Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Aspek Fungsi Sosial dan Estetika Taman Bendosari Kota Salatiga = Evaluation of Social and Aesthetic Function Aspects at Bendosari Park of Salatiga City

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Taman Bendosari Kota Salatiga Kota Salatiga merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kota Salatiga mempunyai taman kota yaitu Taman Bendosari yang terletak di pinggir jalan lingkar Salatiga dan masuk dalam wilayah kecamatan Sidomukti. Lokasi tersebut menjadikan taman ini mudah dijangkau oleh pengunjung, terutama

  pengunjung dari luar kota. Namun lokasi ini juga dianggap berbahaya karena jalan lingkar Salatiga merupakan jalur cepat yang dilalui kendaraan besar dan kendaraan yang melaju kencang.

Gambar 4.1.1. Lokasi Taman Bendosari.

  

Sumber: Data primer (2017).

  Taman Bendosari memiliki kondisi udara yang sejuk karena berada di ketinggian 647-670 mdpl (Google Earth, 2017). Sejuknya udara juga didukung dengan proporsi tanaman yang lebih dominan dibanding bangunan taman. Tanaman yang berada di Taman Bendosari terdiri dari pohon, semak, dan rumput. Banyaknya pohon juga menjadikan taman ini terkesan asri dan teduh. Selain itu, taman ini merupakan taman yang tenang karena pepohonan tersebut dapat juga berfungsi sebagai peredam kebisingan dari suara kendaraan yang melewati jalan lingkar Salatiga. Beberapa tanaman juga telah diberi papan nama sehingga dapat menambah wawasan pengunjung tentang nama tanaman dan wujudnya. Tanaman yang telah diberi papan nama tersebut diantaranya adalah kamboja (Plumeria), kunto bimo (Kigelia africana), palem putri (Dypsis lutescens), ketapang (Terminalia catappa), kamboja jepang (Adenium), kembang kecrutan (Hibiscus

  

rosasinesis ), flamboyan (Delonix regia), pronojiwo (Euchresta horsfieldii), biola

  cantik (Ficus lyrata), pucuk merah (Syzygium oleana), rambut merah (Ricinus

  

communis ), bintaro (Cerbera manghas), jati putih (Tectona grandis), trembesi

  (Samanea saman), kenari (Canarium ovatum), genetri (Elaeocarpus ganitrus), dan jati (Tectona grandis L).

Gambar 4.1.2. Ketinggian tempat taman Bendosari.

  

Sumber: Data primer (2017).

Gambar 4.1.2 menjadikan pengunjung yang lanjut usia kurang nyaman dan aman apabila mengunjungi taman ini, terlebih jika datang melalui welcome area.

  Pengunjung yang datang melalui welcome area diharuskan untuk menuruni 29 anak tangga. Tentunya hal tersebut sangat menyulitkan bagi pengunjung yang lanjut usia. Namun hal tersebut dapat disiasati dengan cara memasuki area utama taman melalui jalan di samping kiri taman yang juga merupakan jalan menuju kampung di belakang taman. Kondisi tapak tersebut juga dirasa kurang aman bagi anak-anak yang beraktivitas di taman ini tanpa pengawasan orang tua.

Gambar 4.1.3. Tangga yang terdiri dari 29 anak tangga.

  

Sumber: Dokumentasi pribadi.

  Dalam menunjang kebersihan, menurut wawancara yang telah dilakukan taman ini setiap pagi dibersihkan, namun perilaku pengunjung yang tidak tertib dalam membuang sampah pada tempatnya menjadikan taman ini terkadang kembali terlihat kotor di siang atau sore hari. Selain itu, pembersihan yang dilakukan juga dirasa kurang maksimal karena masih terdapat sampah daun dan ranting pada tali air dan selokan yang apabila dilihat merupakan sampah yang sudah lama berada di lokasi tersebut. Setelah dilakukan pembersihan taman, sampah hasil pembersihan ditampung di tempat pembuangan sementara yang terletak di bagian belakang taman, sehingga sampah tidak menumpuk di area utama taman.

Gambar 4.1.4. Sampah pada selokan. Gambar 4.1.5. Tempat pembuangan sampah sementara.

  Sumber: Dokumentasi pribadi. Sumber: Dokumentasi pribadi.

  4.1.1. Fasilitas utama Gambar 4.1.6. Peta persebaran fasilitas Taman Bendosari.

  Sumber: Data primer (2017).

  Legenda:

  Skala 1:1000 Taman Bendosari mempunyai luas 3,8 hektar sehingga mempunyai fasilitas yang cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seperti berolahraga, rekreasi, belajar, maupun hanya sekedar bersantai dalam satu tempat dibanding taman lain di kota Salatiga. Fasilitas utama yang disediakan oleh taman ini adalah plaza, taman lalu lintas, area bermain anak, gazebo, area satwa burung, bmx track, dan jogging track. Meskipun tidak tersedia pentunjuk arah antar lokasi taman, pengunjung dirasa akan cukup mudah menemukan lokasi fasilitas-fasilitas tersebut karena semuanya sudah terlihat sejak memasuki area utama taman.

1. Plaza

  Plaza adalah tempat yang dapat digunakan pengunjung untuk melakukan aktivitas secara bersama-sama. Plaza di taman ini terletak tegak lurus dengan

  

welcome area , sehingga ketika memasuki taman, pengunjung akan dengan mudah

  menemukan tempat ini. Plaza telah dilengkapi dengan tribun penonton, sehingga apabila diadakan event pertunjukan, penonton dapat menonton dengan nyaman. Plaza juga sudah didesain untuk penyelenggaraan event, selain ditunjukkan dengan adanya tribun penonton, hal tersebut juga ditunjukkan dengan adanya perbedaan level perkerasan antara area penonton dan arena pertunjukan dimana pada arena pertunjukan memiliki level perkerasan lebih rendah.

  Kekurangan plaza ini adalah tidak adanya pencahayaan, sehingga kurang nyaman digunakan pada malam hari. Struktur bangunan plaza terbuat dari hard

  

materials berupa beton, batu kali, paving block, dan besi yang kuat digunakan

  dalam jangka waktu lama serta kuat menahan perubahan cuaca, sehingga nilai estetikanya tetap terjaga. Selain itu, area plaza juga diimbangi dengan keberadaan Keberadaan tanaman rambat tersebut dapat melembutkan kesan kaku bangunan plaza yang terbuat dari hard materials. Secara keseluruhan, kondisi plaza ini dalam kondisi baik.

