BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Penjadwalan Produksi Dengan Metode Algoritma Genetika Di Pt. Agri First Indonesia
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN2.1. Sejarah Perusahaan PT. Agri First Indonesia
PT. Agri First Indonesia adalah perusahaan manufaktur asal Singapura yang bergerak di bidang produksi bahan makanan tepung terigu. PT. Agri First Indonesia berdiri pada tahun 2010 berlokasi di di jalan Pulau Pinang V No. 9 Kawasan Industri Medan (KIM) II Sumatera Utara dan beroperasi secara komersial pada tahun 2012. Saat ini, PT. Agri First Indonesia telah mampu bersaing dengan perusahaan pesaing di bidang tepung terigu.
PT. Agri First Indonesia berkomitmen untuk memberikan kualitas yang terbaik sehingga konsumen tidak kecewa dan percaya pada produk- produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, PT. Agri First Indonesia menggunakan mesin-mesin dan peralatan yang didukung oleh pembuat mesin tepung terigu terkemuka yaitu
. PT. Agri First Indonesia juga sangat memperhatikan pengadaan bahan
Buhler
baku gandum. PT. Agri First Indonesia hanya mengimpor gandum dengan kualitas terjamin seperti gandum dari Amerika, Kanada, dan Australia. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan dan menjaga kualitas bahan baku yang akan dijadikan tepung terigu.
PT. Agri First Indonesia juga berkomitmen untuk selalu meningkatkan mutu dan keamanan makanan secara berkesinambungan dan terus menerus tertuang dalam visi perusahaan PT. Agri First Indonesia yaitu menjadi produsen tepung terigu dengan kualitas terbaik dan mitra terbaik bagi pengguna tepung terigu, serta turut berperan dalam peningkatan dan pembangunan gizi bangsa Indonesia. Untuk melaksanakan visi tersebut, PT. Agri First Indonesia memiliki beberapa misi yaitu:
1. Menjadi produsen tepung terigu dengan kualitas terbaik, halal dan turut membantu keamanan pangan yang terjamin.
2. Inovasi terus menerus untuk menciptakan produk yang sesuai dengan perkembangan pasar dan kebutuhan konsumen.
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia untuk mengikuti perkembangan, perubahan dan inovasi tepung terigu di masa sekarang dan akan datang.
4. Membangun gizi bangsa Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk pangan yang berkualitas.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Agri First Indonesia bergerak di bidang produksi bahan makanan tepung terigu. Secara umum, PT Agri First Indonesia memproduksi tepung terigu dengan berbagai spesifikasi yaitu AFI Emas, AFI Hitam, AFI Cokelat, AFI Kuning, AFI Orange, AFI Biru, AFI Merah, Armada Biru, Armada Orange, Armada Merah, dan flour industry yaitu ayam kinantan. Seiring dengan kebutuhan masyarakat yang beragam baik dari faktor kualitas maupun harga, maka Rusindo, dan lain-lain. Jenis aplikasi dan spesifikasi produk PT. Agri First Indonesia ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Aplikasi dan Spesifikasi Produk PT. Agri First IndonesiaSpesifikasi Nama Ash Wet Aplikasi
Moisture Protein Produk
(14 mb) gluten (%) (db) % % (db) % AFI Emas Pembuatan roti max 13,8 min 14,50 max 0,40 min 35% AFI Hitam Pembuatan roti dan max 14,0 min 14,0 max 0,57 min 34 mie AFI Cokelat Pembuatan roti max 14,0 min 13,50 max 0,57 min 32 AFI Biru Pembuatan roti manis, kue tar, kue max 14,0 min 11,5 max 0,60 min 28 kukus dan bolu, mie, dan donat
AFI Kuning Pembuatan mie max 14,0 min 13,0 max 0,55 min 31 AFI Merah Pembuatan roti manis, biskuit, mie, pelapis gorengan, dan max 14,0 min 11,0 max 0,60 min 26 bahan makanan ringan AFI Orange Aneka kue dan mie max 14,0 min 14,0 max 0,55 min 34 Armada Gorengan max 14,0 min 10,5 max 0,63 min 24 Merah
Armada Gorengan max 14,0 min 10,5 max 0,63 min 24 Orange Armada Gorengan max 14,0 min 10,5 max 0,63 min 24 Biru
Ayam Pakan ternak dan max 14,0 min 11,0 max 1,0 min 25 Kinantan udang
Sumber : PT. Agri First Indonesia
PT. Agri First juga menghasilkan produk sampingan yang berasal sisa pengolahan gandum yang tidak dapat diolah menjadi tepung terigu yaitu Bran dan
Pollard . Bran dan Pollard dijual ke industri pengolahan makanan ternak sebagai
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Agri First Indonesia berlokasi di Jalan Pulau Pinang V No. 9 Kawasan Industri Medan (KIM) II, Saentis Percut Sei Tuan, Deli Serdang- 20371, Sumatera Utara.
2.4. Daerah Pemasaran
PT. Agri First Indonesia memasarkan produk tepung terigu ke berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri. Untuk memperlancar pendistribusian produk, PT. Agri First Indonesia memiliki beberapa distributor yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia yaitu Sumatera Utara (meliputi Medan, Binjai, Tebing Tinggi, Padang Sidempuan, dan Pematang Siantar), Batam, Pekanbaru, Baganbatu, Padang, Aceh, dan Jakarta. PT. Agri First Indonesia juga memasarkan produk ke beberapa negara seperti Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Maladewa dan negara lainnya.
