Ditjen Perimbangan Keuangan Daerah, Kemenkeu
KEMENTERIAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
Kebijakan Perhitungan Dana Alokasi Umum TA 2017
DAMPAK PENGALIHAN KEWENANGAN DARI PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KE PROVINSI
IMPLEMENTASI UU NO. 23 TAHUN 2014
Langkah-langkah Pengamanan dan Pengendalian Belanja Pusat dan Daerah Dalam
Rangka Penataan Urusan Konkuren Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Sebagai Implikasi Pemberlakuan Penyerahan Urusan Pasca Ditetapkannya UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014
Jakarta, 6 Desember 2016
1
ARAH, TUJUAN DAN FORMULA DAU TA 2017
ARAH
Meminimumkan
ketimpangan
fiskal
antardaerah,
sekaligus
memeratakan
kemampuan antar daerah.
Formulasi Perhitungan DAU
TUJUAN
Meningkatkan pemerataan kemampuan
keuangan
antardaerah
(sebagai
equalization grant) yang ditunjukkan oleh
Indeks Williamson yang paling optimal
dengan mengevaluasi bobot Alokasi Dasar
dan/atau variabel kebutuhan fiskal dan
kapasitas fiskal dengan arah mengurangi
ketimpangan fiskal antardaerah.
2
PAGU DAN PEMBAGIAN PROPORSI
Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang
- kurangnya 26% dari PDN Neto yang
ditetapkan dalam APBN .
(Pasal 27 ayat (1) UU Nomor 33/2004 )
Dalam hal penentuan proporsi DAU antara
provinsi dan kab/kota yang dihitung dari
perbandingan
antara
bobot
urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan
prov dan kab/kota belum dapat dihitung
secara kuantitatif, proporsi DAU antara
provinsi dan kabupaten/kota ditetapkan
dengan imbangan 10% dan 90%.
PAGU DAU NASIONAL
26 % X PDN
NETO
BAGIAN
PROVINSI
BAGIAN
KAB/ KOTA
10%
90%
(Pasal 37 ayat (3) dan ayat (4) PP Nomor
55/2005 )
3
KEBIJAKAN DAU TA 2017
UNDANG-UNDANG APBN TA 2017
Memperbaiki bobot Alokasi Dasar dan bobot variabel kebutuhan
fiskal dan kapasitas fiskal
1
Memperhitungkan dampak pengalihan kewenangan pendidikan
SMA/SMK dan urusan lainnya dari kabupaten/kota ke provinsi
sesuai UU No. 23 Tahun 2014
Memberikan afirmasi kepada daerah kepulauan dengan meningkatkan bobot luas
wilayah laut dalam variabel luas wilayah
Menerapkan kebijakan alokasi DAU kabupaten/kota tahun 2017 tidak mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2016.
Pagu DAU nasional dalam APBN tidak bersifat final atau dapat berubah sesuai
perubahan PDN neto.
Memenuhi kurang bayar atas sisa penundaan sebagian DAU TA 2016.
STRICTLY CONFIDENTIAL
BOBOT ALOKASI DASAR DAN VARIABEL CELAH FISKAL
DALAM PERHITUNGAN DAU TA 2017
Bobot AD terhadap porsi DAU
provinsi sebesar 40% dan DAU
kabupaten/kota sebesar 45%, dan AD
tidak dimaksudkan untuk menutup
seluruh kebutuhan belanja gaji
PNSD
Bobot luas wilayah laut untuk
provinsi naik dari 40% menjadi 45%
dan untuk kabupaten/kota naik
dari 45% menjadi 50%
JENIS, WAKTU, DAN PENYEDIA DATA DAU TA 2017
Alokasi
Dasar
Kebutuhan
Fiskal
Kapasitas
Fiskal
Gaji PNSD
Juni 2016
Daerah & Kemenkeu
Formasi PNSD
Juni 2016
Kemenpan-RB
Jml Penduduk
2016
Kemendagri/BPS
Luas Wilayah
2015
Kemendagri & BIG (Badan
Informasi Geospasial)
IKK
2016
IPM
2015
BPS
PDRB Per Kapita
2015
TBR
2015
PAD
2015
Daerah & Kemenkeu
DBH Pajak
2015
DBH SDA
2015
Kemenkeu
BPS
BPS & Kemendagri
Daerah & Kemenkeu
Kemenkeu
6
DATA UNTUK PENGHITUNGAN ALOKASI DAU (1)
Data yang digunakan untuk penghitungan alokasi DAU bersumber dari lembaga statistik
Pemerintah dan/atau lembaga Pemerintah yang berwenang menerbitkan data yang
dapat dipertanggungjawabkan.