Gambar 4.1.7. Plaza taman digunakan untuk kegiatan anak sekolah.

  

Sumber: Dokumentasi pribadi.

Gambar 4.1.8. Tribun yang terdapat pada plaza.

  

Sumber: Dokumentasi pribadi.

   Taman lalu lintas

  Taman lalu lintas merupakan taman yang didesain sebagai miniatur lalu lintas jalan beserta rambu-rambunya. Taman lalu lintas dapat digunakan sebagai media belajar bagi anak-anak mengenai lalu lintas. Taman lalu lintas taman Bendosari terletak di sisi kiri jalan setapak menuju plaza. Dalam menunjang pembelajaran, taman lalu lintas telah dilengkapi dengan rambu-rambu dilarang belok, dilarang berhenti, zebra cross, berhati-hati, pertigaan, dilarang lewat, jalan berliku, tanjakan, jalur dua arah, tikungan, ramai penyebrang, lampu lalu lintas, area pejalan kaki, turunan, dan jembatan.

  Taman lalu lintas ini mempunyai hard materials berupa aspal, beton, dan besi. Aspal dan beton digunakan untuk membuat jalur lalu lintas, sedangkan besi merupakan bahan dari rambu-rambu lalu lintas. Bahan-bahan tersebut membuat taman lalu lintas ini tetap dalam kondisi baik sampai saat ini. Taman lalu lintas juga diimbangi dengan soft materials berupa rumput gajah mini (Pennisetum purpureum

  

S ), pohon cemara (Casuarinaceae), pohon pronojiwo (Euchresta horsfieldii),

  pohon biola cantik (Ficus lyrata), tanaman semak pucuk merah (Syzgium oleana), tanaman rambat rambut merah (Ricinus communis) pada pergola, pohon palem (Arecaceae), pohon trembesi (Samanea saman), pohon jati putih (Tectona grandis), pohon kunto bimo (Kigelia africana), pohon kembang kecrutan (Hibiscus

  

rosasinesis ), dan pohon bintaro (Cerbera manghas). Keberadaan pohon-pohon

  tersebut menjadikan taman ini teduh untuk digunakan bermain dan belajar oleh anak-anak.

Gambar 4.1.9. Rambu-rambu di taman lalu lintas Gambar 4.1.10. Suasana teduh di taman lalu lintas.

  

Sumber: Dokumentasi pribadi. Sumber: Dokumentasi pribadi.

3. Area bermain anak

  Area bermain anak merupakan fasilitas yang cukup penting berada di taman untuk memfasilitasi kegemaran anak-anak yaitu bermain. Sarana permainan anak taman Bendosari tersebar di beberapa lokasi taman, yaitu sisi kanan jalan setapak menuju plaza, di tengah area taman lalu lintas, di belakang plaza, dan di sisi kanan plaza. Sarana permainan tersebut terdiri dari ayunan, jungkat-jungkit, prosotan, putar-putar, dan panjat-panjat yang terpencar di beberapa lokasi taman. Sarana permainan yang paling nyaman digunakan adalah yang terletak di tengah taman lalu lintas, di belakang plaza, dan sisi kanan plaza karena ternaungi pepohonan di sekelilingnya.

  Material sarana permainan yang digunakan adalah besi, serta peletakannya pada tanah ditahan dengan beton, sehingga sangat kuat dan aman ketika digunakan oleh anak-anak. Kelemahan dari material besi adalah mudah berkarat, begitu pula kondisi semua alat permainan di taman ini pada beberapa bagian alat dalam kondisi berkarat. Pengecatan berkala perlu dilakukan agar alat permainan tersebut tetap dalam kondisi baik. Namun sejauh ini kondisi masih baik. Groundcover di sekeliling alat permainan berupa rumput gajah mini (Pennisetum purpureum S) dan tidak menggunakan rubber pads yang sebetulnya dapat menjaga keamanan anak- anak dalam bermain. Rumput di sekitar sarana permainan menjadi gundul karena sering diinjak. Hal ini justru merusak nilai estetika area ini karena seharusnya menggunakan groundcover berupa paving, beton, atau yang lebih aman adalah

  

rubber pads , dan untuk jalan menuju alat permainan lebih baik digunakan paving

atau lempengan batu.

Gambar 4.1.11. Permainan prosotan. Gambar 4.1.12. Kondisi rumput yang gundul.

  

Sumber: Dokumentasi pribadi. Sumber: Dokumentasi pribadi.

Gambar 4.1.13. Alat permainan mulai mengalami perkaratan.

  

Sumber: Dokumentasi pribadi.

4. Gazebo

  Gazebo adalah bangunan kecil seperti gubug yang dapat digunakan untuk

  beristirahat maupun bersantai. Taman Bendosari mempunyai gazebo berjumlah dua buah. Gazebo pertama terletak di area taman lalu lintas, sedangkan gazebo kedua terletak di area taman bagian bawah di belakang plaza. Suasana di sekeliling kedua

  

gazebo juga terasa teduh karena terdapat pepohonan tinggi. Pohon yang berada di

  sekeliling gazebo pertama adalah cemara (Casuarinaceae), palem (Arecaceae), biola cantik (Ficus lyrata), dan kembang kecrutan (Hibiscus rosasinesis), sedangkan pohon yang berada di sekeliling gazebo kedua adalah trembesi (Samanea saman), kenari (Canarium ovatum), pronojiwo (Euchresta horsfieldii), dan kunto bimo (Kigelia africana).

  Struktur bangunan gazebo terlihat kokoh karena pemilihan hard materials berupa beton, batu kali, keramik, dan genteng tanah liat sehingga tidak mudah terjadi kerusakan yang dapat mengurangi nilai estetika gazebo serta tetap aman digunakan. Sampai saat ini, kondisi gazebo tetap dalam baik, hanya saja model

  

gazebo sangat simple dengan model menyerupai rumah tanpa dinding dan tanpa

  hiasan ornamen, tidak seperti gazebo kebanyakan. Gazebo pada umumnya terbuat dari bambu. Bahan tersebut sebetulnya memiliki nilai estetika lebih baik dibanding

  gazebo berbahan beton, namun kurang kuat apabila ditimpa beban terlalu berat.