Selain distributor tersebut, konsumen produk tepung terigu dapat juga mengambil produk secara langsung ke pabrik PT. Agri First Indonesia di daerah Kawasan Industri Medan II.
Untuk produk sampingan yaitu Bran dan Pollard, PT. Agri First Indonesia memasarkan ke industri pengolahan makanan ternak yang berada di Kawasan Industri Medan seperti PT. Charoen Pokpand dan PT. Central Protein Prima.
2.5. Organisasi dan Manajemen
2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Bentuk organisasi di PT. Agri First Indonesia adalah bentuk organisasi fungsional dan staff (functional and staff organization). Berdasarkan struktur organisasi yang ditunjukkan pada Gambar 2.1, wewenang dari top management yang terdiri atas president commissioner, commissioner, president director,
director, dan general manager dilimpahkan ke bagian di bawahnya dalam bidang-
bidang pekerjaan tertentu sesuai dengan kebutuhan organisasi. Manajer setiap departemen tersebut berhak memberikan perintah kepada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang tugasnya masing-masing.
Pada gambar tersebut terlihat bahwa General Manager bertanggung jawab atas kegiatan operasional Departemen Produksi, Human Resource,
Warehouse , Quality Control, Maintenance, dan Marketing. Untuk melaksanakan
kegiatan tersebut General Manager dapat melimpahkan wewenangnya kepada manajer di tiap departemen yaitu Departemen Produksi, Human Resource,
Warehouse , Quality Control, Maintenance, dan Marketing dan berlangsung ke
bawah sampai ke Head Section. Manajer produksi bertanggung jawab dalam bidang produksi baik kualitas dan kuantitas, namun untuk mencapai tujuan perusahaan manajer produksi juga tetap memerlukan bantuan pimpinan dari departemen lain seperti manajer marketing untuk mengetahui informasi penjualan produk, supervisor warehouse untuk mengetahui informasi persediaan produk, hubungan lainnya dengan pimpinan di setiap departemen. Oleh karena itu setiap manajer/ supervisor/ head di suatu departemen harus mengadakan koordinasi dan hubungan timbal balik dengan pimpinan di departemen lain sepanjang menyangkut informasi perusahaan dan hubungan ini disebut dengan hubungan fungsional. Untuk menjalankan kegiatan perusahaan, melakukan sistem pengadaan gandum, dan pengambilan keputusan tertentu, Top Management dapat meminta saran dari Komite Wheat Procurement dan Risk Management dimana hubungan ini dinamakan hubungan staff. Struktur organisasi perusahaan ditunjukkan pada Gambar 2.1.
President Commisioner TOP MANAGEMENT TOP MANAGEMENT Commisioner WHEAT PROCUREMENT Comitte TOP MANAGEMENT TOP MANAGEMENT President Director Director RISK MANAGEMENT Comitte IT DEPT. F & A DEPT. INTERNAL AUDITOR WAREHOUSE DEPT. HR DEPT. M. Representative General Management Secretary QC & RND DEPT. PRODUCTION DEPT. MAINTENANCE DEPT. MARKETING DEPT. PROCUREMENT LOGISTIC
ISO TOP MANAGEMENT TOP MANAGEMENT
Supervisor Manager Head Supervisor Manager Manager Manager Manager Manager Supervisor Head
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Agri First Indonesia2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian organisasi di PT.
Agri First Indonesia ditunjukkan pada Lampiran 1.
2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Jumlah tenaga kerja di PT. Agri First Indonesia adalah 219 orang dengan pembagian sebagai berikut.
1. General Manager : 1 orang
2. Finance and Accounting Department : 8 orang
3. Human Resources Department : 13 orang
4. IT Department : 5 orang
5. Marketing Department : 35 orang
6. Procurement : 3 orang
7. Logistic : 6 orang
8. Personal Assistant : 5 orang
9. ISO : 2 orang
10. Internal auditor : 4 orang
11. Quality Control – Research and Development Department : 23 orang
12. Maintenance Department : 21 orang
13. Production Department : 64 orang
14. Warehouse Department : 29 orang
1. Hari kerja karyawan reguler yaitu karyawan selain Departemen Produksi adalah hari Senin sampai dengan Jumat dengan pembagian jam kerja sebagai berikut.
a. Jam 08.30 – 12.00 WIB : waktu kerja
b. Jam 12.00 – 13.00 WIB : waktu istirahat
c. Jam 13.00 – 17.00 WIB : waktu kerja
2. Hari kerja karyawan Departemen Produksi adalah Senin sampai dengan Sabtu dengan pembagian jam kerja 3 shift/ hari. Jumlah jam kerja hari Senin- Jumat adalah 8 jam/ shift dengan pembagian sebagai berikut:
a. Shift I : Pukul 07.00 – 15.00 WIB
b. Shift II : Pukul 15.00 – 23.00 WIB
c. Shift III : Pukul 23.00 – 07.00 WIB Jumlah jam kerja hari Sabtu adalah 5 jam/ shift dengan pembagian sebagai berikut: a. Shift I : Pukul 07.00 – 12.00 WIB
b. Shift II : Pukul 12.00 – 17.00 WIB
c. Shift III : Pukul 17.00 – 22.00 WIB
2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Upah karyawan di PT. Agri First Indonesia ini terdiri dari:
1. Upah pokok
Penetapan upah karyawan ditentukan berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, prestasi kerja dari karyawan yang bersangkutan, sedangkan pajak atas upah (Pajak Penghasilan) menjadi tanggungan pribadi karyawan.
Fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawan antara lain:
1. Jaminan kesehatan, kecelakaan, hari tua dan kematian dengan memberikan BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan.
2. Sarana transportasi berupa bus antar jemput dan prasarana yaitu kantin dan rumah ibadah
3. Cuti tahunan sebanyak 12 hari kerja per tahun
2.6. Proses Produksi
2.6.1. Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan oleh PT. Agri First Indonesia dalam menghasilkan produk dibagi atas 3 jenis yaitu bahan baku, baku penolong, dan bahan tambahan.
Jenis-jenis bahan yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Bahan Baku Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, masuk dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar dibandingkan dengan bahan-bahan lain. Bahan baku yang digunakan PT. Agri First Indonesia dalam menghasilkan produk tepung terigu adalah:
a. Gandum digunakan berasal dari berbagai negara penghasil gandum di dunia antara lain Australia, Canada, Amerika, Maldova, Rusia, Ukraina, India dan lain- lain. Jenis-jenis gandum yang digunakan di PT. Agri First Indonesia berdasarkan negara asal pengekspor dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Jenis Gandum yang Digunakan di PT. Agri First Indonesia Negara Jenis Gandum Nama GandumAustralia Keras (Hard Australian Prime Hard (APH)
Wheat ) Australian Hard (AH)
Medium Wheat Australian Premium White (APW) Soft Wheat Australian Soft Wheat (ASW)Amerika Soft Wheat Soft White Winter (SWW) Canada Hard wheat Canada Western Red Spring (CWRS)
Ukraina Medium Wheat Ukraina Medium Wheat (UMW) Maldova Medium Wheat Maldova Medium Wheat (MMW)
Rusia Medium Wheat Russian Medium Wheat (RMW)
Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia
2. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna meningkatkan mutu suatu produk atau suatu bahan yang dapat dilihat pada produk akhir.
Bahan tambahan yang digunakan yaitu: a. Vitamin/ Mineral Vitamin/ mineral ditambahkan sebagai sumber vitamin/ mineral tambahan pada tepung terigu yang dihasilkan. Vitamin/ mineral yang ditambahkan pada produk tepung terigu PT. Agri First Indonesia adalah fortitech dan premix. Fortitech yang ditambahkan pada tepung sekitar 150 – 160 ppm.
Vitamin/ mineral mempunyai komposisi antara lain asam folat, vitamin B1, zat besi, dan seng.
b. Karung (Woven bag) Karung digunakan sebagai tempat untuk mengemas produk tepung terigu sehingga siap untuk dipasarkan. Karung yang digunakan adalah karung plastik dengan kapasitas 25 kg dan 50 kg.
c. Benang Benang digunakan untuk menjahit karung yang telah diisi tepung pada proses packing.
3. Bahan penolong Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu/ mempermudah proses produksi, tetapi tidak terlihat di produk akhir. Bahan penolong yang digunakan adalah air. Air diperlukan pada saat dampening (penambahan air) dan pengkondisian gandum untuk meningkatkan kadar air sampai diperoleh kadar air gandum sesuai dengan standar proses.
2.6.2. Uraian Proses Produksi
Secara umum, proses produksi mulai dari gandum hingga menjadi tepung terigu terdiri atas beberapa tahap yaitu pre cleaning, intake, cleaning, milling, dan
mixing and packing . Proses produksi di PT. Agri First Indonesia diuraikan sebagai
berikut.1. Penerimaan Bahan Baku/ Pre Cleaning Gandum yang digunakan PT. Agri First Indonesia didatangkan dari negara- negara pengekspor gandum seperti Australia, Kanada, Rusia, Maldova, Amerika, dan Ukraina. Gandum didatangkan di dalam kontainer-kontainer. Frekuensi kedatangan gandum ke pabrik diatur oleh bagian manajemen. Bahan baku di kontainer masuk melalui pos penerimaan pabrik. Bahan baku di kontainer truk ditimbang untuk mengetahui kuantitas dan menyesuaikan data dengan bill of leading. Setelah gandum diterima, bagian Quality Control akan melakukan analisa kualitas gandum yang diterima apakah layak disimpan di Big Silo atau tidak. Proses pre cleaning ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Penimbangan Gandum Bill of Leading Penerimaan Gandum Pengecekan Kualitas Bagian QC
Gambar 2.2 Proses Pre Cleaning2. Intake Setelah gandum dinyatakan layak untuk masuk ke silo, maka akan dilakukan proses pembongkaran (unloading) gandum dari kontainer atau disebut intake.