ALOKASI DASAR (AD)
AD dihitung berdasarkan data jumlah belanja gaji PNSD.
Data dasar yang digunakan berupa gaji induk bulan Juni 2016 yang terdiri atas
komponen Gaji Pokok, Tunjangan Keluarga, Tunjangan Jabatan, Tunjangan PPh, dan
Tunjangan Beras, yang bersumber dari daerah. Belanja gaji PNSD memperhitungkan
pemberian gaji dan tunjangan bulan ke-13, pemberian tunjangan hari raya, dan
formasi Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD).
Bagi daerah yang tidak menyampaikan data dasar belanja gaji PNSD, digunakan data
dasar bulan Juni 2015 yang diolah berdasarkan kebijakan terkait penggajian TA 2017.
Data formasi CPNSD bersumber dari Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi.
Belanja gaji PNSD untuk provinsi memperhitungkan pengalihan kewenangan dari
kabupaten/kota kepada provinsi sesuai UU No. 23 Tahun 2014, terutama
kewenangan pendidikan SMA/SMK yang dihitung berdasarkan data guru dan tenaga
kependidikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
7
DATA UNTUK PENGHITUNGAN ALOKASI DAU (2)
KEBUTUHAN FISKAL (KbF)
Jumlah Penduduk, tahun 2016, bersumber dari Kemendagri.
Luas wilayah, tahun 2015, yang meliputi data luas wilayah darat (administratif) bersumber
dari Kemendagri dan data luas wilayah laut bersumber dari Badan Informasi Geospasial (BIG).
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK), tahun 2016, bersumber dari BPS.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), tahun 2015, bersumber dari BPS.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), tahun 2015, bersumber dari BPS (diluar sektor
pertambangan dan penggalian; dan industri pengolahan).
PDRB per kapita dihitung dari nilai PDRB dibagi dengan jumlah penduduk yang datanya
bersumber dari Kemendagri.
Untuk daerah yang PDRB per kapita-nya terlalu tinggi atau pencilan (outlier), nilainya dihitung sama
dengan PDRB per kapita daerah tertinggi di dalam kelompok (layer) di bawahnya, agar hasil
perhitungannya bisa mencerminkan pemerataan yang lebih baik.
Total Belanja Rata-rata (TBR), dihitung berdasarkan data belanja daerah yang bersumber dari Pemda
provinsi dan kab/kota dengan mempertimbangkan beban pengalihan urusan pendidikan SMA/SMK dan
urusan lainnya dari kab/kota ke provinsi.
Untuk daerah yang TBR-nya terlalu tinggi atau pencilan (outlier), nilainya tidak dimasukkan dalam
penghitungan TBR, agar hasil perhitungannya bisa mencerminkan tingkat kewajaran dan pemerataan
yang lebih baik.
8
DATA UNTUK PENGHITUNGAN ALOKASI DAU (3)
KAPASITAS FISKAL(KpF)
Pendapatan Asli Daerah (PAD), bersumber dari laporan realisasi APBD TA 2015 yang
disampaikan oleh Pemda provinsi dan kab/kota kepada Kementerian Keuangan.
DBH Pajak, bersumber dari realisasi penyaluran DBH Pajak dan DBH CHT TA 2015
kepada daerah yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan.
DBH SDA, bersumber dari realisasi penyaluran DBH SDA TA 2015 kepada daerah
yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan.