Gambar 4.1.14. Gazebo taman Bendosari.

  

Sumber: Dokumentasi pribadi.

  5. Area satwa burung

  Area satwa burung merupakan area yang ditandai dengan adanya kandang yang berisi satwa burung. Taman Bendosari mempunyai koleksi burung yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk mengenal jenis-jenis burung, yaitu burung beo (Gracula religiosa), nuri (Eclectus roratus), love bird (Agapornis), merpati (Columbidae), dan parkit (Melopsittacus undulatus). Burung-burung tersebut diletakkan secara terpisah pada kandang yang terbuat dari hard materials berupa kayu, beton, kawat ram, dan polycarbonate sebagai atap. Kadang burung beo terletak di welcome area, kandang burung nuri dan parkit terletak di dekat tangga menuju plaza, sedangkan kandang burung merpati dan love bird berada satu lokasi dengan plaza.

  Dari semua kandang yang ada, terdapat dua kandang yang mengalami kerusakan, yaitu kandang love bird dan kandang burung parkit, sehingga burung tersebut terlepas. Kerusakan kedua kandang tersebut terletak pada atap kandang. Hal ini menunjukan bahwa konstruksi atap kurang kuat. Bahan atap polycarbonate tergolong ringan sehingga apabila tidak diikat dengan kuat akan mudah terangkat bila terkena angin besar. Model kandang juga dirasa kurang mempunyai seni karena sangat sederhana.

Gambar 4.1.15. Kandang burung nuri. Gambar 4.1.16. Kandang yang rusak.

  

Sumber: Dokumentasi pribadi. Sumber: Dokumentasi pribadi.

  6. BMX track

  BMX track merupakan track yang digunakan untuk kegiatan bersepeda BMX (Bicycle Motor Cross). Keberadaan BMX track menjadi nilai plus tersendiri bagi Taman Bendosari karena menurut pengelola taman, track ini menjadi track BMX satu-satunya di kota Salatiga, serta di satu sisi jarang ada taman yang mempunyai sirkuit BMX. Hal tersebut sebetulnya dapat menjadi magnet tersendiri bagi penghobi sepeda BMX, namun mengingat lokasi yang jauh dari pusat kota, menurut penjaga keamanan taman, tidak ada lagi pengunjung yang datang untuk bermain

  

BMX . Lokasi sirkuit BMX berada di seberang area taman lalu lintas. Konstruksi

  lintasan BMX taman Bendosari terbuat dari hard materials berupa beton untuk tanggul garis start dan tanah yang dikeraskan untuk lintasannya.

  Menurut Dinas Lingkungan Hidup selaku pengelola taman Bendosari, sirkuit ini pernah digunakan untuk event balap BMX nasional. Melihat dari event yang pernah diselenggarakan, ini menunjukkan bahwa sirkuit ini sudah berstandar nasional. Namun setelah lama tidak diselenggarakan event, lintasan BMX ditumbuhi rumput liar. Apabila dibiarkan semakin lama, perakaran rumput tersebut dikhawatirkan akan merusak konstruksi lintasan. Selain itu jalur masuk menuju sirkuit baik untuk penonton maupun pengguna lintasan juga tidak dibuat secara khusus, sehingga menyulitkan ketika akan diakses, terutama bagi pengguna lintasan karena membawa sepeda BMX.

Gambar 4.1.17. Lintasan ditumbuhi rumput liar.

  Sumber: Dokumentasi pribadi.

7. Jogging track

  Dalam memenuhi aspek penunjang kesehatan, fasilitas olahraga wajib disediakan di dalam taman. Taman Bendosari mempunyai fasilitas jogging track untuk menunjang hal tersebut. Kegiatan lari yang dilakukan akan terasa nyaman karena jogging track dinaungi pepohonan tinggi seperti pohon cemara

  (Casuarinaceae), pronojiwo (Euchresta horsfieldii), biola cantik (Ficus lyrata), palem (Arecaceae), trembesi (Samanea saman), jati putih (Tectona grandis), kunto bimo (Kigelia africana), kembang kecrutan (Hibiscus rosasinesis), dan bintaro (Cerbera manghas). Kekurangan jogging track ini adalah masih tergabung dengan jalur taman lalu lintas, menjadikan kegiatan olahraga bercampur dengan kegiatan anak, sehingga apabila kedua kegiatan tersebut bersamaan dilakukan akan saling mengganggu. Kondisinya jogging track sama dengan taman lalu lintas.

Gambar 4.1.18. Jogging track masih menyatu dengan jalur taman lalu lintas.

  

Sumber: Dokumentasi pribadi.

4.1.2. Fasilitas pendukung

  Fasilitas pendukung sangat diperlukan untuk menunjang aksesbilitas, kenyamanan, keamanan, kebersihan taman, dan keindahan taman. Taman Bendosari mempunyai fasilitas pendukung seperti tempat sampah, bangku taman, toilet, tempat parkir, lampu penerangan, serta jalan setapak yang mengelilingi taman.

1. Tempat sampah

  Taman Bendosari mempunyai tempat sampah berjumlah 25 pasang yang tersebar di beberapa lokasi taman yaitu terdiri dari 22 pasang tempat sampah dengan pemisahan organik dan anorganik, serta 3 pasang tempat sampah dengan pemisahan organik, anorganik, dan sampah lainnya. Meskipun telah disediakan tempat sampah, masih ada pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Perilaku tersebut sangat disayangkan karena membuat taman kembali terlihat kotor setelah dibersihkan.

Gambar 4.1.19. Tempat sampah dengan 3 pembagian. Gambar 4.1.20. Perilaku tidak tertib.

  Sumber: Dokumentasi pribadi. Sumber: Dokumentasi pribadi.

  2. Bangku taman

  Taman Bendosari mempunyai bangku taman yang berjumlah 23 buah dan paling banyak tersebar di area taman lalu lintas. Jumlah tersebut dirasa sangat sedikit mengingat taman mempunyai luas 3,8 hektar. Selain itu, bangku yang tersedia mempunyai ukuran yang kecil yaitu 68cm x 44cm x 50cm, sehingga hanya dapat diduduki 2 orang bertubuh kecil. Namun kelebihan dari bangku ini adalah terbuat dari beton, sehingga sangat kuat untuk menopang tubuh manusia.