Proses intake adalah proses memindahkan gandum dari kontainer ke wheat
silo . Gandum yang diterima bervariasi tergantung negara penghasil gandum
tersebut. Jenis gandum di PT. Agri First Indonesia adalah AHW AH12, RMW 11.5, UMW 11.5, APW, CWRS, APH, MMW, ASW, APW 10.5, NS2, SWW.
Gandum yang telah diterima tidak boleh dicampur dengan gandum yang lain karena gandum memiliki perbedaan kandungan protein, harga, dan produk yang akan dihasilkan. Urutan intake di PT. Agri First Indonesia ditunjukkan pada Gambar 2.3.
3. Cleaning Setelah gandum masuk ke raw wheat bin, maka akan dilakukan proses cleaning untuk membersihkan gandum dari impurities yang berukuran lebih kecil dari
impurities di proses intake. Proses cleaning di PT. Agri First Indonesia dibagi
atas 3 yaitu first cleaning, second dampening, dan second cleaning. Waktu yang dibutuhkan untuk proses cleaning tergantung dari jenis gandum. Secara umum ada 3 jenis gandum dan lama waktu pengkondisiannya yaitu:
a. Soft (SWW, ASW) : 8-16 jam
b. Medium (APW, RMW, MMW, UMW) : 16-24 jam
c. Hard (CWRS 13.5, NS2, AH13, AH2) : 24-26 jam
Pembongkaran kontainer Naik ke atas hidrolic dan diangkat menggunakan berisi gandum tenaga palm oil menyaring impurities awal Gandum dijatuhkan ke big Pemisahan gandum yang penuangan gandum dan screening yaitu tempat yang besar menggunakan chain conveyor bergumpal yang dilakukan Gandum dibawa dengan secara manual oleh tim kering, basah, dan intake untuk transmisi gandum ke silo menggunakan bucket elevator sieve untuk membersihkan Gandum masuk ke drum menuju hooper dan naik Gandum turun menggunakan ke magnet separator untuk bucket elevator dan masuk batang gandumyang lebih besar, kulit, sampah memisahkan gandum dari elevator untuk masuk ke menggunakan bucket Gandum dibawa naik magnet silo Gandum dibawa menggunakan chain conveyor bertipe double sleeve Unloading silo besar Unloading raw wheat bin memisahkan silo yang masuk ke raw elevator dan melalui black box untuk Gandum naik menggunakan bucket wheat bin menggunakan chain conveyor dan Gandum dibawa dengan Masuk ke big silo bucket elevator lebih besar (10-12 mm) dan lebih kecil (3 mm) memisahkan benda yang memiliki diameter Gandum dibawa ke vibro separator untuk Masuk ke raw wheat bin dari gandum memisahkan benda yang memiliki diameter lebih besar (10-12 mm) dan lebih kecil (3 mm) dari Gandum dibawa ke vibro separator untuk Gandum dibawa menggunakan chain conveyor gandum Gandum masuk ke raw wheat bin
menggunakan chain conveyor dan Gandum berada di raw wheat bin Gandum ditimbang dengan Gandum ditransfer dengan bucket elevator membersihkan gandum dari impurities seperti Gandum masuk ke combi cleaner untuk apparatus untuk penangkapan logam Gandum masuk ke mesin magnet yang ada pada gandum menggunakan scale Sortex yaitu mesin untuk memisahkan gandum berdasarkan bentuk dengan gandum tetapi berbeda warna bisa dibuang Gandum masuk ke Monocromatic Optical Sorting Machine warna dengan infra red sehingga material lain yang sama batu, jagung, plastik, batang ganduml Gandum masuk ke mesin MYFC dan dilakukan pengukuran tingkat mouisture/ kandungan air First cleaning untuk membersihkan gandum dari kulit kulit gandum yang kotor dan menghisap debu gandum dan dilakukan analisa kualitas Gandum masuk ke scourer yaitu mesin Dilakukan penambahan air I dengan menggunakan Gandum masuk ke tempering bin (T301-T304) ditambahkan sebesar 70% dari jumlah total air dampener turbonizer dimana jumlah air yang dan dilakukan conditioning selama 70% dari total conditioning time Dilakukan penambahan air II dengan menggunakan dampener dimana jumlah air yang ditambahkan balancer dan dilakukan analisa kualitas second Gandum ditimbang dengan automatic flow sebesar 30% dari jumlah total air dampening Gandum masuk ke bin T305 dan T306 dan dilakukan proses conditioning II selama 30% dari total Second Dampening menggunakan automatic flow Gandum ditimbang dengan conditioning time balancer menghisap debu dan kulit gandum yang ringan mematikan kutu dan menghaluskan gandum Gandum melewati aspiration channel untuk Gandum masuk ke mesin scourer untuk sehingga tidak ada serat tercapai? Mouisture gandum Tidak Ya Gandum mengalami proses second cleaning dan dilakukan penambahan air sebelum digiling dan dilakukan analisa kualitas B1 sebelum digiling dan dilakukan analisa kualitas B1 Gandum masuk ke tempat penyimpanan (B1) Gandum masuk ke tempat penyimpanan (B1)
Gambar 2.4 Proses Cleaning dan Conditioning Gandum4. Milling Prinsip utama dari proses milling adalah memisahkan endosperm dari bran dan
germ dan mereduksi endosperm tersebut menjadi tepung yang sekecil
mungkim (100 - 125 mikron) dengan nilai ekstraksi yang tinggi dan kadar abu yang rendah atau kualitas tepung sesuai dengan spesifikasi produk. Kualitas dan kuantitas dari tepung yang dihasilkan harus berjalan selaras untuk mendapatkan mill performance yang baik. Jumlah hasil ekstraksi yang diharapkan sekitar 75-76% sedangkan sisanya adalah produk sampingan berupa bran dan pollard. Secara umum struktur gandum ditunjukkan pada Gambar 2.5.