9
URUSAN
PEMERINTAHAN
DIALIHKAN
PORSI & BOBOT
ALOKASI
DASAR DANYANG
VARIABEL
CELAH FISKAL
BERDASARKAN
UU NO.DAU
23 TAHUN
2014
DALAM
PERHITUNGAN
TA 2017
NO
1
URUSAN
PERALIHAN
URUSAN/KEWENANGAN
Pengelolaan Pendidikan
Menengah
Kab./Kota ke Provinsi
Kehutanan
Kab./Kota ke Provinsi
3
Ketenagakerjaan
Kab./Kota ke Provinsi
4
ESDM
5
Perhubungan
- Kab./Kota ke Provinsi
- Kab./Kota ke Pusat
- Provinsi ke Pusat
6
Perikanan
7
BKKBN
2
8
Metrologi Legal
Berdasarkan Perka BKN yg telah
diterbitkan saat pengalokasian DAU
- Kab./Kota ke Provinsi
- Kab./Kota ke Pusat
- Provinsi ke Pusat
- Kab./Kota ke Pusat
- Provinsi ke Pusat
Kab./Kota ke Pusat
Provinsi ke Kab./Kota
Data saat ini yang tersedia:
Data belanja pegawai guru
dan tenaga kependidikan
menengah dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Pengalihan Pegawai ke
Pusat
Dengan tidak adanya
pengalihan pegawai daerah
ke Pemerintah Pusat, maka
belanja pegawai daerah
tersebut agar tetap
dialokasikan melalui APBD.
PENGALOKASIAN DAU TA 2017 (1)
Pengalihan
Kewenangan
Kab./Kota ke
Provinsi
Rp15,4 T
PDN Neto
Rp1.326,91 T
Alokasi DAU 2017
Rp410,84 T
DAU Formula
Rp380,82 T
Tambahan Alokasi
Kab./Kota
Rp4,84 T
(28,7% PDN Neto)
DAU MURNI
Rp401,13 T
KB Penundaan DAU
2016 Rp9,71 T
Kurang Bayar atas
Penundaaan DAU
TA 2016
Rp9,71 T
PENGALOKASIAN DAU TA 2017 (2)
Prov
AD
40%
CF
60%
Total Alokasi
Provinsi
DAU
2017
pengalihan kewenangan dari
kabupaten/kota kepada provinsi
(15,47 T)
DAU
FORMULA
DAU FORMULA
DAU TA 2017
Hasil
Hasil
6 prov
value naik Rp0,75 T
33 prov
value naik Rp15,02 T
27 prov
value turun Rp1,20 T
0 prov
value turun 0
1 prov
1 prov
Rp38,08 T
(10% dari Rp380,82 T)
Rp53,55 T
( 13,35% dari Rp401,13 T)
12
Data Pengalihan Kewenangan dari Kabupaten/Kota ke Provinsi
terhadap Beban Belanja Gaji PNSD
13
ARAH PENGGUNAAN
DANA TRANSFER UMUM (DTU) TA 2017
LATAR BELAKANG
Penggunaan DTU untuk belanja infrastruktur daerah pada tahun 2015
Rasio Belanja Infrastruktur
terhadap DTU
Jumlah Daerah
Rata-rata
< 25%
> 25%
119
423
KEBIJAKAN PENGGUNAAN DTU
Dalam UU APBN TA 2017, DTU diarahkan
25% untuk
belanja infrastruktur daerah yang langsung terkait
dengan
percepatan
pembangunan
fasilitas
pelayanan publik dan ekonomi dalam rangka:
meningkatkan kesempatan kerja,
mengurangi kemiskinan, dan
mengurangi kesenjangan penyediaan layanan
publik antardaerah.
diatur dalam revisi PMK 48/PMK.07/2016
35,8%
TUJUAN KEBIJAKAN
Memperbaiki kualitas belanja
APBD
Meningkatkan optimalisasi dan
efektivitas penggunaan DTU
Meningkatkan
kualitas
infrastruktur
dan
sarana/prasarana
layanan
publik
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
HASIL PENDATAAN PENGALIHAN PERSONIL
JUMLAH
PERSONIL
(%)
572
2,54
Penyelenggaraan Penyuluhan Perikanan
Nasional
3.201
14,21
Pengelolaan tenaga penyuluh Keluarga
Berencana/Petugas Lapangan Keluarga
Berencana (PKB/PLKB)
999
4,44
15.777
70,06
1.970
8,75
22.519
100
KEMENTERIAN
URUSAN
PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB)
KELAUTAN DAN PERIKANAN
ESDM
BKKBN
PERHUBUNGAN
TOTAL
Inspektur Tambang
Pengelolaan Terminal Penumpang tipe A dan
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan
Bermotor
Sumber: Kemendagri, diolah
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
Kebijakan Perhitungan Dana Alokasi Umum TA 2017
DAMPAK PENGALIHAN KEWENANGAN DARI PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA KE PROVINSI
IMPLEMENTASI UU NO. 23 TAHUN 2014
Langkah-langkah Pengamanan dan Pengendalian Belanja Pusat dan Daerah Dalam
Rangka Penataan Urusan Konkuren Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Sebagai Implikasi Pemberlakuan Penyerahan Urusan Pasca Ditetapkannya UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014
Jakarta, 6 Desember 2016
1
ARAH, TUJUAN DAN FORMULA DAU TA 2017
ARAH
Meminimumkan
ketimpangan
fiskal
antardaerah,
sekaligus
memeratakan
kemampuan antar daerah.