Gambar 4.1.21. Bangku taman.

  

Sumber: Dokumentasi pribadi.

  3. Toilet

  Taman Bendosari mempunyai dua toilet yang terletak di area utama taman dan satu toilet terletak di samping mushola. Namun toilet di area utama taman tersebut tidak berfungsi. Menurut pengelola taman, toilet tidak berfungsi karena aliran air macet. Saat ini toilet tersebut digunakan untuk gudang peralatan. Kondisi ini membuat pengunjung merasa tidak nyaman karena harus naik ke atas untuk menggunakan toilet di samping mushola.

Gambar 4.1.22. Toilet menjadi gudang.

  

Sumber: Dokumentasi pribadi.

4. Tempat parkir

  Keberadaan tempat parkir merupakan hal penting untuk tersedia di lingkungan taman untuk memastikan kendaraan pengunjung berada di lokasi aman dan tidak mengganggu lingkungan di sekitar taman. Tempat parkir motor dan mobil di taman ini sudah dipisahkan sehingga tempat parkir lebih terlihat rapi. Parkir motor terletak di samping area utama taman melewati jalan yang berada di samping kiri taman, namun pada lokasi welcome area juga digunakan untuk parkir motor, sehingga merusak pemandangan di area ini. Parkir mobil berada di taman bagian atas dan selalu tertata dengan rapi.

Gambar 4.1.23. Welcome area menjadi tempat parkir.

  

Sumber: Dokumentasi pribadi.

  5. Lampu penerangan

  Dalam hal pencahayaan, taman ini tergolong sangat minim cahaya. Pada area utama taman hanya terdapat satu lampu penerangan, menjadikan taman ini kurang aman dan nyaman ketika dikunjungi pada malam hari. Kondisi seperti ini dapat memicu orang untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Menurut pengelola taman, tempat ini pernah diisukan menjadi tempat transaksi narkoba. Selain itu karena kondisinya sangat gelap, tempat ini sering disalahgunakan oleh pasangan muda-mudi. Hal seperti ini sebetulnya sangat disayangkan karena taman yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman justru disalahgunakan untuk kegiatan negatif dan tidak terpuji.

Gambar 4.1.24. Pencahayaan di malam hari sangat minim.

  

Sumber: Dokumentasi pribadi.

  6. Jalan setapak

  Taman Bendosari mempunyai jalan setapak berukuran 1,43m sampai 3,45m, sehingga sudah mampu untuk menampung 2 orang yang berjalan berdampingan. Namun yang menjadi kekurangan taman ini adalah tidak tersedianya jalur khusus penyandang disabilitas, sehingga pengunjung berkebutuhan khusus tidak dapat berkegiatan di taman ini.

Gambar 4.1.25. Jalan setapak lebar 1,43m. Gambar 4.1.26. Jalan setapak lebar 3,45m.

  

Sumber: Dokumentasi pribadi. Sumber: Dokumentasi pribadi.

4.2. Analisis SWOT (Strengts Weaknesses Opportunities Threats) Taman Bendosari

  Taman Bendosari merupakan taman publik yang menyediakan fasilitas untuk masyarakat, maka perlu untuk dilakukan analisis SWOT (Strengts, Weaknesses,

  

Opportunities, Threats ) untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan

  ancaman taman, sehingga diperoleh rumusan strategis yang tepat untuk menyusun rekomendasi bagi perbaikan taman. Menurut Wahkyudi dan Rais (2009), metode analisis SWOT dianggap sebagai metode analisa yang paling dasar dan berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 (empat) sisi yang berbeda.

4.2.1. Analisis SWOT Fungsi Sosial Taman Bendosari

  • Strengths ( Kekuatan )

   Aksesbilitas - Lokasi yang mudah dijangkau.

  • Mempunyai jalur pedestrian yang mampu untuk menampung 2 orang yang berjalan berdampingan.
  • Meskipun tidak ada petunjuk arah di dalam taman, lokasi di dalam taman dapat dituju dengan mudah.

   Penunjang kesehatan

  • Mempunyai fasilitas jogging track.
  • Memiliki kondisi udara yang sejuk.

   Keamanan - Sarana permainan anak aman digunakan.

  • Gazebo taman aman digunakan.

   Kenyamanan - Merupakan tempat yang tenang.

  • Merupakan taman yang teduh.
  • Mempunyai tempat istirahat berupa bangku taman dan gazebo.
  • Mempunyai tribun penonton pada plaza.
  • Lokasi di sekeliling taman lalu lintas terasa teduh.
  • Lokasi di sekeliling gazebo terasa teduh.
  • Mempunyai tempat parkir bagi mobil dan motor.

   Aktivitas sosial

  • Mampu memenuhi kebutuhan masyarakat untuk berolahraga, rekreasi, bersantai, dan belajar.
  • Mempunyai plaza yang sudah didesain untuk penyelenggaraan event .
  • Dapat digunakan untuk menghabiskan waktu bersama teman maupun keluarga.

   Pendidikan - Mempunyai fasilitas taman lalu lintas yang dilengkapi rambu lalu lintas.

  • Mempunyai koleksi tanaman yang sebagian yang telah dilengkapi dengan papan nama.
  • Mempunyai beberapa macam koleksi burung.
    • Weaknesses (Kelemahan )

   Aksesbilitas - Berada di lokasi yang aksesnya dapat dikatakan berbahaya.

  • Pengunjung yang lanjut usia kesulitan untuk beraktivitas dan menikmati taman ini.
  • Tidak tersedia jalur khusus penyandang disabilitas.

   Penunjang kesehatan

  • Sarana olahraga hanya terdapat satu jenis yaitu jogging track.

   Keamanan - Kurang aman jika dikunjungi pada malam hari.

  • Kurang aman bagi anak-anak yang bermain tanpa pengawasan orang tua.
  • Tidak ada rubber pads pada area bermain anak.

   Kenyamanan - Tidak nyaman jika dikunjungi pada malam hari.

  • Bangku taman yang tersedia berjumlah sedikit dan berukuran kecil.
  • Jogging track masih tergabung dengan jalur taman lalu lintas.
  • Toilet di area utama taman tidak berfungsi.

   Pendidikan - Tidak semua tanaman diberi papan nama.