Sumber : www.google.com
Gambar 2.5 Struktur Gandum
Bran merupakan kulit luar gandum dan terdapat sebanyak 14,5% dari total
keseluruhan gandum. Bran memiliki granulasi lebih besar dibanding pollard, gandum (80-83%) yang banyak mengandung protein, pati, dan air. Pada proses penggilingan, bagian inilah yang akan diambil sebanyak-banyaknya untuk diubah menjadi tepung terigu dengan tingkat kehalusan tertentu. Lembaga (germ) terdapat pada biji gandum sebesar 2,5-3%.
Tahapan proses milling terdiri atas proses pencacahan gandum (breaking
process ), proses pengayakan (sifting process), dan proses reduksi (reduction
process ).a. Breaking Process
Breaking process adalah proses membuka atau memecah gandum dan
memisahkannya dari bran untuk melepaskan endosperm dalam bentuk
middling dan semolina. Semolina adalah partikel – partikel endosperm yang
masih besar dan kasar, sedangkan middling adalah partikel – partikel endosperm yang sudah agak halus. Ukuran partikel penggilingan gandum ditunjukkan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Ukuran Partikel Gandum
Nama Ukuran (mikron)
Coarse semolina 1180 - 1120 Fine semolina 1120 - 800 Coarse middling 800 - 600 Fine middling 600 - 212125 - 100
Flour Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia Tingkat B1 dan B2 dilakukan secara bersama-sama sehingga pada roll B1 dan B2 dihasilkan coarse semolina, fine semolina, dan middling. Tingkat B3 merupakan proses pemecahan dan penyikatan sisa–sisa endosperm yang masih tertinggal pada bran. Hasil dari proses ini adalah middling tepung dengan kadar abu yang masih tinggi. Bran yang masih mengandung endosperm terbagi menjadi B4c dan B4f. Tingkat B4 dan B5 merupakan tahap penyikatan sisa - sisa endosperm yang mungkin masih ada di dalam bran. Hasil dari tahap ini adalah tepung, bran, dan pollard.
b. Proses pengayakan (sifting process)
Sifting adalah proses pengayakan atau pemisahan produk yang kasar dan yang
halus yang merupakan hasil breaking process. Tujuan dari proses pengayakan adalah untuk memisahkan produk berdasarkan ukuran mikron. Produk dari roll masuk ke plan sifter dan diayak. Produk yang telah diayak dan masih kasar akan digiling lagi di dalam roll, produk yang sudah halus akan dibawa ke
purifier untuk dimurnikan dan memisahkan karakter semolina, dan impact bran
finisher berfungsi untuk mengambil sisa endosperm yang masih ada padalapisan permukaan bran. Impact bran finisher terdiri dari alat pemukul (beater) dan saringan, dimana produk akan dihempaskan pada saringan sehingga
endosperm terlepas dari bran dan lolos saringan sehingga bran akan tertinggal.
Plansifter pada proses milling adalah alat pada sifting process yang dalam satu
unit terdapat 12 compartment. Bahan ayakan yang dipakai terbuat dari nilon.Dalam proses pengayakan dengan plan sifter, material yang tidak lolos ayakan akan keluar dari plan sifter melalui bagian tepi, sedangkan material yang lolos ayakan akan terus turun melewati ayakan-ayakan selanjutnya dan masuk ke tahap purifikasi di mesin purifier.
c. Proses reduksi (reduction process) Tujuan dari proses ini adalah untuk mereduksi middling menjadi tepung.
Proses reduksi berarti proses mengecilkan granulasi endosperm hasil proses pemecahan menjadi tepung. Pada proses reduksi terdapat roll C1 - C10.
Tepung paling banyak diekstraksi dari bagian pertama reduksi middling, dan pada bagian akhir proses reduksi ekstraksi tepung makin berkurang karena
middling semakin halus dan serta terdapat kemungkinan terbentuknya bran
powder . Mesin yang digunakan adalah reduction roll. Hasil dari proses reduksiakan masuk ke impact detacher untuk membunuh telur kutu yang mungkin ada di tepung. Tepung ini akan diayak kembali dengan menggunakan plan sifter dan hasil ayakan ini akan dibagi menjadi dua yaitu Flour 1 dan Flour 2. Flour 2 tidak selalu dihasilkan karena spesifikasi produk yang kurang sesuai. Flour 1 dan Flour 2 akan ditransfer dengan menggunakan screw conveyor, masuk ke
control sifter untuk proses pengayakan ketiga. Hasil F1 dan F2 akan ditimbang
dan dilakukan penangkapan serbuk besi/ logam yang terkandung pada tepung dengan menggunakan magnet. Hasil F1 dan F2 masuk ke tempat penampungan sementara (hopper) dan masuk ke impact detacher F1 dan F2 untuk membunuh
Flour Bin . Flour 1 akan masuk ke Flour Bin F501 - F511, sedangkan Flour 2
akan masuk ke Flour Bin F512 - F514.45 RMW 11.5
30 UMW
25 ASW
50 Armada Orange APW
15 RMW 11.5
35 ASW
35 AFI merah APW
65 APW
15 AFI Kuning AH12
65 ASW
20 APW
55 AFI Biru AH12
10 AFI Cokelat CWRS
5. Mixing dan Packing
25 CWRS
65 APW
30 AFI Orange APH14
50 NS2
20 CWRS 13.5
50 AFI hitam APW
50 NS2
AFI Emas CWRS 13.5
Tabel 2.4 Grist Produk PT. Agri First Indonesia Produk Grist Jumlah (%)dengan grist/ komposisi jenis tepung yang telah ditentukan untuk menghasilkan produk tertentu. Grist produk di PT. Agri First Indonesia ditunjukkan pada Tabel 2.4.
