wakif dapat mewakaf kan benda bergerak berupa uang melalui lembaga keuangan syariah yang dit unj uk ol eh Ment eri.


(12)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 12 -

Pasal 29

(1) Wakaf benda bergerak berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 dilaksanakan oleh Wakif dengan pernyat aan kehendak Wakif yang dilakukan secara t ert ulis.

(2) Wakaf benda bergerak berupa uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dit erbit kan dalam bent uk sert if ikat wakaf uang.

(3) Sert if ikat wakaf uang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dit erbit kan dan disampaikan ol eh lembaga keuangan syariah kepada Wakif dan Nazhir sebagai bukt i penyerahan hart a benda wakaf .

Pasal 30

Lembaga keuangan syariah at as nama Nazhir mendaf t arkan hart a benda wakaf berupa uang kepada Ment eri selambat -lambat nya 7 (t uj uh) hari kerj a sej ak dit erbit kannya Sert if ikat Wakaf Uang.

Pasal 31

Ket ent uan lebih lanj ut mengenai wakaf benda bergerak berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Pasal 29, dan Pasal 30 diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

BAB III

PENDAFTARAN DAN PENGUMUMAN HARTA BENDA WAKAF Pasal 32

PPAIW at as nama Nazhir mendaf t arkan hart a benda wakaf kepada Inst ansi yang berwenang paling lambat 7 (t uj uh) hari kerj a sej ak akt a ikrar wakaf dit andat angani.


(13)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 13 -

Pasal 33

Dalam pendaf t aran hart a benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, PPAIW menyerahkan :

a. salinan akt a ikrar wakaf ;

b. surat -surat dan/ at au bukt i-bukt i kepemilikan dan dokumen t erkait lainnya.

Pasal 34

Inst ansi yang berwenang menerbit kan bukt i pendaf t aran hart a benda wakaf .

Pasal 35

Bukt i pendaf t aran hart a benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 disampaikan oleh PPAIW kepada Nazhir.

Pasal 36

Dalam hal hart a benda wakaf dit ukar at au diubah perunt ukannya, Nazhir melalui PPAIW mendaf t arkan kembali kepada Inst ansi yang berwenang dan Badan Wakaf Indonesia at as hart a benda wakaf yang dit ukar at au diubah perunt ukannya it u sesuai dengan ket ent uan yang berlaku dal am t at a cara pendaf t aran hart a benda wakaf .

Pasal 37

Ment eri dan Badan Wakaf Indonesia mengadminist rasikan pendaf t aran hart a benda wakaf .

Pasal 38

Ment eri dan Badan Wakaf Indonesia mengumumkan kepada masyarakat hart a benda wakaf yang t elah t erdaf t ar.


(14)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 14 -

Pasal 39

Ket ent uan lebih lanj ut mengenai PPAIW, t at a cara pendaf t aran dan pengumuman hart a benda wakaf diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

BAB IV

PERUBAHAN STATUS HARTA BENDA WAKAF Pasal 40

Hart a benda wakaf yang sudah diwakaf kan dilarang : a. dij adikan j aminan;

b. disit a; c. dihibahkan; d. dij ual ; e. diwariskan; f . dit ukar; at au

g. dialihkan dalam bent uk pengalihan hak lainnya.

Pasal 41

(1) Ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf f dikecualikan apabila hart a benda wakaf yang t elah diwakaf kan digunakan unt uk kepent ingan umum sesuai dengan rencana umum t at a ruang (RUTR) berdasarkan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku dan t idak bert ent angan dengan syariah. (2) Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

hanya dapat dilakukan set elah memperoleh izin t ert ulis dari Ment eri at as perset uj uan Badan Wakaf Indonesia.

(3) Hart a benda wakaf yang sudah diubah st at usnya karena ket ent uan pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) waj ib dit ukar dengan hart a benda yang manf aat dan nilai t ukar sekurang-kurangnya sama dengan hart a benda wakaf semula.


(15)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 15 -

(4) Ket ent uan mengenai perubahan st at us hart a benda wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran Pemerint ah.

BAB V

PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF

Pasal 42

Nazhir waj ib mengelola dan mengembangkan hart a benda wakaf sesuai dengan t uj uan, f ungsi, dan perunt ukannya.

Pasal 43

(1) Pengelolaan dan pengembangan hart a benda wakaf oleh Nazhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah.