  • Koleksi hewan hanya satu jenis yaitu burung dan tidak banyak jumlahnya.
    • Opportunities (Peluang)

  • Taman lain di kota Salatiga hanya memenuhi kebutuhan masyarakat untuk rekreasi.
  • Kebutuhan masyarakat akan edukasi.
  • Kebutuhan masyarakat akan kesehatan.
  • Kebutuhan masyarakat akan rekreasi.
    • Threats (Ancaman)

  • Keberadaan taman lain yang lokasinya lebih dekat dengan pusat kota.
  • Keberadaan taman lain yang lebih bersifat rekreatif.
  • Keberadaan taman lain yang lebih bersifat edukatif.
  • Keberadaan taman lain yang lebih menunjang kesehatan.
  • Keberadaan taman lain yang lebih aman dan nyaman untuk digunakan beraktivitas.

  Rumusan strategi

  Strategi SO (Strengts-Opportunities) Perlu untuk mengadakan perencanaan mengenai cara meningkatkan jumlah pengunjung di taman ini mengingat taman ini sudah mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan rekreasi, edukasi, dan kesehatan. Perencanaan tersebut dapat berupa: 1.

  Promosi mengenai taman dan segala fasilitas yang ditawarkan yang dapat dilakukan melalui pemasangan iklan di baliho atau di website resmi pemerintah kota (PemKot).

  2. Diadakannya event seperti pertunjukan seni atau lomba. Hal tersebut juga dapat berguna sebagai ajang promosi terhadap taman. 

  Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) Perlu untuk mengadakan perencanaan yang disertai dengan perbaikan untuk meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi taman ini mengingat taman ini sudah mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan rekreasi, edukasi, dan kesehatan . Perbaikan tersebut berupa : 1.

  Penambahan jalur khusus penyandang disabilitas agar penyandang disabilitas juga dapat menikmati taman ini.

  2. Penambahan fasilitas olahraga outdoor seperti sarana pull up,

  sit up maupun back up mengingat hanya tersedia satu sarana 3.

  Pembuatan jogging track baru mengingat jogging track yang sekarang masih tergabung dengan jalur taman lalu lintas.

  4. Melengkapi sarana permainan anak dengan rubber pads sehingga anak-anak lebih aman ketika bermain.

  5. Penambahan lampu penerangan agar pengunjung merasa aman dan nyaman ketika mengunjungi taman di malam hari.

  6. Penambahan bangku taman karena jumlah bangku taman sangat sedikit yaitu hanya 23 bangku mengingat luas taman ini adalah 3,8 hektar.

  7. Apabila penambahan bangku tidak dapat dilakukan, maka perlu melakukan renovasi terhadap bangku yang tersedia agar semakin lapang.

  8. Memfungsikan toilet di area utama taman dengan sebagaimana mestinya karena selama ini toilet digunakan sebagai gudang.

  9. Menambah koleksi hewan agar lebih beragam atau dapat juga dengan menambah koleksi burung apabila memang dikonsep sebagai taman burung.

10. Melengkapi tanaman yang belum diberi papan nama dengan papan nama.

   Strategi ST (Strengts-Threats)

  Keberadaan taman lain yang lebih dekat dengan pusat kota, lebih edukatif, lebih rekreatif, lebih dapat menunjang kesehatan, lebih aman, dan lebih nyaman dapat mengancam eksistensi taman ini, maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:

  1. Menciptakan kondisi taman menjadi lebih baik, baik dalam sisi edukasi, rekreasi, kesehatan (udara sejuk yang didukung oleh keberadaan pepohonan dan fasilitas olahraga), serta keamanan dan kenyamanan dalam melakukan aktivitas didalam taman. Setalah hal diatas sudah direalisasikan maka selanjutnya dapat dipromosikan kepada masyarakat mengenai taman ini dengan segala fasilitas yang ditawarkan yang dapat dilakukan melalui pemasangan iklan di baliho atau di website resmi PemKot. 

  Strategi WT (Weaknesses-Threats) Dalam meminimalkan kelemahan taman ini, diperlukan dana yang cukup besar, maka apabila dana dari pemerintah tidak mencukupi, dapat mencari investor yang bersedia untuk mendanai taman ini. Namun apabila ingin memberi peluang bagi investor, maka perlu juga menyiapkan strategi untuk meningkatkan nilai ekonomi di taman ini. Dalam meminimalkan kelemahan taman ini sekaligus menambah nilai ekonomi di taman ini, dapat dengan cara:

  1. Menambah fasilitas seperti flying fox dan skateboard track.

  Fasilitas flying fox dapat disewakan sehingga menghasilkan pendapatan bagi taman ini.

  2. Merealisasikan rencana pengelola untuk membuat lapangan futsal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus menambah pendapatan taman 3. Membuat shelter-shelter makanan di taman ini. Shelter tersebut dapat disewakan kepada pedagang.

  4. Menambah fasilitas Field Trip dan fasilitas penunjang untuk taman lalu lintas dengan sarana seperti mobil-mobilan atau sepeda. Fasilitas tersebut tersebut selain bersifat edukatif juga bersifat rekreatif serta dapat menambah pendapatan bagi taman ini.

  5. Saran diatas apabila ingin direalisasikan maka perlu juga mempertimbangkan keamanan taman dan kenyamanan fasilitas pendukungnya seperti toilet dan bangku taman karena semakin bertambahnya pengunjung.

  6. Apabila saran diatas sudah terealisasi, maka selanjutnya dapat dilakukan promosi.

Gambar 4.2.1. Peta usulan penempatan fasilitas flying fox, skateboard track, dan shelter.

  Sumber: Data primer (2017).

  Legenda:

  Skala 1:1000

4.2.2. Analisis SWOT Fungsi Estetika Taman Bendosari

  • Strengths ( Kekuatan )

   Keindahan - Merupakan taman yang asri.

  • Mempunyai proporsi tanaman yang lebih dominan dibanding bangunan taman.
  • Kondisi bangunan plaza dalam kondisi baik.
  • Kondisi taman lalu lintas dalam kondisi baik.
  • Sarana permainan dalam kondisi baik.
  • Kondisi bangunan gazebo dalam kondisi baik.
  • Kondisi jogging track dalam kondisi baik.
    • Weaknesses (Kelemahan )

  • Pembersihan kurang maksimal karena masih terdapat sampah pada selokan dan tali air.