Mixing adalah proses pencampuran dua atau beberapa jenis gandum sesuai
45 Tepung dari Flour Bin akan ditimbang dengan menggunakan scale. Setiap produk akan ditambahkan vitamin berupa premix dan fortitech. Jumlah fortitech yang ditambahkan sekitar 150 – 160 ppm dan ditimbang dengan menggunakan micro feeder dosing. Grist tepung dan vitamin akan dicampur dengan menggunakan mixer. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pencampuran adalah 120 – 150 detik/ ton untuk hard wheat, 90 – 110 detik/ ton untuk medium wheat, dan 60 detik/ ton untuk soft wheat. Tepung yang telah dicampur masuk ke tempat penampungan sementara yaitu hopper below
mixer . Tepung akan melalui spout magnet untuk menangkap serbuk besi/
logam yang mungkin terkandung di tepung karena interaksi dengan peralatan.Tepung akan masuk ke tempat penampungan sementara yaitu hopper mixing
line dan melewati impact detacher untuk membunuh telur kutu yang ada di
tepung. Rotary distributor akan mengarahkan tepung ke mesin packing single
spot atau carousel. Tepung akan diayak dengan menggunakan plan sifter dan
melewati magnet untuk menangkap kandungan serbuk besi/ logam pada tepung. Tepung akan masuk ke penampungan packing bin yang telah diarahkan baik single spot atau carousel. Tepung akan ditimbang dengan menggunakan scale dimana berat produk yang dihasilkan 25 kg/ karung. Tepung akan dimasukkan ke dalam karung melalui mesin baging single spot/ carousel, karung dijahit dengan menggunakan baging closing machine. Produk akan diberikan kode produksi dengan menggunakan ink zet coding machine. Produk
2.7. Mesin dan Peralatan
PT. Agri First Indonesia memiliki komitmen untuk memberikan kualitas yang terbaik sehingga mesin-mesin dan peralatan yang dipergunakan semuanya didukung oleh pembuat mesin tepung terigu terkemuka, Buhler. Mesin yang digunakan PT. Agri First Indonesia untuk proses produksi dikendalikan oleh
Programmable Logic Control (PLC) dan operator melakukan proses monitoring
melalui PC (personal computer). Mesin dan peralatan yang digunakan untuk kegiatan produksi di PT. Agri First Indonesia ditunjukkan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First IndonesiaNama Nama Mesin/ Nomor Mesin/ Fungsi Proses Peralatan Peralatan Pre Weighting bridge MUGI E1205 Penimbangan gandum di kontainer Cleaning truck
Intake pit Penerimaan gandum dari kontainer
Intake Hidrolic Tippler Pembongkaran gandum dari kontainer
Kontainer Tempat penyimpanan gandum
Big Screening Memisahkan impurities awal yang besarChain conveyor Alat pemindahan gandum secara horizontal
Bucket elevator Alat pemindahan gandum secara vertikal dengan menggunakan mangkok sebagai alat pemindah gandum
Hopper Tempat penampungan gandum
sementara sebelum proses selanjutnyaDrum Sieve A1004 Membersihkan gandum dari sampah dan batang gandum yang berukuran besar
Magnet separator A1006-KCL 01 Menangkap logam yang terdapat pada gandum
Wheat Silo Silo 101, 102, Tempat penyimpanan gandum yang 104, 105, berukuran besar
Tabel 2.5 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan)SORTEX- Z+2M Memisahkan gandum dari partikel lain berdasarkan warna
Bin pengkondisian gandum yang telah diberi air selama waktu tertentu (first dampening ) Dampener MOZF-315
Tempering Bin BIN T-301, T- 302, T-303- T- 304
Dampener Turbonizer DAMPENER MOZF-1000 (A2042) Mencampurkan sejumlah air ke dalam gandum untuk proses first cleaning
MYFC (A- 2039) Mengukur tingkat mouisture gandum
Menghisap debu yang terdapat pada gandum Mouisture Measuring Device
Aspiration Channel MVSG-100 (A- 2038)
Horizontal Scourer SCOURER MHXS 45/80 (A2037) Membersihkan gandum dari kotoran yang masih melekat pada gandum dengan cara menggosok gandum pada permukaan ayakan
Monocromatic Optical Sorting Machine Sortex
Nama Proses Nama Mesin/ Peralatan Nomor Mesin/ Peralatan Fungsi Raw wheat bin (steel silo)
Combi Cleaner MTKB-120/120 (2024) Membersihkan gandum dari partikel berupa batu, jagung, plastik, dan batang gandum
Apparatus MMUA-30 (A- 2023) Menangkap logam yang terdapat pada gandum
Menimbang berat gandum Magnet separator Magnet