(2) Pengelolaan dan pengembangan hart a benda wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara produkt if .

(3) Dalam hal pengelolaan dan pengembangan hart a benda wakaf yang dimaksud pada ayat (1) diperlukan penj amin, maka digunakan lembaga penj amin syariah.

Pasal 44

(1) Dalam mengelola dan mengembangkan hart a benda wakaf , Nazhir dilarang melakukan perubahan perunt ukan hart a benda wakaf kecuali at as dasar izin t ert ulis dari Badan Wakaf Indonesia.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diberikan apabila hart a benda wakaf t ernyat a t idak dapat dipergunakan sesuai dengan perunt ukan yang dinyat akan dalam ikrar wakaf .


(16)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 16 -

Pasal 45

(1) Dalam mengelola dan mengembangkan hart a benda wakaf , Nazhir diberhent ikan dan digant i dengan Nazhir lain apabila Nazhir yang bersangkut an :

a.

meninggal dunia bagi Nazhir perseorangan;

b.

bubar at au dibubarkan sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku unt uk Nazhir organisasi at au Nazhir badan hukum;

c.

at as permint aan sendiri;

d.

t idak mel aksanakan t ugasnya sebagai Nazhir dan/ at au melanggar ket ent uan larangan dalam pengel ol aan dan pengembangan hart a benda wakaf sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku;

e.

dij at uhi hukuman pidana ol eh pengadilan yang t elah mempunyai kekuat an hukum t et ap.

(2) Pemberhent ian dan penggant ian Nazhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Badan Wakaf Indonesia.

(3) Pengelolaan dan pengembangan hart a benda wakaf yang dilakukan oleh Nazhir lain karena pemberhent ian dan penggant ian Nazhir, dilakukan dengan t et ap memperhat ikan perunt ukan hart a benda wakaf yang dit et apkan dan t uj uan sert a f ungsi wakaf .

Pasal 46

Ket ent uan lebih lanj ut mengenai pengel olaan dan pengembangan hart a benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, dan Pasal 45 diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.


(17)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 17 -

BAB VI

BADAN WAKAF INDONESIA Bagian Pertama Kedudukan dan Tugas

Pasal 47

(1) Dalam rangka memaj ukan dan mengembangkan perwakaf an nasional, dibent uk Badan Wakaf Indonesia.

(2) Badan Wakaf Indonesia merupakan lembaga independen dal am melaksanakan t ugasnya.

Pasal 48

Badan Wakaf Indonesia berkedudukan di ibukot a Negara Kesat uan Republik Indonesia dan dapat membent uk perwakilan di Provinsi dan/ at au Kabupat en/ Kot a sesuai dengan kebut uhan.

Pasal 49

(1) Badan Wakaf Indonesia mempunyai t ugas dan wewenang :

a. melakukan pembinaan t erhadap Nazhir dalam mengelola dan mengembangkan hart a benda wakaf ;

b. melakukan pengelolaan dan pengembangan hart a benda wakaf berskala nasional dan int ernasional;

c. memberikan perset uj uan dan/ at au izin at as perubahan perunt ukan dan st at us hart a benda wakaf;

d. memberhent ikan dan menggant i Nazhir;

e. memberikan perset uj uan at as penukaran hart a benda wakaf ; f . memberikan saran dan pert imbangan kepada Pemerint ah

dalam penyusunan kebij akan di bidang perwakaf an.


(18)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 18 -

(2) Dalam melaksanakan t ugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Badan Wakaf Indonesia dapat bekerj asama dengan inst ansi Pemerint ah baik Pusat maupun Daerah, organisasi masyarakat , para ahli, badan int ernasional, dan pihak lain yang dipandang perlu.

Pasal 50

Dalam melaksanakan t ugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, Badan Wakaf Indonesia memperhat ikan saran dan pert imbangan Ment eri dan Maj elis Ulama Indonesia.

Bagian Kedua Organisasi

Pasal 51

(1) Badan Wakaf Indonesia t erdiri at as Badan Pelaksana dan Dewan Pert imbangan.

(2) Badan Pelaksana sebagaimana di maksud pada ayat (1) merupakan unsur pelaksana t ugas Badan Wakaf Indonesia.

