TERJEMAHAN AYAT Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami men

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfrman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?"
mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami),
kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian
itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orangorang yang lengah terhadap Ini (keesaan
Tuhan)"(al-A’raf:172)
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
agama Allah; (tetaplah atas) ftrah Allah yang
Telah menciptakan manusia menurut ftrah itu.
tidak ada peubahan pada ftrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui (Rum:30)

PENAFSIRAN AYAT
 1. Akhaza: mengambil (kata ini mengisyaratkan

adanya pemisahan sesuatu dari sesuatu yang lain).
Yang dimaksud disini adalah pemisahan anak dari

orang tuanya sehingga dia menjadi mendiri.
 2. Alastu bi rabbikum: melalui ungkapan ini Allah
mengambil kesaksian dari seorang anak manusia
tentang keesaan Allah melalui potensi yang
mereka miliki serta bukti-bukti keesaan yang Dia
hamparkan.
 3. Bala syahidna: semua anak manusia akan
menjawab bahwa dia bersaksi dan mengakui akan
keesaan Allah. Setiap orang pada hakikatnya
memiliki pengetahuan serta ftrah yang
mengandung pengakuan akan keesaan Allah.

 4. ada dua alasan Allah mengambil saksi:
 a. agar manusia tidak mencari alasan

untuk mengatakan tidak tahu tentang
keesaan Allah karena tidak ada hidayah.
 b. agar mereka tidak menyalahkan
orang tua mereka sebagai orang yang
ingkar.

 5. Peristiwa tersebut menurut
sebahagian riwayat terjadi di alam adzdzar. Ada juga yang menyatakan terjadi
di alam rahim setelah ditiupkannya ruh
ilahi (40 hari kehamilan).

A. Etimologi:

- Kata ftrah dapat berarti: al-insyiqaq
atau al-inkisar (pecah atau belah).
- Kata ftrah juga berarti: al-khilqah, alijad dan al-ibda (penciptaan).
Dari sinilah muncul maknanya yang
lazim yakni:
terbukanya
sesuatu dan
melahirkannya, terciptanya sesuatu
atau menjadikannya.
Dalam konteks manusia, penciptaan

B. Makna Nasabi
1. Fitrah berarti suci (al-thahr).

Berdasarkan hadis Nabi. Suci yang
dimaksud disini bukanlah suci bagaikan
kertas putih, seperti yang ditafsirkan
selama ini (teori John Locke). Tapi suci
secara psikis, yakni suci dari dosa
warisan dan penyakit rohani.
2. Fitrah berarti potensi ber-Islam
(Abu Hurairah). Makna ini menegaskan
bahwa ftrah adalah penyerahan diri
kepada yang Maha Mutlak (sesuai dengan
ftrahnya). Jika tidak, maka berarti dia

3. Fitrah juga berarti mengakui keesaan
Allah (tauhidullah). Ini adalah
konsekuensi logis dari penciptaan
manusia yang berasal dari ruh Allah,
sehingga dia membawa potensi tauhid,
dan selalu berusaha mencari dan
menyempurnakan ketauhidan tersebut.
Inilah makna dari ayat 172 surat al-A’raf.

Perjanjian tauhid sudah dibuat oleh
manusia dengan Allah di alam ruh. Karena
itulah mustahil manusia akan berpaling
dari Allah selama hidupnya. Kalaupun ada
manusia yang berpaling (syirik), maka itu

4. Fitrah juga berarti kondisi selamat
(as-salamah) dan berkesinambungan
(al-istiqamah). Menurut Ibnu Abdul Bar
bahwa ftrah secara potensial merupakan
keselamatan dalam proses penciptaan.
Artinya ftrah tidak mengenal iman dan
kafr. Karena iman dan kafr muncul
berdasarkan akal fkiran. Karena itulah,
menurutnya iman dan kafr baru muncul
setelah manusia akil baligh, sewaktu akal
dan fkirannya mulai berfungsi. (lihat QS.
an-Nahl: 78).