Scale Scale Tubex MWBL-120 (A- 2022)
AHKA-50 (SC), AHGL-250 Alat transfer gandum
MZAH-15 Mengatur kapasitas aliran gandum berdasarkan volume Screw Conveyor, Bucket Elevator
Tempat penyimpanan gandum Cleaning Automatic Flow Balancer
R201, R202, R203, R204, R207, R208, R209, R210
(A2070) Mencampurkan sejumlah air ke dalam gandum untuk proses second dampening Tempering Bin BIN T-305, BIN Bin pengkondisian gandum II (second
Tabel 2.5 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan)Impact Bran Finisher MKLA-45/110 Mengambil sisa endosperm yang masih ada pada lapisan permukaan bran Reduction Roll Roll MDDP
Control Sifter Single Sifter MPAR-10 Mengayak tepung F2
Control Sifter Double Sifter MPAQ-209 Mengayak tepung F1
Screw Conveyor F2 SC AHAS 200 Memindahkan Flour 2 dengan menggunakan screw
Screw Conveyor F1 SC AHAS 250 Memindahkan Flour 1 dengan menggunakan screw
Plan Sifter MPAP-826 Pengayakan tepung dan membagi menjadi Flour 1 dan Flour 2
3000 Membunuh telur kutu yang terdapat pada tepung
1250/250 Mereduksi middling menjadi tepung Impact Detacher MJZF 51-11-
Purifier MQRF-46/200 Memurnikan hasil dan memisahkan semolina dari tepung
Nama Proses Nama Mesin/ Peralatan Nomor Mesin/ Peralatan Fungsi Aspiration Channel
NOVA Mengayak tepung berdasarkan ukuran mikron
Roll MDDQ 1250/250 Memecahkan gandum dan memisahkan dari bran untuk melepaskan endosperm dalam bentuk semolina dan middling Plan sifter MPAP-826
Penangkapan logam yang terdapat di gandum Eight Break Roll Mill
Magnet Apparatus Magnet MMUA-30 (A- 4003)
Milling Automatic Hopper Scale SCALE MWBL-120 (A- 4002) Penimbangan gandum yang akan digiling
(4041) Tempat penyimpanan gandum yang akan digiling
MVSG-100 (A- 2087) Menghisap kotoran ringan seperti debu, batang, dan kulit gandum yang masih tertinggal Bin B1 KIE-3015
Scale F1 MWBL 120 Menimbang tepung F1 Scale F2 MWBL 60 Menimbang tepung F2 Magnet F1 MMUD-20 Menangkap logam yang terdapat pada
Tabel 2.5 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan)Penangkapan serbuk besi/ logam yang terdapat pada tepung Hopper Mixing Line
Scale single spot MWBL- 120(5092) Penimbangan produk di single spot
Flour bin packing Carousel Flour silo 516 Bin penampungan tepung yang akan di-packing di Carousel
Flour bin packing single spot Flour silo 515 Bin penampungan tepung yang akan di-packing di single spot
Magnet MMUD-20 (A- 5085) Penangkapan serbuk besi/ logam yang terdapat pada tepung
(A5084) Mengayak tepung dan memisahkan karakter yang tidak sesuai
(A5083) Mengarahkan produk untuk masuk ke packing bin single spot atau carousell Plan sifter MPAP-424
75KW Membunuh telur kutu pada tepung Rotary Distributor MAYV-4
Impact Detacher MJZG-62D-
KIE-3015 (A- 5054) Penampungan sementara tepung
Spout Magnet MMUD-20 MMUJ 75/32 (A5053)
Nama Proses Nama Mesin/ Peralatan Nomor Mesin/ Peralatan Fungsi
Hopper F1 KIE3015 Penampungan sementara F1
Hopper F2Hopper Below Mixer AFML (A5050) Penampungan sementara tepung yang telah dicampur
(A5049) Pencampuran tepung sesuai dengan grist
Penimbangan bahan tambahan/ vitamin Mixer AHML-2000
Micro Feeder dosing MWBU 20 (A5046)
Mixing Scale MEAF-DMS/T (A5048) Penimbangan tepung
Start up Bin FTC-262 Penampungan tepung yang belum masuk spesifikasi
Flour Silo F2 Flour Silo 511 s/d 514 Penyimpanan tepung F2
MJZG-43D Membunuh telur kutu pada tepung F1 Flour Silo F1 Flour Silo 501 s/d 511 Penyimpanan tepung F1
MJZG-51D Membunuh telur kutu pada tepung F1 Impact Detacher F2
KIE3015 Penampungan sementara F2 Impact Detacher F1
Scale carousel MSDB-80 D Penimbangan produk di Carousel
Tabel 2.5 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan)Nama Nama Mesin/ Nomor Mesin/ Fungsi Proses Peralatan Peralatan
Baging Carousel MWPM Pengisian tepung ke karung di
carousel dengan 6 titik karung Bag Closing Bafang SZ-4 Penjahitan karung yang telah diisi Machine tepungInk Zet Coding Video Zet 1510 Pemberian kode produksi pada
Machine kemasan tepung Pallet Tempat untuk menyusun produk sesuai jumlah yang ditetapkan Forklift 1,2,3 Alat material handling produkForklift Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia
Dalam menjalankan proses produksi pengolahan tepung terigu ini, ada beberapa bin/ tempat penyimpanan yang digunakan baik penyimpanan gandum dan tepung. Jenis-jenis bin yang digunakan PT. Agri First Indonesia dan kapasitas penyimpanannya ditunjukkan pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Jenis-jenis Silo/ Bin di PT. Agri First Indonesia KapasitasNama Silo/ No Nomor Silo/ Bin tiap Silo Fungsi Bin (ton)
1 Big Silo / Silo Silo 101, 102, 104, 4.000 Tempat penyimpanan besar 105, 106, 108, 109, gandum 110
2 Raw wheat R201, R202, R203, 370 Tempat penyimpanan
bin / silo kecil R204, R207, R208, gandum yang akan
R209, R210 diproses
3 Tempering bin T301, T302, T303, 100 Tempat untuk
I T304 conditioning
I
4 Tempering bin T305, T306 100 Tempat untuk
II
conditioning
II
5 Bin B1 T401
5 Tempat penyimpanan sementara gandum yang akan digiling
No Nama Silo/ Bin Nomor Silo/ Bin Kapasitas tiap Silo (ton) Fungsi
7 Flour Bin F501, F502, F503, F504, F505, F506, F507, F508, F509
100 Tempat penyimpanan tepung yang telah digiling
F510
75 F511, F512, F513, F514
25
8 Packing Bin P515, P516
40 Tempat penyimpanan tepung yang siap untuk dikemas
9 Impurities Bin S402
25 Tempat penampungan sampah gandum
10 Tempat vitamin D030, D031, D032 0,02 Tempat premix, fortitech, dan KP
11 Bran bin B517 Tempat penampungan
bran sebelum dikemas Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia
2.8. Utilitas
Utilitas merupakan fasilitas penunjang untuk kelancaran melakukan proses produksi. Fasilitas penunjang di pabrik PT. Agri First Indonesia adalah:
1. Water treatment Air yang digunakan pada proses produksi berasal dari air bawah tanah dan diolah untuk keperluan produksi dan kantor. Air yang digunakan akan melalui proses water treatment. Uraian water treatment ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Air dipompa dengan menggunakan pompa sumur
bor
Check Water Quality
Air masuk ke bak air 1
Filter Pump
Proses filter :
Sand, manganese, carbonCheck Water Quality Tanki baru Bak 2 Bak 3 Transfer Pump
Hydrant Pump Mill Transfer Pump Office Transfer Pump Office Water Tank Mill Water Tank
Gambar 2.6 Proses Water Treatment2. Pembangkit Listrik PT. Agri First Indonesia menggunakan fasilitas listrik dari perusahaan listrik negara (PLN) dengan kapasitas terpasang sebesar 1040 KVA. Selain itu listrik juga dihasilkan generator listrik sebanyak 2 buah dengan kapasitas 1500 KVA. Generator ini akan akan digunakan apabila listrik dari PLN terputus.
Safety and Fire Protection 2.9. menghindari penyakit kerja akibat paparan kebisingan mesin di lantai produksi dan gangguan pernafasan, serta menghindari operator dari kecelakaan kerja.
PT. Agri First Indonesia juga sangat memperhatikan bahaya kebakaran yang dapat timbul secara tiba-tiba. Oleh karena itu, bagian internal audit membuat beberapa usaha untuk mencegah kebakaran yaitu:
1. Pencegahan kebakaran Usaha preventive yang dilakukan perusahaan adalah dengan memberikan prosedur kerja yang jelas kepada seluruh karyawan sehingga terhindar dari kecelakaan kerja atau kebakaran yang disebabkan oleh kesalahan operator. Perusahaan memberikan display mengenai larangan merokok yang dapat menimbulkan kebakaran. Perusahaan juga menyediakan fire alarm control
panel di control room untuk mendeteksi jika ada api dapat kebakaran serta korban jiwa dapat dihindari.
2. Penanggulangan Kebakaran Untuk menanggulangi masalah kebakaran, perusahaan telah menyediakan jalur evakuasi untuk semua karyawan untuk menghindari korban yang mungkin terjadi. Sedangkan untuk pemadaman api, perusahaan menempatkan fire extinguiser di lantai produksi dan beberapa ruangan kantor.
2.10. Penanganan Limbah
PT. Agri First Indonesia tidak menghasilkan limbah baik limbah padat,
cleaning dikumpulkan pada Bin S402. Impurities akan dihancurkan dengan
hammer mill dan digabungkan dengan bran hasil penggilingan dan ditransfer ke
by product packing . Bran dan pollard ini akan dijual ke industri pengolahan
pakan ternak. Woven bag atau karung plastik yang cacat atau sisa dari repack product akan dijual.