Formulasi Perhitungan DAU
TUJUAN
Meningkatkan pemerataan kemampuan
keuangan
antardaerah
(sebagai
equalization grant) yang ditunjukkan oleh
Indeks Williamson yang paling optimal
dengan mengevaluasi bobot Alokasi Dasar
dan/atau variabel kebutuhan fiskal dan
kapasitas fiskal dengan arah mengurangi
ketimpangan fiskal antardaerah.
2
PAGU DAN PEMBAGIAN PROPORSI
Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang
- kurangnya 26% dari PDN Neto yang
ditetapkan dalam APBN .
(Pasal 27 ayat (1) UU Nomor 33/2004 )
Dalam hal penentuan proporsi DAU antara
provinsi dan kab/kota yang dihitung dari
perbandingan
antara
bobot
urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan
prov dan kab/kota belum dapat dihitung
secara kuantitatif, proporsi DAU antara
provinsi dan kabupaten/kota ditetapkan
dengan imbangan 10% dan 90%.
PAGU DAU NASIONAL
26 % X PDN
NETO
BAGIAN
PROVINSI
BAGIAN
KAB/ KOTA
10%
90%
(Pasal 37 ayat (3) dan ayat (4) PP Nomor
55/2005 )
3
KEBIJAKAN DAU TA 2017
UNDANG-UNDANG APBN TA 2017
Memperbaiki bobot Alokasi Dasar dan bobot variabel kebutuhan
fiskal dan kapasitas fiskal
1
Memperhitungkan dampak pengalihan kewenangan pendidikan
SMA/SMK dan urusan lainnya dari kabupaten/kota ke provinsi
sesuai UU No. 23 Tahun 2014
Memberikan afirmasi kepada daerah kepulauan dengan meningkatkan bobot luas
wilayah laut dalam variabel luas wilayah
Menerapkan kebijakan alokasi DAU kabupaten/kota tahun 2017 tidak mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2016.
Pagu DAU nasional dalam APBN tidak bersifat final atau dapat berubah sesuai
perubahan PDN neto.
Memenuhi kurang bayar atas sisa penundaan sebagian DAU TA 2016.
STRICTLY CONFIDENTIAL
BOBOT ALOKASI DASAR DAN VARIABEL CELAH FISKAL
DALAM PERHITUNGAN DAU TA 2017
Bobot AD terhadap porsi DAU
provinsi sebesar 40% dan DAU
kabupaten/kota sebesar 45%, dan AD
tidak dimaksudkan untuk menutup
seluruh kebutuhan belanja gaji
PNSD
Bobot luas wilayah laut untuk
provinsi naik dari 40% menjadi 45%
dan untuk kabupaten/kota naik
dari 45% menjadi 50%
JENIS, WAKTU, DAN PENYEDIA DATA DAU TA 2017
Alokasi
Dasar
Kebutuhan
Fiskal
Kapasitas
Fiskal
Gaji PNSD
Juni 2016
Daerah & Kemenkeu
Formasi PNSD
Juni 2016
Kemenpan-RB
Jml Penduduk
2016
Kemendagri/BPS
Luas Wilayah
2015
Kemendagri & BIG (Badan
Informasi Geospasial)
IKK
2016
IPM
2015
BPS
PDRB Per Kapita
2015
TBR
2015
PAD
2015
Daerah & Kemenkeu
DBH Pajak
2015
DBH SDA
2015
Kemenkeu
BPS
BPS & Kemendagri
Daerah & Kemenkeu
Kemenkeu
6
DATA UNTUK PENGHITUNGAN ALOKASI DAU (1)
Data yang digunakan untuk penghitungan alokasi DAU bersumber dari lembaga statistik
Pemerintah dan/atau lembaga Pemerintah yang berwenang menerbitkan data yang
dapat dipertanggungjawabkan.