5. Fitrah juga berarti perasaan yang tulus

(ikhlas). Manusia lahir senantiasa membawa
sifat baik (hanif). Ini adalah watak asli
manusia yang diciptakan oleh Allah, yakni
berwatak lurus atau seimbang, tidak berat
sebelah (antara dunia dan akhirat).
6. Fitrah juga berarti kesanggupan untuk
menerima kebenaran (isti’dad li qabul
al-haq). Secara ftrah manusia itu adalah
mencintai kebenaran, dan selalu mencarinya.
Namun, setelah menemukannya, ternyata
tidak semua bersedia menerima kebenaran
itu, karena pengaruh faktor eksternal
(keangkuhan dan kesombongan, itulah sifat

7. Fitrah juga berarti potensi dasar
manusia
atau perasaan untuk beribadah
(syu’ur li al-’ubudiyah) dan ma’rifat
kepada Allah. Manusia disuruh
beribadah agar dia mengenal Allah.

Pengenalan itulah yang menjadi indikator
dari pemaknaan ftrah. Ibadah merupakan
bentuk aktualisasi diri (self actualization)
yang suci dan tertinggi.
QS. Yasin: 22, menjelaskan ada
keterkaitan yang sangat erat antara

8. Fitrah juga berarti ketetapan atau
takdir
asal manusia mengenai kebahagiaan
(al-sa’adah) dan kesengsaraan (assaqawat) hidup . Manusia lahir ke
duniua ini sudah membawa ketetapan,
apakah nantinya menjadi manusia yang
bahagia atau sengsara.
Pemaknaan ftrah yang tepat adalah
potensi manusia untuk menjadi baik atau
buruk, bahagian atau sengsara.
Ada tiga watak makhluk Tuhan. 1) watak

9. Fitrah juga berarti tabi’at atau watak

asli manusia. (al-tabi’iyah alinsaniyah). Ibnu Taimiyah membedakan
antrara ftrah dengan tabiat. Fitrah
merupakan potensi bawaan lahir yang
berlabel islam dan berlaku untuk semua
manusia. Tabiat merupakan sesuatu yang
ditentukan oleh Allah melalui ilmu-Nya.
Tabiat manusia secara hakiki adalah baik,
seperti apa yang terjadi pada Nabi Adam.
Meskipun suatu saat tabiat buruk bisa
muncul, tapi itu tidak bertahan lama, dan
akan kembali pada tabi’at lama. (contah

10. Fitrah juga bearti sifat-sifat Allah
yang ditiupkan kepada manusia
sebelum dia dilahirkan. Sifat itu
tersimpul dalam asmaul husna.
Tugas manusia adalah
mengaktualisasikan asmaul husna itu
dengan cara menginternalisasi sifat-sifat
Allah dalam kepribadiannya. Jika sifat

Rahman dan Rahim Allah dapat
terinternalisasi dalam diri seseorang,
maka orang itu akan memiliki kepribadian
rabbani atau ilahi. Meskipun manusia
tahu bahwa dirinya tidak

MAKNA TERMINOLOGI:
1. Fitrah adalah mewujudkan dan
mengadakan sesuatu menurut
kondisinya yang dipersiapkan untuk
melakukan perbuatan tertentu. (alIsfahaniy dalam al-mu’jam).
“sesuatu” yang dimaksud disini masih
umum, bisa apa saja (karakter, sifat atau
konstitusi dan lainnya).
“kondisinya: yang dimaksud disini yaitu
bisa keselamatan, istiqamah, keislaman,
kekufuran dan lainnya.
“perbuatan tertentu” seperti: berfkir,

2. Fitrah adalah kondisi konstitusi dan

karakter yang dipersiapkan untuk
menerima agama. (al-Jurjani dalam alTa’rifat).
- Disini sudah disebut secara jelas bahwa
ftrah adalah sebuah kondisi konstitusi
dan watak manusia. Watak manusia
memiliki kondisi ada baik dan buruknya .
Namun tujuan ftrah (penciptaan)
manusia adalah menuju pada kebaikan.
Jalan yang dapat mengantarkan kesana
adalah jalan Allah yakni agama (tauhid).
Karena itulah setiap manusia yang

Fitrah adalah sifat yang digunakan
untuk mensifati semua yang ada (di
dunia)sewaktu awal penciptaanya. (Abu
Ayyub dalam al-Kulliyah).
Fitrah disini dimaknai sebagai “sifat”
(baik, buruk, atau bukan keduanya).
Fitrah ini ada pada makhluk hidup atau
benda mati.