(3) Dewan Pert imbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan unsur pengawas pelaksanaan t ugas Badan Wakaf Indonesia.

Pasal 52

(1) Badan Pelaksana dan Dewan Pert imbangan Badan Wakaf Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, masing-masing dipimpin oleh 1 (sat u) orang Ket ua dan 2 (dua) orang Wakil Ket ua yang dipilih dari dan oleh para anggot a.


(19)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 19 -

(2) Susunan keanggot aan masing-masing Badan Pelaksana dan Dewan Pert imbangan Badan Wakaf Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dit et apkan ol eh para anggot a.

Bagian Ketiga Anggota Pasal 53

Jumlah anggot a Badan Wakaf Indonesia t erdiri dari paling sedikit 20 (dua puluh) orang dan paling banyak 30 (t iga pul uh) orang yang berasal dari unsur masyarakat .

Pasal 54

(1) Unt uk dapat diangkat menj adi anggot a Badan Wakaf Indonesia, set iap calon anggot a harus memenuhi persyarat an :

a. warga negara Indonesia; b. beragama Islam;

c. dewasa; d. amanah;

e. mampu secara j asmani dan rohani;

f . t idak t erhalang melakukan perbuat an hukum;

g. memiliki penget ahuan, kemampuan, dan/ at au pengalaman di bidang perwakaf an dan/ at au ekonomi, khususnya di bidang ekonomi syariah; dan

h. mempunyai komit men yang t inggi unt uk mengembangkan perwakaf an nasional.

(2) Selain persyarat an sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ket ent uan mengenai persyarat an lain unt uk menj adi anggot a Badan Wakaf Indonesia dit et apkan oleh Badan Wakaf Indonesia.


(20)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 20 -

Bagian Keempat

Pengangkatan dan Pemberhentian Pasal 55

(1) Keanggot aan Badan Wakaf Indonesia diangkat dan diberhent ikan oleh Presiden.

(2) Keanggot aan Perwakilan Badan Wakaf Indonesia di daerah diangkat dan diberhent ikan oleh Badan Wakaf Indonesia.

(3) Ket ent uan lebih lanj ut mengenai t at a cara pengangkat an dan pemberhent ian anggot a sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diat ur dengan perat uran Badan Wakaf Indonesia.

Pasal 56

Keanggot aan Badan Wakaf Indonesia diangkat unt uk masa j abat an selama 3 (t iga) t ahun dan dapat diangkat kembali unt uk 1 (sat u) kali masa j abat an.

Pasal 57

(1) Unt uk pert ama kali, pengangkat an keanggot aan Badan Wakaf Indonesia diusulkan kepada Presiden oleh Ment eri.

(2) Pengusulan pengangkat an keanggot aan Badan Wakaf Indonesia kepada Presiden unt uk selanj ut nya dilaksanakan oleh Badan Wakaf Indonesia.

(3) Ket ent uan mengenai t at a cara pemilihan calon keanggot aan Badan Wakaf Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diat ur oleh Badan Wakaf Indonesia, yang pel aksanaannya t erbuka unt uk umum.


(21)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 21 -

Pasal 58

Keanggot aan Badan Wakaf Indonesia yang berhent i sebelum berakhirnya masa j abat an diat ur oleh Badan Wakaf Indonesia.

Bagian Kelima Pembiayaan

Pasal 59

Dalam rangka pelaksanaan t ugas Badan Wakaf Indonesia, Pemerint ah waj ib membant u biaya operasional.

Bagian Keenam Ketentuan Pelaksanaan

Pasal 60

Ket ent uan lebih lanj ut mengenai susunan organisasi, t ugas, f ungsi, persyarat an, dan t at a cara pemilihan anggot a sert a susunan keanggot aan dan t at a kerj a Badan Wakaf Indonesia diat ur oleh Badan Wakaf Indonesia.

Bagian Ketuj uh Pertanggungj awaban

Pasal 61

(1) Pert anggungj awaban pelaksanaan t ugas Badan Wakaf Indonesia dilakukan melalui laporan t ahunan yang diaudit oleh lembaga audit independen dan disampaikan kepada Ment eri.

(2) Laporan t ahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan kepada masyarakat .


(22)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 22 -

BAB VII

PENYELESAIAN SENGKETA Pasal 62

(1) Penyelesaian sengket a perwakaf an dit empuh mel alui musyawarah unt uk mencapai muf akat .