ALOKASI DASAR (AD)
AD dihitung berdasarkan data jumlah belanja gaji PNSD.
Data dasar yang digunakan berupa gaji induk bulan Juni 2016 yang terdiri atas
komponen Gaji Pokok, Tunjangan Keluarga, Tunjangan Jabatan, Tunjangan PPh, dan
Tunjangan Beras, yang bersumber dari daerah. Belanja gaji PNSD memperhitungkan
pemberian gaji dan tunjangan bulan ke-13, pemberian tunjangan hari raya, dan
formasi Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD).
Bagi daerah yang tidak menyampaikan data dasar belanja gaji PNSD, digunakan data
dasar bulan Juni 2015 yang diolah berdasarkan kebijakan terkait penggajian TA 2017.
Data formasi CPNSD bersumber dari Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi.
Belanja gaji PNSD untuk provinsi memperhitungkan pengalihan kewenangan dari
kabupaten/kota kepada provinsi sesuai UU No. 23 Tahun 2014, terutama
kewenangan pendidikan SMA/SMK yang dihitung berdasarkan data guru dan tenaga
kependidikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
7
DATA UNTUK PENGHITUNGAN ALOKASI DAU (2)
KEBUTUHAN FISKAL (KbF)
Jumlah Penduduk, tahun 2016, bersumber dari Kemendagri.
Luas wilayah, tahun 2015, yang meliputi data luas wilayah darat (administratif) bersumber
dari Kemendagri dan data luas wilayah laut bersumber dari Badan Informasi Geospasial (BIG).
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK), tahun 2016, bersumber dari BPS.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), tahun 2015, bersumber dari BPS.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), tahun 2015, bersumber dari BPS (diluar sektor
pertambangan dan penggalian; dan industri pengolahan).
PDRB per kapita dihitung dari nilai PDRB dibagi dengan jumlah penduduk yang datanya
bersumber dari Kemendagri.
Untuk daerah yang PDRB per kapita-nya terlalu tinggi atau pencilan (outlier), nilainya dihitung sama
dengan PDRB per kapita daerah tertinggi di dalam kelompok (layer) di bawahnya, agar hasil
perhitungannya bisa mencerminkan pemerataan yang lebih baik.
Total Belanja Rata-rata (TBR), dihitung berdasarkan data belanja daerah yang bersumber dari Pemda
provinsi dan kab/kota dengan mempertimbangkan beban pengalihan urusan pendidikan SMA/SMK dan
urusan lainnya dari kab/kota ke provinsi.
Untuk daerah yang TBR-nya terlalu tinggi atau pencilan (outlier), nilainya tidak dimasukkan dalam
penghitungan TBR, agar hasil perhitungannya bisa mencerminkan tingkat kewajaran dan pemerataan
yang lebih baik.
8
DATA UNTUK PENGHITUNGAN ALOKASI DAU (3)
KAPASITAS FISKAL(KpF)
Pendapatan Asli Daerah (PAD), bersumber dari laporan realisasi APBD TA 2015 yang
disampaikan oleh Pemda provinsi dan kab/kota kepada Kementerian Keuangan.
DBH Pajak, bersumber dari realisasi penyaluran DBH Pajak dan DBH CHT TA 2015
kepada daerah yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan.
DBH SDA, bersumber dari realisasi penyaluran DBH SDA TA 2015 kepada daerah
yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan.