   Kebersihan - Tersedia tempat sampah dan tempat pembuangan akhir untuk sampah.

   Sarana prasarana

   Keindahan - Rumput disekitar sarana permainan gundul karena sering diinjak.  Kebersihan - Pembersihan hanya dilakukan pada pagi hari.

   Sarana prasarana

  • Konstruksi bangunan kandang kurang baik.
  • Jalur BMX tidak terawat ditumbuhi rumput liar.
    • Opportunities (Peluang)

  • Keinginan masyarakat akan ruang terbuka hijau yang indah.
    • Threats (Ancaman)

  • Keberadaan taman lain yang lebih indah.
  • Keberadaan taman lain yang lebih terjaga kebersihannya.
  • Keberadaan taman lain yang lebih terawat sarana prasarananya.
  • Rumusan strategi

   Strategi SO (Strengts-Opportunities)

  Perlu untuk mengadakan perencanaan mengenai cara meningkatkan jumlah pengunjung di taman ini mengingat taman ini merupakan taman yang indah karena didukung proporsi vegetasi yang lebih dominan dari bangunan taman, taman yang mempunyai fasilitas pendukung kebersihan yang baik yang berdampak pada kebersihan taman, serta merupakan taman yang sarana prasarananya dalam kondisi baik sehingga tidak merusak estetika. Perencanaan tersebut dapat berupa promosi mengenai taman yang menawarkan keindahan dan keasriannya, yang dapat dilakukan melalui pemasangan iklan di baliho atau di website resmi pemerintah kota (PemKot). 

  Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)  Perlu peningkatan mengenai perawatan taman terutama dalam hal kebersihan taman, perawatan tanaman, dan perawatan fasilitas taman agar tercipta taman yang lebih indah dan nyaman dibanding kondisi sekarang. Peningkatan tersebut dapat diusahakan dengan cara : 1.

  Pengecekan rutin oleh pengawas lapangan untuk memastikan pekerja pembersihan taman telah bekerja dengan baik.

  2. Pembuatan SOP (Standart Operating Procedure) yang baru mengenai perawatan taman agar taman semakin indah dan nyaman. Pada SOP tersebut terdapat aturan mengenai kebersihan taman, perawatan tanaman, dan perawatan fasilitas taman.

  3. Melengkapi sarana permainan anak dengan rubber pads supaya rumput tidak gundul karena diinjak sehingga

  groundcover tetap terjaga estetikanya.

   Strategi ST (Strengts-Threats)

  Keberadaan taman lain yang lebih indah, lebih terjaga kebersihannya, dan lebih terawat sarana prasarananya dapat mengancam eksistensi taman ini, maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:

  1. Menciptakan kondisi taman menjadi lebih baik, baik dalam sisi keindahan taman, kebersihan taman, serta kondisi fasilitas dan sarana prasarananya.

  2. Setalah hal diatas sudah direalisasikan maka selanjutnya dapat dipromosikan kepada masyarakat mengenai taman ini dengan segala kondisi baiknya yang dapat dilakukan melalui pemasangan iklan di baliho atau di website resmi PemKot. 

  Strategi WT (Weaknesses-Threats) Dalam meminimalkan kelemahan taman ini, maka perlu menciptakan taman yang lebih indah, terawat, bersih, dan terjaga sarana prasarananya (kondisi baik/tidak rusak) yang dapat dilakukan dengan berpedoman pada modul perawatan taman.

4.3. Evaluasi Aspek Fungsi Sosial Taman Bendosari

  Fungsi sosial sebuah taman merupakan kebutuhan warga kota yang secara naluri membutuhkan ruang terbuka hijau untuk bersosialisasi sekaligus merefleksikan diri. Dalam fungsi sosial, taman kota dapat menjadi tempat untuk melakukan berbagai macam aktivitas sosial seperti berolahraga, rekreasi, dan diskusi (Dahlan, 2004 dalam Hidayah, 2010). Fungsi sosial taman wajib terpenuhi agar taman mempunyai fungsi yang tepat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dalam beraktivitas sosial. Evaluasi aspek fungsi sosial Taman Bendosari Kota Salatiga terdiri dari beberapa aspek yang diteliti, diantaranya aksesbilitas, penunjang kesehatan, tingkat keamanan, tingkat kenyamanan, aktivitas sosial, dan pendidikan. Berdasarkan analisis KPI (Key Performance Indicator) yang telah dilakukan, didapatkan hasil seperti tercantum pada Tabel 4.3.1.

Tabel 4.3.1. Nilai KPI masing-masing aspek dari fungsi sosial taman.

  Keterangan: Nilai 0,33 ≤ KPI < 0,67 berarti “Tidak sesuai kriteria standar”, dan nilai KPI ≥ 0,67 berarti “Sesuai dengan standar” (Kania, 2010).

  Sumber: Data primer (2017).

  Berdasarkan hasil perhitungan yang tercantum dalam Tabel 4.3.1, pada semua aspek fungsi sosial yang terdiri dari aspek aksesbilitas, penunjang kesehatan, tingkat keamanan, tingkat kenyamanan, aktivitas sosial, dan pendidikan didapatkan nilai KPI ≥ 0,67, nilai tersebut berarti sudah sesuai dengan standar. Hasil KPI pada tiap aspek yang diperoleh sudah hampir mendekati 1 sehingga hanya perlu melakukan beberapa hal agar tercipta taman dengan fungsi sosial yang lebih baik. Berikut merupakan rekomendasi yang dapat dilakukan: 1.

  Aksesbilitas

  • Dalam hal keamanan akses, perlu untuk memfungsikan petugas keamanan di depan pintu masuk agar pengunjung yang datang lebih mudah dan aman untuk memasuki lokasi taman mengingat taman ini berada di tepi jalan lingkar salatiga yang sering dilalui kendaraan besar.
  • Menambahkan jalur khusus peyandang disabilitas agar pengunjung yang mempunyai keterbatasan fisik juga dapat menikmati taman ini.
  • Menambahan fasilitas olahraga lain seperti sarana sit up, pull up, dan back

  up dimana sarana olahraga tersebut merupakan sarana olahraga yang

  cukup familiar yang dapat dilakukan dalam kondisi outdoor sehingga akan mendorong masyarakat untuk berolahraga di tempat ini. Taman ini merupakan tempat yang nyaman untuk melaksanakan kegiatan olahraga karena taman ini merupakan taman yang teduh dan memiliki kondisi udara yang sejuk.