(2) Apabila penyelesaian sengket a sebagaimana dimaksud pada ayat (1) t idak berhasil, sengket a dapat disel esaikan melalui mediasi, arbit rase, at au pengadilan.

BAB VIII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 63

(1) Ment eri melakukan pembinaan dan pengawasan t erhadap penyelenggaraan wakaf unt uk mewuj udkan t uj uan dan f ungsi wakaf . (2) Khusus mengenai pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Ment eri mengikut sert akan Badan Wakaf Indonesia.

(3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan dengan memperhat ikan saran dan pert imbangan Maj elis Ulama Indonesia.

Pasal 64

Dalam rangka pembinaan, Ment eri dan Badan Wakaf Indonesia dapat melakukan kerj a sama dengan organisasi masyarakat , para ahli, badan int ernasional, dan pihak lain yang dipandang perlu.


(23)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 23 -

Pasal 65

Dalam pelaksanaan pengawasan, Ment eri dapat menggunakan akunt an publik.

Pasal 66

Ket ent uan lebih lanj ut mengenai bent uk pembinaan dan pengawasan oleh Ment eri dan Badan Wakaf Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63, Pasal 64, dan Pasal 65 diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

BAB IX

KETENTUAN PIDANA DAN SANKSI ADMINISTRATIF Bagian Pertama

Ketentuan Pidana Pasal 67

(1) Set iap orang yang dengan sengaj a menj aminkan, menghibahkan, menj ual, mewariskan, mengalihkan dalam bent uk pengalihan hak lainnya hart a benda wakaf yang t elah diwakaf kan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 at au t anpa izin menukar hart a benda wakaf yang t elah diwakaf kan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, dipidana dengan pidana penj ara paling lama 5 (lima) t ahun dan/ at au pidana denda paling banyak Rp 500. 000. 000, 00 (lima rat us j ut a rupiah).


(24)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 24 -

(2) Set iap orang yang dengan sengaj a mengubah perunt ukan hart a benda wakaf t anpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, dipidana dengan pidana penj ara paling lama 4 (empat ) t ahun dan/ at au pidana denda paling banyak Rp 400. 000. 000, 00 (empat rat us j ut a rupiah).

(3) Set iap orang yang dengan sengaj a menggunakan at au mengambil f asilit as at as hasil pengelolaan dan pengembangan hart a benda wakaf melebihi j uml ah yang dit ent ukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, dipidana dengan pidana penj ara paling lama

3 (t iga) t ahun dan/ at au pidana denda paling banyak Rp 300. 000. 000, 00 (t iga rat us j ut a rupiah).

Bagian Kedua Sanksi Administratif

Pasal 68

(1) Ment eri dapat mengenakan sanksi administ rat if at as pelanggaran t idak didaf t arkannya hart a benda wakaf oleh lembaga keuangan syariah dan PPAIW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dan Pasal 32.

(2) Sanksi administ rat if sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa : a. peringat an t ert ulis;

b. penghent ian sement ara at au pencabut an izin kegiat an di bidang wakaf bagi lembaga keuangan syariah;

c. penghent ian sement ara dari j abat an at au penghent ian dari j abat an PPAIW.


(25)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 25 -

(3) Ket ent uan lebih lanj ut mengenai pelaksanaan sanksi administ rat if sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 69

(1) Dengan berlakunya Undang-Undang ini, wakaf yang dilakukan

berdasarkan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku sebelum diundangkannya Undang-Undang ini, dinyat akan sah sebagai wakaf menurut Undang-Undang ini.

(2) Wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) waj ib didaf t arkan dan

diumumkan paling lama 5 (lima) t ahun sej ak Undang-Undang ini diundangkan.

Pasal 70

Semua perat uran perundang-undangan yang mengat ur mengenai perwakaf an masih t et ap berl aku sepanj ang t idak bert ent angan dan/ at au belum digant i dengan perat uran yang baru berdasarkan Undang-Undang ini.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 71

Undang-Undang ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.


(26)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 26 -

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakart a

pada t anggal 27 Okt ober 2004 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, t t d. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakart a

pada t anggal 27 Okt ober 2004 MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

t t d.