9
URUSAN
PEMERINTAHAN
DIALIHKAN
PORSI & BOBOT
ALOKASI
DASAR DANYANG
VARIABEL
CELAH FISKAL
BERDASARKAN
UU NO.DAU
23 TAHUN
2014
DALAM
PERHITUNGAN
TA 2017
NO
1
URUSAN
PERALIHAN
URUSAN/KEWENANGAN
Pengelolaan Pendidikan
Menengah
Kab./Kota ke Provinsi
Kehutanan
Kab./Kota ke Provinsi
3
Ketenagakerjaan
Kab./Kota ke Provinsi
4
ESDM
5
Perhubungan
- Kab./Kota ke Provinsi
- Kab./Kota ke Pusat
- Provinsi ke Pusat
6
Perikanan
7
BKKBN
2
8
Metrologi Legal
Berdasarkan Perka BKN yg telah
diterbitkan saat pengalokasian DAU
- Kab./Kota ke Provinsi
- Kab./Kota ke Pusat
- Provinsi ke Pusat
- Kab./Kota ke Pusat
- Provinsi ke Pusat
Kab./Kota ke Pusat
Provinsi ke Kab./Kota
Data saat ini yang tersedia:
Data belanja pegawai guru
dan tenaga kependidikan
menengah dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Pengalihan Pegawai ke
Pusat
Dengan tidak adanya
pengalihan pegawai daerah
ke Pemerintah Pusat, maka
belanja pegawai daerah
tersebut agar tetap
dialokasikan melalui APBD.
PENGALOKASIAN DAU TA 2017 (1)
Pengalihan
Kewenangan
Kab./Kota ke
Provinsi
Rp15,4 T
PDN Neto
Rp1.326,91 T
Alokasi DAU 2017
Rp410,84 T
DAU Formula
Rp380,82 T
Tambahan Alokasi
Kab./Kota
Rp4,84 T
(28,7% PDN Neto)
DAU MURNI
Rp401,13 T
KB Penundaan DAU
2016 Rp9,71 T
Kurang Bayar atas
Penundaaan DAU
TA 2016
Rp9,71 T
PENGALOKASIAN DAU TA 2017 (2)
Prov
AD
40%
CF
60%
Total Alokasi
Provinsi
DAU
2017
pengalihan kewenangan dari
kabupaten/kota kepada provinsi
(15,47 T)
DAU
FORMULA
DAU FORMULA
DAU TA 2017
Hasil
Hasil
6 prov
value naik Rp0,75 T
33 prov
value naik Rp15,02 T
27 prov
value turun Rp1,20 T
0 prov
value turun 0
1 prov
1 prov
Rp38,08 T
(10% dari Rp380,82 T)
Rp53,55 T
( 13,35% dari Rp401,13 T)
12
Data Pengalihan Kewenangan dari Kabupaten/Kota ke Provinsi
terhadap Beban Belanja Gaji PNSD
13
ARAH PENGGUNAAN
DANA TRANSFER UMUM (DTU) TA 2017
LATAR BELAKANG
Penggunaan DTU untuk belanja infrastruktur daerah pada tahun 2015
Rasio Belanja Infrastruktur
terhadap DTU
Jumlah Daerah
Rata-rata
< 25%
> 25%
119
423
KEBIJAKAN PENGGUNAAN DTU
Dalam UU APBN TA 2017, DTU diarahkan
25% untuk
belanja infrastruktur daerah yang langsung terkait
dengan
percepatan
pembangunan
fasilitas
pelayanan publik dan ekonomi dalam rangka:
meningkatkan kesempatan kerja,
mengurangi kemiskinan, dan
mengurangi kesenjangan penyediaan layanan
publik antardaerah.
diatur dalam revisi PMK 48/PMK.07/2016
35,8%
TUJUAN KEBIJAKAN
Memperbaiki kualitas belanja
APBD
Meningkatkan optimalisasi dan
efektivitas penggunaan DTU
Meningkatkan
kualitas
infrastruktur
dan
sarana/prasarana
layanan
publik
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
HASIL PENDATAAN PENGALIHAN PERSONIL
JUMLAH
PERSONIL
(%)
572
2,54
Penyelenggaraan Penyuluhan Perikanan
Nasional
3.201
14,21
Pengelolaan tenaga penyuluh Keluarga
Berencana/Petugas Lapangan Keluarga
Berencana (PKB/PLKB)
999
4,44
15.777
70,06
1.970
8,75
22.519
100
KEMENTERIAN
URUSAN
PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB)
KELAUTAN DAN PERIKANAN
ESDM
BKKBN
PERHUBUNGAN
TOTAL
Inspektur Tambang
Pengelolaan Terminal Penumpang tipe A dan
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan
Bermotor
Sumber: Kemendagri, diolah