  Aspek KPI (Key Performance Indicator) Aksesbilitas

  0,82 Penunjang Kesehatan 0,87 Tingkat Keamanan 0,91 Tingkat Kenyamanan 0,91 Aktivitas Sosial 0,97 Pendidikan 0,86

2. Penunjang kesehatan

  3. Tingkat keamanan Menambahkan lampu penerangan secara merata karena pada area utama

  • taman sendiri hanya terdapat satu lampu penerangan yaitu di dekat toilet bawah. Kurangnya pencahayaan menjadikan taman ini dirasa kurang aman untuk dikunjungi ketika malam hari karena dapat berpotensi terjadi tindak kejahatan. Selain berpotensi terjadi tindak kejahatan, minimnya pencahayaan juga dapat memicu orang untuk melakukan perbuatan yang tidak bertanggung jawab dan tidak terpuji. Menurut Dinas Lingkungan Hidup selaku pengelola Taman Bendosari, tempat ini sering disalahgunakan olah pasangan muda-mudi untuk melakukan perbuatan tidak terpuji, serta pernah diisukan menjadi tempat transaksi narkoba. Hal tersebut tentu mengurangi citra Taman Bendosari sebagai taman yang aman untuk dikunjungi.
  • Perlu untuk memasang rubber pads sebagai alas alat permainan untuk menjaga keamanan anak-anak ketika bermain.

  Sarana permainan di taman ini mempunyai groundcover berupa rumput.

  4. Tingkat kenyamanan Menambah lampu penerangan untuk memfasilitasi pengunjung yang

  • datang pada malam hari.
  • dapat juga dilakukan renovasi bangku agar menjadi lebih lapang karena bangku yang tersedia sekarang sangat sempit (panjang 68cm, lebar 44cm, tinggi 50cm) dan hanya mampu menampung 2 orang berbadan kecil.

  Menambah bangku taman karena yang tersedia hanya 23 bangku atau

  Memisahkan jogging track dengan jalur taman lalu lintas supaya pengunjung yang menggunakan masing-masing fasilitas tersebut tidak saling terganggu. Memfungsikan kembali toilet di area utama taman karena selama ini tidak

  • berfungsi dan justru digunakan untuk gudang alat perawatan sehingga menyulitkan pengunjung ketika membutuhkan toilet. Keberadaan fasilitas toilet ini seharusnya wajib ada dan tersedia dengan baik karena merupakan poin yang cukup penting dalam menunjang kenyamanan.

  5. Pada aspek aktivitas sosial, apabila aspek aksesbilitas, penunjang kesehatan, tingkat keamanan, tingkat kenyamanan, pendidikan, kebersihan, keindahan, dan sarana prasarana terpenuhi, maka secara otomatis masyarakat akan aktif berkunjung ke taman ini dan taman akan berfungsi sebagaimana mestinya karena taman ini sebetulnya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat untuk berekreasi, berolahraga, bersantai, maupun belajar, dimana poin-poin tersebut dapat dipenuhi dengan adanya fasilitas plaza, area bermain anak, taman lalu lintas, area satwa burung, gazebo, bmx track, dan jogging track serta didukung dengan kondisi lingkungan yang asri karena terdapat banyak pepohonan.

6. Pendidikan

  • papan nama agar pengunjung dapat mengenal lebih banyak lagi nama- nama tanaman beserta wujudnya mengingat hanya sebagian jenis tanaman saja yang diberi papan nama. Keragaman tanaman di taman ini menjadi nilai plus tersendiri karena dapat menjadi media pendidikan bagi pengunjung serta di sisi lain taman lain di kota Salatiga tidak memiliki keberagaman tanaman seperti Taman Bendosari.

  Melengkapi pohon dengan papan nama pada pohon yang belum diberi

  • pengunjung selain dapat menikmati kebun binatang mini juga dapat semakin mengenal berbagai macam jenis hewan terutama bagi orang tua yang ingin mengenalkan berbagai jenis hewan kepada anak-anaknya. Cara lain yang dapat dilakukan apabila cara di atas dirasa sulit adalah dengan melengkapi koleksi burung karena koleksi burung di taman ini dapat burung beo (Gracula religiosa), nuri (Eclectus roratus), love bird (Agapornis), merpati (Columbidae), dan parkit (Melopsittacus undulatus).

  Perlu untuk menambahkan beberapa koleksi hewan lain sehingga

4.4. Evaluasi Aspek Fungsi Estetika Taman Bendosari

  Semua jenis RTH harus diusahakan dapat berfungsi estetis, karena secara alami manusia membutuhkan hidup dekat dengan alam yang asri, nyaman, dan sehat, sehingga terjadi siklus kehidupan penunjang fungsi ekosistem alam (Kepmen PU No. 387 tahun 1987). Zulaini (2006) dalam Mahardi (2013) menyatakan kualitas estetika suatu lanskap secara langsung dapat memberikan kepuasan pada seseorang dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku manusia. Fungsi estetika taman wajib terpenuhi agar taman mempunyai nilai keindahan yang dapat menjadikan pengunjung nyaman dan senang dalam melakukan aktivitas di dalam taman. Evaluasi aspek fungsi estetika Taman Bendosari Kota Salatiga terdiri dari beberapa aspek yang diteliti, diantaranya keindahan, kebersihan, dan sarana prasarana. Berdasarkan analisis KPI (Key Performance Indicator) yang telah dilakukan, didapatkan hasil seperti tercantum pada Tabel 4.4.1.

Tabel 4.4.1. Nilai KPI masing-masing aspek dari fungsi estetika taman.

  Aspek KPI (Key Performance Indicator) Keindahan

  0,91 Kebersihan 0,79 Sarana Prasarana 0,92 Keterangan: Nilai 0,33

  ≤ KPI < 0,67 berarti “Tidak sesuai kriteria standar”, dan nilai KPI ≥ 0,67 berarti “Sesuai dengan standar” (Kania, 2010). Sumber: Data primer (2017).