PROF. DR. YUSRIL IHZA MAHENDRA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2004 NOMOR 159

Salinan sesuai dengan aslinya Deput i Sekret aris Kabinet

Bidang Hukum dan Perundang-undangan,

t t d


(27)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

P E N J E L A S A N

A T A S

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 41 TAHUN 2004

TENTANG

WAKAF

I. UMUM

Tuj uan Negara Kesat uan Republik Indonesia sebagaimana diamanat kan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ant ara lain adalah memaj ukan kesej aht eraan umum. Unt uk mencapai t uj uan t ersebut , perlu menggali dan mengembangkan pot ensi yang t erdapat dalam pranat a keagamaan yang memiliki manf aat ekonomis.

Salah sat u langkah st rat egis unt uk meningkat kan kesej aht eraan umum, perlu meningkat kan peran wakaf sebagai pranat a keagamaan yang t idak hanya bert uj uan menyediakan berbagai sarana ibadah dan sosial, t et api j uga memiliki kekuat an ekonomi yang berpot ensi, ant ara lain unt uk memaj ukan kesej aht eraan umum, sehingga perlu dikembangkan pemanf aat annya sesuai dengan prinsip syariah.

Prakt ik wakaf yang t erj adi dalam kehidupan masyarakat belum sepenuhnya berj alan t ert ib dan ef isien sehingga dalam berbagai kasus hart a benda wakaf t idak t erpelihara sebagaimana mest inya, t erlant ar at au beralih ke t angan pihak ket iga dengan cara melawan hukum. Keadaan demikian it u, t idak hanya karena kelalaian at au ket idakmampuan Nazhir dalam mengelola dan mengembangkan hart a benda wakaf t et api karena j uga sikap masyarakat yang kurang peduli at au belum memahami st at us hart a benda wakaf yang seharusnya dilindungi demi unt uk kesej aht eraan umum sesuai dengan t uj uan, f ungsi, dan perunt ukan wakaf .


(28)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 2 -

Berdasarkan pert imbangan di at as dan unt uk memenuhi kebut uhan hukum dalam rangka pembangunan hukum nasional perlu dibent uk Undang-Undang t ent ang Wakaf . Pada dasarnya ket ent uan mengenai perwakaf an berdasarkan syariah dan perat uran perundang-undangan dicant umkan kembali dalam Undang-Undang ini, namun t erdapat pula berbagai pokok pengat uran yang baru ant ara lain sebagai berikut :

1. Unt uk mencipt akan t ert ib hukum dan administ rasi wakaf guna melindungi hart a benda wakaf , Undang-Undang ini menegaskan bahwa perbuat an hukum wakaf waj ib dicat at dan dit uangkan dalam akt a ikrar wakaf dan didaf t arkan sert a diumumkan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan t at a cara yang diat ur dalam perat uran perundang-undangan yang mengat ur mengenai wakaf dan harus dilaksanakan. Undang-Undang ini t idak memisahkan ant ara wakaf -ahli yang pengelolaan dan pemanf aat an hart a benda wakaf t erbat as unt uk kaum kerabat (ahli waris) dengan wakaf -khairi yang dimaksudkan unt uk kepent ingan masyarakat umum sesuai dengan t uj uan dan f ungsi wakaf .

2. Ruang lingkup wakaf yang selama ini dipahami secara umum cenderung t erbat as pada wakaf benda t idak bergerak sepert i t anah dan bangunan, menurut Undang-Undang ini Wakif dapat pula mewakaf kan sebagian kekayaannya berupa hart a benda wakaf bergerak, baik berwuj ud at au t idak berwuj ud yait u uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak kekayaan int elekt ual , hak sewa, dan benda bergerak lainnya.

Dalam hal benda bergerak berupa uang, Wakif dapat mewakaf kan melalui Lembaga Keuangan Syariah.

Yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan Syariah adalah badan hukum Indonesia yang dibent uk sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku yang bergerak di bidang keuangan syariah, misalnya badan hukum di bidang perbankan syariah.


(29)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 3 -

Dimungkinkannya wakaf benda bergerak berupa uang melal ui Lembaga Keuangan Syariah dimaksudkan agar memudahkan Wakif unt uk mewakaf kan uang miliknya.