- Malaikat memiliki ftrah (sifat) baik
selalu. Iblis memiliki ftrah (sifat) jahat
selalu. Hewan memiliki ftrah (sifat)
insting dan nafsu. (makhluk hidup).
- Batu memiliki ftrah (sifat) keras. Air
3.

4. Fitrah adalah suatu sistem yang
diwujudkan oleh Allah pada setiap makhluk.
Khusus untuk manusia adalah sesuatu yang
diciptakan Allah padanya yang berkaitan
dengan jasad dan akal (roh). (Quraish Shihab
dalam wawasan).
Makna ini berkaitan erat dengan asal
kejadian manusia, dimana mereka telah
membuat perjanjian dengan Allah tentang
keyakinan akan keesaan Allah. Ini berarti
bahwa setiap manusia telah diciptakan atas
dasar keimanan kepada Allah berdasarkan
potensi pengetahuan yang sudah ada

padanya. Karena pengetahuan itulah

•* Fitrah yang dimaksud disini adalah

fitrah keagamaan. Hal ini sesuai
dengan awal ayat yang menegaskan
tentang usaha mempertahankan agama
yang benar.
•*. Atas dasar itu dapat dipahami
bahwa keberadaan agama
sebenarnya sejalan dengan fitrah
manusia.
* Dengan demikian agama yang lurus
sebenarnya hanyalah satu, yang
menjadi dasar esensial bagi ajaran
agama adalah kemanusiaan manusia

* Kata la tabdila mengandung makna
bahwa agama yang lurus (islam)
yang sejalan dengan ftrah manusia
tidak bisa diganti oleh yang lain. Jika
ada orang yang mencoba mengganti
sifatnya hanya sementara, karena
dikemudian hari dia pasti akan
kembali (contoh ekstrim adalah
fr’aun).
* Kata qayyim pada penutup ayat
semakin mempertegas bahwa agama
ftrah memiliki sifat yang kokoh,
mantap, dan suci dari segala bentuk

 1. Fitrah: mencipta yaitu mencipta sesuatu

untuk pertama kali tanpa ada contoh.
 Fitrah juga diartikan asal kejadian, keyakinan
akan keesaan Allah yang telah ditanamkan
pada diri setiap manusia. Fitrah juga berarti
tabiat manusia yang Allah ciptakan atas
dasarnya. Sehingga setiap manusia telah
diciptakan atas dasar keimanan kepada Allah
berdasarkan potensi pengetahuan yang sudah
ada padanya. Karena pengetahuan itulah
menusia secara sadar akan patuh dan taat pada
Allah dan mampu menerima kebenaran ilahi.
 2. Fitrah juga diartikan sebagai kondisi
penciptaan yang terdapat dalam diri manusia
yang menjadikannya berpotensi melalui ftrah
itu. Fitrah yang dimaksud disini adalah ftrah
keagamaan

 2 Fitrah yang dimaksud disini adalah ftrah keagamaan.








Hal ini sesuai dengan awal ayat yang menegaskan
tentang usaha mempertahankan agama yang benar.
3. Atas dasar itu dapat dipahami bahwa keberadaan
agama sebenarnya sejalan dengan ftrah manusia.
4. Dengan demikian agama yang lurus sebenarnya
hanyalah satu, yang bermakna dasrta esensial bagi
ajaran agama adalah kemanusiaan manusia yang
merupakan satu hakikat yang pasti dimiliki secara
bersama oleh manusia.
5. Kata la tabdila mengandung makna bahwa agam
yang lurus (islam) yang sejalan dengan ftrah manusia
tidak bisa diganti oleh yang lain. Jika ada orang yang
mencoba mengganti sifatnya hanya sementara, karena
dikemudian hari dia pasti aakan kembali (fr’aun).
6. Kata qayyim pada penutup ayat semakin
mempertegas bahwa agama ftrah memiliki sifat yang
kokoh, mantap, dan suci dari segala bentuk kesalahan
dan kebatilan