  Berdasarkan hasil perhitungan yang tercantum dalam Tabel 4.4.1, pada semua aspek fungsi estetika yang terdiri dari aspek keindahan, kebersihan, dan sarana prasarana, nilai KPI pada semua aspek bernilai ≥ 0,67, hal ini berarti semua aspek yang diujikan pada taman ini sudah sesuai dengan standart. Hasil KPI pada tiap aspek yang diperoleh sudah hampir mendekati 1 sehingga hanya perlu dilakukan pembenahan yang sangat sedikit untuk mencapai nilai KPI=1, terkecuali pada aspek kebersihan perlu dilakukan pembenahan yang lebih mendalam dibanding aspek lain meskipun sudah memenuhi kriteria nilai KPI ≥ 0,67 dikarenakan hasil yang didapat belum memenuhi 50% dari rentang nilai 0,67 sampai dengan 1. Berikut merupakan rekomendasi yang dapat dilakukan:

  1. Keindahan Pada sekitar sarana permainan perlu dipasang perkerasan berupa rubber

  pads karena lokasi tersebut sering diinjak-injak sehingga rumput menjadi gundul dan nilai estetikanya berkurang.

  2. Kebersihan Kebersihan dapat mempengaruhi keindahan taman, apabila taman terjaga kebersihannya, maka keindahan akan tercipta Dalam mendukung hal tersebut, maka dapat dilakukan:

  • terlihat kembali kotor pada siang hari. Hal tersebut disebabkan karena perilaku pengunjung yang tidak tertib dalam membuang sampah. Pembersihan pada siang hari perlu dilakukan supaya pengunjung yang datang pada sore hari dapat menikmati taman yang bersih, disamping itu karena pengunjung lebih banyak berkunjung pada sore hari dibanding siang hari.

  Perlu untuk dilakukan pembersihan pada siang hari karena taman ini

  • perawatan dapat maksimal dilakukan sehingga taman menjadi lebih indah karena pada beberapa lokasi masih terdapat sampah yang apabila diperhatikan merupakan sampah yang sudah cukup lama berada di lokasi tersebut, terutama pada selokan dan tali air.

  Perlu untuk melakukan briefing bersama pekerja perawatan supaya

  3. Sarana prasarana Perlu dilakukan pengecatan ulang pada sarana permainan anak supaya

  • besi pada alat permainan tidak keropos karena berkarat mengingat alat
  • kerusakan yang terjadi semuanya ada pada atap kandang yang menyebabkan burung lepas. Kerusakan ini apabila tidak segera dibenahi akan mengurangi nilai estetika kandang.

  Perlu perbaikan konstruksi atap bangunan kandang burung karena

  • banyak rumput liar. Apabila tidak dilakukan perawatan secara berkala dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan kontruksi lintasan serta mengurangi nilai estetika fasilitas ini.

  Perlu dilakukan penyiangan rumput liar pada BMX track karena terdapat

4.5. Kualitas Estetika Lanskap Fasilitas Utama Taman Bendosari Kualitas lanskap merupakan poin yang sangat penting bagi sebuah taman.

  Lewat nilai kualitas lanskap tersebut dapat diketahui seberapa indah lokasi lanskap tersebut. Kualitas lanskap dapat mempengaruhi minat masyarakat untuk mengunjungi taman. Apabila taman tersebut mempunyai nilai kualitas lanskap yang bagus maka masyarakat akan semakin berminat mengunjungi taman tersebut. Sebenarnya kualitas lanskap juga dipengaruhi selera masyarakat setempat, maka pada penelitian ini dilakukan uji SBE (Scenic Beauty Estimation) dengan cara membandingkan dengan 2 gambar yang mempunyai fungsi yang sama. Menurut Suganda (2016) dan Khakhim, dkk (2008), gambar yang digunakan sebagai pembanding dapat menggunakan gambar simulasi, sedangkan gambar lanskap asli dijadikan sebagai kontrol, sehingga lanskap asli (gambar 1) akan selalu mempunyai nilai SBE=0 yang berarti dalam kategori sedang karena dikurangi dengan nilai z lanskap itu sendiri. Kemudian untuk mendapatkan nilai SBE pada lanskap pembanding, nilai lanskap pembanding dikurangi nilai z lanskap asli maka akan diketahui apakah lanskap pembanding tersebut mempunyai kualitas lanskap yang lebih baik dibanding lanskap asli atau tidak.

Tabel 4.5.1. Nilai SBE pada masing-masing lanskap fasilitas taman.

  SBE Lanskap

  Lanskap Pembanding asli Kategori

  1 Kategori Pembanding 2 Kategori

Plaza sedang 13,75 sedang 26,49 tinggi

Taman lalu lintas sedang -14,13 sedang -51,01 rendah

Dokumen yang terkait

BAB II DASAR TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proteksi Integritas Data dengan Metode CRC32 dan SHA-256 pada Aplikasi Peng dan Transfer File

0 0 9

BAB III PERANCANGAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proteksi Integritas Data dengan Metode CRC32 dan SHA-256 pada Aplikasi Peng dan Transfer File

0 0 33

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proteksi Integritas Data dengan Metode CRC32 dan SHA-256 pada Aplikasi Peng dan Transfer File

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Mekanisme Koping Adaptif dan Maladaptif Keluarga Diabetesi Melitus Tipe 2 dengan Ulkus Gangren

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Mekanisme Koping Adaptif dan Maladaptif Keluarga Diabetesi Melitus Tipe 2 dengan Ulkus Gangren

0 0 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Mekanisme Koping Adaptif dan Maladaptif Keluarga Diabetesi Melitus Tipe 2 dengan Ulkus Gangren

0 0 55

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Mekanisme Koping Adaptif dan Maladaptif Keluarga Diabetesi Melitus Tipe 2 dengan Ulkus Gangren

0 1 7

GAYA HIDUP YANG MEMENGARUHI KESEHATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB NEGERI SALATIGA Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gaya Hidup yang Memengaruhi Kesehatan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri Salatiga

0 1 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Aspek Fungsi Sosial dan Estetika Taman Bendosari Kota Salatiga = Evaluation of Social and Aesthetic Function Aspects at Bendosari Park of Salatiga City

0 0 7

3.2. Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Aspek Fungsi Sosial dan Estetika Taman Bendosari Kota Salatiga = Evaluation of Social and Aesthetic Function Aspects at Bendosari Park of Salatiga City

0 0 6