3. Perunt ukan hart a benda wakaf t idak semat a-mat a unt uk kepent ingan sarana ibadah dan sosial t et api j uga diarahkan unt uk memaj ukan kesej aht eraan umum dengan cara mewuj udkan pot ensi dan manf aat ekonomi hart a benda wakaf . Hal it u memungkinkan pengelolaan hart a benda wakaf dapat memasuki wilayah kegiat an ekonomi dalam art i luas sepanj ang pengel olaan t ersebut sesuai dengan prinsip manaj emen dan ekonomi Syariah.

4. Unt uk mengamankan hart a benda wakaf dari campur t angan pihak ket iga yang merugikan kepent ingan wakaf , perlu meningkat kan kemampuan prof esional Nazhir.

5. Undang-Undang ini j uga mengat ur pembent ukan Badan Wakaf Indonesia yang dapat mempunyai perwakilan di daerah sesuai dengan kebut uhan. Badan t ersebut merupakan lembaga independen yang melaksanakan t ugas di bidang perwakaf an yang melakukan pembinaan t erhadap Nazhir, melakukan pengel olaan dan pengembangan hart a benda wakaf berskala nasional dan int ernasional, memberikan perset uj uan at as perubahan perunt ukan dan st at us hart a benda wakaf , dan memberikan saran dan pert imbangan kepada Pemerint ah dal am penyusunan kebij akan di bidang perwakaf an.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup j elas

Pasal 2

Cukup j elas


(30)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 4 -

Pasal 3

Cukup j elas

Pasal 4

Cukup j elas

Pasal 5

Cukup j elas

Pasal 6

Cukup j elas

Pasal 7

Yang dimaksud dengan perseorangan, organisasi dan/ at au badan hukum adalah perseorangan warga negara Indonesia at au warga negara asing, organisasi Indonesia at au organisasi asing dan/ at au badan hukum Indonesia at au badan hukum asing.

Pasal 8

Cukup j elas

Pasal 9

Yang dimaksud dengan perseorangan, organisasi dan/ at au badan hukum adalah perseorangan warga negara Indonesia, organisasi Indonesia dan/ at au badan hukum Indonesia.

Pasal 10

Cukup j elas

Pasal 11

Cukup j elas


(31)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 5 -

Pasal 12

Cukup j elas

Pasal 13

Cukup j elas

Pasal 14

Ayat (1)

Dalam rangka pendaf t aran Nazhir, Ment eri harus proakt if unt uk mendaf t ar para Nazhir yang sudah ada dalam masyarakat .

Ayat (2)

Cukup j elas

Pasal 15

Cukup j elas

Pasal 16

Ayat (1)

Cukup j elas

Ayat (2)

Cukup j elas

Ayat (3)

Huruf a

Cukup j elas

Huruf b

Cukup j elas


(32)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 6 -

Huruf c

Cukup j elas

Huruf d

Cukup j elas

Huruf e

Cukup j elas

Huruf f

Cukup j elas

Huruf g

Yang dimaksud benda bergerak lain sesuai dengan syariah dan perat uran yang berlaku, ant ara lain mushaf , buku, dan kit ab.

Pasal 17

Cukup j elas

Pasal 18

Cukup j elas

Pasal 19

Penyerahan surat -surat at au dokumen kepemilikan at as hart a benda wakaf oleh Wakif at au kuasanya kepada PPAIW dimaksudkan agar diperoleh kepast ian keberadaan hart a benda wakaf dan kebenaran adanya hak Wakif at as hart a benda wakaf dimaksud.

Pasal 20

Cukup j elas


(33)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 7 -

Pasal 21

Cukup j elas

Pasal 22

Cukup j elas

Pasal 23

Cukup j elas

Pasal 24

Cukup j elas

Pasal 25

Cukup j elas

Pasal 26

Cukup j elas

Pasal 27

Yang dimaksud dengan pengadil an adalah pengadilan agama.

Yang dimaksud dengan pihak yang berkepent ingan ant ara lain para ahli waris, saksi, dan pihak penerima perunt ukan wakaf .

Pasal 28

Yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan Syariah adalah badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang keuangan syariah.


(34)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 8 -

Pasal 29

Ayat (1)

Pernyat aan kehendak Wakif secara t ert ulis t ersebut dilakukan kepada Lembaga Keuangan Syariah dimaksud.

Ayat (2)

Cukup j elas

Ayat (3)

Cukup j elas

Pasal 30

Cukup j elas

Pasal 31

Cukup j elas

Pasal 32

Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf t anah adalah Badan Pert anahan Nasional.

Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang adalah inst ansi yang t erkait dengan t ugas pokoknya.

Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang yang t idak t erdaf t ar (unregist ered goods) adalah Badan Wakaf Indonesia.

Pasal 33

Cukup j elas


(35)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 9 -

Pasal 34

Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf t anah adalah Badan Pert anahan Nasional.

Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang adalah inst ansi yang t erkait dengan t ugas pokoknya.

Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang yang t idak t erdaf t ar (unregist ered goods) adalah Badan Wakaf Indonesia.

Yang dimaksud dengan bukt i pendaf t aran hart a benda wakaf adalah surat ket erangan yang dikeluarkan oleh inst ansi Pemerint ah yang berwenang yang menyat akan hart a benda wakaf t elah t erdaf t ar dan t ercat at pada negara dengan st at us sebagai hart a benda wakaf .

Pasal 35

Cukup j elas

Pasal 36

Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf t anah adalah Badan Pert anahan Nasional.

Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang adalah inst ansi yang t erkait dengan t ugas pokoknya.

Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang yang t idak t erdaf t ar (unregist ered goods) adalah Badan Wakaf Indonesia.

Pasal 37

Cukup j elas


(36)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 10 -

Pasal 38

Yang dimaksud dengan mengumumkan hart a benda wakaf adalah dengan memasukan dat a t ent ang hart a benda wakaf dalam regist er umum. Dengan dimasukannya dat a t ent ang hart a benda wakaf dalam regist er umum, maka t erpenuhi asas publisit as dari wakaf sehingga masyarakat dapat mengakses dat a t ersebut .

Pasal 39

Cukup j elas

Pasal 40

Cukup j elas

Pasal 41

Cukup j elas

Pasal 42

Cukup j elas

Pasal 43

Ayat (1)

Cukup j elas


(37)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 11 -

Ayat (2)

Pengelolaan dan pengembangan hart a benda wakaf dilakukan secara produkt if ant ara lain dengan cara pengumpulan, invest asi, penanaman modal, produksi, kemit raan, perdagangan, agrobisnis, pert ambangan, perindust rian, pengembangan t eknologi, pembangunan gedung, apart emen, rumah susun, pasar swalayan, pert okoan, perkant oran, sarana pendidikan at aupun sarana kesehat an, dan usaha-usaha yang t idak bert ent angan dengan syariah.

Yang dimaksud dengan lembaga penj amin syariah adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiat an penj aminan at as suat u kegiat an usaha yang dapat dilakukan ant ara lain melalui skim asuransi syariah at au skim lainnya sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 44

Cukup j elas

Pasal 45

Cukup j elas

Pasal 46

Cukup j elas

Pasal 47

Cukup j elas


(38)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 12 -

Pasal 48

Pembent ukan perwakilan Badan Wakaf Indonesia di daerah dilakukan set elah Badan Wakaf Indonesia berkonsult asi dengan pemerint ah daerah set empat .

Pasal 49

Cukup j elas

Pasal 50

Cukup j elas

Pasal 51

Cukup j elas

Pasal 52

Cukup j elas

Pasal 53

Cukup j elas

Pasal 54

Cukup j elas

Pasal 55

Cukup j elas

Pasal 56

Cukup j elas


(39)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 13 -

Pasal 57

Cukup j elas

Pasal 58

Cukup j elas

Pasal 59

Cukup j elas

Pasal 60

Cukup j elas

Pasal 61

Cukup j elas

Pasal 62

Ayat (1)

Cukup j elas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan mediasi adalah penyelesaian sengket a dengan bant uan pihak ket iga (mediat or) yang disepakat i ol eh para pihak yang bersengket a. Dalam hal mediasi t idak berhasil menyelesaikan sengket a, maka sengket a t ersebut dapat dibawa kepada badan arbit rase syariah. Dalam hal badan arbit rase syariah t idak berhasil menyelesaikan sengket a, maka sengket a t ersebut dapat dibawa ke pengadil an agama dan/ at au mahkamah syar’ iyah.


(40)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 14 -

Pasal 63

Cukup j elas

Pasal 64

Cukup j elas

Pasal 65

Cukup j elas

Pasal 66

Cukup j elas

Pasal 67

Cukup j elas

Pasal 68

Cukup j elas

Pasal 69

Cukup j elas

Pasal 70

Cukup j elas

Pasal 71

Cukup j elas


(1)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 9 -

Pasal 34

Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf t anah adalah Badan Pert anahan Nasional.

Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang adalah inst ansi yang t erkait dengan t ugas pokoknya.

Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang yang t idak t erdaf t ar (

unregist ered goods

) adalah Badan Wakaf Indonesia.

Yang dimaksud dengan bukt i pendaf t aran hart a benda wakaf adalah surat ket erangan yang dikeluarkan oleh inst ansi Pemerint ah yang berwenang yang menyat akan hart a benda wakaf t elah t erdaf t ar dan t ercat at pada negara dengan st at us sebagai hart a benda wakaf .

Pasal 35

Cukup j elas

Pasal 36

Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf t anah adalah Badan Pert anahan Nasional.

Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang adalah inst ansi yang t erkait dengan t ugas pokoknya.

Inst ansi yang berwenang di bidang wakaf benda bergerak selain uang yang t idak t erdaf t ar (

unregist ered goods

) adalah Badan Wakaf Indonesia.

Pasal 37

Cukup j elas


(2)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 10 -

Pasal 38

Yang dimaksud dengan mengumumkan hart a benda wakaf adalah dengan memasukan dat a t ent ang hart a benda wakaf dalam regist er umum. Dengan dimasukannya dat a t ent ang hart a benda wakaf dalam regist er umum, maka t erpenuhi asas publisit as dari wakaf sehingga masyarakat dapat mengakses dat a t ersebut .

Pasal 39

Cukup j elas

Pasal 40

Cukup j elas

Pasal 41

Cukup j elas

Pasal 42

Cukup j elas

Pasal 43

Ayat (1)

Cukup j elas


(3)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 11 -

Ayat (2)

Pengelolaan dan pengembangan hart a benda wakaf dilakukan secara produkt if ant ara lain dengan cara pengumpulan, invest asi, penanaman modal, produksi, kemit raan, perdagangan, agrobisnis, pert ambangan, perindust rian, pengembangan t eknologi, pembangunan gedung, apart emen, rumah susun, pasar swalayan, pert okoan, perkant oran, sarana pendidikan at aupun sarana kesehat an, dan usaha-usaha yang t idak bert ent angan dengan syariah.

Yang dimaksud dengan lembaga penj amin syariah adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiat an penj aminan at as suat u kegiat an usaha yang dapat dilakukan ant ara lain melalui skim asuransi syariah at au skim lainnya sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 44

Cukup j elas

Pasal 45

Cukup j elas

Pasal 46

Cukup j elas

Pasal 47

Cukup j elas


(4)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 12 -

Pasal 48

Pembent ukan perwakilan Badan Wakaf Indonesia di daerah dilakukan set elah Badan Wakaf Indonesia berkonsult asi dengan pemerint ah daerah set empat .

Pasal 49

Cukup j elas

Pasal 50

Cukup j elas

Pasal 51

Cukup j elas

Pasal 52

Cukup j elas

Pasal 53

Cukup j elas

Pasal 54

Cukup j elas

Pasal 55

Cukup j elas

Pasal 56

Cukup j elas


(5)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 13 -

Pasal 57

Cukup j elas

Pasal 58

Cukup j elas

Pasal 59

Cukup j elas

Pasal 60

Cukup j elas

Pasal 61

Cukup j elas

Pasal 62

Ayat (1)

Cukup j elas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan mediasi adalah penyelesaian sengket a dengan bant uan pihak ket iga (mediat or) yang disepakat i ol eh para pihak yang bersengket a. Dalam hal mediasi t idak berhasil menyelesaikan sengket a, maka sengket a t ersebut dapat dibawa kepada badan arbit rase syariah. Dalam hal badan arbit rase syariah t idak berhasil menyelesaikan sengket a, maka sengket a t ersebut dapat dibawa ke pengadil an agama dan/ at au mahkamah syar’ iyah.


(6)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 14 -

Pasal 63

Cukup j elas

Pasal 64

Cukup j elas

Pasal 65

Cukup j elas

Pasal 66

Cukup j elas

Pasal 67

Cukup j elas

Pasal 68

Cukup j elas

Pasal 69

Cukup j elas

Pasal 70

Cukup j elas

Pasal 71

Cukup j elas